Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan

Tragedy thalidomide merupakan salah satu bagian tergelap dalam ejarah riset pharmaceutical. Dahulu
obat tersebut dijual sebagai pil penghilang insomnia (mild sleeping pill) yang aman bahkan juga bagi
ibu hamil. Namun obat ini menjadi penyebab ribuan balita diseluruh dunia lahir dengan tungkai (limb)
yang tidak sempurna, yang mana terungkap pada 1962. Sebelumnya setiap obat baru yang
dikembangkan dianggap bermanfaat (Brought to life)

Sejarah

----ff--------

Pada era setelah perang ketika gangguan susah tidur menjadi umum, thalidomide dipasarkan sebagai
tranquilizers dan obat tidur. Pada saat itu 1 dari 7 orang di Amerika menggunakannya secara regular,
di pasar eropa sendiri permintaan sedative ini bahkan lebih tinggi. Hal ini didorong asumsi bahwa
thalidomide merupakan satu-satunya sedative non-barbiturate pada saat itu. Sedihnya, tragedy yang
terjadi kemudian, catalysing dimulainya perizinan obat-obatan yang teliti serta system monitoring
pada United State Food and Drug Administration (FDA) hingga saat ini (Fintel, B., Samaras, A. T., dan
Carias, E. 2009).

Thalidomide memasuki pasar Jerman pada 1957 sebagai over-the-counter remedy berdasarkan klaim
keamanan pasar. Mereka mempromosikan produk ini sebagai “completely safe” untuk semua orang
termasuk ibu dan anak “bahkan selama kehamilan” dimana pengembangnya berkata obat tersebut
“tidak dapat menemukan dosis obat tersebut yang cukup untuk membunuh tikus”. Pada 1960,
thalidomide dipasarkan ke 46 negara dimana pemasaranya hampir menyamai aspirin (Fintel, B.,
Samaras, A. T., dan Carias, E. 2009).

Segera setelah dirilis, berbagai laporan menyatakan bahwa pasien menderita peripheral neuropathy
setelah menggunaan obat tersebut. Laporan mengenai banyaknya kecacatan lahir yang berdampak
pada berbagai system tubuh juga bermunculan, yang pada awalnya tidak dihubungkan / ditolak sebagi
penyebab dari thalidomide. Hingga pada 1961 , thalidomide dikonfirmasikan oleh Lenz dari Jerman
dan McBride dari Australia sebagai penyebab dari bencana medis terbesar dalam sejarah dengan
sejumlah besar (sekitar 10.000) kecacatan lahir pada anak-anak. Sebagai tambahan juga dilaporkan
peningkatan miscarriage selama periode ini (Vagesson, 2015).

Setelah itu, Thalidomide ditarik dari UK pada Nov 1961 dan sebagian besar dunia pada 1962.
Akibatnya, timbulnya (incidence) dan kejadian kecacatan lahir ini tidak telihat lagi (Vagesson, 2015).

Thalidomide tidak diakui / diizinkan untuk pengguaan di USA antara 1957 – 1962, meski ditekan untuk
menggunakannya. Frances Kelsey dari FDA yang bertanggung jawab untuk mengakui perizinan obat-
obatan telah memperhatikan obat tersebut , memberikan laporan peripheral neuropathy pada pasien
yang mengguakannya dan juga pada dampaknya terhadap kehamilan. Karena jasanya, beliau
dianugrahi President’s Award for Distinguished Federal Civilian Service oleh President John F. Kennedy
sebab mencegah bencana thalidomide di USA. Sejak saat itu, artikelnya menjadi pondasi tes obt-
obatan modern (Vagesson, 2015).

Bencana thalidomide mendomonstrasikan, untuk pertama kali, bahwa perbedaan spesies eksis dalam
reaksi obat-obatan. Mencit secara tradisional digunakan untuk menlihat reaksi obat, adalah kurang
sensitive terhadap thalidomide jika disbanding spesies lain leperti primate non-human, kelinci dll.
Alasan kenap mencit kurang sensitive masih belum jelas. Sejak benjana tersebut, kebijakan
pemantauan obat telah merubah untuk melibatkan beberapa spesies danjuga tes in-vitro agar
bencana tersebut tidak terulang lagi

Anehnya tidak ada satupun termasuk Grunenthal sendiri yang berhasil dituntut trekait bencana ini.
Ada laporan yang menyatakan Grunenthal memiliki persetujuan dengan pemerintah Jerman dan
Kantor Jaksa Federal Jerman untuk menatik tuntutan criminal. Hingga akhirnya, pada 2012 pihak
Grunenthal menyatakan “permintaan maaf”, namun hanya sedikit kompensasi yang dierika pada
penderita / survivor thalidomide. Grunenthal tidak lagi memproduksi thalidomide namun sekarang,
perusahaan ini merupakan salah satu penghasil obat penghilang rasa sakit terbesar dunia.

Sekarang, survivor thalidomide memiliki beberapa rintiangan, dan banyak dari mereka mengalami
onset masalah terkait umur lebih awal seperti osteoarthritis, masalah sendi, penyakit jantung coroner
yang membuat hidup mereka lebih sulit. Namun dibanyak negara telah memberikan
bantuan/kompensasi meski jumlahnya berbeda untuk setiap negaranya.

Untuk thalidomide sendiri kini, dimanfaatkan untuk keperluan medis seperti pengobatan leprosy,
multiple myeloma, cancers, HIV dll yang mana secara hati-hati dimonotor dengan program S.T.E.P.S.
System for Thalidomide Education and Prescribing Safety, yang memonitor pasien untuk meyakinkan
mereka tidak mengandung saat menjalani pengobatan.

Namun tragisnya bencana thalidomide terulang kembali di Brazil akibat pengguaan pasien yang
kurang hati-hati untuk mengobati leprosy (July 2013)

(Peripheral neuropathy is a disorder that occurs when these nerves malfunction because they’re
damaged or destroyed. This disrupts the nerves’ normal functioning. They might send signals of pain
when there’s nothing causing pain, or they might not send a pain signal even if something is harming
you)
Daftar pustaka

http://broughttolife.sciencemuseum.org.uk/broughttolife/themes/controversies/thalidomide

Fintel, B., Samaras, A. T., dan Carias, E. 2009. The Thalidomide Tragedy: Lessons for Drug Safety and
Regulation (https://helix.northwestern.edu/article/thalidomide-tragedy-lessons-drug-safety-and-
regulation)

Vargesson, N. 2015. Review: Thalidomide-induced teratogenesis: History and mechanisms. Birth


Defects Research (Part C) 105:140–156.

Anda mungkin juga menyukai