Anda di halaman 1dari 5

MINYAK MINT (MENTHA)

Disusun oleh:
Reyhan Ammar (165061100111003)
Cahyo Sunu Widagdo

Mentha atau mint merupakan salah satu tanaman yang menghasilkan minyak atsiri. Ada
tiga jenis minyak mint yang biasa dikenal, yaitu: (1) pepper mint yang dihasilkan dari herba
tanaman Mentha piperita, (2) commint oil yang dihasilkan dari tanaman M. arvensis, dan (3)
spearmint oil yang dihasilka dari tanaman M. spicata. Kandugan minyak rata-rata pada M.
pmperita sekitar 0.5 – 1%, pada M. arvensis sekitar 1-2%, dan pada M. spicata hanya mengandung
minyak sekitar 0.7%.

Jenis tanaman pertama dan kedua dikenal dengan kandungan mentolnya yang tinggi yang
pada suhu dingin dapat membeku. Oleh karena itu, minyak jenis ini dapat digunakan sebagai
sumber isolasi mentol yang diproses dengan cara pendinginan. Minyak yang kandungan
mentolnya diisolasi telah banyak diperdagangkan dengan nama dementholized oil. Mentol hasil
isolasi berbentuk padatan berwarna putih.

Kandungan yang Terdapat dalam Minyak Mint


Kadar menthol tertinggi di dapat saat berbunga. Tanaman di panen menggunkan sabit
lalu di kering anginkan sampai kadar air 25%. Kadar asiri mentha sangat rendah, hanya 0,6%
sehingga dalam 100 kg daun mentha yang di suling hanya akan menghasilkan 0,6 kg asiri, tak
heran jika hasilnya di hargai sangat mahal.
Minyak mint mengandung golongan senyawa monoterpen dan telah diketahui
aktivitasnya sebagai antibakteri dan insektisida. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Sastrohamidjojo, dilaporkan bahwa komponen utama minyak mint yaitu mentol, menton, dan
mentil asetat.
Daun mint mempunyai kandungan minyak essensial mentol dan menton. Dari semua
spesies yang ada, peppermint paling banyak mengandung menthol (90%). Selain itu daun mint
juga mengandung flavonoid, asam fenolik, trterpenes, vitamin C, fosfor, besi, kalsium, dll.

Tanaman Mentha di Indonesia

Minyak mentha yang beredar di pasar ada tiga macam, sebagaimana yang telah dijelaskan
pada paragraf pertama. Di antara ketiga jenis minyak tersebut, yang bisa dikembangkan di
Indonesia adalah minyak cormint yang diperoleh dari penyulingan daun M. arvensis Var.
piperances. Varietas lainnya yang terdapat di Indonesia adalah M. arvensis Var. Javanica yang
terletak di Pulau Jawa dan dikenal dengan nama daun poko.

Kadar mentol dari M. Arvensis Var.Javanica sangat kecil, yaitu sekitar 7.6 – 11.6%, sementara
Var.piperances cukup tinggi yaitu antara 52-70%.

1. Budi daya tanaman

Untuk menghasilkan minyak asiri berkualitas , tanaman harus di rawat intensif. Kompetisi
dengan gulma penganggu tergolong tinggi, idealnya penanaman mentha dengan mulsa plastik
untuk meminimalisir hal tersebut.
Secara umum budi daya mentha di Indonesia masih terkendala oleh singkatnya mendapat
sinar matahari sehingga sulit berbunga. Tanaman mentha atau biasa juga disebut mint ini
membutuhkan sinar matahari sebanyak 14 – 16 jam, sedangkan di Indonesia matahari hanya
bersinar selama 12 jam/hari. Untuk menambah kekurangan sinar matahari dapat menggunakan
lampu neon.

Tanaman mentha diperbanyak dengan batang yang tumbuh dalam tahah, setek batang, atau
setek pucuk. Batang yang belum bertunas dipotong sepanjang 10-20 cm dan dapat langsung
ditanam di lapangan.

2. Pascapanen

Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa pemanenan mentha dilakukan ketika tanaman


mulai berbunga sampai berbunga penuh. Kadar minyak tertinggi akan didapat ketika bunga
mekar. Cara pemanenannya adalah dengan memotong bahan rata dengan tanah. Selain waktu
panen, faktor lain yang mempengaruhi rendemen minyak adalah cara pengeringan.
Bagian yang dipanen dari tanaman mentha adalah batang dan daun. Panen pertama kali
dilakukan setelah tanaman berubur 3-4 bulan atau telah 50-75% berbunga. Sebelum disuling,
daun dan batang dijemur terlebih dahulu di bawah sinar matahari selama 2 jam, idealnya pada
pukul 8 – 10 pagi, kemudian dijemur lagi di tempat teduh dan kering hingga beratnya menjadi
separuhnya. Batang dan daun mentha siap disuling untuk menghasilkan rendemen minyak
sebanyak 0.2-0.6%. Perlu dipastikan agar daun mentha tidak busuk karena akan sangat
berpengaruh terhadap aroma minyak yang dihasilkan.

