179 508 1 PB PDF
179 508 1 PB PDF
Abstrak
Akuntan sebagai industri jasa pemeriksa selalu dituntut mengedepankan mutu pekerjaan.
Salah satu upaya dalam mencapai hal tersebut dapat ditempuh dengan telaah/review oleh
rekan sejawat. Namun demikian tidak semulus yang dibayangkan dalam pelaksanaan,
karena menyangkut independensi, loyalitas profesi dan subjektifitas yang tendensius dan
pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil review dapat berdampak pada citra kantor
akuntan publik semakin melambung maupun jatuh, atas dasar hal ini, maka peer review
juga merupakan mekanisme kendali dan pembelajaran bagi mutu pekerjaan akuntan, jika
hal ini dipublikasikan dan mempunyai sanksi yang tegas, namun jika sebaliknya, maka
akan tidak ada artinya.
A. Latar Belakang.
Kantor akuntan publik sebagai penyedia jasa audit dihadapkan pada suatu
resiko dalam mendeteksi kesalahan dan ketidakberesan. Hal ini membawa
konsekwensi logis bahwa setiap KAP maupun ikatan profesinya dituntut
mengembangkan perencanaan, prosedur dan tehnik yang memadai. Kantor akuntan
publik sebagai pemberi jasa atestasi, seringkali produknya digunakan tidak hanya
oleh klien namun oleh pihak ketiga. Sehubungan dengan hal tersebut sebelum
memberikan opininnya, akuntan publik akan melakukan serangkaian perencanaan,
prosedur dan tehnik berdasar stándar profesional yang memberikan keyakinan
memadai bahwa salah saji material, kesalahan dan ketidakberesan dapat diungkap.
Hal ini yang menjadikan suatu Standar profesional akan selalu berkembang.
Standar profesional AP merupakan aturan minimum yang wajib ditaati manakala
KAP melakukan tugasnya, baik tugas atestasi maupun non atestasi. Hal ini guna
menjamin mutu pekerjaan dan melindungi klien serta pihak ketiga. Kaitan dengan ini
guna mengendalikan mutu pekerjaan KAP, terdapat mekanisme yang dapat
ditempuh, yaitu peer review antar KAP. Program ini perlu keterbukaan dan kebesaran
hati antar KAP, terutama bagi KAP besar dan kecil yang akan direview. Artikel ini
akan mendeskripsikan tentang apa, tujuan, manfaat dan hambatan peer review .
2
yang go public di Amerika Serikat. Dengan demikian sejak kurun waktu sebelumnya
tahun 1971-1987 peer review merupakan program sukarela ( voluntory ) bagi akuntan
publik.
1. Mengembangkan budaya belajar dan saling memberikan advis antar KAP dan
SDMnya.
2. Memotivasi KAP akan selalu memperbaiki perencanaan, prosedur dan tehnik
dalam melaksanakan pekerjaannya.
3. Sebagai media banch maker dan studi banding guna peningkatan kinerja KAP.
4. Menjamin mutu pekerjaan dilaksanakan secara seksama.
5. Mengembangkan stándar profesional akuntan publik.
6. Melindungi pengguna jasa KAP.
7. Meningkatkan kepercayaan dan performa KAP dalam masyarakat bisnis.
Jika kondisi realitas ternyata berlawanan di atas, maka program peer review akan
menuai hambatan. Dan perlu diingat bahwa seberapa baik suatu sistem akan gagal
manakala kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) hidup subur di lingkungan sistem
tersebut. Meski demikian unsur-unsur pengendalian mutu yang perlu diperhatikan
secara internal dalam KAP adalah (Messier, Glover dan Prawitt, 2005:419) :
1. Independensi, integritas dan objektivitas.
2. Manajemen personalia.
3. Penerimaan dan berkelanjutan klien dan perikatan.
4. Kinerja perikatan.
5
5. Pengawasan.
F. Simpulan.
Peer review sebagai suatu sistem pengendalian mutu KAP adalah baik, namun
perlu persyaratan tertentu untuk mewujudkannya agar dapat efektif, efisien dan
ekonomis. Hanya dengan cara saling memahami dan proses pembelajaran, maka peer
review akan secepatnya dapat diterapkan, khususnya di Indonesia.
Referensi :
Agus Hariyanto,”Peer Riview – Pemeriksaan KAP dari KAP Lain “, Jurnal Ekonomi
Manajmen Akuntansi, No.02/Th.1/Desember 1995, BP.P3IE-STIE
Dharmaputra, Semarang
Kepres. No.31 tahun 1983
Kep.Men.Keuangan No.763/KMK.011/1986
Meisser, Glover, Prawitt, Auditing and Assurance Services, Buku 2, Edisi 4, Salemba
Empat, Jakarta, 2005.
Sunyoto, “ Peer Review (Internal Regulator) Kantor Akuntan Publik ,” Jurnal Ekonomi
Manajemen Akuntansi, No.13/Th.7/Oktober 2000, BP.P3IE STIE
Dharmaputra, Semarang