Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CARA MENGATASI KECEMASAN / ANSIETAS


DI RUANG HEMODIALISA RS TK. II PELAMONIA MAKASSAR

Disusun Oleh :

Harmilasari (14420170019)
Rahman Poukuma (14420170002)
Marhawa (14420170020)
Rafika Zainuddin (14420170023)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyuluhan Tentang cara mengatasi kecemasan / ansietas


Sasaran : Pasien & Keluarga Pasien
Hari/Tanggal : Jumat , 21 Desember 2017
Tempat : Ruangan Hemodialisa RS TK. II Pelamonia
Pelaksana : Mahasiswa Keperawatan UMI
Waktu : 1 X 30 Menit

A. Analisis Instruksional
Penyuluhan berisi tentang cara mengatasi kecemasan / ansietas
B. Tujuan Instruksional
Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai cara mengatasi kecemasan /
ansietas selama 30 menit, keluarga dan pasien mampu mengatasi cemas di
rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien dan keluarga.
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan mengenai cara mengatasi kecemasan pasien
dan keluarga mampu:
1. Menjelaskan tentang pengertian ansietas
2. Menjelaskan tanda dan gejala ansietas
3. Menjelaskan tentang tingkatan ansietas
4. Menjelaskan cara mengatasi ansietas baik di rumah sakit maupun di rumah
sakit
C. Metode
Ceramah dan diskusi
D. Media
1. Leaflet
2. Poster
E. Organisasi kegiatan
Pembimbing Akademik : Safruddin S.Kep., Ns., M..Kep
Pembimbing Klinik : Hj. A. Tendri Abeng., S.Kep., Ns., M. Kep
Moderator : Marhawa
Penyaji : Rahman Poukuma
Fasilitator : Harmilasari
Observer : Rafika Zainuddin

F. Strategi Kegiatan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1 5 Menit Pembukaan:
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.
4. Menyebutkan materi penyuluhan
yang akan diberikan
5. Kontrak waktu dan menjelaskan
mekanisme
2 10 Menit Pelaksanaan :
1. Menggali pengetahuan dan 1. Mendengarkan
pengalaman 2. Memperhatikan
2. Menjelaskan melalui poster dan
leaflet tentang:
a. Definisi Ansietas
b. Tanda dan Gejala Ansietas
c. Tingkatan Ansietas
d. Cara mengatasi Ansietas
3 8 menit Diskusi:
Memberikan kesempatan pada peserta Mengajukan pertanyaan
untuk mengajukan pertanyaan kemudian
disiskusikan bersama dan menjawab
pertanyaan
4 5 Menit Evaluasi :
1. Menanyakan pada keluarga pasien 1. Menjawab
tentang materi yang diberikan dan 2. Menjelaskan pertanyaan
reinforcement kepada keluarga
pasien bila dapat menjawab &
redemonstrasi
2. Kesimpulan
5 2 Menit Terminasi :
1. Memberikan leaflet pada peserta 1. Mendengarkan
2. Mengucapkan terimakasih kepada 2. Membalas salam
keluarga pasien
3. Mengucapkan salam

G. Evaluasi
1. Kriteria Struktur
a. Kesiapan SAP dan materi
b. Kesiapan media : Poster dan leaflet
c. Peserta hadir di tempat penyuluhan
d. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
e. Jumlah target yang hadir dalam penyuluhan 10-15 orang.
2. Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan dan mendengarkan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d. Suasana penyuluhan tertib
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
f. Pengorganisasian: kegiatan berjalan sesuai dengan POA
3. Hasil
Peserta dapat memahami peran keluarga merawat pasien ansietas.
MATERI PENYULUHAN

1. Definisi Ansietas
Ansietas adalah kecemasan yang berlebihan dan lebih bersifat
subyektif. Pada umumnya pasien datang ke poliklinik penyakit dalam keluhan
somatik. Ansietas adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati
disertai berbagai gejala sumatif, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam
fungsi sosial, pekerjaan, atau penderitaan yang jelas bagi pasien
(Mansjoer,1999). Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
ansietas adalah respon emosi tanpa objek, berupa perasaan takut dan
kekhawatiran yang tidak jelas, berlebihan, dan disertai berbagai gejala sumatif
yang memnyebbkan gangguan bermkna dalam fungsi sosial atau penderitaan
yang jelas bagi pasien.

2. Tanda dan Gejala Ansietas


Keluhan keluhan yang sering dikemukakan oleh penderita yang ansietas adalah
(Hawari, 2008) :
1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung
2. Merasa tegang, tidak senang, gelisah, mudah terkejut
3. Takut sendirian ataupun takut pada keramaian dan banyak orang
4. Gangguan pola tidur, mimpi mimpi yang menegangkan
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat
6. Keluhan keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging, berdebar debar, sesak nafas, gangguan
pencernaan, gangguan perkemihan, dan sakit kepala

3. Tingkatan Ansietas
Ansietas memiliki dua aspek yaitu aspek sehat dan aspek
membahayakan bergantung pada tingkatan ansietas, lama ansietas yang dialami
pasien, dan seberapa baik koping individu terhadap ansietas. Menurut Peplau
(dalam Videbeck, 2008) ada empat tingkatan ansietas yang dapat terjadi yaitu:
7. Ansietas ringan .......................................................................................
Adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan
perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat untuk memfokuskan
perhatian dalam belajar, menyelesaikan maslah, berfikir, bertindak,
merasakan, dan melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck (2008) respons
dari ansietas ringan adalah: ketegangan otot ringan, rileks hingga sedikit
gelisah, lapang persepsi masih luas, memperhatikan banyak hal,
mempertimbangkan informasi, masih bisa bersikap tenang
8. Ansietas sedang
Adalah perasaan yang mengganggu bahwa ada sesuatu yang benar benar
mengganggu. Seseorang akan menjadi gugup atau agitasi. Menurut
Videbeck (2008) respons dari ansietas sedang adalah: ketegangan otot
sedang, tanda tanda vital meningkat, sering mondar mandir, suara bergetar
kadang nada tinggi, sering berkemih, lapang persepsi menurun, dan mudah
tersinggung.
9. Ansietas berat
Adalah suatu perasaan berbeda yang terasa mengancam. Penderita
memperlihatkan respons takut dan stres. Menurut Videbeck (2008) respons
dari ansietas berat adalah: ketegangan otot berat, banyak berkeringat,
berbicara cepat, nada tinggi, tindakan tanpa tujuan (serampangan), tangan
meremas remas atau gemetar, proses berfikir terpecah pecah, berfikir
egosentris, perasaan menarik diri dan ingin bebas
10. Panik
Adalah suatu keadaan dimana individu kehilangan kendali dan perhatian
akan sekitarnya. Karena kehilangan kontrol, maka ia tidak mampu
melakukan apapun meskipun dengan perintah. Menurut Videbeck (2008)
respons dari panik adalah: ketegangan otot sangat berat, tidak dapat tidur,
wajah menyeringai, mulut ternganga, kepribadian kacau, tidak rasional,
mengamuk, putus asa, takut, halusinasi, wahm dan ilusi mungkin terjadi.
4. Penyebab Ansietas
Ansietas terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan menghadapi
situasi, masalah dan tujuan hidup. Beberapa teori yang mendukung terjadinya
ansietas yaitu :
1. Teori biologis
Adanya abnormalitas elektrosenfalopatik pada lobus temporal yang
biasanya berespons terhadap karbamazepin, yang dapat berfungsi sebagai
antikonvulsan/anti kejang atau obat-obat lain dalam kategori ini (Sullivan
& Caplan, 2000 dan Videbeck, 2008).
a) Teori genetik
Ansietas dapat memiliki komponen yang diwariskan karena kerabat
tingkat pertama individu yang mengalami peningkatan ansietas
memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami ansietas. Horwarth dan
Weissman (2000, dalam Videbeck, 2008) adanya kemungkinan
sindrom lromosom 13. Kromosom tersebut terlibat dalam hubungan
genetik yang mungkin pada panik, sakit kepala hebat, masalah ginjal,
kandung kemih atau tiroid.
b) Teori neurokimia
Menurut Sullivan dan Caplan (2000, dalam Videbeck, 2008)
norepineprin yang berlebihan dicurigai ada pada gangguan panik,
gangguan ansietas umum dan gangguan stress pada trauma.asam gama
– amino butirat (GABA) merupakan neurotransmitter asam amino
yang diyakini tidak berfungsi pada gangguan ansietas.
2. Teori psikodinamik
a) Psikoanalisis
Ansietas dipandang sebagai respon alamiah seseorang sebagai
stimulus untuk perilaku (Freud, 1936 dalam Videbeck, 2008).
Mekanisme pertahanan sebagai upaya manusia untuk mengendalikan
kesadaran terhadap ansietas. Misalnya dengan cara represi. Individu
yang mengalami gangguan ansietas diyakini menggunakan secara
berlebihan salah satu atau pola tertentu dari beberapa mekanisme
pertahanan.
b) Teori inetrpersonal
Menurut Harry Stack Sullivan (1952, dalam Videbeck, 2008) ansietas
timbul dari masalah – masalah dalam hubungan interpersonal. Pada
individu dewasa ansietas muncul dari kebutuhan individu tersebut
untuk menyesuaikan diri dengan norma dan nilai kelompok
budayanya. Semakin besar tingkat ansietas semakin rendah
kemampuan untuk mengkomunikasikan dan menyelesaikan masalah
dan semakin besar pula kesempatan untuk terjadi gangguan ansietas.
c) Teori perilaku
Ahli teori perilaku memandang ansietas sebagai sesuatu yang
dipelajari melalui pengalaman individu, sebaliknya perilaku dapat
diubah atau dibuang melalui pengalaman baru (Videbeck, 2008). Ahli
terapi perilaku percaya individu dapat memodifikasi perilaku
maladaptif tanpa memahami penyebab perilaku tersebut.

5. Perawatan Penderita di Rumah


Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga dan lingkungan
dalam merawat pasien di rumah antara lain:
1. Tenangkan klien
2. Berusaha memahami keadaan klien
3. Mengajak ikut aktif dan berperan serta dalam kegiatan masyarakat,
misalnya : pengajian, kerja bakti, dll (ketika masih dalam tahab cemas
ringan – sedang)
4. Temani pasien dalam mendukung keamanan dan penurunan rasa takut
5. Sediakan aktivitas penurunan ketegangan
6. Kontrol suasana lingkungan dengan menghindarkan pembicaraan yang
dapat menambah kecemasan.
7. Mengenali tanda tanda kecemasan yang muncul
8. Segera kontrol ke dokter/RS jika muncul perubahan perilaku yang
menyimpang
DAFTAR PUSTAKA

Nita Fitria. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan

dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan untuk 7 Diagnosis

Keperawatan Jiwa Berat. Jakarta: Salemba Medika.

Stuart dan Laraia. (2007). Principle and Practice Of Psychiatric Nursing. edisi 6.

St. Louis: Mosby Year Book.

Mansjoer, Arif dkk. (1999). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga. Jakarta :

Aesculapius

Videbeck, Sheila L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC


LEMBAR OBSERVASI

PELAKSANAAN PENYULUHAN

Makassar, 21 Desember 2017

Kriteria Struktur Kriteria Proses Kriteria Hasil


a) Kontrak waktu dan Pembukaan: a) Peserta antusias
tempat diberikan 1 hari 1) Mengucapkan salam terhadap materi
sebelum PKRS dan memperkenalkan penyuluhan
dilaksanakan diri
b) Peserta mendengarkan
b)Pembuatan susunan 2) Menyampaikan tujuan, dan memperhatikan
rangkaian acara PKRS maksud dan manfaat dari PKRS dengan seksama
(leaflet, flipchart) PKRS
c) Pasien yang datang
c) Peserta di tempat yang 3) Menjelaskan kontrak minimal 10-15 orang
telah ditentukan dan waktu dan susunan dari
disediakan oleh panitia rangkaian acara PKRS d) Acara dimulai tepat
waktu
d)Pengorganisasian 4) Menjelaskan topik dari
penyelenggaraan PKRS materi PKRS yang akan e) Peserta mengikuti
dilakukan sebelum dan diberikan acara sesuai dengan
saat PKRS dilaksanakan aturan yang telah diatur
Pelaksanaan: dan disepakati
1) Menggali pengetahuan
dan pengalaman dari f) Peserta mampu
keluarga mengenai peran memahami materi dan
keluarga merawat pasien menjawab pertanyaan
ansietas dengan benar dari
penyuluh minimal 75%
2) Menjelaskan materi
penyuluhan meliputi:
a. Definisi ansietas
b.Tanda dan gejala
ansietas
c. Tingkatan ansietas
d.Cara merawat pasien
ansietas
3) Sesi tanya jawab
Terminasi
1. Memberikan leaflet
pada peserta
2. Mengucapkan terima
kasih kepada keluarga
pasien
3. Mengucapkan salam
DAFTAR HADIR PESERTA

PROGRAM STUDI ILMU PROFESI NERS

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Makassar, 21 Desember 2017

NO NAMA ALAMAT TTD


1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
DAFTAR PERTANYAAN PKRS

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Surabaya, 2 Desember 2014

NO NAMA PERTANYAAN JAWABAN

Anda mungkin juga menyukai