Siapa yang belum mendengar “Teorema Pythagoras”? sejak di sekolah dasar kita telah
diperkenalkan dengan sifat yang terdapat pada segitiga siku-siku tersebut. Sebagai tambahan
wawasan dan pengetahuan bagi para guru, berikut ini disajikan penjelasan singkat mengenai
sejarah teorema Phytagoras serta 25 cara membuktikannya.
Teorema Pythagoras merupakan salah satu teorema yang telah dikenal manusia sejak
peradaban kuno. Nama teorema ini diambil dari nama seorang matematikawan Yunani yang
bernama Pythagoras. Pythagoras lahir di pulau Samos, Yunani, sekitar tahun 570 SM. Sesuai
dengan nasehat gurunya Thales, Pythagoras muda mengunjungi Mesir sekitar tahun 547 SM
dan tinggal di sana.
Bangsa Mesir kuno telah mengetahui bahwa segitiga dengan panjang sisi 3, 4 dan 5 akan
membentuk sebuah sudut siku-siku. Mereka menggunakan tali yang diberi simpul pada
beberapa tempat dan menggunakannya untuk membentuk sudut siku-siku pada bangunan-
bangunan mereka termasuk piramid. Diyakini bahwa mereka hanya mengetahui tentang
segitiga dengan sisi 3, 4 dan 5 yang membentuk segitiga siku-siku, sedangkan teorema yang
berlaku secara umum untuk segitiga siku-siku belum mereka ketahui.
Di Cina, Tschou-Gun yang hidup sekitar 1100 SM juga mengetahui teorema ini. Demikian
juga di Babylonia, teorema ini telah dikenal pada masa lebih dari 1000 tahun sebelum
Pythagoras. Sebuah keping tanah liat dari Babilonia pernah ditemukan dan memuat naskah
yang kira-kira berbunyi sebagai berikut: “4 is length and 5 the diagonal. What is the breadth?”
Pythagoras-lah yang telah membuat generalisasi dan membuat teorema ini menjadi populer.
Secara singkat teorema Pythagoras berbunyi:
Pada sebuah segitiga siku-siku, kuadrat sisi miring (sisi di depan sudut sikusiku) sama
dengan jumlah kuadrat sisi-sisi yang lain.
1. Pembuktian dari Sekolah Pythagoras
Sifat pada segitiga siku-siku ini sebenarnya telah dikenal berabad-abad sebelum masa
Pythagoras, seperti di Mesopotamia, juga Cina. Tetapi catatan tertulis pertama yang memberi
bukti berasal dari Pythagoras. Bukti dari sekolah Pythagoras tersebut tersaji pada gambar di
bawah.
Perhatikan bahwa:
Luas daerah hitam pada gambar (1) adalah a2 + b2
Luas daerah hitam pada gambar (2) adalah c2
Dengan demikian a2 + b2 = c2
Dengan menghitung luas bangun bujur sangkar yang terjadi melalui dua cara akan diperoleh:
(a + b) = c2 + 4. ½ ab
a2 + 2ab + b2 = c2 + 2 ab
a2 + b2 = c2
Bukti berikut ini pertama kali terdapat pada karya Bhaskara (matematikawan India, sekitar abad
X). Bangun ABCD di atas berupa bujursangkar dengan sisi c. Di dalamnya dibuat empat buah
segitiga siku-siku dengan panjang sisi a dan b.
Dengan konstruksi bangun tersebut, maka:
Luas PQRS + 4 x luas ABQ = luas ABCD
(b – a)2 + 4 x ½ . ab = c2
b2 – 2ab + a2 + 2ab = c2
a2 + b2 = c2
5. Bukti menggunakan Garis Tinggi dan Sifat Segitiga Sebangun (Pembuktian Baskhara
yang Kedua)
Perhatikan gambar berikut:
Segitiga ABC sebangun dengan segitiga ACD sehingga b/c = c1/c atau b2 = c . c1 ... (1)
Segitiga ABC sebangun dengan segitiga CBD sehingga a/c = c2/a atau a2 = c . c2 ... (2)
Dari (1) dan (2) diperoleh:
a2 + b2 = c . c1 + c . c2
a2 + b2 = c (c1 + c2)
a2 + b2 = c . c
a2 + b2 = c2
½ a2 = (1)
½ b2 = (2) + (3)
------------------------------------ +
½ a2 + ½ b2 = (1) + (2) + (3)
= [(1) + (2)] + (3)
= ½ cx + ½ cy
= ½ c (x + y)
= ½ c.c
= ½ c2
Dengan mengalikan dua pada setiap ruas maka akan diperoleh a2 + b2 = c2
Diberikan segitiga ABC yang siku-siku di C. Kalikan setiap sisi dengan c. Lalu bentuk dua
segitiga sebangun dengan ABC seperti pada gambar di atas. Dengan perbandingan sisi pada
segitiga-segitiga sebangun akan diperoleh panjang sisi-sisi yang lain pada bangun di samping.
Dari konstruksi tersebut jelas c2 = a2 + b2.
Bukti sejenis ini terdapat pula dalambeberapa buku dan publikasi, seperti oleh Birkhoff.
(Sumardyono, 2004)
c2 = BDQE + ADEP
= a2 + b2
Maka diperoleh:
Luas KMNPQR = luas KSQR + luas MNP
= a2 + b2
Kemudian pindahkan segitiga 1 dan 4 sehingga membentuk bangun di sebelah kanan. Bangun
yang terbentuk adalah bujur sangakar dengan sisi c, sehingga luasnya c2. (Sumardyono, 2003)
Bukti berikut berasal dari Pappus (sekitar 300 M) dan merupakan suatu generalisasi. Buat
sebarang segitiga ABC. Lalu buat sebarang jajargenjang CADE (di sisi CA) dan sebarang
jajargenjang CBFG (di sisi BC). Kemudian panjang DE dan FG hingga bertemu, katakan di H.
Kemudian lukis AL dan BM sejajar dan sama panjang dengan HC. Maka:
Luas CADE = luas CAUH = luas SLAR
Luas CBFG = luas CBVH = luas SMBR
--------------------------------------------------------------------------- +
Luas CADE + luas CBFG = luas ABML
Bila segitiga ABC adalah segitiga siku-siku (dengan sudut siku-siku di C) serta jajargenjang di
sisi CA dan BC merupakan bujursangkar, maka akan diperoleh Teorema Pythagoras.
Kemudian buat segitiga sama sisi dengan panjang a, b, dan c di setiap sisi-sisinyasehinggaakan
tampak seperti gambar berikut.
Dari gambar di atas,diketahui bahwa luas segitiga sama sisi pada sisi miring sama dengan
jumlah segitiga sama sisi lainnya.
Untuk segitiga dengan panjang sisi k, l, dan m maka luas segitiga tersebut adalah
18. Pembuktian dengan Identitas Trigonometri Pythagoras
Buat segitiga siku-siku dengan panjang sisi a, b, dan, c seperti gambar berikut.
Kemudian dengan menggunakan trigonometri untuk menentukan sinus dan cosinus sudut Ө
yaitu sebagai berikut.
Hubungan antara sinus dan cosinus dinamakan sebagai identitas trigonometri Pythagoras yang
mendasar. Sehingga pada trigonometri kita ketahui bahwa
Hubungan antara sinus dan cosinus dinamakan sebagai identitas trigonometri Pythagoras yang
mendasar. Sehingga pada trigonometri kita ketahui bahwa.
b diperpanjang ke titik D yaitu sisi db, c juga diperpanjang dengan sisi dc. Terdapat dua sisi
segitiga yang sebangun yaitu segitiga AED (EA tegak lurus terhadap sisi miring) dan segitiga
Luas bangun di atas adalah persegi besar dan persegi kecil yaitu a2 + b2.
Persegi di atas kita gabungkan, kemudian buat garis sedemikian rupa sehingga akan tampak
seperti gambar di bawah, dimana sisi c menjadi sisi miring.
Selanjutnya segitiga kita potong dan tempatkan di bagian lain yaitu samping kanan dan bagian
atas sehingga akan tampak seperti gambar berikut.
Bangun yang terbentuk adalah sbuah bujur sangkar dengan luas c2.
Kedua diagonal tegak lurus memiliki panjang c, sehingga daerah yang sama dengan c2/2
sehingga
c2/2 = Luas bangun ABCD
= Luas BCD + Luas ABD
= a.a/2 + b.b/2
c2 = a2 + b2 terbukti
22. Pembuktian Tao Tong
ABC dan BED dua buah segitiga yang kongruen. E pada AB.
Luas ABD = BD.AF/2 = DE.AB/2
Berdasarkan gambar di atas diperoleh
(c-x)/2 = b.b/2.x = CF (diperoleh dari kesamaan BD dan AC pada segitiga BFC dan ABC).
x = a2/2
23. Pembuktian dengan beberapa segitiga yang sebangun.
Daftar Pustaka:
Ulya, Dinal. (tanpa tahun). Pembuktian teorema Pythagoras dari Euclid. [Online]. Tersedia:
http://www.slideshare.net/dinalulya29/pembuktian-teorema-pythagoras-dari-euclid . [29
Desember 2013]
Utari, Rahma siska. (tanpa tahun). Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1.
[Online]. Tersedia: http://www.slideshare.net/AmaBustam/20-pembuktian-teorema-
pythagoras-oleh-kelompok-1. [29 Desemeber 2013].
Wagner, Donald B, (2004). A proof of the Pythagorean Theorem by Liu Hui. [Online].
Tersedia: http://donwagner.dk/Pythagoras/Pythagoras.html