Anda di halaman 1dari 13

PRTELAAH JURNAL

Preeclampsia and The Risk of Cataract


Extraction in Life

Oleh:
Eva Fitria Zumna, S.Ked 04054821618045
Maya Chandra Dita, S.Ked 04084821618178
Indah Meita Said, S.Ked 04084821719196
Anindya Ayu P, S.Ked 04084821719201
Sandy Prasaja, S.Ked 04084821719203
Virdhanitya V, S.Ked 04084821719209

Pembimbing:
dr. H. Rizal Sanif, Sp.OG (K)

BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FK UNSRI


RUMAH SAKIT MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2017
TELAAH KRITIS JURNAL

1. Judul Jurnal

Preeclampsia and the risk of cataract extraction in life.

2. Pendahuluan

Terdapat banyak penelitian memperkirakan preeklampsia mempunyai


hubungan dengan masalah kesehatan terutama penyakit kardiovaskular.
Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa terdapat hubungan antara
preeklampsia dengan risiko penyakit okular terutama katarak. Katarak
merupakan penyebab utama gangguan penglihatan di dunia. Jalur utama
pembentukan katarak yaitu terdapat peningkatan kadar stres oksidatif sehingga
terjadi pembentukan awan pada lensa mata secara progresif.

Preeklampsia saat kehamilan merupakan faktor predisposisi untuk


penyakit sistemik dimana berhubungan dengan stres oksidatif dan penyakit
kardiovaskular. Preeklampsia merupakan faktor risiko katarak. Prevalensi
preeklampsia meningkat pada wanita. Terdapat hubungan antara preeklampsia
dan komplikasi okular saat atau segera setelah kehamilan. Terdapat
karakteristik preeklampsia pada kehamilan yaitu hipertensi, proteinuria, dengan
atau tanpa kelainan pada organ lain, usia kehamilan lebih dari 20 minggu.
Patofisiologi preeklampsia masih belum pasti, namun terdapat beberapa
patofisiologi yang mendukung yaitu terjadi peningkatan kadar stres oksidatif
sehingga terjadi ketidakseimbangan pada faktor angiogenik. Hal ini akan
menyebabkan implantasi trofoblas inadekuat, dan remodeling arteri spiral pada
plasenta.

Kemampuan dalam mengurangi stres oksidatif setelah kehamilan


dikaitkan dengan pengembangan katarak. Maka dari itu, penelitian ini

1
dilakukan untuk menguji kemungkinan ini dengan mengevaluasi preeklampsia
sebagai faktor risiko katarak nantinya.

3. Subjek dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan studi desain kohort dengan memperoleh data


dari penelitian di kantor rumah sakit Clientele dimana merupakan database
yang diakui oleh kementerian kesehatan Quebec. Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh wanita di Quebec, Kanada dengan riwayat melahirkan minimal
satu kali di rumah sakit pada periode 1983 sampai dengan 2013 (N=
1.108.541)

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien yang menggunakan


nomor asuransi kesehatan yang berguna untuk melacak pasien tersebut dari
awal kelahiran pertama sampai di kemudian hari pasien di rawat inap karena
katarak. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah tidak ada atau tidak dapat
mengakses nomor asuransi kesehatan, wanita yang melahirkan dengan usia
kehamilan < 20 minggu disertai dengan preeklampsia.

4. Hasil dan Analisis

Pada penelitian dengan desain kohort ini, terdapat 64.350 wanita dengan
preeklampsia (5,8%) dan 1.044.191 wanita tanpa preeklampsia (94,2%).
Prevalensi ekstraksi katarak pada wanita dengan preeklampsia (0,6%) lebih
tinggi dibandingkan dengan wanita tanpa preeklampsia (0,5%). Wanita dengan
preeklampsia merupakan wanita yang berusia lebih muda saat kelahiran
pertama, prevalensi tinggi terhadap asma, penyakit metabolik, dan deprivasi
sosioekonomik.

2
3
Wanita dengan preeklampsia mempunyai insidensi kumulatif ekstraksi
katarak yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tanpa preeklampsia.
(21,0 vs 15,9 / 1000). Insidensi ini lebih tinggi pada wanita dengan
preeklampsia onset dini (33,4/1000) dan preeklampsia berat (22,2/1000).
Insidensi ekstraksi katarak tidak terlalu tinggi pada preeklampsia onset lama
dan preeklampsia sedang.

Wanita dengan preeklampsia mempunyai risiko terjadi ekstraksi katarak


sebesar 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tanpa preeklampsia.
Preeklampsia onset dini mempunyai hubungan yang lebih kuat terhadap
ekstraksi katarak sebesar 2,4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita
tanpa preeklampsia. Wanita dengan preeklampsia mempunyai risiko ekstraksi
katarak sebesar 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan tanpa preeklampsia. (95%
CI= 1,08-1,34), dan wanita dengan preeklampsia onset dini mempunyai risiko
1,5 kali (95% CI= 1,14-2,00).

Wanita dengan preeklampsia disertai dengan penyakit metabolik


mempunyai risiko ekstraksi katarak lebih tinggi (95% CI= 2,92-3,88)
dibandingkan wanita tanpa preeklampsia atau penyakit metabolik. Wanita

4
dengan penyakit metabolik tanpa preeklampsia mempunyai hubungan yang
lebih lemah (95% CI= 2,39-2,74), diikuti dnegan wanita dengan preeklampsia
tanpa penyakit metabolik (95% CI= 0,95-1,28).

Wanita dengan preeklampsia disertai dengan diabetes mempunyai risiko


ektraksi katarak paling tinggi dibandingkan dengan tanpa kelaianan (95% CI=
3,60-5,19). Namun risiko wanita dengan diabetes tanpa preeklampsia lebih
rendah (95% CI= 2,53-3,04).

5. Diskusi

Dalam kelompok kohort kehamilan berbasis populasi ini, wanita dengan


preeklampsia mempunyai risiko ekstraksi katarak lebih tinggi dibandingkan
dengan tanpa preeklampsia. Risiko ekstraksi katarak akan meningkat
sehubungan dengan usia saat kelahiran pertama, paritas, asma, penyakit
metabolik, deprivasi sosioekonomik, periode waktu. Wanita dengan
preeklampsia onset dini mempunyai risiko ekstraksi katarak sama besar dengan
wanita preeklampsia disertai dengan diabetes. Preeklampsia sedang dan berat

5
mempunyai hubungan yang sama besar terhadap risiko ekstraksi katarak.
Penyakit metabolik mempunyai hubungan yang tidak terlalu kuat, namun
wanita dengan preeklampsia mempunyai risiko yang meningkat.

Penelitian secara epidemiologik mengidentifikasikan beberapa faktor


risiko katarak, seperti pertambahan usia, dan faktor gaya hidup (diabetes,
hipertensi, dislipidemia, obesitas, dan penggunaan kortikosteroid). Wanita
mempunyai risiko lebih tinggi untuk terjadinya katarak dibandingkan laki-laki
pada usia yang sama. Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi faktor
risiko pada wanita dimana berfokus pada paparan estrogen seumur hidup dyang
merupakan bahan antioksidan dan berfokus pada paritas. Tetapi, beberapa
kejadian penurunan estrogen yang diikuti dengan fase menopause lebih penting
dibandingkan dengan paparan estrogen seumur hidup terhadap perkembangan
katarak. Walaupun peran estrogen terhadap perkembangan katarak masih
belum jelas, peran estrogen paralel dengan jalur oksidatif yang berpotensi
menyebabkan preeklampsia.

Stres oksidatif diperkirakan berkontribusi terdahap pembentukan katarak


dimana terjadi kenaikan produksi superoksida atau penurunan aliran
antioksidan ke nukleus lensa. Seseorang dengan katarak terutama usia <65
tahun kemungkinan terjadi peningkatan stres oksidatif didasari dengan
keterlibatan penyakit sistemik dan terjadi produksi yang berlebihan dari ROS
dan protein yang terlipat sehingga terjadi kerusakan sel epitelial pada lensa.
preeklampsia berpotensi untuk meningkatkan risiko katarak pada beberapa
waktu. Saat kehamilan, preeklampsia mungkin berhubungan dengan periode
paparan oksidasi yang hebat oleh produk yang memberi kesan lensa mengalami
pengembangan katarak. Setelah kehamilan, kadar stres oksidatif yang rendah
dapat bertahan pada tingkat subklinis, meningkatkan kesempatan terjadinya
katarak dari waktu ke waktu. Wanita dengan preeklampsia lebih cenderung
terjadi penyakit kardiovaskular, dan katarak dimana diduga bahwa
preeklampsia dan katarak kemungkinan akibat dari proses sistemik yang
mendasari predisposisi wanita terhadap penyakit kronis.

6
Preeklampsia onset dini mempunyai hubungan yang kuat dengan katarak
dibandingkan dengan preeklampsia onset terlambat atau preeklampsia berat.
Preeklampsia onset dini dipercayai mempunyai etiologi dan fenotip yang
berbeda dibandingkan dengan preeklampsia onset terlambat, seperti plasenta
abnormal yang berlebihan, kadar stres oksidatif yang lebih tinggi, dan
ketidakseimbangan faktor angiogenik yang lebih parah. Ketidakseimbangan
angiogenik akan terlihat secara persisten setelah kehamilan wanita
preeklampsia. Preeklampsia onset dini mempunyai faktor risiko katarak yang
lebih penting. Tetapi, tidak ada respon yang jelas pada derajat keparahan dari
preeklampsia. Preeklampsia berat termasuk grup campuran antara wanita
dengan preeklampsia onset dini dan onset terlambat. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat keparahan mungkin tidak dapat dijadikan sebagai penanda risiko
katarak sebagai waktu onset dan keduaya mewakili proses patofisiologis yang
berbeda.

Penyakit metabolik berkontribusi penting terhadap risiko ekstraksi katarak.


Diabetes mellitus dan sindrom metabolik merupakan faktor risiko independen
dari katarak. Penelitian Swedish mengamati 35.369 wanita selama 98 bulan
dan menemukan kira-kira tiga kali risiko ekstraksi katarak pada wanita dengan
penyakit metabolik terutama usia <65 tahun. Preeklampsia dapat meningkatkan
risiko diabetes dan hipertensi nantinya. Pada penelitian kohort ini, wanita
dengan preeklampsia mempunyai risiko ekstraksi katarak lebih besar bahkan
setelah disesuaikan dengan penyakit metabolik, diharapkan bahwa setidaknya
sebagian efek preeklampsia tidak dimediasi oleh gangguan metabolik. Tetapi,
risiko ekstraksi katarak paling besar pada wanita dengan preeklampsia disertai
dengan penyakit metabolik terutama diabetes. Pendidikan oftalmologi di
Amerika merekomendasikan skrining oftalmologik yang lebih sering pada
individu dengan diabetes atau hipertensi. Pada penelitian ini, mayoritas wanita
preeklampsia tidak disertai dengan diabetes atau hipertensi. Namun, tidak ada
skrining oftalmologik yang spesifik untuk wanita dengan riwayat
preeklampsia.

7
Ini merupakan penelitian dengan populasi yang besar, namun batasan tidak
dijelaskan. Penelitian ini menangkap katarak yang berada pada tahap surgical
intervention, tapi tidak diketahui waktu pasti kapan lens opacities mulai
membentuk. Katarak sejauh ini belum membutuhkan pengobatan yang kurang,
termasuk katrak yang dapat diobati diluar provinsi. Kelompok ini rata-rata masih
muda, dan asosiasi ini didorong oleh besarnya jumlah perempuan yang memasuk
kelompok pada awal 1990an dikarenakan tingginya tingkat kesuburan. Perempuan
pada kategori ini memiliki waktu cukup pada umur untuk mengembangkan
katarak hingga akhir penelitian.

Kurangnya informasi pada lokasi katarak (nuklir, kortikal, dan


subkrapsular), mencegah kita untuk mengevaluasi hubungan dari preeclampsia
dengan variasi yang berbeda dari katarak. Penelitian ini menggunakan data
administratif yang terdiri dari kesalahan, meskipun data rumah sakit dapat
divalidasi. Dapat dihitung jumlah diabetes dan darah tinggi namun tidak dapat
mengukur resiko ophthalmic seperti myopia, yang berhubungan dengan posterior
subcapsular katarak. Penelitian ini dilakukan di provinsi kanada yang besar
dengan asuransi kesehatan universal, daan generalisasi ke populasi lain
memerlukan lebih banyak penyelidikan.

Pada penelitian populasi lebih dari 1 juta perempuan dengan keseluruhan


lebih dari 16 juta orang per tahun, Terutama preeklamsia onset dini, dikaitkan
dengan dan meningkatnya risiko ekstraksi katarak di kemudian hari. Penyakit
metabolik termasuk diabetes dan hipertensi hanya menjelaskan sebagian dari
hubungan. Sepengetahuan kami, ini adalah studi pertama yang meneliti hubungan
antara preeklamsia dan risiko katarak. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
menghindari mekanisme biologis, termasuk kontribusinya jalur bersama seperti
stres oksidatif. Pemahaman yang lebih baik tentang roleh preeklampsia dalam
pengembangan katarak dapat memberi kesempatan untuk perawatan jangka
panjang wanita yang lebih komprehensif, dan jalan baru pencegahan pencegahan
untuk kedua kelainan tersebut.

8
Telaah Kritis

Jurnal yang diakses dari American Journal of Obstetric and Gynecology ini
merupakan bagian dari kedokteran berbasis bukti (evidence-based medicine)
diartikan sebagai suatu proses evaluasi secara cermat dan sistematis suatu artikel
penelitian untuk menentukan reabilitas, validitas, dan kegunaannya dalam praktik
klinis. Komponen utama yang dinilai dalam critical appraisal adalah validity,
importancy, applicability. Tingkat kepercayaan hasil suatu penelitian sangat
bergantung dari desain penelitian dimana uji klinis menempati urutan tertinggi.
Telaah kritis meliputi semua komponen dari suatu penelitian dimulai dari
komponen pendahuluan, metodologi, hasil, dan diskusi. Masing-masing
komponen memiliki kepentingan yang sama besarnya dalam menentukan apakah
hasil penelitian tersebut layak atau tidak digunakan sebagai referensi.

Penilaian PICO VIA (Population, Intervention, Comparison, Outcome,


Validity, Importancy, Applicability)
I. Population
Penelitian ini dilakukan pada seluruh wanita di Quebec, Kanada dengan
riwayat melahirkan minimal satu kali di rumah sakit pada periode 1983
sampai dengan 2013 (N= 1.108.541)

II. Intervention

Tidak dilakukan intervensi.

III. Comparison
Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan antara wanita
preeklampsia dengan wanita tanpa preeklampsia terhadap faktor risiko
ekstraksi katarak.

9
IV. Outcome

Pada penelitian ini diketahui bahwa wanita dengan preeklampsia


mempunyai risiko ekstraksi katarak lebih tinggi dibandingkan dengan wanita
tanpa preeklampsia. Dari penelitian ini juga diketahui bahwa wanita dengan
preeklampsia onset dini merupakan faktor risiko katarak yang lebih kuat
dibandingkan dengan preeklampsia onset terlambat atau preeklampsia berat.
Wanita dengan preeklampsia disertai dengan penyakit metabolik mempunyai
risiko ekstraksi katarak lebih tinggi dibandingkan wanita tanpa preeklampsia
atau penyakit metabolik.

V. Study Validity
Research questions
Is the research question well-defined that can be answered using this study
design?
Ya. Metode penelitian dengan observasi ini dapat menjawab tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan preeklampsia dengan resiko
ekstraksi katarak.

Does the author use appropriate methods to answer their question?


Ya. Metode yang digunakan penulisan adalah studi observasional, yaitu
suatu cara pengumpulan data dengan cara melakukan follow up individu
secara bersamaan menurut waktu yang kemudian dapat ditentukan adanya
kelainaan yang timbul.

Is the data collected in accordance with the purpose of the research?


Ya. Data yang diambil sesuai dengan tujuan penelitian. Subjek
penelitian adalah 1.108.541 wanita yang melahirkan di Quebec, Kanada, dari
periode 1983 sampai dengan 2013.

10
Randomization
Was the randomization list concealed from patients, clinicians, and
researchers?
Randomisasi tidak dijelaskan secara rinci pada jurnal ini.

Interventions and co-interventions

Were the performed interventions described in sufficient detail to be followed


by others?Other than intervention, were the two groups cared for in similar
way of treatment?
Pada penelitian ini tidak dilakukan intervensi.

VI. Importance
Is this study important?
Ya, penelitian ini penting karena hasil penelitian ini dapat mengetahui
bahwa wanita dengan preeklampsia mempunyai risiko ekstraksi katarak lebih
tinggi dibandingkan dengan wanita tanpa preeklampsia. Dari penelitian ini
juga diketahui bahwa wanita dengan preeklampsia onset dini merupakan
faktor risiko katarak yang lebih kuat dibandingkan dengan preeklampsia
onset terlambat atau preeklampsia berat. Wanita dengan preeklampsia disertai
dengan penyakit metabolik mempunyai risiko ekstraksi katarak lebih tinggi
dibandingkan wanita tanpa preeklampsia atau penyakit metabolik.

VII. Applicability
Are your patient so different from these studied that the results may not apply
to them?
Tidak, karakteristik penduduk Canada dan Indonesia tidak jauh
berbeda, sehingga kemungkinan hasil yang tidak jauh berbeda akan terjadi
bila penelitian ini diterapkan di Indonesia.

Is your environment so different from the one in the study that the methods
could not be use there?

11
Lingkungan di Indonesia cukup berbeda dengan negara Canada.
Namun, metode yang digunakan dalam penelitian ini juga dapat diterapkan di
Indonesia.

Kesimpulan: Jurnal ini valid, penting, dan dapat diterapkan sehingga jurnal ini
dapat digunakan sebagai referensi.

12

Anda mungkin juga menyukai