Panduan Icra Bangunan
Panduan Icra Bangunan
DAFTAR ISI
A. PENGERTIAN ....................................................................................8
B. TUJUAN ............................................................................................8
E. BARRIER/PENGHALANG...............................................................18
2
K. PEMANTAUAN LINGKUNGAN ......................................................24
M. PENGAWASAN ......................................................................................... 25
3
BAB I
DEFINISI
A. PENGERTIAN
ICRA (Infection Control Risk Assessment) adalah proses
menetapkan risiko potensial dari transmisi udara yang bervariasi dan
kontaminasi melalui air kotor dalam fasilitas pelayanan kesehatan
selama konstruksi, renovasi dan
kegiatan maintenance.
Kegiatan ICRA merupakan multidisiplin, proses kolaborasi yang
mengevaluasi jenis/macam kegiatan konstruksi dan kelompok risiko
untuk klasifikasi penetapan tingkat.
4
BAB II
RUANG LINGKUP
keselamatan;
5. Pimpinan Proyek sebagai pelaksana konstruksi dan renovasi bangunan.
5
BAB III TATA
LAKSANA
1. Langkah Pertama
Menggunakan tabel berikut untuk melakukan identifikasi
type/jenis konstruksi kegiatan proyek (Type A-D).
TYPE KRITERIA
6
Inspeksi dan kegiatan non-invasif
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
Mengganti ubin langit-langit (plafon) untuk inspeksi visual
saja.
TIPE
Misalnya terbatas pada 1 genting/plafon per 50 meter
A
persegi.
Pengecatan (tetapi tidak dengan pengamplasan)
7
TYPE KRITERIA
Pembongkaran dinding atau atap dimana penyebaran
debu dapat
dikontrol
Renovasi kecil dari suatu ruangan
dinding
Pembongkaran dinding, merobohkan dinding kering
atau
C kamar
Pembongkaran dinding atau pembangunan tembok baru
Pekerjaan kecil saluran, pipa, listrik di langit-langit (tidak
termasuk
dibutuhkan
Kegiatan apapun yang tidak dapat diselesaikan dalam
shift kerja
tunggal.
Setiap aktifitas yang tidak memerlukan penutup/barrier
8
yang tidak
9
2. Langkah Kedua
Identifikasi group pasien yang berisiko.
Risiko
Risiko Menengah Risiko Tinggi Risiko Highest
Rendah
Area Cardiology HCU Tempat
perkantor Echocardigraph IGD Perawat
an y Laboratorium an
Ruang RR Mikrobiologi,
Radiologi/MRI
Virologi
Respirator Farmasi
HCU
y Therapy Ruang Anak
Ruang Isolasi
Surgical Units
Tekanan
Ruang
Negatif
Perawatan Bayi
Oncology
Rawat Jalan
Ruang Operasi
10
3. Langkah Ketiga
IC MATRIX – CLASS OF PRECAUTION : CONTRUCTION PROJECT BY
PATIENS RISK
Contruction Project type
Patiens Risk Group
Type A Type B Type C Type D
Low Risk Group I II II III/IV
Medium Risk Group I II III IV
High Risk Group I II III/IV IV
Highest Risk Group II III/IV III/IV IV
4. Langkah Ke Empat
Diperlukan deskripsi tindakan pengendalian infeksi berdasarkan kelas.
11
Kelas Selama Pembangunan Setelah Penyelesaian Proyek
Proyek
I. 1. Laksanakan 1. Bersihkan area kerja
pekerja setelah
an dengan menyelesaikan tugas.
metode
meminimalisasi
timbulnya debu
dari
pelaksanaan
kegiatan konstruksi
2. Segera meletakkan
kembali ke tempat semula
plafon atap yang diganti
untuk
pemeriksaan yang
kelihatan
12
II. 1. Menyediakan sarana aktif 1. Lap permukaan kerja dengan
untuk mencegah debu pembersihan/desinfektan;
udara dari penyebaran ke 2. Wadah yang berisi limbah
atmosfer; konstruksi sebelum di
2. Air kabut permukaan kerja transportasi harus tertutup
untuk mengendalikan rapat
debu pada waktu 3. Pel basah dan/atau vakum
pemotongan; dengan HEPA filter, vakum
3. Seal pintu yang tidak sebelum meninggalkan area
terpakai dengan lakban; kerja;
4. Blokir dan tutup ventilasi 4. Setelah selesai,
udara; mengembalikan sistem
5. Tempatkan tirai debu di HVACdimana pekerjaan
pintu masuk dan keluar dilakukan.
area kerja;
6. Hilangkan atau isolasi
sistem HVAC (Heating,
Ventilation, dan Air
Conditioning) yang
sedang dilaksanakan;
III 1. Untuk mencegah 1. Jangan menghilangkan
kontaminasi dari sistem barrier dari area kerja sampai
saluran maka proyek selesai diperiksa oleh
hilangkan/lepaskan Komite PPIRS, dibersihkan
ata oleh bagian kebersihan RS.
u isolasi sistem HVAC di 2. Hilangkanbarrier material
area, dimana pekerjaan
sedang
dilakukan;
13
Kelas Selama Pembangunan Setelah Penyelesaian Proyek
Proyek
2. Lengkapi semua barrier dengan hati-hati untuk
penting yaitu sheetrock, meminimalisasi penyebaran
playwood, palstik untuk dari kotoran dan puing-puing
menutup area dari area yang terkait dengan
yang tidak untuk kerja konstruksi;
atau menerapkan 3. Vakum area kerja dengan
meto HEPA filtered vacuums
de pengendalian kubus 4. Area untuk lap basah
(gerobak dengan dengan
penutup plastik dan pembersih/disinfektan/cleane
koneksi disegel ke tempat r
bekerja dengan HEPA 5. Setelah selesai,
vakum untuk menyedot kembalikan sistem
debu sebelum keluar) HVAC
sebelum konstruksi dimulai;
3. Menjaga tekanan udara
negatif di dalam tempat
kerja dengan
menggunakan HEPA unit
yang dilengkapi dengan
penyaringan udara;
4. Wadah tempat limbah
konstruksi sebelum di
transportasi harus tertutup
rapat
5. Tutup wadah transportasi
atau gerobak. Pita
penutup,
jika tidak tutup yang kuat;
14
Unit Unit
Lateral Lateral Behind Front
Below Abov
e
Risk Risk Risk Risk Risk Risk
C. PERSYARATAN KINERJA
1. Pengendalian Infeksi sangat penting dalam semua bidang fasilitas
konstruksi, renovasi, dan pemeliharaan karena menyebabkan
gangguan debu yang ada, atau menciptakan debu baru,
sehingga harus ditutup
dengan ketat untuk mencegah setiap aliran partikel ke daerah pasien.
2. Pemilik membutuhkan kontraktor yang terikat dengan kebijakan ini,
sehingga sebelum kegiatan dimulai pemilik dan kontraktor harus
mengadakan pertemuan terlebih dahulu sehingga kontraktor
dapat menjalankan renovasi atau konstruksi sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
3. Infection Control (IC) dapat mengubah persyaratan kinerja dari
ICRA sesuai yang diperlukan dengan kondisi lapangan. Modifikasi ini
tidak mengubah maksud dan kebijakan yang ada.
E. BARRIER/PENGHALANG
lain;
d. Metode penutupan lain yang sesuai dengan ketentuan ICRA.
3. Penghalang plastik dapat dipakai dengan bingkai logam menggunakan
atau disegel;
5. Flaps Polyethylene ganda yang digunakan sebagai pintu masuk ke tempat
18
5. Kontraktor bertanggung jawab menyediakan tenaga kerja dan peralatan
standar;
9. Pada setiap awal shift, ketika tekanan udara diperlukan petugas harus
19
19. Mesin udara negatif dapat dihubungkan ke daya normal atau
darurat dan harus dijalankan terus menerus;
20. Efektifitas penghalang harus dipantau dan penghalang diperbaiki atau
dari debu;
24. Debu harus dibersihkan dari zona kerja dalam wadah tertutup rapat dan
ditunjuk elevator;
26. Kontraktor harus bebas dari debu sebelum keluar dari zona kerja, jika
menggunakan coverral harus dibersihkan dizona kerja sebelum
keluar ke ruang ante;
27. Karpet untuk berjalan harus selalu bersih, diganti setiap hari atau lebih
20
31. Mesin udara negatif dapat dihubungkan ke daya normal atau
darurat dan harus dijalankan terus menerus;
32. Efektifitas penghalang harus dipantau dan penghalang diperbaiki atau
dari debu;
36. Debu harus dibersihkan dari zona kerja dalam wadah tertutup rapat dan
ditunjuk elevator;
38. Kontraktor harus bebas dari debu sebelum keluar dari zona kerja, jika
menggunakan coverral harus dibersihkan dizona kerja sebelum
keluar ke ruang ante;
39. Karpet untuk berjalan harus selalu bersih, diganti setiap hari atau lebih
21
3. Formulir izin kerja dan intervensi yang terdaftar dapat dimodifikasi
kepada PM;
5. Izin kerja akan ditanda tangani oleh PM, disimpan di file proyek
dan IC akan diberi salinannya;
penghalang dipasang;
4. Izin kerja akan ditunjukkan sebelum memasang penghalang di area debu
ketat;
5. Kontraktor akan memasang penghalang sesuai dengan persyaratan
yang
disetujui ICRA;
6. Serambi akan dibangun untuk menjaga aliran udara dari sisi bersih
22
udara
dibersihkan.
Setelah membersihkan penghalang, IC atau PM yang ditunjuk akan
melak
3. Setelah pembilasan pipa, penghalang, peralatan dan seluruh zona kerja
dibersihkan.
4. Setelah membersihkan penghalang, IC atau PM yang ditunjuk akan
melakukan pemeriksaan;
23
5. ukan pemeriksaan;
mungkin bertebaran;
10. Puing-puing harus ditempatkan diwadah tertutup untuk proses
transportasi;
11. Pembersihan penghalang segera dilakukan jika penghalang akan diambil;
12. Bersihkan mesin udara negatif;
13. Sedot dengan mesin HEPA debu atau kotoran yang dihasilkan saat
pembersihan;
14. Seimbangkan sistem HVAC;
15. Pembersihan penghalang dilihat dan disetujui oleh IC atau PM yang
ditunjuk;
yang dilakukan
24
2. Tingkat 2
a. Izin kerja ICRA tidak diperlukan, tetapi bisa membuat jika diinginkan;
b. Kontraktor dan PM bertanggung jawab untuk mengidentifikasi
intervensi tingkat II,jika belum jelas bisa berkonsultasi dengan
IC;
3. Tingkat 3
Harus mematuhi semua tingkat I dan II;
a. PM dan IC diperlukan untuk menyelesaikan ICRA.
4. Tingkat 4
Patuhi semua tingkat IV, III, II, dan I
a. PM dan IC kembali diminta untuk melengkapi ICRA
25
pekerjaan yang menciptakan debu dan air aerosolisasi harus
dilakukan dalam pengawasan atau Control Cube memanfaatkan
HEPA mesin udara negatif yang bersertifikat;
L. PEMANTAUAN LINGKUNGAN
1. PM, Keselamatan Departemen, IC akan menentukan kapan sampling
udara diperlukan;
2. Kontraktor mendokumentasikan visual konfirmasi tekanan negatif pada
N. Pengawasan
1. PM, IC dan fasilitas kesehatan akan memastikan kepatuhan dalam
menjalankan kebijakan ini, dan mereka mempunyai wewenang
untuk menghentikan semua pekerjaan jika kegiatan berisiko
terhadap pasien,
26
staf, dan publik;
2. Individu yang tidak bersertifikat tidak mempunyai pelatihan valid diminta
P. Pengawasan
4. PM, IC dan fasilitas kesehatan akan memastikan kepatuhan dalam
menjalankan kebijakan ini, dan mereka mempunyai wewenang
untuk menghentikan semua pekerjaan jika kegiatan berisiko
terhadap pasien,
staf, dan publik;
5. Individu yang tidak bersertifikat tidak mempunyai pelatihan valid diminta
27
ICRA dan zona kerja;
28
O. KETERLIBATAN KOMITE PPI/TIM PPI DALAM ASPEK PENGENDALIAN
INFEKSISAAT RENOVASI/PEMBANGUNAN DAN DESAIN RUMAH SAKIT
1. Prinsip Dasar
• Pencegahan infeksi terhadap pasien, staf rumah sakit, pekerja
bangunan dan pengunjung akibat gangguan kualitas
lingkungan saat renovasi/pembangunan dan sesudahnya;
• Desain harus memungkinkan staf melaksanakan pedoman PPI
(IPC Guidelines);
Masalah yang terjadi saat renovasi/pembangunan rumah sakit adalah :
a. Debu;
ASPERGIL
LUS
29
• Invasive Aspergillosis;
- Diagnosis Sulit;
- Mortalitas > 50 %.
30
Gambar III – 3 : Contoh Salurah Pipa yang Rusak
LEGIONELLA Sp.
• Pasien Transplantasi;
31
Gambar III -5 Pasaien High Risk
32
2. Sumber Mikroorganisme
Penyebab Infeksi
a. Debu dan Tanah;
b. Pipa Saluran Air;
c. Sistem Ventilasi.
Pencegahan :
a. Kurangi Debu;
b. Cegah Migrasi Debu dari Lokasi :“Barrier” Plastik dari Lantai
sampai Langit Langit
AC;
Identifikasi dan Peta Pasien“High Risk”;
Pelatihan Pekerja;
33
Awasi Alur Pasien, Kalau Perlu Gunakan Masker N-95 /
“Barrier” Debu;
Tekanan Negatif Area Kerja;
34
2. Jumlah dan Jenis Pemeriksaan / Prosedur;
35
8. Ventilasi dan Kualitas Udara;
- Who Menyarankan Ventilasi Alamiah untuk PPI – TB ( 2009 );
- Mampu Mencegah Transmisi Airborne.
9. Pengelolaan Alat Medis;
- “Clean” & “Dirty” Harus Terpisah;
- Tindakan Mempersiapkan Infus dan Injeksi di Ruang Bersih dan
Terpisah
- Alat Steril Disimpan di Lemari Tertutup.
10. Pengelolaan Makanan, Laundry dan Limbah.
- Lantai Dapur dan “ Permukaan “ Harus Terbuat dari Bahan yang
Yang Mudah Di bersihkan
- Makanan Hangat Segera Dikonsumsi atau Didinginkan Sebelum
Disimpan;
- Linen dan Pakaian Kerja Petugas Sudah Terkontaminasi à
Cuci di Rumah Sakit;
Alasan WHO Menyarankan 1 Kamar - 1 Tempat Tidur (Single Bed
Rooms)
- Kwalitas Tidur Lebih Baik
- Privasi Meningkat
- Tingkat Kebisingan Menurun
36
Dilakukan
5. Waspada Terhadap “CONSTRUCTION RELATED NOSOCOMIAL
INFECTIONS”
1. Aspergillosis;
2. Legionellosis.
6. Fokus Perhatian
1. Lingkungan Sekitar Area;
2. Sistem Pipa Air;
3. Sistem Ventilasi.
7. Renovasi di Rumah Sakit berbeda karena Pasien lebih Memerlukan
BAB IV
DOKUMENTASI
37
DAFTAR PUSTAKA
38
39
40
41
42
43
44
11.
45