PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Rumah Sakit adalah sarana pelayanan kesehatan, dimana masyarakat akan merasa
percaya akan pelayanan yang diberikan oleh paramedik untuk mendapatkan kesehatan
yang prima, namun beberapa waktu terakhir ini timbul masalah dalam pelayanan rumah
sakit yang disebabkan oleh pelayanan yang kurang memuaskan yang diberikan hal
tersebut berhubungan dengan kondisi linen rumah sakit, disamping linen yang tidak
memenuhi standar kebersihan, jumlah linen yang kurang, umur/masa pakai linen yang
sudah lebih dari satu tahun, atau juga linen yang sudah tidak layak pakai tetapi masih
digunakan, juga tidak menutup peluang linen yang berubah fungsi untuk menghemat
pengadaan linen itu sendiri.
Buku ini mengupas sebagian terkecil dari hal-hal yang timbul dari permasalahan terkait
dengan pengadaan linen, pelayanan linen penyimpanan linen dan proses pembersihan
linen secara benar yang dihubungkan dengan ulasan dari depatermen terkait yang sudah
menerbitkan buku Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit yang diterbitkan oleh
Depatermen Kesehatan Republik Indonesia (DepKes RI) dalam menjalankan pelayanan
kesehatan masyarakat di Indonesia.
Buku ini berpusat dari pengalaman dalam bidang laundry baik laundry perhotelan
maupun laundry retaill dimana dalam permasalahan laundry hampir sama, namun
demikian dalam laundry Rumah Sakit mempunyai perbedaan yang menyolok yaitu dalam
pemakaian kimia laundry dan proses produksi laundry yang harus tepat dan benar.
Perbedaan-perbedaan pada mesin laundry, sumber daya manusia, kondisi lingkungan juga
kondisi air yang digunakan dalam proses laundry rumah sakit akan semakin komplek
sebab pengaruh yang ditimbulkan ternyata cukup besar sehingga laundry yang dulu selalu
terbelakang sekarang ini tidak dapat lagi karena laundry mempunyai teknologi yang
cukup berkembang (dibandingkan dengan rumah sakit yang ada di Malaysia, Singapura
atau Australia) maka laundry rumah sakit di Indonesia masih jauh dari kata benar.
Kupasan dalam buku ini diharapkan akan menambah wawasan minimal mengingatkan
pada para pekerja laundry baik yang ada dalam lingkungan rumah sakit maupun
perhotelan mungkin juga laundry retaill bahwa keterkaitan bidang laundry pada usaha
lain adalah sangat erat terutama teknologi tekstil di Indonesia maupun masuknya
Atas dasar peraturan-peraturan tersebut maka didapatkan beberapa hal yang terkait
dengan managemen linen rumah sakit terutama pada pemilihan bahan dasar untuk
pembuatan linen, proses pembuatan linen yang benar sesuai dengan fungsinya dan
perawatan linen yang benar sesuai dengan standar DEPKES yang berlaku, adanya
pengujian linen setiap 6 (enam) bulan sekali terhadap standar kelayakan linen menjadikan
linen sebagai salah satu penyebab timbulnya nosokomial di lingkungan rumah sakit.
Seberapa besar peranan linen rumah sakit tehadap kegiatan yang berlangsung di
lingkungan rumah sakit? Faktor apa yang menyebabkan terjadinya kerusakan linen rumah
sakit sebelum pada waktunya pengantian linen baru?
D. Tujuan
Tujuan dari pengupasan masalah yang ada hanya meliputi manajemen cara pemilihan
linen/pengadaan linen (bukan pemilihan merk bahan tertentu, melainkan menyarankan
bahan dengan type/kriteria tertentu), jumlah linen untuk memenuhi jumlah standar dari
kebutuhan linen yang benar dalam satu rumah sakit dihitung dengan jumlah tempat tidur
serta perkiraan jumlah hunian dari rumah sakit itu sendiri (BOR), distribusi linen yang
benar dan cara penyimpanan linen yang baik sehingga tidak menimbulkan masalah pada
linen tersebut, juga pemilihan bahan kimia sebagai media pencucian serta air yang
menjadi kebutuhan pokok dalam proses pencucian, pada prinsipnya proses pencucian
semuanya benar namun dalam buku ini proses pencucian yang disesuiakan dengan
kondisi lingkungan serta berhubungan dengan kualitas pencucian, limbah pencucian serta
memandang nosokomial sebagai hal yang harus dihindari dalam pengelolaan laundry
rumah sakit.
Sementara proses pencucian akan dikupas secara terbuka mulai dari pengaruh chemical
laundry yang digunakan, obat-obatan yang digunakan di rumah sakit, ketahanan noda
yang ditimbulkan juga termasuk Prosedur Baku dalam Bekerja (Standard Operation
Prosedur) rotasi/perputaran linen yang benar dari sistem pergerakan linen di rumah sakit
(mulai dari penerimaan linen kotor sampai distribusi linen bersih).
Tujuan dari manajemen linen adalah memenuhi kebutuhan linen dirumah sakit sehingga
proses pelayanan kesehatan yang ada dirumah sakit tidak terganggu karena linen yang
bermasalah (kurangnya ketersediaan linen, linen yang masih basah/belum dicuci, linen
bersih yang masih bernoda atau bau dll).
A. Dasar-dasar Tekstil
Textil adalah proses hasil akhir dari pengolahan serat baik serat alami maupun serat sintetis,
perbedaan jenis textile tergantung dari asal serat sebagai bahan penyusunnya sehingga serat
alami dan serat sintetis (buatan) mempunyai perbedaan yang mendasar untuk itu sistem yang
dibuat dalam perawatan hasail akhir dari textile tersebut juga mengamali perbedaan, untuk itu
dasar sebelum pembahasan lebih lanjut tentang laundry maka sebagai pengetahuan awal
harus diketahui dulu textile sebagai bahan dasar pembuat linen.
Serat alam adalah serat yang dihasilkan oleh alam, biasanya terbuat dari tumbuhan atau
selolusa ada juga yang tebuat dari material bahan tambang.
Serat buatan adalah serat yang dibuat dari bahan-bahan kimia sehingga terbetuk serat yang
hampir sama dengan serat alami namun beda karakter dari serat yang ada.
Saat ini dipasaran textile terdapat pembuatan serat buatan dan serat alam yang diproses
menjadi satu textile hal ini karena kebutuhan membuat inovasi selalu berubah dan
berkembang, karakter yang terbentuk dari serat alam dapat dilihat apabila benang tersebut
dibakar maka akan meninggalkan bekas dan berbau seperti rambut terbakar sedangkan kalau
serat buatan lebih cenderung meninggalkan arang dan tidak berbau (ada beberapa jenis serat
alam tertentu yang beda analisanya tergantung dari jenis serat alam yang dibuat contoh diats
adalah sebagian yang ada).
Serat sintetis adalah proses senyawa kimia buatan yang dihasilkan dengan teknologi tertentu
sehingga akan terbentuk satu serat benang yang apabila ditenun menghasilkan textile.
Pada pembuatan benang sintetis diperlukan bahan-bahan kimia antara lain methanol, ethylene
glycol dan dimethylterephthalate dengan menggunakan reaktor diproses sehingga dihasilkan
serat halus yang nantinya akan dijadikan benang pada proses hasil akhir menjadi textile, serat
yang terbentuk akan dipilin dan ditenun menjadi kain/textile.
