Anda di halaman 1dari 10

KONDILOMA AKUMINATA PADA ANAK, WANITA HAMIL DAN

MENYUSUI, DAN PADA PENDERITA HIV

Human Papilloma Virus (HPV) adalah virus DNA berantai ganda termasuk dalam
famili Papillomaviridae. Lebih dari 200 HPV serotipe telah diidentifikasi, tetapi hanya 85 yang
telah di teliti. Kondiloma pada kulit yang disebabkan oleh tipe 1, 2, 3, 4, 7, dan 10 dapat terjadi
pada sebanyak 10% sampai 20% dari semua anak. Jenis 6 dan 11 berperan 75% sampai 90%
untuk infeksi genital dan jenis yang paling umum ditemukan pada lesi oral. HPV 16 dan 18
juga adalah penyebab umum dari infeksi kelamin dan menyebabkan sekitar dua pertiga dari
kanker serviks dan banyak pada vulva dan penis. 1,2
Virus ini menginfeksi terutama epitel sel melalui abrasi pada kulit atau mukosa. Pada
sebagian besar individu, infeksi HPV tetap sementara dan tanpa gejala dan dapat laten dalam
beberapa bulan sampai tahun, dalam banyak kasus, infeksi HPV berlangsung dalam 2 tahun .
Ada beberapa faktor yang berperan dalam perkembangan infeksi HPV, termasuk kerentanan
individu, status kekebalan dan gizi, hormon endogen dan eksogen, merokok tembakau, paritas,
koinfeksi dengan agen infeksi menular seksual seperti HIV, herpes simplex virus tipe 2, dan
Chlamydia trachomatis dan karakteristik virus seperti jenis HPV, , varian HPV, dan integrasi
virus. 1,3

I. Kondiloma Akuminata pada Anak

I.1 Insiden
Prevalensi infeksi HPV pada kelamin pada anak-anak dan remaja tidak diketahui tetapi
paralel dengan orang dewasa. Rata-rata usia kondiloma pada anak-anak adalah 2,8-5,6 tahun.
Kondiloma pada anak perempuan terlihat di vulva, perianal, himen, vagina, dan daerah uretra,
terlepas dari metode transmisi. Anak laki-laki memiliki lesi perianal; lesi penis jarang terjadi.
Pada remaja laki-laki, lesi penis lebih umum daripada lesi perianal.1,3-5

I.2 Etiologi
HPV serotipe yang menyebabkan kondiloma pada anak dapat ditularkan oleh paparan
perinatal, heteroinoculation, autoinokulasi, dan transmisi fomite tidak langsung, serta pada kasus
pemerkosaan. Transmisi vertical berperan sekitar 20 % kondiloma akuminata pada anak dasn
terjadi kontaminasi saat kelahiran melalui jalan lahir atau transmisis hematogen transplasental,
hal imi dibuktikan dengan ditemukannya DNA HPV 16 pada tali pusat 7 bayi yang baru lahir
dengan ibu yang positif DNA HPV 16 pada darahnya. yang baru lahir . Autoinokulasi pada anak
sendiri, biasanya dari kondiloma di tangan ataun pada lokasi lain di tubuh, termasuk daerah
genital. Penularan nonseksual melalui pemakaian pakaian, handuk, dan pakaian renang
bersama pernah dilaporkan. Penularan pada anak-anak dari anggota keluarga atau pengasuh
lainnya selama rutinitas perawatan juga telah dijelaskan. Lesi dari anak yang terkena dan yang
ditemukan pada pengasuh atau orang lain yang memiliki kontak dengan anak mungkin dinilai
dengan kesesuaian serotipe atau genotipe. 1,3-5

