Laporan Mektan ASLI DEAL
Laporan Mektan ASLI DEAL
BAB I
PENDAHULUAN
Tanah merupakan lapisan yang menempati bagian atas kulit bumi yang
terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi
(terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah
melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi
ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut. Pengertian tanah
menurut Ensiklopedia Indonesia adalah campuran bagian-bagian batuan dengan
material serta bahan organik yang merupakan sisa kehidupan yang timbul pada
permukaan bumi akibat erosi dan pelapukan karena proses waktu.
Tanah dibagi menjadi tanah lempung, tanah lanau, pasir, dan juga lumpur
yang digunakan untuk menggambarkan ukuran partikel pada batas ukuran butiran
yang telah ditentukan. Pengelompokan tanah yang berbeda-beda tapi mempunyai
sifat serupa ke dalam group-group dan sub group sehingga untuk mengetahui
parameter-parameter dari sifat fisis dan mekanis tanah perlu dilakukan pengujian
1
2
BAB II
PEKERJAAN LAPANGAN
Tanah sampel yang diambil merupakan jenis tanah dengan warna abu-
abu kecoklatan. Tanah tersebut apabila terkena hujan akan menjadi lengket dan
padat.
4
5
BAB III
PEKERJAAN LABORATORIUM
Kadar air atau kandungan air dalam tanah adalah sejumlah air yang
terdapat dalam tanah saat ini. Secara definisinya, Kadar air tanah adalah
perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat tanah
tersebut yang dinyatakan dalam % (persen) terhadap tanah dalam keadaan kering.
Tanah terdiri dari tiga fase yaitu : butiran padat (solid), air, dan udara. Kandungan
air dan udara yang terdapat di dalam tanah menempati rongga (void) yang terdapat
diantara butiran yang disebut pori tanah.
Wa Udara Va
Ww Air % Vw
w v
Ws Solid (%) Vs
Gambar 3.1 Tiga Fase Elemen Tanah dengan Volume Butiran Padat = 1
6
7
Keterangan :
Acuan/Refrensi
- ASTM D 2937
3.1.3 Peralatan
1. Mini Container
2. Oven dengan suhu 110 ⁰C
3. Neraca dengan ketelitian 0.001 gram
4. Spatula
5. Cawan
8
(a) (b)
Gambar 3.1.2 Foto Alat dan Pengujian Kadar Air Tanah (a) Mini container, (b)
Sampel tanah
3.1.7 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian kadar air tanah, didapat rata- rata kadar air
yaitu 0,32 %. Maka disimpulkan bahwa keadaan tanah tersebut memiliki kadar air
yang cukup tinggi, sehingga apabila ingin mendirikan suatu konstruksi
bangunan sebaiknya menggunakan pondasi sumuran.
10
W = Berat tanah
V = Volume ring
Acuan/Refrensi
- ASTM D-2937
- (Jalil, Abdul. “Modul Praktikum Mekanika Tanah”, Laboratorium
Geoteknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh)
3.2.3 Peralatan
1. Ring berdiameter 6.4 cm
2. Straigedge atau pisau, alat yang terbuat dari baja dengan satu sisi yang
tajam untuk memotong ujung sampel pada permukaan silinder
3. Oven dengan suhu 110⁰C
4. Neraca dengan ketelitian 0.01 gram
11
(a) (b)
Gambar 3.2 Foto Pengujian Berat Volume Tanah Basah (a) Sampel tanah, (b)
Sampel tanah saat ditimbang
3.2.4 Benda Uji
1. tanah asli ( tidak terganggu)
= 161,1 gr
12
= 1/4 x π (6,4)².(1,9)
= 81,72 cm³
= 79,38 gr/cm³
= 1,94 gr/cm³
= 1,93 gr/cm³
3.2.7 Kesimpulan
Wt
Gs =
W5 - W3
Keterangan :
Temperatur (°c) 25 26 27 28 29 30 31
Koreksi 1 0.9997 0.9995 0.9992 0.9989 0.9986 0.9983
Acuan/Refrensi
- ASTM- 854- 02
- (Das, Braja M. dkk. 1995. “Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa
Geoteknis)” Jilid I, Jakarta : Erlangga)
3.3.3 Peralatan
1. 2 buah piknometer
2. Oven
3. Thermometer
4. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
5. Kompor (alat pemanas)
6. Saringan No. 40
7. Alat penumbuk dan pengaduk
8. Aquades dan Glicerin
9. 2 buah mini container
10. Desikator
16
(a) (b)
Gambar 3.3 Foto Pengujian Berat Jenis Tanah (a) Sampel tanah saat
dipanaskan di atas kompor, (b) Sampel tanah saat didinginkan di desikator
Data sampel 1
Temperatur = 23 ⁰C
3.3.6 Kesimpulan
Dengan melakukan pengujian berat jenis tanah maka dapat disimpulkan
bahwa berat jenis tanah sampel 1 yaitu sebesar 2,67 gr/cm³, dan berat jenis tanah
sampel 2 yaitu sebesar 2,60 gr/cm³, sehingga di dapat berat jenis rata-rata tanah
yaitu sebesar 2,67 gram/cm³, maka tanah tersebut dapat di kategorikan ke dalam
“Lanau non organic”, karena nilai tersebut berada diantara 2.62 - 2.68 gr/cm³.