Proses pertenunan ini yang menjadikan dasar pembuatan textile dimana dalam proses
pertenunan diberikan mode atau corak dalam membuat motif tenunan pada kain tersebut
sehingga akan terbentuk kain yang bermotif baik dan bagus. Motif tenun dibentuk dengan
Feed Tank
Spinneret
Filter
Reaktor
Methanol To Recovery
Ethylene Glycol
Dimethylterephthalate
sistem Shedding atau pembukaan mulut Lusi. Adapun pembukaan mulut Lusi pada mesin
tenun dapat dilakukan dengan menggunakan sebagai berikut :
1. Cam (>8 picks)
2. Dobby (>6,400 picks)
3. Jacquard (>1,800,000 picks)
kain pada tenunan digunakan untuk memberikan corak yang berbeda dan guna yang berbeda
pula. Selain dilakukan penenunan juga ada yang dilakukan perajutan, perajutan adalah kain
yang dibentuk oleh suatu sistim benang yang membentuk jeratan menjadi kolom (wales) dan
baris (course). Ada 2 (dua) tipe utama untuk rajutan yaitu :
1. Kain Rajut Lusi
2. Kain Rajut Pakan
Sedangkan saat ini ada beberapa merek mesin tenun yang beredar antara lain adalah :
2. Penyempurnaan Khusus
Proses penyempurnaan khusus dilakukan untuk mendapatkan hasil lebih spesifik lagi
sesuai dengan kebutuhan pasar sehingga hanya dilakukan berdasarkan kebutuhan saja.
Proses ini memberikan kontribusi pada karakteristik kain yg di inginkan, performance
dan kenampakannya.
a. Durability Abrasion Resistance
b. Comfort W/R, W/P, Antistatic
c. Safety Flame Retardant
d. Improve Care Soil Release, D/Pe. Biological Resistance Antibacterial
Setelah mengetahui hal-hal diatas juga perlu diketahui dasar dari kontruksi kain dimana
konstruksi kain akan menambah pengetahuan tentangkekuatan kain yang dibuat sehingga
sebagai user perlu sedikit tahu akan onstruksi kain ini, konstruksi kain dapat dibedakan
menjadi 6 (enam) macam, antara lain :
A. Komposisi Serat
Suatu kain dibuat dengan satu atau lebih macam serat sesuai karakteristik kain yang
diinginkan.
C. Kepadatan Kain
Dinyatakan dengan jumlah benang Lusi terhadap benang Pakan per inci perseginya.
69 x 60
94 x 64
140 x 72
Catatan : Jumlah Benang Lusi > Jumlah Benang Pakan
D. Nomor Benang
E. Lebar Kain
Seringkali anggapan bahwa noda dapat dihilangkan di laundry juga membuat linen
menjadi berumur lebih pendek hal tersebut terkait dengan adanya proses pemaksaan
saat pencucian (dengan menambahkan obat-obat spoting) sehingga linen akan lebih
cepat rusak dibandingkan dicuci secara normal (pencucian normal adalah pencucian
dengan mengunakan detergen saja).
Seperti halnya di hotel-hotel linen rumah sakit hampir sepenuhnya sama dengan linen
hotel hanya beberapa item yang berbeda karena kalau hotel lebih kearah estetika atau
keindahan sedangkan kalau rumah sakit dari segi fungsi dan kelas yang mengunakan
linen tersebut, artinya antara kelas 1, 2 dan 3 berbeda dengan kelas VIP, VVIP atau
suite room perbedaan yang menyolok adalah dari segi jumlah dan macam linen yang
digunakan.
Hal tersebut terkait dengan fasilitas yang ada disetiap kamar Rawat Inap seperti
misalnya pemakaian bed cover hanya digunakan untuk VIP, VVIP dan Suite
sedangkan kalau selimut digunakan dari kelas 1, 2, 3, VIP, VVIP dan Suite Room
namun jenis selimutnya berbeda atau mungkin kualitas selimutnya berbeda, adapun
jenis dan macam linen rumah sakit antara lain :
1. Linen Kamar OK, NICU, ICU, IGD, Radiologi, VK atau ruangan sejenis.
Linen yang digunakan di ruangan ini lebih cenderung akan banyak terkena noda
seperti darah, faces, muntahan, obat-obatan sehingga membutuhkan linen yang
lebih spesifik artinya untuk mengantisipasi noda tersebut dibutuhkan jenis
bahan/kain yang mempunyai sifat tidak mudah menyerap air/noda namun juga
harus mempunyai ketahanan pada suhu tinggi dalam waktu yang lama atau tahan
terhadap chemical, panas tinggi, uap air, dll pada saat proses sterilisasi atau
CSSD.
Untuk lebih spesifik lagi bahwa ruang OK, NICU dan ICU boleh dikatakan
ruangan semi steril sehingga ada baiknya bahan yang digunakan tahan terhadap
Gambar : Kain Soil Reallise (SR) Gambar : Kain Water Repalent (WR)
Sifat bahan yang digunakan pada linen rumah sakit dapat dilihat dari posisi bahan
tersebut digunakan seperti pada linen Kamar Operasi (OK) perlu digunakan
bahan-bahan yang mempunyai karakter tertentu seperti sifat Water Repaleant
(WR) atau menggunakan bahan Soil Reallise (SR) dimana bahan-bahan tersebut
tidak mudah menyerap noda sehingga proses pencuciannya akan lebih mudah dan
efesien sehingga waktu proses pencucian cepat dengan standar kualitas hasil
cucian cukup memuaskan.
Bahan SR dan WR sendiri adalah bahan biasa yang pada proses finishing
mengalami perbedaan yaitu dengan menambahan bahan kimia tertentu sehingga
sifat WR atau SR dapat ditimbulkan pada kain tersebut, hal ini sangat membantu
pada proses perawatan linen menjadi lebih mudah dan cepat.
Contoh :
Spray/Laken/pembungkus kasur, stik laken, Zeil, Sarung Bantal, standar bakunya
adalah apabila ruangan periksa/poli ber-AC maka gunakan bahan linen yang
Kasus :
Semua bahan dapat digunakan sebagai linen rumah sakit, pengadaan banyak pemakaiannya
disesuaikan dengan kebutuhan sisanya disimpan dalam gudang.
Jawaban :
Pada dasarnya linen rumah sakit terbuat dari bahan cotton atau poli-cotton, dimana
diinginkan oleh pihak rumah sakit, yang menjadi permasalahan adalah proses perawatan linen
itu sendiri, dimana adanya noda yang sering timbul di rumah sakit seperti darah, obat-obatan
dan makanan membuat pemilihan jenis bahan dasar linen harus diperhitungkan, artinya bahan
dasar linen yang mudak kena noda tetapi sukar dihilangkannya jangan digunakan lebih baik
Kasus :
Jawaban :
Anggapan bahwa semua noda dapat dihilangkan setelah dicuci di laundry adalah salah, sebab
noda terbagi dalam 2 (dua) bagian, yaitu :
a. Asal/jenis noda.
Asal/jenis noda adalah bagai mana noda itu timbul atau berasal, apakah dari noda
makanan, darah, minuman, karat, tinta dll. Setelah diketahui asal/jenis noda maka
dapat digunakan beberapa pembersihan/spoting dengan chemical yang memang
diproduksi untuk membersikan noda tersebut, hal ini bukan berarti bahwa noda
tersebut dapat dihilangkan melainkan harus dites dulu apakah kain tersebut tahan
terhadap chemical untuk menghilangkan noda tersebut. Pengetesan dilakukan pada
bagian lipatan kain pada barang yang akan di spoting apabila tidak terjadi reaksi
berupa sobek, rapuh, pudar warnanya maka chemical tersebut dapat digunakan
sebagai sarana membantu mengurangi noda yang ada.
