Anda di halaman 1dari 4

Proses Pemisahan Tembaga Dari Bijihnya

Dalam proses pemisahan tembaga dari bijinya berlangsung sebagai berikut :

 Bakteri Thiobacillus ferooxidans mengoksidasi senyawa besi belerang ( besi


sulfida ) di seklilingnya. Dalam proses ini membebaskan sejumlah energi
yang digunakan untuk membentuk senyawa yang diperlukannya.
 Selain energi, proses oksidasi tersebut juga menghasilkan senyawa asam
sulfat dan besi sulfat yang dapat menyerang batuan di sekitarnya serta
melepaskan logam tembaga dari bijinya. Jadi aktivitas Thiobacillus
ferooxidans akan mengubah tembaga sulfide yang tidak larut dalam air
menjadi tembaga sulfat yang larut dalam air.
 Pada saat air mengalir melalui bebatuan, senyawa tembaga sulfat ( CuSO4 )
akan ikut terbawa dan lambat terkumpul pada kolam berwarna biru
cemerlang.
Proses pemisahan logam dari bijihnya secara besar-besaran dapat dijelaskan
sebagai berikut :

 Bakteri ini secara alami terdapat di dalam larutan peluluh. Penambang


tembaga akan menggerus batu pengikat logam atau tembaga dan akan
menyimpannya ke dalam lubang tempat buangan. Lalu mereka menuangkan
larutan asal sulfat ke tempat buangan tersebut. Saat larutan peluruh
mengalir melalui dasar tempat buangan, larutan peluluh akan mengandung
tembaga sulfat.
 Selanjutnya, penambang akan menambah logam besi ke dalam larutan
peluluh. Tembaga sulfat akan bereaksi dengan besi membentuk besi sulfat
yang mampu memisahkan logam tembaga dari bijinya.
Secara umum, Thiobacillus ferooxidans membebaskan tembaga dari bijih tembaga
dengan cara bereaksi dengan berisi dan belerang yang melekat pada batuan
sehingga batuan mengandung senyawa besi dan belerang, misalnya FeS2. Saat
larutan peluluh mengalir melalui batu pengikat bijih, bakteri mengoks idasi ion Fe2 +
dan mengubahnya menjadi Fe3 +.
Phyto asal kata Yunani/greek phyton yang berarti tumbuhan/tanaman (plant), remediation asal kata
Latin remediare (to remedy) yaitu memperbaiki/ menyembuhkan atau membersihkan sesuatu. Jadi
fitoremediasi (phytoremediation) merupakan suatu sistim dimana tanaman tertentu yang bekerjasama
dengan micro-organisme dalam media (tanah, koral dan air) dapat mengubah zat kontaminan
(pencemar/polutan) menjadi kurang atau tidak berbahaya bahkan menjadi bahan yang berguna secara
ekonomi. Proses dalam sistim ini berlangsung secara alami dengan enam tahap proses secara serial yang
dilakukan tumbuhan terhadap zat kontaminan/ pencemar yang berada disekitarnya

1.Phytoacumulation (phytoextraction) yaitu proses tumbuhan menarik zat kontaminan dari media
sehingga berakumulasi disekitar akar tumbuhan, proses ini disebut juga Hyperacumulation

2.Rhizofiltration (rhizo= akar) adalah proses adsorpsi atau pengendapan zat kontaminan oleh akar untuk
menempel pada akar. Proses ini telah dibuktikan dengan percobaan menanam bunga matahari pada
kolam mengandung zat radio aktif di Chernobyl Ukraina.

3.Phytostabilization yaitu penempelan zat-zat contaminan tertentu pada akar yang tidak mungkin
terserap kedalam batang tumbuhan. Zat-zat tersebut menempel erat (stabil ) pada akar sehingga tidak
akan terbawa oleh aliran air dalam media.

4.Rhyzodegradetion disebut juga enhenced rhezosphere biodegradation, or plented-assisted


bioremidiation degradation, yaitu penguraian zat-zat kontaminan oleh aktivitas microba yang berada
disekitar akar tumbuhan. Misalnya ragi, fungi dan bacteri.

5.Phytodegradation (phyto transformation) yaitu proses yang dilakukan tumbuhan untuk menguraikan
zat kontaminan yang mempunyai rantai molekul yang kompleks menjadi bahan yang tidak berbahaya
dengan dengan susunan molekul yang lebih sederhana yang dapat berguna bagi pertumbuhan
tumbuhan itu sendiri. Proses ini dapat berlangsung pada daun, batang, akar atau di luar sekitar akar
dengan bantuan enzym yang dikeluarkan oleh tumbuhan itu sendiri. Beberapa tumbuhan mengeluarkan
enzym berupa bahan kimia yang mempercepat proses degradasi.

6.Phytovolatization yaitu proses menarik dan transpirasi zat contaminan oleh tumbuhan dalam bentuk
yang telah menjadi larutan terurai sebagai bahan yang tidak berbahaya lagi untuk selanjutnya di uapkan
ke atmosfir. Beberapa tumbuhan dapat menguapkan air 200 sampai dengan 1000 liter perhari untuk
setiap batang.
Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Biofilter "Up Flow"

Proses pengolahan air limbah dengan biofilter "up flow" ini terdiri dari bak
pengendap, ditambah dengan beberapa bak biofilter yang diisi dengan media kerikil atau
batu pecah, plastik atau media lain. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah
dilakukan oleh bakteri anaerobik atau facultatif aerobik Bak pengendap terdiri atas 2
ruangan, yang pertama berfungsi sebagai bak pengendap pertama, sludge digestion
(pengurai lumpur) dan penampung lumpur sedangkan ruang kedua berfungsi sebagai
pengendap kedua dan penampung lumpur yang tidak terendapkan di bak pertama, dan air
luapan dari bak pengendap dialirkan ke media filter dengan arah aliran dari bawah ke atas.

Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan
film mikro-organisme. Mikro-organisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang
belum sempat terurai pada bak pengendap. Air luapan dari biofilter kemudian dibubuhi
dengan khlorine atau kaporit untuk membunuh mikroorganisme patogen, kemudian dibuang
langsung ke sungai atau saluran umum. Skema proses pengolahan air limbah dengan
biofilter "Up Flow" dapat dilihat seperti terlihat dalam Gambar III.6.

Biofilter "Up Flow" ini mempunyai 2 fungsi yang menguntungkan dalam proses
pengolahan air buangan yakni antara lain :

 Adanya air buangan yang melalui media kerikil yang terdapat pada biofilter lama
kelamaan mengakibatkan timbulnya lapisan lendir yang menyelimuti kerikil atau
yang disebut juga biological film. Air limbah yang masih mengandung zat organik
yang belum teruraikan pada bak pengendap bila melalui lapisan lendir ini akan
mengalami proses penguraian secara biologis. Efisiensi biofilter tergantung dari luas
kontak antara air limbah dengan mikro-organisme yang menempel pada permukaan
media filter tersebut. Makin luas bidang kontaknya maka efisiensi penurunan
konsentrasi zat organiknya (BOD) makin besar. Selain menghilangkan atau
mengurangi konsentrasi BOD cara ini dapat juga mengurangi konsentrasi padatan
tersuspensi atau suspended solids (SS) dan konsentrasi total nitrogen dan posphor.
 Biofilter juga berfungsi sebagai media penyaring air limbah yang melalui media ini.
Sebagai akibatnya, air limbah yang mengandung suspended solids dan bakteri E.coli
setelah melalui filter ini akan berkurang konsentrasinya. Efesiensi penyaringan akan
sangat besar karena dengan adanya biofilter up flow yakni penyaringan dengan
sistem aliran dari bawah ke atas akan mengurangi kecepatan partikel yang terdapat
pada air buangan dan partikel yang tidak terbawa aliran ke atas akan mengendapkan
di dasar bak filter. Sistem biofilter Up Flow ini sangat sederhana, operasinya mudah
dan tanpa memakai bahan kimia serta tanpa membutuhkan energi. Poses ini cocok
digunakan untuk mengolah air limbah dengan kapasitas yang tidak terlalu besar.
Cara Pengolahan Limbah Plastik Modern
Ada beberapa ide untuk menangani limbah plastik, yaitu diantaranya :

1. Melakukan daur ulang sampah plastik dengan cara memisahkan partikel-partikel


plastik hingga terciptanya produk baru. Plastik daur ulang biasanya akan dirubah
bentuk menjadi biji plastik, botol minuman, dan produk baru dengan bentuk baru yang
lainnya. Hampir disetiap negara selalu berupaya melakukan proyek besar dalam
melakukan daur ulang sampah plastik.

2. Dengan menggunakan mesin incinerators untuk mendaur ulang limbah plastik.


Sebagian negara menggunakan mesin ini untuk mengolah sampah plastik yang tidak
teruarai. Semua limbah plastik dibakar menggunakan incinerators. Namun ada
dampak buruk jika menggunakan metode ini. Yaitu, timbulnya pencemaran atau
polusi udara. Namun seiring berjalannya waktu, para developer telah bekerja keras
untuk mengurangi dampak pulusi udara yang ditimbulkan.

3. Untuk mengurangi dampak dari limbah plastik, sebagian besar negara di dunia telah
melarang penggunaan produk plastik tertentu. Hal ini untuk mengurangi rasa
ketergantungan terhadap produk palstik. Dan menggantikannya dengan produk yang
lebih ramah lingkungan.

4. Menggunakan tas dari bahan kertas atau dari bahan lainnya untuk berbelanja.
Sehingga dapat mengurangi pemakaian plastik di dalam kehidupan sehari-hari.

5. Untuk mengurangi dampak limbah plastik, dari pihak pemerintah dan diri pribadi
perorangan harus saling menyadari. Pemerintah harus membuat tempat sampah di
setiap sisi kota. Dan setiap individu juga harus mempunyai kesadaran tentang
membuang sampah. Jangan campur sampah plastik dengan sampah yang bisa di
daur ulang. Tempatkan sampah plastik pada tempat sampah yang telah ditentukan.
Dan jangan membuang sampah plastik di tempat umum seperti di jalan, di sungai, di
selokan, di parit, dan dimana sampah itu akan sangat berpotensi buruk bagi
lingkungan.

6. Meningkatkan kegiatan seminar atau pertemuan yang membahas tentang daur ulang
sampah plastik. Tentang metode cara pengolahan limbah plastik yang terbaru. Dan
harapan kami, pemerintah ikut terlibat dalam sosialisasi daur ulang limbah plastik.
Dan lembaga-lembaga negara atau swasta kami harap juga semakin gencar dalam
membahas ancaman limbah plastik terhadap lingkungan hidup.

Anda mungkin juga menyukai