Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesejahteraan ibu dan mengurangi angka kesakitan pada bayi merupakan pokok tugas
seorang bidan. Dimana untuk memujudkan itu semua harus dimulai sedini mungkin sejak
pasien kontak pertama dengan tenaga kesehatan khususnya bidan. Bagaimana pelayanan
bidan untuk pencegahan penyakit pada ibu dan anak.
Oleh karena itu pada bagian ini akan di bahas mengenai pencegahan penyakit (menular
dan tidak menular) yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak sehingga kita mengetahui
program yang terkait dalam meningkatkan status kesehatan ibu dan anak.
Pada tahun 1952 : upaya pengembangan kesehatan ibu dan anak (KIA) mulai dirintis
dengan didirikannya direktorat KIA di lingkungan kesehatan . Jumlah anak di Indonesia
77,8 juta jiwa (unicep,2000) terdiri dari : Bayi sekitar 4,5 juta, Balita sekitar 22 juta, Usai SD
sekitar 29 juta, Remaja sekitar 22 juta. Dimana setiap kelompok umur masalahnya berbeda.
Masa remaja merupakan salah satu fase dari perkembangan individu yang mempunyai ciri
berbeda dengan masa sebelumnya atau sesudahnya. Masa remaja ditinjau dari tentang
kehidupan individu merupakan masa peraklihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Sifat-sofat remaja sebagian besar sudah tidak menunjukan sifat-sifat masa kanak-kanaknya,
tetapi belum juga menunjukan sifat orang dewasa.
Pada tahun 1952 : upaya pengembangan kesehatan ibu dan anak (KIA) mulai dirintis
dengan didirikannya direktorat KIA di lingkungan kesehatan . Jumlah anak di Indonesia
77,8 juta jiwa (unicep,2000) terdiri dari
B. TUJUAN PENULISAN
a. Tujuan umum
2) Meningkatkan kesehatan anak, melalui pemantauan status gizi dan pencegahan sedini
mungkin berbagai penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi dasar sehingga anak
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
b. Tujuan khusus
C. MANFAAT
a. Bagi penulis
b. Bagi pembaca
PEMBAHASAN
Secara umum ‘pencegahan’ atau ‘preventiv’ dapat diartikan sebagai ‘tindakan yang
dilakukan sebelum peristiwa yang diharapkan (atau diduga) akan terjadi, sehingga peristiwa
tadi tidak terjadi atau dapat dihindari’ (to come before or precede, or anticipate, to make
imposible by advance provision).
1. Pencegahan primer yang dilakukan dalam fase ‘pre-patogenesis’ sebelum proses itu
terjadi
2. Pencegahan sekunder dimana proses penyakit sudah mulai memasuki fase
patogenesis tapi masih dalam tahap ringan dan belum nyata, dan
3. Pencegahan tersier dimana dalam fase patogenesis tersebut proses penyakit sudah
nyata dan berlanjut dan mungkin dalam taraf sudah akan berakhir (sembuh, menahun,
kelainan yang menetap atau kematian)
Tahap ‘pencegahan primer’ terbagi menjadi dua sub-tahap yaitu ‘Healt Promotion’
(pembinaan kesehatan) dan ‘specific Protection’ (perlindungan khusus).
Upaya pencegahan pada tahap ini berbentuk ‘Diagnosis Dini dan Pengobatan
Langsung’ (Early Diagnosis & Prompt Treatment).
Tahap ini sudah dalam fase ‘patogenesis’ tapi masih pada awal dari proses penyakit
yang bersangkutan (dalam masa inkubasi dan mulai terjadi perubahan anatomis dan fungsi
faaliah, tapi belum menimbulkan keluhan-keluhan, gejala-gejala atau tanda-tanda yang secara
klinis dapat diamati oelh dokter atau penderita sendiri ; fae sub-klinis yang masih berada di
bawah ‘clinical horizon’)
b. Untuk bisa mengobati dan menghentikan berkembangnya penyakit menjadi lebih berat,
atau membatasi ‘disability’ dan agar tidak timbul komplikasi, cacad berubah jadi
menahun
a. upaya penemuan kasus (case finding), baik secara aktif maupun pasif
b. Screening, naik masal maupun selektif, dan kadang terhadap dasar-dasar ilmu kesehatan
dalam kebidanan
Tahap ini sudah masuk dalam fase ‘patogenesis’ yang secara klinis penyakitnya sudah
nyata dan mungkin sudah lanjut (advanced diseases), atau sebaliknya proses penyakit dari
‘Host’ justru terbalik ke fase penyembuhan (reconvalesence) dan memasuki tahap pemulihan
(rehabilitation).
Yang termasuk tahap pencegahan tersier adalah ‘disability limitation’(membatasi
ketidakmampuan) dan ‘rehabilitation’ (pemulihan)
b. Tahap rahebilytation
Tindakan ‘pencegahan’ tahap akhir ini meruapakn tindak lanut setelah penderita
berhasil melalui masa ‘diability’ atau ketidak mampuan’nya dan masuk dalam proses
penyembuhan. Pengertian sembuh disini juga harus diartikan secara fisik, mental dan social,
dan bahkan juga ‘spiritual’
2. Perlindungan tenaga kerja terhadap setiap kemungkinan timbulnya penyakit akibat kerja
Pada pencegahan sekunder termasuk upaya yang bersifat diagnosis dini dan pengobatan
segera (eraly diagnosis and prompt treatment) meliputi
Pencegahan tersier berupa pencegahan terjadinya komplikasi penyakit yang lebih parah.
Bertujuan menurunkan angka kejadian cacat fisik ataupun mental, meliputi upaya :
Pemeriksaan kehamilan sangatlah penting pada ibu hamil karena pada saat ini sering
terjadi anemia, kekurangan gizi dll
a. Memantau pertumbuhan anak melalui penimbangan anak secara rutin setiap bulan
dipuskesmas atau posyandu
c. Pemberian vitamin A, tablet zat besi untuk ibu hamil, susu, pemberian obat cacing
untuk anak yang kurang gizi
Tujuan : menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga akan
berkembang HKKBS
Belum menjangkau 22% (sekitar 1,1 juta) ibu hamil dan bayi yang baru terlayani
2. Persalinan
a. Ditolong oleh dukun 47,5% dari sekitar 2,3 juta persalinan, keluarga 8,2%dari
sekitar 400.000 persalinan, tanpa penolong 1,5% dari sekitar 75.000persalinan
a. Dari 244.032 posyandu 45% sangat sederhana (110.563) posyandu aktif 80%
b. Pada tahun 1996 setiap posyandu memiliki daera rata-rata 4,5% tahun1997 turun
menjadi 4,4 kader perposyandu
c. Balita dibawa ke posyandu rata-rata 1,2 kali/KK/tahun dengan kisaran 0,1-4,62
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pencegahan primer yang dilakukan dalam fase ‘pre-patogenesis’ sebelum proses itu
terjadi
2. Pencegahan sekunder dimana proses penyakit sudah mulai memasuki fase
patogenesis tapi masih dalam tahap ringan dan belum nyata, dan
3. Pencegahan tersier dimana dalam fase patogenesis tersebut proses penyakit sudah
nyata dan berlanjut dan mungkin dalam taraf sudah akan berakhir (sembuh, menahun,
kelainan yang menetap atau kematian)
B. SARAN
Sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan kita harusnya mengetahui cara ,program untuk
mengurangi morbiditas dan mortalitas meningkatkan kualitas tumbuh kembang dan
perlindungan anak. Banyak sekali program kesehatan yang harusnya kita laksanakan secara
tepat. Dan disini peran bidan tak lepas dari promotif dan preventif dan hendaknya seorang
bidan harus lebih memperdalami ilmu kesehatan masyarakat dalam menggerakkan fungsinya.