19
Acuan/Refrensi
- ASTM D- 4318
- (Das, Braja M. dkk. 1995. “Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa
Geoteknis)” Jilid I, Jakarta : Erlangga)
3.4.1.3 Peralatan
1. Alat batas cair standar (casagrande)
2. Alat pembuat alur ( grooving tool)
3. Spatula
4. Neraca dengan ketelitian 0.001 gr
21
Gambar 3.4.1 Foto Alat dan Pengujian Batas Cair (a) Alat casagrande, (b)
Grooving tool, (c) Sampel tanah saat di uji
Sehingga diperoleh kadar air rata-rata dari sampel 1,2,3, dan 4 yaitu :
(37,037 %+ 34,783% + 37,037% + 31,25 % ) / 4 = 35,027 %
Data pengujian ketukan ke 14, 24, 30, dan 43 disajikan pada tabel 3.4
40
35
kadar air (%)
30
25
20
1 10 100
Jumlah ketukan (n)
3.4.1.7 Kesimpulan
Dari pengujian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk sampel 1
ketukan ke 14 dengan kadar air 37,037 %, sampel 2 dengan ketukan ke 24 sebesar
34,783 %, sampel 3 dengan ketukan 30 sebesar 37,037%, sampel 4 ketukan ke
43 sebesar 31,250%. Sehingga nilai rata-rata kadar air yaitu 52,34 %.
Dan pada ketukan ke 24 didapat nilai kadar air yaitu 34,783 % dari
perhitungan di bawah ini :
x = 24, substitusikan nilai x ke persamaan y
y = -0,282 x + 60,09
= -0.282 (24) + 60,09
= -6,768 + 60,09
= 53,322 %
25
PI = LL – PL
Keterangan :
LL = Nilai kadar air rata-rata batas cair
Acuan/Refrensi
- ASTM D- 4318
- (Das, Braja M. dkk. 1995. “Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa
Geoteknis)” Jilid I, Jakarta : Erlangga)
26
3.4.2.3 Peralatan
1. Plat kaca ukuran 45 x 45 x 0,9 cm
2. Sendok dempul panjang 12,5 cm
3. Batang pembanding dengan diameter 3 mm panjang 10 cm
4. Neraca dengan ketelitian 0,001 gr
5. Aquades
6. Mini container 2 buah, untuk menentukan kadar air
7. Mangkuk porselin
8. Air suling
9. Oven dengan pengatur suhu sampai 110⁰C
10. Desikator
11. Spatula
(a) (b)
Gambar 3.4.3 Foto Pengujian Batas Plastis (a) Pengadukan sampel tanah yang
diberi air, (b) Sampel tanah setelah digulung
27
Berat container = 9 gr
CH
CL
CL - ML MH & OH
M ML & OL
Gambar 3.4.4 Grafik Hubungan antara Indeks Plastisitas dan Batas Cair (%)
3.4.2.7 Kesimpulan
Dengan melakukan pengujian ini maka dapat disimpulkan bahwa kadar
air untuk sampel 1 yaitu 37,037 % dan sampel 5 yaitu 18,1 %. Maka kadar air
rata-rata yaitu 18,182 %. Indeks plastisitas (plasticity Index (PI)) sebesar 16,318
30
yang didapatkan dengan mengurangkan nilai liquid limit dengan plastis limit.
Berdasarkan Sistem Klasifikasi Tanah menurut USCS termasuk pada tanah CH
yaitu lempung anorganik dengan plastsitas tinggi, lempung ”gemuk” (fat clays).
31
80 0.180
100 0.150
140 0.106
170 0.088
200 0.075
270 0.053
Tanah yang ukuran butirnya dibagi rata antara yang besar sampai yang
kecil dikatakan bergradasi baik (well graded). Apabila terdapat kekurangan atau
kelebihan dalah satu ukuran butir tertentu maka tanah itu dikatakan bergradasi
buruk (poor graded). Apabila besar butirannya semua hampir sama maka
dikatakan bergradaasi seragam (uniformly graded).
Acuan/Refrensi
- ASTM – D422-63 (Metoda Standar Pengujian Analisa Ukuran Partikel)
- (Das, Braja M. dkk. 1995. “Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa
Geoteknis)” Jilid I, Jakarta : Erlangga)
33
3.5.3 Peralatan
1. Tujuh buah saringan tipe ASTM, masing-masing No.4, 10, 16, 30, 50,
100, 200, dan pan
2. Timbangan dengan ketelitian 0.5 gram
3. Oven dengan suhu 110⁰C
4. Alat pemisah contoh
5. Mesin pengguncang saringan (Shaker Sieve)
6. Kuas
7. Sikat baja
(a) (b)
Gambar 3.5 Foto Alat Pengujian Analisa Saringan (a) Shieve shaker, (b) Sampel
tanah setelah diayak
34
Jumlah
500,00 100.00
36
100
90
80
Persentase Lolos (%)
70
60
50
40
30
20
10
0
0.075 0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8
Ukuran Ayakan (mm)
3.5.6 Kesimpulan
Dari pengujian analisa saringan ini dapat disimpulkan bahwa sampel
tanah tersebut mempunyai gradasi yang baik, karena persentase tanah yang lolos
saringan No. 200 yaitu sebesar (71,400%) > 50 %. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa banyaknya sampel tanah yang lolos pada saringan No. 200, yaitu benda uji
37
banyak mengandung abu dan debu tanah. Dan butiran tanah pada sampel di atas
yang tertahan pada ayakan No. 200 yaitu sebesar 28,600% yaitu termasuk tanah
pasir halus, sedangkan yang lolos pada ayakan No. 200 yaitu sebesar 71,400%
adalah tanah berbutir halus lanau atau lempung.
s w
V= D2
18 …………………………………………………..……(1)
Keterangan :
V = kecepatan mengendap
γs = berat volume partikel tanah
γw = berat volume aiar
η = kekentalan air
D = diameter partikel tanah
18v 18 L
D=
w s w t
……………………………...…………(2)
38
Keterangan:
jarak L
V=
waktu t
s Gs w
Atau dalam satuan SI =
30 L
(Gs 1) w t
D=
Dengan menganggap bahwa γw kira-kira 1 gram/cm³, didapat:
L(cm)
K
D= t (men) …………………………………………………….….(3)
Keterangan :
30
K = (Gs 1) ……………………...………………………………….(4)
temperatur uji. Dengan mengetahui jumlah tanah dalam larutan, L dan t, kita dapat
menghitung persentase berat dari tanah yang lebih halus dari diameter yang
ditentukan, dimana L adalah kedalaman yang diukur dari permukaan air terhadap
pusat berat bola kaca dari alat hydrometer dimana kekentalan larutan diukur.
Tabel 3.6 Faktor Koreksi a Untuk Berat Jenis (Gs) yang Berbeda
Unit Weight of Correction
Soil Solid, Gs Factor, a
2.85 0.96
2.80 0.97
2.75 0.98
2.70 0.99
2.65 1.00
2.60 1.01
2.55 1.02
2.50 1.04
39
Tabel 3.6.1 Penentuan Harga K untuk Suhu (T) dan Berat Jenis (Gs) yang Berbeda
Pengujian ini dilakukan untuk butir-butir tanah halus, lebih halus dari
0.074 mm (lolos saringan No. 200), tetapi lebih kasar dari 0,0002 mm. Untuk
butir-butir yang lebih halus dari 0,0002 mm akan berbentuk koloidal. Percobaan
ini dilakukan untuk menentukan distribusi butiran tanah yang lolos saringan
No.200 dengan cara pengendapan atau dangan kata lain menentukan pembagian
ukuran butir (gradasi) dari tanah yang lewat saringan No. 200.
Acuan/Refrensi
- ASTM D-422- 63 (98)
- (Das, Braja M. dkk. 1995. “Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa
Geoteknis)” Jilid I, Jakarta : Erlangga)
3.6.3 Peralatan
3. Stopwatch
5. Air aquades
6. Natrium Sulfat
9. Termometer
41
Gambar 3.6 Foto Alat dan Pengujian Hidrometer (a) Pengujian hidrometer, (b)
Pembacaan hidrometer, (c) Hidrometer, (d) Gelas ukur yang diisi sampel,
(e) Natrium sulfat, (f) Sampel tanah saat di blender
3.6.4 Prosedur Kerja
gelas ukur dan ditambahkan air hingga volume gelas ukur 1000 ml.
Gelas ukur yang satunya lagi diisi dengan air untuk tempat
hidrometer.
12. Termometer diangkat lalu dimasukan kedalam gelar ukur yang berisi
14. Pembacaan telah selesai dilakukan, larutan dituang dalam dish yang
waktu = 0,25
R = 1,03
Rw = 1,01
Suhu = 23 °C
R-Rw = 1,03 – 1,01
= 0,03
Gs = 2,59
Dari Tabel 3.6 maka nilai faktor koreksi (A) untuk Gs = 2,59 yaitu 1,01
N% = (R-Rw) x A
X 100%
W
= 0,03 x 1,01
X 100%
50
= 0,061 %
Zr (t) = √zr/t
= √7,1/0,25
= 5,33
D = K x Zr(t)
= 0,01337 x 5,33
= 0,071 cm
system (USCS) dan AASHTO. Dari harga-harga D10, D30, dan D60 dapat diperoleh
120 1,25 1,01 23,00 0,24 0,53 9,7 0,28 0,0031 0,00
240 1,01 1,01 23,00 0,00 0,01 13,7 0,24 0,0026 0,01
1440 1,01 1,01 23,00 0,00 0,01 13,70 0,10 0,00105 0,01
45
3.6.6 Kesimpulan
Cu = D60 / D10
= 0,085/ 0,018
= 4,7222
Cc = (D30)²
D60 x D10
= (0,014)²
(0,085) x (0,018)
= 0,1281
Dari perhitungan di atas didapat nilai (Cu = 4,7222) dan nilai (Cc =
0,1281). Menurut kriteria koefisien keseragaman (Cu) tanah ini bergradasi buruk
46
karena nilai (Cu = 4,80 < 6) sedangkan menurut koefisien gradasi (Cc) tanah ini
Percobaan proctor adalah suatu metode untuk mencari kadar air optimum
untuk pemadatan suatu tanah. Suatu cetakan berbentuk silinder dengan isi 0.001
m³ diisi dengan suatu contoh tanah dalam tiga lapis, masing-masing lapis
dipadatkan dengan 25 pukulan dengan pemukul standar, berat 2.5 kg, tinggi jatuh
Pada saat kadar air (w) bernilai 0 (nol), berat volume basah dari tanah (γ)
Berat volume kering maksimum pada suatu kadar air tertentu dengan
kondisi zero air voids (pori-pori tanah tidak mengandung udara sama sekali) dapat
Pada pembuatan timbunan tanah untuk jalan raya, dan struktur teknik
berat volumenya.
Penggilas besi berpermukaan halus (Smooth whell rollers), dan penggilas getar
(vibratory rollers) adalah alat - alat yang umum digunakan di lapangan untuk
memadatkan tanah berbutir (granular soils) sampai kedalaman yang cukup besar
dari permukaan tanah. Cara pemadatan tanah dengan sistem ini disebut
Tingkat pemadatan tanah diukur dari berat volume kering tanah yang
dipadatkan. Bila air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air
tanah. Karena adanya air, partikel-partikel tanah tersebut akan lebih mudah
bergerak dan bergeseran satu sama lain dan membentuk kedudukan yang lebih
rapat/padat. Untuk usaha pemadatan yang sama, berat volume kering dari tanah
akan naik bila kaar air dalam tanah (pada saat dipadatkan) meningkat.
pemadatan yang sama, maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan
air justru cenderung menurunkan berat volume kering dari tanah. Hal ini
disebabkan karena air tersebut kemudian menempati ruang pori dalam tanah yang
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan
kepadatan tanah. Sehingga bisa diketahui kepadatan tanah maksimum dan kadar
air optimum.
Acuan/Refrensi
- ASTM D-698
- (Das, Braja M. dkk. 1995. “Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa
Geoteknis)” Jilid I, Jakarta : Erlangga)
48
3.7.3 Peralatan
1. Mold pemadatan Φ4”
4. Extruder mold
5. Pisau pemotong
6. Palu karet
7. Kantong plastik
8. Kertas
9. Pan
100 + B
D=C + B
100 + A
untuk kadar air 3% dan 6% diatas dan dibawah kadar air optimum
perkiraan.
D1– B
C1 = + A
100 + B
Keterangan :
sampel tanah tersebut selama 24 jam agar didaptakan kadar air benar-benar
merata.
beratnya masing-masing.
6. Setelah tanah padat, lepas collar dengan hati-hati agar tanah dalam
Isi cetakan = ¼ x π x D² x t
= 941,351 cm³
= 1,66 gr/cm³
air +100)
= 1,48 gr/cm³
x berat jenis)
= 2.01
52
= 51,5 gr
x 100 %
= (6 / 51,50) x 100 %
= 11,65 %
3
d max = 1,53 gr/cm
1.60
1.50
Berat Isi ( gr / Cm3 )
1.40
1.30
1.20
5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00
Dengan pengujian pemadatan (proctor test), maka didapat ZAV (zero air
void) rata-rata yaitu 1,81 dan kadar air rata-rata yaitu 15,5 %. Pada grafik
54
hubungan antara kadar air dan berat isi kering, didapat kadar air optimum yaitu 20
Pada pengujian Direct Shear kekuatan gser tanah diperoleh dengan cara
menggeser contoh tanah yang diberi beban normal (N). Kekuatan tanah yang
diperoleh dari percobaan tersebut adalah dalam kondisi draied (kering), karena air
di dalam pori tanah diijinkan keluar selama pembebanan. Oleh karena itu
percobaan Direct Shear pada umumnya digunakan untuk tanah pasir (granular).
Hubungan antara besarnya gaya geser (T) dan beban normal (N)
dipresentasikan dalam grafik, untuk menentukan parameter kohesi (c) dan sudut
geser dalam tanah (ϕ). Agar diperoleh hasil yang akurat, maka pengujian
Acuan/Refrensi
55
3.8.3 Peralatan
1. Alat geser langsung terdiri dari
- Setang penekan dan pemberi beban
- Alat penggeser lengkap dengan cincin penguji (proving ring) dan 2
buah arloji geser (extensionmeter).
- Cincin pemeriksaan yang terbagi dua dengan penguncinya terletak
dalam kotak.
- Beban-beban
- Dua buah batu pori
2. Alat pengeluar contoh dan pisau pemotong
3. Cincin cetak benda uji
4. Neraca dengan ketelitian 0.001 gram
5. Stopwatch
Sampel tanah tersebut ujung nya diratakan dengan pisau dan cincin
cetak benda uji ditekan pada ujung tanah tersebut. Tanah dikeluarkan
Contoh yang dibuat harus cukup besar untuk membuat 3 buah beban
benda uji. Benda uji dipersiapkan agar tidak kehilangan kadar air.
Contoh tanah harus dipadatkan pada kadar air yang berat dan isi yang
4. Tebal minimum benda uji kira-kira 1,3 cm tetapi tidak kurang dari 6
untuk benda uji yang berbentuk empat persegi panjang atau bujur
5. Sampel tanah yang telah dipasang pada alat direct shear diberi beban
7. Pengujian ini diulang lagi untuk sampel yang kedua dan ketiga.
Diameter = 6,06 cm
Tinggi = 2,67 cm
Luas Penampang = ¼ x π x D²
= ¼ x π x (6,06)²
= 28,843 cm²
Waktu = 0,25
yang di atas.
59
0.700
0.500
0.400
1KG
0.300
2KG
0.200
3KG
0.100
0.000
0.00 2.00 4.00 6.00
REGANGAN (MM)
0.8
TEGANGAN GESER (KG/CM2)
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3 0,2
0.2
0,036
0.1
0,02 kg/cm2
0.0
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 0.12
TEGANGAN NORMAL (KG/CM2)
3.8.7 Kesimpulan
y = mx + b
= tanˉ¹ (15,41)
= 86,29°
Pada pengujian ini, didapat sudur geser (ϕ) sebesar (86,29⁰), dan nilai
kohesi (c) sebesar (0,01). Semakin besar sudut geser maka semakin besar kuat
geser tanah. Semakin besar kadar air maka sudut geser semakin kecil menuju
harga nol.
Lapisan tanah yang akan dipakai sebagai lapisan sub-base atau sub-grade
suatu konstruksi jalan pada umumnya memerlukan proses pemadatan agar mampu
menerima beban sesuai dengan yang direncanakan. Salah satu cara untuk
Bearing Ratio (CBR). Prinsip dasar dari pengujian CBR adalah membandingkan
besarnya beban (gaya) yang diperlukan untuk menekan torak dengan luas
penampang 3 inchi² ke dalam lapisan perkerasan sedalam 0,1 inchi (2,54 mm)
atau 0,2 inchi (5,08 mm) dengan beban standar. Oleh karena itu, kekokohan
Besarnya beban standar untuk penetrasi 0,1 inchi adalah 3000 lbs (pound) atau
sekitar 1350 kg, sedangkan besarnya beban standar untuk penetrasi 0,2 inchi
dinyatakan dalam persen (%) dan cara yang digunakan untuk menilai kekuatan
62
tanah dasar adalah suatu percobaaan penetrasi yang disebut percobaan CBR.
Dimana hasil pengujian tersebut dapat digambarkan pada suatu grafik untuk
mendapatkan tebal perkerasan dari suatu nilai CBR tertentu. Pengujian CBR
mempunyai teoritis dan grafik tabel perkerasan terhadap nilai CBR. Harga CBR
terendam disebut CBR unsoaked dan pada kondisi terendam atau disebut CBR
soaked, pada umumnya harga CBR soaked lebih rendah dari CBR unsoaked.
Namun dengan demikian kondisi soaked adalah kondisi yang sering dialami di
terendam.
lapisan tanah yang umumnya akan dipakai sebagai sub-base (urugan) atau sub-
3.9.4 Peralatan
3. Piringan pemisah
4. Palu penumbuk
8. Piston penetrasi
10. Talam
13. Timbangan 20 kg
15. Oven
(a) (b)
Gambar 3.9 Foto Alat dan Pengujian CBR (a) Pengujian CBR, (b) Pengeluaran
sampel tanah dari cetakan
2. Sampel tanah tersebut dicampur dengan air sampai kadar air optimum.
100 + 𝐵
𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 = 5000 𝑥 −1
100 + 𝐴
Keterangan :
A = Kada air asli (mula-mula) (%)
B = Kadar air optimum (%)
5000 = Jumlah contoh
14. Setiap hasil pembacaan arloji dikalikan dengan hasil kalibrasi alat.
= 3 gr
= 35 gr
66
= (3 gr / 35 gr) x 100 %
= 8,57 %
sampel 3) / 3
= 8,43 %
Kadar air 1 2 3
Berat tanah basah + container (W1) Gr 52.5 67 63
Berat tanah kering + container (W2) Gr 49.5 62.5 59.5
Berat container (W3) Gr 14.5 13.5 13
Berat air Gr 3 4.5 3.5
Berat tanah kering Gr 35 49 46.5
Kadar air (%) 8.57 9.18 7.53
Rata-rata kadar air (%) 8.43
= 3854 gr
Berat isi kering = (Berat isi basah x 100) / (kadar air + 100)
= (1,81 x 100) / (18,68 + 100)
= 1,52 gr/cm³
= 8,5 gr
68
= 45,5 gr
100 %
= 18,68 %
Sebelum Sesudah
0 0,000 0 0
1 0,047 6 192,852
2 0,100 9 289,278
3 0,137 10 321,42
4 0,216 13 417,846
6 0,316 15 482,13
8 0,528 19 610,698
10 0,677 23 739,266
750
700
650
600
550
500
450
Beban ( lb )
400
350
300
250
200
150
100
50
0
0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600
Penurunan ( Inchi )
70
Harga CBR
CBR 0.1" 0.2"
250 390
Atas x 100 % x 100 %
3x1000 3x1500
8,333 8,667
0 0 0 0
1 0,052 13 417,846
2 0,118 21 674,982
3 0,156 24 771,408
4 0,214 29 932,118
6 0,301 34 1092,83
8 0,492 43 1382,11
10
1400
1300
1200
1100
1000
900
800
Beban ( lb )
700
600
500
400
300
200
100
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Penurunan ( Inchi )
Harga CBR
CBR 0.1" 0.2"
530 900
Atas x 100 % x 100 %
3x1000 3x1500
17,667 20,000
0 0 0 0
1 0,113 23 739,266
2 0,222 35 1124,97
73
3 0,335 43 1382,11
4 0,415 51 1639,24
6 0,669 58 1864,24
8 0,817 60 1928,52
10
1700
1600
1500
1400
1300
1200
1100
1000
Beban ( lb )
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Penurunan ( Inchi )
Harga CBR
CBR 0.1" 0.2"
590 990
Atas x 100 % x 100 %
3x1000 3x1500
19,667 22,000
74
3.9.7 Kesimpulan
Pada pengujian CBR ini, didapat nilai CBR pada 10 kali tumbukan yaitu
sebesar 8,333 % dan 8,667 %. Pada 25 kali tumbukan didapat nilai CBR sebesar
17,667 % dan 20,000 % dan pada 56 kali tumbukan didapat nilai CBR sebesar
19,667 % dan 22,000 %. Ini berarti tanah ini cocok digunakan untuk sub-grade
sebagaitanah timbunan, karena mempunyai nilai CBR rata-rata di atas 6%.
75
Acuan/Refrensi
3.10.3 Peralatan
1. Mesin penekan
2. Tabung penuh dan tabung belah
3. Alat pengeluar contoh
4. Dial deformasi
5. Jangka sorong
6. Stopwatch
76
7. Oven
8. Timbangan
9. Pisau
Gambar 3.10 Foto Alat dan Pengujian Unconfined (a) Pengujian unconfined, (b)
Compression test, (c) Tabung dan alat penekan
- Untuk menjamin keaslian benda uji keluarkan benda uji dari tabung
contoh asli, potong bagian contoh yang terdapat pada tepi
tabung contoh asli sepanjang 2 cm. Dorong benda uji pada
tabung contoh asli, sampai masuk seluruhnya ke dalam tabung
yang akan diuji. Diratakan kedua ujung permukaan benda uji
dengan pisau.
- benda uji diambil dari tabung contoh asli dengan memasang tabung
yang sesuai ukuran benda uji yang digunakan tepat di tengah-
tengah.
dan catat nilai beban & deformasi yang terjadi setiap 15 detik.
4. Penekanan terus dilakukan hingga sudah tidak ada penambahan
beban pada penambahan regangan atau hingga tercapainya
regangan 20 %.
5. Ditentukan kadar air benda uji tersebut.
6. Digambarkan pola keruntuhan yang terjadi pada benda uji tersebut,
dan diukur sudut kemiringan keruntuhannya.
Luas penampang = ¼ x π x D²
= ¼ x π x (6,95 cm)²
= 37,94 cm²
0.900
0.800
0.700
0,78 kg/cm²
0.600
0.500
0.400
0.300
0.200
0.100 0,22 mm
0.000
0 0.1 0.2 0.3 0.4
Regangan (cm)
3.10.7 Kesimpulan
Pada grafik hubungan antara tegangan dan regangan di atas didapat nilai
Cu (kekuatan geser) = 0,78 dan nilai qu (kuat tekan bebas) = 0,22 kg/cm². Sehingga
tanah tersebut masuk pada konsistensi tanah “lempung sedang” karena kekuatan
tekanan bebas tanah berada di rentang 0,50 – 1,0.
Acuan/Refrensi
3.11.3 Peralatan
1. Axial loadbig device, berupa dongkrak yang digerakkan oleh motor
elektronik melalui transmisi getar yang dilengkpai dengan compressor
untuk memberikan tegangan hydraulik ke dalam chamber triaksial.
2. Axial load measuring device, berupa proving ring, stain gage,
hydraulic load cell.
3. Chamber pressure maintaining device, terdiri dari reservoid yang
disambungkan pada triaksial chamber fluid.
4. Specimen cap dan specimen base
5. Deformation indicator
6. Satu unit mesin triaxial, yang terdiri dan :
a. load frame (kerangka beban)
b. proving ring
c. dial untuk mengukur kecepatan regangan cell triaxial
7. Extruder
8. Tabung pencetak sesuai dengan ukuran contoh
9. Pisau/spatula
10. Ring karet
11. Membran karet
12. Timbangan
82
2. Diambil satu cell triaxial, dibersihkan dan dipasang base plate yang
sesuai dengan ukuran contoh tanah.
83
6. Cell ditempatkan pada load frame, pasang proving ring dan dial
pengukur regangan, kemudian putar dongkrak perlahan untuk
memastikan bahwa piston telah menyentuh bagian atas contoh tanah.
Hal ini dapat diketahui bila dial proving ring telah bergerak.
Diameter = 3,45 cm
Luas penampang = ¼ x π x D²
= ¼ x π x (3,45 cm)²
= 3,475 cm²
σ₁ = 0,25
1–Î = 1 – 0,003
= 0,997
85
Deform Teg.
L koreksi
Waktu dial. Beban Beban Deviator egangan
Luas
dial Sampel 1- 1 = normal
0,001 L/L0 A1 P/A1
10.00
9.00
Beban Sampel (kg) 8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
0.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050
Strain ϵ
Gambar 3.11.1 Grafik Hubungan antara Strain Rate (%) dengan
Beban Sampel 1 (Kg)
3.00
Deviator stress (kg/cm2)
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
0.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050
Strain ϵ
Gambar 3.11.2 Grafik Hubungan antara Strain Rate (%) dengan
Tegangan Deviator (Kg/cm²)
88
12.00
10.00
Tegangan normal
8.00
(kg/cm2)
6.00
4.00
2.00
0.00
0.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050
Strain ϵ
14.00
12.00
Beban Sampel (kg)
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
0.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050 0.060
Strain ϵ
Gambar 3.11.4 Grafik Hubungan antara Strain Rate (%) dengan
Beban Sampel 2 (Kg)
3.50
Deviator stress (kg/cm2)
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
0.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050 0.060
Strain ϵ
7.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
0.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050 0.060
Strain ϵ
Gambar 3.11.6 Grafik Hubungan antara Strain Rate (%) dengan
Tegangan normal (Kg/cm²)
93
12.00
Beban Sampel (kg) 10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
0.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050 0.060
Strain ϵ
3.00
Deviator stress (kg/cm2)
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
0.000 0.020 0.040 0.060
Strain ϵ
4.00
Strain ϵ
Perhitungan sampel 1 :
Teg σ3 = 0,25
P = Teg σ1 / 2
= 2,64/ 2
= 1,32
R (jari-jari) = Δσ1 / 2
= 1,1970 / 2
= 0,5985
Y
= 2,3940
40°
0.35
x
2.70 3.28
0.25 0.50 0.75 2.39