Anda di halaman 1dari 16

Resume

Pemilihan Portofolio
“ Beberapa Konsep Dasar, Model Portofolio Makrowitz,
Investor Bisa Menginvestasi dan Meminjam Dana
Bebas Risiko, dan Memilih Portofolio Berdasarkan
Preferensi Investor “

Dibuat Oleh : Kelompok


Nama : 1. Rahmad Darmawan(C1C016033)
2. Lastri Delina (C1C016063)
3. Witri Ariyanti (C1C016113)

Mata Kuliah :
Analisa Investasi dan Teori Portofolio

Dosen Pembimbing :
Nikmah, SE.Msi. Ak

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
A. Beberapa Konsep Dasar
1. Portofolio yang Efisien dan Optimal
Dalam pembentukan portofolio, investor berusaha memaksimalkan pengembalian yang
diharapkan dari investasi dengan tingkat resiko tertentu yang dapat diterima. Portofolio yang dapat
mencapai tujuan diatas disebut dengan portofolio efisien. Untuk membentuk portofolio yang efisien,
perlu dibuat beberapa asumsi mengenai perilaku investor dalam membuat keputusan investasi. Asumsi
yang wajar adalah investor cenderung menghindari resiko (risk averse). Investor penghindar resiko
adalah investor yang jika dihadapkan pada dua investasi dengan pengembalian diharapkan yang sama
dan resiko berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan tingkat resiko yang lebih rendah. Jika
investor memiliki beberapa pilihan portofolio yang efisien, maka portofolio yang paling optimal akan
dipilihnya.

1) Portofolio Efisien
Portofolio efisien diartikan sebagai portofolio dengan return tertinggi pada risiko tertentu, atau
portofolio dengan risiko terendah pada return tertentu. Investor perlu mempertimbangkan dan
menentukan sekuritas apa saja yang membentuk portofolio dan dapat mencapai efisien maksimal.
Indikator portofolio efisien:
a. Mampu meberikan expected return terbesar dengan risiko yang sama,
b. Mampu memberi risiko terkecil dengan expected return yang sama.
c. Penentuan portofolio yang efisien dilakukan dengan cara memilih tingkat expected tertentu dan
meminimumkan risikonya, atau menentukan tingkat risiko tertentu dan kemudian
memaksimumkan expected returnnya.

2) Portofolio optimal
Portofolio optimal merupakan portofolio yang baik, tetapi bukan terbaik. Portofolio
yang terbaik adalah portofolio yang optimal. Portofolio efisien hanya mempunyai satu dari faktor
terbaik, yaitu faktor expected return atau faktor risikonya. Sementara portofolio yang optimal adalah
portofolio yang memiliki kombinasi expected return dan risiko yang terbaik.

2. Fungsi Utilitas dan Kurva Indeferen


Salah satu konsep penting dalam teori pilihan adalah apa yang disebut sebagai konsep fungsi
utilitas. Fungsi utilitas bisa diartikan sebagai suatu fungsi matematis yang menunjukkan nilai dari semua
alternatif pilihan yang ada. Semakin tinggi nilai suatu alternatif pilihan, semakin tinggi utilitas alternatif
tersebut. Dalam konteks manajemen portofolio, fungsi utilitas menunjukkan preferensi seorang investor
terhadap berbagai pilihan investasi dengan masing-masing risiko dan tingkat return yang diharapkan.
Fungsi utilitas bisa digambarkan dalam bentuk grafik sebagai kurva indiferen. Gambar di bawah
ini menunjukkan tiga kurva indiferen yang dilambangkan sebagai u1, u2, dan u3. Garis horizontal
menggambarkan risiko, sedangkan garis vertikal menggambarkan suatu kumpulan portofolio dengan
return yang diharapkan dan risikonya masing-masing. Setiap titik-titik yang terletak di sepanjang suatu
kurva indiferen menggambarkan kombinasi return diharapkan dan risiko yang akan memberikan utilitas
yang sama bagi investor. Misalnya pada kurva indiferen u1, terdapat dua titik u1a dan u1b yang masing-
masing menunjukkan kombinasi return diharapkan dan risiko tertentu. Titik u1a mempunyai return
diharapkan dan risiko yang lebih kecil daripada titik u1b. Seorang investor akan mempunyai preferensi
yang sama terhadap setiap titik dalam suatu kurva indiferen, karena titik-titik dalam kurva indifiren
tersebut menunjukkan seberapa besar tingkat risk averse seorang investor. Kemiringan (slope) positif
kurva indiferen menggambarkan bahwa investor selalu menginginkan return yang lebih besar sebagai
kompensasi atas risiko yang lebih tinggi yang harus ditanggungnya.

Dalam Gambar di atas terlihat bahwa semakin jauh suatu kurva indiferens dari sumbu horizontal,
semakin tinggi utilitasnya bagi seorang investor. Semakin tinggi utilitas suatu kurva indiferens, berarti
semakin tinggi tingkat return yang diharapkan pada setiap tingkat risiko. Dalam gambar di atas terlihat
bahwa kurva indiferen u3 mempunyai utilitas yang paling tinggi dibanding dua kurva lainnya.
3. Aset Berisiko dan Aset Bebas Risiko
Dalam berinvestasi, investor bisa memilih menginvestasikan dananya pada bebagai aset, baik
aset yang berisiko maupun aset yang bebas risiko, ataupun kombinasi dari kedua aset tersebut. Semakin
enggan seorang investor terhadap risiko (risk averse), maka pilihan investasinya akan cenderung lebih
banyak pada aset-aset yang bebas risiko.
Aset berisiko adalah aset-aset yang tingkat return aktualnya di masa depan masih mengandung
ketidakpastian. Salah satu contoh aset berisiko adalah saham. Misalnya seorang investor hari ini
membeli saham PT Gudang Garam dan akan tetap memegangnya untuk jangka waktu 1 tahun ke depan.
Pada saat investor tersebut membeli saham PT Gudang Garam, dia tidak tahu pasti berapa return aktual
yang akan diperolehnya 1 tahun lagi. Return yang diperolehnya sangat tergantung dari harga saham PT
Gudang Garam tersebut 1 tahun mendatang, dan berapa dividen yang akan dibayarkan perusahaan
tersebut. Oleh karena itu, saham PT Gudang Garam bisa digolongkan dalam aset berisiko.
Aset bebas risiko merupakan aset yang tingkat returnnya di masa depan sudah bisa dipastikan
pada saat ini, dan ditunjukkan oleh varians return yang sama dengan nol. Salah satu contoh aset bebas
risiko adalah obligasi jangka pendek yang diterbitkan pemerintah. Untuk kasus di Indonesia, Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia merupakan salah satu contoh aset bebas
risiko. Jika investor misalnya membeli SBI jangka waktu 3 bulan dengan tingkat bunga 15%, maka bisa
dipastikan bahwa pada waktu SBI tersebut jatuh tempo, investor akan memperoleh return sebesar 15%.
Tetapi, akan lain halnya jika investor tersebut membeli obligasi pemerintah yang berjangka panjang,
misalnya 30 tahun. Investor boleh yakin bahwa pemerintah akan membayar bunga obligasi sebesar yang
dijanjikan, tapi investor harus siap menanggung risiko penurunan harga obligasi jika misalnya tingkat
suku bunga yang berlaku mengalami peningkatan, selama menunggu waktu 30 tahun ke depan.

B. Model Portofolio Markowitz


Sebagaimana telah dibahas dalam Bab 4, diversifikasi aset secara naif maupun dengan model
Markowitz, terbukti mampu memberikan manfaat bagi investor, berupa pengurangan risiko portofolio.
Tapi, kelemahan diversifikasi secara naif adalah bahwa investor tidak memanfaatkan informasi yang
tersedia (seperti karakteristik industri perusahaan dan tingkat return yang diharapkan), sehingga
diversifikasi yang dilakukan belum optimal.
Pendekatan Markowitz mengatasi kelemahan diversifikasi secara naif, karena dengan menggunakan
model Markowitz investor bisa memanfaatkan semua informasi yang tersedia sebagai dasar
pembentukan portofolio yang optimal. Pada dasarnya, teori portofolio dengan model Markowitz didasari
oleh tiga asumsi, yaitu :
1. Periode investasi tunggal, misalnya 1 tahun.
2. Tidak ada biaya transaksi.
3. Preferensi investor hanya berdasar pada return yang diharapkan dan risiko.
1. Memilih Ptofolio yang Optimal
Dalam pendekatan Markowitz, pemilihan portofolio investor didasarkan pada preferensi mereka
terhadap return yang diharapkan dan risiko masing-masing pilihan portofolio. Dalam teori portofolio
dikenal adanya konsep portofolio efisien dan portofolio optimal. Portofolio efisien adalah portofolio
yang menyediakan return maksimal bagi investor dengan tingkat risiko tertentu, atau portofolio yang
menawarkan risiko terendah dengan tingkat return tertentu. Sedangkan portofolio optimal adalah
portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada portofolio efisien. Gambar
berikut ini menunjukkan portofolio yang efisien dan portofolio yang optimal.
Portofolio Efisiensi dan Portofolio Optimal

Garis vertikal pada Gambar di atas menunjukkan tingkat return yang diharapkan, sedangkan garis
horizontal menggambarkan tingkat risiko portofolio. Bidang ABCDEGH dalam gambar di atas
menunjukkan kumpulan portofolio yang tersedia bagi investor. Bagian yang ditunjukkan oleh garis
BCDE disebut sebagai permukaan efisien (efficient frontier), yaitu kombinasi aset-aset yang membentuk
portofolio yang efisien. Bagian ini merupakan bagian yang mendominasi (lebih baik dibanding) titik-titik
lainnya (A,G,H). Bagian yang ditunjukkan oleh titik BCDE merupakan pilihan-pilihan portofolio terbaik
bagi investor dibanding bagian AGH, karena BCDE mampu menawarkan tingkat return yang lebih tinggi
dengan risiko yang sama dibanding bagian AGH. Sebagai contoh, jika portofolio pada titik B kita
bandingkan dengan portofolio titik A, maka akan terliht bahwa portofolio B mampu memberikan tingkat
return yang lebih tinggi pada tigkat risiko yang hampir sama dengan titik A. Demikian pula halnya
dengan titik-titik C, D, dan E yang terlihat lebih baik (dominan) dibanding titik G dan H, karena mampu
menawarkan tingkat return yang lebih tinggi pada tingkat risiko yang sama dengan titik G dan H. Oleh
karenanya, pilihan investor nantinya akan berada di titik-titik yang ditunjukkan oleh garis BCDE dalam
gambar tersebut.
Salah satu titik kombinasi portofolio yang dipilih investor dari garis BCDE disebut sebagai
portofolio optimal. Pemilihan portofolio optimal ditentukan oleh prefernsi investor terhadap return yang
diharapkan dan risiko. Preferensi investor ditunjukkan oleh kurva indiferen (u1 dan u2). Dalam gambar di
atas, terlihat bahwa kurva indiferen investor bertemu dengan permukaan efisien pada titik D. Artinya,
portofolio optimal bagi investor tersebut adalah portofolio pada titik D, karena portofolio D tersebut
menawarkan return yang diharapkan dan risiko yang sesuai dengan preferensi investor tersebut.
Tiga hal yang perlu diperhatikan dari model Markowitz:
1) Semua titik-titik portofolio yang ada dalam permukaan efisien mempunyai kedudukan yang
sama antara satu dengan yang lainnya. Artinya, tidak ada titik-titik portofolio di sepanjang
garis permukaan efisien yang mendominasi titik portofolio lainnya yang sama-sama berada
pada garis permukaan efisien.
2) Model Markowitz tidak memasukkan isu bahwa investor boleh meminjam dana untuk
membiayai investasi portofolio pada aset yang berisiko. Model Markowitz juga belum
memperhitungkan kemungkinan investor untuk melakukan investasi pada aset bebas risiko.
3) Dalam kenyataannya, investor yang berbeda-beda akan mengestimasi input yang berbeda
pula kedalam model Markowitz, sehingga garis permukaan efisien yang dihasilkan juga
berbeda-beda bagi masing-masing investor tersebut.
2. Memilih Kelas Aset yang Optimal
Pada dasarnya manajemen portofolio terdiri dari tiga aktivitas utama, yaitu: (1) pembuatan
keputusan alokasi asset, (2) penentuan porsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing kelas asset,
(3) pemilihan kelas asset-aset dari setiap kelas asset yang telah dipilih.
Kelas aset adalah pengelompokkan aset-aset berdasarkan jenis-jenis aset seperti saham, obligasi,
real estate, sekuritas luar negeri, emas dan sebagainya (Tabel memperlihatkan salah satu contoh
pembagian kelas aset). Investor harus membuat keputusan yang disebut sebagai keputusan alokasi aset
(asset allocation decision). Keputusan ini menyangkut pemilihan kelas-kelas aset yang akan dijadikan
sebagai pilihan investasi, dan juga berapa bagian dari keseluruhan dana yang dimiliki investor yang akan
di investasikan kepada kelas aset tersebut. Dengan kata lain, keputusan ini menyangkut berapa bagian
dana yang akan di investasi pada kelas aset saham, berapa bagian pada bagian obligasi, berapa pada
pasar uang dan sebagainya.
Keputusan alokasi aset tidak hanya meliputi penentuan alokasi dana pada kelas aset di satu
negara saja, tapi bisa dilakukan pada beberapa negara saja. Investor bisa saja mendiversifikasikan
dananya pada saham perusahaan tertentu di negera A, obligasi berjangka waktu tertentu di negara B,
emas dan properti di negara C dan seterusnya. Dengan kata lain, diversifikasi bisa dilakukan antar kelas
aset dan antarnegara.
Manfaat yang bisa diperoleh dari diversifikasi pada berbagai kelas aset di berbagai negara, pada
dasarnya sama dengan manfaat diversifikasi pada aset individual, yaitu manfaat pengurangan risiko pada
tingkat tertentu dari return yang diharapkan. Jika ada portofolio kelas aset yang sesuai dengan preferensi
investor, maka portofolio tersebut nantinya akan menjadi portofolio optimal.
Kelas Aset untuk Investasi Portofolio
SAHAM BIASA
EKUITAS DOMESTIK
Kapitalisasi Besar
Kapitalisasi Kecil
EKUITAS INTERNASIONAL
Pasar modal negara maju
Pasar modal negara berkembang

OBLIGASI

OBLIGASI PEMERINTAH
OBLIGASI PERUSAHAAN
Rating AAA
Rating BAA
Obligasi Beresiko Tinggi (Junk Bond)
OBLIGASI DENGAN JAMINAN
OBLIGASI INTERNASIONAL

INSTRUMEN PASANG UANG


TREASURY BILLS
COMMERCIAL PAPER
GUARANTEED INVESTMENT CONTRACTS

REAL ESTATE

MODAL VENTURA
3. Mencari Efficient Frontier
Sebagai contoh, ada tiga sekuritas sedang dipertimbangkan, yaitu 1) saham AAA, 2) saham BBB,
dan 3) saham CCC. Return harapan saham AAA adalah 14 persen, saham BBB adalah 8 persen, dan
saham CCC adalah 20 persen. Anggap seorang investor ingin menciptakan sebuah portofolio yang
mengandung ketiga saham ini dengan return harapan portofolio adalah 15,5 persen. Apa kombinasi
untuk portofolio ini?
Dengan membuat bobot portofolio untuk saham AAA adalah 0,45, saham BBB adalah 0,15, dan
saham CCC adalah 0,4, investor dapat menghasilkan return portofolio 15,5 persen.

E(RP) = 0,45 (0,14) + 0,15 (0,08) + 0,4 (0,20) = 0,155.

Berbagai kombinasi dapat diciptakan seperti pada tabel berikut:

W W W
Kombinasi AAA BBB CCC E (Rp)
1 0,65 0,05 0,3 15,5%

2 0,45 0,15 0,4 15,5%

3 0,15 0,3 0,55 15,5%

4 0,55 0,1 0,35 15,5%

Di samping keempat contoh kombinasi pada tabel, sebenarnya ada tidak terbatas kombinasi yang
dapat menghasilkan return portofolio sebesar 15,5 persen. Oleh karena itu, pertanyaannya adalah
kombinasi atau bobot portofolio manakah yang terbaik?
Jawaban untuk pertanyaan itu adalah memilih portofolio yang menghasilkan varians atau deviasi
standar paling kecil.
Secara matematis, masalah yang dihadapi investor dapat dinyatakan secara umum sebagai
berikut:

Minimalkan:

Kendala :
Saham Saham Saham
AAA BBB CCC

Return harapan, E (Ri) 14% 8% 20%

Deviasi standar, σi 6% 3% 15%

Koefisien korelasi (Kovarians):


 antara AAA dan BBB = 0,5 (0,001)
 antara AAA dan CCC = 0,2 (0,002)
 antara BBB dan CCC = 0,4 (0,002)

Contoh :

Minimalkan :

Dengan Kendala :

Efficient Frontier Makrowitz

Return harapan Z

0,1550 Saham
Y CCC

Saham
AAA
X Saham
BBB

0 0,063 Deviasi standar


C. Investor Bisa Menginvestasi dan Meminjam dana Bebas Risiko
Dalam model Markowitz, investor bisa menentukan pilihan portofolio optimal dari berbagai
pilihan portofolio yang ada pada garis portofolio yang efisien. Akan tetapi, model Markowitz tersebut
membatasi pilihan investor hanya pada portofolio yang terdiri dari aset berisiko. Padahal dalam
kenyataannya, investor bebas memilih portofolio yang juga terdiri dari aset bebas risiko.

Perubahan pada Permukaan Efisiensi Markowitz


Jika Dimasukkan Aset Bebas Risiko

Gambar di atas menunjukkan apa yang terjadi pada permukaan efisien jika aset bebas risiko
dimasukkan dalam pilihan portofolio. Titik RF menunjukkan kombinasi antara return dan risiko aset
bebas risiko. Titik RF yang terletak tepat pada garis vertikal menggambarkan bahwa risiko aset tersebut
sama dengan nol. Investor bisa mengkombinasikan aset bebas risiko ini dengan kumpulan portofolio
efisien yang ada pada permukaan efisien kita akan menemukan suatu kombinasi baru yang sebelumnya
tidak kita temukan pada model portofolio Markowitz.

1. Menginvestasikan Dana Bebas Risiko.


Dengan dimasukkannya RF dalam model Markowitz, maka permukaan efisien akan berubah
membentuk garis lurus yang menghubungkan RF dan titik portofolio optimal yang dipilih investor.
Misalnya portofolio optimal seorang investor berada pada titik L, maka jika investor tersebut kemudian
mengkombinasikan portofolio L dengan aset bebas risiko, permukaan efisien yang akan sepanjang garis
RF - L (misalkan pada titik X). Jika porsi dana yang diinvestasikan pada aset bebas risiko sebesar W RF,
dan sebesar (1 - WRF) pada portofolio L, maka return yang diharapkan dari kombinasi portofolio tersebut
adalah: E(RP) = WRF RF + (1-WRF) E(RL)
Jika investor menginvestasikan seluruh dananya (100%) pada aset bebas risiko, maka return yang
diharapkan adalah sebesar nol. Jika investor menginvestasikan seluruh dananya pada aset berisiko,
misalnya pada titik L pada Gambar 5.3 di atas, maka return yang diharapkan adalah sebesar E(RF). Jika
investor mengkombinasikan dananya pada kombinasi yang ditunjukkan sepanjang garis RF - L, maka
besarnya return yang diharapkan akan ditentukan oleh porsi dana yang diinvestasikan pada aset berisiko
dan aset bebas risiko. Semakin besar porsi dana yang diinvestasikan pada aset berisiko, semakin besar
return yang diharapkan dari portofolio tersebut. Hal ini didasari oleh hubungan searah antara risiko dan
return; semakin besar risiko semakin besar return yang diharapkan. Semakin besar porsi dana yang
diinvestasikan pada L, (1 - WRF), semakin besar return yang diharapkan.
Risiko porofolio bisa diketahui dengan menghitung besarnya standar deviasi portofolio. Dalam
kasus di atas standar deviasi RF sama dengan nol, sehingga korelasi antara RF dan portofolio aset
berisiko juga sama dengan nol. Sehingga, untuk menghitung standar deviasi portofolio yang terdiri dari
aset berisiko dan aset bebas risiko bisa kita gunakan rumus:
Contoh: Misalkan portofolio L menawarkan tingkat return yang diharapkan sebesar 20% dengan
standar deviasi 10%. Sedangkan aset bebas risiko menawarkan return yang diharapkan sebesar 5%.
Misalkan investor menginvestasikan 40% dananya pada aset bebas risiko dan 60% atau (100%-40%)
pada portofolio L, maka:
E(RP) = 0,4 (0,05) + 0,6 (0,2)
= 0,14 tau 14%
dan
Di samping menghubungkan RF dengan titik L, pada Gambar 5.3 di atas kita juga bisa
menghubungkan RF dengan titik-itik yang berada di atas titik L tersebut, yaitu dengan titik M misalnya.
Proses menghubungkan tersebut akan berakhir pada saat RF membentuk garis tangen terhadap portofolio
aset berisiko, dalam hal ini akan berakhir pada titik N. Kumpulan portofolio yang terbentuk di sepanjang
garis RF - N kumpulan portofolio yang lebih baik (dominan) dibanding titik-titik portofolio yang ada di
bawahnya.
Dalam gambar tersebut kita juga bisa melihat bahwa setelah garis RF - N, tidak ada lagi titik yang
bisa dihubungkan dengan titik RF, karena garis RF - N merupakan garis yang mempunyai slope yang
tinggi. Artinya, tidak ada kombinasi titik portofolio yang jika dihubungkan dengan R F akan
mendominasi garis RF - N tersebut. Bahkan, jika misalnya kita menghubungkan RF dengan gartis B, kita
tetap akan menemukan garis yang berada di bawah garis R F - N. Hal ini berarti bahwa garis RF - N
bersifat superior terhadap garis lainnya.
Dengan demikian semua investor tentunya akan berinvestasi pada pilihan portofolio yang ada di
sepanjang garis RF - N tersebut. Jika portofolio investor medekati titik RF, berarti sebagian besar dana
investor diinvestasikan pada aset bebas risiko. Hal ini bisa dilakukan dengan membelanjakan sebagian
besar dana untuk membeli aset ebas risiko seperti “Treasury bills” di Amerika atau Sertifikat Bank
Indonesia (SBI). Kedua jenis sekuritas tersebut merupakan sekuritas yang diterbitkan pemerintah dan
tidak mengandung risiko. Pada jenis investasi seperti ini investor dikatakan menginvestasikan dana
bebas risiko.

2. Investor bisa meminjam dana bebas risiko.


Jika analisis terhadap model Markowitz kita perluas dengan menambah asumsi bahwa investor
bisa meminjam dana untuk meningkatkan kemampuannya berinvestasi, maka akan kita temukan garis
permukaan efisien yang baru.
Dengan mencari tambahan dana yang berasal dari pinjaman, investor bisa menambah dana yang
dimilikinya untuk diinvestasikan. Jika dana pinjaman tersebut digabungkan dengan dana yang dimiliki
saat ini dan digunakan untuk investasi, investor akan mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan
return diharapkan dari investasi yang lebih tinggi. Secara grafis, perluasan portofolio tersebut bisa dilihat
dalam Gambar di bawah ini.

Perubahan pada Permukaan Efisien


Jika Investor Bisa Meminjam Dana Bebas Risiko

Dalam Gambar diatas terlihat bahwa tambahan dana yang berasal dari pinjaman bisa memperluas
posisi portofolio di atas titik N, sehingga akan membentuk garis lurus R F – N - K. Lalu, bagaimanakah
dampak tambahan dana dari pinjaman tersebut terhadap return yang diharapkan dan risiko portofolio?
Cara menghitungnya tetap sama, yaitu dengan perhitungan return dengan risiko portofolio seperti dalam
rumus 5.1 dan 5.2, hanya saja jumlah porsi dana yang diinvestasikan akan bertambah menjadi lebih dari
(di atas) 100%
Jika kita asumsikan investor bisa meminjam dana sebesar jumlah dana yang dimilikinya (100%
dari dana yang dimiliki), dan semua dana tersebut (200%) akan diinvestasikan pada aset berisiko maka
posisi portofololio akan berada pada titik K. Jumlah porsi dana yang diinvestasikan pada semua aset
berisiko (titik K) harus berjumlah 200% atau 2,0. Jumlah ini menunjukkan semua dana yang dimiliki
ditambah pinjaman (100% + 100% = 200%). Untuk memperoleh hasil ini, maka porsi dana yang
diinvestasikan pada titik RF atau WRF kita hitung sebagai -1,0, yang menunjukkan pinjaman dana pada
tingkat bunga RF. Dengan demikian, proporsi dana yang diinvestasikan pada titik K adalah [1-(-1)] = 2.
jika kita gabungkan bobot portofolio secara keseluruhan akan kita peroleh jumlah 1,0.
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
WRF + (1 –WRF) = 1,0
-1 + [1 - (-1)] = 1,0
Untuk menghitung return yang diharapkan dari portofolio yang dananya sebagian dari pinjaman
dan sebagian dari dana yang telah dimiliki saat ini, bisa dipakai rumus berikut:
𝐸(𝑅𝑃 ) = 𝑊𝑅𝐹 + (1 − 𝑊𝑅𝐹 )𝐸𝑅𝐾 )
= −1(𝑅𝐹 ) + 2𝐸(𝑅𝐾 )
Sedangkan untuk menghitung risiko, bisa dilakukan dengan menghitung standar deviasi
portofolio, yaitu dengan rumus:

𝜎𝑃 = (1 − 𝑊𝑅𝐹 )𝐾
= 2𝜎𝐾
CONTOH SOAL:
Misalnya return yang diharapkan dari portofolio K adalah 25%, dengan K=15%. Tingkat bunga bebas
risiko adalah 5%. Dengan demikian kita bisa menghitung tingkat return yang diharapkan serta standar
deviasi portofolio K sebagai berikut:
𝐸(𝑅𝑃 ) = −1(𝑅𝐹 ) + 2𝐸(𝑅𝐾 )
= −1(0,05) + 2(0,25)
= −0,05 + 0,5
= −0,45 = 45%
Dan,
𝜎𝑃 = (1 − 𝑊𝑅𝐹 )𝜎𝐾
= [1,0 − (−1)]𝜎𝐾
= 2𝜎𝐾
= 2(0,15) = 0,30 = 30%
3. Mengidentifikasi Efficient Set dengan Investasi dan Meminjamkan Pada tingkat Bebas
Risiko
Slope garis lurus RF-N-K garis yang menghubungkan aset bebas risiko dan portofolio berisiko
adalah return harapan portofolio dikurangi tingkat bebas risiko dibagi dengan deviasi standar portofolio.
Oleh karena slope garis yang dicari adalah yang terbesar, maka tujuan ini dapat dinyatakan
sebagai:

maksimalkan:

dengan kendala:

contoh :
Melanjutkan contoh tiga saham AAA, BBB, dan CCC, diketahui tingkat investasi dan meminjam bebas
risiko, RF = 5%. Titik N merupakan portofolio aset berisiko dengan bobot investasi adalah 77,8 persen
untuk saham AAA, 5,5 persen untuk saham BBB, dan 16,7 persen untuk saham CCC. Return harapan
portofolio N adalah 0,1467 atau 14,67 persen dengan deviasi standar 0,0583 atau 5,83 persen. Intersep
dan slope dihitung sebagai berikut:
- Intersep adalah pada RF = 5 persen
- Slope = (14,67 – 5) / 5,83 = 1,66
D. Memilih Portofolio Berdasarkan Preferensi Investor
Dalam memilih portofolio, investor akan mendasarkan pemilihannya pada preferensi
terhadap return yang diharapkan dan risiko yang bersedia ditanggung investor. Artinya,
investor akan memilih titik portofolio yang terletak pada permukaan efisiensi yang
menawarkan risiko yang sesuai dengan preferensinya terhadap risiko. Semakin konservatif
seorang investor, semakin enggan dia menanggung risiko, dan berarti jika dikaitkan dengan
Gambar 5.4 di atas akan semakin mendekati asset bebas risiko atau titik RF. Demikian pula,
semakin agresif seorang investor, berarti semakin berani dia menanggung risiko, sehingga
pilihan portofolionya akan semakin mendekati portofolio pada asset berisiko atau dalam
Gambar 5.4 d atas akan semakin mendekati titik K. seperti telah disebutkan di depan, pilihan
portofolio investor juga akan tergantung dari preferensi investor terhadap risiko, yang
ditunjukkan oleh kurva utilitas investor. Pilihan investor nantinya akan berada pada titik
persinggungan anatara kurva utilitas investor (U1 atau U2) dengan garis permukaan efisiensi
(garis RF – K).
Daftar Pustaka
Tandelilin, Eduardus.2010.Yogykarta:Kanisius
http://slideplayer.info/slide/3219064/
https://deden08m.files.wordpress.com/2011/09/materi-5-pemilhan-portofolio.pdf
https://deliot7.blogspot.co.id/2016/02/beberapa-konsep-dasar-portofolio.html
https://www.slideshare.net/trisnadi16983/pemilihan-portofolio

Anda mungkin juga menyukai