Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN TERHADAP KUALITAS

SPERMATOZOA AYAM KAMPUNG DALAM PENGENCER RINGER’S


PADA SUHU 40 C

Danang , D. R., N. Isnaini dan P. Trisunuwati


Bagian Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang

ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh lama simpan semen pada
0
suhu 4 C terhadap kualitas spermatozoa ayam kampung dalam pengencer Ringer
solution. Hasil penelitian diharapkan berguna sebagai informasi tentang waktu optimal
lama simpan spermatozoa ayam kampung dalam pengencer Ringer solution pada suhu
40C sehingga dapat menunjang keberhasilan IB. Materi yang digunakan adalah semen
ayam Kampung berasal dari empat ekor ayam kampung jantan berumur 1 - 1,5 tahun,
bobot badan ± 2,2 kg. Penelitian dilakukan menggunakan metode percobaan dengan
perlakuan larutan pengencer Ringer’s pada suhu 4 0C menggunakan enam waktu
pengamatan yang berbeda yaitu pada jam ke 0, 6, 12, 18, 24 dan 30. Ulangan 10
kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam. Rancangan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), apabila hasil yang diperoleh
menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata (P<0,05) atau sangat nyata (P<0,01)
maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Parameter yang diamati:
motilitas individu, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa. Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa lama simpan pada suhu 40C memberikan pengaruh yang sangat
nyata (P<0.01) terhadap kualitas spermatozoa ayam kampung yang meliputi motilitas
individu, persentase viabilitas, dan persentase abnormalitas dalam pengencer Ringer.
Kualitas semen dapat dipertahankan sampai 18 jam yang memiliki kualitas semen yaitu
: motilitas individu 47 + 5.87, viabilitas 69.4 + 3.34 dan abnormalitas 15 + 0.82.
Disimpulkan bahwa kualitas semen ayam Kampung yang diencerkan dengan Ringer’s
yang disimpan pada suhu 4 0C mengalami penurunan secara bertahap dan dapat
digunakan untuk IB dalam waktu tidak lebih dari 18 jam setelah penampungan.

Kata kunci : kualitas spermatozoa ayam Kampung , pengencer Ringer’s , suhu 4 0C

THE EFFECT OF STORAGE TIME ON NATIVE CHIKENS


SPERMATOZOA QUALITY BY RINGER SOLUTION DILUENT IN 4 0C
TEMPERATURE
ABSTRACT
The aim of the study was to find out endurance of Kampung chicken semen quality
diluted by Ringer’s of various storage time at 4 0C. The result of the study can be used
as infomation resource about the optimal time to store the Native chicken spermatozoa
with Ringer’s diluent at 4 0C to support the successful of Artificial Insemination
program. The research material was semen of Native chicken from four rooster from 1
-1.5 years old and about ± 2.2 kg body weight. The research was design by
Completely Randomized Design (CRD) with 6 treatment and 10 replication, if there

J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1: 47-57, 2012 47


were significant influence, it would be tested by least significant Different Test. The
variable’s observed were individual motility, sperm viability, and sperm abnormality.
The result showed that the quality of semen in Ringer’s diluter significantly influenced
by long storage at 4 0C temperature. Semen quality can be used up to 18 hours with:
47 ± 5.87 individual motility, 69.4 ± 3.34 percentage of viability, and 15 ± 0.82
abnormalities. The conclution is the quality of native chicken semen decrease
gradually in the ringer solution at 4oC storage.To support the successful of AI, it will
be better if the semen of Native chicken diluted by Ringer’s and stored not more than
18 hours at 4 0C temperature.

Key words: Native chicken spermatozoa quality, Ringer’s diluent, 4 0C temperature

PENDAHULUAN Buatan (IB). Inseminasi Buatan dapat


Ayam Kampung mempunyai dilakukan untuk mengatasi rendahnya
peran yang sangat besar bagi kehidupan fertilitas karena sifat memilih pasangan
masyarakat terutama di pedesaan yang tinggi pada ayam Kampung dan
dijadikan sebagai sumber daging, telur adanya perbedaan tingkat umur, baik
dan sebagai tambahan pendapatan. pada jantan maupun betina. Sejauh ini
Pemeliharaan ayam Kampung IB pada unggas hanya menggunakan
mempunyai beberapa keuntungan semen segar dengan atau tanpa bahan
dibandingkan dengan ayam Ras yaitu pengencer Salah satu upaya untuk
cenderung lebih kuat terhadap penyakit mempertahankan daya fertilitas yang
tertentu, mempunyai daya adaptasi optimum bisa dilakukan dengan jalan
yang tinggi terhadap lingkungan dan penyimpanan semen pada suhu 4
pemeliharaan yang relatif mudah. sampai 5 0C dengan maksud
Produk ayam Kampung seperti telur penghambatan terhadap aktivitas
dan daging mempunyai keistimewaan metabolisme baik secara fisik maupun
dan sukar digantikan oleh komoditi kimia dalam kecepatan yang rendah.
lain. Namun demikian ayam Kampung Kualitas semen selama penyimpanan
juga mempunyai beberapa kelemahan sebelum dilakukan IB sangat penting
seperti pertumbuhan yang lambat, diketahui karena dapat memperkirakan
produksi rendah, masih mempunyai sejauh mana daya hidup dan fertilitas
sifat mengeram, lambat dewasa spermatozoa di dalam saluran
kelamin, lamanya selang waktu bertelur reproduksi betina. Selain itu dapat
akibat mengasuh anak dan rendahnya digunakan pula sebagai acuan untuk
mutu genetik. inseminator dalam hal penyediaan
Mengatasi kondisi yang semen yang baik untuk
menghambat produktivitas ayam diinseminasikan. Dengan mengetahui
Kampung, maka perlu dicari terobosan lama penyimpanan yang terbaik maka
dengan berbagai bioteknologi kualitas semen dapat dipertahankan dan
sederhana, dan hasilnya dapat diketahui penggunaan pejantan lebih efisien.
dalam waktu yang relatif singkat. Keberhasilan inseminasi pada
Salah satu teknologi reproduksi untuk ayam sangat tergantung pada beberapa
meningkatkan produktivitas ayam lokal faktor, antara lain : strain ayam, umur,
dapat dilakukan dengan Inseminasi pengencer yang digunakan, derajat

48 Pengaruh lama simpan semen terhadap ….........................……. Danang, D.R. Dkk.


pengenceran atau dosis inseminasi, MATERI DAN METODE
kualitas semen, deposisi semen, dan
waktu inseminasi. Berbagai usaha Materi Penelitian
dilakukan untuk memperoleh bahan 1. Semen Ayam Kampung berasal
pengencer yang cocok untuk semen dari empat ekor ayam kampung
ayam yang relatif murah, mudah jantan berumur 1 - 1,5 tahun yang
didapat dan efektif untuk pengenceran memiliki bobot badan ± 2,2 kg dan
dan penyimpanan sehingga dapat tahan tiap ekornya ditampung 2 kali per
lama hidup dengan kualitas yang tetap minggu dan dalam satu kali
baik. Ada tiga macam bahan pengencer penampungan dilakukan 2 kali
semen ayam yang dianggap baik untuk ejakulasi.
kebutuhan IB yaitu larutan Ringer’s, 2. Bahan pengencer yang digunakan
Locke dan Thyrode (Hardjopranjoto, adalah larutan Ringer’s yang
1976; Hardijanto, 1991). Diantara memiliki komposisi per 1000 ml
ketiga bahan pengencer semen ayam yaitu: Sodium klorida 6,0 g,
tersebut, larutan Ringer’s merupakan Sodium Laktat 3,1 g, Potassium
bahan pengencer yang paling baik dan Klorida 0,3 g dan Kalsium Klorida
mudah didapatkan. 2H2O 0,2 g.
Hasil penelitian yang dilakukan 3. Bahan pendukung lain adalah
pada ayam menunjukkan bahwa NaCl 3 %, pewarna eosin
pengencer semen ayam yang dianggap negrosin, kertas lakmus, aquades,
baik untuk kebutuhan IB adalah tisu dan alumunium foil.
Ringer’s, yang menjadi masalah adalah
berapa waktu optimal yang dibutuhkan Metode Penelitian
untuk mengetahui lama simpan semen Penelitian ini dilakukan
pada suhu 40C terhadap kualitas menggunakan metode percobaan
spermatozoa ayam Kampung dengan dengan menggunakan Rancangan Acak
menggunakan pengencer Ringer’s. Lengkap (RAL). Perlakuan pada
Tujuan dari penelitian ini adalah penelitian yaitu pengenceran dengan
untuk mengetahui pengaruh lama larutan Ringer’s laktat dengan
simpan semen pada suhu 40C terhadap perbandingan 1:10 pada suhu 4 0C
kualitas spermatozoa ayam Kampung menggunakan enam waktu pengamatan
yang meliputi motilitas individu, yang berbeda yaitu pada jam ke 0, 6,
persentase viabilitas dan persentase 12, 18, 24 dan 30. Masing-masing
abnormalitas dalam pengencer pengamatan diulang 10 kali.
Ringer’s. Pengambilan sampel semen dilakukan
Hasil penelitian ini diharapkan secara purposive sampling, yaitu
berguna sebagai informasi tentang minimal mempunyai motilitas massa
waktu optimal lama simpan (++) dan motilitas individu diatas 70 %.
spermatozoa ayam Kampung dalam Parameter yang diamati setelah
pengencer Ringer’s pada suhu 40C dilakukan penganceran meliputi
sehingga dapat menunjang keberhasilan motilitas individu, persentase hidup
IB. spetmatozoa dan abnormalitas
spermatozoa.

J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1: 47-57, 2012 49


Tahapan Penelitian Table 1. Kualitas Semen Segar Ayam
1. Penampungan Semen, dua kali Kampung
seminggu dengan metode masase Kualitas Semen Rata-rata ± SD
2. Evaluasi Semen Segar, meliputi : Volume (ml) 0.31 ± 0.061
warna, pH, volume, motilitas massa, Warna Putih susu
motilitas individu, persentase hidup, pH 7±0
abnormalitas dan konsentrasi 7 3
Konsentrasi (10 / cm ) 313 ± 29.303
spermatozoa ( Zelleke, et.al., 2005).
3. Pengenceran Semen dengan NaCl Motilitas Massa ++ s/d +++
fisiologis, perbandingan 1:10 ( Motilitas Individu (%) 77.5 ± 4.249
Isnaini, 2000). Viabilitas (%) 92.6 ± 2.431
4.Penyimpanan Semen pada Suhu 4 0C Abnormalitas (%) 5.1 ± 1.197
5.Evaluasi kualitas semen : motilitas
individu dan viabilitas Kualitas semen ayam kampung segar
spermatozoa pada jam ke 0, 6, 12, hasil penampungan (Tabel 1) tergolong
18, 24 dan 30 setelah normal (Isnaini dan Suyadi, 2000).
penyimpanan.
Kualitas Semen Ayam Kampung
Analisis Data Selama Penyimpanan dalam
Data yang diperoleh dianalisis Pengencer Ringer’s pada Suhu 4 0C
dengan menggunakan analisis ragam,
apabila hasil yang diperoleh Persentase Motilitas Individu
menunjukkan perbedaan yang nyata Spermatozoa
(P<0,05) atau sangat nyata (P<0,01) Motilitas individu dan
maka dilanjutkan dengan Uji Beda viabilitas spermatozoa ayam Kampung
Nyata Terkecil (BNT). selama penyimpanan dalam pengencer
Ringer’s pada suhu 4 0C mengalami
HASIL DAN PEMBAHASAN penurunan secara bertahap, sedangkan
Pemeriksaan Kualitas Semen Segar abnormalitas spermatozoa mengalami
Hasil pemeriksaan kualitas kenaikan secara bertahap (Tabel 2.),
semen segar selama penelitian dapat
Tabel
dilihat pada Tabel 1.

Tabel 2. Rata-rata dan simpangan baku kualitas spermatozoa ayam Kampung dalam
pengencer Ringer’s pada suhu 4 0C
Lama Simpan Motilitas (%) Viabilitas (%) Abnormalitas (%)
(jam) Rata-rata + SD Rata-rata + SD Rata-rata + SD
30 25.5 + 6.85a 47.4 + 3.98a 22.6 + 1.51a
b b
24 38.0 + 6.32 55.4 + 3.13 17.2 + 0.79b
18 47.0 + 5.87c 69.4 + 3.34c 15,0 + 0.82c
d c
12 55.5 + 6.43 69.4 + 3.34 12.5 + 1.08d
6 63.5 + 5.80e 80.2 + 3.94e 9.2 + 1.14e
f f
0 71.5 + 4.74 84.4 + 2.80 6.6 + 1.17f
Notasi yang berbeda menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0.01)

50 Pengaruh lama simpan semen terhadap ….........................……. Danang, D.R. Dkk.


Motilitas spermatozoa semen ayam Kedu dapat digunakan 12
merupakan salah satu ukuran jam setelah diejakulasikan dan
kemampuan spermatozoa membuahi disimpan dalam pengencer Ringer’s
ovum dalam proses fertilisasi. Hasil pada suhu 4 0C. Hasil penelitian
analisis ragam menunjukkan bahwa Kasetyaningtyas (1999) menunjukkan
lama simpan yang berbeda berpengaruh bahwa motilitas individu semen ayam
sangat nyata (P<0.01) terhadap Buras yang disimpan selama 12 jam
motilitas individu spermatozoa ayam pada suhu 3-5 0C dalam pengencer sari
Kampung. Apabila dilihat dari Tabel buah pisang adalah 30.0 + 17.48 %.
2., maka semen yang diencerkan pada Persentase motilitas individu
perlakuan mengalami penurunan spermatozoa mengalami penurunan
seiring dengan lamanya waktu simpan akibat proses adaptasi dari spermatozoa
pada suhu 4 0C. Hasil analisis ragam dengan bahan pengencer dan proses
menunjukkan bahwa motilitas individu pendinginan yang berlangsung dapat
semen ayam Kampung yang diencerkan mempengaruhi aktivitas metabolisme
dengan larutan Ringer’s dan disimpan spermatozoa. Supriatna (1993)
pada suhu 4 0C berbeda sangat nyata menyatakan bahwa akibat proses
(P<0.01), dan yang layak untuk adaptasi sel spermatozoa terhadap
dilanjutkan untuk proses Inseminasi konsentrasi bahan pengencer dapat
Buatan adalah jam ke 0 , 6, 12 mengakibatkan gangguan permeabilitas
sampai 18. Solihati dkk (2008) membrane, menurunkan aktivitas
menyatakan bahwa, motilitas yang metabolisme sel, kerusakan sel dan
harus dimiliki sebelum IB adalah menurunkan motilitas individu
sebesar 40 %. Hasil penelitian ini spermatozoa. Ditambahkan oleh
memberikan lama simpan yang lebih Subowo (1995) bahwa pada membran
panjang, yaitu dapat dipertahankannya plasma sel terdapat banyak
kualitas semen sampai dengan 18 jam makromolekul yang dibutuhkan dalam
sejak diejakulasikan apabila proses metabolisme dan sebagai
dibandingkan dengan hasil penelitian pelindung organel-organel di dalam
sebelumnya (Isnaini dan Suyadi, 2000) sel dari kerusakan mekanik. Hasil
yang menyatakan bahwa semen ayam metabolisme adalah energi berupa
Kedu dapat dipertahankan sampai 90 ATP yang diperlukan untuk daya
menit apabila disimpan pada suhu gerak (motilitas) spermatozoa.
kamar dalam pengencer larutan NaCl Dengan demikian kerusakan membran
fisiologis dengan motilitas individu 55 plasma sel akan mengakibatkan
+ 8.4 % atau dalam pengencer Ringer’s terganggunya suplai energi dan pada
dengan motilitas individu 54.2 + 15.6 akhirnya menurunkan motilitas
%. Dibandingkan penelitian spermatozoa. Rendahnya motilitas
sebelumnya (Yunarawati, 2001) bahwa pada akhirnya akan menyebabkan
kualitas semen ayam Kedu dapat periode fertil dan fertilitas
dipertahankan sampai 30 jam dalam spermatozoa lebih singkat.
pengencer Ringer’s pada suhu 4 0C Proses pendinginan yang
dengan motilitas individu rata-rata 40.6 berlangsung dapat juga menyebabkan
+ 5.7 %, sedangkan untuk keperluan IB menurunnya motilitas sel spermatozoa

20.
Pengaruh lama simpan semen terhadap ….........................……. Danang, D.R. Dkk
karena adanya sel spermatozoa yang osmosanya lebih tinggi) mengakibatkan
mengalami cold shock. Pendapat ini air sel akan keluar dan terjadi hidrolisa.
sesuai dengan pernyataan Nurcholidah Sebaliknya bila ditempatkan dalam
(2006) yang menyatakan bahwa larutan yang tekanan osmosanya lebih
penyimpanan yang lebih lama pada rendah (hipotonik), air akan masuk ke
suhu 5 0C sampai dengan 10 0C sel dalam sel, sehingga sel akan
spermatozoa yang terkena kejutan menggelembung. Bila perbedaan
dingin akan lebih cepat mati. Hal ini tekanan osmosa lebih besar maka
disebabkan oleh semakin dinding sel akan pecah, oleh karena itu
bertambahnya jumlah spermatozoa dalam penggunaan larutan pengencer
yang rusak dan mati akibat suhu harus memiliki tekanan osmosa yang
dingin, ketersediaan energi dalam sama (isotonis) dengan kondisi
bahan pengencer makin berkurang, kebutuhan spermatozoa, agar tidak
dan meningkatnya tingkat keasamaan terjadi penurunan motilitas (Wahyuni,
(pH) semen. Penurunan persentase 1994).
membran plasma utuh (MPU) terjadi Dalam semen terdapat empat
akibat kerusakan membran plasma bahan organik yang dapat dipakai
spermatozoa yang diakibatkan karena secara langsung maupun tidak
pengerasan lapisan phospholipid akibat langsung oleh spermatozoa sebagi
suhu yang rendah (Sankai et.al., 2001). sumber energi untuk kelangsungan
Usaha untuk mempertahankan hidup dan motilitas spermatozoa,
fertilitas spermatozoa dapat ditempuh bahan-bahan tersebut adalah fruktosa,
dengan dua cara, yaitu dengan serbitol, GPC
penambahan pengencer yang dapat (glycerylphosphorylcholine) dan
menjamin kebutuhan fisik dan kimiawi plasmalogen. Plasmalogen atau lemak
spermatozoa dan penyimpanan pada aldehidrogen terdapat di bagian leher,
kondisi dan suhu tertentu yang dapat badan dan ekor spermatozoa yang
mempertahankan kualitasnya dipergunakan untuk respirasi endogen
(Sutiyono dkk., 2006). (Zenichiro, 2002). Menurut Marawali
Larutan Ringer’s terdiri dari dkk. (2001) fruktosa adalah substrat
bermacam-macam garam mineral yang energi utama di dalam plasma semen
memiliki daya penyangga pH (buffer) yang telah diproduksi kelenjar
dan isotonik yang dapat mendukung vesikularis. Selain itu fruktosa
motilitas spermatozoa dalam waktu merupakan turunan karbohidrat yang
yang lebih lama. Semen ayam dapat dijadikan sumber energi untuk
mengandung unsur-unsur elektrolit mendukung pergerakan (motilitas) dan
berupa asam klorida, kalsium, kalium, ketahanan spermatozoa. Dalam larutan
natrium dan magnesium. Larutan Ringer’s juga terdapat kandungan
Ringer’s lactate memiliki kandungan glukosa yang merupakan energy
Sodium Chloride yang sama dengan pengganti fruktosa dalam plasma
unsur-unsur elektrolit dari plasma semen yang diperlukan untuk aktivitas
semen ayam seperti natrium, clorida, metabolisme selama penyimpanan,
kalsium dan magnesium (Nurcholidah sehingga kualitas semen dapat
dkk. 2006). Larutan pengencer yang dipertahankan sampai 18 jam. Dalam
hipertonik (larutan yang tekanan menjalankan aktivitas metabolisme

52 Pengaruh lama simpan semen terhadap ….........................……. Danang, D.R. Dkk.


dihasilkan asam laktat, bila tidak digunakan untuk IB dalam waktu tidak
tersedia energi untuk merombak lebih dari 18 jam setelah penampungan
kembali asam laktat menjadi energi yaitu 69.4 + 3.34. Meskipun persentase
yang dibutuhkan untuk aktivitas gerak viabilitasnya dapat dipertahankan
spermatozoa maka akan menyebabkan sampai 30 jam yaitu 47.4 + 3.98 %,
menumpuknya asam laktat yang dapat tetapi pada motilitas individunya tidak
menyebabkan penurunan pH. memenuhi standar IB yaitu 25.5 + 6.85.
Hal ini sesuai dengan pendapat
Persentase Viabilitas Sastrodihardjo dan Resnawati (1999)
Persentase viabilitas merupakan yang menyatakan bahwa semen layak
salah satu indikator untuk menentukan digunakan untuk teknik IB bila
baik-buruknya kualitas semen. Hasil memenuhi syarat persentase viabilitas
analisis ragam menunjukkan bahwa dan motilitas individu diatas 40 %.
lama simpan yang berbeda berpengaruh Persentase viabilitas
sangat nyata (P<0.01) terhadap spermatozoa yang menurun seiring
viabilitas semen ayam Kampung. dengan bertambahnya lama simpan
Apabila dilihat dari Tabel 2. maka tersebut, dipengaruhi oleh jumlah
semen yang diencerkan pada perlakuan nutrisi spermatozoa dalam pengencer
mengalami penurunan seiring dengan ikut mengalami penurunan, sehingga
lamanya waktu simpan pada suhu 4 0C. viabilitas spermatozoa ayam kampung
Hasil uji BNT0.01 menunjukkan dalam penelitian mengalami
bahwa persentase hidup spermatozoa penurunan. Berkurangnya jumlah
pada masing-masing perlakuan lama nutrisi spermatozoa disebabkan oleh
simpan yang berbeda pada 0, 6 , 12, 18, penggunaan energi untuk aktivitas
24, dan 30 jam menunjukkan mekanik (gerak) dan kimiawai
perbedaan yang sangat nyata (P<0.01). (biosintesa). Sesuai dengan pendapat
Daya hidup spermatozoa segar unggas Solihati dkk . (2006) bahwa semakin
pada temperatur kamar hanya dapat berkurangnya cadangan makanan, dan
bertahan selama 30 menit semenjak ketidakseimbangan cairan elektrolit
diejakulasikan (Isnaini, 2000). akibat metabolisme spermatozoa dapat
Sedangkan berdasarkan penelitian menyebabkan kerusakan membrane sel
Suyadi dan Isnaini (2000) bahwa semen spermatozoa. Kerusakan ini sebagai
segar ayam Kedu hanya bisa bertahan akibat adanya pertukaran larutan
selama 30 menit jika digunakan untuk intraseluler dan ekstraseluler antara
IB yaitu memiliki persentase hidup bahan pengencer dengan spermatozoa
82.5 %. Sedangkan bila semen karena adanya perbedaan konsentrasi.
diencerkan dengan larutan Ringer’s dan Proses pengenceran semen dapat
disimpan pada suhu kamar, menyebabkan rusaknya membrane
spermatozoa bertahan hidup lebih lama plasma serta menurunkan motilitas.
yaitu 3 jam dari 92.4 % menurun Kerusakan membrane sel spermatozoa
menjadi 36.2 % (Suyadi dan Isnaini, akan berdampak pada membrane yang
2000). Berdasarkan data persentase pada awalnya mempunyai sifat
hidup spermatozoa dalam pengencer semipermeabel tidak lagi mampu
Ringer’s yang disimpan pada suhu 4 0C menyeleksi keluar masuknya zat,
tersebut, semen ayam Kampung dapat sehingga pada saat dilakukan uji warna

J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1: 47-57, 2012 53


eosin-negrosine zat tersebut masuk ke bahan pengencer yang digunakan
dalam plasma. Hal ini mengakibatkan sangat berpengaruh dalam
semakin meningkatnya spermatozoa mempertahankan keutuhan membran
yang menyerap larutan pewarna eosine- plasma spermatozoa selama
negrosine sebagai tanda spermatozoa penyimpanan pada suhu 5O C (Yu dan
telah mati akibat meningkatnya Leibo, 2002).
permeabilitas membrane sel (Toelihere, Membran plasma sel terdiri atas
1993). karbohidrat yang berikatan dengan
Larutan pengencer semen yang lipida (glikolipida) dan protein
memiliki kandungan komposisi kimia (glikoprotein) atau yang disebut dengan
lengkap akan memberikan fungsi yang selubung sel/glikokaliks. Glikokaliks
baik bagai spermatozoa yang merupakan karbohidrat ekstraseluler
diencerkan, subtrat-subtrat nutrisi untuk melindungi membran sel dari
diperlukan spermatozoa untuk kerusakan selama penyimpanan pada
mempertahankan hidupnya, terutama suhu rendah (Subowo, 1995). Kondisi
bagi spermatozoa yang disimpan membran plasma sel yang baik juga
terlebih dahulu sebelum akan memberikan pengaruh yang baik
diinseminasikan (Ridwan, 2008). pula terhadap motilitas, jumlah
Bearden dan Fuquay (1984) juga spermatozoa hidup, dan tudung
menyatakan bahwa penyimpanan akrosom yang utuh. Hal ini disebabkan
semen dalam jangka waktu lama akan pada membran plasma sel terdapat
menurunkan fertilitas dan plasma banyak makromolekul berupa protein,
semen menjadi tidak isotonik. lipoprotein, glikoprotein, dan lain-lain
Lama simpan yang semakin (Subowo, 1995). Makromolekul ini
lama menjadikan viabilitas dapat berfungsi sebagai enzim,
spermatozoa menurun, yang reseptor, saluran, atau pembawa
dikarenakan ada kerusakan membrane (carrier) yang mengatur lalu lintas
plasma spermatozoa. Sesuai dengan keluar masuk sel, semua senyawa
Nalbandov (1990) yang menyatakan (substrat) dan elektrolit yang
bahwa penyimpanan semen ayam pada dibutuhkan dalam berlangsungnya
suhu 40C dapat mempertahankan daya seluruh proses biokimia di dalam sel,
hidup sperma, tetapi akan mengalami termasuk metabolisme. Selain itu,
penurunan kualitas yang sejalan dengan membran plasma sel juga melindungi
lama penyimpanan, karena terjadi organel-organel yang terdapat di dalam
perubahan integrasi membran sel sel dari perusakan secara mekanik.
berupa pembengkakan pada daerah Motilitas (daya gerak) spermatozoa
akrosom dari spermatozoa. Keutuhan sangat bergantung pada suplai energi
membran plasma sangat berkorelasi berupa ATP hasil metabolisme.
dengan motilitas spermatozoa. Apabila Metabolisme akan berlangsung dengan
membran plasma spematozoa sudah baik apabila membran plasma sel
mengalami kerusakan, maka berada dalam keadaan utuh, sehingga
metabolisme spermatozoa akan mampu mengatur lalu lintas keluar
terganggu sehingga spermatozoa akan masuk sel semua substrat dan elektrolit
kehilangan motilitasnya dan yang dibutuhkan dalam proses
mengakibatkan kematian. Komposisi metabolisme.

54 Pengaruh lama simpan semen terhadap ….........................……. Danang, D.R. Dkk.


Soler et.al. (2003) abnormalitas spermatozoanya tidak
menambahkan bahwa keutuhan boleh lebih dari 15 % dan jika
membran plasma sangat diperlukan abnormalitas spermatozoa lebih dari 25
oleh spermatozoa, karena kerusakan % akan menurunkan fertilitasnya. Hal
membran plasma akan berpengaruh ini juga sesuai dengan pendapat
terhadap proses metabolisme dan Toelihere (1993), yang menyatakan
berhubungan dengan motilitas serta bahwa kelainan morfologi spermatozoa
daya hidup spermatozoa yang dibawah 20 % masih dianggap normal.
dihasilkan. Metabolisme sel akan Hasil ini sudah sesuai apabila
berlangsung baik jika membran plasma dibandingkan dengan penelitian
sel berada dalam keadaan yang utuh, Yunarawati (2001) yang menyatakan
sehingga mampu dengan baik mengatur bahwa kualitas spermatozoa ayam
lalu lintas masuk dan keluar dari sel Kedu dapat dipertahankan sampai
semua substrat dan elektrolit yang dengan 24 jam dengan jumlah
dibutuhkan dalam proses metabolisme. spermatozoa abnormal 17.0 + 1.7 %
Daya hidup spermatozoa dapat apabila disimpan dalam pengencer
bertahan sampai 18 jam disebabkan Ringer’s pada suhu 4 0C.
pada penyimpanan suhu rendah proses Uji BNT0.01 menunjukkan
metabolisme berjalan lambat sehingga bahwa abnormalitas spermatozoa pada
produksi racun yang dihasilkan dari masing-masing perlakuan pada lama
proses metabolisme tersebut juga tidak simpan yang berbeda, yaitu pada 0, 6,
terlalu banyak. Selain itu kemampuan 12, 18, 24, dan 30 jam menunjukkan
spermatozoa hidup disebabkan adanya perbedaan yang sangat nyata (P<0.01).
plasma semen atau pegencer di Bentuk abnormalitas yang
dalamnya masih tersedia energi, ditemukan selama penelitian rata-rata
kestabilan elektrolit, tekanan osmosa, adalah abnormalitas tersier, yang
ada bahan pelindung dan daya tahan berbentuk ekor melingkar dan kepala
spermatozoa. membesar. Bentuk abnormal ini
menunjukaan bahwa abnormal tersebut
Persentase Abnormalitas disebabkan oleh faktor lingkungan,
Hasil analisis ragam pada penyimpanan yang dilakukan.
menunjukkan bahwa lama simpan yang Sesuai dengan pendapat Hafez (2000)
berbeda berpengaruh sangat nyata yang menyatakan bahwa abnormalitas
(P<0.01) terhadap abnormalitas semen sperma dikelompokkan menjadi 3 yaitu
ayam Kampung. Apabila dilihat dari abnormalitas primer, abnormalitas
Tabel 4. maka semen yang diencerkan sekunder dan abnormalitas tersier.
pada perlakuan mengalami penurunan Abnormalitas primer terjadi pada testis
seiring dengan lamanya waktu simpan saat proses spermatogenesis tepatnya di
pada suhu 4 0C. Bila ditinjau dari tubuli semiferi. Abnormalitas primer
abnormalitas tersebut kualitas ditandai oleh kepala yang terlampau
spermatozoa dapat dipertahankan kecil (microcephalic) atau terlalu besar
dalam pengencer Ringer’s pada lama (macrocephalic), kepala yang lebar,
simpan 4 0C selama 18 jam (P4), ekor atau badan berganda.
karena menurut Ihsan (2009) bahwa Abnormalitas sekunder terjadi di
semen yang dapat dipakai IB epididymis sewaktu ejakulasi.

J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1: 47-57, 2012 55


Abnormalitas sperma ditandai dengan Hewan. Universitas Airlangga
adanya butiran protoplasma pada Surabaya
pangkal ekor sperma tepatnya di caput Hardjopranjoto, S. 1976. Ilmu
epididymis. Abnormal tersier ditandai Inseminasi Buatan. Edisi kedua.
dengan ekor putus, ekor melingkar, dan Fakultas Kedokteran Hewan. Unair.
kepala membesar yang disebabkan Surabaya
bukan karena faktor pejantan yang Ihsan, N. M., 2009. Bioteknologi
mengeluarkan ejakulat. Reproduksi Ternak. Universitas
Brawijaya. Malang
KESIMPULAN DAN SARAN Isnaini, N. 2000. Kualitas semen ayam
Kesimpulan Arab dalam pengencer NaCl
Berdasarkan hasil penelitian fisiologis dan Ringer’s pada suhu
yang telah dilakukan maka dapat kamar. J. Habitat. 11(13) : 233 –
disimpulkan bahwa kualitas semen 237.
ayam Kampung yang diencerkan Isnaini, N., dan Suyadi. 2000. Kualitas
dengan Ringer’s dan disimpan pada Semen Ayam Arab Dalam Berbagai
suhu 4 0C mengalami penurunan secara Lama Penyimpanan Suhu Kamar.
bertahap seiring dengan lama simpan Jurnal Tropika volume 1 nomor 1.
dan mempunyai waktu maksimal Fakultas Peternakan. Universitas
digunakan untuk IB 18 jam setelah Brawijaya Malang
penampungan. Marawali, A, M.H Thomas,
Burhanuddin dan H.L.L Belli.
Saran 2001. Dasar-dasar Ilmu Reproduksi
Pelaksanaan IB pada ayam Ternak. Departemen pendidikan
kampung (Gallus domesticus) dengan nasional. Direktorat Jenderal
semen yang diencerkan dengan Pendidikan Tinggi. Badan
pengencer Ringer’s yang disimpan Kerjasama Perguruan Tinggi
pada suhu 4oC sebaiknya digunakan Negeri. Indonesia Timur. Kupang.
tidak lebih dari 18 jam setelah Nalbandov, A.V. 1990. Fisiologi
penampungan agar didapatkan hasil Reproduksi pada Mamalia dan
yang optimal guna menunjang Unggas. Penerbit Universitas
keberhasilan IB. Indonesia Press. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Nurcholidah S., R. Idi, R. Setiawan, I.Y.
Asmara, B.I. Sujana., 2006.
Bearden, H.J., and Fuquay, J.W. 1984. Pengaruh Lama Penyimpanan
Applied Animal Reproduction. Semen Cair Ayam Buras pada Suhu
Second Edition. Reston Publishing 5 0C terhadap Periode Fertil dan
Company. Inc. A Principle Hall Fertilitas Sperma.
Company Reston. Virginia. http://pustaka.unpad.ac.id.
Hafez, E.S.E. 2000. Reproduction in Ridwan. 2008. Pengaruh Jenis
Farm Animal 7th Edition. Baltimore Pengencer Semen Terhadap
: Lippicott Williams and Wikins Abnormalitas, Motilitas, dan Daya
Hardijanto, 1991. Inseminasi Buatan Hidup Spermatozoa Ayam Buras
pada Unggas. Fakultas Kedokteran pada Suhu 5o C. J. Agrolnd Vol
15(3) 229-235.

56 Pengaruh lama simpan semen terhadap ….........................……. Danang, D.R. Dkk.


Ayam Kedu Selama
Sankai T, H. Tsuchiya and N. Ogonuki. Penyimpanan dalam Suhu
2001. Shortterm nonfrozen Kamar. Jurnal Ilmu-ilmu
storage of mouse epididymal Peternakan. Volume 10 Nomor
spermatozoa. Theriogenology 2. Universitas Brawijaya.
55(8) : 1759-1768. Malang.
Toelihere,M.R., 1993. Inseminasi
Sastrodihardjo, S. dan H. Resnawati. Buatan pada Ternak. Penerbit
1999. Inseminasi Buatan pada Angkasa. Bandung.
Ayam Buras. Penerbit Panebar Wahyuni, 1994. Lama Hidup
Swadaya, Jakarta. Hal. 21-35. Spermatozoa Ayam Buras pada
Kadar Glukosa dalam Pengencer
Soler A.J., M.D. P. Guzman, dan J.J. Ringer’s Lucke, Tyroid dan
Garde. 2003. Storage of red Kombinasinya dengan Kuning
deer epididymides for four days telur. Skripsi. Fakultas
at 5o C: effects on sperm motility, Kedokteran Hewan. Universitas
viability, and morphology Airlangga. Surabaya.
integrity. J. Exp. Zool. 295A: Yu, I., and S.P., Leibo. 2002. Recovery
188-199. Motile, Membrane-intact
Spermatozoa from Canine
Solihati, N, R. Idi, R. Setiawan, I.Y. Epididy-mides Stored for 8 Days
Asmara. 2006. Pengaruh Lama at 4 0C. Theriogenology57(3) :
Penyimpanan Semen Cair Ayam 1179-1190
Buras pada Suhu 5 oC terhadap Yunarawati, S. 2001. Pengaruh Lama
Periode Fertil dan Fertilisasi Simpan Terhadap Kualitas
Sperma. http Simpan Ayam Kedu dalam
://pustaka.unpad.ac.id. Pengencer Ringer’s pada Suhu 4
0
Subowo. 1995. Biologi Sel. Angkasa. C. Skripsi. Fakultas Peternakan.
Bandung. Universitas Brawijaya. Malang.
Supriatna, I. 1993. Metode Dasar Zelleke, G., R.P. Moudgal and A.
dalam Pembekuan Embrio Asmera A. 2005. Fertility and
Mamalia. Jurusan Reproduksi hatchability in RIR and WL as
dan Kebidanan. FKH. IPB. functionally modified by
Bogor crossing them in alternate sex
Sutiyono. S, Riyadi dan S, Kismiati. combinations (Gallus domestics).
2006. Fertilisasi dan Daya Tetas British Poultry Science, 46:
Telur dari Ayam Petelur Hasil 119-123.
Inseminasi buatan Menggunakan Zenichiro, K. 2002. Teknologi
Semen Ayam Kampung yang Prosesing Semen Beku Pada
Diencerkan dengan Bahan Sapi. Malang : JICA- Balai
Berbeda. Inseminasi Buatan Singosari
http://eprints.undip.ac.id.

Suyadi dan N. Isnaini, 2000.


Penurunan Kualitas Semen

J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1: 47-57, 2012 57


J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1: 47-57, 2012 27

Anda mungkin juga menyukai