Anda di halaman 1dari 10

22

Peran Keluarga Dalam Perawatan Diri Pasien Skizofrenia di Poliklinik


Rumah Sakit jiwa Daerah provsu Medan Tahun 2014

Esti Rahayu Budi,S.Kep,Ners,M.Kep,Sp.Mat


Nelmi Sari
Ilham Agus Harianto

ABSTRAK
Keluarga merupakan unit yang paling dekat dengan klien dan merupakan
“perawatan utama”. Keluarga berperan dalam menentukan cara atau asuhan yang
diperlukan klien dirumah. Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang
diperlukan seseorang dalam konteks keluarga, sehingga peran keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan individual dalam posisi dan situasi tertentu.Tujuan penelitian
adalah mengetahui bagaimana peran keluarga dalam perawatan diri Pasien
Skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan Tahun 2014.

Desain penelitian ini adalah deskriptif. Jumlah populasi sebanyak 125


orang. Sampel penelitian sebanyak 40 orang. Jenis pengambilan sampel pada
penelitian ini ada Accidental Sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner.
Analisa data analisa uni variat.

Responden mempunyai peran keluarga dengan kategori baik sebanyak 21


orang (52,5%), peran keluarga dengan kategori cukup sebanyak 16 orang (40%),
dan peran keluarga dengan kategori kurang sebanyak 3 orang (7,5%).

Kesimpulan penelitian ini dapat dibuat sosialisasi pada keluarga terkait


peran keluarga dan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan arahan dan
bantuan perawatan pasien skizofrenia.

Kata Kunci : Peran Keluarga, Dalam Perawatan Diri Pasien Skizofrenia


Daftar Bacaan : 10 pustaka (2006 -2012), 2 Website (2008 – 2013)
22

menyebabkan kematian secara


langsung, namun beratnya gangguan
PENDAHULUAN tersebut dalam arti ketidakmampuan
serta validitas baik secara individu
1.1 Latar Belakang maupun kelompok akan menghambat
Kesehatan jiwa menurut UU pembangunan karena mereka tidak
No.3 tahun 2004 yang dikutip Yosep produktif dan tidak efisien
(2009) adalah kondisi yang (Setyonegoro, 2006 hal 58).
memungkinkan perkembangan fisik, Menurut Badan Kesehatan
intelektual, emosional yang optimal Dunia (WHO) jumlah penderita
dari seseorang dan perkembangan ini gangguan jiwa didunia pada tahun
sejalan selaras dengan orang lain, 2001 adalah 450 juta jiwa. Dengan
gangguan jiwa merupakan suatu mengacu data tersebut, kini jumlah
penyakit disebabkan karena adanya itu diperkirakan sudah meningkat.
suatu kekacauan fikiran, persepsi dan Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas,
tingkah laku dimana individu tidak 2007 dalam Yuyun Yuspinah, 2012),
mampuh menyesuaikan diri dengan menyebutkan 14,1 % penduduk
diri sendiri, orang lain, masyarakat Indonesia mengalami gangguan jiwa
dan lingkungan. Pengertian dari yang ringan hingga berat. Hal
gangguan jiwa berasal dari apa yang tersebut menandakan bahwa
diyakini sebagai faktor penyebab gangguan jiwa sudah menjadi
yang berhubungan dengan faktor masalah kesehatan nasional dan
biopisikososial (Stuard & Studden internasional (Yuspinah,2012).
2009 hal 85).
Salah satu bentuk gangguan Penanganan gangguan jiwa
kejiwaan yang memiliki tingkat harus dilakukan dengan cepat dan
keparah yang tinggi yaitu tepat serta terencana terutama
skizofrenia, dimana hingga saat ini keluarga. Menurut Gunarsa (2004)
belum ada penanganan yang salah satu titik penting untuk
memuaskan hal ini terjadi dinegara- memulai pengobatan adalah
negara yang sedang berkembang keberanian keluarga untuk menerima
karena ketidaktahuan maupun kenyataan. Mereka juga harus
masyarakat yang tentang penyakit menyadari bahwa gangguan jiwa itu
kejiwaan ini (Hawari, 2003 hal 94). memerlukan pengobatan sehingga
Skizofrenia merupakan suatu tidak perlu dihubungkan kepercayaan
syndroma kompleks yang yang macam-macam. Terapi bagi
menimbulkan efek merusak penderita gangguan jiwa bukan
kehidupan pada kehidupan penderita hanya pemberian obat dan rehabilitas
maupun anggota-anggota medik, masalah keperawatan yang
keluarganya atau gangguan mental paling sering ditemukan adalah
dini untuk melukiskan bentuk prilaku kekerasan jiwa, halusinasi,
psikologi tertentu yang sesuai menarik diri, harga diri rendah,
dengan pengertian skizofrenia waham, bunuh diri, ketergantungan
sekarang (V.Durand & David,2007). napza dan defisit perawatan diri.
Meskipun gangguan jiwa tidak Dari delapan masalah kesehatan
dianggap sebagai gangguan yang diatas akan mempunyai manifestasi

1
23

yang berbeda, proses terjadinya seperangkat prilaku interpersonal,


masalah yang berbeda dan sifat, kegiatan yang berhubungan
sebagainya yang berbeda sehingga dengan individual dalam posisi dan
dibutuhkan perawatan yang berbeda situasi tertentu (Aditia, 2012).
pula. Delapan masalah itu dianggap
sama pentingnya antara masalah Pentingnya peran keluarga
yang satu dengan yang lainnya dalam klien gangguan jiwa dapat
(Depkes,2006). dipandang dari berbagai segi.
Pertama, keluarga merupakan tempat
dimana individu memulai hubungan
interpersonal dengan lingkunganya.
Perawatan diri merupakan Keluarga merupakan “institusi”
suatu kondisi pada seseorang yang pendidikan utama bagi individu
mengalami kelemahan kemampuan untuk belajar dan mengembangkan
dalam melakukan atau melengkapi nilai, keyakinan, sikap dan prilaku
aktivitas perawatan diri secara (Clement dan Buana, 2009).
mandiri seperti mandi, berpakaian,
makan, BAK/BAB (Fitria,2009). Menurut data yang diperoleh
Pasien yang mengalami perawatan dari Medical Record Rumah Sakit
diri, harus didukung dan dibantu agar Jiwa Daerah Provsu Medan tahun
pasien tersebut dapat memenuhi 2010, pasien gangguan jiwa yang
kebutuhan dirinya secara mandiri dirawat jalan berjumlah 15.720 orang
tanpa ketergantungan oleh orang dan 75% dari jumlah tersebut
lain. Berdasarkan pemantauan mengalami skizofrenia dari yang
penelitian langsung di Rumah Sakit ringan hingga berat. Dari data diatas
Jiwa Daerah Provsu, sebagian pasien dapat dilihat bahwa masalah
dapat dikategorikan defisit perawat kesehatan jiwa semakin berkembang
diri dalam hal kebersihan diri, untuk pesat dikota medan dan sekitarnya (
hal makan dan minum terpenuhi Medical Record RSJ Provsu, 2010).
tetapi cara makan pasien tersebut
kurang baik karena makan masih Pada survey awal yang
berantakan dan tidak pada dilakukan peneliti di Poliklinik
tempatnya, untuk eliminasi juga Rumah Sakit jiwa Daerah provsu
demikian dan penampilan pasien Medan pada bulan September 2014
yang masih belum membaik. yang diambil dari data tiga bulan
terakhir, sekitar 90% dari 720 orang
Keluarga merupakan unit pasien yang mengalami gangguan
yang paling jiwa baik yang rawat inap maupun
dekat dengan klien dan merupakan rawat jalan. Hal ini menunjukan
“perawat utama”bagi klien. Keluarga bahwa pasien skizofrenia semakin
berperan dalam menentukan cara ata berkembang. Data ini diambil dari
u asuhan yang diperlukan klien di hasil wawancara peneliti dengan
rumah (Yosep, 2009 hal 319). Peran salah satu pegawai yang bertugas di
keluarga adalah tingkah laku spesifik ruangan Piloklinik Rumah Sakit Jiwa
yang diharapkan seseorang dalam daerah Provsu Medan. Fenomena di
konteks keluarga, sehingga peran Rumah Sakit Jiwa terlihat bahwa
keluarga menggambarkan pasien yang datang dengan keluarga
24

ada yang melakukan perawatan diri 1.3.2 Tujuan Khusus


dengan baik ada yang tidak. 1. Untuk mengidentifikasi
peran serta keluarga
Pada keluarga yang berperan pasien skizofrenia
baik dalam melakukan dan 2. Untuk mengidentifikasi
mengajarkan perawatan diri pasien perawatan diri pasien
dapat melakukan perawatan diri dan skizofrenia
memenuhi kebutuhan dasar dengan 3. Untuk mengetahui adanya
baik sedangkan keluarga yang tidak Peran Keluarga Dalam
berperan baik dalam melakukan dan Perawatan Diri Pasien
mengajarkan perawatan diri pasien Skizofrenia di Poliklinik
terlihat tidak mampu melakukan dan Rumah Sakit Jiwa Daerah
memenuhi kebutuhan dasar dirinya provsu Medan Tahun
sendiri. Pada keluarga pasien 2014.
skizofrenia , peneliti menemukan 1.4 Manfaat Penelitian
bahwa sejumlah keluarga tidak Penelitian ini diharapkan
memahami seluruhnya tentang dapat memberikan banyak
perawatan diri pasien skizofrenia manfaat yaitu:
tersebut dan pada sejumlah pasien 1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan.
banyak tidak peduli tentang Sebagai penambah referensi
kebersihan dan perawatan dirinya. yang dapat digunakan untuk
penelitian berikutnya.
Berdasarkan latar belakang
Sebagai wacana ilmiah dan
diatas peneliti tertarik untuk
acuan untuk
melakukan penelitian dengan
melaksanakan penelitian
judul”Hubungan Peran keluarga
lebih lanjut, khususnya yang
Dalam Perawatan Diri Pasien
menyangkut tentang peran
Skizofrenia di Poliklinik Rumah
keluarga dalam perawatan
Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan
diri pasien skizofrenia.
Tahun 2014.
1.4.2 Bagi Tempat Penelitian.
1.2 Rumusan Masalah Bagi pengelola keperawatan
Berdasarkan latar belakang dapat digunakan sebagai
diatas maka peneliti merumuskan tambahan informasi dan
masalah yaitu “Bagaimana Peran bahan pertimbangan dalam
Keluarga Dalam Perawatan Diri memberikan arahan dan
Pasien Skizofrenia di Poliklinik bantuan perawatan pasien
Rumah Sakit Jiwa Daerah provsu skizofrenia
Medan Tahun 2014. 1.4.3 Bagi Peneliti.
1.3 Tujuan penelitian Untuk memperoleh
1.3.1 Tujuan umum pengalaman dalam penelitian
Untuk mengetahui adanya di bidang keperawatan
Peran Keluarga Dalam Perawatan khususnya peran keluarga
Diri Pasien Skizofrenia di dalam perawatan diri pasien
Poliklinik Rumah Sakit Jiwa skizofrenia.
Daerah provsu Medan Tahun 1.4.4 Bagi Peneliti Selajutnya
2014.
25

Hasil penelitian ini 3.2.2 Waktu Penelitian


diharapkan dapat dijadikan Penelitian ini akan dilakukan
sebagai alat dan pada bulan tanggal 17 November –
informasi bagi penelitian 10 Desember 2014 di Poliklinik
selanjutnya. Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara .

3.3 Populasi Dan Sampel


22
METODOLOGI 3.3.1 Populasi Penelitian
PENELITIAN
Populasi adalah wilayah
3.1 Desain Penelitian
generalisasi yang terdiri atas : subjek
Desain yang digunakan
atau objek yang mempunyai kualitas
dalam penelitian ini adalah deskriptif
dan karakteristik tertentu yang
yaitu jenis penelitian yang bertujuan
ditetapkan oleh peneliti untuk
untuk memberikan gambaran atau
dipelajari dan kemudian ditarik
deskripsi tentang suatu keadaan
kesimpulannya (Sugiyono, 2011 hal
secara objektif. (Sukmadinata, 2011
61). Populasi dari penelitian ini
hal 23). Penelitian ini bertujuan
adalah keluarga inti yang salah salah
untuk menggambarkan Peran
satu anggota keluarganya mengalami
Keluarga Dalam Perawatan diri
skizofrenia dan dirawat jalan di
pasien skizofernia di Poliklinik
Poliklinik Rumah Sakit Jiwa
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Propinsi Sumatera Utara Medan
Sumatera Utara Medan Tahun 2014.
sebanyak 125 orang (Laporan Rekam
3.2 Lokasi dan Waktu
Medik RSJD, 2013).
Penelitian
3.3.2 Sampel Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan
Penelitian ini akan dilakukan Accidental Sampling, pengamatan
di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa yang dilakukan tanpa sengaja atau
Daerah Provinsi Sumatera Utara secara kebetulan tanpa perencanaan
Medan yang beralamat di Jalan Tali terlebih dahulu. Jumlah sampel yang
Air kota Medan. Alasan peneliti diambil dalam waktu 1 minggu
memilih Poliklinik Rumah Sakit adalah sebanyak 40 orang
Jiwa Daerah Provinsi Sumatera (Notoatmodjo, 2010, hal 120-121).
Utara Medan Tahun 2014 sebagai 3.4 Defenisi Operasional
tempat penelitian karena merupakan
Rumah Sakit Jiwa pusat di Medan Dalam penelitian ini ada satu
dan memiliki jumlah penderita variabel yang diteliti, yaitu peran
skizofernia dengan anggota keluarga keluarga dalam perawatan diri.
relatif banyak sehingga dapat Adapun defenisi operasional dari
memenuhi kriteria sampel yang variabel tersebut akan dijelaskan
diinginkan. dibawah ini :
26

Tabel 1 : Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


1. Peran Semua hal yang Kuesioner Baik Ordinal
keluarga perlu dilakukan oleh Dengan jumlah Cukup
Terhadap keluarga untuk 20 pernyataan Kurang
perawatan memenuhi fungsinya Sangat Setuju
diri untuk membantu Setuju
skizofrenia pasien dalam Jarang
memenuhi Tidak setuju
kebersihan diri,

2. Perawatan Kemampuan untuk


diri melakukan aktivitas
perawatan
kebersihan diri

HASIL PENELITIAN DAN Karakteristik Persentas


Frekuensi
PEMBAHASAN Responden e (%)
4.1 Hasil Penelitian Umur
Sesuai dengan tujuan 31-39 tahun 14 35
penelitian,Penelitian ini dilakukan di 40-48 tahun 16 40
Poli klinik Rumah Sakit Jiwa Daerah 49-59 tahun 10 25
Provinsi Sumatera Utara Medan Total 40 100
Tahun 2014.Penelitian ini Pendidikan
dilaksanakan pada bulan SD 4 10
Oktober,dengan jumlah sampel SMP 3 7,5
sebanyak 40 responden.Penelitian ini SMA 23 65
untuk mengetahui Peran Keluarga PT 7 17,5
Dalam Perawatan diri pasien Total 40 100
skizofernia di Poli klinik Rumah Pekerjaaan
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Tidak bekerja 3 7,5
Utara Medan Tahun 2014. Petani 5 12,5
4.1.1 Data Demografi Swasta 18 45
Karakteristik Responden berdasarkan Wiraswasta 7 17,5
data demografi PNS 7 17,5
Tabel 2.Karakterstik Keluarga Total 40 100
Pasien Skizofrenia di Poliklinik
RSJD Provsu Medan Tahun Dari tabel 1. dapat disimpulkan
2014(n=40) Demografi bahwa karakteristik responden
berdasarkan umur mayoritas berumur
40 – 48 tahun sebanyak 16 orang
(40%), berdasarkan pendidikan
mayoritas SMA 23 orang (65%) dan
23

berdasarkan pekerjaan mayoritas kepercayaan diri pada keluarga


swasta sebanyak 18 orang (45%). pasien skizofrenia.
4.1.2 Analisis Univariat 4.2 Pembahasan
Gambaran Peran Keluarga Dalam Dalam pembahasan ini,
Perawatan diri pasien skizofernia. peneliti mencoba menjawab
Hasil penelitian tentang Peran pertanyaan penelitian yaitu apakah
Keluarga Dalam Perawatan diri ada Peran Keluarga Dalam
pasien skizofernia yaitu mean: 1,55, Perawatan diri pasien skizofernia di
median: 1,00, standar deviasi0,64, Poli Klinik Rumah Sakit Jiwa
varians: 0,408. Daerah Provinsi Sumatera Utara
Tabel 3.Peran Keluarga Dalam Medan Tahun 2014.
Perawatan diri pasien skizofernia Hasil penelitian terlihat
di Poli klinik Rumah Sakit Jiwa bahwa responden mempunyai peran
Daerah Provinsi Sumatera Utara keluarga dengan kategori baik
Medan Tahun 2014 (n=40) sebanyak 21orang (52,5%), peran
keluarga dengan kategori cukup
No Peran Jumlah Persentase(%)sebanyak 16orang (40%), dan peran
Keluarga keluarga dengan kategori kurang
1 Baik 21 52,5 sebanyak 3orang (7,5%).
2 Cukup 16 40 Keterbatasan peran keluarga
3 Kurang 3 7,5 dalam perawatan diri biasanya
Total 40 100 diakibatkan karena pasien
mengalami stress yang cukup berat
Pada Tabel 3. Terlihat bahwa dan sulit ditangani oleh pasien,
responden mempunyai peran sehingga dirinya tidak mau
keluarga dengan kategori baik mengurus atau merawat dirinya
sebanyak 21orang (52,5%), peran sendiri baik dalam hal mandi,
keluarga dengan kategori cukup berpakaian, berhias, makan, maupun
sebanyak 16orang (40%), dan peran BAB dan BAK. Bila tidak dilakukan
keluarga dengan kategori kurang intervensi oleh perawat dan peran
sebanyak 3orang (7,5%). keluarga (Fitria, 2009). Keterbatasan
4.1.3 Temuan Penelitian tersebut akan terus berlanjut dalam
Temuan dari penelitian ini pemenuhan kebutuhan dasar lainnya.
yaitu masih banyak keluarga pasien Penelitian ini sejalan dengan
skizofrenia yang tidak mengetahui hasil penelitian Linda Permatasari,
cara merawat diri pasien skizofrenia (2010). Bahwa dari 96 reponden
tersebut,sehingga mereka menolak sebanyak 49 (51,04%) dikategorikan
untuk dijadikan responden penelitian keluarga memberi dukungan dalam
dan ada juga perawat ataupun tenaga gambaran dukungan sosial yang
kesehatan di tempat penelitian ini diberikan keluarga dalam perawatan
yang menganggap tindakan diri penderita skizofrenia.
penelitian ini bukan menurunkan Hasil penelitian yang
tingkat kecemasan pada keluarga dilakukan Lee Gurel dan John E,
pasien skizofrenia melainkan Davis (2009). Yang menunjukan
sebaliknya yaitu menambah tingkat bahwa pasien skizofrenia dengan
defisit perawatan diri membutuhkan
24

bantuan untuk memenuhi salah satu Kurangnya peran keluarga dalam


kebutuhan dari 5 aktivitas perawatan perawatan diri pada pasien gangguan
diri : makan, berpakaian, mandi, jiwa terjadi akibat adanya perubahan
eliminasi, dan aktivitas sehari-hari proses piker sehingga kemampuan
harus ada bantuan dari tenaga untuk melakukan aktivitas perawatan
kesehatan atau peran keluarga. diri menurun, kurang perawatan diri
Setiap makhluk hidup ketidak mampuan merawat
mempunyai kebutuhan, tidak kebersihan diri, makan secara
terkecuali manusia. Manusia mandiri, berhias diri secara
mempunyai kebutuhan yang mandiri,dan toileting (BAB atau
beragam. Namun, pada hakikatnya BAK l) ,(Mukhripah, 2008).
setiap manusia mempunyai Hygiene adalah ilmu kesehatan, cara
kebutuhan dasar yang sama. perawatan diri manusia untuk
Kebutuhan tersebut bersifat memelihara kesehatan mereka karena
manusiawi dan menjadi syarat untuk kondisi fisik atau keadaan emosi
keberlangsungan hidup manusia. klien disebut hygiene perorangan
Siapapun orangnya pasti (Perry &Poter, 2006). Personal
memerlukan pemenuhan kebutuhan hygiene berasal dari BahasaYunani
dasar (Asmadi, 2008). yang berarti Personal yang artinya
Kegagalan pemenuhan perorangan dan Hygien berarti sehat
kebutuhan dasar menimbulkan kebersihan perorangan adalah suatu
kondisi yang tidak seimbang, tindakan untuk memelihara
sehingga diperlukan bantuan yaitu kebersihan dan kesehatan seseorang
keluarga terhadap pemenuhan untuk kesejahteraan fisik dan psikis
kebutuhan dasar tersebut. Disinilah sesuaikan diri kesehatannya
pentingnya peranan keluaraga (Wartonah, 2006).
terhadap perawatan diri pada pasien Perawatan Diri gangguan
jiwa untuk membantu memenuhi kemampuan melakukan aktivitas
kebutuhan biologis, psikologis, yang terdiri dari mandi, berpakaian,
sosial, dan spiritual pada pasien jiwa berhias, makan, toileting atau
(Asmadi, 2008). kebersihan diri secara mandiri
Dalam keadaan sakitpun, (Nanda, 2006).Peran keluaraga
kebutuhan dasar harus terpenuhi, dalam perawatan diri untuk
pasien dengan kondisi gangguan membantu pasien dengan gangguan
jiwa, terutama defisit perawatan diri, jiwa dalam memenuhi kebutuhan
akan sangat tidak peduli dengan pasien gangguan jiwa sehari-hari .
kebutuhan dasar yang harus Karena pasien gangguan jiwa dengan
terpenuhi, kecuali kebutuhan keadaan individu mengalami
fisiologis seperti makan dan minum, kerusakan fungsi motorik atau fungsi
tetapi dalam pemenuhan kebutuhan kognitif, yang menyebabkan
makan dan minum tersebut, pasien penurunan kemampuan untuk
tidak peduli apa dan bagaimana jenis melakukan masing-masing dari
makanan dan minum tersebut, dan kelima aktivitas perawatan diri
juga tidak peduli bagaimana cara (makan, mandi atau higiene,
makan dan minum yang benar. berpakaian atau berhias, toileting
,instrumental) (Carpenito, 2007).
25

4.2.1 Keterbatasan Penelitian maka impliksinya sebagai berikut:


Dalam penelitian ini, peneliti 1. Keluarga harus sering
memiliki keterbatasan yang mungkin berkomunikasi dengan tenaga
dapat mempengaruhi kondisi dari kesehatan atau perawat dalam
penelitian yang di lakukan. Adapun melakukan perawatan pada pasien
keterbatasan tersebut antara lain skizofrenia terutama dalam
keterbatasan waktu,dana,dan pearawatan diri.
responden yang kurang 2. Agar pelaksanaan perawatan
kerjasamanya dalam mengisi lembar keluaraga terhadap pasien dengan
kuesioner. Selain itu pengungkapan gangguan jiwa ini berjalan dengan
ide dan pendapat yang kurang tepat lancar, keluarga harus lebih bersabar
dari penggunaan data,tehnik dalam membantu pasien gangguan
pengolahan data,serta analisa data jiwa dalam perawatan dirinya.
yang mungkin sempurna.
KESIMPULAN 5.2 Saran
5.1 Kesimpulan 5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Dari hasil penelitian dan Perawat
pembahasan tentang Hasil penelitian ini dapat melakukan
PeranKeluargaDalam kaderisasi pada keluarga mengenai
Perawatandiripasienskizofernia di perawatan diri yang mengenai peran
PoliklinikRumahSakitJiwa Daerah serta keluarga
Provinsi Sumatera Utara Medan 5.2.2 Bagi Tempat Penelitian.
Tahun 2014.dapat ditarik kesimpulan Hasil penelitian ini dapat membuat
sebagai berikut : kansosialisasi pada keluarga terkait
1. Hasil penelitian bahwa peran keluarga dan sebagai bahan
responden mempunyai peran pertimbangan dalam memberikan
keluarga dengan kategori arahan dan bantuan perawatan pasien
baik sebanyak 21 orang atau skizofrenia
menghasilkan yang jumlah 5.2.3 Bagi Peneliti.
nya di atas rata-rata, peran Hasil penelitian ini dapat menambah
keluarga dengan kategori wawasan dan menjadi pakar dalam
cukup sebanyak 16 orang perawatan diri pasien dan menambah
atau menghasilkan jumlah pengalaman dalam penelitian di
sesuai dengan standar target bidang keperawatan khususnya peran
yang di butuhkan, dan peran serta keluarga dengan perawatan diri
keluarga dengan kategori pasien skizofrenia.
kurang sebanyak 3 orang atau 5.2.4 Bagi Peneliti Selajutnya
menghasilkan jumlah di Hasil penelitian ini dapat dijadikan
bawah nilai rata rata. sebagai alat dan informasi bagi
a. Implikasi penelitian selanjutnya.
Berdasarkan hasil penelitian DAFTAR PUSTAKA
yang telah diperoleh tentang Peran
Keluarga Dalam Perawatan diri Aditia (2012). Peran Keluarga
pasien skizofernia di Poli klinik Dalam Individu maupun
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi kelompok masyarakat,
Sumatera Utara Medan Tahun 2014, melalui,
26

http://id.shvoong.com/social- Nursalam, (2008). Konsep Dan


sciences/education.html Penerapan Metodologi
[02/03/11] Penelitian Ilmu
Keperawatan, Surabaya,
Buanadkk. (2009). Pentingnya Peran Salemba Medika.
keluarga Dalam Klien
Gangguan Jiwa, melalui, Setyonegoro, (2004). Skizofrenia
http://wordpress.com/2010/1 Penyakit Kejiwaan, melalui,
2/24 http://www.masbow.com/200
9/08/kejiwaan.html
Fitria, (2009). Perawatan Diri [09/02/11]
Secara Mandiri, melalui,
http://www.responsitory.com/ Stuart. (2007). Buku Saku
2010/09/perawatandiriskizofr Keperawatan Jiwa. Jakarta.
enia.html [09/06/13] EGC

Gail W. Stuart. (2007). Buku Saku Sudjana (2009). Metode Statistik,


Keperawatan Jiwa.Jakarta, Cetakan Pertama, Karsito
EGC Bandung.

Gunarsa, (2004). Terapi Pengobatan Yosep (2009). Kesehatan Dunia Dan


Gangguan Jiwa, melalui, Perkembangan Kejiwaan,
http://grahacendikia.wordpres melalui,
s.com/2009/11/22 http://id.shvoong.com/social-
sciences/education.html
Hidayat, AAA (2007). Metode [02/03/11]
Penelitian Keperawatan
Teknik Analisis Data, Jakarta, Yuyun Y, (2008). Data Penduduk
Salemba Medika. Indonesia Penderita
Skizofrenia, melalui,
Hawari, D (2012). Skizofrenia http://www.Rikesdas.com/201
Pendekatan Holistik Pada 0/09/skizofrenia.html
Gangguan Jiwa. Edisi 3, [09/06/13]
Fakultas Kedokteran
Indonesia.

Komarudin, (2004).Ensiklopedia
Management Dan Perawatan
Diri. Cetakan Kelima,
Jakarta, Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S (2010). Metodologi


Penelitian Kesehatan,
Cetakan Ketiga, Jakarta,
Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai