Anda di halaman 1dari 28

Bab 1.

Pendahuluan

Managemen adalah suatu proses atau kerangka kerja , yang melibatkan bimbingan
atau pengarahan suatu kelompok orang orang kearah tujuan-tujuan organisasional
atau maksud-maksud yang nyata . Manajemen adalah suatu kegiatan,
pelaksanaannya disebut manager atau pengelola . Seorang yang menjadi manager
mengambil alih kewajiban-kewajiban baru , yang seluruhnya bersifat
“mangagerial”. Yang penting diantaranya adalah meniadakan kecenderungan
untuk melaksanakan sendiri semua urusan . Manajemen mempunyai tujuan
tertentu dan tidak dapat diraba. Ia berusaha untuk mencapai hasil-hasil tertentu,
yang biasanya diungkapkan dengan istilah-istilah objectives atau hal-hal yang
nyata. Usaha-usaha kelompok itu memberi sumbangannya kepada pencapaian-
pencapaian khusus . Mungkin manajemen dapat digambarkan secara tidak nyata ,
karena ia tidak dapat dilihat tetapi hanya terbukti oleh hasil-hasil yang
ditimbulkannya ‘output’ atau hasil kerja yang memadai, kepuasaan manusiawi dan
hasil-hasil produksi serta jasa yang lebih baik. Lalu manajemen adalah suatu pokok
pembahasan yang universal dan konsep itu menarik para peneliti-peneliti dan para
praktisi dari bidang yang sangat beraneka ragam , termasuk di dalamnya ilmu-ilmu
ekonomi , psikologi, sosiologi, ilmu politik dan matematika .
Daftar isi :

1. Mazhab-mazhab dalam manajemen

2. Pendekatan dalam mempelajari manajemen

3. Falsafah manajemen

4. Daftar pustaka

5. Kata penutup
Mazhab-mazhab dalam manajemen

Kemajuan ilmu pengetahuan, penggunaan multidisiplin dan adanya komputer telah


membuka macam-macam kemungkinan dan kesempatan guna memperbaiki
pemikiran tentang manajerial.

Hasilnya berupa sejumlah keyakinan serta sudut pandangan yang berbeda-beda


tentang manajemen hal yang lazim dikaitkan dengan apa yang dinamakan
“mazhab-mazhab manajemen”. Dewasa ini terdapat macam-macam mazhab atau
aliran manajemen , mazhab-mazhab itu sebagai berikut:

1. Mazhab manajemen berdasarkan kebiasaan.

2. Mazhab manajemen ilmiah

3. Mazhab kelakuan

4. Mazhab sosial

5. Mazhab manajemen sistem

6. Mazhab manajemen berdasarkan keputusan-keputusan

7. Mazhab pengukuran kwantitatif

8. Mazhab proses manajemen

9. Mazhab manajemen menurut keadaan


Mazhab Manajemen Berdasarkan Kebiasaan

Ada pihak yang beranggapan bahwa tugas-tugas manajerial yang berlangsung


harus dilaksanakan dengan cara-cara yang baru saja lampau, yang berdasarkan
kebiasaan atau tradisi. Kadang-kadang mazhab ini dinamakan mazhab empiris oleh
karena ia memberikan sumbangan-sumbangan berupa generalisasi-generalisasi
dan keterangan deskriptif tentang manajemen praktis dalam jumlah banyak.

Orang dapat mencapai hal yang baik, apabila mengikuti mazhab ini. Mazhab ini
bersifat simpel, memberikan perasaan kepastian dan memberikan keterangan-
keterangan kepada seseorang manager tentang aktivitas-aktivitas yang terjadi
diluar perusahaan.

Mazhab Manajemen Ilmiah

Mazhab ini menggunakan metode ilmiah yang memverifikasi atau menolak asumsi-
asumsi dengan jalan melaksanakan eksperimen secara terkendali. Hubungan
kausal berarti bahwa adanya hal-hal tertentu atau terjadinya hal-hal tersebut
disertai secara kausal oleh hal-hal lain yang ada atau yang akan terjadi. Haltersebut
hendaknya jangan dikacaukan dengan apa yang merupakan sebab dan apa efeknya.
Langkah-langkah pada metode ilmiah adalah:

a. Identifikasi proposisi

Hal tersebut menetapkan sasaran dan mengarahkan seluruh penelitian kearah


tujuan tertentu.

b. Lakukanlah observasi pendahuluan tentang proposisi

Bersifat eksploratoris, menyediakan keterangan yang ada dan bahan latar belakang
yang berguna.

c. Kemukakanlah pemecahan tentatif terhadap proposisi

Hipotesa yang dikemukakan akan dibenarkan atau ditolak melalui eksperimen-


eksperimen yang dikendalikan.
d. Selidikilah proposisi secara cermat, dengan menggunakan pengetahuan yang
berlaku dan eksperimeneksperimen yang dikendalikan.

e. Klisifikasilah data yang diperoleh

Mengklasifikasi banyak membantu kita dalam hal meneliti data.

f. Nyatakanlah jawaban tentatif terhadap terhadap proposisi

Melalui penafsiran data yang diklasifikasi secara cermat. Untuk tujuan itu, orang
menggunakan dua macam cara penguraian yaitu: penguraian secara induktif dan
penguraian secara deduktif

g. Sesuaikanlah dan kemukakanlah jawaban terhadap proposisi

Memastikan adanya validitas dan kelengkapan maka jawaban tentatif tersebut


”dicoba” dengan kondisi-kondisi yang ditetapkan dan kemudian hasil-hasilnya
dicatat.

Azas manajemen ilmiah: pelaksanaan penelitian secara mendalam, eksperimen-


eksperimen yang dikendalikan dan penafsiran data yang diperoleh secara hati-hati
merupakan landasan yang dapatndipercaya bagi determinasi dan evaluasi fakta-
fakta baru yang dipergunakan oleh para manager.

Azas analisa dan sintesa: memecah-mecah sebuah problem ke dalam komponen-


komponennya dan sebaliknya mengkombinasikan aneka macam entitas yang
sedang dipersoalkan sangat membantu dalam hal mengindentifikasi dan
menentukan pentingnya relatif masing-masing faktor problem tersebut.

Mazhab Kelakuan

Titik vokal penting daripada tidakan manajerial adalah kelakuan manusia apa yang
dicapai, bagaimana hal tersebut dicapai dan mengapa hal tersebut dicapai
dipandang sehubungan dengan impaknya dan pengaruhnya atas manusia yang
dianggap sebagai entitas penting daripada manajemen. Topik-topik yang
dipersoalkan antara lain: hubungan manusia, motivasi, kepemimpinan, latihan
serta komunikasi. Mazhab ini merupakan perkembangan daripada penerapan ilmu-
ilmu tentang kelakuan, khususnya ilmu jiwa dan ilmu jiwa sosial terhadap ilmu
manajemen. Mazhab ini menekankan pula pengaruh vital daripada lingkungan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi kelakuan.

Hasilnya berupa penemuan-penemuan penting mengenai persoalan kebutuhan


dan motivasi manusia yang sedang bekerja, penggunaan otoritas, pengaruh
irasional pada kelakuan manusia dan hubungan-hubungan informal yang timbul
dalam sesuatu lingkungan kerja.

Mazhab Sosial

Manajemen sebagai sebuah sistem sosial atau secara lebih spesifik, sebagai suatu
sistem antar hubungan kulturil. Mazhab ini berorientasi pada ilmu sosiologi dan
mempersoalkan pengindentifikasian berbagai kelompok sosial maupun maupun
hubungan-hubungan kulturil mereka di samping itu, kelompok-kelompok tersebut
diintegrasi dalam sebuah sistem sosial lengkap.

Hal yang mendasari keyakinan mazhab sosial ini adalah kebutuhan untuk
memecahkan berbagai macam pembatasan yang dihadapi oleh manusia dan
lingkungan mereka. Biasanya digunakan sebuah kesatuan social yang ideal, dimana
manusia berkomunikasi secara efektif satu sama lain, dan dimana mereka dengan
sukarela membantu kearah dicapainya tujuan umum.

Kadang-kadang kesauan yangn dipersoalkan adalah seluruh entitas social. Apabila


hal itu dilakukan maka mazhab terrsebut dipengaruhi secara ekologis dan
mempersoalkan hubungan-hubungan antara: organisasi, lingkungan intern dan
ekstern, kekuatan-kekuatan yang menimbulkan perubahan-perubahan dan
penyesuaian-penyesuaian.

Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa mazhab sosial menentukan interaksi serta
kerjasama manusia yang bersama-sama membentuk sebuah entitas sosial. Ia
melakukan kelakuan organisasi maupun rasional dan pengembangan pengertian
yang didasarkan atas penelitian-penelitian empiris.

Mazhab Manajemen Sistem

Sebuah system dapat dianggap sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasi yang
terdiri dari bagian-bagian yang berhubungan dengan cara tertentu dan yang
ditujukan kearah tujuan tertentu. System-sistem merupakan dasar bagi
kebanyakan aktivitas. Analisa mengungkapkan bahwa sebuah aktivitas sebenarnya
merupakan hasil banyak sub-aktivitas lain dan sebaliknya, sub-aktivitas tersebut
merupakan hasil banyak sub-sub aktivitas lainnya.

Sebuah perusahaan dianggap sebagai sebuah system buatan, dimana bagian-


bagian internnya bekerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan yang sudah
ditetapkan, sedangkan bagian-bagian ekstern berhubungan dengan lingkungannya,
inklusif para pembelinya, public secara umum, para leveransir dan pihak
pemerintah.

Mazhab Manajemen Berdasarkan Keputusan-Keputusan

Pada mazhab ini titik berat diletakkan pada keputusan-keputusan manajerial.


Pengambilan keputusan-keputusan merupakan tugas sebenarnya daripada pihak
manager. Pembuat keputusan adalah manager. Memang harus diakui bahwa
pembuatan keputusan adalah vital pada setiap mazhab manajemen. Akan tetapi,
konseptualisasi keputusan kontemporer bukanlah terbatas hingga sesuatu bidang
yang terbatas, atau dideterminasi pleh latihan sederhana dalam bidang akal sehat.
Banyak pihak beranggapan bahwa sesuatu keputusan manajerial bukan saja
mencakup hal apa yang harus dilakukan tetapi juga bagaimana dan bila harus
melakukannya.
Mazhab Pengukuran Kuantitatif

Pada mazhab ini, para penganutnya memandang manajemen sebagai salah satu
entitas logis, yang tindakan-tidakannyadalam bentuk symbol-simbol matematis,
hubungan-hubungan matematis dan data yang dapat diukur. Adapun dua hal yng
mencirikan mazhab kwantitatif ini:

1. Mengoptimalkan atau meminimalkan input-output

2. Penggunaan model-model matematis

Mengoptimalkan atau mengoptimalisasi berarti bahwa apa yang paling baik bagi
sebuah factor yang terseleksi dipilih daripada sebuah keseluruhan seperti misalnya
sebuah organisasi secara keseluruhan, departemen atau kelompok kerja dan setiap
alternative lain adalah adalah kurang baik. Mengoptimalisasi biasanya
berhubungan dengan penjualan, laba bruto, penggunaan mesin-mesin, service
atau produktivitas. Sebaliknya tindakan meminimalisasi bersifat typis bagi biaya
dan waktu yang dipergunakan.

Perlu diingat pula bahwa penggunaan approach ini tidaklah mengurai resiko, tetapi
sekalipun demikian, pihak manager banyak mendapatkan bantuannya dalam
rangka mengambil resiko yang tepat.

Mazhab Proses Manajemen

Para penganut mazhab ini manganggap manajemen sebagai sebuah aktivitas yang
terdiri daripada sub-aktivitas tertentu atau fungsi-fungsi dasar manajemen yang
merupakan sebuah proses yang unik yakni proses manajemen. Proses ini dianggap
sebagai proses essensial daripada manajemen dan umumnya dianggap sebagai
format efektif untuk studi bagi orang yang baru mulai mempelajari ilmu
manajemen. Secara singkat dapat dikatakan bahwa:

1. Perencanaan berarti tindakan mendeterminasi sasaran dan arah tindakan yang


akan diikuti.

2. Pengorganisasian adalah tindakan mendistribusi pekerjaan antara kelompok


yang ada dan menetapkan dan memerici hubungan yang diperlukan.

3. Menggerakan berarti merangsang anggota kelompok untuk melaksanakan


tugas mereka dengan kemauan baik dan secara antusias.

4. Mengawasi berarti mengawasi aktivitas agar sesuai dengan rencana.

Mazhab Manajemen Menurut Keadaan

Salah satu mazhab relative baru yang muncul adalah mazhab manajemen menurut
keadaan. Pada pengikutnya menekankan relavansi tindakan manajerial dengan
cirri-ciri khusus situasi dimana terjadi kejadian tersebut. Dinyatakan bahwa
manajemen harus sesuai dengan lingkungannya. Hal tersebut berarti kondisi-
kondisi atau lingkungan didalam msns msnsjemen terjadi. Istilah tersebut lazim
digunakan oleh dunia militer, yang menyusun rencana untuk berbagai kondisi yang
diasumsi akan terjadi.

