Anda di halaman 1dari 11

2

1. Pengertian Mikroorganisme
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk
mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme
mikroskopik. Mikroorganisme sering kali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak
(multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang
dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Virus juga termasuk ke dalam
mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler.

Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan kembiakan segar


tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik
untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali. Mikroorganisme
dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat. Kekeruhan dalam kaldu menunjukkan
terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Bila mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung
maka akan membentuk sedimen, sedangkan pada permukaan kaldu pertumbuhannya terlihat
sebagai pelikel (BuckLay, 1998).
Pertumbuhan mikroorganisme dalam kaldu seringkali menggambarkan aktivitas
metabolismenya. Mikroba aerob obligat berkembang biak pada lapisan permukaan karena
pada bagian ini kandungan oksigen tinggi. Selain dalam media cair, mikroorganisme juga
memperlihatkan pertumbuhan dengan ciri tertentu dalam biakan padat seperti agar miring
atau lempengan agar. Agar miring lazimnya digunakan untuk menyimpan biakan murni
sedangkan agar lempengan lazimnya digunakan untuk memurnikan mikroorganisme
(BuckLay, 1998).
Bakteri biasanya menyebabkan penyakit pada manusia. Dalam perkembangannya bakteri
membutuhkan makanan, udara yang lembab, dan pada temperatur yang tepat. Contoh :
Eccerecia Coli, Staphylococcus dan Diphtheria bacilus.

2. Perkembangbiakan mikroorganisme
Perkembangbiakan mikroorganisme dapat terjadi secara seksual dan aseksual yang
paling banyak terjadi adalah perkembangbiakan aseksual atau vegetatif. Reproduksi aseksual
tidak melibatkan pertukaran bahan genetik sehingga tidak terjadi variasi genetik, suatu
kerugian karena organisme tersebut menjadi terbatas kemampuannya dalam berespon dan
beradaptasi terhadap tekanan lingkungan. Macam-macam perkembangbiakan aseksual adalah
sebagai berikut :
a. Pembelahan biner (binary fission)
Satu sel induk membelah menjadi dua sel anak. Kemudian masing-masing sel anak
membentuk dua sel anak lagi dan seterusnya. Pembelahan biner yang terjadi pada bakteri
adalah pembelahan biner suatu proses aseksual sederhana berupa pembelahan suatu sel
bakteri menjadi dua sel anak yang secara genetis identik. Kecepatan pembelahan biner
bergantung pada spesies yang bersangkutan dan keadaan lingkungan.
Dalam kondisi ideal (Mis. Bangsal rumah sakit yang hangat dan lembab), basil negatif-
gram tipikal misalnya E.coli akan membelah diri setiap 20 menit. Kuman lain, misalnya M.
tuberculosis, membelah dengan sangat lambat. Hasil uji laboratorium untul E.coli tersedia
dalam 24 jam, tapi diagnosis pasti tuberculosis mungkin belum selesai setelah beberapa
minggu. Namun pengobatan untuk tuberculosis dapat dimulai berdasarkan temuan klinis uji
lain, misalnya uji kulit, radiografi, dan adanya BTA di spesimen sputum.
2
b. Pembelahan ganda (multiple fission),
satu sel induk membelah menjadi lebih dari dua sel anak.
c. Perkuncupan (budding),
pembentukan kuncup dimana tiap kuncup akan membesar seperti induknya.
Kemudian tumbuh kuncup baru dan seterusnya, sehingga akhirnya akan membentuk
semacam mata rantai.
d. Pembelahan tunas
kombinasi antara pertunasan dan pembelahan. Biasanya terjadi pada khamir,
misalnya Saccharomyces cerevisiae. Sel induk akan membentuk tunas. Jika ukuran tunas
hampir sama besar dengan inangnya inti sel induk membelah menjadi dua dan terbentuk
dinding penyekat. Sel anak lalu melepaskan diri dari induk atau menempel pada
induknya dan membentuk tunas baru. Pada khamir terdapat berbagai bentuk pertunasan,
yakni:
1) Multilateral, tunas muncul di sekitar ujung sel, misal pada sel yang berbentuk
silinder dan oval (Saccharomyces).
2) Pertunasan di setiap tempat pada permukaan sel yakni terjadi pada sel khamir
berbentuk bulat, misal Debaryomyces.
3) Pertunasan polar, dimana tunas muncul hanya pada salah satu atau kedua ujung
sel yang memanjang, misal sel berbentuk lemon seperti Hanseniaspora dan
Kloeckre.
4) Pertunasan triangular, yakni pertunasan yang terjadi pada ketiga ujung sel yang
memanjang seperti Trigonopsis.
5) Pseudomiselium apabila tunas tidak lepas dari induknya.
e. Pembentukan spora atau sporulasi
perkembangbiakan dengan pembentukan spora. Spora ini terbagi menjadi dua,
yakni spora aseksual (reproduksi vegetatif) dan spora seksual (reproduksi generatif).

1. Perkembangbiakan Seksual
Perkembangbiakan secara seksual, umumnya terjadi pada jamur dan mikro alga serta
secara terbatas terjadi pada bakteri dapat terjadi secara:
a. Oogami, bila sel betina berbentuk telur.
b. Anisogami, bila sel betina lebih besar daripada sel jantan.
c. Isogami, bila sel jantan dan betina mempunyai bentuk yang sama.
Reproduksi bakteri secara seksual atau generatif yaitu dengan pertukaran materi
genetik dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik
atau rekombinasi DNA. Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
o Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung
melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel
bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.
o Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri
lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus
bakteri).

2
f. Siklus mikroorganisme
Bila bakteri diinokulasi ke dalam suatu medium yang sesuai dan pada keadaan yang
optimum bagi pertumbuhannya, maka terjadi kenaikan jumlah yang amat tinggi dalam waktu
yang relatif pendek. Perbanyakan seperti ini disebabkan oleh pembelahan sel secara aseksual.
Pembelahan sel terjadi secara pembelahan biner melintang. Pembelahan biner melintang
adalah suatu proses reproduksi aseksual. Setelah pembentukan dinding sel melintang maka
satu sel tunggal membelah menjadi dua sel, dan disebut sel anak. Beberapa spesies
mikroorganisme dapat bereproduksi dengan proses tambahan termasuk produksi spora
reproduktif, fragmentasi pertumbuhan berfilamen, dengan masing-masing fragmen
menghasilkan pertumbuhan dan penguncupan.
Para peneliti mikrobiologi tertarik untuk menentukan dengan tepat apa yang terjadi di
dalam sel induk ketika berevolusi ke suatu taraf pada saat membelah menjadi dua sel baru.
Hasil–hasil penelitian mengenai proses pembelahan sel telah menampakkan hal- hal berikut:
Terdapat kenaikan jumlah bahan inti, yang terpisah menjadi dua unit, satu untuk masing-
masing sel anak baru.
Dinding sel dan membran sel tumbuh ke arah luar dan membran sel tumbuh (meluas)
ke dalam sitoplasma pada suatu titik di tengah-tengah sumbu panjang sel. Pada perbatasan
tersebut disintesis dua lapisan bahan dinding sel.
Pembentukan mesosom menjadi lebih jelas. Mesosom mempunyai kaitan dengan
pembentukan septum (dinding sel yang membagi) dan juga memungkinkan perpautan dengan
daerah inti.
Pertumbuhan digunakan untuk bakteri dan mikroorganisme lain dan biasanya
mengacu pada perubahan di dalam hasil panen sel (pertambahan total massa sel) dan bukan
perubahan individu organisme. Inokulum hamper selalu mengandung ribuan organisme.
Pertumbuhan menyatakan pertambahan jumlah dan massa melebihi yang ada di dalam
inokulum asalnya. Selama fase pertumbuhan seimbang (balanced growth), maka
pertambahan massa melebihi massa bakteri berbanding lurus (proporsial) dengan
pertambahan komponen selular yang lain seperti DNA, RNA, dan protein. Oleh karena itu
maka mungkinlah untuk mengembangkan pengukuran bagi pertumbuhan dengan berbagai
cara.
Cara khas reproduksi bakteri ialah pembelahan biner melintang; satu sel membelah
diri, menghasilkan dua sel. Jadi bila kita mulai dengan satu bakteri tumggal, maka populasi
bertambah secara geometric 1 􀃆 2 􀃆 22 􀃆 23 􀃆 24 􀃆 25…..2n atau dengan perhitungan
sederhana,1 􀃆 2 􀃆 4 􀃆 8 􀃆 16 􀃆 23……

Pertumbuhan bakteri dalam biak statik akan mengikuti kurva pertumbuhan. Jika
bakteri ditanam dalam suatu larutan biak, maka bakteri akan terus tumbuh sampai salah satu
faktor mencapai minimum dan pertumbuhan menjadi terbatas. Pertumbuhan biak bakteri
dengan mudah dapat dinyatakan secara grafik dengan logaritme jumlah sel hidup terhadap
waktu. Suatu kurva pertumbuhan punya bentuk sigmoid dan dapat dibedakan dalam beberapa
tahap pertumbuhan.
Ada beberepa tahap pertumbuhan yaitu :
a. Tahap ancang-ancang yang mencakup interval waktu antara saat penanaman dan saat
tercapainya kecepatan pembelahan maksimum, lamanya tahap ancang-ancang ini

2
terutama tergantung dari biak wal, umur bahan yang ditanam dan juga dari sifat larutan
biak.
b. Tahap eksponensial; Pada tahap pertumbuhan eksponensial terciri oleh kecepatan
pembelahan maksimum yang konstan kecepatan pembelahan diri sepanjang tahap log
bersifat spesifik untuk tiap jenis bakteri dan tergantung lingkungan.
c. Tahap stationer; Tahap ini dimulai kalau sel-sel sudah tidak tumbuh lagi. Kecepatan
pertumbuhan tergantung dari kadar substrat, menurunnya kecepatan pertumbuhan sudah
terjadi ketika kadar subtrat berkurang sebelum subtrat habis terpakai. Massa bakteri yang
dicapai pada tahap stationer dinamakan hasil atau keuntungan.
d. Tahap kematian; Pada tahap kematian dan sebab-sebab kematian sel bakteri dalam
larutan biak normal masih kurang diteliti. Ada kemungkinan bahwa sel-sel dihancurkan
oleh pengaruh enzim asal sel sendiri (otolisis)
Pertumbuhan bakteri dalam biak sinambung tidak akan mengikuti kurva
pertumbuhan. Dalam pertumbuhan bakteri ini terdapat prosedur yang menjadi dasar biak
sinambung yang dilakukan dalam kemostat dan turbidostat
1. Pertumbuhan dalam kemostat
Kemostat terdiri dari bejana biak yang dimasuki larutan biak dari bejana
persediaan dengan kecepatan aliran tetap. Diusahakan dalam bejana biak terdapat
pemasokan O2 secara optimum dan supaya selekas mungkin terjadi distribusi merata dari
nutrien yang dialirkan masuk sebagai larutan biak.
2. Pertumbuhan dalam turbidostat
Sistem ini didasarkan pada kerapatan bakteri tertentu atau kekeruhan tertentu yang
dipertahankan konstan. Ada perbedaan mendasar antara biak statik klasik dengan biak
sinambung dalam kemostat biak static harus dilihat sebagai sistem tertutup (boleh
disamakan dengan organisme sial, tahap stationer dan tahap kematian.
Dalam pertumbuhan sinkron akan terjadi sinkronisasi pembelahan sel. Hal ini
dimaksudkan agar proses metabolisme siklus pembelahan bakteri dapat dipelajari
disperlukan suspensi sel yang mengalami pembelahan sel dalam waktu sama yaitu
sinkron.

A. Siklus Pertumbuhan Mikroorganisme


Secara umum Siklus pertumbuhan mikroorganisme adalah sebagai berikut.
1. Fase lag (fase masa persiapan, fase adaptasi, adaptation phase)
Pada fase ini laju pertumbuhan belum memperlihatkan pertumbuhan ekponensial,
tetapi dalam tahap masa persiapan. Hal ini tergantung dari kondisi permulaan, apabila
mikroorganisme yang ditanami pada substrat atau medium yang sesuai, maka
pertumbuhan akan terjadi. Namun sebaliknya apabila diinokulasikan mikroorganisme
yang sudah tua meskipun makanannya cocok, maka pertumbuhannya mikroorganisme ini
membutuhkan masa persiapan atau fase lag.
Selama fase ini perubahan bentuk dan pertumbuhan jumlah individu tidak secara
nyata terlihat. Karena fase ini dapat juga dinamakan sebagai fase adaptasi (penyesuaian)
ataupun fase-pengaturan jasad untuk suatu aktivitas didalam lingkungan yang mungkin
baru. Sehingga grafik selama fase ini umumnya mendatar.
2. Fase tumbuh dipercepat (fase logaritme, fase eksponensial, logaritma phase)

2
Pada setiap akhir persiapan sel mikroorganisme akan membelah diri.masa ini
disebut masa pertumbuhan, yang setiap selnya tidak sama dalam waktu masa
persiapan.Sehingga secara berangsur-angsur kenaikan jumlah populasi sel
mikroorganisme ini mencapai masa akhir fase pertumbuhan mikroorganisme.
Setelah setiap individu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru selama fase
lag, maka mulailah mengadakan perubahan bentuk dan meningkatkan jumlah individu
sel sehingga kurva meningkat dengan tajam (menanjak). Peningkatan ini harus diimbangi
dengan banyak faktor, antara lain:
o Faktor biologis, yaitu bentuk dan sifat jasad terhadap lingkungan yang ada, serta
assosiasi kehidupan di antara jasad yang ada kalau jumlah jenis lebih dari sebuah.
o Faktor non-biologis, antara lain kandungan sumber nutrien di dalam media,
temperatur, kadar oksigen, cahaya, dan lain sebagainya.
Kalau faktor-faktor di atas optimal, maka peningkatan kurva akan nampak tajam
seperti gambar. Pada fase ini pertumbuhan secara teratur telah tercapai. Maka
pertumbuhan secara ekponensial akan tercapai. Pada fase ini menunjukkan kemampuan
mikroorganisme berkembang biak secara maksimal.
3. Fase stasioner
Pengurangan sumber nutrien serta faktor –faktor yang terkandung di dalam
jasadnya sendiri, maka sampailah puncak aktivitas pertumbuhan kepada titik yang tidak
bisa dilampaui lagi, sehingga selama fase ini, gambaran grafik seakan mendatar. Populasi
jasad hidup di dalam keadaan yang maksimal stasioner yang konstan.
4. Fase kematian
Fase ini diawali setelah jumlah mikroorganisme yang di hasilkan mencapai
jumlah yang konstan, sehingga jumlah akhir mikroorganisme tetap maksimum pada
masa tertentu. Setelah masa dilampaui, maka secara perlahan-lahan jumlah sel yang mati
melebihi jumlah sel yang hidup. Fase ini disebut fase kematian dipercepat.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme


a. Faktor alam
1. Temparatur
Umumnya batas daerah temperatur bagi kehidupan mikroorganisme terletak
antara 0-90oC. Temperatur minimum adalah suhu paling rendah dimana kegiatan
mikroorganisme masih dapat berlangsung. Temperatur maksimum adalah temperatur
tertinggi yang masih dapat digunakan untuk aktifitas mikroorganisme, tetapi pada
tingkatan kegiatan fisiologis paling minimal. Sedang temparatur yang paling baik bagi
aktivitas hidup disebut temperatur optimum.
Berdasarkan pada daerah aktivitas temperatur, mikroorganisme dapat dibagi
menjadi tiga golongan utama yaitu:
Tabel. Daerah aktivitas temperatur mikroorganisme :
Suhu Pertumbuhan
Golongan Minimum Optimum Maksimum
Psychrophil 0oC 10o-15oC 30oC
Mesophil 15o-25oC 25o-37oC 40o-55oC
Thermophil 24o-45oC 50o-60oC 60o-90oC

2
Bakteri-bakteri patogen pada manusia termasuk bakteri Mesophil. Suhu optimumnya
sama dengan suhu tubuh manusia ( 37oC ). Titik kematian termal suatu jenis mikroorganisme
ialah nilai temparatur yang dapat mematikan jenis tersebut didalam waktu 10 menit pada
kondisi tertentu. Sedang waktu kematian termal adalah waktu yang diperlukan untuk
membunuh suatu jenis mikroorganisme pada suatu temperatur yang tetap. Kedua istilah
tersebut mempunyai arti yang penting di dalam praktek, terutama di dalam industri
pengawetan bahan makanan dan obat-obatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi titik
kematian termal antara lain:
o Waktu
o Temperature
o Kelembaban
o bentuk dan jenis spora
o umur mikroorganisme
o pH dan komposisi medium.
2. Cahaya
Sebagian besar bakteri adalah chemotrophe, karena itu pertumbuhannya tidak
tergantung pada cahaya matahari. Pada beberapa spesies, cahaya matahari dapat
membunuhnya karena pengaruh sinar ultraviolet.
3. Kelembaban
Air sangat penting untuk kehidupan bakteri terutama karena bakteri hanya
dapat mengambil makanan dari luar dalam bentuk larutan (holophytis). Semua bakteri
tumbuh baik pada media yang basah dan udara yang lembab. Dan tidak dapat tumbuh
pada media yang kering. Mikroorganisme mempunyai nilai kelembaban optimum.
Pada umumnya untuk pertumbuhan ragi dan bakteri diperlukan kelembaban yang
tinggi diatas 85%, sedang untuk jamur dan aktinomiset diperlukan kelembaban yang
rendah dibawah 80%. Kadar air bebas didalam larutan merupakan nilai perbandingan
antar tekanan uap air larutan dengan tekanan uap air murni, atau 1 / 100 dari
kelembaban relatif.
4. pH
pH sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroorganisme. Umumnya
asam mempunyai pengaruh buruk terhadap pertumbuhan bakteri. Lebih baik hidup
dalam suasana netral ( pH 7,0 ) atau sedikit basa ( pH 7,2-7,4), tetapi pada umumnya
dapat hidup pada pH 6,6 – 7,5. Bakteri-bakteri yang patogen pada manusia tumbuh
baik pada pH 6,8-7,4, yaitu sama dengan pH darah.
pH bagi kehidupan mikroorganisme dibedakan adanya tiga golongan
besar,yaitu:
a. Mikroorganisme yang asidofilik, yaitu jasad yang dapat tumbuh pada pH
antara 2,0-5,0
b. Mikroorganisme yang mesofilik (Neutrofilik), yaitu jasad yang dapat tumbuh
pada pH antara 5,5-8,0
c. Mikroorganisme yang alkalifilik, yaitu jasad yang dapat tumbuh pada pH
antara 8,4-9,5.
5. O2 dari udara
Untuk melangsungkan hidupnya, makhluk hidup membutuhkan O2 yang
diambil dari udara melalui pernafasan. Fungsi O2 ini sudah jelas yaitu untuk
2
pembakaran zat-zat jaringan, sehingga dihasilkan panas dan tenaga. Hidup dalam
lingkungan yang mengandung O2 dalam jumlah yang normal disebut hidup secara
aerob. Organisme yang tidak hidup dalam lingkungan yang mengandung O2 bebas
disebut
organisme anaerob. Berdasarkan responnya terhadap O2 bebas, maka bakteri dibagi dalam
tiga golongan yaitu :
􀃆 Bakteri aerob ( obligate aerob )
Yaitu bakteri yang hanya hidup dalam lingkungan yang mengandung O2 bebas.
Misalnya : Vibroiro cholera, Corynebacterium diphtheriea
􀃆 Bakteri anaerob ( obligate anaerob )
Yaitu bakteri yang hanya dapat hidup di dalam lingkungan yang tidak mengandung
oksigen bebas. Misal: Clostridium tetani,Treptonema pallida.
􀃆 Fakultatif aerob
Yaitu bakteri yang hidup di dalam lingkungan yang mengandung oksigen bebas
maupun tidak. Misal : Salmonella typhi, Neisseria mengitidis. Bakteri-bakteri fakultatif aerob
pada umumnya lebih baik tumbuh pada pada lingkungan yang sedikit mengandung oksigen
bebas. Karena itu lebih tepat bila dinamakan bakteri microaerophil.
6. Tekanan osmotik
Air keluar masuk sel bakteri melalui proses osmosis, karena perbedaan
tekanan osmotik antara cairan yang ada di dalam dengan sel yang ada di luar
bakteri.Protoplasma selalu mengandung zat yang terlarut di dalamnya, karena itu
tekanan osmotiknya selalu tinggi dari air murni.
7. Pengaruh mikroorganisme di sekitarnya
Kehidupan organisme di alam tidak dapat dipisahkan dari adanya organisme
lain. Seperti halnya manusia tidak dapat hidup bila tidak ada tumbuhan atau hewan.
Organisme-organisme di alam ini berada dalam suatu keseimbangan yang disebut
keseimbangan biologis.
b. Faktor kimia
Mengubah permeabilitas membran sitoplasma sehingga lalu lintas zat-zat yang keluar
masuk sel mikroorganisme menjadi kacau. Oksidasi,beberapa oksidator kuat dapat
mengoksidasi unsur sel tertentu sehingga fungsi unsur terganggu. Misal, mengoksidasi suatu
enzim. Terjadinya ikatan kimia, ion-ion logam tertentu dapat megikatkan diri pada beberapa
enzim. Sehigga fungsi enzim terganngu. Memblokir beberapa reaksi kimia,misal preparat
zulfat memblokir sintesa folic acid di dalam sel mikroorganisme.
Faktor zat kimia yang mempengaruhi pertumbuhan:
􀃆 Logam-logam berat 􀃆 Klor dan senyawa klor
􀃆 Fenol dan senyawa-senyawa sejenis 􀃆 Zulfonomida
􀃆 Alkohol 􀃆 Detergen
􀃆 Aldehit 􀃆 Zat pewarna
􀃆 Yodium 􀃆 Peroksida

C. Media biak dan persyaratan bagi pertumbuhan


Untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme diperlukan suatu
substrat yang disebut media. Dikarenakan dengan media yang cocok, maka pertumbuhan

2
mikroorganisme akan maksimal, subur dan cepat. Media biak (larutan biak) dapat di buat dari
senyawa-senyawa tertentu.
Media biak dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu:
o Media biak sintetik : media ini dibuat dari senyawa – senyawa kimia.
o Media biak kompleks, media ini dibuat dari senyawa yang mengandung ektrak ragi,
otolitas ragi, pepton dan ekstrak daging.
o Media biak padat, media ini dibuat dari larutan biak cair kemudian ditambahkan
bahan pemadat yang memberi konsistensi seperti selai pada larutan air.
Salah satu syarat untuk pertumbuhan mikroorganisme adalah kadar ion hidrogen
yang ada dilingkungannya. Perubahan kadar yang kecil saja sudah mampu menimbulkan
pengaruh yang besar. Alasan inilah yang amat penting untuk menggunakan nilai pH awal
yang optimum dan mempertahankannya sepanjang pertumbuhan. Organisme hidup paling
baik pada pH 7. selain kadar ion hydrogen, dibutuhkan juga karbondioksida dan kadar air,
suhu dan tekanan osmatik. Pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari bahan-bahan
makanan.
Secara garis besar media dibedakan atas :
1. Media hidup
Media hidup umumnya dipakai dalam laboratorium virology untuk pembiakan
berbagai virus, sedangkan dalam bakterologi hanya beberapa
jenis kuman tertentu saja dan terutama hewan percobaan.
2. Media mati
Berdasarkan konsentrasinya Media padat, terbagi media agar miring, agar deep dan
agar sebar. Media ini umumnya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur.
.Media cair, jika media tidak ditambahkan zat pemadat, biasanya media cair dipergunakan
untuk pembiakan mikroalga, bakteri dan ragi. Media semi padat atau semi cair, jika
penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang dari yang seharusnya. Ini umumnya
diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme yang banyak memerlukan kandungan air dan
hidup anaerobik atau fakultatif.
Berdasarkan komposisi atau susunan bahannya Sesuai dengan fungsi fisiologis dari masing-
masing komponen ( unsure hara ) yang terdapat di dalam media, maka susunan media pada
semua jenis mempunyai kesamaan isi, yaitu:
a. Kandungan air
b. Kandungan nitrogen, baik berasal dari protein, asam amino, dan senyawa lain yang
mengandung nitrogen.
c. Kandungan sumber energi / unsur C, baik yang berasal dari karbohidrat,
lemak,protein, ataupun senyawa-senyawa lain.
d. Faktor pertumbuhan, umumnya vitamin dan asam amino.
b. Berdasarkan kepada persyaratan,susunan media dapat berbentuk:
a. Media alami, yaitu media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang,
tepung, daging, telur, ikan, umbi-umbian.
b. Media sintetis, yaitu media yang disusun oleh senyawa kimia seperti media untuk
pertumbuhan dan perkembang-biakan bakteri clostridium.
c. Media semi sintetis, yaitu media yang tersusun oleh campuran bahanbahan alami dan
bahan-bahan sintetis.

2
Reproduksi Mikroorganisme sebagai Komponen Pertumbuhan Mikroorganisme
Pertumbuhan mikroorganisme ditentukan pula oleh kemampuan dalam mereproduksi
sel. Perkembangbiakan mikroorganisme dapat terjadi secara aseksual (yang paling umum)
dan secara seksual (terjadi pada beberapa individu saja). Pada bakteri misalnya, perkembang-
biakan secara aseksual terjadi secara pembelahan biner, yaitu sel induk membelah menjadi
dua selanak. Kemudian masing-masing sel anak akan membentuk dua sel anak lagi, dan
seterusnya hingga makin membanyak. Selama sel membelah maka akan terjadi keselarasan
replikasi DNA sehingga tiap-tiap sel anak akan menerima paling sedikit satu kopi (salinan)
dari genom.
Perbanyakan sel dengan cara pembelahan ini, kecepatannya ditentukan oleh waktu
generasi.Ada jenis yang mempunyai waktu generasi lambat atau lambat sekali. Ada pula yang
waktu generasinya sangat singkat atau cepat.
Tabel. Waktu generasi mikroorganisme
Kelompok Jenis
Mikroorganisme ` Waktu Generasi ( Jam )
Bakteri heterotrofik:
Bacillus megatarium 0,58
Escherichia coli 0,28
Rhizobium meliloti 1,80
Treponema pallidum 34,0
Bakteri fotosintetik:
Chloropseupdomonas 7,0
Ethylicum 2,4
Rhodopseudomonas spheroids 5,0
Rhodospirillum rubrum
Ragi:
Saccharomyces cerevisiae 2,0
Bakteri memang mempunyai cara-cara perkembang-biakan aseksual yang unik kalau
dibandingkan dengan mikroorganisme lainnya. Juga didalam kecepatan perbanyakan dan
waktu generas, tetapi pembelahan sel mikroorganisme tidak saja terjadi hanya secara biner
sajamungkin pula dapat berbentuk multiple perkuncupan.
Ragi, seperti ragi untuk membuat kue atau roti Saccharomyces cerevisiae pembelahan
ada yang seperti bakteri (dari satu sel menjadi dua dst.) tetapi ada pula yang membentuk
kuncup, dimana tiap kuncup akan membesar seperti induknya. Kemudian tumbuh kuncup
baru dan seterusnya sehingga akhirnya membentuk semacam mata rantai.
Virus tumbuh dan berkembang-biak di dalan sel hidup jasad lain, perbanyakan
individunya terjadi secara pembelahan atau replikasi DNA(gambar 47) Perkembang-biakan
aseksual dapat juga terjadi secara fragmentasi, yaitu pemotongan serat atau hifa atau filamen.
Misal yang terjadi pada jamur atau mikroalge. Filamen yang terpotong menjadi beberapa
bagian, tiap potongannya akan tumbuh dan berkembang pula seperti induknya.
eksospora. Kalau spora jatuh ke tempat yang lembab maka ia akan berkecambah dan
tumbuh menjadi individu baru. Perkembang biakan secara seksual, umumnya terjadi pada
jamur dan mikro alga serta secara terbatas pada bacteria, dapat terjadi secara :
1. Oogami, kalau sel betina berbentuk telur.
2. Secara anisogami, kalau sel betina lebih besar dari sel jantan.
2
3. Isogami, kalau sel jantan dan sel betina mempunyai bentuk yang sama.
Hasil perkawinan (fertilisasi) akan membentuk zigot (sel betina atau sel telur yang
telah di buahi oleh sel jantan atau sel sperma), yang kemudian zigot akan berkecambah
membentuk individu baru setelah mengalami pembelahan. Rangkaian kehidupan
mikroorganisme yang dimulai dari spora, spora berkecambah, membentuk massa sel ataupun
tubuh buah kemudian menghasilkan alat perkembang biakan kembali, disebut siklus atau
daur hidup.

Anda mungkin juga menyukai