Anda di halaman 1dari 34

SERI KAJIAN

PUSATSUNSPIRIT FOR JUSTICE


TRANSFORMASI SOSIALAND PEACE

FOTO COVER DEPAN: 1ALAMY


EDISI
DESEMBER
LOGIKA PERTUMBUHAN
EKONOMI DI BALIK BOP
(HLM. 4)

KONSERVASI KEPENT-
INGAN ALA BOP (HLM. 9)

LOGIKA PERTUM-
BUHAN EKONOMI DI
BALIK BOP (HLM.4)

ORANG ASING DI TANAH


SENDIRI (HLM. 15)

TAMAN NASIONAL
KOMODO DAN MELOKALKAN KOMO- PERUBAHAN MATA PEN-
WARGA LOKAL DI DO(HLM. 26 CARIAN DI KAMPUNG KO-
DALAM KAWASAN MODO (HLM. 30)
(HLM.22 2
S
ampai memasuki semester kedua tahun 2016, Badan Otoritas Pari-
wisata pulau Komodo dan Labuan Bajo belum dibentuk, walau MoU
tentang badan tersebut sudah ditandangani bupati Manggrai Barat,
Agustinus Ch. Dulla. Pelaksanaan badan ini masih menunggu kepu-
tusan presiden melalui Peraturan Presiden (Perpres) yang rencananya akan
ditandatangani presiden Joko Widodo dalam waktu dekat.
Tujuan pembentukan Badan Otoritas Pariwisata Labuan Bajo, salah
satu di antaranya, adalah mempercepat pembangunan di bidang pariwisata
dengan berprinsip pada membangun ecosystem ekowisata Flores yang berke-
lanjutan. Oleh karena itu integrated palanning untuk pegelolaan ekowisata
Flores menjadi salah satu target utama yang dicanangkan pemerintah, selain
menajamkan komitmen pemerintah daerah, Taman Nasional Komodo, dan
stakeholder untuk mendukung pembentukan single management single desti-
nation dalam rangka mengelola destinasi wisata Flores.
Sebagai salah satu agenda strategis pembangunan pariwisata, Badan
Otoritas Pariwisata bukanlah satu-satunya terobosan yang digagas
pemerintah pusat. Sebelumnya sudah digagas berbagai agenda lain di an-
taranya Pembangunan Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) berdasarkan Pera-
turan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011, menuyusul kemudian berbagai pro-
mosi berskala besar, sebagai misal dalam dan melalui perayaan akbarSail
Komodo pada 2013, tour de Flores dll.
Kebijakan dan promosi yang digencarkan ternyata membawa dampak
yang sangat signifikan. Nama komodo dan Labuan Bajo kemudian mel-
ambung sampai ke level internasional. Proyek investasi pun berdatangan. In-
frastruktur penunjang dibangun dalam skala besar. Wisatawan mancanegara
dan lokal berdatangan.
Namun, bersamaan dengan semua itu, berbagai persoalan pun mun-
cul. Secara sosial, masyarakat setempat tersisihkan. Kesenjangan ekonomi
kian terasa. Jual beli tanah masif dilakukan baik secara legal maupun ilegal.
Secara kultural, identitas budaya dikomersialisasi. Secara politik, pemerintah
daerah menjadi tidak berdaya, rambu-rambu kebijakan pun rapuh.
Pertanyaan kita kemudian adalah apakah Badan Otoritas Pariwisata
Labuan Bajo yang akan segera dibentuk dapat menjawab atau sekurang-
kurangnya menjadi salah satu terobosan yang dapat menyelesaikan semua
soal di atas, ataukah justru menjadi soal itu sendiri dan membawa persoalan
baru.
Catatan dalam halaman-halaman berikut ini mencoba untuk menja-
wab pertanyaan di atas, namun demikian jawaban tersebut bersifat terbuka
untuk didiskusikan lebih lanjut.
Selamat membaca!

3
KAPAL WISATA DI
KOMODO. BISA MEN
TANGKAN SERIBUAN
WISATAWAN. (FOTO
MY HANCE

M
IMPI MENJADIKAN LABUAN BAJO SEBAG
JADI JAUH LEBIH AKSELERATIF MELALUI RENCANA PEMBEN-
TUKAN BADAN OTORITAS PARIWISATA (BOP). IDE PEMBEN-
TUKAN “BALI BARU” DIGAGAS OLEH P
WIDODO DALAM RANGKA MENDORONG PERTUMBUHAN INDUSTRI PARI-
WISATA DI INDONESIA. SEKTOR PARIWISATA DIANGGAP MENJANJIKAN KA-
RENA MENUNJUKKAN TREND PERTUMBUHAN YANG POSITIF DAN MENEM-
PATI URUTAN KEEMPAT SEBAGAI SUMBER DEVISA NEGARA.

4
Di antara sepuluh badan otorita pari- pariwisata. Pada saat itu, Labuan Bajo Dari semua usaha itu, yang dirasa
wisata yang direncanakan pemben- mulai disebut sebagai paling signifikan
“pintu sebenarnya
gerbang
adalah
tukannya di seluruh Indonesia, salah pariwisata di NTT”. rencana
Terkait
pembentukankeindahan
Badan Otoritas
satunya adalah BOP Labuan Bajo. La- di kawasan TNK itu, sebutan lain yang Pariwisata. Tidak hanya terbatas pada
buan Bajo bahkan dianggap sebagai tampaknya mengesankan, upaya promosi
“Surga
sebagaimana sebe-
suatu kawasan yang sangat berpoten- yang jatuh di tenggara lumnya, BOP Indonesia”.
mendorong pertumbuhan
si. Pentingnya ibu kota kabupaten Sepanjang periode itu, digelar bebera- sektor pariwisata menjadi jauh lebih
Manggarai Barat itu tidak terlepas dari pa event akbar demi promosi pari- konkret dengan indikator -indikator
keberadaannya sebagai pintu gerbang wisata antara lain ajang Seven Won- yang terukur semisal peningkatan
menuju Taman Nasional Komodo ders of Nature dan penyelenggaraan jumlah wisatawan dan penerimaan
(TNK). TNK adalah rumah bagi satwa event akbar Sail Komodo pada 2013. dari sektor pariwisata. Secara singkat,
langka Varanus Komodoensis,reptile BOP tidak lain adalah lembaga inde-
Upaya itu berhasil mendorong
langka yang sudah mendunia. Sejak penden di bawah presiden yang men-
perkembangan pesat pada sektor pari-
ditetapkan pada tahun 1980, TNK dorong peningkatan investasi di sektor
wisata. Jumlah pengunjung terus
menjadi tujuan wisata dengan jumlah pariwisata.
meningkat dan tercatat mencapai 90
wisatawan mencapai 40 ribu
ribu wisatawan pada tahun 2015. Pasti terbentuk atau tidak, kes-
wisatawan hingga tahun 1990-an.
Jumlah hotel, resort, restoran, dan impulan terpenting adalah bahwa su-
Sejak era reformasi, perhatian ter- operator diving dan snorkeling terus dah ada komitmen utuh dari presiden
hadap sektor pariwisata pada bertambah tiap tahun. Fakta Jokowi-Kalla untuk menggenjot sektor
umumnya dan TNK pada khususnya menariknya, atas nama perkembangan pariwisata. Melalui perbaikan infra-
mulai menguat. Hal itu dipengaruhi pariwisata itu sendiri, pemerintah struktur diharapkan terjadi pening-
perubahan situasi politik dan ekonomi provinsi bahkan melegitimasi upaya katan investasi di bidang sektor pari-
pasca Orde Baru dan meningkatnya privatisasi terhadap ruang publik sep- wisata.
jumlah golongan kelas menengah ser- erti pantai Pede.
ta berjalan bersamaan dengan alasan-
Didorong oleh hasil yang menjan-
alasan ekonomi seperti dorongan opti- Subordinasi terhadap Kepent-
jikan tersebut, pemerintahan Jokowi -
malisasi penerimaan dari sektor pari- ingan Ekonomi
Kalla menempatkan pariwisata se-
wisata. Jika sepanjang Orde Baru,
makin sentral. Di pengunjung tahun Pembangunan sektor pariwisata
hanya Bali menjadi pusat perkem-
2015, Presiden Jokowi mengunjungi sudah jelas merupakan subordinasi
bangan industri Pariwisata, berbeda
Labuan Bajo dan menunjukkan ket- terhadap kepentingan ekonomi. Me-
setelahnya dimana terjadi desentrali-
ertarikannya terhadap perkembangan lalui penetapan target peningkatan
sasi “Bali” di beberapa tempat di Indo-
sektor pariwisata. Ketika berkunjung jumlah wisatawan dan peningkatan
nesia.
ke China, Jokowi secara terbuka devisa negara dari sektor pariwisata,
Khusus untuk TNK, perubahan pe- mengajak pengusaha di negeri Tirai kelihatan jelas bahwa BOP adalah
sat itu ditandai dengan upaya bambu tersebut untuk berinvestasi di penggerak utama demi pertumbuhan
pengembangan ekowisata. Di awal Labuan Bajo. Katanya, ekonomi.“Mumpung
Eksploitasi terhadap sektor
tahun 2000-an, terjadi privatisasi man- tanah di Labuan Bajo pariwisata demi mendorong
masih murah”. pertum-
agemen TNK melalui pengelolahan buhan ekonomi merupakan gejala
Tidak hanya itu. Pada tahun yang
oleh pihak ketiga yakni TNC dan PT. yang lumrah di negara-negara ketiga
sama, melalui kerja sama lintas ke-
Putri Naga Komodo (PNK) demi opti- dimana sumber daya alam masih men-
menterian, yakni Kementerian Koordi-
malisasi pariwisata. Meski tidak ber- jadi sumber devisa utama.
nator Maritim dan Sumber daya, Ke-
langsung lama, upaya tersebut ber-
menterian Pariwisata, dan Kementeri- Menjelaskan kenyataan itu, Menteri
hasil mengintegrasikan sisi bisnis da-
an Pekerjaan Umum, Labuan Bajo Pariwisata, Arief Yahya misalnya, sela-
lam upaya konservasi. Tidak
ditetapkan sebagai salah satu destinasi lu mengatakan, “makin
mengherankan, tidak hanya Komodo,
prioritas 2016. Keseriusan serupa sejahtera”. TNK dinila
atraksi wisata bahari mulai berkem-
dibuktikan pula dengan penyeleng- yang mesti dipelihara dan dijaga kare-
bang pesat seperti bisnis diving dan
garaan event Tour de Flores demi pro- na mendatangkan keuntungan bagi
snorkeling di sekitar kawasan TNK.
mosi pariwisata dan rencana perbaikan negara. Dalam konteks ekowisata, in-
Ditengarai oleh aspek ekonomi ter- infrastruktur seperti perpanjangan tegrasi usaha konservasi dan industri
sebut, pada era Susilo Bambang Yudh- bandara, perbaikan jalan dan pariwisata diklaim sebagai paduan
yono, sektor pariwisata di kawasan pelabuhan, penyediaan air bersih, dan sempurna mendatangkan devisa
Komodo kian dieksploitasi. Upaya itu rumah sakit. Secara nasional, ke- sekaligus melestarikan sumber daya
dilakukan melalui penetapan MP3I, bijakan pembebasan visa bagi alam. Dengan lain lain, ini adalah ben-
dimana NTT dan NTB dimasukkan satu sejumlah negara dan izin yacht turut tuk pembangunan berkelanjutan.
koridor dengan Bali. Fokus utamanya mempercepat pertubuhan sektor pari-
Di tingkat pemerintah daerah,
adalah pengembangan pertanian dan wisata terutama di Labuan Bajo.
5
alasan-alasan serupa selalu direpro-
duksi dan diwacanakan. Pariwisata
dinilai memiliki multiplier effect karena
mampu menstimulasi industri kreatif,
penciptaan lapangan kerja, dan pen-
ingkatan devisa bagi negara. Terka-
dang legitimasi terhadap pem-
bangunan sektor pariwisata tampak
sangat ekstrem. Dalam polemik privat-
isasi pantai Pede—pantai publik, misal-
nya, Gubernur Lebu Raya dan bupati
Gusti Dula menyesetujui pembangunan
tersebut atas nama pendukung sektor
pariwisata. Dalam peresmian rumah
sakit Siloam pada awal tahun 2016,
Pulau Kana
gubernur mengatakan bahwa satu pulau
keberadaan rumah sakit internasional kawasan TN
sangat diperlukan di pintu gerbang sudah dipr
pariwisata tersebut. Dia bahkan ber- (foto:John
janji, mendatangkan lebih banyak in-
vestasi di Flores. alasan pembiayaan konservasi, pernah asal jangan terlalu ba
juga melakukan kerja sama dengan Yang ia maksudkan adalah bahwa BOP
Dilandasi alas berpikir demikian,
pihak ketiga yakni TNC dan PNK. mesti mengedepankan profesionalisme
tidak mengherankan, terbentuknya
tanpa memperhitungkan upaya nepo-
BOP disambut antusias baik oleh Kekhawatiran disampaikan juga
tisme dan korupsi. Tidak ada jatah-
pemerintah provinsi maupun oleh Anggota Dewan Perwakilan
jatahan di dalam lingkup kekuasaan.
pemerintah kabupaten serta seluruh Rakyat daerah dan para aktivis. Hanya
stakeholder di daerah. Kepala dinas saja keberatan itu lebih kepada soal Singkatnya, hampir semua sepakat
pariwisata Mabar, Theodorus Suhardi proseduralisme. Anggota DPRD bahwa BOP mampu mendorong kema-
mengatakan bahwa keberadaan BOP beranggapan perhatian pemerintah juan ekonomi asalkan saja semua itu
membantu akselerasi pembangunan di pusat melalui program-program terse- diikuti oleh reformasi birokrasi dan
NTT. Dengan dana sedemikian besar but sangat baik asalkan pengel- managemen pengelolahan. Artinya,
dari pemerintah pusat, pemerintah olahannya diperhatikan. Menurut terdapat suatu kesepakatan bahwa
daerah tidak perlu menunggu waktu mereka, pemerintah Kabuapten Mang- peningkatan investasi di bidang pari-
lama dan memanfaatkan anggaran garai masih dianggap belum mampu wisata dan peningkatan jumlah kun-
tahunan untuk pembangunan fasiltas mengelolah aset pemerintah kabupat- jungan wisatawan dapat mendorong
publik seperti jalan, jembatan, dan air. en. Disebutkan aset wisata batu Cer- kesejahteraan masyarakat lokal.
Bahkan, lebih menguntungkan lagi, min yang masih belum memadai.
Dorongan terhadap pertumbuhan
katanya, pemerintah daerah tidak per-
Selain itu, dalam soal Sail Komodo, industri pariwisata itu semakin terasa
lu repot-repot mengurusi hal teknis
mereka menunjukkan kekesalannya. saat mendefinisikan siapa yang diang-
pembangunan. Karena semua itu su-
Menurut mereka, anggaran Sail Komo- gap mengancam atau mendukung ta-
dah diserahkan kepada BOP.
do yang mencapai 3,7 trilliun tidak gline “makin lestari,
Kalaupun ada kekhawatiran terkait berdampak signifikan dalam kehidupan Sejak terbentuknya TNK, masyarakat
keberadaan BOP, tidak terlalu terlihat masyarakat. Kenyataan yang paling di di dalam kawasan selalu dianggap
signifikan dan subtansial. Pihak BTNK disayangkan, keterlibatan pemerintah dapat mengancam kelestarian Komodo
misalnya, mengkhawatirkan pertum- daerah tidak terlihat sama sekali. dan kawasan di dalam TNK. Bukti pal-
buhan sektor industri pariwisata dapat Seorang anggota DRPD mengatakan, ing nyata, mereka pernah direlokasi.
merusak koral dan mengancam “jangan sampai BOP Kemudian ini dibentuk
jugasistem hanyazonasi di
keindahan taman nasional. Pasalnya, menjadi urusan pusat. Kita yang di wilayah perairan yang membatasi ru-
jumlah turis ke dalam kawasan TNK daerah tidak terlibat apa -apa”. Jelas ang mata pencarian disertai
semakin besar dan belum dilakukan yang digarisbawahi, -bagi jatah”pengawasan
“bagi yang ketat. Juga terjadi
pembatasan jumlah. Di pihak lain, dalam soal pengelolahan. tekanan terhadap pertumbuhan popu-
pihak Balai mengeluhkan jumlah ang- lasi di dalam kawasan yang dilakukan
Sementara itu, di kalangan aktivis
garan dan pembiayaan konservasi dengan berbagai bentuk pengabaian
tanggapan terhadap BOP belum mun-
yang cenderung terbatas. Tahun 2016, pemenuhan hak-hak mendasar seperti
cul resistensi yang signifikan. Seorang
mereka terpaksa melakukan penghe- pendidikan, air, listrik, dan lain se-
pelaku usaha kapal wisata menga-
matan lantaran terjadi pemangkasan bagainya.
takan, “semua program ini sangat baik
jumlah anggaran. Bahkan karena
6
Sebaliknya, kelompok yang dipan- lebih akseleratif dalam mendorong diganti rugi. BOP juga dapat memben-
dang mampu melestarikan alam pembangunan pariwisata dan menarik tuk perubahan zonasi dan kawasan
sekaligus mendatangkan devisa adalah minat wisatawan yang sebagian besar konservasi demi sektor pariwisata.
bisnis pariwisata, diving dan snorkel- adalah berasal dari mancanegara.
Untuk mempermudah proses per-
ing. Tak mengherankan, pertumbuhan
Lalu bagaimana BOP berintervensi izinan, BOP dilengkapi pegawai dari
industri pariwisata selalu didorong dan
dalam meningkatkan produksi wisata unsur PNS. Keberadaan perwakilan
semakin diberikan keleluasan termasuk
tersebut? Beberapa ketentuan berikut unsur PNS tersebut mempersingkat
melalui pembentukan BOP. Hal itu
yang menunjukkan independensi BOP jalur birokrasi dalam proses perizinan.
tampak nyata dalam upaya privatisasi
dalam meningkatkan investasi dan per-
wilayah pantai, pulau-pulau, pesisir Ketiga, kewenangan penuh dalam
cepatan pembangunan sektor pari-
untuk pembangunan hotel, resort, dan pengelolahan tersebut bertujuan mem-
wisata. Pertama, secara kelembagaan,
restoran. Jumlah wisatawan juga sela- bangun destinasi pariwisata, perbaikan
BOP didesain sebagai lembaga inde-
lu didorong untuk terus meningkat. akses infrastruktur dasar (air, listrik,
penden non-kementerian yang berada
Mulai dari sekitar 40 ribu pada tahun jalan, bandara, dan pelabuhan) dan
di bawah presiden dan berlandaskan
1980-an, hingga mencapai 90 ribu pa- penyediaan hotel. Demi rencana terse-
pada keputusan presiden (Kepres).
da tahun 2015. Diharapkan pada tahun but, investasi yang dibutuhkan sekitar
Meskipun ada dewan pengawas dan
2019 sudah bisa mencapai 500 ribu 16 trilliun yang terdiri dari 8 trilliun dari
dewan pelaksana yang berasal dari
kunjungan. Meskipun peningkatan ter- investasi pemerintah dan 8 trilliun in-
unsur pemerintah dan birokrasi antara
sebut di daerah konservasi seharusnya vestasi swasta (PMA/PMDN).
lain kementerian Koordinasi Maritim
kontraproduktif, namun di dalam logi-
dan Sumber Daya, Kementerian Pari- Jelas bahwa peran pemerintah
ka bisnis, semua itu diterima begitu
wisata, dan kementerian lain serta dan swasta diposisikan hampir sama
saja.
pemerintah daerah baik di tingkat besarnya dalam pembangunan sektor
Lalu bagaimana BOP beroperasi provinsi maupun kabupaten, keterli- pariwisata. Akan tetapi melalui BOP,
dalam logika pertumbuhan ekonomi batan tenaga-tenaga professional keberadaan sektor swasta atau
tersebut? menjadi catatan penting. Tenaga pro- pengembang setempat sebenarnya
fessional yang melibatkan pihak diharapkan lebih banyak terlibat. Kare-
Persoalan Praktis Pengelolahan
swasta ini diserahi kewenangan dalam na semua itu masih berhubungan
Karena mengutamakan pertumbuhan upaya optimalisasi pengelolahan, dengan target fantastis penerimaan
ekonomi, pelaksanaan BOP bukan pengembangan, dan pembangunan dan kunjungan wisatawan yakni 500
merupakan persoalan politik. Jadi, tid- kawasan pariwisata. ribu kunjungan pada tahun 2019.
ak didiskusikan apakah kehendak men-
Kedua, dalam mengoptimalkan
dorong pembangunan pariwisata
pengelolahan, pengembangan, dan
merupakan suatu konsep pem- Dari ketentuan-ketentuan tersebut,
pembangunan kawasan pariwisata,
bangunan yang demokratis (dari BOP jelas tidak mempersoalkan perso-
BOP dapat menetapkan kebijakan,
rakyat) ataukah hanya model pem-
mensinkronkan kebijakan antara lem- alan-persoalan politik dan ketimpangan
bangunan up-down. Sebaliknya BOP
baga, memberi petunjuk pelaksanaan, distribusi manfaat pariwisata. BOP
hanya bergulat pada persoalan praktis hanya memfasilitasi dan memperban-
dan melakukan pengawasan. Tugas
yang berkenan dengan upaya yak aktor-aktor yang berkepentingan
tersebut merupakan perwujudan dari
bagaimana membangun sebuah indus- dalam produksi wisata dan mendorong
prinsip “single destination, single man-
tri pariwisata dan mendorong pening- lebih banyak kunjungan wisatawan
agement” yang diharapkan mampu
katan investasi. yang sebagian besar adalah turis
mempercepat investasi dan pertum-
BOP dengan demikian hanya buhan sektor pariwisata. mancanegara. Dengan demikian, ber-
memperjelas aspek produksi dan kon- samaan dengan BOP, prasyarat kese-
Sebagai contoh. Diberikan hak jahteraan masyarakat hanyalah pen-
sumsi di bidang pariwisata. Konsep
penuh dalam pengelolahan atas wila- ingkatan “broker” di b
pariwisata bukan lagi soal tamu—tuan
yah laut dan daratan, BOP dapat
rumah seperti dalam pandangan tradi- *) Boe dan Greg
merancang ulang tata ruang wilayah
sional, tetapi bertransformasi pada
dan rencana zonasi wilayah pesisir dan
soal produksi dan konsumsi. Penting
pulau-pulau kecil. Karena itu, BOP
dicatat bahwa selama ini aspek
dapat mengambialih tanah pemerinta-
produksi tersebut sudah dimulai
han daerah demi pengelolahan.
dengan kehadiran berbagai pelaku pa-
riwisata, seperti hotel, restoran, Dalam skema itu, BOP dapat
pemerintah daerah, guide, NGO, dan memberikan hak pengelolahan kepada
organisasi-organisasi lainnya. Diharap- pihak ketiga untuk mendapatkan hasil
kan kehadiran BOP membuat aspek sewa. Untuk kepentingan pariwisata,
produksi itu menjadi menjadi jauh tanah yang dikuasai masyarakat dapat

7
FOTO:PHOTOSAFARI 8
A
TAS NAMA PEMBANGUNAN
PARIWISATA DI PROVINSI
NUSA TENGGARA TIMUR,
PRESIDEN JOKOWI BER-
ENCANA MEMBENTUK BADAN OTORI-
TA PARIWISATA (BOP). BOP ADALAH
LEMBAGA NON-KEMENTERIAN YANG
BERADA LANGSUNG DI BAWAH PRESI-
DEN DAN BERLANDASKAN PADA
KEPUTUSAN PRESIDEN (KEPRES).
ADAPUN UPAYA-UPAYA YANG
DITEMPUH MELALUI BOP DALAM
MENGEMBANGKAN PARIWISATA ADA-
LAH PEMBANGUNAN DESTINASI PARI-
WISATA, PERBAIKAN AKSES INFRA-
STRUKTUR DASAR (AIR,
LISTRIK,JALAN, BANDARA DAN
PELABUHAN) DAN PENYEDIAAN HO-
TEL DALAM KERJA SAMA DENGAN
PIHAK SWASTA.
9
Didesain untuk menciptakan sektor pariwisata. Sebaliknya, se- makin banyak aktor (bisnis) yang
suasana kompetisi dan menggenjot bagaimana even-even promosi pari- muncul tetapi juga terjadi ketimpan-
pertumbuhan industri pariwisata, wisata sebelumnya, kelembagaan gan dalam distribusi manfaat . Perso-
kelembagaan BOP diharapkan ban- BOP hanya memperkuat pertum- alan kian kompleks.
yak bermitra dengan pihak swasta. buhan industri pariwisata melalui
Dalam pelaksanaan, misalnya, tidak pengembangan destinasi pariwisata, Kehilangan Hak Atas Konservasi
hanya melibatkan pemerintah daeah pembangunan struktur industri pari-
dan pusat, tetapi juga para ahli muda wisata, managemen promosi pari- Keberadaan Taman Nasional Komodo
dan pelaku pariwisata. Sedangkan wisata, dan pengembangan regulasi (TNK) pada tahun 1980 adalah upaya
soal pendanaan, selain bersumber serta operasional di bidang pari- perlindungan terhadap reptil langka
dari APBN senilai 16 trilliun, BOP wisata. terbesar di dunia, Varanus Komo-
dapat memperoleh dana sumbangan Dalam kenyataannya, selain doensis. Upaya itu berkat
yang tidak mengikat dan dana usaha membawa perkembangan pesat ter- “penemuan” sains pada
sendiri. Terkait dana usaha sendiri hadap sektor pariwisata, upaya kon- yang kemudian atas nama keresahan
ini, BOP misalnya, dapat menjalin servasi dan pariwisata di kawasan kaum saintis itu,diatur regulasi terkait
kerja sama dengan pengembang TNK selama ini jugamenyebabkan konservasi di tingkat daerah, nasion-
setempat. konflik agraria yakni pencaplokan al, dan ketetapan-ketetapan inter-
Terpilihnya Labuan Bajo tidak kepemilikan, akses, dan manfaat ter- nasional. Yang paling menentukan,
terlepas dari keberadaan Taman Na- hadap sumber daya publik seperti tentu saja, penetapan TNK dimana
sional Komodo (TNK) yang dibentuk tanah, air, pesisir, pantai dan pulau - tanggung jawab pengelolahan kon-
sejak tahun 1980. TNK adalah rumah pulau dari publik ke sektor privat. servasi berada di bawah Kementerian
bagi satwa langka Komodo (Varanus Akibatnya, masyarakat dalam zona Kehutanan, dalam hal ini Balai
Komodoensis) dan aneka biota laut. inti TNK kehilangan hak atas kon- Taman Nasional Komodo (BTNK).
Sementara Labuan Bajo, ibu kota servasi dan keterbatasan akses kepa- Pada satu titik, upaya itu
Kabupaten menjadi pintu gerbang da sektor pariwisata. Sementara membuat upaya konservasi menjadi
menuju TNK. Karena kekayaan alam masyarakat pada zona penyanggah, jauh lebih tersistematis dan mampu
itu, TNK kini menjadi target destinasi dimana industri pariwisata paling memberdayakan potensi-potensi
pariwisata dunia, tidak hanya untuk menggeliat,semakin tereksklusi da- kekayaan alam lain dalam kawasan
melihat komodo tetapi juga kegiatan lam proses pembangunan pariwisata. terlindungi. Selain komodo,
wisata seperti snorkeling, diving dan Dalam tulisan ini, persoalan- setidaknya tercatat ada sekitar pulu-
trekking . Karena itu, tuntutan pem- persoalan tersebut dapat ki- han pulau, 1000 jenis ikan, 260 jenis
bangunan di kota Labuan Bajo se- taamatidalam dua konflik utama da- karang dan 70 jenis bunga karang
bagai pintu gerbang dan zona pen- lam perkembangan TNK. Pertama, (sponge) dan banyak invertebrata
yanggah TNK sangatlah mendesak. periode konservasi atas alam yang lain yang dapat di jumpai di banyak
Indikator utama dari kehadiran berlangsung pada 1980-2000.Pada tempat di Taman Nasional iniyang
BOP Labuan Bajo adalah peningkatan periode ini, masyarakat lokal ke- kini menjadi daya tarik wisata diving,
kunjungan wisatawan dan pen- hilangan hak atas konservasi dan- snorkeling, dan trekking.
erimaan negara. Pada tahun 2019, menimbulkan konflikagraria. Kedua, Persoalannya, pandangan
pemerintah menargetkan 20 juta periode integrasi konservasi dan pari- sains terhadap alam ternyata mem-
kunjungan ke Indonesia. Labuan Ba- wisata (2000-sekarang) yang bermu- bawa implikasi sosial dan kultural
jo terpilih menjadi salah satu dari 10 la dari upaya privatisasi managemen yang serius terutama bagi penduduk
destinasi prioritas 2016 demi me- pengelolahan TNK. Tidak hanya se- dalam kawasan sampai
menuhi target nasional tesebut. Me-
lalui pembentukan BOP Labuan Bajo
2016, ditargetkan jumlah kunjungan “Dari gambaran BOP demikian, kelihatan jelas bahwa
mencapai 500 ribu wisatawan pada BOP tidak berupaya menyoalkan dan memperhatikan hak-
tahun 2019. Jumlah tersebut naik 5 hak politik dari komunitas lokal di tengah perkembangan
kali lipat dari jumlah wisatawan pada
tahun 2015 yakni sebesar 90 ribu
sektor pariwisata. Sebaliknya, sebagaimana even-even
wisatawan. promosi pariwisata sebelumnya, kelembagaan BOP hanya
memperkuat pertumbuhan industri pariwisata melalui
Persoalan Pariwisata pengembangan destinasi pariwisata, pembangunan
struktur industri pariwisata, managemen promosi
Dari gambaran BOP demikian,
kelihatan jelas bahwa BOP tidak pariwisata, dan pengembangan regulasi serta operasional
berupaya menyoalkan dan memper- di bidang pariwisata.”
hatikan hak-hak politik dari komuni-
tas lokal di tengah perkembangan
10
sekarang.Mengadaptasi model kon- Akan tetapi,di bawah rejim si dan mendorong pembangunan
servasi berbasis eksklusi dari Orde Baru yang militeristik, pan- komunitas lokal.
Amerika Serikat, upaya konservasi dangan demikian diabaikan begitu Atas pertimbangan terse-
dengan sendirinya mengabaikan saja. Penduduk Komodo dipaksa but, perubahan itu pada awalnya
pandangan masyarakat lokal atas menempati kawasan pemukiman ditandai dengan upaya privatisasi
alam dan komodo. Sebagai aki- terbatas tanpa boleh memiliki hak managemen konservasi. Pengel-
batnya, masyarakat lokal tercerabut kepemilikan (sertifikat tanah). olahan TNK diambialih oleh PT. PT.
dari akar kultural dan kehilangan Tanah-tanah mereka diambialih Putri Naga Komodo (PNK) pada
hak-hak agraria. begitu saja. Misalnya, luas tanah 2005 untuk kontrak selama 30 ta-
Konservasi BTNK menegas- yang mencapai puluhan hektar di hun. Pemegang saham PNK adalah
kan bahwa keberlangsungan Komo- Loh Liang—pintu masuk PT. Jaytasha Putrindo Utama (PT.
do hanya mungkin terjadi jika wisatawan—merupakan tanah yang JPU) dan lembaga Swasta Bisnis
tanpa intervensi manusia. Manusia diambilalih dari sekitar 67 orang Konservasi dari Amerika Serikat,
dipandang kompetitor yang dapat yang bermukim dan berkebun di the Nature conservacy (TNC).Untuk
memusnahkan Komodo. Karena itu sana. Selain itu, mereka juga dil- TNC sendiri, sebenarnya sudah ter-
komodo mesti dipisahkan dari arang berburu dan menebang libat sejak tahun 1980 dalam upaya
keberadaan manusia sekaligus un- pohon. managemen konservasi. Tahun
tuk merestorasi kondisi alam yang Selanjutnya, atas nama 1995, TNC sudah terlibat aktif da-
sudah tidak alami karena aktivitas konservasi, pertumbuhan populasi lam pengelolahan TNK bersama
manusia. Keputusan tersebut manusia dalam kawasan sebisa pemerintah. Managemen kolaborasi
dengan sendirinya menyingkirkan mungkin dibatasi. Gagasan kemudian diinisiasikan karena per-
penduduk Komodo. Dari tinggal demikian mendorong kelambanan timbangan kekurangan dana kon-
tersebar di sepanjang pulau, mere- dalam penyediaan fasilitas pendidi- servasi, keterbatasan sumber daya
ka menempati kawasan pemukiman kan, kesehatan, infrastruktur dasar managemen konservasi, dan upaya
terbatas. Bahkan, pada awalnya seperti air bersih, dan listrik. Pem- kontribusi kepada komunitas lo-
mereka direncanakan dipindahkan bangunan Sekolah Menengah Atas kal.Untuk komunitas lokal, TNC
ke pulau Flores. Apalagi mereka pada 2015, misalnya, dibatalkan berjanji memberikan pelatihan
hanya diperspesikan sebagai pen- karena pertimbangan, salah tourist guide , dive guide, dan
datang dari Manggarai, Bima, Sum- satunya, daerah konservasi. pelatihan pembuatan patung dan
ba, and Bajo dan bahasa yang Dengan demikian, souvenir.
mereka gunakan hanyalah bentuk masyarakat lokal tidak terlibat lagi Bagaimana kemudian itu
campuran dari semua bahasa pen- dalam upaya konservasi. Padahal dibuktikan? Upaya itu memperlihat-
datang(Needham 1986:54). kepercayaan mereka adalah bentuk kan tiga substansi. Pertama, adan-
Padahal,penduduk komodo upaya konservasi terhadap Komo- ya integrasi upaya konservasi dan
sudah lama hidup do. Satu-satunya
“bersama” yang mereka bisa industri pariwisata. Kedua,
Komodo. Berdasarkan mitos yang lakukan adalah menangkap ikan privatisasi managemen kawasan
diyakini penduduk, komodo diang- atau menjadi nelayan. yang melibatkan organisasi trans-
gap sebagai saudara. Komodo di- nasional dan bisnis privat. Ketiga,
panggil sebae, artinya sebelah Marginalisasi dalam Industri pengambilalihan managemen dari
(kembaran). Kebersamaan itu san- Pariwisata komunitas lokal dan pemerintah,
gat nyata dalam keseharian menjadi dominasi sektor bisnis
masyarakat yang bermata pencari- Memasuki tahun 2000, terjadi peru- privat yang difasilitasi
an berburu dan meramu itu. Misal- bahan managemen konservasi. pemerintah.Alih-alih membawa per-
nya, jika mendapatkan hewan bu- Upaya konservasi diintegrasikan baikan pada upaya konservasi
ruan, penduduk meninggalkan pengembangan sektor pariwisata. ekoturisme, dan komunitas lokal,
kepala, organ dalam, dan kaki di Perubahan itu dimungkinkan kare- upaya privatisasi itu justru mem-
hutan untuk komodo. Penelitian na faktor politik dan faktor pertegas berakhirnya kepemilikan
Verheijen pada 1982 juga mene- ekonomi. Faktor politik ditandai dan kedaulatan komunitas lokal
gaskan bahwa penduduk Komodo tumbangnya rejim Soeharto yang terhadap sumber daya yang ada.
sudah menempati pulau tersebut alergi terhadap kegiatan turisme TNK hanya menjadi properti nega-
sekitar 2000 tahun yang lalu. sebagai kedok penyebarluasan ide- ra, terpisahkan dari masyarakat
Penemuan itu berdasarkan ologi komunisme. Dimulainya era (Dale, 2013).
penelitian arkeologi pada tahun desentralisasi membuat kegiatan Dalam pelaksaaannya, ter-
1962. Ia juga menggarisbawahi turisme terbuka di daerah-daerah. bukti masyarakat kian termarginal-
bahasa Komodo adalah bahasa Sementara pertimbangan dari per- kan. Dalam wilayah laut, satu-
yang independen, bukan suatu ba- spektif ekonomi, integrasi kon- satunya tempat mata pencarian
hasa campuran dari bahasa servasi dan pariwisata adalah komunitas lokal, dibentuk pula
lain.(1982:256). upaya self-financing bagi konserva- sistem zonasi(9 daerah zonasi)pada
11
tahun 2000 dalam Master Plan Ta- hotel sepanjang 30 garis pantai juga mendasar dalam komunitas lokal?
man Nasional Komodo. Di tempat memprivatisasi area pantai sehingga Apakah perbedaan dan persamaan
tertentu, nelayan tidak boleh menjadi area tidak bebas masuk. dari BOP dengan kehadiran PNK be-
mengambil ikan. Penegasan itu dis- Selain itu, ironi masifnya privatisasi berapa tahun silam itu? Sejauh
ertai patroli ketat dan hukuman tegas atas nama pariwisata terjadi dalam manakah sumbangan BOP bagi mas-
seperti siksaan, pemukulan, bahkan kasus pantai Pede. Pantai seluas 3 ing-masing aktor yang berkepent-
pemenjaraan bagi yang melanggar. hektar sebagai satu-satunya ruang ingan dalam periode pertumbuhan
Sementara itu, janji keterlibatan publik itu malah diprivatisasi oleh PT. industri pariwisata dan konservasi?
masyarakat dalam tourist dan dive Sarana Investama Manggabar, milik Dilihat dari tujuan
guide belum terlaksana secara signif- politisi dan pebisnis, Setya Novanto pembangunannya, kelembagaan BOP
ikan. Tekanan demikian menimbulkan atas ijin dari pemerintah provinsi pa- merupakan proyek depolitisasi. BOP
gelombang protes dari komunitas da tahun 2012. jelas-jelas tidak menjawabi persoalan
nelayan dan organisasi lokal. PNK lalu Tidak heran kemudian, ketimpangan distribusi manfaat
bubar pada tahun 2010. ketimpangan penguasaan itu me- sektor pariwisata selama ini. BOP
nyebabkan ketimpangan distribusi tidak berupaya menyelesaikan per-
Meskipun gagal memenuhi manfaat pula. Manfaat terbesar ampasan hak-hak masyarakat lokal
hak-hak kehidupan masyarakat lokal, justru dikuasai oleh sektor privat. atas tanahdan mata pencarian. Se-
perubahan managemen tersebut se- Dari tahun 2012,misalnya, jumlah baliknya BOP mendorong pertum-
baliknya justru berhasil membuat peredaran uang mencapai lebih dari buhan industri pariwisata sedemikian
TNK dan Labuan Bajo menjadi arena Rp 838 miliar. Namun dari jumlah itu, sehingga hanya berkutat pada perso-
bisnis pariwisata.Karena pemben- sebagian besarnya diterima oleh op- alan-persoalan teknis.
tukan sistem zonasi, misalnya, hanya erator wisata dan pengusaha kapal Dalam peta politik na-
18,485 ha saja untuk komunitas lo- wisata (75,55%). Pemiliknya, sebagi- sional, tujuan demikian tidaklah
kal, sementara 105, 637 ha di- an besar adalah orang asing. mengherankan. BOP sendiri hanyalah
peruntukkan bisnis pariwisata seperti Sebanyak 22,36 % terdistribusi pada tindak lanjut dari pengembangan pa-
diving dan snorkeling, dan hanya pengusaha hotel, restoran dan toko riwisata sebagai platform pem-
34,311 ha yang benar-benar untuk retail/ souvenir. Sementara, keun- bangunan ekonomipasca runtuhnya
konservasi murni. Masyarakat di- tungan bagi pemerintah dalam hal ini rejim Orde Baru. Kebijakan itu mem-
batasi dalam menangkap ikan, se- pengelolah TNK dan pemerintah dae- perhatikan sejumlah faktor antara
mentara bisnis snorkeling dan diving rah hanya sebesar2,09%. Manfaat lain, terjadi peningkatan drastis kun-
berseliweran dalam kawasan TNK. pariwisata bagi masyarakat setempat jungan wisatawan ke Indonesia, per-
Menjadi semakin jelas bahwasektor sangat kecil karena penyerapan tena- tumbuhan pesat kelas menengah
privat bersama pemerintah semakin ga kerja yang terbatas sebagai akibat yang berdampak pada gaya hidup
berkuasa dalam memperoleh akses, rendahnya tingkat pendidikan dan dan pola interaksi, d
kepemilikan, dan manfaat sumber keterampilan yang dimiliki masyara- Bali” sebagai pusat p
daya dan mengontrol masyarakat kat (Wahyuti, 2013: 53). kejadian bom bali 2002 dan 2005
melalui regulasi yang dibuat. Jadi, daripada menonjolkan yang kemudian masih sejalan dengan
kesetaraan dalam distribusi manfaat, politik otonomi daerah.
Sebagai akibat dari area bisnis, periode ini tidah hanya lebih menc-
upaya privatisasi dan pencaplokan erminkan siapa yang mendapatkan Upaya pemerintah dalam meng-
sumber daya publik menandai kekuasaan dan siapa yang kehilangan genjot sektor pariwisata adalah me-
perkembangan kotaLabuan Bajo. hak, tetapi juga perbedaan pen- lalui penetapan regulasi dan ke-
Bersamaan dengan keberadaan seki- guasaan atas kepemilikan sumber bijakan. Peraturan pemerintah Nomor
tar 40-an hotel, restoran, dan opera- daya mempengaruhi relasi orang- 50 tahun 2011 tentang Rencana In-
tor wisata dan jumlah pengunjung orang terhadap sumber daya yang duk Pembangunan Kepariwisataan
yang mencapai 90 ribu pada tahun ada. Lalu, semakin aktor yang terlibat Nasional, antara lain berupaya men-
2015, terjadi pula konflik agraria sep- dalam pertumbuhan industri dan kon- dorong pembangunan destinasi pari-
erti pengambialihan penguasaan atas servasi. Tidak hanya pemerintah dan wisata, industri pariwisata, manage-
pulau, pesisir, tanah, pantai, dan air. komunitas lokal, tetapi juga melibat- men pemasaran (promosi), dan
Dari sekitar 170 pulau di sekitar La- kan NGO konservasi, pemilik kelembagaan kepariwisataan. Secara
buan Bajo, beberapa di antaranya restoran, hotel, tour operator, guide, konkret, tindak lanjutnya, antara lain
diprivatisasi seperti pulau Bidadari, dan korporasi. penetapan NTB, NTT, dan Bali dalam
Kanawa dan Sebayur. Bahkan jual- satu koridor dengan fokus pem-
beli pulau secara terbuka terpampang BOP dan Pertumbuhan Ekonomi bangunan pariwisata dan daya
di laman digital. Misalnya, penjualan dukung pangan nasional dalam Mas-
Pulau Punggu tahun 2015 dalam Jika ditarik relevansinya ter Plan Percepatan dan Perluasan
www.skyproperty.com. Pembangunan dengan kehadiran BOP, mungkinkah Pembangunan Ekonomi Indonesia
BOP menjawab persoalan-persoalan (MP3EI), 2011-2025.
12
Dalam konteks Provinsi Nusa baikan infrastruktur dasar, memper- atas sumber daya publik. Yang ter-
Tenggara Timur, keberadaan satwa mudahkan investasi, dan promosi. jadi, bukan konservasi per se lagi,
langka Varanus Komodoensis men- Bahkan, dalam kunjungan ke Cina tetapi BOP justru “m
jadi daya tarik wisata utama. Tidak pada bulan September 2016, Jokowi kepentingan berbagai pihak. Pemilik
heran, Labuan Bajo lantas dijuluki sendiri mengundang investor Cina operator wisata, hotel -hotel, restoran
sebagai pintu gerbang pariwisata di untuk berinvestasi di NTT. Sejauh adalah golongan yang kebagian kue
NTT. Selama pemerintahan Susilo ini, berdasarkan data kementerian pariwisata yang paling besar.
Bambang Yudoyhono (2010-20), pariwisata, tercatat sampai dengan Pemerintah pusat dan daerah hanya
diselenggarakan promosi dan even tahun 2015, jumlah investasi melipu- mengambil untung atas tarif masuk,
promosi pariwisata seperti peneta- ti penanaman modal asing dan pena- pajak dan retribusi. Sementara itu,
pan Komodo salah satu dari New naman modal dalam negeri sudah keterlibatan komunitas lokal masih
Seven Wonder of Nature (2011) dan mencapai 112 investor, mengalami artifisial. Komunitas lokal tidak hanya
Sail Komodo (2013), ditambah per- peningkatan dari 36 investor pada menunjukkan kegamangan terlibat
baikan infrastruktur bandara, tahun 2010. dalam industri pariwisata, tetapi juga
pelabuhan dan jalan. Semua itu demi masih bergulat dengan persoalan
peningkatan investasi di bidang pari- Dalam skema pembangunan pencaplokan dan privatisasi sumber
wisata. demikian, dapat disimpulkan bahwa daya publik.
Pada pemerintahan Jokowi- BOP lebih banyak membuka jalan Dengan demikian, atas
Kalla, dorongan pembangunan bagi korporasi trans-nasional, NGO, namakesejahteraan masyarakat,
sektor pariwisata menjadi jauh lebih agen-agen pembangunan, pemilik upaya pemerintah melalui BOP
agresif. Presiden menetapkan 10 modal ketimbang menyelesaikan mencerminkan berkelindannya solusi
destinasi wisata prioritas 2016 atau persoalan-persoalan pencaplokan bersama masalah-masalah. Solusi
disebut “10 Bali baru” yang selanjut-
akibat pertumbuhan sektor pari- justru memproduksi masalah baru.
nya perlu dibentuk Badan Otoritas wisata. Dengan kata lain, institusi Sebab pemerintah jatuh pada
Pariwisata di masing-masing desti- BOP muncul karena dinamika pasar teknikalisasi persoalan tanpa mem-
nasi tersebut demi percepatan pem- global-lokal, sebaliknya tidak perhatikan kenyataan kompleks
bangunan pariwisata.Melalui usaha berkembang dari organisasi lokal pembangunan dan pariwisata dalam
tersebut, ditargetkan kunjungan atau masyarakat. kehidupan masyarakat. Juga melalui
wisatawan mencapai 20 juta kunjun- Konservasi Kepentingan BOP, terlihat jelas bahwa pem-
gan pada tahun 2019 dengan target Lantas, seberapa jauh bangunan masih cenderung
penerimaan 280 trilliun atau naik BOP membawa manfaat dan men- teknokratis ketimbang demokratis.
dari 9,4 juta kunjungan wisatawan dorong keterlibatan masyarakat da- Masyarakat secara umum masih dia-
2014 dengan penerimaan sekitar 140 lam sektor pariwisata? Tekanan pada baikan dari proses-proses pem-
triliun. Kebijakan pendukung antara investasi dan pertumbuhan ekonomi bangunan.
lain pembebasan visa bagi 30 nega- mencerminkan keberadaan BOP han- Menimbang kenyataan
ra. ya memperjelas posisi Labuan Bajo demikian, upaya pemerintahan
sebagai area bisnis yang semakin Jokowi melalui BOP tidak banyak
Labuan Bajo adalah salah dikendalikan dan dikontrol kaum mendorong terciptanya keadilan atas
satu yang terpilih sebagai destinasi pemodal atau investor yang difasili- akses kepada kepemilikan dan pem-
prioritas. Untuk konteks BOP Labuan tasi pemerintah. Atasnama konserva- anfaatan sumber daya publik, tetapi
Bajo, demi mencapai target nasional si dan pariwisata, secara terang- menciptakan bom waktu karena se-
itu, pemerintah menargetkan jumlah terangan pemerintah membuka ru- makin melebarnya ketidakadilan da-
kunjungan mencapai 500 ribu kun- ang bagi investasisehingga memasi- lam penguasaan dan kontrol atas
jungan pada tahun 2019. Jumlah itu fkan eksploitasi sumber daya alam di sumber daya publik.
lima kali lipat dari jumlah kunjungan Taman Nasional Komodo dan seki-
wisatawan pada 2015 yang masih tarnya.
berjumlah 90 ribu kunjungan. BOP Kenyataan itu lantas
ditugaskan mempercepat pem- mempertajam perbedaaan
bangunan destinasi pariwisata, per- kepemilikan, akses, dan manfaat

13
GAGASAN

T
ULISAN INI MEMBAHAS IRONI PEMBANGUNAN
PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BAR-
AT,NTT DENGAN BERDASARKAN SEJUMLAH
KAJIAN TERKAIT PEMBANGUNAN PARIWISATA DI
DAERAH TERSEBUT. BERTOLAK DARI STUDI-STUDI TER-
SEBUT, SETIDAKNYA DAPAT DISIMPULAKAN BAHWA
PEMBANGUNAN PARIWISATA TELAH MENGEKSKLUSI
MASYARAKAT LOKAL. TERKAIT HAL INI, SEJUMLAH
KAJIAN MENGENAI DEMOKRASI LOKAL MENEMUKAN
FENOMENA DEMOKRASI TERBAJAK ELITE (ELITE CUL-
TURE). DENGAN DEMIKIAN MENGUPAYAKAN DEMO-
KRASI INKLUSIF MERUPAKAN SUATU KEHARUSAN UN-
TUK MENINGKATKAN KONTRIBUSI PARIWISATA BAGI
MASYARAKAT DI DAERAH TERSEBUT.

14
VENANSIUS HARYANTO
MAHASISWA MAGISTER ILMU
SOSIOLOGI, UNIVERSITAS
GAJAH MADA, YOGYAKARTA
15
PELABUHAN DI KOTA LABUAN

S
BAJO. TIAP TAHUN BERTAMBAH
PULUHAN KAPAL WISATA UNTUKebagian besar orang beranggapan bahwa pembangunan
MENGANTAR WISATAWAN adalah kata benda yang netral, yang hendak menjelaskan
MENUJU KE -PULAU
PULAU proses dan usaha untuk meningkatkan kehidupan
WISATA. (FOTOGRAFER : KRISekonomi, politik, budaya, infrastruktur masyarakat dan
SOMERPES) sebagainya (Fakih, 2002: 10). Berbeda dengan pandangan ini, ada
pendapat lain yang mengatakan bahwa pembangunan itu sendiri
merupakan suatu paham, bahkan merupakan suatu ideologi atau
teori tertentu tentang suatu perubahan sosial (Fakih, 2002: 10).
Menarik untuk dicermati bahwa, belakangan ini banyak akademisi
yang berusaha mengkritisi efek pembangunan yang alih-alih
meningkatkan taraf hidup masyarakat, justeru hanya
menguntungkan pihak tertentu. Karena itu, pertanyaan kritis yang
harus diajukan dalam setiap upaya pembangunan adalah: sejauh
mana suatu rencana dan pelaksanaan pembangunan dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat?

Terkait pembangunan, Kabupaten Manggarai Barat (NTT),


menjadikan pariwisata sebagai leading sector dalam pembangunan
di daerah tersebut. Terpilihnya sektor pariwisata sebagai garda
terdepan dalam pembangunan di Manggarai Barat, kian strategis
mengingat keberhasilan Varanus Komodensis yang terpilih sebagai
salah satu dari tujuh keajaiban dunia pada tahun 2011 silam.
Lantas, janji pemerintah Manggarai Barat untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui pariwisata ternyata tidak sesuai
dengan yang dibanyangkan banyak pihak terutama warga lokal.
Bahwasannya pembangunan pariwisata ini, memperlihatkan suatu
ironi besar yang akhir-akhir ini menimbulkan gejolak sosial berupa
konflik horizotal dan resistensi dari civil society. Alih-alih
menyejahterakan masyarakat lokal, industri pariwisata di
Manggarai Barat ternyata hanya dinikmati segelintir orang,
sementara rakyat atau komunitas lokal layaknya menjadi orang
asing di tanah sendiri. Terkait hal ini Smith and Duffy (2003)
16
(dikutip Erb, 2015: 144) mengatakan seluruh gagasan dalam tulisan ini masyarakat atau komunitas lokal untuk
bahwa ada semacam ambiguitas adalah, ironi pembangunan turut berpartisipasi. Sektor pariwisata
dalam relasi antara pariwisata dengan pariwisata di Manggarai Barat yang sebelumnya diyakini sebagai
pembangunan. Bahwasannya merupakan gambaran nyata leading sector pembangunan di
pembangunan sektor pariwisata yang dinamika demokrasi pada aras lokal Manggarai Barat ditengarai hanya
cenderung mengutamakan di daerah tersebut. menguntungkan pihak investor atau
keuntungan ekonomi merupakan jejak para pebisnis pariwasata, sedangkan
logic neoliberal yang hanya Potensi Pariwisata Manggarai masyarakat lokal semakin
menguntungkan pihak terentu (para Barat terpinggirkan, seolah-olah menjadi
pemilik modal). Menurut mereka, orang asing di tanah sendiri.
penekanan pada uang/keuntungan Gelombang pesat perkembangan Sejumlah kajian terkait industri
dalam pembangunan pariwisata pariwisata di Manggarai Barat dimulai pariwisata di Manggarai Barat,
semakin menjauhkan keuntungan ketika pada tahun 1996, pemerintah mengungkap sederet fakta
yang sebenarnya menjadi prioritas provinsi NTT menetapkan Labuan Bajo penguasaan secara besar-besaran
masyarakat karena rentan terbajak (sekarang ibu kota Kabupaten aset-aset pariwisata oleh orang-orang
elit. Manggarai Barat), sebagai salah satu luar dan masyarakat lokal yang
Tulisan ini berusaha untuk daerah destinasi pariwisata di provinsi semakin terdesak. Jalan peminggiran
mempresentasikan pembangunan NTT (Erb, 2000: 714). Labuan Bajo terhadap masyarakat lokal dalam
pariwisata di Manggarai Barat dianggap sangat potensial dengan pembangunan pariwisata di
sebagai contoh bad practice pada pesona ratusan pulau yang indah, Manggarai Barat terlihat sejak awal
aras pembangunan lokal. Tesis ini, yang dihuni sejumlah margsatwa liar dalam framing kebijakan pemerintah
terutama lahir dari banyak kajian yang masih sangat alami, serta terkait dengan apa yang menjadi
terkait pembangunan pariwisata di berbagai tawaran pariwisata laut kekuatan dan tantangan dalam
daerah tersebut yang seperti snorkeling dan diving. Pada pengembangan pariwisata. Kajian
memperlihatkan peminggiran tahun 2002, I. Gede Ardika, Menteri Ignasius Juru (2015:57), menemukan
terhadap masyarakat atau komunitas Pariwisata kala itu dalam bahwa dalam analisis SWOT Pemkab
lokal. Mengikuti sebagian besar kunjungannya ke Flores menyatakan Manggarai Barat terkait
argumen dari para pengkaji keinginannya untuk menjadikan Flores pengembangan potensi pariwisata,
pembangunan pariwisata, di sebagai bagian dari “golden justeru menempatkan masyarakat
triangle”
antaranya Tosun dan Timothy (2003) atraksi turis di Indonesia: Bali, lokal yang diklaim memiliki sumber
(dikutip Cole, 2008: 58) mengatakan Sulawesi (Tanah Toraja) dan Flores daya manusia yang rendah sebagai
bahwa partisipasi komunitas lokal (Erb 2005a). Sejak saat itu juga turis kelemahan (weakness) atau
merupakan elemen penting dalam yang mengunjungi TNK terus tantangan. Sementara itu, hotel
proyek pembangunan pariwisata meningkat (Allerton 2003), dan berbintang dan infrastruktur yang
dalam rangka memastikan bahwa menjadi semakin dikenal dunia ketika semakin memadai dilihat sebagai
keuntungan pariwisata sungguh Komodo masuk ke dalam tujuh kekuatan (strength).
bersinggungan langsung dengan keajaiban dunia pada tahun 2012. Pada titik ini, tanda-tanda
kebutuhan masyarakat lokal. Karena Data-data di atas paling kurang peminggiran terhadap masyarakat
itu menurut kedua orang ini, dalam cukup untuk menyimpulkan bahwa lokal sudah mulai terbaca dalam paket-
pembangunan pariwisata proses Kabupaten Manggarai Barat sungguh paket kebijakan pemerintah. Azarya
demokrasi harus didorong untuk diandalkan untuk menopang (2004) (dikutip Cole, 2005: 22) dalam
mengangkat hak-hak masyarakat pengembangan pariwisata di NTT. kajiannya mengenai pariwisata
lokal demi sebuah pemberdayaan. Kaya akan potensi pariwisata serta mengatakan bahwa globalisasi dan
Bertolak dari uraian di atas, posisi strategisnya sebagai gerbang turisme di negara-negara berkembang
tulisan ini coba melacak ironi masuk di provinsi NTT, kian memperlihatkan adanya hubungan
pembangunan pariwisata di menjadikan pariwisata sebagai sektor antara marginalisasi dengan konsep
Manggarai Barat dengan bertolak penting dalam rancang bangun globalisasi. Ia menyimpulkan bahwa
dari sejumlah kajian pembangunan provinsi NTT, khususnya kabupaten marginalisasi dalam dunia turisme
pariwisata di daerah tersebut. Manggarai Barat. bersinggungan erat dengan cap
Selanjutnya, ironi pembangunan keterbelakangan terhadap masyarakat
pariwisata ini coba dikaitkan dengan Orang Asing di Tanah Sendiri: lokal dalam cara pandang modernisasi.
sejumlah studi relevan terkait dengan Ironi Pariwisata Manggarai Barat Dalam arti tertentu, frame inilah yang
dinamika demokrasi pada aras lokal, Belakangan ini pembangunan dipakai pemerintah Kabupaten
yaitu seperti apa pembangunan pariwisata di Manggarai Barat kian Manggarai Barat dalam memandang
dipahami dan akhrinya menjadi mendapat sorotan dari banyak keterbelakangan masyarakat lokal
pandu bagi intitusi pengambilan kalangan, karena disinyalir kurang sebagai rintangan besar dalam
kebijakan di daerah tersebut. Dengan memberikan ruang yang cukup bagi pengembangan sektor pariwisata.
demikian, ide utama yang merangkai Pada titik ini masyarakat atau
17
komunitas lokal, sejak awal kurang layanan jasa yang sangat bias elit. pada dasarnya merupakan alternatif
diperhitungkan dalam target Kajian Maribeth Erb (2005b: 175) atas demokrasi biasa atau demokrasi
pembangunan pariwisata di Manggarai menyoroti minimnya pengembangan formal yang telah menciptakan
Barat. sektor pariwisata yang berbasis kesenjangan bagi kaum minoritas dan
Kajian lain yang dilakukan oleh Cypri atraksi rakyat di Manggarai Barat. kaum marginal karena tirani
Dale (2015:33), menemukan adanya Dalam kajiannya, Erb menemukan mayoritas atau oligarkhi elit (Eko
proses peminggiran terhadap betapa minimnya tour informasi yang Sutoro, 2013). Konsep demokrasi
masyarakat lokal melalui kebijakan- berusaha memperkenalkan sektor- inklusif ini dipertentangkan dengan
kebijakan pemerintah yang membuka sektor pariwisata yang berbasis eksklusivisme dalam politik lokal. Eko
keran lebar-lebar bagi para investor. aktraksi rakyat. Sebagian besar tour Sutoro (2013: xxxiii) menyebut salah
Gambaran betapa masifnya informasi hanya melayani satu tipe eksklusivisme politik yang
penguasaan kepemilikan aset kepentingan para pebisnis pariwisata hadir dalam bentuk oligarkhi elit yang
pariwisata di Manggarai Barat oleh yang sangat bernuansa elit. merupakan kombinasi antara relasi
pihak asing, dalam buku Cypri Dale Belakangan ini satu hal yang juga internal dengan vertikal-struktural.
yang berjudul Kuasa Pembangunan menarik dari pembangunan Dalam formulasi yang lain, oligarkhi
dan Pemiskinan Sitemik digambarkan pariwisata di Manggarai Barat adalah elit merupkan buah perkawinan dari
sebagai berikut: maraknya penjualan tanah oleh relasi antara elit-massa (pemerintah-
warga lokal di kota Labuan Bajo. rakyat) dengan orang-orang kuat
“Di kalangan masyarakat di Labuan Bajo Penelitian yang dilakukan oleh lokal (internal) yang memiliki akses
berkembang selama beberapa tahun terkahir lembaga Sunspirit for Justice and untuk mempengaruhi kebijakan
istilah ‘dollar ketemu dollar’ dan ‘bule cari
uang’ atau ‘turis investor’. Semuanya terkait Peace menemukan fenomena politik.
dengan fenomena penguasaan bisnis komodifikasi tanah yang marak akhir- Merujuk pada sejumlah kajian
pariwisata oleh kelompok penguasaha yang akhir ini di kota Labuan Bajo tentang dinamika demokrasi pada
oleh masyarakat setempat juga 2015:
(Sunspirit, disebut ‘orang aras lokal di Manggarai Barat, terkait
17). Penjualan
luar’ atau ‘orang bule’. Hingga
asing’ atau ‘
saat ini tercatat bahwa dari total 41 hotel dan
tanah ini terutama terjadi dari pihak pembangunan pariwisata yang
penginapan yang ada di Manggarai Barat, masyarakat lokal kepada para meminggirkan partisipasi komunitas
hanya 5 yang dimiliki orang asli Flores. investor dan korporasi-korporasi atau masyarakat lokal, bisa dijelaskan
Restaurant dan cafe pun bertumbuh subur, besar dari luar negeri. Pembangunan sebagai buah dari demokrasi yang
menyajikan menu-menu internasional, namun
sebagian besarnya milik warga negara asing
pariwisata yang membuka (mengutip terminologi Sutoro Eko)
dan dikelola langsung oleh mereka. Pulau- kesempatan besar bagi para investor, masih jauh dari apa yang disebut
pulau di sekitar taman nasional juga dikuasai pada gilirannya mengeksklusi sebagai demokrasi inklusif. Senada
oleh individu-individu dan korporasi-korporasi masyarakat lokal dari tanah kelahiran dengan para akademisi yang
yang merupakan bagian dari jejaring bisnis
pariwisata nasional dan internasional,
mereka sendiri. Fenomena maraknya mengkaji demokrasi lokal di
sebagian dari mereka adalah usaha milik komersialisasi tanah ini, dalam arti Indonesia (Robinson and Hadiz 2004;
warga negara asing. Dari semua perusahaan tertentu merupakan gambaran Boudreau 20009; Davidson 2009,
diving yang tercatat pada lembaga-lembaga keterpinggiran masyarakat lokal Aspinal 2010), penelitian demokrasi
pemerintah, termasuk yang dicatat oleh BTNK
sebagai “operator mitra wisata ke Taman
dalam kontestasi pasar yang sangat pada aras lokal di Manggarai pun
Nasional Komodo”, bias
sebagian kapitalis.
di Alih-alih
antaranya mengambil menemukan hal yang sama yaitu
adalah usaha milik warga negara asing dan keuntungan dari industri pariwisata, fenomena elite capture.
dikelola oleh mereka sendiri. Contoh konkret warga lokal malah terjebak dalam Studi yang dilakukan oleh
yang sering menjadi pembicaraan hangat
misalnya ada warga negara asing yang
cara pikir yang justeru kian Frans Jalong (2011) misalnya,
membuka ‘bisnis laundry’ dan ‘tokoh roti’. mengasingkan mereka dari tanah memperlihatkan betapa kuatnya
Atau sejumlah korporasi yang bekerja di tumpah darah mereka sendiri. praktik politik patronase -klientilisme
bidang diving dan tour operator, dengan dive yang dikukuhkan melalui kerja
master, guide dan pengemudi (sopir) mareka
adalah orang asing” -144).
Mengupayakan Daerah Inklusif
(2013: 143
pembangunan di Manggarai Raya
(pemerintah di tiga Kabupaten:
Temuan di atas dengan jelas Judul ini dikutip dari buku Sutoro Eko Manggarai Timur, Manggarai dan
memperlihatkan penguasaan aset- yang berjudulDaerah Inklusif: “ Manggarai Barat). Oleh Frans Jalong,
aset pariwisata oleh pihak asing. Pembangunan, Demokrasi Lokal dan relasi patron-klien dalam demokrasi
Istilah “dolar Kesejahteraan.” dolar”
ketemu Terminologi lokal inilah“Daerah
yang terus mengukuhkan
menggambarkan tertutupnya keran Inklusif” merupakan kerja depolitisasi
istilah di Manggarai
bentukan Raya,
bagi masyarakat lokal untuk Eko Sutoro yang menurutnya yang menjadikan rakyat sebagai warga
mangakses pasar dalam sektor dianalogkan dengan istilah demokrasi negara yang tidak bisa merumuskan
pariwisata. Peminggiran inklusif, pembangunan inklusif, apa yang menjadi hak dan
masyarakat lokal dalam pertumbuhan inklusif atau juga kepentingannya. Merujuk pada
pembangunan sektor pariwisata di pendidikan inklusif (Eko Sutoro, gagasan demokrasi inklusif, dalam
Manggarai Barat juga tampak dalam 2013: xxix). Demokrasi inklusif relasi patron-klien, demokrasi di
berkembang pesatnya pembangunan menurut sejumlah penggagasnya Manggarai Raya masih terjebak dalam
18
cara kerja demokrasi formal- sebagai buah dari relasi di ruang Manggarai Barat? Hal ini tentunya
representatif, yang mana rakyat hanya gelap antara pejabat pemerintah membutuhkan kerjasama dan
berdaulat pada saat pemilu (bdk. dengan para investor dalam hal koordinasi dari segenap elemen
Sutoro Eko, 2013: xxix). perizinan usaha. Tipe korupsi seperti demokrasi untuk kemudian
Kajian lain yang dilakukan oleh ini, menurut Erb, akan memonopoli mengupayakan cara pandang yang
Boni Hargens (2009) menemukan kesempatan untuk meraih baru dalam tata-kelola pariwisata
demokrasi lokal di Manggarai Raya keuntungan yang praktiknya begitu yang mengupayakan partisipasi
yang kental dengan aroma bosisme. masif serta eksklusif. Pemerintah komunitas atau warga lokal.
Secara substansial, menurut Boni lokal mencuri kesempatan untuk Kesadaran ini pun sudah cukup
Hargens, bosisme mengakibatkan mengalihkan sejumlah uang yang memberikan harapan untuk
sirkulasi elit yang lancar. Figur bisa telah dialokasikan oleh pemerintah direalisasikan, mengingat akhir-akhir
berubah dari pemilihan ke pemilihan pusat untuk kemudian dikelola secara ini resistensi civil society yang
tetapi substansi yang tampil dan serampangan. Anggaran tersebut diadvokasi oleh sejumlah CBO dan
menang akan selalu sama karena sudah jelas akan tetap dikuasai oleh NGO, gerakan anti-privatisasi dari
dihasilkan oleh sistem yang sama. pemerintah dan para investor. pihak Gereja, komunitas orang muda,
Bosisme menjadi semacam rejim Masyarakat dalam hal ini hanya menolak dengan tegas privatisasi
penentu sirkulasi kepemimpinan di menjadi penikmat dari pembangunan Pantai Pede oleh pemerintah provinsi
tingkat lokal Manggarai. yang setengah hati dikerjakan oleh NTT dan Pemkab Mabar, sebagai
Dalam konteks pembangunan pemerintah yang nyata dalam satu-satunya pantai yang tersisa yang
pariwisata, demokrasi lokal yang infrastruktur seperti jalan dan selama ini secara bebas dapat diakses
terbajak elit tampak dalam relasi intim bangunan publik yang buruk. publik. Gerakan-gerakan ini
yang dibangun antara pihak penguasa Terkait pengelolaan pariwisata di didasarkan pada sejumlah kajian kritis
dan pengusaha (para pebisnis/investor Manggarai Barat, pemerintah yang berusaha membongkar logic
pariwisata). Kajian Erb (2009:178) seringkali hanya mencari para kerja pasar dalam tata kelola
misalnya, menemukan fakta bahwa investor tanpa perlu secara kritis pembangunan pariwisata di
paket promosi pariwisata di Labuan menetapkan sebuah regulasi yang Manggarai Barat, seperti studi-studi
Bajo pada tahun 2000, 2004 dan 2006 tepat, di mana warga atau komunitas yang dilakukan oleh komunitas
diselenggarakan sebagai
lokal diutamakan.“proyek”
Erb melukiskan Sunsprit Manggarai Barat.
untuk mendapatkan dana dari Jakarta dalam bahasa yang menggelitik yaitu Daerah inklusif dalam
untuk kepentingan para pihak bahwa cita-cita “uang akan pengembangan
jatuh potensi daripariwisata
penyelenggara. Karena itu, paket kantong turis/wisatawan” bisa ditempuh dengan
mendorong
jalan membuka
promosi pariwisata tersebut tidak orang untuk membayangkan dengan sebanyak mungkin ruang-ruang
dirancang secara serius dan cara yang gampang untuk deliberasi publik, di mana di sana
profesional, karenanya tidak mendapatkan uang, tanpa berpikir komunitas atau warga lokal diberi
berkontribusi dalam mendongkrak secara kritis akan apa yang perlu kesempatan seluas-luasnya untuk
kedatangan wisatawan yang dilakukan untuk mendapatkan uang merumuskan apa yang menjadi
berdampak siginifikan bagi (Erb, 2015: 160). Para investor dicari kebutuhan mereka. Sebagaimana
peningkatan ekonomi masyarakat di oleh pemerintah, sering tanpa dikatakan para penstudi
Flores. Fenomena pengembangan melalui sebuah pertimbangan yang pembangunan pariwisata, Sofi Eld
sektor pariwisata yang hanya kritis. Seolah-olah uang hanya (2003) dan Cole (2006) (dikutip Cole,
mementingkan kelompok elit juga menjadi tujuan, tanpa perlu berpikir 2008: 60), bahwa kekurangan
nyata dalam pengelolaan TNK sejak keras untuk menetapkan regulasi pengetahuan mengenai pariwisata
1990-2012. Pada tahun 1990-1991 yang jelas terkait investasi. Tidak kian membuat warga atau komunitas
dan 1994-1995, pemerintah daerah heran jika belakangan ini pemerintah lokal rentan akan eksploitasi oleh para
menggelontorkan biaya sebesar Manggarai Barat, atas nama uang, elit lokal dan kepentingan para bisnis
US$218.000, tetapi pendapatan daerah menjual sejumlah pulau di sekitar asing. Perbedaan pengetahuan
dari biaya masuk yang sangat murah Laban Bajo kepada investor asing menurut kedua orang ini,
saat itu, yakni US$0,87, hanya sejak Faranus Komodensis terpilih berpengaruh pada partisipasi, di
mencapai US$15.060. Artinya, sebagai salah satu dari tujuh mana pihak yang lebih
pendapatan dari sektor pariwisata TNK keajaiban dunia (Erb, 2015: 160). berpengetahuan tentunya akan lebih
hanya menyumbang 6,9% dari total Pertanyaannya adalah apa yang harus diuntungkan. Dengan demikian,
pengeluaran operasional yang dilakukan? Tidak ada hal lain, selain pengetahuan mengenai turisme harus
dikeluarkan oleh pemerintah daerah mengupayakan apa yang disebut oleh menjadi perintis jalan bagi semua
(Walpole et.al 2001). Sutoro Eko sebagai daerah inklusif pihak yang akan terlibat dalam
Kenyataan korupsi di Manggarai yang nyata dalam praktik demokrasi perencanaan dan manajemen
raya, oleh Erb (2011) disimpulkan inklusif. Seperti apa ide ini pariwisata.
bahwa praktik korupsi terjadi dalam dioperasionalkan dalam
modus yang hampir selalu sama yaitu pengembangan pariwisata di
19
Penutup development: Hopes, dreams and Pergeseran Sumber Kekuasaan di
Pembangunan pariwisata di realities in East Indonesia. Clevedon, Manggarai. Dalam Boni Hargens
Kabupaten Manggarai Barat- NTT, UK: Channel View Publications. (ed). Kebuntuan Demokrasi Lokal di
setidaknya merupakan contoh dari Dale, Cypri. (2011). Kuasa, Indonesia: Studi Konflik Tambang
bad practice dalam pembangunan Pembangunan dan Pemiskinan Manggarai Flores. Jakarta: Parrhesia
lokal yang terfasilitasi melalui logic Sistemik. Labuan Bajo: Sunspirit. Institut.
kerja pemerintah lokal setempat. Bad -------------- . (2015). Emancipatory Jalong, Fransiskus Agustinus. (2011).
practice dalam pembangunan Democracy and Political Struggles in Kairos dan Developmentalisme:
pariwisata di Manggarai Barat nyata Post-Decentralization Eastern Politik Wacana Patronase di
dalam minimnya partisipasi Indonesia. Development, 58 (1), 31 - Manggarai (tesis). Yogyakarta: UGM
masyarakat atau komunitas lokal 41. Juru, Ignasius J. (2015). Multitude
dalam pengembangan pariwisata. Erb, M. (2000). Understanding Warga Negara Aktivis: Politik
Warga lokal, malah semakin tourists: Interpretations from Kewargaan Gerakan Baku Peduli
terpinggirkan, layaknya menjadi orang Indonesia. Annals of Tourism (tesis). Yogyakarta: UGM.
asing di kampung halaman mereka Research, 27(3), 709 -736. Sunspirit for Justice and Peace,
sendiri. Hal ini oleh sejumlah penstudi --------- . (2005a). Shaping a ‘New “Kejutan Lintas Pung
pembangunan di Manggarai ditengarai Manggarai’: Struggles Sengkarut Tanah
over di Labuan
culture
Bangsa-
sebagai akibat dari dinamika and tradition in an Eastern Bangsa”. Buletin Li
demokrasi yang terbajak elit. Indonesian regency1. Asia Pacific Sunspirit for Justice and Peace.
Bahwasannya, paket kebijkan Viewpoint, 46(3), 323 -334. Labuan Bajo. Edisi 1 (2015).
pembangunan pariwisata hanya --------- . (2005b). Limiting tourism and Sutoro, Eko. 2013. Daerah Inklusif:
menjadi keputusan segelintir orang di the limits of tourism: The production Pembangunan, Demokrasi Lokal dan
ruang gelap kekuasaan. Pada and consumption of tourist Kesejahteraan. Yogyakarta: IRE.
gilirannya para elit lokal dan attractions in western Flores. In C. Walpole, M.J, et. al. (2001). Pricing
pengusaha/pebisnis pariwisata yang Ryan & M. Aicken (Eds.). Indigenous Policy for Tourism in Protected Areas:
bertambah kaya sedangkan para tourism: The commodification and Lessons from Komodo National Park,
warga lokal kian bertambah miskin. management of culture (pp. 157- Indonesia, Conservation Biology15,
181). London, UK: Elsevier. 1: 218-227.
Bertolak dari kenyataan ini, --------- . (2009) Tourism as glitter Re -
mengupayakan daerah inklusif adalah examining domestic tourismin
sebuah proyek demokrasi bersama Indonesia, dalam Winter, Tim & Teo,
yang urgen untu segera digarap Peggy, Chang, T.C. (Eds.), Asia on
dalam rangka menyelamatkan Tour: Exploring the Rise of Asian
Manggarai Barat dari cengkeraman Tourism, New York: Routledge.
kapitalis turisme. Untuk itu ruang - --------- . (2011). Talk of corruption in
ruang deliberasi publik perlu dibuka eastern Indonesian communities:
lebar untuk menjadikan mereka Reactions to local government in the
sebagai aktor utama dalam post-Suharto reform era. Asian
pembangunan pariwisata. Journal of Social Science, 39(2), 171 -
195.
--------- . (2015). Sailing to Komodo:
Referensi Contradictions of tourism and
Allerton, C. (2003), Authentic Housing, development in eastern Indonesia.
Authentic Culture? Transforming A ASEAS – Austrian Journal of South-
Village Into a East Asian Studies, 8(2),
‘Tourist Site’143 -164. in
Manggarai, Eastern Indonesia. Fakih, Mansour. (2002). Runtuhnya
Indonesia and the Malay World 31, Teori Pembangunan dan Globalisasi.
89: 119-128. Yogyakarta: Pustaka Pelajar & Insist.
Cole, S. (2008). Tourism, culture and Hargens, B. (2009). Bosisme Lokal dan

20
NARASI KOMUNITAS DALAM KAWASAN
TAMAN NASIONAL BISA MENJADI INDI-
KATOR, APAKAH PEMBANGUNAN IN-
DUSTRI PARIWISATA MEMBERIKAN
DAMPAK YANG POSITIF ATAU TIDAK.
DALAM TULISAN INI, PERHATIAN
DIBERIKAN KEPADA PERKEMBANGAN
KAMPUNG RINCA DAN KAMPUNG KO-
MODO.

21
kawasan Taman Nasional, orang-orang
di tiga kampung itu telah hidup jauh
sebelum Indonesia merdeka. Tulisan
ini akan membahas beberapa bagian di
antaranya penelusuran sejarah
Kampung di Desa Komodo Pulau
Komodo dan Kampung di Desa Pasir
Panjang Pulau Rinca. Bagian lainnya
akan menjelaskan bagaimana proses
peminggiran warga lokal yang masuk
di dalam kawasan Taman Nasional
Komodo serta ancaman-ancaman yang
akan dihadapi oleh warga lokal di masa
depan. Penjelasan mengenai sejarah
tiga kampung tersebut kenapa
kemudian dianggap sangat urgen,
karena dengan demikian kita dapat
melihat dengan jelas kronologi
kejadian berdasarkan penuturan warga
lokal langsung, bagaimana mereka

T
menjadi bagian yang dikorbankan oleh
aman Nasional Komodo (TNK) Sumber: (Komodo National negara. Mereka sengaja dibentuk
merupakan satu kawasan yang Park's Authority, 2000) menjadi warga yang tidak bisa
terdiri dari pulau -pulau, baik menikmati berbagai fasilitas publik
yang berpenghuni ataupun tujuan para wisatawan, baik hanya sebagaimana rakyat pada umumnya
tidak berpenghuni. Pulau yang sekedar untuk berlibur ataupun untuk serta hak-hak mereka yang lainnya
berpenghuni diantaranya adalah di penelitian dari berbagai macam latar tidak terpenuhi oleh negara.
Pulau Komodo Desa Komodo, Pulau belakang pendidikan.
Muncul berbagai indikasi dan dugaan
Rinca Desa Pasir Panjang dan Pulau
Sejak ditemukannya komodo pada bahwa keberadaan Taman Nasional
Papagarang Kampung Papagarang
1911 oleh JKH Van Steyn yang Komodo bukanlah untuk rakyat di Nusa
yang masuk ke dalam kawasan Taman
tercantum didalam SK Menteri Tenggara Timur terutama Labuan Bajo,
Nasional Komodo. Letak Taman
Kehutanan No. 306/Kpts-II/1995, akan tetapi keberadaan Taman
Nasional Komodo berada di antara dua
komodo kemudian diberi nama Nasional Komodo hingga saat ini
provinsi, yaitu provinsi Nusa Tenggara
Varanus Komodoensis olehPA. Owens hanyalah untuk mensejahterakan
Barat (Pulau Sumbawa) dan provinsi
pada 1912. Hingga tahun 1930-an korporasi-korporasi yang dipegang oleh
Nusa Tenggara Timur (Pulau Flores).
Pulau Komodo berada dibawah para elit politik, pengusaha lokal
Taman Nasional Komodo merupakan
pemerintahan Kesultanan Bima, maupun asing. Taman Nasional
kawasan konservasi guna melindungi
sehingga tanggal 30 April 1915 No. Komodo menjadi pusat bisnis dan
binatang komodo (Varanus
163a (Verordening van het Sultanaat pariwasata yang dikelola oleh pihak-
Komodoensis). Komodo kini menjadi
van Bima van 30 April 1915 No. 163a) pihak asing, sedangkan warga lokal
tujuan pariwisata, selain keindahan
Sultan Bima pun mengeluarkan hanya bisa menikmati bagian kecilnya
alam di Nusa Tenggara Timur
peraturan untuk melindungi binatang dari pariwisata dan bahkan warga lokal
keberadaan binatang langka ini
komodo (Komodo National Park Au- hanya menjadi penonton atas
menjadi penarik minat bagi para
thority). Komodo bukanlah sekedar kekayaan alam di tanah mereka (Paju
wisatawan, baik wisatawan domestik
binatang yang dijaga dan dilindungi, Dale, 2013).
maupun asing. Bahkan, setelah
tetapi binatang komodo adalah sebagai
komodo menjadi bagian dari Situs Asal Usul Kampung Komodo dan
identitas baru bagi orang-orang di
Warisan Dunia (World Heritage Site) Mitos Saudara Kembar Komodo
Nusa Tenggara Timur.
yang ditetapkan oleh UNESCO pada
1991, Nusa Tenggara Timur menjadi Sebelum ditetapkan menjadi Kampung Komodo yang terletak di
22
sebelah Barat daratan Flores merupa- berhasil kami wawancarai terkait asal INFO
kan wilayah kepulauan yang termasuk usul Kampung Komodo salah satunya
wilayah Pulau Komodo (lihat Gambar adalah Pak Ishaka Mansyur (67 ta-
2). Secara administratif Pulau Komodo hun). Menurutnya berdasarkan cerita EMPAT PERBEDAAN
termasuk ke dalam wilayah di bawah turun temurun yang ia dapatkan dari
kekuasaan pemerintah daerah Nusa orang tuanya, bahwa Pulau Komodo
KAMPUNG KOMODO
Tenggara Timur. Dalam sejarahnya merupakan tempat persinggahan KAMPUNG RINCA
Pulau Komodo merupakan wilayah orang-orang dari Bima melalui Selat
yang pernah dikuasai oleh Kesultanan Sape, salah satunya adalah Raja Bima
Bima Nusa Tenggara Barat. Raja Bima
saat itu yang menguasai sebagian
yakni Sultan Hamid Abdullah.
Sultan Hamid Abdullah itu memiliki
K ampung Komodo dan
Rinca adalah habi
reptile langka yang
wilayah NTT adalah Sultan Hamid Ab-
perawakan tinggi besar, menurutnya jak terbentuknya TN
dullah. Sultan Hamid Abdullah ek-
ialah yang kemudian melakukan per- terjadi perubahan y
spansi wilayah hingga ke bagian timur
nikahan dengan perempuan di Kam- terhadap dua kampun
Nusa Tenggara Barat, salah satunya
pung Komodo, yaitu Putri Naga (ratu perbedaan yang menc
adalah Pulau Komodo yang termasuk
ular) atau nama lainnya adalah Muri-
wilayah Manggarai Barat. Sebelah
ati (ini yang kemudian menjadi bagian
utara Desa komodo berbatasan
cerita bahwa orang-orang di Kampung Mata Pencarian
dengan Laut Flores, Sebelah Selatan
Komodo bersaudara dengan binatang
berbatasan dengan Selat Sumba, Sebagian besar pen
komodo). Sebelumnya juga kami
Sebelah Timur berbatasan dengan komodo kini bekerj
mendengar cerita dari pak Ishaka,
Pulau Papagarang dan sebelah barat souvenir dan pembu
bahwa orang komodo asli yang
berbatasan dengan Selat Sape gian kecil saja ya
pertama kali tinggal di kampung
(Perangkat Desa Komodo, 2015). nelayan. Sedangkan
komodo adalah Mpu Najo (yang
Tahun 2015, Desa Komodo kemudian menikah dengan Putri Naga Rinca, sebagian be
dihuni oleh 450 KK (BPS, 2015). atau nama lainnya Naga Luri). Mpu layan. Baru satu o
Dalam sejarahnya, penduduk di Pulau Najo ini adalah pendatang, Mpu Najo penjual souvenir.
Komodo tidak bisa berkembang. ini adalah Sang Bima atau Sultan
Cerita ini ada hubungannya antara Bima yang bernama Hamid atau
orang-orang asli komodo denan Hamid Abdullah. Karena kesaktian Jarak
binatang komodo. Hal inilah yang yang dimiliki oleh Sultan Hamid, maka
membuat orang-orang di Kampung hanya ia saja yang bisa menikah Loh Liang, terleta
Komodo hingga saat ini masih dengan orang di Kampung Komodo, do merupakan salah
bertahan di kampung komodo, karena ia berasal dari keturunan melihat hewan lang
meskipun hidup di dalam wilayah bangsawan. taknya hanya dekat
yang masuk dalam kawasan ukiman warga. Seme
Singkat cerita, antara Mpu Najo
konservasi. Beberapa warga yang kini Buaya, spot wisata
dengan Naga Luri pertama kali
tinggal di Kampung Komodo yang letaknya cukup jau
penduduk.

Bahasa yang diguna


Meskipun multietni
nan yang dipakai d
modo adalah Bahasa
hasa lainnya adala
Manggarai, dan Bug
Rinca, Bahasa yang
sehari
-hari adalah Bah

23
bertemu di salah satu gunung yang
terdapat di Pulau Komodo, yaitu
Gunung Naga yang tepatnya terletak di
Loh (teluk) Lawi. Di gunung tersebut
hanya ditemukan tujuh buah rumah.
Kampung yang dihuni oleh orang-
orang yang tinggal ditujuh rumah itu
adalah bernama Keli Manga (bahasa
komodo, Keli artinya kampung, Manga
artinya lama). Kampung tersebut
diperkirakan merupakan kampung
yang ditinggali oleh orang-orang
komodo pada zaman dahulu. Sehingga,
orang-orang di kampung komodo
sekarang menyebutnya kampung
zaman orang-orang purba. Keli Manga
merupakan wilayah peninggalan Sultan
Bima yang diperkirakan hingga FOTO 1
sekarang masih terdapat harta
peninggalan kejayaan Sultan Hamid.
Gunung Naga merupakan istana dari
Sultan Hamid. Mpu Najo, Suku Welak dari Manggarai
dan Suku Atalabo, Suku Sumba dan
Informasi lain yang kami dapatkan
Suku Bima. Suku Welak merupakan Foto 1: Dermaga utama di Desa
bahwa sebelum terbentuknya satu
suku yang datang dari Manggarai dan
pemukiman yang sekarang terpusat di Pasir Panjang sebelum menuju
kemudian salah seorang dari Suku
Kampung Komodo, jauh sebelum itu pemukiman warga. Dokumentasi
Welak menikah dengan Suku Komodo
orang-orang di kampung komodo telah pribadi pada 25 Agustus 2016.
yaitu Mpu Najo. Namun, dari hasil
hidup di Gunung Ara, Keli Manga, Loh
pernikahan tersebut tidak dapat
Liang dan tempat lainnya. Namun, Foto 2:Krisis air menjadi
menambah manusia, karena kebiasaan
berdasarkan informasi yang kami
orang dahulu di Kampung Komodo masalah utama di kampung Rinca.
dapatkan dari beberapa narasumber,
ketika melahirkan perut si perempuan Warga harus mengantre siang
orang-orang asli komodo dahulu
yang sedang mengandung harus malam dari satu sumber mata
tinggal di Gunung Ara. Gunung Ara
dibelah. Datangnya Suku Labo yang yang berjarak 500 meter dari
merupakan tempat tinggal raja di
berasal dari Sumba bermula ketika istri
Kampung Komodo dahulu, namanya kampung
dari Mpu Najo ini akan melahirkan,
Sengaji Ara (bahasa Komodo, Sengaji
kemudian Mpu Najo tidak ingin
artinya raja). Sengaji Ara adalah raja di
Kampung Komodo dahulu yang tinggal
di Gunung Ara. Sengaji Ara juga
merupakan tuan tanah saat itu, kenapa
memilih tinggal di Gunung Ara, agar
mereka terhindar dari perampok-
perampok yang singgah di pantai yang
kini menjadi kampung komodo. Jadi,
orang-orang komoodo dahulu yang
tinggak di Gunung Ara bisa melihat
orang jahat yang datang dari luar dari
Gunung Ara. Salah satu keturunan dari
Sengaji Ara yang kini masih ada H.
Aksan (Kepala Desa sekarang).
Penuturan dari warga lain terkait asal
usul Kampung Komodo disampaikan
oleh Pak Saeh salah satu pemahat
patung komodo di Kampung Komodo.
Di Kampung Komodo terdapat suku-
suku yang pertama tinggal di Kampung
Komodo, yaitu Suku Komodo adalah
24
menyaksikan proses pembelahan perut pung komodo dapat berkembang. 19.625 km2 terdiri dari beberapa
istrinya dan ia pun pergi ke tepi pantai. Suku-suku yang berada di Pulau kampung yang tidak terpusat di satu
Komodo terbagi dibeberapa wilayah. pulau, satu kampung lainnya berada di
Secara tidak sengaja, Mpu Najo ber- Sebelum tinggal terpusat di satu wila- Pulau Kukusan. Satu perkampungan
temu dengan orang Sumba yang hen- yah kampung komodo, dahulu suku- lainnya masih satu pulau yaitu Kerora
dak pergi ke Sumbawa. Sebelum suku pendatang tinggal di beberapa (ke arah barat Pasir Panjang). Sama
menggunakan mesin perahu, orang wilayah di Pulau Komodo, seperti Suku halnya dengan masyarakat di
Sumba dahulu masih menggunakan Sumba tinggal di wilayah Rebong, Kampung Komodo, masyarakat di Desa
perahu layar, karena melawan arus Suku Welak tinggal di Kampung Pasir Panjang pun masih memiliki
laut, maka orang Sumba yang hendak Komodo yang sekarang, Suku Atalabo ikatan persaudaraan dengan binatang
ke Sumbawa itu terbawa arus hingga tinggal di Gunung Ara, dan Suku Bima komodo. Asal usul pemberian nama
ke Loh Wawu Pulau Komodo. Akhirnya, tinggal di Loh Sebita. Sumber lainnya Rinca didasarkan pada pemberian
Mpu Najo menceritakan apa yang mengatakan bahwa yang pertama kali nama oleh orang dari Kampung
menjadi kegelisahannya kepada orang datang ke kampung komodo itu adalah Komodo. Rinca dalam bahasa komodo
Sumba. Salah satu dari orang Sumba Suku Ambon, Suku Labo, Suku Welak. sebenarnya adalah Rincak (artinya
adalah seorang dukun beranak, maka Ketiga suku ini saling hantam untuk tiba). Rinca menjadi tempat
diajaklah Mpu Najo untuk me- memperebutkan wilayah Pulau Komo- persinggahan orang-orang dari Pulau
nyelamatkan istrinya yang hendak me- do. Namun, Mpu Najo sebagai ketua Komodo, sebelum kembali ke Pulau
lahirkan. Setelah dibantu oleh dukun Golo akhirnya membagi beberapa wila- Komodo. Selain Rincak, dua nama
beranak dari Sumba, istri Mpu Najo ini yah agar ditinggali oleh suku-suku lainnya yang diberikan oleh orang dari
melahirkan dengan normal. Keanehan pendatang. Suku Welak diberi satu Pulau Komodo adalah Pasir Panjang
yang terjadi setelah melahirkan adalah wilayah di Loh Liang dan Suku Labo di (bahasa komodo, kelaeng artinya Pasir
dua bayi kembar, satu dalam wujud Loh Sebita. Selain orang-orang yang dan lewar artinya Panjang). Nama
binatang komodo, satunya dalam datang dari suku di atas, datang juga lainnya kampung adalah Welek
wujud manusia. Diberilah nama Sebae orang yang berasal dari Suku Bugis, (bahasa komodonya layang-layang,
(bahasa komodo artinya sebelah) un- setelah datang suku Bugis barulah karena saat itu melihat anak-anak
tuk Ora (komodo) ini, sedangkan bayi orang-orang dapat mengetahui sedang bermain layangan).
manusia diberi nama Epa. Akhirnya bagaimana cara menangkap ikan.
Jumlah penduduk di Desa Pasir
begitu melahirkan Mpu Najo itu se- Sebelumnya mereka berburu dan
Panjang 1.612 jiwa dan jumlah Kepala
nangnya kepada orang Sumba itu, menangkap ikan hanya dengan jaring.
Keluarga 402 KK. Terdapat dua dusun,
maka ia diberi imbalan diberi tanah Sedangkan dari Suku Bima bisa
yaitu Dusun Bajo dan Dusun Komodo.
dari Loh Wawu sampai loh Wawu. menangkap ikan dengan pukat.
Pemberian nama dusun pun berdasar-
Karena saudara kembar manusia ini kan pemberian orang-orang yang da-
Makanan orang dahulu di kampung hulu pertama tinggal di Pasir Panjang.
adalah seekor binatang komodo, maka
komodo adalah raut (umbi-umbian), Dahulu di Dusun Komodo yang tinggal
ia sama sekali tidak bisa makan nasi
mbutak (sagu) nama lain mbutak ada- hanyalah orang-orang yang berasal
ataupun minum air susu ibunya. Bi-
lah kerampi. Mbutak dan kerampi ma- dari Suku Komodo, begitu pun dengan
natang komodo harus makan daging,
kanan seperti sagu yang diambil dari Dusun Bajo. Namun kini, baik yang
dipeliharalah komodo ini. Kebiasaan
daun lontar atau gebang. Namun, tinggal di Dusun Bajo ataupun Dusun
orang-orang di kampung komodo da-
sekarang orang-orang di Kampung Komodo sudah bercampur. Penduduk
hulu adalah berburu rusa, maka Sebae
Komodo makan nasi sebagai makanan pendatang di Desa Pasir Panjang pun
pun biasa diberi makan bagian kepala,
pokoknya. Meskipun tinggal di pulau tidak hanya berasal dari dua suku ter-
perut dan kulit rusa sebelum ia bisa
yang jauh dari jangkauan kota Labuan dahulunya, namun adapula pendatang
mencari makan sendiri. Sesekali ia
Bajo, akan tetapi warga di kampung yang dari Bima, Selayar, Flores, Ende
turun ke perkamoungan dan mencuri
komodo memenuhi kebutuhan hidup- dan Jawa. (Siti Qoriah)
ayam milik warga. Ia pun ditegur oleh
nya dengan membeli segala kebutuhan
mamak nya supaya tidak mencuri
sandang, pangan dan papan ke kota
ayam warga lagi. Dan ia pun pergi ke
Labuan Bajo, bahkan ada pula yang ke
hutan ketika berumur sekitar dua ta-
Bima Nusa Tenggara Timur.
hun untuk mencari makan sendiri dan
mulai bergabung dengan komodo hu-
tan lainnya. Dari penuturan H. Amin Desa Pasir Panjang Pulau Rinca
dan berdasarkan cerita turun-temurun,
komodo yang memiliki jari lima ia tid- Kampung lainnya yang berada di
aklah ganas. Sebae pun sesekali pu- dalam kawasan Taman Nasional
lang untuk menengok adik dan ibunya. Komodo adalah salah satu kampung di
Pulau Rinca, tepatnya di Desa Pasir
Setelah itu, barulah manusia di kam- Panjang. Desa dengan luas wilayah
25
NARASI KOMUNITAS

kekayaan alam pulau Komodo itu bagi


penduduk lokal? Untuk siapakah
perkembangan wisata yang semakin
pesat sekarang ini? Atau apa maksud
dari ungkapan Menteri pariwisata, Arief
Yahya, bahwa “makin l
sejahtera” dalam kaca
lokal?
Ini menjadi pertanyaan penting
sebelum lebih jauh bertanya soal akses
dan manfaat dari pariwisata dan
konservasi bagi masyarakat Manggarai
Barat dan Nusa Tenggara Timur pada
umumnya.

M e-lokal - kan Komodo


ATAS NAMA INDUSTRI PARIWISATA, UPAYA Konservasi dan pertumbuhan
industri pariwisata di Pulau Komodo
PROMOSI KOMODO KE DUNIA sebetulnya masih menjadi tanya tanya
INTERNASIONAL DILAKUKAN TERUS
- besar bagi masyarakat lokal.
Sementara pemerintah, badan-badan
MENERUS. YANG BELUM DILAKUKAN ADALAH internasional, dan korporasi-korporasi
berusaha menginternasionalisasikan
BAGAIMANA MELOKALKAN LAGI KOMODO. Komodo dalam berbagai proyek

J
promosi, penelitian, dan publikasi dari
ika Anda ke pulau Komodo, mengunjungi Komodo. Jumlah tahun ke tahun, masyarakat penduduk
perhatikanlah ketiga tempat yang wisatawan bisa mencapai 120 per hari. Komodo sampai saat ini masih berkutat
letaknya berdekatan ini: Sejak tahun 1980, di sana terdapat pos pada soal bagaimana me-lokal-kan lagi
Kampung Komodo, Loh Liang, jaga BTNK dan tempat penjualan Komodo. Bersamaan dengan upaya
dan pantai merah atau lebih populer souveinir dari penduduk lokal. negara terus-menerus memfasilitasi
disebut pink Beach. Jika di tarik garis upaya menduniakan kepemilikan,
Dari Loh Liang, kapal-kapal wisata akses, dan manfaat dari Komodo,
lurus, ketiga tempat itu membentuk
lazimnya menuju pink beach. Ini salah penduduk lokal masih
segitiga sama kaki. Jarak tempuh
satu spot rekreasi terbaik dalam mempertanyakan bagaimana manfaat,
antara ketiga tempat itu hampir sama
kawasan TNK. Wisatawan biasanya akses, dan kepemilikan dari Komodo.
yakni sekitar 10 menitan.
berjemur di pantai merah itu. Lautnya
Untuk mengetahui dinamika di yang bersih menjadi tempat favorite Dari sejarahnya, penduduk
Pulau Komodo yang sudah mendunia untuk snorkeling. Tak heran, di tempat Kampung Komodo dan komodo
itu, hubungan ketiga titik tersebut itu berseliweran kapal-kapal wisata. sebenarnya tak terpisahkan. Jika kini
menarik ditelusuri. Mengapa? Karena komodo sudah tenar di mata dunia,
Lalu bagaimana dengan kampung salah satu faktor yang
ketiga tempat itu paling mudah
Komodo? Sangat jarang wisatawan ke menyebabkannnya tak lain adalah
menggambarkan ketiga kepentingan
sana meskipun kampung Komodo kepercayaan dan keyakinan
yang sedang berkembang atau bahkan
sudah kelihatan dengan jelas dari dua masyarakat Komodo. Pemukiman di
berkompetisi di Pulau Komodo.
titik yang lain tersebut. Hanya perahu - Pulau Komodo sudah mendahului
Kampung Komodo mewakili
perahu milik warga yang bersandar di kehadiran negara dan pertumbuhan
kepentingan penduduk lokal, Loh liang
dermaga kayu. Bahkan, tak sedikit industri pariwisata. Bahkan kehadiran
merepsentasikan kehadiran negara
yang baru mengetahui bahwa ada itu jauh sebelum terbentuknya negara
melalui Balai Taman Nasional Komodo
kampung penduduk dalam kawasan kesatuan Republik Indonesia meskipun
(BTNK), dan Pink Beach mencerminkan
Taman Nasional Komodo. Padalah belum diteliti betul bagaimana
perkembangan industri pariwisata.
Kampung ini sudah berpenduduk lebih kehadiran itu berawal mula. Saat itu,
Di area itu, pertama -tama yang dari seribu jiwa. penduduk Komodo tinggal terpencar-
menarik adalah menyaksikan lalu lintas pencar antara lain menempati daerah
Dari kenyataan itu, menarik untuk
motor laut atau kapal. Paling banyak,
menelusuri sejauh manakah gambaran gunung dan pesisir. Mereka hidup
lalu lintas motor laut adalah menuju meramu dan berburu, setelahnya
penguasaan, akses, dan manfaat dari
Loh Liang. Para wisatawan menetap dan berkebun. Di Loh Liang,
26
sebelum berstatus TNK, ada sekitar bersama itu terbangun dapat ditelusuri negara membuka peluang lebih luas
67 keluarga yang tinggal dan berkebun dalam cerita pertemuan orang Sumba terutama di bidang pariwisata. Di
di sana. dan penduduk awal di pulau Komodo. pihak lain keputusan-keputusan yang
Diceritakan, populasi penduduk sama justru mengeksklusi masyarakat
Tentu, yang lebih penting sekadar
Komodo tidak berkembang lantaran lokal. Masyarakat lokal kehilangan
kehadiran pemukiman itu,
tidak mengenal proses persalinan. Jika kepemilikan, akses, dan manfaat dari
kepercayaan masyarakat yang
ingin melahirkan, perut wanita dibelah konservasi dan berkembangnya
diteruskan melalui mitos dan sungguh
yang menyebabkan ibu selalu industri pariwisata.
diyakini masyarakat lokal. Penduduk
meninggal. Kenyataan itu berakhir
Komodo selalu percaya bahwa Masyarakat menyaksikan bahwa
setelah orang Sumba tiba di Pulau
Komodo dan penduduk Komodo bersamaan dengan intervensi negara
Komodo. Mereka memperkenalkan
adalah saudara. Dilahirkan dari rahim melalui terbentuknya TNK, kehidupan
proses persalinan. Sebagai bentuk
yang sama namun dengan wujud masyarakat lokal mengalami
balas jasa, keturunan Sumba dihadiahi
berbeda. Karena itu, komodo dalam perubahan-perubahan drastis
teritori tertentu di pulau Komodo.
bahasa Komodo disebut sebae, artinya sekaligus mengalami berbagai bentuk
Relasi-relasi serupa juga terjadi
sebelah. Dalam keseharian, keyakinan eksklusi. Penduduk Komodo tidak
dengan etnis lain yang hadir
itu mendapat wujud nyata dalam boleh menebang pohon. Mereka tidak
kemudian. Dari etnis Bajo, penduduk
kebiasaan masyarakat. Ketika sedang boleh lagi berburu rusa. Dari
Komodo juga belajar tentang melaut
berburu, misalnya, sudah menjadi tinggalnya tersebar-sebar, mereka
dan menjadi nelayan. Sampai
kebiasan untuk membunuh rusa di ditempatkan di satu tempat. Mereka
akhirnya, hampir semua etnis
tempat buruan. Kepala, kulit dan tidak boleh memiliki sertifikat tanah
mempercayai dan sama-sama
organ dalam ditinggalkan untuk meskipun membayar pajak. Jumlah
mengakui bahwa Komodo adalah
Komodo. penduduk sekitar 1735 orang hanya
saudara.
menempati wilayah 7,5 ha dari luas
Tentu saja, jika penduduk
Sekarang ini, wujud etnis total luas wilayah 33.300 ha. Artinya,
Komodo tak menganggap komodo
bersama itu terlihat dalam pemakaian tidak sampai 5 persen dari total
sebagai saudara, sudah lama komodo
bahasa Komodo. Meskipun wilayah.
dimusnahkan. Pasalnya komodo
mengetahui banyak bahasa dan
adalah binatang berbahaya. Hanya Di bawah rejim Orde Baru
berasal dari berbagai etnis, bahasa
karena komodo dianggap saudara oleh (1966-1997), tanah-tanah milik
Komodo menjadi bahasa sehari-hari.
nenek moyang penduduk kampung penduduk di Loh Liang dengan mudah
Bahkan penduduk komodo menyakini,
Komodo maka komodo tetap lestari diambil alih oleh pihak TNK. Namun
sebagaimana Komodo yang langka
sampai saat ini. Kepercayaan itu sampai sekarang, masih bisa
dan hanya ada di Pulau Komodo,
adalah bentuk konservasi ala disaksikan bekas pagar milik
demikianpun bahasa Komodo. Hanya
masyarakat lokal. pemiliknya. Pohon angsono sejajar.
berlaku di Pulau Komodo.
Ada juga kuburan dalam kawasan Loh
Keyakinan semacam itu sempat
Taman Nasional Komodo dan Liang.
dipersoalkan lantaran realitas
Eksklusi Masyarakat Lokal
penduduk Komodo adalah multietnis Apa yang membuat perubahan
yang datang dari luar. Ada etnis Bajo, Diawali dengan penelitian demi begitu drastis dan mendasar adalah
Sumba, Manggarai, dan Bima. Akan penelitian serta berbagai publikasi, pemahaman konservasi. Hampir
tetapi, alasan demikian layak Komodo kini sudah mendunia. Digelari semua Taman Nasional di Indonesia
disangsikan karena mereka bukan saja sebagai Komodo the dragon atau menerapkan sistem Amerika
hadir pra-negara, tetapi juga sudah Varanus Komodoensis, kadal terbesar (yellowstone). Konservasi diartikan
terbangun suatu entitas sosial-budaya- di dunia itu juga membangkitkan daya sebagai upaya memisahkan komodo
politik bersama dalam pulau Komodo. tarik wisata. Perkembangan- dari keberadaan manusia.
Di antara etnis-etnis pendatang, perkembangan itu tak terlepas dari Keberlangsungan Komodo dipercaya
mereka mengakui bahwa keturunan Si dukungan keputusan-keputusan politik hanya mungkin terjadi jika tanpa
Gerong adalah keturunan terduhulu di di Indonesia terutama penetapan intervensi manusia. Karena manusia
Komodo. Masih terekam dalam ingatan menjadi Cagar Manusia dan Biosfer dipandang kompetitor yang bisa
banyak orang, keturunan awal pada tahun 1977 dan penetapan memusnahkan Komodo. Hal itu
penduduk Komodo bertubuh kecil, Taman Nasional pada 6 Maret 1980. mengkhiri pandangan masyarakat
tinggi, dengan ukuran daun telinganya tentang Komodo sebagai saudara.
Menariknya, menurut penduduk
sangat besar. Namun Si Gerong sendiri
Komodo, keputusan-keputusan itu Akibat dari gagasan demikian,
sulit ditelusuri asal-usulnya secara
masih dipertanyakan. Di satu pihak, satu-satunya yang bisa dilakukan
lebih jauh karena ia sudah meninggal
keputusan-keputusan itu sudah penduduk Komodo sejak masuknya
pada tahun 1970-an dan ia tidak
berhasil mengkapitalisasi Komodo TNK adalah melaut atau nelayan.
mewariskan keturunan.
sedemikian sehingga membawa Namun kenyataan itu tidak
Lalu, bagaimana kebudayaan keuntungan bagi negara. Intervensi berlangsung lama. Sepanjang tahun
27
2004-2012, ketika TNK dikelolah oleh Seberapa jauh mereka akan bertahan? berbagai proyek pemerintah. Pada
PT. Putri Naga Komodo, melaut pun Masyarakat Komodo pada umumnya tahun 2011, Komodo ditetapkan
tidak mudah. Atas nama konservasi, masih menaruh harapan besar bahwa sebagai salah satu dari Seven Wonders
sistem zonasi mulai diterapkan yang pariwisata memberikan manfaat lebih of Nature . Pada tahun 2013
membuat kesulitan menangkap ikan. besar bagi masyarakat. Tidak cukup diselenggarakan Sail Komodo yang
Di lokasi-lokasi yang seharusnya hanya terlibat dalam penjualan menggunakan dana APBN sebesar 3,7
banyak ikan justru dilarang souvenir dan patung. Tidak cukup trilliun. Even akbar lain adalah Tour de
menangkap ikan. Kemudian, minimnya hanya diberikan pelatihan-pelatihan Flores yang memakan dana sekitar 32
sosialisasi kerap membuat masyarakat kerajinan. Tidak cukup hanya menjadi milliar pada tahun 2016. Pada tahun
melanggar aturan tanpa harus naturalist guide di Loh Liang. Di ini juga, direncanakan terbentuknya
disengaja. Dari polisi hutan, polisi, dan tengah ketiadaan ruang gerak bekerja, Badan Otoritas Pariwisata senilai 16,4
pihak TNK mereka kerap mendapat pemerintah semestinya mampu trilliun.
siksaan, pukulan bahkan dijebloskan membuka lebih banyak alternatif di
Kenyataan itu tidak terlepas dari
ke dalam penjara. bidang pariwisata.
perubahan pandangan soal konservasi.
Aturan yang mengeksklusi Akan tetapi, sejauh ini kesempatan Konservasi sebelumnya hanya
sekaligus memiskinan itu sangat itu rupanya masih sangat tertutup dipandang sebagai bentuk
menarik kalau membandingkan sekali. Sarana pendukung untuk perlindungan atas alam sehingga tidak
dengan evolusi pekerjaan dari terlibat dalam pariwisata masih sangat merangsang masifnya bisnis
penduduk Komodo. Sekitar tahun terbatas. Akses pendidikan untuk pariwisata. Namun semenjak terjadi
2000, sebagian besar penduduk warga Komodo, misalnya, saja masih privatisasi manajemen area konservasi
Komodo bekerja sebagai nelayan. Ada terkatung-katung. Baru-baru ini, oleh PT. Putri Naga Komodo,
sekitar 67 bagang (motor laut pembangunan SMA dibatalkan konservasi diartikan “
penangkap ikan) yang beroperasi. lantaran, salah satunya, pertumbuhan”. Konserva
Hanya sedikit saja yang berprofesi mempertimbangkan kawasan pertumbuhan adalah pembangunan
sebagai penjual souvenir dan penjual konservasi. Sementara, untuk terlibat berkelanjutan dimana alam berubah
patung di Loh Liang. Kini keadaannya dalam usaha atau bisnis, belum artinya. Dari “harta y
terbalik. Kurang dari 10 bagang saja maksimal karena akses terhadap dirawat” menjadi “keka
yang beroperasi menangkap ikan, modal terbatas. Karena tanah-tanah menghasilkan sesuatu yang harus
sementara sebagian besar sudah tidak berserfifikat, mereka tidak bisa dirawat”.
menjual patung dan souvenir. melakukan akses terhadap modal di
Dengan begitu, peluang wisata
Peralihan pekerjaan itu juga tidak bank.
tidak lagi terbatas pada komodo lagi,
didorong semata-mata oleh alasan
Industri Pariwisata dan tetapi juga menjangkau dan
bahwa menjual patung lebih
ketidakadilan sosial mengeksploitasi wisata alam seperti
menguntungkan atau tidak, tetapi juga
diving, snorkeling, dan jelajah alam.
karena pemerintah terus-menerus Sekali lagi, kenyataan lain dari
Hal itu beralasan mengingat kekayaan
memfasilitasi penduduk lokal untuk konservasi menunjukkan bahwa
bawah laut di kawasan Konservasi
terlibat dalam pariwisata. Taman Nasional Komodo sudah
sangat kaya dan terpelihara. Ada
membuka ruang pariwisata seluas-
Meskipun pada permulaan, sekitar 1000 jenis ikan, 260 jenis
luasnya. Dari TNK, pemerintah sudah
kenyataan tersebut sungguh karang dan 70 jenis bunga karang
memperoleh pendapatan mencapai
menguntungkan, namun sekarang tak (sponge) dan banyak invertebrata lain
18-20 milliar per tahun. Industri
sedikit yang pesimis dengan masa yang dapat di jumpai di banyak
pariwisata tumbuh secara signifikan
depan pekerjaan sebagai pengrajin tempat di Taman Nasional ini. Wisata
tiap tahun. Di Kota Labuan Bajo,
dan penjual kerajinan itu. Pasalnya, di bahari dalam kawasan TNK, misalnya,
sebagai pintu masuk menuju TNK,
tempat jual patung dan souvenir itu dinobatkan sebagai destinasi
investasi tumbuh pesat. Jumlah
terdapat 150 orang yang menjual snorkeling terbaik dunia atau Worlds
peredaran uang sudah mencapai lebih
produk yang sama. Padahal tampilan Best Snorkeling Destination
dari 800-an milliar (bandingkan tahun
tempat jual itu tidak menarik berdasarkan survei CNN pada 2015.
2012). Kapal-kapal wisata berkeliaran.
pengunjung. Persaingan pun sering Dalam survei Swiss contact pada tahun
Jumlah hotel-hotel dan restoran sudah
terjadi. Karena itu, sering muncul 2011, urutan teratas tujuan wisatawan
mencapai 40-an.
kasus bahwa demi barangnya laku ke Pulau Komodo, selain melihat
terjual, perahu -perahu motor orang Setelah peluang pariwisata dibuka Komodo adalah diving dan snorkeling.
Komodo biasanya mengejar atau melalui kehadiran BTNK, sekarang ini Di Labuan Bajo, sudah ada sekitar 47
menjumpai kapal wisatawan di laut. pemerintah secara terus-menerus dive operator dengan estimasi
mempromosikan tumbuhnya penerimaan minimal mencapai 30-an
Lalu bagaimanakah kehidupan
pariwisata di pulau Komodo melalui milliar per tahun.
masyarakat Komodo selanjutnya?

28
Dengan investasi semakin besar pertimbangan dan persiapan yang tingkat pendidikan dan keterampilan
dan tawaran wisata yang semakin matang. Masyarakat secara umum yang dimiliki masyarakat.
banyak, target kunjungan wisatawan belum paham bagaimana mereka
Bertolak dari itu, ucapan
juga sudah semakin meningkat. seharusnya berpartisipasi dalam
menteri pariwisata, Arief Yahya,
Sepanjang periode 1970-1990-an, pariwisata dengan segala logikanya.
“semakin lestari, sema
jumlah wisatawan berkisar 20-40 ribu Janji-janji pariwisata seperti ramah
dalam upaya pembentukan Badan
pengunjung, kini keadaannya sudah lingkungan, mudah menciptakan
Otoritas Pariwisata jelas-jelas
meningkat pesat. Tahun 2015, lapangan kerja, dan diversifikasi
dipertanyakan. Sejahtera untuk siapa?
tercatat jumlahnya mencapai 90 ribu model ekonomi, diterima begitu saja
Lestari untuk siapa? Setelah tiga
wisatawan. Ditargetkan tahun 2019, sebagai sektor pendorong kemajuan
dekade, BTNK terhitung gagal. Di satu
yakni hanya dalam jangka waktu tiga ekonomi. Tidak seperti kepada
pihak mampu memfasilitasi dan
tahun, jumlah kunjungan bisa investor yang difasilitasi dan
menopang berkembangnya industri
mencapai 500 ribu kunjungan. Dengan dirangsang oleh berbagai regulasi dari
pariwisata; namun di pihak lain gagal
kata lain, terjadi peningkatan sebesar pemerintah, keterlibatan masyarakat
mendorong hak-hak masyarakat lokal
lima kali lipat. dalam pariwisata masih bersifat
terhadap akses ekonomi. Karena itu,
optional.
Akan tetapi, yang berkembangnya bisnis pariwisata bisa
mengkhawatirkan, sebenarnya Selain itu, bagi penduduk saja hanya mereproduksi
perkembangan fantastis itu tidak Komodo, raupan keuntungan dari ketimpangan-ketimpangan yang ada.
tanpa catatan miris selama ini. bisnis pariwisata dan kehadiran
Bagi penduduk Komodo,
Bersamaan dengan pertumbuhan konservasi yang begitu dibanggakan
sebelum menikmati janji -janji
pariwisata yang semakin dashyat itu, belum memberikan manfaat secara
pembangunan pariwisata itu, mereka
eksploitasi dan pencaplokan sumber signifikan. Dari BTNK, penduduk
sudah terbiasa menyaksikan
daya publik juga semakin menjadi-jadi kampung Komodo hanya mendapat
ketidakadilan. Meskipun di pintu
melalui upaya privatisasi dan kegiatan pelatihan-pelatihan saja. Dari
masuk kampung tertulis
pencaplokan pulau-pulau, pesisir, alokasi anggaran, kelihatan jelas
ekowisata”, mereka ter
pantai, tanah, dan air. Sebagai ketimpangan dan ketidakberpihakan
disinggahi kapal-kapal wisata karena
contoh, penjualan pulau Punggu kepada masyarakat lokal. Pada tahun
tak satu pun yang bisa ditawarkan jadi
pernah heboh pada tahun 2011 2017, misalnya, direncanakan
atraksi wisata. Pulau Komodo sebagai
karena terpampang nyata dalam situs anggaran untuk TNK sebesar 40
ikon pariwisata di Provinsi Nusa
www.skyproperty.com. Memang milliar namun hanya 1 milliar untuk
Tenggara Timur ternyata masih
jamak bahwa di daerah destinasi kegiatan pelatihan-pelatihan.
menyimpan banyak ironi ketimbang
pariwisata, cara-cara akumulasi modal Sementara dari sektor pariwisata,
kebanggaan bersama.
ditempuh melalui pencaplokan terutama dari pink beach , pemerintah
penguasaan sumber daya publik. desa tidak bisa memungut retribusi
Melalui berbagai regulasi dan apa-apa.
konspirasi dengan elite politik, investor
Sebenarnya, jangankan untuk
dengan mudah mencaplok sumber
penduduk Komodo, untuk Labuan
daya publik tersebut.
Bajo saja dimana aktivitas pariwisata
Lalu, apa artinya pertumbuhan sudah sedemikian lebih dashyat,
pariwisata begitu dasyhat bagi belum ada distribusi manfaat yang
penduduk dalam Komodo? Bagaimana merata bagi penduduk secara umum.
keterlibatan mereka dalam pariwisata? Dari data tahun 2012, misalnya,
Keterlibatan dalam bidang pariwisata tercatat peredaran uang sudah
sebagai lapangan kerja masih sangat mencapai lebih dari Rp 838 miliar.
terbatas. Belum sampai 10 orang yang Namun dari jumlah itu, sebagian besar
terlibat dalam operator wisata. Sekitar diterima oleh operator wisata dan
20 orang yang terlibat sebagai pengusaha kapal wisata (75,55%).
naturalist guide (tenaga harian lepas). Sebanyak 2,09 % diterima oleh
Selebihnya hanya menjadi penjual pengelolah TN. Komodo dan
souvenir dan patung. pemerintah daerah. Sebanyak 22, 36
% terdistribusi pada pengusaha hotel,
Keterlibatan lebih jauh
restoran dan toko retail/ souvenir.
memang tidak bisa diharapkan karena
Sementara manfaat pariwisata bagi
pariwisata dalam konteks Manggarai
masyarakat setempat sangat kecil
Barat diaplikasikan tanpa didahului
karena penyerapan tenaga kerja yang
perencanaan, pertimbangan-
terbatas sebagai akibat rendahnya

29
PENDUDUK KAMPUNG KOMODO
YANG MENJUAL SOUVENIR DAN
PATUNG KOMODO DI LOH LIANG,
PINTU MASUK BAGI WISATAWAN
UNTUK MELIHAT KOMODO. (FOTO:
SITY QORIAH)

Letak Pulau Komodo yang berada di tepi pantai dan ham-


pir seluruhnya pulau di kelilingi oleh lautan, maka sudah
bisa diindikasikan bahwa warga yang tinggal di sekitar
Pulau Komodo bermata pencaharian sebagai nelayan. Na-
mun, jauh sebelum itu orang -orang asli komodo bukanlah Setelah tinggal secara menetap
seorang nelayan, melainkan mereka bertahan hidup di satu kampung, yaitu Loh Liang war-
ga di kampung komodo bertahan
dengan cara berburu dan hidup nomaden, masa -masa itu
hidup dengan cara membuka lahan
bersamaan dengan munculnya mitos bahwa komodo
pertanian dan berkebun. Seperti yang
sebenarnya saudara kembar manusia.
dilakukan oleh Daeng Jama, ia

O
leh karena itu, hasil kebutuhan dan bertahan hidup, ber- penduduk asli komodo yang datang
tangkapan berburu rusa buru rusa dilakukan untuk proses dari Selayar, sekitar tahun 1958 ia
(bagian perut dan kepala penjualan dendeng. Salah satu tem- masuk ke Pulau Komodo. Satu tahun
rusa) biasa diberikan un- pat berburu adalah bukit -bukit atau kemudian ia membuka lahan untuk
tuk makan komodo. Verheijen dalam gunung-gunung. Bukan hanya orang
bertani di Loh Liang seluas 1 ha ditan-
bukunya (Verheijen, 1987) men- yang tinggal di Kampung Komodo
jelaskan bahwa berburu rusa pada saja yang melakukan pemburuan ami ubi kayu, pisang, pepaya,
masa itu dinilai sangat penting oleh rusa, bahkan pemburu dari luar pun nangka, jeruk, kelapa dan jagung.
warga yang tinggal di Kampung Ko- sampai di Kampung Komodo, seperti
modo. Seperti telah dijelaskan sebe- pemburu dari Sape.
lumnya, selain untuk memenuhi

30
Mata Pencaharian Penduduk Desa Komodo Tahun disediakan lapak untuk menjajakan dagangannya di Loh
2015 Liang, namun lapak yang telah disediakan tidaklah cukup
bagi para pedagang. Penjual souvenir baru membludak
N Laki- Perempu- setiap kali datang wisatawan asing dengan menggunakan
Mata Pencaharian Jumlah
o Laki an kapal pesiar.
5
1. Petani
orang
2 orang 7 orang Bertambahnya pendatang dari suku lain selain Se-
layar, seperti Suku Bajo berpengaruh juga dalam hal mata
Pegawai Negeri 14 Sipil pencaharian penduduk di kampung komodo. Orang di kam-
2. 3 orang 17 orang
(PNS) orang pung komodo kemudian bertahan hidup dengan cara
290 290 menangkap ikan (nelayan). Kini, hanya tinggal sedikit saja
3. Nelayan -
orang orangwarga yang menangkap ikan (nelayan), karena wilayah
mereka telah masuk ke zona inti TNK. Sejak tahun 2000-an
2 warga mulai dibatasi untuk menangkap ikan di laut.
4. Montir - 2 orang
orang
Sebelumnya warga masih bebas untuk menangkap ikan,
dengan syarat menjaga kelestarian laut dengan tidak
Pembantu Rumah menangkap ikan dengan cara di bom. Menurut Pak Abu
5. - 2 orang 2 orang
Tangga (PRT)
Bakar pelarangan dan penetapan zonasi tidak
mempertimbangkan hak-hak manusia yang hidup di dalam
1 kawasan taman nasional. Penetapan zinasi-zonasi kawasan
6. TNI - 1 orang
orang taman nasional berdasarkan penuturan Pak Abu Bakar
1 bahwa warga tidak dilibatkan sama sekali. Warga hanya
7. POLRI - 1 orang
orang tahu bahwa mereka tidak bisa menangkap ikan lagi di laut.
Dukun Kampung Karena pembatasan zonasi oleh pihak Taman Nasional Ko-
8. - 2 orang 2 orang
Terlatih
modo, penduduk di kampung komodo kini beralih profesi
9.
Karyawan Perus- 17
5 orang 22 orang
menjadi pemahat patung komodo, naturalist guide
ahaan Swasta orang (pemandu wisata di Taman Nasional Komodo di Loh Liang),
Sumber: (Perangkat Desa Komodo, 2015) ranger (pawing komodo) dan penjual souvenir, seperti
kerajinan dari kulit kerang, patung komodo, gantungan
Berdasarkan data di atas, tidak ada sama sekali data yang kunci dengan icon komodo dan lainnya. Namun berdasar-
menuliskan bahwa mata pencaharian penduduk komodo kan data dalam (Perangkat Desa Komodo, 2015), mata
sekarang adalah sebagai pemahat patung dan penjual sou- pencaharian pokok penduduk mayoritas sebagai nelayan.
venir. Sedangkan, berdasarkan keterangn Pak Abu Bakar,
saat ini pedangang souvenir di Loh Liang mencapai 150
orang yang berasal dari Desa Komodo. Penjual souvenir

Tempat jualan(lapak) yang


berbagai macam souvenir
dan kerajinan lainnya di
Loh Liang

31
Data Penduduk Desa Komodo Tahun 2016 Tahun 1930 jumlah penduduk 143 orang, tahun
1977 jumlah penduduk bertambah 505 orang. Artinya
N Jumlah Penduduk dari tahun ke tahun jumlah penduduk bertambah tiga kali
Jumlah Jumlah lipat. Rumah-rumah penduduk kini tidak seperti dahulu,
o Dusun
Penduduk Laki
- Per- KK
. lebih banyak rumah-rumah batu daripada rumah-rumah
lakiempuan
kayu. Dahulu, orang komodo itu bangun rumahnya
1 Dusun 01
386 187 199 103 dengan bahan material dari kayu cabang yang digunakan
.
sebagai tiang rumahnya, sementara atap rumah dari
2 Dusun 02
. 415 203 208 100 pohon lontar. Namun, sekarang hampir seluruh rumah
penduduk di Desa Komodo adalah rumah batu dengan
3 Dusun 03
. 423 213 210 110 atap seng, tetapi masih ada beberapa rumah kayu.
Kerapatan antara rumah dengan rumah sekitar 3 meter.
4 Dusun 04
. 493 253 240 123 Ini menandakan semakin bertambahnya jumlah bangunan
rumah di Desa Komodo seiring dengan bertambah jumlah
TOTAL
1.714 856 858 438 penduduknya. Hal ini pula yang menjadi ancaman bagi
penduduk di masa depan, lahan yang tidak bisa
bertambah tapi tidak seimbang dengan terus
Sumber: (Perangkat Desa Komodo, 2015) bertambahnya penduduk, sehingga tidak dapat lagi
bahkan tidak memungkinkan lagi untuk menambah
Jumlah penduduk di kampung komodo saat ini menjadi
bangunan rumah di Desa Komodo. Karena banyaknya
sebuah ancaman bagi keberlangsungan hidup mereka.
penduduk yang berasal dari berbagai suku yang kini
Keberadaan mereka di dalam kawasan Taman Nasional
tinggal di kampung komodo, sehingga berpengaruh
Komodo menjadikan mereka tidak bisa bergerak bebas,
terhadap penggunaan bahasa yang digunakan sehari- hari.
begitu pun untuk menambah pemukiman baru. Pem-
Bahasa yang dipakai oleh penduduk di kampung komodo
ukiman penduduk terbagi menjadi dua, yaitu kampung
adalah bahasa Komodo, bahasa Bima, bahasa Bajo,
lama dan kampung baru. Kondisi pemukiman di kam-
bahasa Manggarai, bahasa Sumba, dan bahasa Indonesia.
pung komodo semakin padat karena jumlah penduduk
*)SITI QORIAH
pun semakin bertambah. Luas wilayah desa Komodo
seluruhnya 33.300 ha, dengan luas pemukiman 715 ha,
luas perkebunan 3 ha, luas kuburan 4,85 ha, luas
pekarangan 2,8 ha dan luas prasarana umum lainnya
adalah 0,24 ha (Perangkat Desa Komodo, 2015).

Rumah penduduk di Desa Komodo dahulu (kiri). Gambar i


penduduk sekarang di Desa Komodo (kana

32
SUMUR SUMBER AIR
KAMPUNG RINCA

33
34

Anda mungkin juga menyukai