Konsepsi tersebut telah ditekankan pada apa yang dikenal sebagai “situational
management” dan dalam sebuah piper tahun 1919, Mary Parker Follet,
menggunakan istilah “ law of the situation”. Sebenarnya kebanyakan manajer
mempertimbangkan situasi individual dalam hal melaksanakan tugas manajerial
mereka, tetapi mungkin mereka melupakan factor situasional tertentu sewaktu
makin banyak pengetahuan diperoleh mengenai factor apa perlu diperhatikan
dama situasi macam apa, maka caliber manajemen akan bertambah baik dan
manajer tersebut akan dapat menjalankan manajemen dengan kepastian yang
lebih besar.
Pendekatan dalam Mempelajari Manajemen

Dalam mempelajari pendekatan-pendekatan manajemen terlebih dahulu kita


mengenal dua istilah yang berhubungan dengannya, yaitu pemikiran manajemen
dan teori manajemen.

PEMIKIRAN MANAJEMEN (management thought) : menunjuk teori dan prinsip2


yang menuntun manajemen orang dalam organisasi.

Pemikiran manajemen merupakan teori yang mengantar manajer dalam


memahami dan mengatur orang2 yang bekerja untuk mereka.

TEORI MANAJEMEN: adalah teori yang menjelaskan mengapa suatu praktek


tertentu adalah efektif atau tidak efektif.

Teori manajemen dibutuhkan untuk memprediksi dan mengontrol perilaku


manusia dalam lingkungan kerja. Tanpa teori seorang manajer tidak tahu mengapa
organisasinya berhasil atau tidak berhasil. Tanpa pemahaman manajer tidak ingin
berusaha mencapai sasaran dimasa yang akan datang.

Karena manajemen adalah disiplin terapan yang relatif baru, maka kita perlu
mempelajari ide2 dari teori2 yang sudah pernah ada. Disinilah pentingnya kita
mempelajari pendekatan atau teori-teori manajemen.

PENDEKATAN UTAMA DALAM TEORI MANAJEMEN


1. PRA KLASIK - Praktek-praktek manajerial dan manajer ahli serta
perhatiannya terhadap efisiensi dan efektifitas
organisasi sudah ada sejak sebelum Revolusi Industri di
Inggris.
- Praktek-praktek manajerial telah ada sejak jaman Babilonia,Mesir, Cina,
Romawi, yang terbukti dari hasil-hasil yang dicapai oleh Negara-negara
tersebut.

- Sudah ada herarkhi organisasi, spesialisasi, konsep staf dan deskripsi kerja.

- Adanya Revolusi Industri merupakan puncak kejadian dan


perubahan dalam manajemen kerja sama dalam organisasi.

- Mulai diterapkannya teknik mesin dalam proses produksi dan adanya kerja
sama yang besar dan rumit shg memerlukan manajemen yang bisa mengelola
kerja sama dlm organisasi tsb.

2. PENDEKATAN KLASIK
( PENDEKATAN TRADISIONAL/PENDEKATAN MEKANISTIK )

Cabang Utama Pendekatan klasik untuk manajemen adalah :

a) Pendekatan Manajemen Ilmiah


b) Pendekatan Manajemen Administratif
c) Pendekatan Manajemen Birokrasi

PENDEKATAN MANAJEMEN ILMIAH


Tokoh gerakan manajemen ilmiah adalah FW. Taylor (Bapak gerakan manajemen
ilmiah). Karyanya adalah Principles of Scientific Management.

Pemikirannya adalah Teori Fisiologi, yaitu pengaturan penggunaan fisik


manusia sebaik2nya dalam proses produksi.

Revolusi industri merupakan puncak kejadian dan perubahan manajemen dalam


organisasi, dan mulai diterapkannya teknik mesin dalam proses produksi serta
adanya kerja sama yang besar dan rumit shg memerlukan manajemen yang bisa
mengelola kerja sama dlm organisasi tsb.

PENDEKATAN MANAJEMEN ADMINISTRATIF

Tokoh : Henry Fayol

Pendekatan Manajemen Administratif adalah pendekatan yang berpusat pada


prinsip2 yang dapat digunakan oleh manajer untuk koordinasi kegiatan dlm
organisasi.

Pendekatan ini menitik beratkan pada para manajer (Top Level Theory).

Aspek2 pokok yang dibahas dalam Manajemen Administratif:

a) Aktivitas Organisasi, meliputi bidang:


- Kegiatan Komersial

- Kegiatan Finansial

- Kegiatan pengamanan

- Akuntansi

b) Fungsi2 Manajemen. Fungsi2 manajemen harus dilaksanakan oleh manajer.


Fungsi pertama mendahului fungsi yang lain ( fungsi planning –> fungsi
controlling ).
c) Prinsip2 manajemen yang jumlahnya 14 prinsip. Prinsip2 tsb bersifat
fleksibel dapat disesuaikan dengan kondisi.