I.3 Diagnosis
Kondiloma anogenital didiagnosis terutama berdasarkan gambaran klinis . Kondiloma
mulai sebagai papul kecil berwarna seperti daging papul di daerah perianal pada laki-laki atau
perempuan dan kemudian tumbuh pada himen , vestibulum atau daerah vulva, atau sekitar uretra
pada wanita, jarang pada penis pria. Selama periode bulan atau kadang-kadang sangat cepat, lesi
ini berkembang menjadi kelompok kutil yang datar atau agak pedunkulata seperti gambaran
bunga kol lebih besar atau massa keratin. Kondiloma pada penis, skrotum, labia, dan daerah
perianal cenderung datar, mengkilap, dan kurang verrucous. 1,2

I.4 Prognosis
Sebanyak 75 % kondiloma anogenital dapat sembuh secara spontan dalam beberapa
bulan sampai beberapa tahun pada anak yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Tidak
ada pengobatan yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk kondiloma
anogenital pada anak-anak 12 tahun dan yang lebih muda. Pengobatan dapat dibagi menjadi
nonbedah dan bedah. Pendekatan yang ada tidak memiliki bukti sukses universal, dan
kekambuhan sering terjadi setelah pengobatan. Beberapa anak mungkin memerlukan kombinasi
terapi. Karena kekambuhan sering terjadi, sekali seorang anak memiliki kondiloma anogenital,
penampilan baru dari lesi setelah resolusi spontan tidak selalu menunjukkan paparan yang baru.
Fakta ini sangat penting ketika sumber infeksi adalah karena kasus pemerkosaan (sexual abuse) .
1,6,7
I.5 Terapi
Pendekatan non bedah termasuk yang menyebabkan kerusakan jaringan nonspesifik
dan imunomodulator. Podoflin tersedia sebagai resin (10% sampai 25%) yang diaplikasikan
pada kondiloma oleh dokter setiap 1 sampai 2 minggu sampai kondiloma bersih. Resin ini harus
dibersihkan setelah 4 jam untuk meminimalkan pembakaran. Banyak orang tua dan anak-anak
yang merasakan pengobatan ini tidak menyenangkan.
Pengobatan lainnya adalah podofiloks, tersedia sebagai gel 0,5% atau solusion,
diaplikasikan pada kondiloma sekali atau dua kali sehari, beberapa hari per minggu, oleh orang
di rumah. Podofilox tidak disetujui untuk digunakan pada anak-anak lebih muda dari usia 12
tahun, meskipun salah satu penelitian terhadap 17 anak-anak menunjukkan bahwa podofiloks
mungkin akan aman dan efektif pada anak dan dapat diterapkan oleh orang di rumah dengan
tingkat clearance 88%.
Imiquimod, immunomodulator, telah digunakan untuk pengobatan kondiloma anogenital.
Hal ini tidak disetujui untuk pengobatan pada anak lebih muda dari usia 12 tahun, tetapi
beberapa kasus menunjukkan clearance mendekati 75% pada anak. Imiquimod 5% krim
diterapkan pada kondiloma anogenital pada malam hari 3 kali seminggu dengan perbaikan
dalam beberapa minggu sampai bulan. Iritasi lokal dan pruritus dapat terjadi. 1,6,7
Pendekatan bedah termasuk cryotherapy dengan nitrogen liquid, electrodesiccation, dan
pulse dye laser. Bedah eksisi juga merupakan pilihan untuk mengobati kondiloma anogenital
dalam jumlah yang terbatas. Pendekatan bedah hanya digunakan untuk anak-anak dengan
kondiloma anogenital dengan lesi luas. Karena kebanyakan anak yang terkena lebih muda dari 4
tahun, anestesi umum biasanya dibutuhkan. Nyeri pasca operasi dan bekas luka dapat terjadi. 1,6,7
Pada anak dengan kondiloma anogenital dapat memiliki implikasi sosial dan hukum karena
menimbulkan kekhawatiran kemungkinan pemerkosaan. Batas usia yang umum digunakan
untuk transmisi perinatal adalah 12 sampai 24 bulan sedangkan kondiloma anogenital yang
ditemukan pada anak-anak lebih dari 24 bulan sering diasumsikan telah mengalami
pemerkosaan. 1,3