3. Penyulingan

Isolasi minyak mint dari daun M. piperita dengan distilasi air dilakukan menurut metode
Vivek dkk. Sebanyak 2300 gram daun M. piperita segar didistilasi selama 4 jam yang dhitung dari
tetesan pertama distilat. Minyak mint yang diperoleh ditambahkan MgSO4 sedikit demi sedikit
hingga seluruh molekul air dalam fasa minyak terikat dengan MgSO4. Minyak mint yang diperoleh
dimasukkan dalam vial dengan kapasitas 5 ml dan sebelum disimpan, terlebih dahulu dialiri gas
N2 pada permukaan vial, kemudian ditutup rapat dan disimpan dalam lemari pendingin pada
temperatur di bawah 4 derajat celcius.

Alat penyuling yang di gunakan sama dengan alat yang di gunakan dalam penyulingan
nilam. Terbuat dari bahan antikarat dengan kapasitas ketel bervariasi antara 150 sampai 1000
liter. Alat berbentuk tabung setinggi hampir 1 m. Di bagian bawah terdapat tempat untuk
meletakkan kompor yang teah di desain khusus untuk penyulingan. Air di masukan ke dalam
tabung hingga memenuhi setengah volume tabung. Sarangan yang terbuat dari bahan anti karat
lalu di masukan ke dalam tabung. Daun mint diletakkan hingga tabung penuh. Setelah di tutup
rapat, kompor di nyalakan hingga proses selesai.
Berbeda dengan minyak asiri cendana yang membutuhkan titik didih tinggi, daun mentha
hanya memerlukan tekanan 1 atm, setara dengan titik didih air yaitu 1000 C untuk melepaskan
minyak asirinya. Prosesnya pun singkat, hanya perlu waktu 2 jam.
Air yang di panaskan akan mendidih melepaskan uap air yang akan naik ke atas mengenai
bahan. Uap menarik minyak dalam daun masuk ke dalam pipa kecil berdiameter 1 cm. Pipa ini
sudah di rancang untuk di letakkan dalam pipa yang lebih besar. Saat uap air bercampur minyak
dalam pipa kecil, air di dalam pipa bisa untuk proses pendinginan. Pipa besar ini di posisikan
mengelilingi pipa kecil. Minyak secara otomatis terpisah dari uap air karena mempunyai berat
jenis yang berbeda dengan air. Minyak yang terpisah kemudian di tampung dalam wadah khusus.
4. Kristalisasi
Kebanyakan industri merasa cukup menggunakan menthol dalam bentuk minyak aisri.
Namun untik mendapatkan menthol di perlukan proses lebih lanjut. Minyak harus di dinginkan
untuk mengisolasi kristal kristal menthol di dalamnya.
Minyak di masukkan dalam kotak anti karat. Di bagian bawah terdapat wadah
penampung. Tidak sampai 12 jam menthol akan mengkristal, sedngkan minyak akan mengalir ke
penampung. Bentuk kristal menthol ini berupa serpihan serpihan jarum berwarna bening
sampai agak kekuningan, dalam suhu kamar kristal ini tidak akan menguap. Sampai di sini lah
pengolahan mentha menjadi kristal menthol selesai.

Karakteristik Minyak Mint berdasarkan Sifat Fisik

Parameter Hasil Penelitian


Warna Kuning muda
Bau Menyengat dan beraroma daun mint segar
Indeks bias (20 C) 1.463
Massa jenis (25 C) 1.126 g/mL

Produk yang Beredar dan Klaim Khasiat

 Minyak angin aromaterapi Flosh. Khasiatnya adalah mengatasi gangguan penyakit seperti
batuk, flu, hidung tersumbat, sakit kepala, dan pegal.
 Minyak peppermint (Lansida Oil). Khasiatnya adalah sebagai aromaterapi penyejuk
tubuh yang dapat memperbaiki sirkulasi darah, nyeri otot, flu, demam, sesak napas, dan
sinusitis.
Pustaka

Aziza, Nur. 2013. Isolasi dan Karakteristik terhadap Minyak Mint dari Daun Mint Segar
Hasil Distilasi. Malang. Kimia Stundent Journal, vol.2

Prasetya, Erwin. 2013. Isolasi dan Karakterisasi terhadap Minyak dari Daun Mentha
Arvensis Segar Hasil Distilasi Uap-Air. Malang. Kimia Student Journal, vol.2

Vivek S, Sharma dll. Comparative Account on GC-MS Analysisi of Mentha arvensis L. ‘Corn
Mint’ From Theree Different Location on North India, International Journal of Drug Development
& Research, vol 1, pp.1-9.

Yuliani, Sri dan Suyanti Satuhu. 2012. PANDUAN LENGKAP MINYAK ATSIRI. Jakarta:
Niaga Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai