TENTANG
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit harus
dilaksanakan dengan baik oleh seluruh pekerja Rumah Sakit Putra
Waspada;
b. Bahwa untuk acuan upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah
Sakit Putra Waspada, maka diperlukan adanya buku Panduan
Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Putra Waspada;
c. Bahwa sesuai butir a dan b tersebut di atas perlu ditetapkan dengan
Peraturan Direktur Rumah Sakit Putra Waspada.
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran.
3. Keputusan PT. Putra Waspada Nomor : 02/Kep/III/2014
tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Putra Waspada.
4. Keputusan PT. Putra Waspada Nomor : 01/Kep/II/2014 tentang
Pengangkatan Direktur.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KATA PENGANTAR
( dr. Lely Kurniasari, MARS )
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
berkat dan anugerah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku
Panduan Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Putra Waspada ini
dapat selesai disusun.
Buku panduan ini merupakan panduan dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan di Rumah Sakit Putra Waspada.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya
atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan
Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Putra Waspada.
Penyusun
DAFTAR ISI
Peningkatan
AP C D
C D DD
Pemecahan masalah
dan peningkatan
A P
C D D Standar
Pemecahan masalah dan
peningkatan
Standar
Gambar 1. Siklus dan Proses Peningkatan PDCA
Problem
Time
Gambar 2. Diagram Tulang Ikan
Langkah – langkah menggambarkan diagram tulang ikan :
1. Masalah yang akan dianalisis diletakkan disebelah kanan (kepala
tulang ikan)
2. Komponen struktur dan proses masalah diletakkan pada sirip ikan
(manusia, mesin/ peralatan, metode, material, lingkungan)
3. Kemudian dilakukan diskusi untuk menganalisa penyebab masalah
pada setiap komponen struktur dan proses tersebut.
Hubungan pengendalian kualitas pelayanan dengan peningkatan perbaikan
berdasarkan siklus P-D-C-A (Relationship Between Control and Improvement
under P-D-C-A Cycle) diperlihatkan dalam gambar 2. Pengendalian kualitas
berdasarkan siklus P-D-C-A hanya dapat berfungsi jika sistem informasi berjalan
dengan baik dan siklus tersebut dapat dijabarkan dalam enam langkah seperti
diperlihatkan pada gambar 3.
Corrective Follow - Up
action
Improvemen
t
Keenam langkah P-D-C-A yang terdapat pada gambar 4 di atas dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Langkah 1. Menentukan tujuan dan sasaran → Plan
Tujuan dan sasaran yang akan dicapai didasarkan pada kebijakan yang
ditetapkan. Penetapan sasaran didasarkan pada data pendukung dan
analisis informasi.
Sasaran ditetapkan secara konkret dalam bentuk angka, harus pula
diungkapkan dengan maksud tertentu dan disebarkan pada semua
karyawan. Semakin rendah tingkat karyawan yang hendak dicapai oleh
penyebaran kebijakan dan tujuan, semakin rinci informasi.
BAB IV
PRINSIP DASAR UPAYA PENINGKATAN
MUTU PELAYANAN
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek
yang akan ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang
digunakan untuk mengukur pelayanan RS Putra Waspada.
Indikator :
Adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu indikasi.
Indikator merupakan suatu variable yang digunakan untuk busa melihat
perubahan. Indikator yang baik adalah yang sensitif tapi juga spesifik.
Kriteria :
Adalah spesifikasi dari indikator.
Standar :
a. Tingkat kinerja atau keadaan yang dapat diterima oleh seseorang
yang berwenang dalam situasi tersebut, atau oleh mereka yang
bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat kinerja atau kondisi
tersebut.
b. Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau prestasi yang
sangat baik.
c. Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas,berat, nilai,
atau mutu.
BAB V
FOKUS UTAMA UPAYA PENINGKATAN MUTU
M
Establish the contex
o
ni
to
Co < > Identify risks < > r
m
Risk a
mu
assessment n
nic
Analyse risks d
ati
Risk re
on
assessment vi
an
Evaluate risks e
d
w
con
Treat risks
Alat – alat manajemen resiko yang digunakan RS Putra Waspada antara lain :
1. Non statistical tools : untuk mengembangkan ide, mengelompokkan,
memprioritaskan dan memberikan arah dalam pengambilan keputusan.
Alat – alat tersebut meliputi fish bone, Bagan air, RCA, FMEA
2. statistical tools seperti Diagram Pareto, lembar periksa (check sheet)
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Indikator Mutu Pelayanan
REKAM MEDIK
2 Indikator
PPI
2 Indikator
UNIT KERJA : Panitia Pengendalian Pencegahan Infeksi
RUANG LINGKUP : Keselamatan dan efektifitas pelayanan
operasi
NAMA INDIKATOR : Angka Infeksi Luka Operasi
DASAR PEMIKIRAN : Operasi bersih yang memenuhi prosedur
standar tidak menimbulkan infeksi luka
operasi
TUJUAN : Mengetahui hasil pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit.
DEFINISI INDIKATOR : Angka kejadian infeksi luka operasi pada
pasien pasca operasi bersih dan ditandai rasa
panas, kemerahan, pengerasan (tumor), dan
keluarnya nanah (pus) dalam waktu > 3 x 24
jam sampai satu bulan setelah operasi
KRITERIA : Pasien operasi bersih, termasuk operasi cito.
Inklusi : Infeksi terjadi bukan pada tempat luka
operasi, operasi pada daerah yang dapat
menyebabkan terjadinya infeksi (daerah
pencernaan makanan, daerah ginjal dan
:
saluran kencing, daerah mulut dan
tenggorokan, serta daerah saluran kelamin
Eklusi perempuan)
TIPE INDIKATOR : Rate Based
PEMBILANG (Numerator) : Jumlah infeksi luka operasi pada operasi
bersih dalam periode waktu tertentu
PENYEBUT ( Denomitor) : Jumlah seluruh operasi bersih dalam periode
waktu yang sama
STANDARD : ≤ 1,5 %
PENANGGUNG JAWAB : Kepala Panitia Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
PERIODE ANALISIS : Setiap bulan
KETERANGAN :
UNIT KERJA : Panitia Pengendalian Pencegahan Infeksi
RUANG LINGKUP : Efektifitas dan keamanan dari asuhan
keperawatan pada pasien rawat inap yang
mendapatkan infuse
NAMA INDIKATOR : Angka infeksi jarum infuse (tromboflebitis)
DASAR PEMIKIRAN : Pemasangan infuse dapat menyebabkan
terjadinya tromboflebitis yang menunjukkan
kualitas asuhan keperawatan
TUJUAN : Tersedianya data pencatatan dan pelaporan
infeksi nosokomial di rumah sakit
DEFINISI INDIKATOR : Angka kejadian terjadinya flebitis pasca
pemasangan jarum infuse yang timbul
setelah 3 x 24 jam
KRITERIA :
Inklusi : Semua pasien yang mendapatkan infuse,
dengan adanya tanda-tanda peradangan,
limpangitis dan discharge purulent pada
tempat pemasangan jarum infuse. Transfuse
darah, pengambilan sampel darah, tindakan
Ekslusi :
invasive intravena selain infuse, tindakan
invasive inta arteri
-
TIPE INDIKATOR : Rate Based
PEMBILANG (Numerator) : Jumlah lokasi pemasangan infuse yang
mengalami infeksi dalam periode waktu
tertentu
PENYEBUT ( Denomitor) : Jumlah seluruh lokasi pemasangan jarum
infuse dalam periode waktu yang sama
STANDARD : <5%
PENANGGUNG JAWAB : Kepala Panitia PPI
PERIODE ANALISIS : Setiap bulan
KETERANGAN :
RAWAT INAP
2 Indikator
UNIT KERJA : Unit Rawat Inap
RUANG LINGKUP : Efektifitas Asuhan Keperawatan
NAMA INDIKATOR : Angka pasien dengan dekubitus
DASAR PEMIKIRAN : Terjadinya dekubitus menunjukkan asuhan
keperawatan yang tidk baik
TUJUAN : Tersedianya data pencatatan dan pelaporan
infeksi nosokomial di rumah sakit
DEFINISI INDIKATOR : Suatu daerah yang jaringan utaneousnya
mengalami kerusakan diakibatkan oleh
tekanan yang terus-menerus pada pasien non
ambulatory yang tidak dilakukan alih posisi
KRITERIA :
Inklusi : Luka lecet pada bagian bawah pasien tirah
baring
Eklusi :
Luka lecet yang terjadi diluar area tekanan
pada pasien tirah baring, luka lain akibat
trauma
TIPE INDIKATOR : Rate Based
PEMBILANG (Numerator) : Jumlah kasus dekubitus pasien non
ambulatory dalam periode waktu tertentu
PENYEBUT ( Denomitor) : Jumlah seluruh pasien non ambulatory
dalam periode waktu yang sama
STANDARD : 0%
PENANGGUNG JAWAB : Koordinator Unit Rawat Inap
PERIODE ANALISIS : Setiap bulan
KETERANGAN :
RADIOLOGI
2 Indikator
UNIT KERJA : Unit Radiologi
RUANG LINGKUP : Efektifitas pelayanan Radiologi
NAMA INDIKATOR : Angka pengulangan pemeriksaan
DASAR PEMIKIRAN : Diperlukan pengendalian mutu dan
pemeriksaan radiologi
TUJUAN : Memantau mutu pelayanan radiologi
DEFINISI INDIKATOR : Melaksanakan pemeriksaan ulang atas
pemeriksaan yang sama
KRITERIA :
Inklusi : Semua pemeriksaan radiologi yang harus
diulang karena hasil yang tidak baik yang
Eklusi :
desebabkan karena :
Hasil foto yang tidak dapat dibaca (misalnya
intensitas terlalu keras/lunak, goyang, salah
posisi/salah pemeriksaan
TIPE INDIKATOR : Rate Based
PEMBILANG (Numerator) : Jumlah pemeriksaan yang diulang dalam
periode waktu tertentu
PENYEBUT ( Denomitor) : Jumlah seluruh pemeriksaan yang diulang
dalam periode yang sama
STANDARD : ≤ 5%
PENANGGUNG JAWAB : Kepala Instalasi Radiologi
PERIODE ANALISIS : Setiap bulan
KETERANGAN :
K3
1 Indikator
ICU
1 Indikator
UNIT KERJA : Intensive Care Unit (ICU)
RUANG LINGKUP : Efektifitas Pelayanan Intensive Care Unit
NAMA INDIKATOR : Angka keterlambatan konsultasi
DASAR PEMIKIRAN : Angka keterlambatan konsultasi > 10 menit
dapat menghambat penatalaksanaan
pengobatan selanjutnya pada pasien tersebut
TUJUAN : Konsultasi dini menentukan ketepatan
penatalaksanaan pengobatan pada pasien
DEFINISI INDIKATOR : Angka konsultasi yang ditunda lebih 10
menit dari waktu yang telah ditentukan
KRITERIA :
Inklusi : Dokter tidak berada di tempat pada jam
kerja dan permintaan konsul di luar jam
Eklusi : kerja
-
TIPE INDIKATOR : Rate Based
PEMBILANG (Numerator) : Jumlah keterlambatan konsultasi dalam
periode waktu tertentu
PENYEBUT ( Denomitor) : Jumlah seluruh permintaan konsul dalam
periode waktu yang sama
STANDARD : 0%
PENANGGUNG JAWAB : Kepala Intensive Care Unit
PERIODE ANALISIS : Setiap bulan
KETERANGAN : -
GIZI
2 Indikator
FARMASI
3 Indikator
UNIT KERJA : Instalasi Farmasi
RUANG LINGKUP : Efektifitas pelayanan resep pada pasien
rawat jalan
NAMA INDIKATOR : Angka keterlambatan penyerahan obat
racikan > 60 menit
DASAR PEMIKIRAN : Diperlukan pengendalian mutu pada
pelayanan farmasi
TUJUAN : Pasien memerlukan pelayanan yang cepat
dan tepat
DEFINISI INDIKATOR : Penyerahan obat racikan dinyatakan
terlambat bila > 60 menit yang dihitung
sejak pasien setuju untuk bertransaksi
sampai dengan obat sudah siap diambil
KRITERIA :
Inklusi : Persediaan obat di ruang peracikan habis,
kesalahan hitung dosis sehingga harus
diulang dan ditentukan kesalahan baca resep
Eklusi :
sehingga harus dimulai proses dari awal lagi
-
TIPE INDIKATOR : Rate Based
PEMBILANG (Numerator) : Jumlah lembar resep obat racikan yang
penyerahannya > 60 menit dalam periode
waktu tertentu
PENYEBUT ( Denomitor) : Jumlah seluruh lembar resep obat racikan
dalam periode waktu yang sama
STANDARD : < 2%
PENANGGUNG JAWAB : Kepala Instalasi Farmasi
PERIODE ANALISIS : Setiap bulan
KETERANGAN :