I.6 Evaluasi pada Anak


Evaluasi anak dengan kondiloma anogenital yang kemungkinan karena pemerkosaan
(sexual abuse) harus mencakup : 1
a. Pengasuh utama (biasanya orang tua) harus diwawancarai mengenai:
1) sejarah tentang kondiloma anogenital atau kulit anak itu sendiri dan anggota keluarga
lainnya.
2) pemeriksaan Papanicolaou smear atau operasi untuk kanker serviks dari ibunya
(walaupun merupakan serotipe HPV onkogenik biasanya tidak menyebabkan kondiloma
pada anak-anak, mereka dapat hidup berdampingan dengan jenis nononcogenic).
b. Wawancara dengan anak tentang Child Sexual Abuse (CSA) harus dilakukan jika anak sudah
cukup besar untuk diwawancarai,biasanya 3 sampai 4 tahun. Wawancara harus dilakukan oleh
orang yang terlatih dalam wawancara anak dan yang akrab dengan teknik wawancara yang
diterima untuk menentukan kemungkinan CSA.
Faktor yang terkait dengan pengungkapan adalah usia (lebih tua anak lebih mungkin), jenis
kelamin (perempuan lebih mungkin), pengungkapan sebelum wawancara (hasil di tingkat
pengungkapan yang jauh lebih tinggi selama wawancara itu sendiri), hubungan positif antara
pengasuh dan anak, dan usia onset CSA (semakin dini terjadinya pemerkosaan, semakin besar
kemungkinan pengungkapan)
c. Investigasi harus diambil dari sering terlihat tanda-tanda, gejala, dan perilaku yang terjadi pada
anak yang telah mengalami pemerkosaan. Di antaranya perilaku yang umum adalah mimpi
buruk, pengetahuan seksual yang tidak sesuai dengan usia, dan mulai memerankan seksual
dengan teman sebaya.
d. Pemeriksaan fisik menyeluruh harus dilakukan, mencari bukti fisik atau pemerkosaan.
Evaluasi ini harus dilakukan secara hati-hati pada pemeriksaan daerah kelamin dan anal, untuk
mengevaluasi tanda-tanda trauma akut seperti petechiae atau memar untuk hymen dan anal serta
tanda-tanda kronis trauma seperti jaringan hymen posterior tidak ada atau bekas luka di daerah
anal.
e. Skrining untuk infeksi menular seksual lainnya harus dilakukan tergantung pada keadaan saat
terjadi pemerkosaan , usia anak, dan waktu sejak kontak seksual.
Cara penularan HPV pada anak-anak masih kontroversial. Ini termasuk perinatal
transmisi, penularan melalui kontak tidak langsung melalui fomites, dll. Bayi yang baru
lahir dapat terkena infeksi HPV serviks sang ibu selama persalinan. In-utero transmisi ke janin
dapat terjadi hematogenously, dengan pemupukan air mani, atau sebagai infeksi menaik pada
ibu. (4)
Karena HPV kondiloma umumnya dilaporkan dalam kasus kutil dubur kelamin pada anak-
anak lebih tua dari usia 4 tahun. HPV dan kutil dubur kelamin tertentu tidak berhubungan
dengan pelecehan seksual. (4)

II. Kondiloma Akuminata Pada Kehamilan

II.1 Gambaran Klinis


Gambaran klinis awalnya berupa bentuk papul yang sangat kecil sebesar jarum pentul dan
biasanya ukurannya bertambah menjadi papilomatosa dan tumbuh dengan struktur bunga kol
yang akhirnya dapat menutupi seluruh genitalia eksterna. Predileksi pada wanita didaerah vulva
dan sekitarnya, introitus vagina, kadang-kadang pada porsio uteri. Pada wanita yang banyak
mengeluarkan flour albus atau wanita yang hamil, pertumbuhan penyakit ini lebih cepat.(8)

II.2 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang kondiloma akuminata antara lain tes asam asetat dan
pemeriksaan histopatologi. Bakterial vaginosis dengan pemeriksaan sediaan basah, pewarnaan
gram, pH dan tes amin. Dan pemeriksaan penunjang kandidiasis vulvovaginal adalah
pemeriksaan KOH dan Kultur. Diagnosis penyakit kondiloma akuminata ditegakkan berdasarkan
gambaran klinis, pemeriksaan tes asam asetat (acetowhite) dan histopatologis. Diagnosis
bakterial vaginosis dengan menggunakan kriteria Amsel sedangkan kandidiasis Vulvovaginal
dengan ditemukannya sel budding dan pseudohifa pada pemeriksaan KOH 10-20%.(9)

II.3 Insiden
Kondiloma akuminata sering bertambah besar selama masa kehamilan dan menimbulkan
beberapa masalah selama masa terapi disatu sisi. Tenaga medis dapat mengekspos bayi yang
baru lahir dengan resiko kontaminasi HPV (kira-kira 4%) disisi lain. Dalam studi Gajewska yang
mengevaluasi hubungan antara infeksi HPV pada ibu dan kehadiran HPV pada pembuluh darah
(10)
dan rongga mulut neonates HPV ditemukan 26% dengan wanita hamil.
II.4 Penatalaksanaan
Tujuan utama pengobatan pada wanita hamil untuk meminimalkan paparan neonates
terhadap virus dengan menurunkan jumlah lesi selama persalinan. Kondilamo anogenital dan
papilomatosis faringeal merupakn komplikasi yang paling potensial pada anak2 yang terinfeksi.
Untuk pasien yang hamil pilihan terapi yang aman yaitu menggunakan asam trikloroasetat.(11)
Kondiloma dapat terjadi dan berproliferasi selama kehamilan. Meskipun menghilangkan
kondiloma selama kehamilan perlu banyak pertimbangan, Perbaikan mungkin tidak sempurna
sampai kehamilannya komplit. Sangat jarang HPV tipe 6 dan 11 menyebabkan papillamatosis
respiratori pada bayi dan anak-anak, meskipun transmisinya (transprasental,perinatal atau post
natal) tidak sepenuhnya diketahui dengan jelas. Pencegahan papillomatosis respiratori pada bayi
dan anak2 dengan SC juga masih belum jelas, oleh karena itu persalinan dengan SC semata-mata
tidak menunjukkan pencegahan transmisi infeksi HPV terhadap neonatus.(11,12)
Indikasi persalinan SC apabila kondiloma pada wanita hamil ini dapat menyumbat jalan
lahir atau jika persalinan pervaginal bisa memungkinkan terjadinya perdarahan hebat. Wanita
hamil dengan kondiloma genital harus diperhatikan dan memerlukan konseling agar resiko
terkenanya kondiloma laryng ( papilloma tosis respiratori berulang) pada bayi atau anak-anak
dapat dihindari. (12)
Podofilin, podofilox, dan flourourasil tidak bisa digunakan pada pasien dengan karena
bersifat teratogenik. Imiquimod tidak memungkinkan digunakan pada wanita hamil, meskipun
pengobatan ini dapat dipertimbangkan setelah dilakukan inforkonsen dilakukan. TCA dapat
digunakan pada pasien hamil tanpa efek samping. Bedah eksisi, cryoterapi, elektrokouter
merupakan pilihan pengobatan selama kehamilan jika pengobatan diperlukan. Beberapa
guideline mengindikasi cryoterapi aman jika hanya 3 sampai 4 pengobatan diberikan,
berdasarkan pada kasus dimana pada 34 wanita hamil menunjukkan keamanan dengan
pengobatan cryoterapi tersebut. (11,12)

III. Kondiloma Akuminata Pada Ibu Menyusui

III.1 Insiden
Kondiloma akuminata sering meningkat jumlah dan ukurannya selama kehamilan dan
kadang menetap sampai masa menyusui, terkadang memenuhi vagina atau menutupi perineum
sehingga kelahiran pervaginam atau episiotomi sulit dilakukan. Adanya perubahan endokrin dan
imunitas pada masa kehamilan dan menyusui dapat mempengaruhi pertumbuhan kondiloma
akuminata atau karena terjadi peningkatan vaskularisasi selama kehamilan dan menyusui yang
menyebabkan supresi imun dan pengaruh hormonal. Perubahan imunologi pada kehamilan dapat
menyebabkan keadaan peningkatan kerentanan terhadap patogen intraseluler tertentu, termasuk
virus, bakteri dan parasit. Penelitian juga melaporkan selama kehamilan prevalensi kondiloma
akuminata meningkat dari trimester 1-3 dan secara signifikan akan mengalami penurunan pada
periode post partum. Infeksi pada ibu hamil dapat ditularkan pada bayi melalui transplasenta,
perinatal ( melalui sekresi vagina atau darah ) dan masa postpartum ( dari air susu ). (13)

III.2 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah Uji asam asetat, Kolposkopi dan
pemeriksaan histopatologi yang menunjukkan gambaran papilomatosis, akantosis, “rete ridges”
yang memanjang dan menebal, parak eratosis dan koilositosis. Pemeriksaan darah serologis
dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding sifilis.(14)

III.3 Penatalaksanaan
Terapi ditujukan untuk mengurangi toksisitas bagi ibu dan janin serta memperkecil
ukuran dari kondiloma itu sendiri. Pengobatan yang dapat diberikan dapat berupa pengobatan
topikal, pembedahan dan cryoterapi. Pengobatan topikal yang tampaknya memiliki profil
keamanan yang terbaik dalam mengobati kondiloma yang terjadi selama menyusui adalah asam
trichloracetic (TCA). Imiquimod, podofilin, podofiloks dan fluorouracil tidak boleh digunakan
selama menyusui oleh karena teratogenik. Eksisi bedah, cryoterapi dan elektrokauter adalah
pilihan pengobatan yang dapat diberikan selama menyusui bila pengobatan diperlukan.(15)

IV. Kondiloma Akuminata pada penderita HIV

IV.1 Insiden
HPV (human papillomavirus) infeksi telah terbukti terjadi pada sekitar 8-10% pasien
HIV pediatrik. Berbagai HPV menunjukkan manifestasi klinis yang berbeda. Dari subtipe
banyak, jenis mukosa,kondiloma acuminata telah diamati lebih sering pada anak yang terinfeksi
HIV dan cenderung terjadi di wilayah dubur kelamin. Tapi besar kondiloma acuminata sebagai
dominan manifestasi HIV pediatrik jarang dilaporkan. (16)
Paparan pada anak-anak muda mungkin terjadi selama perjalanan melalui ibu
mereka terinfeksi HPV jalan lahir. (16)

IV.2 Diagnosis
Diagnosis infeksi HPV biasanya dengan acuan klinis. Masa inkubasi bervariasi 2-
8 bulan. Biopsi jarang diperlukan untuk menyingkirkan keganasan yang berhubungan
dengan infeksi tersebut.
Lesi diobati dengan cryotherapy menggunakan nitrogen, Yag laser, agen
topikal seperti trikloroasetat atau asam salisilat, podoflin, podophyllotoxin, Imiquimod,
atau ablatif operasi. (16)
Giant kondiloma acuminatum (GCA) adalah lesi kutil langka yang dapat disertai dengan
HIV dan penyakit immunodeficiensi kelamin lain dan dapat menunjukkan
perubahan atipikal dalam lapisan basal dan kemajuan untuk karsinoma sel skuamosainvasif. (17)

IV.3 Pengobatan
Pilihan pengobatan pada infeksi HPV tergantung pada lokasi, ukuran, jumlah lesi, usia,
kerjasama penderita dan pengalaman seorang dokter yang menangani, walaupun pengobatan
optimal untuk mengurangi atau mencegah rekurensi infeksi HPV pada penderita HIV belum
memuaskan. (18)
Beberapa indakan pengobatan yang pernah dilakukan adalah : (18)

1. Tindakan bedah :
 Elektrodesikasi
 Kuretase
 Bedah beku dengan nitrogen cair
 Bedah eksisi
 Laser CO2
2. Obat sistemik :
 Interferon alfa
 Bleomisin intra lesi : menyebabkan nekrosis jarngan yang luas.
 Cimetidine : biasanya pada anak-anak
3. Topikal
 Podofilin
 Krim Imiquimod
 Kaustik dengan asam salisilat, asam laktat, TCA

DAFTAR PUSTAKA

1. Sinclair A, R Charles, Woods, Sinal S,. Venereal Warts in Children. Pediatr. Rev.
2011;32;115-121
2. Koutsky LA, Kiviat NB. Genital Human Papillomavirus. In Holmes : Sexually
Transmitted Diseases. New York : McGraw Hill. 2002; 25; 347 – 356
3. Mammas I, Sourvinos G, Spandidos D. Human papilloma virus (HPV) infection in
children and adolescents. Eur J Pediatr ; 2009. P. 168:267–273
4. Marcous D, Nadeau K, McCuaig C, Powel J, Oligny L. Pediatric Anogenital Warts: A 7-
Year Review of Children Referred to a Tertiary-Care Hospital in Montreal, Canada.
Pediatric Dermatology; 2006. P.199–207
5. Fischer G. Anogenital Warts in Children. Pediatric Dermatology; 2006. p.291-3
6. Gruber PC, Wilkinson J. Successful treatment of perianal warts in a child with 5%
imiquimod cream. Journal of Dermatol Treatment; 2001. p. 215–7
7. Moresi J, Herbert C, Cohen B. Treatment of Anogenital Warts in Children with topical
0.05 % podofilox gel and 5 % imiquimod cream. Pediatric Dermatology; 2001. P. 448-
52
8. Faharuddin A, Adriani A, Tabri F. Kondiloma akuminata. In: Amiruddin M, editor.
Penyakit menular seksual. Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin. Makassar; 2004. p. 199-210.
9. Handoko R. Penyakit virus. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu penyakit
kulit dan kelamin. Balai Penerbit FKUI. Jakarta; 2002. p. 107-15.
10. Ghaemmaghami F, Nazari Z, Mehrdad Neditors. Female Genital Warts. Asian Pacific
Journal of Cancer Prevention; 2007.
11. Kodner C, Nasraty S. Management of genital warts. Am Fam Physician; 2004; p. 2335-
42.
12. Prendiville W, Davies P, editors. HPV Handbook . In Human Papilloma Virus and
Cervical Cancer. London and New York; Taylor & Francis Group; 2004. P. 36-7.
13. Singhal P, Naswa S, Marfatia Y. Pregnancy and sexually transmitted viral infections.
Indian J Sex Transm Dis & AIDS; 2009.p 71-7.
14. Ghaemmaghami F, Nazari Z, Mehrdad N. Female Genital Warts. Asian Pacific Journal
of Cancer Prevention. 2007.p 339-47.
15. Thappa DM, Senthilkumar M, Laxmisha C. Anogenital Warts – An Overview. Indian J
Sex Transm Dis; 2004. p.7-18.
16. Conley LJ; Ellerbrock TV; Bush TJ; Chiasson MA; Sawo D; Wright TC. HIV-1 infection
and risk of vulvovaginal and perianal condyloma acuminate and intraepithelial neoplasia:
a prospective cohort study. 2002.
17. Chatterjee Rita; Bhattacharyya, Cubhasish; Biswas Rupa; Das Shubhadeep. Giant
Condyloma Acuminata in Pediatric HIV; 2011.P: 62-63.
18. Laittle, Udin. Ilyas, Faridha S. Adam, A.M. Manifestasi kulit pada penderita AIDS.
Dalam Penyakit Menular Seksual;2004. P:291-292.

Anda mungkin juga menyukai