Pemilihan Portofolio
“ Beberapa Konsep Dasar, Model Portofolio Makrowitz,
Investor Bisa Menginvestasi dan Meminjam Dana
Bebas Risiko, dan Memilih Portofolio Berdasarkan
Preferensi Investor “
Mata Kuliah :
Analisa Investasi dan Teori Portofolio
Dosen Pembimbing :
Nikmah, SE.Msi. Ak
1) Portofolio Efisien
Portofolio efisien diartikan sebagai portofolio dengan return tertinggi pada risiko tertentu, atau
portofolio dengan risiko terendah pada return tertentu. Investor perlu mempertimbangkan dan
menentukan sekuritas apa saja yang membentuk portofolio dan dapat mencapai efisien maksimal.
Indikator portofolio efisien:
a. Mampu meberikan expected return terbesar dengan risiko yang sama,
b. Mampu memberi risiko terkecil dengan expected return yang sama.
c. Penentuan portofolio yang efisien dilakukan dengan cara memilih tingkat expected tertentu dan
meminimumkan risikonya, atau menentukan tingkat risiko tertentu dan kemudian
memaksimumkan expected returnnya.
2) Portofolio optimal
Portofolio optimal merupakan portofolio yang baik, tetapi bukan terbaik. Portofolio
yang terbaik adalah portofolio yang optimal. Portofolio efisien hanya mempunyai satu dari faktor
terbaik, yaitu faktor expected return atau faktor risikonya. Sementara portofolio yang optimal adalah
portofolio yang memiliki kombinasi expected return dan risiko yang terbaik.
Dalam Gambar di atas terlihat bahwa semakin jauh suatu kurva indiferens dari sumbu horizontal,
semakin tinggi utilitasnya bagi seorang investor. Semakin tinggi utilitas suatu kurva indiferens, berarti
semakin tinggi tingkat return yang diharapkan pada setiap tingkat risiko. Dalam gambar di atas terlihat
bahwa kurva indiferen u3 mempunyai utilitas yang paling tinggi dibanding dua kurva lainnya.
3. Aset Berisiko dan Aset Bebas Risiko
Dalam berinvestasi, investor bisa memilih menginvestasikan dananya pada bebagai aset, baik
aset yang berisiko maupun aset yang bebas risiko, ataupun kombinasi dari kedua aset tersebut. Semakin
enggan seorang investor terhadap risiko (risk averse), maka pilihan investasinya akan cenderung lebih
banyak pada aset-aset yang bebas risiko.
Aset berisiko adalah aset-aset yang tingkat return aktualnya di masa depan masih mengandung
ketidakpastian. Salah satu contoh aset berisiko adalah saham. Misalnya seorang investor hari ini
membeli saham PT Gudang Garam dan akan tetap memegangnya untuk jangka waktu 1 tahun ke depan.
Pada saat investor tersebut membeli saham PT Gudang Garam, dia tidak tahu pasti berapa return aktual
yang akan diperolehnya 1 tahun lagi. Return yang diperolehnya sangat tergantung dari harga saham PT
Gudang Garam tersebut 1 tahun mendatang, dan berapa dividen yang akan dibayarkan perusahaan
tersebut. Oleh karena itu, saham PT Gudang Garam bisa digolongkan dalam aset berisiko.
Aset bebas risiko merupakan aset yang tingkat returnnya di masa depan sudah bisa dipastikan
pada saat ini, dan ditunjukkan oleh varians return yang sama dengan nol. Salah satu contoh aset bebas
risiko adalah obligasi jangka pendek yang diterbitkan pemerintah. Untuk kasus di Indonesia, Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia merupakan salah satu contoh aset bebas
risiko. Jika investor misalnya membeli SBI jangka waktu 3 bulan dengan tingkat bunga 15%, maka bisa
dipastikan bahwa pada waktu SBI tersebut jatuh tempo, investor akan memperoleh return sebesar 15%.
Tetapi, akan lain halnya jika investor tersebut membeli obligasi pemerintah yang berjangka panjang,
misalnya 30 tahun. Investor boleh yakin bahwa pemerintah akan membayar bunga obligasi sebesar yang
dijanjikan, tapi investor harus siap menanggung risiko penurunan harga obligasi jika misalnya tingkat
suku bunga yang berlaku mengalami peningkatan, selama menunggu waktu 30 tahun ke depan.
Garis vertikal pada Gambar di atas menunjukkan tingkat return yang diharapkan, sedangkan garis
horizontal menggambarkan tingkat risiko portofolio. Bidang ABCDEGH dalam gambar di atas
menunjukkan kumpulan portofolio yang tersedia bagi investor. Bagian yang ditunjukkan oleh garis
BCDE disebut sebagai permukaan efisien (efficient frontier), yaitu kombinasi aset-aset yang membentuk
portofolio yang efisien. Bagian ini merupakan bagian yang mendominasi (lebih baik dibanding) titik-titik
lainnya (A,G,H). Bagian yang ditunjukkan oleh titik BCDE merupakan pilihan-pilihan portofolio terbaik
bagi investor dibanding bagian AGH, karena BCDE mampu menawarkan tingkat return yang lebih tinggi
dengan risiko yang sama dibanding bagian AGH. Sebagai contoh, jika portofolio pada titik B kita
bandingkan dengan portofolio titik A, maka akan terliht bahwa portofolio B mampu memberikan tingkat
return yang lebih tinggi pada tigkat risiko yang hampir sama dengan titik A. Demikian pula halnya
dengan titik-titik C, D, dan E yang terlihat lebih baik (dominan) dibanding titik G dan H, karena mampu
menawarkan tingkat return yang lebih tinggi pada tingkat risiko yang sama dengan titik G dan H. Oleh
karenanya, pilihan investor nantinya akan berada di titik-titik yang ditunjukkan oleh garis BCDE dalam
gambar tersebut.
Salah satu titik kombinasi portofolio yang dipilih investor dari garis BCDE disebut sebagai
portofolio optimal. Pemilihan portofolio optimal ditentukan oleh prefernsi investor terhadap return yang
diharapkan dan risiko. Preferensi investor ditunjukkan oleh kurva indiferen (u1 dan u2). Dalam gambar di
atas, terlihat bahwa kurva indiferen investor bertemu dengan permukaan efisien pada titik D. Artinya,
portofolio optimal bagi investor tersebut adalah portofolio pada titik D, karena portofolio D tersebut
menawarkan return yang diharapkan dan risiko yang sesuai dengan preferensi investor tersebut.
Tiga hal yang perlu diperhatikan dari model Markowitz:
1) Semua titik-titik portofolio yang ada dalam permukaan efisien mempunyai kedudukan yang
sama antara satu dengan yang lainnya. Artinya, tidak ada titik-titik portofolio di sepanjang
garis permukaan efisien yang mendominasi titik portofolio lainnya yang sama-sama berada
pada garis permukaan efisien.
2) Model Markowitz tidak memasukkan isu bahwa investor boleh meminjam dana untuk
membiayai investasi portofolio pada aset yang berisiko. Model Markowitz juga belum
memperhitungkan kemungkinan investor untuk melakukan investasi pada aset bebas risiko.
3) Dalam kenyataannya, investor yang berbeda-beda akan mengestimasi input yang berbeda
pula kedalam model Markowitz, sehingga garis permukaan efisien yang dihasilkan juga
berbeda-beda bagi masing-masing investor tersebut.
2. Memilih Kelas Aset yang Optimal
Pada dasarnya manajemen portofolio terdiri dari tiga aktivitas utama, yaitu: (1) pembuatan
keputusan alokasi asset, (2) penentuan porsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing kelas asset,
(3) pemilihan kelas asset-aset dari setiap kelas asset yang telah dipilih.
Kelas aset adalah pengelompokkan aset-aset berdasarkan jenis-jenis aset seperti saham, obligasi,
real estate, sekuritas luar negeri, emas dan sebagainya (Tabel memperlihatkan salah satu contoh
pembagian kelas aset). Investor harus membuat keputusan yang disebut sebagai keputusan alokasi aset
(asset allocation decision). Keputusan ini menyangkut pemilihan kelas-kelas aset yang akan dijadikan
sebagai pilihan investasi, dan juga berapa bagian dari keseluruhan dana yang dimiliki investor yang akan
di investasikan kepada kelas aset tersebut. Dengan kata lain, keputusan ini menyangkut berapa bagian
dana yang akan di investasi pada kelas aset saham, berapa bagian pada bagian obligasi, berapa pada
pasar uang dan sebagainya.
Keputusan alokasi aset tidak hanya meliputi penentuan alokasi dana pada kelas aset di satu
negara saja, tapi bisa dilakukan pada beberapa negara saja. Investor bisa saja mendiversifikasikan
dananya pada saham perusahaan tertentu di negera A, obligasi berjangka waktu tertentu di negara B,
emas dan properti di negara C dan seterusnya. Dengan kata lain, diversifikasi bisa dilakukan antar kelas
aset dan antarnegara.
Manfaat yang bisa diperoleh dari diversifikasi pada berbagai kelas aset di berbagai negara, pada
dasarnya sama dengan manfaat diversifikasi pada aset individual, yaitu manfaat pengurangan risiko pada
tingkat tertentu dari return yang diharapkan. Jika ada portofolio kelas aset yang sesuai dengan preferensi
investor, maka portofolio tersebut nantinya akan menjadi portofolio optimal.
Kelas Aset untuk Investasi Portofolio
SAHAM BIASA
EKUITAS DOMESTIK
Kapitalisasi Besar
Kapitalisasi Kecil
EKUITAS INTERNASIONAL
Pasar modal negara maju
Pasar modal negara berkembang
OBLIGASI
OBLIGASI PEMERINTAH
OBLIGASI PERUSAHAAN
Rating AAA
Rating BAA
Obligasi Beresiko Tinggi (Junk Bond)
OBLIGASI DENGAN JAMINAN
OBLIGASI INTERNASIONAL
REAL ESTATE
MODAL VENTURA
3. Mencari Efficient Frontier
Sebagai contoh, ada tiga sekuritas sedang dipertimbangkan, yaitu 1) saham AAA, 2) saham BBB,
dan 3) saham CCC. Return harapan saham AAA adalah 14 persen, saham BBB adalah 8 persen, dan
saham CCC adalah 20 persen. Anggap seorang investor ingin menciptakan sebuah portofolio yang
mengandung ketiga saham ini dengan return harapan portofolio adalah 15,5 persen. Apa kombinasi
untuk portofolio ini?
Dengan membuat bobot portofolio untuk saham AAA adalah 0,45, saham BBB adalah 0,15, dan
saham CCC adalah 0,4, investor dapat menghasilkan return portofolio 15,5 persen.
W W W
Kombinasi AAA BBB CCC E (Rp)
1 0,65 0,05 0,3 15,5%
Di samping keempat contoh kombinasi pada tabel, sebenarnya ada tidak terbatas kombinasi yang
dapat menghasilkan return portofolio sebesar 15,5 persen. Oleh karena itu, pertanyaannya adalah
kombinasi atau bobot portofolio manakah yang terbaik?
Jawaban untuk pertanyaan itu adalah memilih portofolio yang menghasilkan varians atau deviasi
standar paling kecil.
Secara matematis, masalah yang dihadapi investor dapat dinyatakan secara umum sebagai
berikut:
Minimalkan:
Kendala :
Saham Saham Saham
AAA BBB CCC
Contoh :
Minimalkan :
Dengan Kendala :
Return harapan Z
0,1550 Saham
Y CCC
Saham
AAA
X Saham
BBB
Gambar di atas menunjukkan apa yang terjadi pada permukaan efisien jika aset bebas risiko
dimasukkan dalam pilihan portofolio. Titik RF menunjukkan kombinasi antara return dan risiko aset
bebas risiko. Titik RF yang terletak tepat pada garis vertikal menggambarkan bahwa risiko aset tersebut
sama dengan nol. Investor bisa mengkombinasikan aset bebas risiko ini dengan kumpulan portofolio
efisien yang ada pada permukaan efisien kita akan menemukan suatu kombinasi baru yang sebelumnya
tidak kita temukan pada model portofolio Markowitz.
Dalam Gambar diatas terlihat bahwa tambahan dana yang berasal dari pinjaman bisa memperluas
posisi portofolio di atas titik N, sehingga akan membentuk garis lurus R F – N - K. Lalu, bagaimanakah
dampak tambahan dana dari pinjaman tersebut terhadap return yang diharapkan dan risiko portofolio?
Cara menghitungnya tetap sama, yaitu dengan perhitungan return dengan risiko portofolio seperti dalam
rumus 5.1 dan 5.2, hanya saja jumlah porsi dana yang diinvestasikan akan bertambah menjadi lebih dari
(di atas) 100%
Jika kita asumsikan investor bisa meminjam dana sebesar jumlah dana yang dimilikinya (100%
dari dana yang dimiliki), dan semua dana tersebut (200%) akan diinvestasikan pada aset berisiko maka
posisi portofololio akan berada pada titik K. Jumlah porsi dana yang diinvestasikan pada semua aset
berisiko (titik K) harus berjumlah 200% atau 2,0. Jumlah ini menunjukkan semua dana yang dimiliki
ditambah pinjaman (100% + 100% = 200%). Untuk memperoleh hasil ini, maka porsi dana yang
diinvestasikan pada titik RF atau WRF kita hitung sebagai -1,0, yang menunjukkan pinjaman dana pada
tingkat bunga RF. Dengan demikian, proporsi dana yang diinvestasikan pada titik K adalah [1-(-1)] = 2.
jika kita gabungkan bobot portofolio secara keseluruhan akan kita peroleh jumlah 1,0.
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
WRF + (1 –WRF) = 1,0
-1 + [1 - (-1)] = 1,0
Untuk menghitung return yang diharapkan dari portofolio yang dananya sebagian dari pinjaman
dan sebagian dari dana yang telah dimiliki saat ini, bisa dipakai rumus berikut:
𝐸(𝑅𝑃 ) = 𝑊𝑅𝐹 + (1 − 𝑊𝑅𝐹 )𝐸𝑅𝐾 )
= −1(𝑅𝐹 ) + 2𝐸(𝑅𝐾 )
Sedangkan untuk menghitung risiko, bisa dilakukan dengan menghitung standar deviasi
portofolio, yaitu dengan rumus:
𝜎𝑃 = (1 − 𝑊𝑅𝐹 )𝐾
= 2𝜎𝐾
CONTOH SOAL:
Misalnya return yang diharapkan dari portofolio K adalah 25%, dengan K=15%. Tingkat bunga bebas
risiko adalah 5%. Dengan demikian kita bisa menghitung tingkat return yang diharapkan serta standar
deviasi portofolio K sebagai berikut:
𝐸(𝑅𝑃 ) = −1(𝑅𝐹 ) + 2𝐸(𝑅𝐾 )
= −1(0,05) + 2(0,25)
= −0,05 + 0,5
= −0,45 = 45%
Dan,
𝜎𝑃 = (1 − 𝑊𝑅𝐹 )𝜎𝐾
= [1,0 − (−1)]𝜎𝐾
= 2𝜎𝐾
= 2(0,15) = 0,30 = 30%
3. Mengidentifikasi Efficient Set dengan Investasi dan Meminjamkan Pada tingkat Bebas
Risiko
Slope garis lurus RF-N-K garis yang menghubungkan aset bebas risiko dan portofolio berisiko
adalah return harapan portofolio dikurangi tingkat bebas risiko dibagi dengan deviasi standar portofolio.
Oleh karena slope garis yang dicari adalah yang terbesar, maka tujuan ini dapat dinyatakan
sebagai:
maksimalkan:
dengan kendala:
contoh :
Melanjutkan contoh tiga saham AAA, BBB, dan CCC, diketahui tingkat investasi dan meminjam bebas
risiko, RF = 5%. Titik N merupakan portofolio aset berisiko dengan bobot investasi adalah 77,8 persen
untuk saham AAA, 5,5 persen untuk saham BBB, dan 16,7 persen untuk saham CCC. Return harapan
portofolio N adalah 0,1467 atau 14,67 persen dengan deviasi standar 0,0583 atau 5,83 persen. Intersep
dan slope dihitung sebagai berikut:
- Intersep adalah pada RF = 5 persen
- Slope = (14,67 – 5) / 5,83 = 1,66
D. Memilih Portofolio Berdasarkan Preferensi Investor
Dalam memilih portofolio, investor akan mendasarkan pemilihannya pada preferensi
terhadap return yang diharapkan dan risiko yang bersedia ditanggung investor. Artinya,
investor akan memilih titik portofolio yang terletak pada permukaan efisiensi yang
menawarkan risiko yang sesuai dengan preferensinya terhadap risiko. Semakin konservatif
seorang investor, semakin enggan dia menanggung risiko, dan berarti jika dikaitkan dengan
Gambar 5.4 di atas akan semakin mendekati asset bebas risiko atau titik RF. Demikian pula,
semakin agresif seorang investor, berarti semakin berani dia menanggung risiko, sehingga
pilihan portofolionya akan semakin mendekati portofolio pada asset berisiko atau dalam
Gambar 5.4 d atas akan semakin mendekati titik K. seperti telah disebutkan di depan, pilihan
portofolio investor juga akan tergantung dari preferensi investor terhadap risiko, yang
ditunjukkan oleh kurva utilitas investor. Pilihan investor nantinya akan berada pada titik
persinggungan anatara kurva utilitas investor (U1 atau U2) dengan garis permukaan efisiensi
(garis RF – K).
Daftar Pustaka
Tandelilin, Eduardus.2010.Yogykarta:Kanisius
http://slideplayer.info/slide/3219064/
https://deden08m.files.wordpress.com/2011/09/materi-5-pemilhan-portofolio.pdf
https://deliot7.blogspot.co.id/2016/02/beberapa-konsep-dasar-portofolio.html
https://www.slideshare.net/trisnadi16983/pemilihan-portofolio