Noda yang timbul biasanya tidak dapat dihilangkan secara keseluruhan melainkan
hanya dapat mengurangi saja sehingga noda tersebut menjadi tidak terlihat jelas.
Ada beberapa noda yang tidak dapat dihilangkan atau disamarkan seperti noda kunyit,
noda jamur, beberapa macam tinta permanen, jelaga, dll
Noda tertentu akan bereaksi dengan chemical laundry, ada juga yang bereaksi dengan
obat spoter seperti noda kunyit akan bereaksi dengan chlorin menjadi warna
kecoklatan dari warna kuning, obat spoter rust-Go penghilang noda karat akan
merusak serat kain menjadi cepat putus/sobek dll.
b. Lama noda.
Salah satu dari perawatan linen rumah sakit adalah proses pencucian atau laundry, saat ini
banyak terjadi keluhan tentang hasil pencucian linen rumah sakit yang tidak bagus atau masih
menyisakan noda bahkan ada yang berpendapat masih ada bau tidak sedap (contoh : seorang
dokter yang mau mengoperasi harus membawa baju operasi sendiri karena laundry di rumah
sakit tersebut hasilnya tidak memuaskan atau tertundanya operasi pada pasien karena linen
OK belum selesai di Laundry).
Apa sebenarnya arti dari proses pencucian ? berguna untuk apa proses pencucian tersebut ?
hal yang menjadi pertanyaan utama dalam laundry adalah :
- Sebenarnya apa pengertian dari cuci/mencuci/laundry?
- Apa tujuan pencucian itu sendiri dalam hubungannya dengan pelayanan Rumah
Sakit?
Pengertian pencucian sendiri adalah :
Suatu proses pembersihan suatu benda dengan jalan
mengeluarkan/melepaskan partikel-partikel yang melekat pada
benda tersebut, sehingga diperoleh keadaan seperti semula dari
benda yang bersangkutan.
Untuk menjalankan hal-hal yang tertulis diatas tujuan pelayanan linen di rumah sakit adalah :
1. Secara Umum
Adalah untuk meningkatkan pelayanan linen Rumah Sakit.
2. Secara Khusus :
a. Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan linen di rumah sakit.
b. Sebagai pedoman kerja untuk mendapatkan linen yang bersih, kering, rapi,
utuh dan siap pakai.
c. Sebagai panduan dalam meminimalisasi kemungkinan untuk terjadinya infeksi
silang (nosokomial/hospital acquired infection).
d. Untuk menjamin tenaga kesehatan, pengunjung, kontraktor dan lingkungan
dari terpapar bahaya potensial.
e. Untuk menjamin ketersediaan linen di setiap unit di rumah sakit.
Fabric Name adalah nama kain itu diproduksi dan diberi nama atau istilah sehingga
mudah dalam pencatatan arsip di pabrik.
Color adalah warna yang dibuat oleh pabrik untuk jenis kain tersebut.
Composition adalah komposisi dari kain itu dibuat apakah dari cotton atau sintetis atau
campuran cotton-sintetis.
Construction adalah type pintalan, konstruksi benang penyusun kain.
Cutable adalah untuk ukuran tertentu mempunyai berat tertentu dimana ini digunakan
untuk penghitungan berat kain nantinya.
a. Alkalin
Memperkuat fungsi kerja detergen sehingga daya gesek yang dihasilkan oleh
detergen lebih besar juga berfungsi untuk membantu membuka pori-pori kain.
Karena sifat coustic soda akan merusak sifat fiber pada kain, sehingga penelitian
BSE menggunakan gelatine organic untuk suspensi kotoran dan mengeleminasi
noda garam meneral yang mengendap karena kondisi air yang sulit.
Pemakaian Alkohol khusus yang merupakan solvent larut air untuk menghilangkan
noda minyak yang larut dalam air.
Adanya surfactan imidoziline untuk pembilasan lebih cepat dan anti jamur.
Mempunyai pH 12,0 – 13,0
Berbau seperti mengandung kaporit/detergen dengan kadar sedang, dengan aksi
busa yang terkontrol.
Dipasaran dapat berbentuk cairan bening agak kental atau bubuk berwarna kuning
atau putih tergantung produsen pembuatnya.
b. Detergen
Mempunyai peran sebagai penghilang kotoran yang bersifat asam, secara garis
besar sebab kotoran yang ada pada bahan yang dicuci biasanya bersifat basa maka
digunakan asam sebagai pengangkat kotorannya. Beberapa produsen membuat
detergen yang tidak memerlukan campuran additive lain sehingga dalam
pemakiannya akan mengurangi biaya penanganannya, pembelian dan penyimpanan,
mempunyai sifat low foam sehingga akan mempermudah dalam proses
pembilasannya serta aman untuk semua jenis kain.
Mempunyai pH 11,0 – 12,0.
Tidak berbau, dipasaran dapat berbentuk cairan bening agak kental atau bubuk
putih kadang-kadang ada butiran biru atau merah adalah kimia tambahan yang
disebut biolight untuk membuat hasil cucian menjadi lebih cemerlang tergantung
produsen pembuatnya.
d. Bleach/Chlorin
Pada dasarnya sifat bleach ada 2 (dua) macam yaitu :
- Bleaching atau pemutih adalah bersifat mengambil oksigen dari kain sehingga
noda yang tertinggal dapat terangkat juga, biasanya dipakai untuk bahan yang
berwarna putih.
Pada uji tes reflectance membuktikan bahwa 95% - 100% pemutih dilakukan
oleh Chlorine bleach. Chlorine bleach juga mengikat besi (Fe) dalam air,
mencegah perubahan warna pada kain dan mengurangi penambahan additive
Phospat pada proses pemutihan. Efektivitas pada chlorin bleach adalah karena
terjadi reaksi ogsidasi yang menyebabkan pelepasan chlorin dari senyawa
organik, dengan cairan hypochlorine.
Mempunyai pH 8,0 – 9,0
Bekerja sempurna pada suhu maksimal 600C.
Berbau seperti mengandung kaporit menyengat
Dipasaran berbentuk bubuk putih atau cairan bening tergantung produsen
pembuatnya.
- Oxygen Bleach adalah bersifat menambahkan oksigen sehingga noda akan
menjadi pucat warnanya dan noda akan terlihat samar, biasanya digunakan pada
bahan yang berwarna bukan putih (untuk mencobanya bahan yang akan diberi
Oxygen Bleach harus diuji coba dulu sebab beberapa sistem pewarnaan kain
tidak tahan pada oxygen bleach sehingga warna akan pudar).
Mempunyai pH 10,0 – 11,0
Bekerja sempurna pada suhu minimal 700C
Berbau seperti mengandung kaporit menyengat
e. Sour/Netralizer
Karena sifat cucian yang menjadi basa akhibat dari pemakaian detergen, alkali,
emulsi juga bleach/oxygen bleach maka digunakan asam sebagai penetralisir dari
basa sehingga didapatkan kondisi netral/balan dengan pH 7 (kondisi asam dan
basa seimbang).
Dalam kandungannya sour adakalanya mengandung metilin blue, dimana sifat
dari metilin blue adalah tidak dapat dibuang secara sembarangan maka periksa
dulu kimia penyusun sour yang akan digunakan.