Prinsip-prinsip manajemen:

1) Pembagian kerja berdasarkan spesialisasi


2) Adanya wewenang dan tanggung jawab
3) Disiplin. Tiap kegiatan dpt berjalan dengan wajar jika tiap2 pegawai mentaati
dan menghormati peraturan organisasi
4) Kesatuan perintah. Tiap2 pegawai harus menerima perintah hanya dari satu
atasan saja, spy tidak bingung.
5) Kesatuan arah. Tiap kegiatan organisasi dengan tujuan yang sama dan
dipimpin oleh seorang manajer
6) Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan probadi.
7) Imbalan atau pemberian upah. Harus diberikan secara adil dan layak
8) Sentralisasi atau pemusatan. Setiap tanggung jawab akhir pelaksanaan
kegiatan psds skhirnys disentralisasi pada orang yang menduduki posisi
puncak.
9) Jenjang. Kedudukan orang2 perlu disusun dalam satu jenjang dari yang
paling tinggi sampai yang paling rendah.
10) Keteraturan atau Tata tertib. Perlu pembuatan jadwal dan aturan jam
kerja.
11) Keadilan. Terhadap semua bawahan, manajer harus berlaku adil,
sama, baik dan jujur. Dengan begitu akan membangun loyalitas dan inspirasi
bawahannya.
12) Stabilitas masa jabatan. Pergantian pegawai yang tinggi dan tidak
diperlukan menunjukkan manajemen yang buruk.
13) Prakarsa. Memberi kesempatan pada karyawan untuk memecahkan
masalah dalam pekerjaannya.
14) Semangat korps. Membangun kebersamaan dan semangat bersatu
antara sesama anggota organisasi.

d) Pendidikan manajemen
- melihat bahwa kemampuan manajerial atau ketrampilan manajerial
penting.
- perlu ada pengajaran manajemen melalui pendidikan formal disekolah2

- perlu adanya teori2 manajemen.

PENDEKATAN MANAJEMEN BIROKRASI

- Merupakan pdkt manajemen ideal untuk organisasi.

- Menekankan pada aturan2, herarkhi, pembagian kerja yang jelas dan


tuntas, mengikuti prosedur2, menitik beratkan pada struktur organisasi
secara menyeluruh.

PERIKSA KEMBALI PADA MATERI TENTANG BIROKRASI !


3. PENDEKATAN MANAJEMEN PERILAKU
Cabang utama pendekatan ini :

1) Pendekatan hubungan manusia


- Tokoh : Elton Mayo

- Pemikirannya: Howthorne study.

- Produktivitas bukan disebabkan oleh aspek fisik (lingkungan kerja,


upah, dll), tetapi disebabkan oleh saluran reaksi emosional yang
rumit (perhatian pimp., supervisor yang simpatik, hubungan
baik dg teman kerja/atasan, dsb)

- Pdkt humanistis – menekankan aspek manusiawi

- Melengkapi teori klasik (mekanistik).

2) Pendekatan Perilaku
-Menekankan faktor manusia sec.manusiawi dan individual
- Tokoh : Abraham Maslow

- Pemikirannya : Herarkhi kebutuhan manusia

- Manusia memasuki organisasi untuk memenuhi kebutuhannya


(kebutuhan fisik, mencari teman, harga diri,mendapatkan
penghasilan, dsb)

- Organisasi ingin berproduksi memerlukan sumbangan (kerja) dari


tenaga kerja.

- Herarkhi kebutuhan manusia (A. Maslow):

(Kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan afiliasi,


kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri)

- Manajer: harus mampu mengintegrasikan baik kebutuhan organisasi


maupun kebutuhan karyawannya, dan membimbing para pekerja
untuk diarahkan pada tujuan-tujuan organisasi.

TABEL I
PERBEDAAN PENDEKATAN MEKANISTIS DAN HUMANISTIS

Mekanistis No. Humanistis

Pekerja 1. Pekerja dianggap sebagai


dianggap manusia sosial
sebagai manusia
rasional.
Menekankan 2. Menekankan hubungan
pada hubungan sosial dan interpersonal
formal dan
impersonal.
Motivasi 3. Motivasi melalui
melalui pemenuhan kebutuhan sosial
pemenuhan
kebutuhan
ekonomi
Produktivitas 4. Produktivitas ditingkatkan
ditingkatkan melalui perbaikan kondisi sosial
melalui
perbaikan
kondisi fisik
Ulber Silalahi (2002:112).

4. PENDEKATAN KUANTITATIF

- Dikembangkan untuk menyelidiki bagaimana teknik2 kuantitatif dapat


meningkatkan pembuatan keputusan managerial.

- Dasar pendekatan kuantitatif : adanya asumsi bahwa teknik matematik, statistik


dan bantuan informasi dapat digunakan untuk pembuatan keputusan,
pemecahan masalah managerial dan efektivitas organisasi.

Cabang-cabang utama pendekatan kuantitatif :

1). Manajemen science (berbeda dg scientific management).

Yaitu menggambarkan aplikasi ilmiah dari teknik2 matematik dan metode


statistik untuk problem2 manajemen.

2). Manajemen operasi.

Merupakan perkembangan dari management science dlm organisasi dengan

penggunaan komputer untuk pemrosesan data secara cepat

5. PENDEKATAN MANAJEMEN KONTEMPORER


 Pendekatan mekanistis dan pendekatan humanistis : belum dapat
menjelaskan efektivitas organisasi karena lebih menekankan pada dimensi
internal organisasi.
 Ternyata efektivitas organisasi juga ditentukan oleh dimensi eksternal
organisasi.
 Pendekatan ini disebut pendekatan kontemporer “atau” pendekatan
modern untuk manajemen.
 Pendekatan modern menghormati “pendekatan klasik”, “pendekatan
perilaku” dan “pendekatan kuantitatif”.
 Para ahli mengakui bahwa tidak satupun teori/pendekatan yang berlaku
universal untuk segala situasi, karena setiap organisasi selalu berinteraksi
dengan lingkungannya.

CABANG UTAMA PENDEKATAN KONTEMPORER:

1) Teori sistem
Dasar anggapan teori sistem:

a) Memandang organisasi sebagai suatu sistem, baik sistem terbuka maupun


tertutup, yaitu bagian2 yang saling berhubungan dalam mencapai tujuan
bersama.
b) Memandang organisasi sebagai subsistem dari sistem global sehingga
tergantung pada lingkungan sistem tersebut.
Kesimpulannya : dalam perspektif pendekatan sistem, organisasi dan
kegiatan2 manajerial dipandang sebagai kesatuan yang terdiri atas bagian2
yang saling berhubungan.
Kegiatan dari bagian manapun dalam organisasi mempengaruhi kegiatan
dari setiap bagian yang lainnya.
Untuk mempersatukan bagian2 organisasi secara keseluruhan atau sebagai
satu kesatuan, manajer harus berkomunikasi dengan para pegawai serta
bagian2 lain dan lingkungannya.

2) Pendekatan Kontingensi
 Juga disebut Pendekatan Situasional.
 Pdkt ini menekankan bahwa tindakan manajerial yang tepat tergantung pada
universal yang dapat diterapkan dalam segala situasi organisasi (lingkungan
organisasi).
 Satu pendekatan barangkali efektif digunakan dalam mengatasi masalah
pada situasi tertentu tetapi tidak tepat lagi pada situasi yang lain. Situasi yang
dimaksud disebut variable kontingensi.

Falsafah manajemen

Falsafah manajemen

Dasar falsafah manajemen dibedakan dalam tiga jenis hakikat yaitu :

Hakikat tujuan

Hakikat manusia

Hakikat kerja

Hakikat tujuan manajemen

yang menjadaitujuan utama manajemen, menurut Shrode dan Voich (th 1974)

- Produktifitas dan kepuasan tujuan manjemen kemungkinan tidak tunggal


melainkan jamak atau rangkap seperti :

o Peningkatan mutu pendidikan / lulusannya

o Keuntungan / Profit yang tinggi

o Pemenuhan kesempatan kerja


o Pembangunan daerah/nasional

o tanggung jawab sosial

Apabila produktifitas merupakan tujuan, maka pelu diahami makna produktivitas.

Sutermeister (1976) membataskan produk tivitas sebagai ukuran kuantitas dan


kualitas kerja dengan mempetimbangkan kemanfaatan sumberdaya.

Produktivitas itu sendiri dipengaruhi perkembangan bahan, teknologi dan kinerja


manusia.

Pengertian konsep produktivitas berkembang dari pengertian teknis sampai


dengan prilaku.

- Produktivitas dalam arti teknis mengacu kepada derajat keefektivan evisiensi


dalam penggunaan sumberdaya.

- sedangkan dalam pengertian prilaku produktivitas merupakan sikap mental


yang senantiasa berusaha untuk terus berkembang.

- berdasarkan pengertian teknis produktivitas dapat diukur dengan dua standar


utama yaitu :

o Produktivitas Fisik

o Produktivitas Nilai

- Secara fisik produktivitas diukur secara kuantitatif seperti banyaknya keluaran


(panjang), Berat, lamanya waktu, jumlah.
- Sedangkan berdasakan nilai, produktivitas diukur atas dasar nilai-nilai
kemampuan sikap, prilaku, disiplin, motivasi dan komitmen terhadap
pekerjaan/tugas.

- Oleh karena itu mengukur produktivitas tidaklah mudah disamping banyaknya


variable. juga ukuran yang digunakan, sangat bervariasi.

- Paul Mali (1978) Mengukur produktivitas berdasarkan kombinasi antara


efektifitas dan efisiensi.

- Efektifitas dikaitkan dengan performance dan efisiensi dikaitkan dengan


penggunaan sumber-sumber, indeks produktivitas diukur berdasarkan
perbandingan atau rasio antara pencaopaian Ferformance dengan sumber-sumber
yang dialokasikan.

Indeks produktivitas = out put = performance = Efektivitas

In put Alokasi sumber Efisiensi

- Victor Vrom hampir sejalan dengan Suter meister mengunakan pormula


psikologi dimana produktivitas sebagai prestasi kerja, formula yang digunakan
adalah sbb.

F = f (M x K )

dimana :

F = Prestasi kerja

M = Motivasi

K = Kemampuan.

- Jadi menurut Vroom produktivitas merupakan fungsi dari motivasi dikalikan


kemampuan. artinya tinggi rendahnya produktivitas dipengaruhi motivasi dan
kemampuan.
- Di Bidang pendidikan formal, Alllan Thomas (1976) mengartikan produktivitas
sekilah ditentukan oleh tiga fungsi utama yaitu :

1. Fungsi Administratos

2. Fungsi Psikologis

3. Fungsi ekonomi.

Ketiga fungsi tersebut secara linier menentukan tinggi rendahnya tingkat


produktivitas sekolah.

- produktivitas berkaitan dengan elaksanaan tugas – tugas dngan cara terbaik.

- produktivitas merupakan kriteria pencapaian kerja yang diterapkan kepda


individu, kelompok atau organisasi

- gill moore (1974) dalam bukunya “ The Productive personality mendasarkan


produktivitas pada tiga aspek yaitu :

Prestasi Akademik

Kreativitas

pemimpin

seorang yang intelegensinya tinggi mempunyai kecenderungan kreatif, berprestasi


dan akhirnya akan produktif oleh karena itu baik secara individu maupun kelompok
apabila berkarya sebaik-baiknya merupakan landasan untuk mencapai
produktivitas organisasi.

- Pencapaian produktivitas yang tinggi terkait dengan kepuasan individu dan


kelompok.

- manajer akan mendapatkan manfaat besar, apabila ia menaruh perhatian pada


kebutuhan sosial dan aktualisasi diri bawahannya.
- Pernyataan seorang ahli bahwa yang penting untuk meningkatkan
produktivitas perlu diperhatikan prilaku manusia dan sosial dengan segala
aspeknya.

b. Hakikat Manusia

- Apakah manusia itu ?

Apakah beda manusia dan binatang ?

hal-hal apakah secara hakikat yang menggerakan manusia sebagaimana adanya ?

- Terdapat beberapa pandangan tentang manusia antara lain :

1. Hansen, Stevic dan Warner, 1977. Beranggapan :

o bahwa manusia pada dasarnya digerakan oleh dorongan dari dirinya yang
bersifat instingtif.

o Tingkahlaku individu ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologis yang


sejak semula sudah ada pada diri individu itu.

2. Freud mengemukakan bahwa struktur kepribadian individu terdiri dari tiga


komponen yaitu : yang disebut Id, Ego dan Super ego.

Id : - Mendasari berbagai insting manusia yagn mendasari perkembangannya.

- dua insting yang paling penting ialah insting seksual dan insting agresi.

insting insting ini menggerakan manusia untuk hidup dalam dunianya dengan
prinsip pemuasan diri.

Kemampuan neo analis mengakui adanya komponen Id. ego, dan super ego. namun
lebih menekankan pentingnya. ego sebagai pusat kepribadian. ego tidak dipandang
sebagai fungsi pengarah perwujudan Id saja. melainkan sebagai fungsi pokok yang
bersifat rasional dan bertanggungjawab atas tingkah laku intelektual dan sosia
individu.
3. Rogers (1961) ( Pandang humanis ) mengemukakan

- bahwa pribadi individu merupakan proses yang terus berjalan, suatu kekuasaan
yang tidak setatis.

- ini berarti individu merupakan kesatuan potensi yang terus berubah.

- manusia pada hakikatnya dalam proses menjadi – on becoming – tidak pernah


selesai, tidak pernah sempurna.

4. Adles (1954 ) masih tergolong humanis, berpendapat :

- Bahwa individu melibatkan dirinya dalam usaha mewujudkan dirisendiri dalam


mewujudkan diri sendiri dalam membantu orang klain dan dalam membuat dunia
ini menjadi lebih baik untuk ditempati.

- Pandangan lain menganggap bahwa manusia sepenuhnya adalah mahluk reaktif


yang prilakunya dikontrol oleh faktor-faktor yang datang dari luar

- dengan kata lain kepribadian manusia dapat dikembalikan semata mata kepada
hubunan antara individu dengan lingkungannya.

dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia adalah :

pada dasarnya memliki tenaga dalam yang menggerakan hidupnya untuk


memenuhi kebutuhan.

terdapat fungsi yang rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual
dan sosial.

mampu mengarakan diri ketujuan yang positif, mampu mengatur dan mengontrol
diri ketujuan yang positif, mampu mengatur dan mengontrol diri dan menentukan
nasibnya.

pada hakikatnya dalam proses berkembang dan tidak pernah selesai.


melibatkan diri untuk kepentingan dirinya dan orang lain.

mempunyai potensi yang perwujudannya sering tak terduga dan potensi itu
terbatas.

- Dengan mengenali berbagai macam ragam variable yang mempengaruhi prilaku


manusia, baik yang bersumber dari variable individu, variable lingkungan atau
organisasional, menghasilkan prilaku yang berbeda.

- hal ini membawa implikasi terhadap praktek manajerial yang efektif


untukmengakui perbedaan perihal individu diakui dan mungkin dipertimbangkan
ketika melakukan pekerjaan atautugas.

c. Hakikat kerja

Kerja merupakan kegiatan dalam melakukan sesuatu dan orang yang kerja ada
kaitannya dengan mencari nafkah atau bertujuan untuk mendapatkan imbalan
atas prestasi yang telah diberikan.

- Pretasi kerjaatau penampilan kerja ( Performance ) diartikan sebagai ungkapan


kemampuanyagn didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan dan motivasi
dalam menghasilkan sesuatu.

- Masalah kerja selalu mendapatkan perhatian dalam manajemen karena berkaitan


dengan produktivitas organisasi.

- Pada hakekatnya orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan atas dorong atau
motaivasi tertentu.

- kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit prilaku

- proses motivasi sebagian besar diarahkan untuk memenuhi dan mencapai


kebutuhan.

- Apabila digambarkan proses pemenuhan kebutuhan manusia itu sejara sederhana


tampak sebagai berikut.
Kebutuhan Usaha prilaku prestasi

Evaluasi kebutuhan imbalan

Bagan 2.1

Proses pemenuhan kebutuhan manusia

- proses pemenuhan kebutuhan didasari oleh pendekatan teori prilaku yaitu


teori motivasi.

- Pakar manajemen yang telah menemukan teori motivasi antara lain :

Maslow :

> Kebutuhan bertingka mulai dari yang paling tinggi berturut-turut sambapi ke
yang paling rendah perwujudan diri, kebutuhan ego, kebutuhan akan kasih sayang,
kebuttuhan rasa aman dan kebutuhan fisiologis.

2. Hertberg, teori dua faktor,

Faktor Higine

Motivasi

Gaji
Kondisi

Kebijakan perusahaan

Kelompok kerja

Kemajuan

Perkembangan

Tanggungjawab

prestasi

3. Smith dan Crammy :

- Motivasi kerja akan ditentukan oleh tiga variasi utama yaitu, usaha, kepuasan dan
ganjaran usaha, dll.

- disamping motif-motif diatas ada jga yang berpendapat bahwa uang menjadi
orang untuk mengejarnya.

- maksudnya uang dapat mengungkapkan prestasi, prestise, kesuksesan, rasa aman


dan persahabatan.

- dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua orang mempunyai berbagai


kebutuhan psikologis.
Daftar Pustaka

http://mmpendidikanpasundan.blogspot.com/2011/03/falsafah-manajemen.html

http://pertaruhanhargadiri.blogspot.com/2011/10/mazhab-mazhab-
manajemen.html

1.Ulber Silalahi.2002. Pemahaman Praktis Asas-asas Manajemen. Mandar


Maju.Bandung.

2. Winardi. 2000. Asas-asas Manajemen. Mandar Maju. Bandung.

3. Winardi. 2003. Teori Organisasi dan pengorganisasian. PT Raja Grafindo


Persada. Jakarta

Kata penutup

PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah
ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan
berikutnya.

Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai