Oleh:
Eva Fitria Zumna, S.Ked 04054821618045
Maya Chandra Dita, S.Ked 04084821618178
Indah Meita Said, S.Ked 04084821719196
Anindya Ayu P, S.Ked 04084821719201
Sandy Prasaja, S.Ked 04084821719203
Virdhanitya V, S.Ked 04084821719209
Pembimbing:
dr. H. Rizal Sanif, Sp.OG (K)
1. Judul Jurnal
2. Pendahuluan
1
dilakukan untuk menguji kemungkinan ini dengan mengevaluasi preeklampsia
sebagai faktor risiko katarak nantinya.
Pada penelitian dengan desain kohort ini, terdapat 64.350 wanita dengan
preeklampsia (5,8%) dan 1.044.191 wanita tanpa preeklampsia (94,2%).
Prevalensi ekstraksi katarak pada wanita dengan preeklampsia (0,6%) lebih
tinggi dibandingkan dengan wanita tanpa preeklampsia (0,5%). Wanita dengan
preeklampsia merupakan wanita yang berusia lebih muda saat kelahiran
pertama, prevalensi tinggi terhadap asma, penyakit metabolik, dan deprivasi
sosioekonomik.
2
3
Wanita dengan preeklampsia mempunyai insidensi kumulatif ekstraksi
katarak yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tanpa preeklampsia.
(21,0 vs 15,9 / 1000). Insidensi ini lebih tinggi pada wanita dengan
preeklampsia onset dini (33,4/1000) dan preeklampsia berat (22,2/1000).
Insidensi ekstraksi katarak tidak terlalu tinggi pada preeklampsia onset lama
dan preeklampsia sedang.
4
dengan penyakit metabolik tanpa preeklampsia mempunyai hubungan yang
lebih lemah (95% CI= 2,39-2,74), diikuti dnegan wanita dengan preeklampsia
tanpa penyakit metabolik (95% CI= 0,95-1,28).
5. Diskusi
5
mempunyai hubungan yang sama besar terhadap risiko ekstraksi katarak.
Penyakit metabolik mempunyai hubungan yang tidak terlalu kuat, namun
wanita dengan preeklampsia mempunyai risiko yang meningkat.
6
Preeklampsia onset dini mempunyai hubungan yang kuat dengan katarak
dibandingkan dengan preeklampsia onset terlambat atau preeklampsia berat.
Preeklampsia onset dini dipercayai mempunyai etiologi dan fenotip yang
berbeda dibandingkan dengan preeklampsia onset terlambat, seperti plasenta
abnormal yang berlebihan, kadar stres oksidatif yang lebih tinggi, dan
ketidakseimbangan faktor angiogenik yang lebih parah. Ketidakseimbangan
angiogenik akan terlihat secara persisten setelah kehamilan wanita
preeklampsia. Preeklampsia onset dini mempunyai faktor risiko katarak yang
lebih penting. Tetapi, tidak ada respon yang jelas pada derajat keparahan dari
preeklampsia. Preeklampsia berat termasuk grup campuran antara wanita
dengan preeklampsia onset dini dan onset terlambat. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat keparahan mungkin tidak dapat dijadikan sebagai penanda risiko
katarak sebagai waktu onset dan keduaya mewakili proses patofisiologis yang
berbeda.
7
Ini merupakan penelitian dengan populasi yang besar, namun batasan tidak
dijelaskan. Penelitian ini menangkap katarak yang berada pada tahap surgical
intervention, tapi tidak diketahui waktu pasti kapan lens opacities mulai
membentuk. Katarak sejauh ini belum membutuhkan pengobatan yang kurang,
termasuk katrak yang dapat diobati diluar provinsi. Kelompok ini rata-rata masih
muda, dan asosiasi ini didorong oleh besarnya jumlah perempuan yang memasuk
kelompok pada awal 1990an dikarenakan tingginya tingkat kesuburan. Perempuan
pada kategori ini memiliki waktu cukup pada umur untuk mengembangkan
katarak hingga akhir penelitian.
8
Telaah Kritis
Jurnal yang diakses dari American Journal of Obstetric and Gynecology ini
merupakan bagian dari kedokteran berbasis bukti (evidence-based medicine)
diartikan sebagai suatu proses evaluasi secara cermat dan sistematis suatu artikel
penelitian untuk menentukan reabilitas, validitas, dan kegunaannya dalam praktik
klinis. Komponen utama yang dinilai dalam critical appraisal adalah validity,
importancy, applicability. Tingkat kepercayaan hasil suatu penelitian sangat
bergantung dari desain penelitian dimana uji klinis menempati urutan tertinggi.
Telaah kritis meliputi semua komponen dari suatu penelitian dimulai dari
komponen pendahuluan, metodologi, hasil, dan diskusi. Masing-masing
komponen memiliki kepentingan yang sama besarnya dalam menentukan apakah
hasil penelitian tersebut layak atau tidak digunakan sebagai referensi.
II. Intervention
III. Comparison
Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan antara wanita
preeklampsia dengan wanita tanpa preeklampsia terhadap faktor risiko
ekstraksi katarak.
9
IV. Outcome
V. Study Validity
Research questions
Is the research question well-defined that can be answered using this study
design?
Ya. Metode penelitian dengan observasi ini dapat menjawab tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan preeklampsia dengan resiko
ekstraksi katarak.
10
Randomization
Was the randomization list concealed from patients, clinicians, and
researchers?
Randomisasi tidak dijelaskan secara rinci pada jurnal ini.
VI. Importance
Is this study important?
Ya, penelitian ini penting karena hasil penelitian ini dapat mengetahui
bahwa wanita dengan preeklampsia mempunyai risiko ekstraksi katarak lebih
tinggi dibandingkan dengan wanita tanpa preeklampsia. Dari penelitian ini
juga diketahui bahwa wanita dengan preeklampsia onset dini merupakan
faktor risiko katarak yang lebih kuat dibandingkan dengan preeklampsia
onset terlambat atau preeklampsia berat. Wanita dengan preeklampsia disertai
dengan penyakit metabolik mempunyai risiko ekstraksi katarak lebih tinggi
dibandingkan wanita tanpa preeklampsia atau penyakit metabolik.
VII. Applicability
Are your patient so different from these studied that the results may not apply
to them?
Tidak, karakteristik penduduk Canada dan Indonesia tidak jauh
berbeda, sehingga kemungkinan hasil yang tidak jauh berbeda akan terjadi
bila penelitian ini diterapkan di Indonesia.
Is your environment so different from the one in the study that the methods
could not be use there?
11
Lingkungan di Indonesia cukup berbeda dengan negara Canada.
Namun, metode yang digunakan dalam penelitian ini juga dapat diterapkan di
Indonesia.
Kesimpulan: Jurnal ini valid, penting, dan dapat diterapkan sehingga jurnal ini
dapat digunakan sebagai referensi.
12