Mempunyai pH 4,0 – 5,0
Dipasaran berbentuk bubuk biru atau cairan bening tergantung produsen
pembuatnya, tidak berbau.
f. Softener
Mengandung bahan untuk melembutkan yang berasal dari kandungan lemak
tumbuhan atau lemak hewan yang sifatnya melindungi serat kain dari noda namun
g. Starch/Kanji
Adalah tepung jagung sebagai bahan dasarnya untuk mengkanji atau untuk
mengkakukan bahan cucian sehingga akan kaku dan keras (mirip kertas), selain
untuk mencegah noda masuk dalam serat kain (beberapa seragam militer masih
menggunakan kanji untuk membuat seragam terlihat kaku dan keras sehingga
tidak mudah kusut).
Tidak berbau dipasaran berbentuk bubuk putih tergantung produsen pembuatnya.
h. Disinfektan
Untuk pencucian di rumah sakit perlu menggunakan disinfektan dimana setiap
linen atau uniform yang terkena noda darah atau cairan lain dari tubuh manusia
maka diharuskan untuk dilakukan perendaman dengan disinfektan untuk
mencegah terjadinya penularan nosokomial (termasuk linen infeksius).
Ada beberapa laundry rumah sakit menggunakan chlorin sebagai penganti
disinfektan tapi hati-hati karena pewarnaan kain saat ini lebih rentan terhadap
chlorin sehingga apabila terkena chlorin maka cenderung pudar warnanya atau
bahkan kain menjadi cepat lapuk dan mudah sobek.
Namun demikian masih digunakannya disinfektan untuk lantai atau kamar mandi
sebagai penganti disinfektan khusus untuk kain yang harganya relatif lebih mahal,
hal tersebut akan merusak kain yang dicuci maka sebaiknya gunakan disinfektan
yang benar.
Kandungan khationic pada disinfektan agan berguna untuk membunuh bakteri,
jamur dan ganggang, dengan takaran tertentu tidak akan menyebabkan imun.
Jenis-jenis chemical diatas adalah standar chemical yang digunakan dalam laundry baik
rumah sakit maupun laundry hotel namun demikian ada beberapa yang tidak digunakan
karena memang tidak dibutuhkan.
Hal utama dari kimia laundry adalah MSDS sebab pada MSDS terdapat bahan penyusun
kimia tersebut, cara perlakuan/penyimpanan yang benar serta cara pengambilan yang
benar, beberapa kimia laundry berbentuk bubuk/serbuk halus dimana mudah diterbangkan
angin dan dapat terhirup, untuk chemical jenis bleach mengandung chlorin tinggi
sehingga menimbulkan bau yang menyengat yang dapat menyebabkan orang yang
menghirupnya menjadi sesak napas dan pusing-pusing, untuk itu masker penutup mulut
dan hidung harus digunakan apabila membuka kemasan bleach/chlorin (perhatikan SOP
yang berlaku).
Produk yang benar adalah yang mempunyai MSDS yang sudah didaftarkan pada kantor
dinas perindustrian dan perdagangan karena produk tersebut akan mempunyai nama dan
breand tertentu yang sudah menjadi hak paten dari perusahaan (juga terdapat nomer
regrestrasi dari dinas perdagangan dan perindustrian).
Pada proses pencucian dibutuhkan pemahaman yang lebih dimana ada hal-hal yang akan
berakhibat menghambat proses pencucian atau juga menjadikan cucian tersebut menjadi
tidak bersih.
Adapun yang akan mempengaruhi proses pencucian adalah :
b. Warna linen.
Pisahkan antara barang yang berwarna putih, dengan yang berwarna, untuk yang
berwarna perhatikan apakah luntur atau tidak, gabungkan yang berwarna terang
dan pisahkan yang berwarna gelap sebab saat proses pencucian sebaiknya yang
berwarna gelap, warna terang dan warna putih. Hal tersebut dimaksudkan agar
kimia yang digunakan untuk warna putih tidak akan mempengaruhi untuk linen
warna.
Saat pemakaian kimia pada proses pencucian setelah selesai pencucian diharuskan
untuk membersihkan mesin tersebut dari sisa-sisa kimia yang ada dengan cara
melakukan proses pencucian menggunakan air tanpa kimia selama + 3 menit,
sehingga sisa-sisa kimia yang tertinggal dalam mesin akan larut dan terbuang
bersama air saat pembersihan.
d. Infeksius.
Untuk barang-barang yang ternoda infecsius gunakan mesin tersendiri dan
ruangan tersendiri sehingga diharapkan tidak terjadi penularan pada barang lain
ataupun terhadap pekerja laundry itu sendiri (barang yang bernoda infeksius
Kesadahan air yang dinyatakan dalam ppm/liter menunjukkan jenis air tersebut :
0 – 80 ppm : Soft water.
150 ppm keatas : Hard water.
Mutu air yang baik digunakan adalah (dalam satuan Grain atau Partikel Per
Million/ppm) :
pH : 6,5 - 7
Dengan demikian limbah laundry harus dikelola sesuai Standar Baku Mutu dengan
tingkat pencemaran yang dimaksud (dalam PP No. 85 th 1999 belum termuat tentang
laundry rumah sakit).
(disadur dari buku Pedoman Managemen Linen di Rumah sakit, Depkes RI )
Ada yang perlu diperhatikan dalam pemilihan mesin yang digunakan dalam laundry
khususnya rumah sakit, karena mesin laundry ada yang dibuat lokal (buatan dalam
negeri) dan impor (buatan luar negeri) sedangkan buatan luar negeri ada yang China,
Eropa dan Amerika, dari type tersebut ada kekurangan dan kelebihannya.
Selain dari hal tersebut juga sistem yang bekerja pada mesin adalah menggunakan
elektrik atau boiler berbeda cara kerjanya dan ada perbedaan cara perawatannya.
Pada mesin type elektrikal dibutuhkan perawatan yang baik pada fungsi elektrikalnya
yaitu dengan mengecek sistem elektrikal yang ada setiap bulan secara rutin dan
membersihkan sistim pemanas pada mesin tersebut terutama kerak yang ada pada
heater/pemanasnya sehingga akan menjadikan kondisi yang bersih dan baik fungsi
heater, dimana hal tersebut akan membuat pencapaian suhu panas yang dibutuhkan
oleh mesin menjadi lebih cepat.
Sedangkan untuk mesin type boiler perlu diperhatikan adalah pipa-pipa yang
mensuport air panas dari boiler sehingga suplai air akan lancar dan tidak ada kerak
dalam pipa-pipa tersebut yang akan menyebabkan timbulnya noda karat pada kain
(perlu diingat bahwa noda karat akan menular pada kondisi linen yang basah atau
lembab dan tertempel pada noda karat tersebut).
Mesin lokal lebih mudah perawatannya karena komponen dari mesin lokal (spare
partnya) banyak beredar di dalam negeri, namun demikian ada juga yang beberapa
komponen yang diimpor dari luar negeri karena memang di dalam negeri belum ada
yang membuatnya (beberapa komponen tertentu masih harus import).
Mesin-mesin yang digunakan dalam laundry mempunyai kreteria khusus dimana ada
beberapa mesin dapat digunakan atau setype dengan yang digunakandalam rumah
tangga ada yang tidak karena mesin tersebut khusus untuk mesin-mesin pabrik,
adapun mesin-mesin yang digunakan dalam laundry adalah :
1. Mesin Cuci
Seperti sudah dijelaskan diatas mesin cuci ada produk lokal dan produk impor,
dimana produk impor mempunyai kriteria yang berbeda dengan produk lokal,
namun demikian harga yang ditawarkan biasanya cukup mahal dibandingkan
dengan produk lokal. Sementara produk impor untuk pemanasnya ada 2 (dua)
alternatif yaitu :
2. Mesin Extraktor
Mesin ini berfungsi untuk memeras hasil cucian dari mesin cuci, karena mesin
cuci tidak dilengkapi dengan mesin extraktor maka dibutuhkan mesin extraktor
sebagai pemeras linen basah yang sudah dicuci hingga kadar air menjadi 10 – 5 %
saja sehingga untuk proses selanjutnya dikeringkan dengan mesin tumbler atau
untuk linen sperti sepray, duk dapat langsung diproses dengan flatwork ironer.
Kelemahan pemakaian extraktor diluar adalah perpindahan linen basah dari mesin
cuci ke mesin extraktor berat karena linen kondisi basah selain hal tersebut juga
karena linen kondisi basah membuat ruang produksi menjadi basah.
Sedangkan keuntungannya adalah kecepatan pada mesin extraktor lebih tinggi
dibandingkan dengan washer extraktor sehingga hasilnya lebih cepat kering
dibandingkan washer extraktor.
3. Mesin Tumbler
Pada dasarnya prinsip kerja mesin cuci dengan mesin tumbler adalah sama hanya
perbedaan pada mesin cuci mengunakan media air untuk mencuci sedangkan
mesin tumbler udara panas untuk mengeringkan linen yang basah setelah dicuci.
Tumbler juga mengunakan elektrikal sebagai produksi udara panas dengan
memanaskan elemen-elemen pada HE dan meniupkan udara melewati HE
sehingga udara yang keluar dari HE adalah udara panas dan dimasukkan dalam
drum yang berputar berisikan linen basah, putaran drum tersebut kearah kanan
dan kiri dengan waktu yang bergantian. Adanya baling-baling pada drum tersebut
membuat linen yang dikeringkan akan jatuh secara terbuka sehingga kan lebih
cepat kering.
Hasil pengeringan menggunakan tumbler lebih baik dibandingkan mengunakan
panas matahari atau dijemur, sebab mengunakan tumbler membuat serat benang
menjadi lembut dan elastis sehingga linen tidak kelihatan kusut setelah selesai di
tumbler.
b. Wool Press
Wool press adalah mesin press yang digunakan untuk menyetrika bahan-
bahan yang tidak dapat disetrika menggunakan panas tinggi seperti sutra,
wool dll. Bahan-bahan yang di wool press biasanya tidak dicuci
mengunakan air melainkan menggunakan dry clean (cuci kering). Pada
mesin wool press yang digunakan adalah uap sebagai pemanas setrika atau
media pressnya sehingga panas yang ditimbulkan tidak terlalu panas hanya
sebesar panas dari uap saja. Suplai panas atau uap panas dari wool press ada
d. Boiler
Boiler adalah salah satu alat pendukung di laundry, mesin adalah semacam
ketel uap yang memproduksi air panas dalam jumlah tertentu sementara itu
Boiler yang digunakan oleh rumah sakit rata-rata menggunakan bahan bakar
solar sebagai bahan bakar untuk menyalakan tungku dalam boiler, sampai
buku ini ditulis ada alternatif lain dengan harga lebih murah yaitu dengan
mengunakan residu sebagai penganti solar, selain itu juga digunakan bahan
bakar batu bara.
Sebagai salah satu sarana pendukung boiler mempunyai peranan penting dari
mesin-mesin yang ada sehingga apabila terjadi kerusakan biasanya mesin-
mesin di laundry tidak dapat dioperasikan, hal ini karena semua mesin
menggunakan boiler sebagai sarana pendukung pokoknya.
b. Type Washex
Adalah mesin cuci yang sudah dilengkapi dengan extractor sehingga dalam
pemerasan tidak dikeluarkan dari mesin terlebih dahulu, melainkan langsung
setelah dicuci dikeringkan airnya dan diperas dalam proses yang sama.
Dalam rumah tangga disebut mesin cuci 1 (satu) tabung dimana proses pencucin
dan spin/pemeras/pengeringan dalam tabung yang sama tidak dipindahkan keluar
dari tabung pencucian.
Sedangkan sistem kerja (cara mengoperasikan mesin menurut langkah dari mesin itu
sendiri, biasanya sudah diberitahukan secara langsung oleh pihak suplier mesin
tersebut) mesin laundry ada beberapa macam antara lain :
Manual
Mesin ini diopersikan secara manual, sehingga tidak bekerja sendiri untuk
perpindahan dari mencuci, memasukkan air dalam mesin, membuang air dan
extraktornya diopersikan oleh seorang operator, hal ini disebabkan karena sistem
pada mesin tersebut tidak ada sehingga hanya ada tombol/saklar untuk
menjalankan mesin tersebut.
Keuntungan mengunkan mesin ini adalah dapat disesuikan lama pencucian
menurut keinginan operator, sehingga pencucian akan menghasilkan hasil yang
sesuai keinginan operator.
Otomatis
Mesin ini bekerja secara otomatis menurut program yang tersimpan didalam cip
memori pada mesin cuci sehingga tahapan pencucian akan dilakukan mesin secara
otomatris setelah mesin diset pada program dan ditekan tombol star.
Mesin ini biasanya sudah terdapat program pencuiannya sehingga lama pencuian,
pembilasan dan ektraktornya sudah terprogram operator hanya memilih pada
menu pilihan program nomor berapa menurut jenis cucian yang dicuci dan kondisi
cucian kotor atau tidak (tidak setiap proses pencucian mengunakan prewash jadi
perhatikan program yang sudah tercantum dalam rekomendasi mesin tersebut)
apabila lama pencucian atau level air yang tidak sesuai maka dapat dirubah seting
program tersebut oleh supalier mesin dengan menggunakan card program dari
mesin tersebut.
Keuntungannya adalah operator dapat mengerjakan pekerjaan lain selama proses
pencucian berlangsung karena mesin bekerja sesuai program yang ada hingga
selesai proses pencucian dan cucian siap dipindahkan ke mesin pengering/tumbler.
Kelemahannya adalah apabila noda kotoran berat tidak hilang maka harus dicuci
mulai dari awal lagi sehingga waktu akan terbuang untuk melakukan pencucian
ulang.
Kartu
Pada dasarnya sama dengan mesin otomatis perbedaannya pada cip memori,
didalam mesin ini cip memori digantikan dengan kartu yang terbuat dari plastik
pvc berbentuk lembaran yang sudah diberi lubang untuk hitungan lama proses
pencuciannya (pada posisi lubang biasanya mesin akan mati).
Dasar utama adalah kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada apakah
mempunyai kemampuan untuk mencuci yang sebenarnya ataukah hanya bisa mencuci
saja.
Laundry saat ini bukan hanya sekedar mencuci namun pengetahuan tentang laundry
sangat berperan, dimana kemampuan SDM untuk mengatasi masalah-masalah yang
timbul sangat dibutuhkan bukan sebab makin kompleknya masalah yang ada
a. Prewash.
Adalah tahapan perendaman pada proses pencucian manual, proses prewash
dilakukan apabila barang yang dicuci mengandung noda sedang atau banyak, fungsi
b. Main Wash.
Proses sebenarnya dalam pencucian, pada saat main wash digunakan kimia detergen,
alkali, emulsi dan chlorin/oxygen bleach tergantung barang yang dicuci apabila putih
digunakan chlorin/bleach apabila berwana boleh digunakan oxygen bleach namun
sebaiknya dicoba dulu apakah warnanya akan pudar atau tidak sebab beberapa jenis
kain tertentu tidak tahan penggunaan oxygen bleach.
Main wash dapat dilakukan pada suhu air normal atau juga mengunakan air panas
yaitu pada suhu air maksimal 600 C untuk warna dan maksimal 900 C untuk putih.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah komposisi kimia yang digunakan dalam
mainwash, perhatikan suhu-suhu yang dapat merusak kimia saat proses pencucian
seperti emulsi akan bekerja secara sempurna pada suhu antara 500 – 750C, sedangkan
chlorin akan bekerja secara maksimal pada suhu 600C sedangkan oxygen bleach
bekerja baik pada suhu minimal 700C sehingga perhatikan kimia yang digunakan dan
d. Extraktor.
Extraktor adalah proses yang terkait dalam proses pencucian karena dalam mesin
jenis washex setelah dilakukan pembilasan tahap ke 3 (tiga) adalah diextrak sehingga
kandungan airnya akan hilang sampai 85 -90 %, hal ini sama dengan diperas secara
manual hanya dalam mesin ini yang memeras adalah mesin sehingga akan lebih
banyak air yang dapat dikeluarkan dari linen yang dicuci.
Sedangkan untuk mesin lokal maka biasanya extraktornya terpisah dari mesin cuci,
extraktor tersebut digunakan dengan cara memasukkan linen basah setelah dicuci
kedalam mesin extraktor dengan cara disusun sehingga pada saat extrak putarannya
akan stabil dan linen tidak rusak, penyusunannya adalah dengan menempatkan linen
basah pada setiap sisi mesin extraktor hingga penuh atau rata setiap sisinya sehingga
putaran extraktor akan stabil, setelah kering maka linen tersebut dapat dilakukan
proses selanjutnya separti di tumbler atau disetrika.
e. Spoel Hock.
Spoel Hock adalah tahapan sebelum dilakukan prewash, dimana cucian yang ada
nodanya akan dihilangkan terlebih dahulu sehingga noda tersebut tinggal bekasnya
saja, hal ini ditujukan agar proses pencuciannya menjadi lebih mudah dan cepat.
Kasus :
Jawaban :
BAB IV
PENCUCIAN LAUNDRY DAN DRY CLEAN
Pada proses pencucian ada tahapan-tahapan yang harus diketahui fungsi dan kegunaan
setiap tahapan tersebut serta proses apa saja yang ada dlam tahapan tersebut, kimiayang
dibutuhkan suhu dan jumlah air yang dibutuhkan. Adapun proses pencucian tersebut
adalah :
1. Prewash/Flush/Break/Pencucian awal.
Proses ini dilakukan biasanya pada linen tingkat kotoran medium soil atau heavy soil,
sedangkan pada linen light soil jarang dilakukan.
Tujuan :
Membasahi linen yang akan dicuci.
Membantu melepaskan kotoran yang tidak mengikat pada kain.
2. Mainwash/Suds wash/Pencucian.
Proses pencucian yang dilakukan dengan penambahan kimia laundry dan suhu air
yang sesuai dengan jenis linen yang dicuci, pada proses ini ada perbedaan mulai dari
tingkat kotoran, warna dan jenis linen yang dicuci, perhatikan secara cermat untuk
mendapatkan hasil secara maksimal dan tidak merusak linen yang dicuci.
Tujuan :
Melepaskan kotoran/noda pada linen.
Mencerahkan warna linen yang berwarna.
Memutihkan linen yang berwarna putih.
Menghilangkan noda minyak, darah, obat faces dll.
Merawat linen agar menjudi awet dan berumur panjang.
Membersihkan linen agar dapat digunakan kembali.
Melapisi linen dengan kimia laundry agar tidak mudah kotor.
Pada proses mainwash ini terdapat perbedaan menurut jenis linen, warna linen dan
kadar noda yang ada, proses yang dilakukan juga berbeda.
A. Jenis Linen :
Linen pada rumah sakit atau hotel biasanya dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
macam, yaitu :
a. Linen
B. Warna Linen :
Proses pencucian pada linen dasarnya adalah diabgi menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Linen Warna
Proses pencucian linen warna dapat digunakan untuk linen seperti selimut,
kimono, bedong dll.
Linen yang akan dicuci dimasukkan dalam mesin cuci dan tambahkan
detergen, alkali dan emulsi. Proses pencucian berlangsung selama 8 – 15
menit dengan suhu antara 500 – 800C, level air pada posisi rendah atau
minimal, hal ini ditujukan agar reaksi adri detergen lebih masimal dan proses
mekanikal aksion lebih baik.
Pada mesin automatik akan dapat dipilih program seperti yang diinginkan dan
tekan enter/start untuk memulai menjalankan mesin tersebut.
b. Linen Putih
Proses pencucian linen putih lebih spesifik karena mengunakan kima
tambahan untuk membuat warna putih tersebut menjadi cemerlang, linen putih
biasanya untuk sepray, stik laken, bed pad dll.
Linen yang akan dicuci dimasukkan dalam mesin cuci tambahkan detergen,
alkali, emulsi dan chlorin/bleaching proses pada level air rendah dalam waktu
8 – 15 menit pada suhu antara 500 – 700C (perhatikan suhu yang digunakan
sebab chlorin/bleach akan rusak pada suhu diatas 750C).
C. Kadar noda pada linen :
Pada linen kotor dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, light soil/kotoran ringan,
medium soil/kotoran sedang dan heavy soil/kotoran berat, proses pencucian
Pada dasarnya dalam proses pencucian ada faktor-faktor yang mendukung sehingga
proses pencucian dapat berlangsung secara benar dan tepat serta menghasilkan hasil
pencucian yang sempurna, adapun faktor-faktor tersebut adalah :
A. Faktor Air.
Air sebagai media pencucian akan berfungsi memberikan tegangan pada
permukaan kain sehingga noda yang ada diatas permukaan kain akan menjadi
lunak dan mudah lepas dari permukaan kain tersebut.
B. Faktor Kimia.
Kimia laundry akan berfungsi memberikan reaksi asam-basa pada proses
pencucian sehingga sifat asam akan ternetralkan dengan sifat basa pada air dan
kimia laundry. Bercampurnya kimia laundry dengan air membuat kimia laundry
dapat masuk dalam serat-serat kain sehingga proses pencucian dapat berlangsung
secara sempurna.
C. Faktor Suhu.
Suhu air sebagai media pencucian dapat membantu mempercepat reaksi dari kimia
laundry sehingga pencapaian suhu air kan memudahkan reaksi pada proses kerja
kimia laundry.
Pada proses suhu air ada beberapa mesin cuci yang tidak dilengkapi suhu air maka
reaksi kimia laundry akan merubah sendiri suhu air tersebut namun demikian
proses pencucian tersebut kurang sempurna.
D. Faktor Waktu.
Waktu adalah faktor yang berperan sebab pada set waktu yang salah akan
membuat reaksi kimia dengan air belum tercapai dan proses pencucian belum
3. Rinse/Fill/Pembilasan.
Pembilasan adalah untuk menghilngkan kimia laundry dari permukaan dan dalam
serat-serat kain sehingga kain akan terbebas dari pengaruh kimia laundry yang dapat
membuat serat kain menjadi kaku/keras.
Tujuan :
Menghilanghilangkan pengaruh kimia laundry pada serat kain.
Memberikan tambahan aroma wewangian pada linen.
Menjaga serat kain tetap lembut dan bersih.
Menyesuaikan suhu linen pada suhu normal.
Hal-hal yang mempengaruhi proses pembilasan adalah :
A. Kesadahan air.
Kesadahan yang tidak baik kondisi airnya akan mempengaruhi proses pembilasan
sebab hardness tinggi akan membuat pembilasan tidak sempurna, sehingga linen
akan tetap kurang optimal bersihnya. Treatmen air sangat penting untuk kondidi
air yang kurang baik.
B. Kimia Laundry.
Pemakaian kimia laundry yang biasa akan mempengaruhi proses pembilasan
karena faktor busa akan menghambat proses pembilasan sehingga pembilasaan
harus dilakukan berulang-ulang, untuk mencegah hal tersebut gunakan kimia
laundry yang lowfoam/busa rendah/tanpa busa.
Pembilasan ini dapat dilakukan antara 2 -4 kali untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dimana kimia laundry sudah tidak ada pada linen yang dicuci. Saat
pembilasan ke 2 (dua) atau ke 3 (tiga) dapat ditambahkan Sour/netralizer dan
Softener/pelembut. Hal tersebut ditujukan untuk mempercepat proses pencucian dan
menghemat waktu pencucian.
5. Softening/Pelembutan.
Softener adalah kimia laundry yang difungsikan untuk melembutkan kain dan
memberikan aroma pada hasil pencucian, dipasaran bebas banyak dijual dengan
berbagai macam merek dan aroma ada yang bersifat softener (untuk melembutkan)
dan ada juga bersifat pewangi (untuk membuat aroma cucian menjadi wangi sesuai
aroma yang digunakan dalam pewangi tersebut buah/bunga atau fress).
Tujuan :
Melembutkan cucian.
Memberikan aroma wewangian pada cucian.
Melapisi cucian dengan zat minyak yang larut dalam air.
Membuat serat benang menjadi awet dan elastis.
Proses softener dapat dilakukan bersamaan dengan pembilasan terakhir atau
bersamaan dengan sour, namun dapat juga dilakukan sendiri dengan level air rendah
pada suhu air 250 – 350 C proses dilakukan selama 3 – 5 menit dosis 4 – 5 ml / kg
cucian linen kering dan 5 – 6 ml / kg cucian towel/handuk kering.
6. Starching/Pengkanjian.
3. Proses pelipatan.
Adalah tahap dimana barang yang sudah disetrika dilipat untuk didistribusikan ke
bagian linen room, hal yang perlu diketahui adalah bagaimana cara memasang barang
tersebut dilapangan sehingga bagian keperawatan tidak repot untuk memasang linen
karena system melipatnya sudah disesuaikan dengan kondisi cara pemasangannya
atau bagian kamar operasi (CSSD) tidak melipat ulang karena salah dalam
melipatnya.
Adanya koordinasi antara laundry dengan pihak user/pemakai sangat penting karena
pelipatan yang salah akan menghambat pekerjaan pemakai selanjutnya untuk itu
biasanya selalu ada koordinasi antara pihak laundry dengan pihak user/pemakai.
Hal yang paling penting adalah pelipatan pada linen kamar operasi (OK) dimana linen
tersebut harus disterilisasi (CSSD) dimana linen yang sudah di sterilisasi seminimal
mungkin teresntuh oleh tubuh/tangan sehingga cara pelipatan yang tepat akan sangat
berguna dalam penempatan atau penggunaan linen nantinya setelah di sterilisasi.
4. Proses penyimpanan.
Pada saat barang belum digunakan biasanya disimpan dalam gudang (linen room),
saat penyimpanan harus diperhatikan hal-hal antara lain :
a. Cara pengambilan dan penempatan linen dengan sistem FIFO (Fist In Fist Out
artinya barang yang masuk duluan maka harus dikeluarkan terlebih dahulu).
Pengambilan linen ada 2 (dua) cara, yaitu :
Mengambil dari bagian bawah sendiri dan menempatkan yang
baru dicuci diatas sendiri.
Mengambil dari bagian atas sendiri dan menempatkan yang
baru dicuci dibawah sendiri.
Hal tersebut difungsikan agar perputaran linen yang digunakan dapat rata satu
dengan yang lainnya.
Gunakan rak linen yang terbuka dengan ruangan yang selalu tertutup sehingga
sirkulasi udara dalam rungan tersebut akan baik dan tidak ada debu dari luar
yang masuk dalam linen room, pemakaian rak terbuka bertujuan untuk
memeberikan ruang udara bebas pada linen untuk selalu terkena udara bebas dan
tidak terjadi kelembaban pada sisi tertentu.
Sirkulasi udara yang bebas menyebabkan linen tahan lama dalam kondisi
tersimpan dalam rak linen sementara penggunaan lemari akan berakhibat terjadi
kelembaban karena suhu udara yang berbeda antara dalam linen room dengan
suhu dalam lemari tempat penyimpanan linen, hal ini akan menyebabkan
timbulnya jamur dan menarik bagi serangga untuk tinggal dalam lemari linen.
Sementara itu dengan rak yang terbuka membuat serangga tidak dapat bersarang
d. Cara penyimpanan
Penyimpanan pada linen room rumah sakit sebaiknya dikemas dalam kemasan
plastik, karena stok yang terbatas sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran
linen akan selalu cepat pergantiannya (sentralisasi linen room, dimana laundry
sebagai sentral linen dan linen room yang ada disetiap ruangan hanya
menyediakan kebutuhan satu hari saja), distribusi yang diberikan akan menjamin
ketersediaan linen selama 24 jam.
Perbedaan cara penyimpanan antara sentral linen room dengan linen room
ruangan dikarenakan pola linen room ruangan hanya menyediakan kebutuhan
linen dalam satu hari sementara sentral linen room siap memberikan tambahan
linen selama 24 jam kerja, hal ini akan memudahkan pengawasan linen dan
peredaran linen akan termonitoring dengan baik sehingga kapan pengantian linen
lama dengan linen baru laundry akan bertanggung jawab sepenuhnya.
Pengawasan sentralisasi linen room akan menjadi lebih mudah dalam
pengawasan pergerakan linen.
1. Sentralisasi.
Sistem penyimpanan linen pada satu tempat yaitu laundry dan setiap ruangan akan
didistribusikan dari sentral linen setiap harinya, disini peranan laundry sangat penting
karena laundry bertugas memonitor gerakan linen dari setiap linen room yang ada di
setiap ruang di dalam rumah sakit.
Ruangan hanya punya part stok kebutuhan satu hari saja dan stok untuk dalam kondisi
urgen sehingga semua stok ada disentral linen room. Keuntungan dari sistim
sentralisasi adalah mudah dalam pengawasan linen yang layak pakai dan yang sudah
masuk katagori linen tidak layak pakai juga mudah untuk pengadaan linen karena
semua dapat dihitung part stok yang ada dan disesuaikan dengan kebutuhan rumah
sakit sendiri serta menentukan kualitas bahan yang akan digunakan karena
mempelajari dari kualitas bahan linen yang sebelumnya.
