Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SPEKTROSKOPI UV-VIS
C = Konsentrasi
1. Sumber Cahaya
Sebagai sumber radiasi UV digunakan lampu Hidrogen (H) atau lampu
Deutirium (D). Sedangkan sumber radiasi tampak yang juga menghasilkan sinar
Infra Merah (IR) dekat menggunakan lampu filament tungsten yang dapat
menghasilkan tenaga radiasi 350-3500 nm.
2. Monokromator
Radiasi yang diperoleh dari berbagai sumber radiasi adalah sinar
polikromatis (banyak panjang gelombang). Monokromator berfungsi untuk
mengurai sinar tersebut menjadi monokromatis sesuai yang diinginkan.
Monokromator terbuat dari bahan optic yang berbentuk prisma.
3. Tempat Sampel
Dalam bahasa sehari-hari tempat sampel (sel penyerap) dikenal dengan
istilah kuvet. Kuvet ada yang berbentuk tabung (silinder) tapi ada juga yang
berbentuk kotak. Syarat bahan yang dapat dijadikan kuvet adalah tidak menyerap
sinar yang dilewatkan sebagai sumber radiasi dan tidak bereaksi dengan sampel
dan pelarut.
4. Detektor
Detektor berfungsi untuk mengubah tenaga radiasi menjadi arus listrik atau
peubah panas lainnya dan biasanya terintegrasi dengan pencatat (printer). Tenaga
cahaya yang diubah menjadi tenaga listrik akan mencatat secara kuantitatif tenaga
cahaya tersebut.
(Sitorus, 2009).
Panjang gelombang cahaya UV-VIS dan sinar tampak jauh lebih pendek dari
pada panjang gelombang radiasi inframerah. Satuan yang digunakan untuk menentukan
panjang gelombang ini adalah monokromator (1 nm = 10 -7cm). Spektrum tampak
sekitar 400 nm (ungu) sampai 750 nm (merah) sedangkan spektrum UV adalah 100 –
400 nm (Day and Underwood, 2002:788).
Radiasi ultraviolet maupun radiasi cahaya tampak berenergi lebih tinggi dripada
radiai inframerah absorbsi cahaya UV atau visibel mengakibatkan transmisi
elektromagnetik yaitu promosi elektron-elektron dan orbital keadaan dasar yang
berenergi rendah ke orbital keadaan terdesitasi berenergi lebih tinggi transisi ini
memerlukan 40 – 300 kkal/mol. Energi yang terserap selanjutnya terbuang sebagai
cahaya atau tersalurkan melalui reaksi kimia misalnya isomerisasi atau reaksi – reaksi
radiasi lain (Day and Underwood, 2002: 189).
Panjang gelombang cahaya UV dan VIS bergantung pada mudahnya promo
elektron. Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosi
elektron akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih sedikit akan menyerap
pada panjang gelombang yang lebih panjang. Cahaya yang menyerap cahaya pada
daerah tampak (yakni mudah dipromosikan dan pada senyawa yang menyerap pada
panjang gelombang UV yang lebih pendek (Day and Underwood, 2002: 180).
Semua molekul dapat mengabsorbsi radiasi dalam daerah UV-VIS karena
mereka mengandung elektron baik sekutu maupun menyendiri yang dapat dieksitasikan
ke tingkat energi yang lebih tinggi. Panjang gelombang di mana absorbsi itu terjadi
bergantung pada beberapa elektron kuat itu terikat dalam molekul itu. Elektron dalam
suatu ikatan kovalen tunggal terikat denagn kuat dan diperlukan iodisasi yang lebih
tinggi atau panjang gelombang pendek untuk sksitasinya (Day and Underwood, 2002:
388).
Spektrum elektronik senyawa dalam fase uap kadang kadang menunjukkan
struktur harus di mana sumbangan vibrasi individu teramati. Namun dalam fase-fase
merapat tingkat energi molekul demikian terganggu oleh tetangga-tetangga dekatnya,
sehingga sering sekali hanya tampak pita lebar (Day dan Underwood, 2002: 389).
Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam analisis spektrofotometri UV- VIS
terutama untuk senyawa yang semula tidak berwarna yang akan dianalisis dengan
senyawa spektrofotometri visibel karena senyawa tersebut harus diubah menjadi
senyawa yang berwarna pembentukan molekul yang dianalisis tidak menyerap pada
daerah tersebut (Ibnu Ghalib, 2012: 252). Berikut adalah tahapan-tahapan yang harus
diperhatikan:
a. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis
Hal ini perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap pada
daerah tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan merubah menjadi senyawa lain
atau direaksikan dengan pereaksi tertentu.
b. Waktu operasional (operating time)
Cara ini biasa digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan
warna. Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil.
c. Pemilihan panjang gelombang
Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang
gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. Untuk memilih panjang
gelombang maksimal, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara
absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi
tertentu.
d. Pembuatan kurva baku
Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai
konsentrasi. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi diukur,
kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi (y) dengan
konsentrasi (X).
e. Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan
Absorban yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2 sampai 0,8
atau 15% sampai 70% jika dibaca sebagai transmitans. Anjuran ini berdasarkan
anggapan bahwa kesalahan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau 0,5% (kesalahan
fotometrik).
(Gandjar & Rohman, 2007).
Metil Merah
Metil Merah (Methyl Red) adalah senyawa organik yang memiliki rumus kimia
C15H15N3O2, senyawa ini banyak dipakai untuk indikator titrasi asam basa. Indikator ini
berwarna merah pada pH dibawah 4,4 dan berwarna kuning diatas 6,2. Warna transisinya
menghasilkan warna jingga. Berikut ini merupakan struktur dari metil merah.
V. Alat dan Bahan
Alat :
1. Gelas ukur 1 buah
2. Tabung reaksi 3 buah
3. Labu ukur 10 mL 3 buah
4. Spektrofotometri UV-Vis 1 buah
5. Gelas kimia 5 buah
6. Pipet tetes 6 buah
Bahan :
1. Larutan metil merah 50 ppm Secukupnya
2. Larutan metil merah 40 ppm Secukupnya
3. Larutan HCl 0,4 M Secukupnya
4. Akuades Secukupnya
5. Larutan NaOH 0,4 M Secukupnya
Konsentrasi sammpel
larutan metil merah
2. Pergeseran Panjang Gelombang
VII. Reaksi-Reaksi
VIII. Daftar Pustaka
Cresswell, Clifford.J. 2005. Analisis Spektrum Senyawa Organik.Bandung: ITB.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Edisi III. Jakarta: Depkes RI.
Gandjar, I.G. & A. Rohman. 2007. Kimia Farmas Analisis.
Yogyakarta: PustakaPelajar.
Ghalib, Ibnu Ganjar Dan Abdul Rahman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Hayati, Chairini. 2014. Laporan Praktikum Analisis Spektoskopi Percobaan I. Online:
http://chairinihayati.blogspot.co.id/2014/12/laporan-praktikum-percobaan-
i.html. ((Diakses pada tanggal 12 Februari 2018).
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
Nurlaeli, Novie. 2013. Laporan Praktikum UV VIS. Bandung:
online:http://noviechemist.blogspot.co.id/2013/01/laporan-praktikumaas.html.
(Diakses pada tanggal12 Februari 2018).
R.A.Day, Dr Jan Dan Al - Underwood. 2002. Analitik Kimia Kuantitatif.
Jakarta:Erlangga.
Setiarso, Pirim dkk. 2016. Petunjuk Praktikum Kimia Analitik III. Surabaya:Unesa
Press.
Sitorus, M. 2009. Spektroskopi Elusidasi Struktur Molekul Organik Edisi Pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sumar, Hendayana. 1994. Kimia Analisis Farmasi. Jakarta: UI Press.
Syaputri, Eka Nurwinda. 2014. Laporan Spektrofotometri UV VIS. Sulawesi
Selatan:online:http://nespharma.blogspot.co.id/2015/02/laporanspektrofotometri
-uv-vis.html. (Diakses pada tanggal 12 Februari 2018).