1
Alkitab sebagai firman yang diwahyukan dan juga melalui wahyu Allah dalam alam
semesta. Jadi wahyu Allah merupakan dasar utama akan eksistensi Allah.
Ada banyak pihak atau aliran yang menolak eksistensi Allah misalnya ________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
______________________
Alkitab tidak menyusun suatu teori untuk membuktikan keberadaan Allah yang
ada hanyalah pemberitahuan atas kesaksian atas keberadaan / kehadiran dan
pekerjaan-pekerjaan-Nya (Kej 1:1; Yoh 1:1-3). Sama seperti ada banyak hal dalam
dunia ini yang tidak perlu dibuktikan atau diperdebatkan keberadaannya, namun
keberadaannya tetap diterima dan dipercayai (misalnya tenaga atom, energi, dll),
demikianlah keberadaan Allah tetap diterima dan dipercayai. Sebagai contoh tanpa
bukti dan pengertian kita dapat percaya kepada sebuah pengumuman atau
pemberitahuan.
2
Istilah ‘sifat’ adalah menurut pengertian manusia untuk lebih mengerti Allah walau
sebenarnya bahasa manusia juga terbatas sehingga tidak mungkin mampu
menentukan definisi tentang sifat Allah secara sempurna (1Kor 2:11, 1Kor 13:12). Di
satu sisi Allah juga memakai konsep manusia akan diriNya agar manusia dapat
mengenal Dia, misalnya cara antropomorfisme). bd Yes 59:1-2. Setiap sifat Allah
yang ada pada dirinya adalah Allah sendiri dan Allah diekspresikan sepenuhnya
dalam sifat-sifatNya tersebut. Untuk melihat sifat Allah kita dapat melihatnya dalam 3
segi:
1. Dari sifat manusia yang dapat dimengerti manusia itu sendiri. Bandingkan
manusia sebagai ‘imago deo’ (Kej 1:26-27). Dari manusia yang bersifat kasih
kita tahu Allah bersifat kasih, dari manusia yang mencari keadilan, kita tahu
bahwa Allah adalah adil dan benar.
2. Dari sifat ciptaan. Kita dapat merasakan kekuatan alam semesta, maka Allah
sang pencipta pastilah lebih besar kuasaNya bd. Roma 1:20
3. Dari catatan Alkitab
Sebenarnya Allah sendiri tidak memiliki nama, sehingga nama yang diucapkan
manusia akan Allah hanyalah sebatas sebutan menurut pengertian atau konsep
manusia (Kel 3:13-14). Memang penyebutan nama kepada Allah adalah degan sikap
hormat, pujian dan pengagungan, akan tetapi nama-nama yang kita berikan itu
belum tentu mewakili Allah sendiri. Jadi nama yang diberikan manusia
kepada/terhadap Allah tidak akan pernah mempengaruhi (menambah atau
mengurangi) eksistensi Allah. Misalnya ketika kita memberika suatu nama kepada
bunga yang kita sayangi, bukan berarti nama itu akan mempengaruhi keadaan,
keindahan dan keharuman bunga tersebut. Demikianlah Allah yang kaya itu
kepadaNya diberikan manusia banyak sebutan yang bukan berarti Allah lebih dari
pada satu dan hakekatNya tidak berubah.
3
1. Elohim (Kej 1:1) bentuk jamak dari kata ‘El’ (menurut tat bahasa Ibrani) yang
berarti ‘yang kuat dan berkuasa’
2. Yahweh (Yehovah)
Orang Yahudi pada dulunya menganggap sebutan ini terlalu suci sehingga
mereka menyebutkannya dengan ‘A’donai’ (Tuhanku), barulah pada zaman
modern nama itu disebut ‘Yehovah’. Nama Yahweh menitikberatkan
kedaulatan Allah atas umatNya, hubungan perjanjian yang dudah Ia adakan
dengan mereka dan pertolongan serta pemeliharaanNya bagi umat. Kata ini
sering dikaitkan dengan perasaan dan hal yang berdasarkan hubungan
khusus antara Tuhan dan umatNya. Sehingga dalam PL orang Yahudi
sering menggabungkn dengan nama Yahweh, kata penjelasan yang
mengatakan tindakan dan pertolongan Tuhan bagi mereka berdasarkan
hubungan khusus tersebut. Itulah sebabnya kemudian muncul ‘nama baru’
bagi Allah, mis: Yehovah Jireh (Kej.22:13-14) artinya Tuhan menyediakan,
Yehovah Rapha (Allah penyembuh/tabib) Kel.15:26; Yehovah Nissi (Tuhan
alamatku/ di bawah bendera-Nya mereka menang) Kel.17:5-15; Yehovah
Salom (Tuhan itu keselamatan) Hak.6:19-24; Yehovah Ra’ah (Tuhan
gembalaku) Yer.23:5-8; Yehovah Shamah (Allah tempat kediamanku atau
Tuhan hadir di situ) Yeh.48:35.
3. Nama-nama Allah yang lain yang menyatakan sifat Allah:
El-Shaddai (Allah maha kuasa) Kej.13:1; Ul.32:4,18,30.
Kadhosh (Allah maha kudus) Yes.5:16; 40:25. Kata ini mengandung dua
pengertian, yaitu: kesucian Allah tidak dapat dibandingkan dan selain
Allah yang kudus itu maka tidak ada pribadi lainyang suci. Bd.Yes.31:1;
30:11-12,15
Tsaddik (Allah adil, benar dan setia pada janji-Nya) Yes.40:10, 42:6.
Kanna (Allah yang cemburu) Kel.20:5; 34:14; Ul.5:9.
Yehovah Tseba’oth (Tuhan semesta alam) Yes.1:9; Mzm.46:7.
Tsur (Gunung batu: Allah maha kuasa, kekal, dan dapat disandari)
Ul.32:4,15,18-20; Mzm.28:1; Yes.44:8.
4
6. Basileus Ton Aionon (Raja atas segala raja atau Raja yang kekal).
1Tim.1:17; 6:15; Why.15:3; 19:16.