Anda di halaman 1dari 17

PEDOMAN

POLI JIWA
Tgl Terbit : 05
PM-014/MTBS Revisi No: 00 Halaman : 1 dari 16
Januari 2018

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Secara
nasional standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu kecamatan. Apabila di satu kecamatan
terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas
dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah yaitu desa/ kelurahan.
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah terwujudnya
pelayanan kesehatan yg bermutu menuju masayarakat yang sehat dan mandiri. Misi pembangunan
kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas adalah meningkatkan kualitas SDM secara
berkesinambungan, mengembangkan sistem manajemen Puskesmas, meningkatkan sarana
Puskesmas, meningkatkan kemitraan yang harmonis dengan sektor terkait, meningkatkan
pemberdayaan peran masyarakat di bidang kesehatan. Untuk mencapai visi tersebut, Puskesmas
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat,
mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan dan dituangkan dalam suatu
sistem. Lingkup upaya kesehatan Puskesmas meliputi Upaya kesehatan Masyarakat dan Upaya
Kesehatan Perorangan.
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan.

1
UKP mencakup upaya-upaya promosi kesehatan perorangan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat
jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap pero
rangan.

B. Tujuan
Tujuan umum: terlaksananya pelayanan poli jiwa yang bermutu di Puskesmas
Tujuan khusus: sebagai acuan bagi dokter dan perawat untuk melaksanakan pelayanan poli jiwa
di Puskesmas

C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah tenaga poli jiwa dan tenaga kesehatan lainnya yang terkait
dengan pelayanan kesehatan di BLUD Puskesmas Kecamatan Cakung. Sasaran dari kegiatan
pelayanan poli jiwa adalah pasien di BLUD Puskesmas Kecamatan Cakung.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi pelayanan poli jiwa di BLUD Puskesmas Kecamatan
Cakung dan jaringannya.

E. Batasan Operasional
Poli jiwa merupakan salah satu dari jenis layanan kesehatan di Puskesmas yang
memberikan pelayanan kedokteran umum berupa pemeriksaaan kesehatan, pengobatan dan
penyuluhan kepada pasien atau masyarakat agar tidak terjadi penularan atau komplikasi penyakit,
serta meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan.
Pelaporan hasil pelayanan di Poli jiwa meliputi aktivitas pencatatan, pelaporan,
pengarsipan dan penginputan data pasien ke dalam sistem informasi kesehatan terintegrasi
puskesmas (SIKIP) dan sistem Primary Care BPJS Kesehatan (P-Care) dalam rangka
penatalaksanaan pelayanan poli jiwa yang lebih tertib dan kemudahan dalam pelaksanaan monitor
dan evaluasi

2
F. Landasan Hukum

1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Peraturan Menteri Kesehatan no.75 tahun 2014 tentang Puskesmas
3. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 46 tahun 2014 tentang Akreditasi
4. Peraturan Menteri Kesehatan no. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis
5. UU no.29 tahun 2004 tentang Praktik kedokteran67. Peraturan Menteri Kesehatan no.
2052 tahun 2011 tentang ijin praktek kedokteran
6. UU no.17 tahun 2013 tentang ijin dan penyelenggaraan praktik perawat

3
PEDOMAN

POLI JIWA
Tgl Terbit : 05
PM-014/MTBS Revisi No: 00 Halaman : 1 dari 16
Januari 2018

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia untuk melakukan pekerjaan pelayanan kesehatan poli jiwa di
Puskesmas adalah Dokter umum dan Perawat (Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan) mempunyai persyaratan :
- Terdaftar di Depkes
- Terdaftar di Asosiasi profesi
- Mempunyai izin kerja
- Mempunyai SK penempatan
- Sudah mengikuti pelatihan

B.Distribusi Ketenagaan

Pengaturan dan penjadualan tugas tenaga poli jiwa diatur oleh Koordinator poli jiwa.
mengetahui Kepala Seksi Pelayanan upaya kesehatan perorangan atau diatur sesuai dengan
kesepakatan.

4
PEDOMAN

POLI JIWA
Tgl Terbit : 05
PM-014/MTBS Revisi No: 00 Halaman : 1 dari 16
Januari 2018

BAB III
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Pendaftaran
Pendaftaran pasien dilakukan di loket pendaftaran. Petugas loket pendaftaran akan
mengklasifikasikan poli tujuan sesuai dengan permintaan pasien/keluarga dan usia pasien.
Setelah pasien didaftarkan dengan tujuan poli jiwa, petugas rekam medik menyiapkan
buku status rekam medik pasien.

B. Pengkajian Awal Pasien


Pemeriksaan pasien dimulai dengan penyesuaian data pasien, dimana perawat
mencocokkan data diri pasien dengan buku status dan apabila status pasien tidak sama dengan data
diri pasien maka pasien dipersilahkan duduk menunggu untuk dilakukan klarifikasi.
Mencatat data pasien yaitu tanggal kunjungan, nama, umur pada buku status pasien.

5
C. Rujukan, bila diperlukan
Melakukan rujuk internal ke poli di lingkungan Puskesmas Kecamatan Cakung, misalnya
Poli layanan 24 jam, Poli tindakan, Poli Gizi, Poli Gigi, dan Poli VCT, Poli umum untuk
penanganan pasien dengan keluhan atau kasus yang ditemukan tidak dapat ditangani di poliklinik
tersebut.
Melakukan rujuk eksternal ke Rumah Sakit atau fasilitas pelayana kesehatan yang lebih
lengkap untuk penanganan pasien dengan keluhan atau kasus yang ditemukan tidak dapat
ditangani oleh dokter dan petugas di unit layanan Puskesmas Kecamatan Cakung dan memerlukan
penanganan yang spesialistik.

6
PEDOMAN

POLI JIWA
Tgl Terbit : 05
PM-014/MTBS Revisi No: 00 Halaman : 1 dari 16
Januari 2018

BAB IV
LOGISTIK

A. Prosedur Penyediaan Alat Kesehatan dan Obat di Poli JIWA

1. Pengertian
Penyediaan Alat Kesehatan dan Obat di Poliklinik adalah permintaan obat dan alat kesehatan
ke kamar obat atas permintaan dokter.
2. Prosedur :

a. Permintaan obat ditulis pada resep oleh dokter POLI JIWA.


b. Resep obat dilengkapi nama dokter, tanggal berobat , nama pasien, tanggal lahir pasien,
ruangan dan nomor register.
c. Resep diberikan ke kamar obat untuk pengambilan obat.

B. Perencanaan Peralatan atau Peremajaan

1. Pengertian
Suatu kegiatan untuk merencanakan pengadaan peralatan baru, sesuai kebutuhan saat itu atau
sebagai pengganti alat yang rusak atau harus diganti karena keausannya.

2. Tujuan
Tujuan dari perencanaan pengadaan dan peremajaan peralatan adalah agar peralatan dapat
digunakan setiap saat tanpa adanya hambatan dan menunjang proses pelayanan di poli jiwa.

3. Prosedur Kegiatan

7
a. Dilakukan pengecekan rutin, sehingga diketahui peralatan yang tidak dapat digunakan atau
tidak dapat diperbaiki, dan direncanakan dalam anggaran rutin atau diganti yang baru.
b. Pengajuan pengadaan peralatan baru diketahui Koordinator Poli jiwa kepada tim
pengadaan barang puskesmas.
c. Bila sudah terealisasi Koordinator poli umum menerima alat dan menandatangani buku
penerimaan barang serta menuliskan pada buku inventaris.

8
PEDOMAN

POLI JIWA
Tgl Terbit : 05
PM-014/MTBS Revisi No: 00 Halaman : 1 dari 16
Januari 2018

BAB V
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana puskesmas membuat asuhan pasien lebih
aman. Hal ini termasuk assesment risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cedera, cacat, kematian, dan lain-
lain) yang tidak seharusnya terjadi.

B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar tercipta budaya keselamatan
pasien di puskesmas, meningkatkannya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat,
menurunnya kejadian tidak diharapkan di puskesmas, dan terlaksananya program-program
pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

9
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien
Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju keselamatan
pasien rumah sakit. Adapun tujuh langkah tersebut adalah:
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan kepemimpinan dan
budaya yang terbuka dan adil.
2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan
jelas tentang keselamatan pasien.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko. Mengembangkan sistem dan proses
pengelolaan risiko, serta melakukan identifikasi dan asesmen hal potensial bermasalah.
4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan mudah dapat
melaporkan kejadian atau insiden.

10
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara komunikasi
yang terbuka dengan pasien.
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong karyawan untuk
melakukan analis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul.
7. Mencegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien. Menggunakan
informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan pada sistem
pelayanan.

Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar keselamatan pasien harus diterapkan.


Standar tersebut adalah:
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien
6. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai keselamatan pasien.

Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien puskesmas:


1. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab mengelola program keselamatan pasien rumah
sakit.

2. Menyusun program keselamatan pasien Puskesmas jangka pendek 1-2 tahun

3. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien rumah sakit

4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit bagi jajaran manajemen dan karyawan

11
5. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan pasien)

6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien puskesmas seperti tersebut di atas

7. Menerapkan standar keselamatan pasien puskesmas (seperti tersebut di atas) dan melakukan self
assessment dengan instrument akreditasi pelayanan keselamatan pasien puskesmas.
8. Program khusus keselamatan pasien puskesmas
9. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan pasien puskesmas dan kejadian
tidak diharapkan.

12
D. Sasaran Keselamatan Pasien di Poli Jiwa

1. Ketepatan Identifikasi Pasien


Ketepatan identifikasi pasien adalah ketepatan penentuan identitas pasien sejak awal pasien
masuk sampai dengan pasien keluar terhadap semua pelayanan yang diterima oleh pasien.
2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi lisan yang menggunakan prosedur: Write back,
Read back dan Repeat Back (reconfirm).
3. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Infeksi biasa dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran
kemih, infeksi pada aliran darah, pneumonia yang sering berhubungan dengan ventilasi
mekanis. Pokok eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand
hygiene) yang tepat.

Dalam setiap kegiatan pelayanan poli jiwa perlu diperhatikan keselamatan sasaran,
yakni pasien dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi
pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk
tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

13
PEDOMAN

POLI JIWA
Tgl Terbit : 05
PM-014/MTBS Revisi No: 00 Halaman : 1 dari 16
Januari 2018

BAB VI
KESELAMATAN KERJA

Dalam setiap kegiatan pelayanan poli jiwa perlu diperhatikan keselamatan kerja
karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait, dengan melakukan identifikasi risiko terhadap
segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko
terhadap harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan

14
PEDOMAN

POLI JIWA
Tgl Terbit : 05
PM-014/MTBS Revisi No: 00 Halaman : 1 dari 16
Januari 2018

BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Untuk mengukur kinerja pelayanan poli jiwa tersebut harus ada indikator yang digunakan.
Indikator yang dapat digunakan dalam mengukur tingkat keberhasilan pelayanan poli jiwa di
Puskesmas antara lain
1. Tingkat kepuasan konsumen: dilakukan dengan survei berupa angket survey kepuasan
pelanggan
2. Audit status internal dengan indikator mutu pelayanan klinis: pasien baru terdiagnosa F.20 tidak
gaduh gelisah diberikan terapi awal.
3. Audit eksternal melalui ISO
4. Standar Prosedur Operasional Pelayanan Poli jiwa: untuk menjamin mutu pelayanan sesuai
standar yang telah ditetapkan

15
PEDOMAN

POLI JIWA
Tgl Terbit : 05
PM-014/MTBS Revisi No: 00 Halaman : 1 dari 16
Januari 2018

BAB VIII
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam menjalankan pelayanan poli jiwa di
BLUD Puskesmas Kecamatan Cakung, Kota Administrasi Jakarta Timur.
Keberhasilan kegiatan pelayanan kesehatan tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak
terkait terutama tenaga kesehatan yang bekerja dengan profesional.

16
17

Anda mungkin juga menyukai