Anda di halaman 1dari 45

1

DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................................1

SK Direktur Tentang Pemberlakuan Buku Panduan ICRA Akibat Dampak

dari Renovasi dan Konstruksi Gedung Rumah Sakit .........................................2

Kata Pengantar .....................................................................................................4

Daftar Isi ..................................................................................................................6

BAB I. DEFINISI ....................................................................................................8

A. PENGERTIAN ....................................................................................8
B. TUJUAN ............................................................................................8

BAB II. RUANG LINGKUP ....................................................................................9

BAB III. TATA LAKSANA .........................................................................................10

A. PERAN KOMITE PPI ........................................................................10

B. KEGIATAN PEMBANGUNAN .........................................................10

C. PERSYARATAN KINERJA .................................................................16

D. PRODUK DAN BAHAN ..................................................................17

E. BARRIER/PENGHALANG...............................................................18

F. PROSEDUR PENGENDALIAN INFEKSI SECARA UMUM................18

G. IZIN KERJA ICRA.............................................................................21

H. IMPLEMENTASI PROSEDUR PENGENDALIAN INFEKSI ..................21

I. PENYELESAIAN PROSEDUR PENGENDALIAN INFEKSI .................22

J. INTERVENSI BERDASARKAN KLASIFIKASI TINGKAT........................23

2
K. PEMANTAUAN LINGKUNGAN ......................................................24

L. PENDIDIKAN FASILITAS DAN KONTRAKTOR ICRA .......................24

M. PENGAWASAN ......................................................................................... 25

N. YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM PROSEDUR...................25

O. KETERLIBATAN KOMITE PPI DALAM ASPEK


PENGENDALIANINFEKSI SAAT RENOVASI/ PEMBANGUNAN DAN
DESAIN RUMAHSAKIT.................................................26
P. KESIMPULAN ..................................................................................33

BAB IV. DOKUMENTASI ............................................................................................35

Standar Prosedur Operasional (SPO) ICRA Akibat Dampak dari


Renovasi dan Konstruksi Gedung Rumah Sakit di RS Sumber
Waras .................. …...................................................35
DAFTAR PUSTAKAN

3
BAB I
DEFINISI

A. PENGERTIAN
ICRA (Infection Control Risk Assessment) adalah proses
menetapkan risiko potensial dari transmisi udara yang bervariasi dan
kontaminasi melalui air kotor dalam fasilitas pelayanan kesehatan
selama konstruksi, renovasi dan
kegiatan maintenance.
Kegiatan ICRA merupakan multidisiplin, proses kolaborasi yang
mengevaluasi jenis/macam kegiatan konstruksi dan kelompok risiko
untuk klasifikasi penetapan tingkat.

B. TUJUAN ICRA (Infection Control Risk Assessment)

Tujuan dari Program ICRA adalah untuk meminimalkan risiko


terjadinya Healthcare Associated Infections (HAIs) kepada pasien
yang dapat terjadi bila jamur atau bakteri tersebar ke udara melalui
debu atau air aerosolisasi selama konstruksi, renovasi, atau proses
pemeliharaan di area terdekat dan juga untuk mengontrol
penyebaran debu dari komponen bangunan selama renovasi.

4
BAB II

RUANG LINGKUP

1. Komite PPI yang bertugas untuk membuat ICRA dan memberikan


pendidikan dan pelatihan;
2. Bagian Tehnik untuk memfasilitasi dengan memberikan peraturan

perundangan dan perijinan;


3. Sanitasi Lingkungan, terkait dengan pembuangan limbah (baku mutulimbah);
4. Tim K-3 RS untuk melakukan edukasi dan supervisi tentang keamanan dan

keselamatan;
5. Pimpinan Proyek sebagai pelaksana konstruksi dan renovasi bangunan.

5
BAB III TATA
LAKSANA

A. PERAN KOMITE PPI

Peran Komite PPI pada program ini antara lain :


1. Membuat Infection Control Risk Assessment (ICRA) dampak dari
renovasi;
2. Mengembangkan ijin renovasi yang ditanda tangan oleh Ketua
KomitePPI, pimpinan/ departemen/ unit kerja dari pimpinan proyek;
3. Memberikan edukasi sebelum memulai pekerjaan pada penggunaan

Personal Protective Equipment (PPE/APD);


4. Melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi menggunakan check list.
5. Mengikuti pertemuan/rapat selama proses renovasi dengan seluruh tim.
B. KEGIATAN PEMBANGUNAN

Dalam melakukan kegiatan pembangunan, ditentukan terlebih


dahulu tipe/jenis aktifitas debu yang dihasilkan, potensi terbentuknya
aerosol udara, durasi dari aktifitas, dan jumlah sistem HVAC.
Pedoman Petunjuk Tipe Aktifitas Konstruksi :

1. Langkah Pertama
Menggunakan tabel berikut untuk melakukan identifikasi
type/jenis konstruksi kegiatan proyek (Type A-D).

TYPE KRITERIA

6
Inspeksi dan kegiatan non-invasif
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
 Mengganti ubin langit-langit (plafon) untuk inspeksi visual
saja.
TIPE
Misalnya terbatas pada 1 genting/plafon per 50 meter
A
persegi.
 Pengecatan (tetapi tidak dengan pengamplasan)

 Dinding meliputi pekerjaan listrik, pipa kecil, dan kegiatan


yang tidak menghasilkan debu atau memerlukan
pembongkaran dinding atau akses ke langit-langit selain
untuk pemeriksaan yang
kelihatan.
TIPE B Skala kecil, kegiatan durasi pendek yang menghasilkan debu
minimal Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
 Pembukaan tidak lebih dari satu ceiling ubin per 10 ubin

 Pemasangan kabel telepon dan komputer

7
TYPE KRITERIA
 Pembongkaran dinding atau atap dimana penyebaran
debu dapat

dikontrol
 Renovasi kecil dari suatu ruangan

 Pengamplasan dinding basah

 Akses ke ruang terbuka


Pekerjaan yang menghasilkan debu yang banyak
Termasuk, tapi tidak terbatas pada :
 Pengamplasan dinding kering, untuk pengecatan atau
penutup

dinding
 Pembongkaran dinding, merobohkan dinding kering
atau

TIPE menyelesaikan bangunan, dimana pekerjaan terbatas satu

C kamar
 Pembongkaran dinding atau pembangunan tembok baru
 Pekerjaan kecil saluran, pipa, listrik di langit-langit (tidak
termasuk

pembongkaran atau instalasi);


 Renovasi ruangan yang ada
 Menarik kabel utama dari beberapa kamar ke jalur akses
yang

dibutuhkan
 Kegiatan apapun yang tidak dapat diselesaikan dalam
shift kerja

tunggal.
 Setiap aktifitas yang tidak memerlukan penutup/barrier

8
yang tidak

memenuhi syarat sebagai tipe D

Pembongkaran besar dan proyek–proyek konstruksi utama


namun

tidak terbatas pada :


 Kegiatan yang memerlukan penutupan unit/relokasi pasien

 Pembongkaran instalasi kabel lengkap, HVAC, pipa,


perlengkapan
TIPE
D gas, atau sistem listrik
 Pembongkaran komponen gedung utama

 Konstruksi baru yang terletak di dekat gedung Rumah Sakit

(sebagaimana ditentukan oleh TIM ICRA primer)


 Konstruksi baru yang terletak di dekat jalur keluar pasien dari
area

perawatan (yang telah ditetapkan oleh TIM ICRA primer )


 Kegiatan penggalian yang jaraknya dekat dengan
bangunan Rumah

Sakit (sebagaimana telah ditetapkan oleh Tim ICRA Primer)

9
2. Langkah Kedua
Identifikasi group pasien yang berisiko.
Risiko
Risiko Menengah Risiko Tinggi Risiko Highest
Rendah
 Area  Cardiology  HCU  Tempat
perkantor  Echocardigraph  IGD Perawat
an y  Laboratorium an

 Koridor  Endoscopy Klinik, Pasien


Imunosupresan
Umum  Nuclear Spesime
Medicine n  Bank Darah

 Physical Therapy  Medical Units  Klinik Lab

 Ruang RR Mikrobiologi,
 Radiologi/MRI
Virologi
 Respirator  Farmasi
 HCU
y Therapy  Ruang Anak
 Ruang Isolasi
 Surgical Units
Tekanan
 Ruang
Negatif
Perawatan Bayi
 Oncology
 Rawat Jalan
 Ruang Operasi

10
3. Langkah Ketiga
IC MATRIX – CLASS OF PRECAUTION : CONTRUCTION PROJECT BY
PATIENS RISK
Contruction Project type
Patiens Risk Group
Type A Type B Type C Type D
Low Risk Group I II II III/IV
Medium Risk Group I II III IV
High Risk Group I II III/IV IV
Highest Risk Group II III/IV III/IV IV

Catatan : Persetujuan IC diperlukan bila kegiatan konstruksi dan


tingkat risiko menunjukkan kelas III atau IV, maka prosedur
pengendalian diperlukan.

4. Langkah Ke Empat
Diperlukan deskripsi tindakan pengendalian infeksi berdasarkan kelas.

11
Kelas Selama Pembangunan Setelah Penyelesaian Proyek
Proyek
I. 1. Laksanakan 1. Bersihkan area kerja
pekerja setelah
an dengan menyelesaikan tugas.
metode
meminimalisasi
timbulnya debu
dari
pelaksanaan
kegiatan konstruksi
2. Segera meletakkan
kembali ke tempat semula
plafon atap yang diganti
untuk
pemeriksaan yang
kelihatan

12
II. 1. Menyediakan sarana aktif 1. Lap permukaan kerja dengan
untuk mencegah debu pembersihan/desinfektan;
udara dari penyebaran ke 2. Wadah yang berisi limbah
atmosfer; konstruksi sebelum di
2. Air kabut permukaan kerja transportasi harus tertutup
untuk mengendalikan rapat
debu pada waktu 3. Pel basah dan/atau vakum
pemotongan; dengan HEPA filter, vakum
3. Seal pintu yang tidak sebelum meninggalkan area
terpakai dengan lakban; kerja;
4. Blokir dan tutup ventilasi 4. Setelah selesai,
udara; mengembalikan sistem
5. Tempatkan tirai debu di HVACdimana pekerjaan
pintu masuk dan keluar dilakukan.
area kerja;
6. Hilangkan atau isolasi
sistem HVAC (Heating,
Ventilation, dan Air
Conditioning) yang
sedang dilaksanakan;
III 1. Untuk mencegah 1. Jangan menghilangkan
kontaminasi dari sistem barrier dari area kerja sampai
saluran maka proyek selesai diperiksa oleh
hilangkan/lepaskan Komite PPIRS, dibersihkan
ata oleh bagian kebersihan RS.
u isolasi sistem HVAC di 2. Hilangkanbarrier material
area, dimana pekerjaan
sedang
dilakukan;

13
Kelas Selama Pembangunan Setelah Penyelesaian Proyek
Proyek
2. Lengkapi semua barrier dengan hati-hati untuk
penting yaitu sheetrock, meminimalisasi penyebaran
playwood, palstik untuk dari kotoran dan puing-puing
menutup area dari area yang terkait dengan
yang tidak untuk kerja konstruksi;
atau menerapkan 3. Vakum area kerja dengan
meto HEPA filtered vacuums
de pengendalian kubus 4. Area untuk lap basah
(gerobak dengan dengan
penutup plastik dan pembersih/disinfektan/cleane
koneksi disegel ke tempat r
bekerja dengan HEPA 5. Setelah selesai,
vakum untuk menyedot kembalikan sistem
debu sebelum keluar) HVAC
sebelum konstruksi dimulai;
3. Menjaga tekanan udara
negatif di dalam tempat
kerja dengan
menggunakan HEPA unit
yang dilengkapi dengan
penyaringan udara;
4. Wadah tempat limbah
konstruksi sebelum di
transportasi harus tertutup
rapat
5. Tutup wadah transportasi
atau gerobak. Pita
penutup,
jika tidak tutup yang kuat;

Identifikasi Daerah sekitar area proyek, menilai dampak potensial

14
Unit Unit
Lateral Lateral Behind Front
Below Abov
e
Risk Risk Risk Risk Risk Risk

Group Group Group Group Grou Group


p

1. Langkah Ke 5, Identifikasi kegiatan di tempat khusus, misalnya


ruang perawatan, ruang farmasi /obat,dst.
2. Langkah Ke 6, Identifikasi masalah yang berakitan dengan : ventilasi,

pipa ledeng, listrik dalam hal terjadinya kemungkinan pemadaman.


3. Langkah Ke 7, Identifikasi langkah-langkah pencegahan,
menggunakan penilaian sebelumnya, apa jenis barriernya
(misalnya barriernya dinding yang tertutup rapat ). Apakah HEPA
filter diperlukan ?
Catatan : Selama dilakukan konstruksi maka area yang
direnovasi/konstruksi seharusnya diisolasi dari area yang
dipergunakan dan merupakan area negatif terhadap sekitarnya.
4. Langkah Ke 8, Pertimbangkan potensial risiko dari kerusakan air.
Apakah ada risiko akibat merusak kesatuan struktur (misalnya :
dinding,
atap, plafon).
5. Langkah Ke 9, Jam kerja : dapat atau pekerjaan akan dilakukan selama

bukan jam pelayanan pasien.


6. Langkah Ke 10, Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah ruang

isolasi/ruang aliran udara negatif yang memadai.


7. Langkah Ke 11, Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah dan

tipe tempat/bak cuci tangan.


8. Langkah Ke 12, Apakah PPIRS/IPCN setuju dengan jumlah minimum

bak/tempat cuci tangan tersebut ?


9. Langkah Ke 13,Apakah PPIRS/ IPCN setuju dengan rencana relatif

terhadap utilitas ruangan bersih dan kotor.


10. Langkah Ke 14, Rencanakan untuk membahas masalah
15
pencegahan tersebut dengan tim proyek (misalnya :arus lalu
lintas, rumah tangga, pembersihan puing, bagaimana dan
kapan).

C. PERSYARATAN KINERJA
1. Pengendalian Infeksi sangat penting dalam semua bidang fasilitas
konstruksi, renovasi, dan pemeliharaan karena menyebabkan
gangguan debu yang ada, atau menciptakan debu baru,
sehingga harus ditutup
dengan ketat untuk mencegah setiap aliran partikel ke daerah pasien.
2. Pemilik membutuhkan kontraktor yang terikat dengan kebijakan ini,
sehingga sebelum kegiatan dimulai pemilik dan kontraktor harus
mengadakan pertemuan terlebih dahulu sehingga kontraktor
dapat menjalankan renovasi atau konstruksi sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
3. Infection Control (IC) dapat mengubah persyaratan kinerja dari
ICRA sesuai yang diperlukan dengan kondisi lapangan. Modifikasi ini
tidak mengubah maksud dan kebijakan yang ada.

D. PRODUK DAN BAHAN


1. Tipe Barrier :

Untuk menghindari kebakaran Polyethylene, biasanya ketebalan


6-mil, dinding gypsum, fiberglass diperkuat plastik (mirip dengan
Api-X Glassboard ), kayu lapis dan masonite (harus dicat dengan
cat tahan api) sebagaimana ditentukan dalam ijin kerja ICRA.
2. Bleach :
Sebuah disinfektan berbasis air dengan bahan natrium hipoklorit,
biasanya dengan ukuran1 bagian pemutih di 10 bagian air (1 ¾
cangkir
pemutih dalam 1 galon air).Harus dibuat baru setiap 24 jam.
3. Carpet Vacuum; dengan HEPA Filter
4. Control Cube
5. Jenis Pintu;
Pintu kayu maupun logam harus berbingkai logam, handel pintu
dipolietilena, atau polietilena masuk tumpang/tindih ganda
sebagaimana
16
ditentukan dalam ijin ICRA.
6. Exhaust Selang :
Fleksible, baja yang kuat, Ventilasi Blower Hose, WPG
7. HEPA Vacuum;
Harus dapat melakukan penyaringan sampai dengan @ 0,5 mikron
8. Mesin tekanan negatif :
Harus mampu menyaring 200-2000 kaki kubik permenit.
9. Kipas angin tekanan negatif :
Bertekanan udara tinggi, tekanan statis, tanpa filter.
10. Walk-off mats;
Sediakan karpet ukuran minimal 18 inci x 24 inci dibasahi dengan
larutan pemutih untuk akses jalan petugas sehingga mencegah
debu keluar dari zona.

E. BARRIER/PENGHALANG

1. Ada pintu yang dapat menjadi penghalang ICRA bagi pekerja


proyek dengan paparan ruangan. Ini akan dapat dilaksanakan
dengan memperhatikan kontruksi ruang, jenis kegiatan, dan
kelompok risiko.
2. Penghalang yang mengkin ditentukan :
a. A. Polyethylene;
b. Halaman, disamping pintu masuk zona kerja;
c. Menutup langit-langit, ruangan, tempat-tempat interstitial,dan lain-

lain;
d. Metode penutupan lain yang sesuai dengan ketentuan ICRA.
3. Penghalang plastik dapat dipakai dengan bingkai logam menggunakan

semprot perekat, sekrup,dan lain-lain;


4. Hambatan dinding kering bisa dengan memiliki sendi dan sekrup ditutupi

atau disegel;
5. Flaps Polyethylene ganda yang digunakan sebagai pintu masuk ke tempat

kerja harus tumpang tindih maksimal 2 meter;


6. Jika pintu masuk berengsel digunakan untuk pintu penghalang,
sebuah mesin udara 2000 CFM negatif yang besar harus
digunakan untuk memastikan 100 kaki permenit udara keluar
17
dari ruang kerja, ini dapat
dimodifikasi dengan ruangan yang kecil;
7. Bukaan pintu ganda mungkin diperlukan sebagai airlock dan PPE
area. Hanya satu pintu yang boleh dibuka pada suatu waktu,
pengecualian dibuat untuk pengiriman barang besar. Dua pintu
dibuka secara bersamaan harus diminimalkan.

F. PROSEDUR PENGENDALIAN INFEKSI SECARA UMUM


1. Fasilitas (pelaksana) kegiatan dan IC akan diberitahu sejak awal

perencanaan atau desain tahap dari proyek .

1. Untuk memenuhi persyaratan ICRA, TIM ICRA primer kalau


perlu tim Ad hoc ICRA akan meninjau proyek lingkup
pekerjaan,

2. desain, lokasi sekitar dan dampak dari sistem utilitas. Konstruksi


jenis kegiatan, group risiko, dan klasifikasi tingkat akan ditugaskan;

3. Seluruh tahapan proyek berdasarkan ICRA dapat revisi,


tergantung kondisi

4. TIM ICRA Primer bertanggung jawab untuk mengembangkan


ICRA dan menyikapi kebutuhan lain diluar ICRA

1. Pengawas proyek (PM) akan mengevaluasi setiap proyek untuk


menentukan klasifikasi peringkat. PM dan IC akan mengevaluasi
setiap III tingkat dan IV tingkat.
2. Fasilitas pemeliharaan dan petugas akan mengikuti intervensi ICRA
untuk proyek tingkat I dan II secara rutin tanpa penilaian ICRA
resmi atau izin kerja. Untuk tingkat II dan IV proyek mereka harus
mendapatkan izin kerja ICRA dari PM atau IC;
3. Jika mesin udara negatif bermasalah, PM, IC, dan kontraktor akan

meninjau intalasi sebelum koneksi;


4. Kontraktor bertanggung jawab untuk memperoleh surat izin ICRA
sebelum memulai bekerja., posting dipintu masuk zona kerja,
informasikan persyaratan ICRA kepada orang sekitar yang terkena
dampak;

18
5. Kontraktor bertanggung jawab menyediakan tenaga kerja dan peralatan

sesuai yang disyaratkan oleh ICRA;


6. Kontraktor bertanggung jawab untuk menjaga peralatan mereka termasuk

penggantian HEPA dan filter sesuai program sertifikasi filter;


7. Tergantung pada lingkup pekerjaan, fase pekerjaan, dan lokasi

pembuangan udara tanpa filter udara negatif dapat diizinkan;


8. Kontraktor bertanggung jawab untuk menjamin penghalang ICRA sesuai

standar;
9. Pada setiap awal shift, ketika tekanan udara diperlukan petugas harus

dapat memenuhi semuanya;


10. Kontraktor harus dapat menyediakan peralatan dan tenaga kerja
sesuai kebutuhan untuk pembersihan area kerja sehingga
dapat mencegah
akumulasi debu dan puing;
11. Penetrations (pipa, saluran, kabel), dan lain-lain harus disegel
12. Penghalang harus ada pada lift atau tangga yang ada di zona kerja;
13. Investigasi yang mungkin memerlukan pembukaan ubin atau langit-langit
harus segera diganti setelah selesai penyelidikan dan ketika
tanpa pengawasan;
14. Pekerjaan yang dilakukan di ICRA bisa diberi penghalang sementara,

tapi harus segera dipindahkan dan dibersihkan setelah proses selesai;


15. Jika cube pengendalian wajib memiliki udara negatif, sebuah
sertifikat mesin udara negatif harus digunakan
16. Penghalang harus ada pada lift atau tangga yang ada di zona kerja;
17. Investigasi yang mungkin memerlukan pembukaan ubin atau langit-langit
harus segera diganti setelah selesai penyelidikan dan ketika
tanpa pengawasan;
18. Pekerjaan yang dilakukan di ICRA bisa diberi penghalang sementara,

tapi harus segera dipindahkan dan dibersihkan setelah proses selesaiJika


cube pengendalian wajib memiliki udara negatif, sebuah sertifikat
mesin udara negatif harus digunakan

19
19. Mesin udara negatif dapat dihubungkan ke daya normal atau
darurat dan harus dijalankan terus menerus;
20. Efektifitas penghalang harus dipantau dan penghalang diperbaiki atau

ditingkatkan untuk mencegah debu dan puing-puing keluar dari zona;


21. HVAC register dan ventilasi dalam bidang konstruksi harus capped

kecuali khusus disetujui oleh PM atau IC;


22. Metode untuk menyerap debu ketat harus menahan tekanan udara statis;
23. Wadah transportasi, gerobak, kotak peralatan, dan lain-lain harus bebas

dari debu;
24. Debu harus dibersihkan dari zona kerja dalam wadah tertutup rapat dan

diangkut melalui rute yang diidentifikasi dan ditentukan oleh ICRA;


25. Kontraktor dan bahan yang tidak boleh melewati area pasien harus

ditunjuk elevator;
26. Kontraktor harus bebas dari debu sebelum keluar dari zona kerja, jika
menggunakan coverral harus dibersihkan dizona kerja sebelum
keluar ke ruang ante;
27. Karpet untuk berjalan harus selalu bersih, diganti setiap hari atau lebih

sering lebih efektif;


28. Peralatan kontraktor harus dibersihkan dengan cairan pemutih untuk

mencegah debu keluar dari zona kerja;


29. Kontraktor wajib segera membersihkan debu yang keluar dari zona kerja;
30. Semua debu yang harus dilakukan dengan menggunakan vacum
HEPA disaring.

G. IZIN KERJA ICRA


1. Tulis ICRA IMTA diperlukan untuk pekerjaan tingkat III dan IV, tapi bisa

juga mungkin untuk tingkat II;


2. Ditulis Infection Control Risk Mitigation Plan (ICRMR) untuk semua
konstruksi baru dan renovasi besar dari kamar pasien, atau
ruang

20
31. Mesin udara negatif dapat dihubungkan ke daya normal atau
darurat dan harus dijalankan terus menerus;
32. Efektifitas penghalang harus dipantau dan penghalang diperbaiki atau

ditingkatkan untuk mencegah debu dan puing-puing keluar dari zona;


33. HVAC register dan ventilasi dalam bidang konstruksi harus capped

kecuali khusus disetujui oleh PM atau IC;


34. Metode untuk menyerap debu ketat harus menahan tekanan udara statis;
35. Wadah transportasi, gerobak, kotak peralatan, dan lain-lain harus bebas

dari debu;
36. Debu harus dibersihkan dari zona kerja dalam wadah tertutup rapat dan

diangkut melalui rute yang diidentifikasi dan ditentukan oleh ICRA;


37. Kontraktor dan bahan yang tidak boleh melewati area pasien harus

ditunjuk elevator;
38. Kontraktor harus bebas dari debu sebelum keluar dari zona kerja, jika
menggunakan coverral harus dibersihkan dizona kerja sebelum
keluar ke ruang ante;
39. Karpet untuk berjalan harus selalu bersih, diganti setiap hari atau lebih

sering lebih efektif;


40. Peralatan kontraktor harus dibersihkan dengan cairan pemutih untuk

mencegah debu keluar dari zona kerja;


41. Kontraktor wajib segera membersihkan debu yang keluar dari zona kerja;
42. Semua debu yang harus dilakukan dengan menggunakan vacum
HEPA disaring.

H. IZIN KERJA ICRA


1. Tulis ICRA IMTA diperlukan untuk pekerjaan tingkat III dan IV, tapi bisa

juga mungkin untuk tingkat II;


2. Ditulis Infection Control Risk Mitigation Plan (ICRMR) untuk semua
konstruksi baru dan renovasi besar dari kamar pasien, atau
ruang perawatan

21
3. Formulir izin kerja dan intervensi yang terdaftar dapat dimodifikasi

sesuai yang diperlukan;


4. IC akan mengeluarkan nomor izin kerja, dan kemudian memberikan

kepada PM;
5. Izin kerja akan ditanda tangani oleh PM, disimpan di file proyek
dan IC akan diberi salinannya;

6. Salinan akan ditempel ditempat kerja, dan akan ditampilkan


untuk durasi proyek;
7. PM dan IC dapat menambahkan rincian komentar atau persyaratan
yang

diperlukan untuk pekerjaan tertentu;


8. Kontraktor harus mematuhi semua intervensi komentar tambahan,
persyaratan kalau perlu intervensi tambahan Pengendalian
Infeksi.

I. IMPLEMENTASI PROSEDUR PENGENDALIAN INFEKSI


1. PM dan pemilik akan mengatur untuk relokasi persediaan, peralatan,

mebel, dan lain-lain dari zona kerja sebelum penghalang dibuat;


2. Segel jendela, area masuk bangunan harus terjamin untuk meminimalkan
infiltrasi dari luar yang mencemari ketika zona kerja berada
dibawah tekanan negatif;
3. Kontraktor akan menjalankan mesin udara negatif di zona kerja sebelum

penghalang dipasang;
4. Izin kerja akan ditunjukkan sebelum memasang penghalang di area debu

ketat;
5. Kontraktor akan memasang penghalang sesuai dengan persyaratan
yang

disetujui ICRA;
6. Serambi akan dibangun untuk menjaga aliran udara dari sisi bersih

melalui serambi dan masuk ke zona kerja;


7. ICRA akan menunjukkan apakah perangkat pemantauan tekanan

22
udara

negatif diperlukan, kontraktor akan mengatur untuk instalasi;


8. Setelah menyelesaikan barrier, kontraktor akan memverikasi
tekanan negatif diterima;
J. PENYELESAIAN PROSEDUR PENGENDALIAN INFEKSI
PM akan memverifikasi bahwa utilitas serta sistem mekanik yang

ditugaskan dan/atau berfungsi sesuai spesifikasi :


1. Setelah pembersihan semua peralatan kontraktor, kontraktor
akan mengecek semua pipa dengan membilas semua
perlengkapan selama 5
menit kemudian disiram ke toilet selama beberapa kali;

2. Setelah pembilasan pipa, penghalang, peralatan dan seluruh zona kerja

dibersihkan.
Setelah membersihkan penghalang, IC atau PM yang ditunjuk akan
melak
3. Setelah pembilasan pipa, penghalang, peralatan dan seluruh zona kerja

dibersihkan.
4. Setelah membersihkan penghalang, IC atau PM yang ditunjuk akan
melakukan pemeriksaan;

23
5. ukan pemeriksaan;

6. HVAC akan dibersihkan dan ditutup, serta dimatikan. Penutup udara


pasokan akan dibersihkan sebelum penutup udara kembali dilepas.
Jika tindakan ini menghasilkan debu atau kotoran pembersihan dan
pemeriksaan akan diulang;
7. Pembersihan hambatan ICRA harus dilakukan dengan hati-hati untuk

mencegah kontaminasi daerah sekitarnya;


8. Untuk meminimalkan debu aerosolisasi selama pembersihan hambatan,

polietilena mungkin ringan semprot dengan larutan pemutih;


9. Kontraktor harus melipat polietyline dengan meminimalkan debu yang

mungkin bertebaran;
10. Puing-puing harus ditempatkan diwadah tertutup untuk proses

transportasi;
11. Pembersihan penghalang segera dilakukan jika penghalang akan diambil;
12. Bersihkan mesin udara negatif;
13. Sedot dengan mesin HEPA debu atau kotoran yang dihasilkan saat

pembersihan;
14. Seimbangkan sistem HVAC;
15. Pembersihan penghalang dilihat dan disetujui oleh IC atau PM yang
ditunjuk;

K. INTERVENSI BERDASARKAN KLASIFIKASI TINGKAT


1. Tingkat 1
a. Izin kerja tidak diperlukan, tetapi PM dapat membuat jika diperlukan;
b. PM dan kontraktor bertanggung jawab untuk mengidentifikasi
tingkat intervensi yang berlaku, jika belum jelas bisa
berkonsultasi dengan
IC;
c. PM dan kontraktor memverifikasi dan bertanggung terhadap proyek

yang dilakukan

24
2. Tingkat 2
a. Izin kerja ICRA tidak diperlukan, tetapi bisa membuat jika diinginkan;
b. Kontraktor dan PM bertanggung jawab untuk mengidentifikasi
intervensi tingkat II,jika belum jelas bisa berkonsultasi dengan
IC;

3. Tingkat 3
Harus mematuhi semua tingkat I dan II;
a. PM dan IC diperlukan untuk menyelesaikan ICRA.
4. Tingkat 4
Patuhi semua tingkat IV, III, II, dan I
a. PM dan IC kembali diminta untuk melengkapi ICRA

b. PM dan IC diperlukan untuk menyelesaikan ICRMR untuk


semua konstruksi baru dan renovasi kamar perawatan pasien;
c. Setelah kegiatan debu hasil dari pembongkaran/konstruksi,
dan sepatu dibersihkan;
Jika intervensi dilakukan di lokasi risikotertinggi (OK, CSSD, Bone
Transplantasi Sumsum/BMT, dan lain-lain):
1. Jika pekerjaan dilakukan di Ruang Operasi, kontraktor harus
mematuhi intervensi pengendalian infeksi yang diterapkan
didaerah berisiko tinggi
yang ditetapkan oleh Tim ICRA Primer;
2. Semua peralatan yang akan masuk ke ruang risiko tinggi harus dilakukan

penyekaan dengan desinfektan sampai bebas debu dan kotoran;


3. Kontraktor harus memakai pakaian sesuai dengan ketetapan Ruang

Operasi atau CSSD;


4. Semua pekerjaan yang dilakukan dalam lokasi risiko tertinggi harus
dijadwalkan oleh PM dan perawat manager atau yang
ditunjuk oleh
mereka;
5. Semua pekerjaan yang dilakukan diatas langit-langit atau

25
pekerjaan yang menciptakan debu dan air aerosolisasi harus
dilakukan dalam pengawasan atau Control Cube memanfaatkan
HEPA mesin udara negatif yang bersertifikat;

L. PEMANTAUAN LINGKUNGAN
1. PM, Keselamatan Departemen, IC akan menentukan kapan sampling

udara diperlukan;
2. Kontraktor mendokumentasikan visual konfirmasi tekanan negatif pada

Negatif Air Presure Log Verifikasi;


3. Pemilik boleh memilih untuk memonitor kualitas udara seluruh proyek;

4. PM dan kontraktor mungkin diperlukan untuk menyelesaikan setiap


hari Check List monitor kepatuhan konstruksi pengendalian infeksi
sehari- hari.

M. PENDIDIKAN FASILITAS DAN KONTRAKTOR ICRA


1. Semua kontraktor dan PM harus mengikuti pelatihan ICRA;
2. Pendidikan ICRA harus diberlakukan sebelum pekerjaan awal individu;
3. Kontraktor terlatih harus dikawal ICRA terlatih, persetujuan untuk
menggunakan non-kontraktor ICRA terlatih harus disetujui oleh PM

4. Sesi pelatihan akan ditawarkan dalam kuliah formal atau disetujui


oleh IC dalam presentasi;
5. Kontraktor yang telah melakukan pelatihan mendapat sertifikat yang

berlaku selama satu tahun;


6. Pendidikan harus diulang setiap satu tahun;
7. Tes tertulis harus diberikan untuk memastikan bahwa poin yang
bersangkutan telah dipelajari.

N. Pengawasan
1. PM, IC dan fasilitas kesehatan akan memastikan kepatuhan dalam
menjalankan kebijakan ini, dan mereka mempunyai wewenang
untuk menghentikan semua pekerjaan jika kegiatan berisiko
terhadap pasien,

26
staf, dan publik;
2. Individu yang tidak bersertifikat tidak mempunyai pelatihan valid diminta

untuk meninggalkan fasilitas;


3. ICRA memantau kepatuhan konstruksi dengan melihat inspeksi dari

ICRA dan zona kerja;

4. Ketidakpatuhan akan segera ditindaklanjuti melalui komunikasi verbal


dan kemudian melalui dokumen tertulis. Rincian pelanggaran akan
dikirim ke PM, IC, dan Fasilitas Departemen dan PM dan kontraktor
mungkin diperlukan untuk menyelesaikan setiap hari Check List monitor
kepatuhan konstruksi pengendalian infeksi sehari- hari.

O. PENDIDIKAN FASILITAS DAN KONTRAKTOR ICRA


1. Semua kontraktor dan PM harus mengikuti pelatihan ICRA;
2. Pendidikan ICRA harus diberlakukan sebelum pekerjaan awal individu;
3. Kontraktor terlatih harus dikawal ICRA terlatih, persetujuan untuk
menggunakan non-kontraktor ICRA terlatih harus disetujui oleh PM

4. Sesi pelatihan akan ditawarkan dalam kuliah formal atau disetujui


oleh IC dalam presentasi;
5. Kontraktor yang telah melakukan pelatihan mendapat sertifikat yang

berlaku selama satu tahun;


6. Pendidikan harus diulang setiap satu tahun;
7. Tes tertulis harus diberikan untuk memastikan bahwa poin yang
bersangkutan telah dipelajari.

P. Pengawasan
4. PM, IC dan fasilitas kesehatan akan memastikan kepatuhan dalam
menjalankan kebijakan ini, dan mereka mempunyai wewenang
untuk menghentikan semua pekerjaan jika kegiatan berisiko
terhadap pasien,
staf, dan publik;
5. Individu yang tidak bersertifikat tidak mempunyai pelatihan valid diminta

untuk meninggalkan fasilitas;


6. ICRA memantau kepatuhan konstruksi dengan melihat inspeksi dari

27
ICRA dan zona kerja;

5. Ketidakpatuhan akan segera ditindaklanjuti melalui komunikasi verbal

dan kemudian melalui dokumen tertulis. Rincian pelanggaran akan


dikirim ke PM, IC, dan Fasilitas Departemen dan kesehatan lainnya
7. akan ditempatkan di file proyek. Selanjutnya ulasan akan
dibahas dalam proyek dan pertemuan
konstruksi;
8. Pelanggaran kebijakan ini dapat mempengaruhi status sebagai kontraktor

yang berkualitas untuk panawaran selanjutnya;


9. PM akan memberitahukan Assosiated Director sesuai facilities jika
kontraktor melakukan pelanggaran ulang;

N. YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM PROSEDUR


1. Epidemiologi Rumah Sakit;
2. Koordinator IC;
3. Fasilitas yang ditunjuk oleh PM;
4. Asosiasi Direktur Fasilitas Perencanaan dan Konstruksi;
5. Direktur Pemeliharaan Fasilitas;
6. Direktur Keselamatan
7. Fasilitas yang ditunjuk oleh PM;
8. Asosiasi Direktur Fasilitas Perencanaan dan Konstruksi;
9. Direktur Pemeliharaan Fasilitas;
10. Direktur Keselamatan

28
O. KETERLIBATAN KOMITE PPI/TIM PPI DALAM ASPEK PENGENDALIAN
INFEKSISAAT RENOVASI/PEMBANGUNAN DAN DESAIN RUMAH SAKIT
1. Prinsip Dasar
• Pencegahan infeksi terhadap pasien, staf rumah sakit, pekerja
bangunan dan pengunjung akibat gangguan kualitas
lingkungan saat renovasi/pembangunan dan sesudahnya;
• Desain harus memungkinkan staf melaksanakan pedoman PPI
(IPC Guidelines);
Masalah yang terjadi saat renovasi/pembangunan rumah sakit adalah :

a. Debu;

Renovasi/pembangunan akan mengotori udara sehingga


berdebu dengan konsentrasi spora jamur (Aspergillus sp) dan
kuman (Legionella sp) tinggi (CONSTRUCTION RELATED
NOSOCOMIAL INFECTIONS).

ASPERGIL
LUS

Gambar III – 1 :Spora Jamur Aspergillus Fumigatus ASPERGILLUS


FUMIGATUS

• Penyebab tersering Aspergillosis :


- Invasive;
- Non Invasive.
• > 50% Invasive Aspergillosis;
• Mampu berkembang sampai suhu 55⁰ C;
Terdapat dimana mana (lembab)

29
• Invasive Aspergillosis;
- Diagnosis Sulit;
- Mortalitas > 50 %.

PALING PENTING : CEGAH TERPAPAR RISIKO


“OUTBREAKS” ASPERGILLOSIS
• Semua aktifitas yang mengakibatkan peningkatan spora di
udara : Pembangunan Gedung, Konstruksi, Renovasi,
Perbaikan;
• Permukaan Lembab.

Gambar III – 2 : Atap Rumah dengan Permukaan Lembab


b. Kontaminasi Air dan Sistem Pendingin Udara;

Saat renovasi terkontaminasi patogen Legionella Sp


(CONSTRUCTION RELATED NOSOCOMIAL INFECTIONS).

30
Gambar III – 3 : Contoh Salurah Pipa yang Rusak

LEGIONELLA Sp.

• Airborne & Waterborne Transmission;

• Umum Terdapat dalam Sumber Air Natural;

• Berakumulasi dalam “BIOFILM” Pipa Air, Bak Penampungan;

• Berkembang Biak pada Suhu 20° - 45° C.

Gambar III – 4 : Kuman Legionella Sp.


c. Pasien “High Risk”.

• Pasien Transplantasi;

• Pasien di Bangsal Hematologi dan Onkologi Neutropenia;

• Pasien dengan Pengobatan Corticosteroid;

• Pasien “Immunocompromised” Lainnya (DM, ODHA, dll).

31
Gambar III -5 Pasaien High Risk

32
2. Sumber Mikroorganisme

Penyebab Infeksi
a. Debu dan Tanah;
b. Pipa Saluran Air;
c. Sistem Ventilasi.

Pencegahan :

a. Kurangi Debu;
b. Cegah Migrasi Debu dari Lokasi :“Barrier” Plastik dari Lantai
sampai Langit Langit

Gambar III – 6 :Contoh “Barrier” Plastik dari Lantai


c. “Pre-Construction“(Sebelum Kegiatan Dimulai)
 Konsultasi kepada Komite PPIRS;

 Identifikasi Kemungkinan Kerusakan Saluran Pipa Air atau Sistem

AC;
 Identifikasi dan Peta Pasien“High Risk”;
 Pelatihan Pekerja;

 Tentukan Alur Gerakan Pekerja.


d. “Construction” (Saat Kegiatan)

33
 Awasi Alur Pasien, Kalau Perlu Gunakan Masker N-95 /

Respirator kepada Pasien;


 Tutup Rapat Pintu dan Jendela, Tambahkan “Seal”;

 “Barrier” Debu;
 Tekanan Negatif Area Kerja;

 Hepa Filter di Bangsal Pasien “High Risk”.

 Awasi Kegiatan dengan Ketat :

- Alur Material dan Bahan Sisa/Sampah;


- Kepatuhan Pekerja;
- Risiko Kontaminasi Pipa Air atau Sistem AC.
e. “Post Construction” (Pasca Kegiatan)

 Area Harus Bersih dan Bebas Debu;

 IPCO Menilai Area Sebelum Digunakan;

 Kalau Perlu Lakukan “Air Sampling” dan “Kultur Lingkungan”

3. Faktor “Design” yang Mempengaruhi Transmisi Infeksi Rumah Sakit


a. Jumlah Pasien dan Perawat;
b. Jumlah dan Jenis Pemeriksaan / Prosedur;
c. Ruangan yang Tersedia;
d. Jumlah dan Jenis Kamar;
e. Jumlah Tempat Tidur per Kamar;
f. Lantai dan “Permukaan”;
g. Air, Listrik dan Sanitasi;
h. Ventilasi dan Kualitas Udara;
i. Pengelolaan Alat Medis;
j. Pengelolaan Makanan, Laundry dan Limbah.
1. Jumlah Pasien dan
Perawat; Rasio Pasien –
Perawat
1 : 3 – 10

34
2. Jumlah dan Jenis Pemeriksaan / Prosedur;

Desain Ketersediaan Alat Medis dan APD (Jumlah dan Jenis)


yang Dibutuhkan.
3. Ruangan yang Tersedia;

Ruang Tunggu, Ruang Petugas, Ruang Rawat, Ruang Isolasi (di


tiap- tiap Bangsal)

4. Jumlah dan Jenis Kamar;


- Maksimum 40 Tempat Tidur setiap Bangsal / Ruangan;
- Tersedia “Single Room” untuk Isolasi Pasien Infeksius.
5. Jumlah Tempat Tidur per Kamar;
- 2 – 4 Tempat Tidur (Jarak Minimum 1 Meter);

Ideal : 1 Tempat Tidur Tiap Kamar;

- Tiap Kamar Tersedia Fasilitas Alcohol – Based Hand Rub (ABHR);

Ideal : Tiap Tempat Tidur;

- Toilet dan Shower tiap Kamar.


6. Lantai dan “Permukaan”;
- Mudah Dibersihkan;
- Tidak Ada Karpet;
- Rekomendasi : Vinyl.
7. Air, Listrik dan Sanitasi;
- Air Minum Diperiksa Secara Berkala;
- Air Bersih dan Listrik Tersedia 24 Jam / Hari;
- Pengelolaan Air Unit Khusus (Hemodialisis, Bangsal Transplant)
Cegah Perkembangan Kuman Legionella, Pseudomonas,
Jamur dan Mikroorganisme Lingkungan Lainnya.

35
8. Ventilasi dan Kualitas Udara;
- Who Menyarankan Ventilasi Alamiah untuk PPI – TB ( 2009 );
- Mampu Mencegah Transmisi Airborne.
9. Pengelolaan Alat Medis;
- “Clean” & “Dirty” Harus Terpisah;
- Tindakan Mempersiapkan Infus dan Injeksi di Ruang Bersih dan

Terpisah
- Alat Steril Disimpan di Lemari Tertutup.
10. Pengelolaan Makanan, Laundry dan Limbah.
- Lantai Dapur dan “ Permukaan “ Harus Terbuat dari Bahan yang
Yang Mudah Di bersihkan
- Makanan Hangat Segera Dikonsumsi atau Didinginkan Sebelum

Disimpan;
- Linen dan Pakaian Kerja Petugas Sudah Terkontaminasi à
Cuci di Rumah Sakit;
Alasan WHO Menyarankan 1 Kamar - 1 Tempat Tidur (Single Bed
Rooms)
- Kwalitas Tidur Lebih Baik
- Privasi Meningkat
- Tingkat Kebisingan Menurun

- Transmisi Mikroorganisme Menurun


- Kesalahan Pemberian Obat Menurun
- Proteksi Data Pasien Lebih Baik.
Q. KESIMPULAN
1. IPCO Harus Dilibatkan dalam PerencanaanPelaksanaandan
Pengawasan
2. Pelatihan terhadap Pekerja Bangunan
3. Tentukan Alur Pekerja, Bahan Material dan Sampah Bangunan
4. Pekerjaan Tidak Boleh Dimulai Sebelum “Penilaian Risiko” Lengkap

36
Dilakukan
5. Waspada Terhadap “CONSTRUCTION RELATED NOSOCOMIAL

INFECTIONS”
1. Aspergillosis;
2. Legionellosis.
6. Fokus Perhatian
1. Lingkungan Sekitar Area;
2. Sistem Pipa Air;
3. Sistem Ventilasi.
7. Renovasi di Rumah Sakit berbeda karena Pasien lebih Memerlukan

Kualitas Udara yang Baik;


8. Syarat Penting dalam Desain
1. Suplai Air Bersih dan Listrik Konstan 24 Jam / Hari;
2. Jumlah dan Jarak Tempat Tidur Adekuat;
3. Ventilasi sesuai Prinsip PPI;
4. Sanitasi Untuk :
- Pasien;
- Pengunjung;
- Staf Rumah Sakit;
- Lantai dan Permukaan;
- Bahan yang Mudah Dibersihkan.

BAB IV
DOKUMENTASI

Standar Prosedur Operasional (SPO) ICRA Akibat Dampak dari Renovasi


dan Konstruksi Gedung Rumah Sakit, terlampir

37
DAFTAR PUSTAKA

Fasilities Guideline Institute (FGI), 2010


Guidelaine for design and Construction of Health Care Facilities
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya, Depkes RI – Perdalin Pusat
Jakarta, 2008
Perdalin Pusat, Handout Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di Rumah Sakit, 2012
Materi Bimbingan KARS 2013

38
39
40
41
42
43
44
11.

45

Anda mungkin juga menyukai