Laundry akan memberikan laporan secara berkala 1 (satu) bulan sekali tentang
parstok setiap linen room sehingga diketahui jumlah linen yang ada, laundry juga
akan memberikan laporan tentang kerusakan linen baik dari ruangan maupun dari
laundry sendiri sehingga jumlah yang dimiliki akan ketahuan mulai dari total jumlah
linen, linen rusak, linen hilang sampai pada kondisi linen yang harus diganti dengan
jumlah kebutuhan linen yang akan diganti.
Karena laundry yang mengerakkan line maka setiap rungan tidak akan mendapatkan
peranan dalam linen tersebut artinya linen tidak dapat diberi nama menurut rangan
tempat linen ini disimpan sehingga linen akan selalu berputar digunakan dan dicuci,
hanya yang membedakan adalah pada linen ranap sebab kelas yang membedakan
pada ranap akan memberikan kualitas linen yang berbeda sehingga tidak mungkin
fasilitas VIP ada dalam ranap kelas 1, 2 atau kelas 3. Permintaan pengantian linen
akan di laporkan oleh laundry kepada managemen rumah sakit sebelum linen habis
masa pakainya (75 kali cuci akan dilaporkan) sehingga pihak rumah sakit akan
membuat persiapan pengadaan baru.
Manajemen Linen adalah pengelolaan linen dalam rumah sakit mulai dari penentuan
pengadaan linen sampai dengan perawatan linen sehingga didapatkan apa yang dinginkan
baik secara kualitas maupun secara kwantitas. Lingkup awal bahan baku linen/kain yang akan
dipakai sebagai linen atau uniform dalam lingkungan rumah sakit, adalah dasar yang
menjadikan penting karena hubungannya dengan tempat kerja dimana rumah sakit adalah
salah satu tempat kerja yang memungkinkan terjadinya penularan penyakit dimana pekerja,
pengunjung dapat tertular mempunyai resiko tinggi untuk tertular penyakit, atau bahkan
pasien yang sakit dapat tertular penyakit lain selama dalam perawatan infeksi
silang/nosokomial sehingga kewaspadaan terhadap linen ataupun uniform pekerja rumah
sakit harus diperhatikan secara benar dan tepat bukan karena murah, bagus atau karena faktor
pengadaannya tetapi juga harus diperhatikan apa yang akan terjadi apabila salah dalam
pemilihan bahan baku linen atau uniform yang akan mengakhibatkan pengadaan barang yang
lebih cepat karena kualitas yang tidak baik atau timbulnya noda-noda yang tidak dapat
dihilangkan karena kualiatas bahan/kain yang memang sulit untuk dihilangkan apabila
terkena noda, dibeberapa bagian rumah sakit kualitas bahan ini sangat menentukan untuk
memberikan pelayanan yang prima bagi pasien terutama di ranap kelas VIP, VVIP yang akan
merubah image pasien apabila ternyata linen yang digunakan mempunyai kualitas yang
kurang baik.
Pelayanan yang baik bagi pasien adalah harapan setiap rumah sakit sehingga setiap rumah
sakit akan berlomba memberikan pelayanan yang prima sehingga pasien akan merasa
nyaman dan tenang selama menjalani pengobatan di rumah sakit tanpa merasa terganggu
karena harus membawa linen sendiri dari rumah sementara linen rumah sakit yang tidak
memenuhi kualias yang baik membuat pasien merasa tidak nyaman.
Sementara itu dalam memberikan pelayanan linen yang baik maka harus diketahui
manajemen linen yang baik, apa saja yang menjadi faktor utama dalam mendapatkan
managemen linen yang baik sehingga tercipta pelayanan yang baik pula terhadap pasien
selain dalam pelayanan kesehatan, berikut ini adalah beberapa faktor yang perlu diketahui
dalam managemen linen yang baik adalah sebagai berikut :
Jawaban : Rak linen sebaiknya jangan berupa almari sebab akan terdapat
Penggunaan bahan stenlis steel atau aluminium memang mahal namun demikian
pengadaan ini akan dapat diprediksi pemakain selama lebih dari 10 (sepuluh) tahun
dengan rak yang terbuka akan berfungsi macam-macam apabila sudah tidak
digunakan kembali oleh laundry sehingga pemakaian yang serba guna dapat
dimanfaatkan untuk keperluan lainnya, sementara pemakian di laundry cukup penting
dalam mengatasi masalah-masalah yang akan timbul apabila tidak menggunakan
bahan tersebut.
Keistimewaan bahan metal stenlis steel atau aluminium adalah tidak berkarat
sehingga dalam suhu dan kelembaban apapun bahan tersebut tidak terpengaruh,
namun demikian bahan aluminium masih ada kelemahannya yaitu bahan ini kurang
Adalah standart kerja yang diberlakukan dalam perusahaan untuk menciptakan suasanaa kerja
yang harmonis dan tepat sehingga diharapkan pekerja akan terhindar dari kesalahan sistem
kerja maupun keselamatan kerja menjadi lebih terjamin.
SOP adalah Tata Tertip dalam bekerja khususnya dalam mengoperasikan mesin-mesin
perusahaan sehingga diharapkan tidak terjadi kesalahan dan mesin juga tidak mudah rusak
(kesalahan proses) atau juga dalam bekerja diharapkan tidak terjadi kesalahan prosedurnya.
SOP dibuat untuk menjadi pedoman kerja setiap karyawan sehingga tidak ada yang merasa
tidak tahu dengan peraturan kerja dalam perusahaan, tujuannya SOP adalah :
1. Menghindari sedini mungkin kesalahan prosedur dalam proses produksi.
2. Menghindari sedini mungkin kerusakan mesin akhibat nenggunaan yang tidak sesuai
dengan ketentuan pemakaian mesin oleh supplier mesin tersebut.
3. Mengingatkan pada pekerja untuk selalu waspada dan bekerja secara benar dan
teratur.
4. Menjaga keselamatan pekerja akhibat kerusakan atau kesalahan mesin.
Hal-hal yang tercantum dalam SOP menjadi pedoman dalam melaksanakan kerja di
perusahaan namun demikian dalam SOP Laundry Rumah Sakit ada sarana pendukung dan
aturan yang wajib diberikan oleh perusahaan pada pekerjanya antara lain sebagai berikut :
1. Semua karyawan wajib mendapatkan suntikan serum tertentu.
2. Pemeriksaan kesehatan karyawan setiap 3 (tiga) bulan sekali.
3. Semua karyawan mendapatkan seragam Perusahaan dengan nama karyawan.
4. Karyawan bagian produksi mendapatkan sepatu bot sebagai sarana kerja di
lingkungan kerjanya.
5. Karyawan bagian produksi mendapatkan apron / Celemek anti air.
6. Karyawan bagian produksi mendapatkan kaos tangan Karet 2/3 tanggan.
7. Karyawan bagian produksi mendapatkan masker penutup mulut dan hidung.
8. Karyawan bagian spool hock mendapatkan kaca mata untuk melindungi mata dari
percikan air.
9. Karyawan bagian produksi mendapatkan topi pelindung debu dan kotoran.
No Langkah Kriteria
1 Pastikan kondisi badan, pakaian - Pakaian yang dipakai tidak
dan tempat linen kotor/trolly dalam kotor
kondisi bersih - Tangan tidak kotor
- Trolly dalam kondisi bersih
dan layak pakai
2 Periksa barang yang akan dibawa Periksa barang yang akan
ke laundry dalam keadaan bersih dibawa ke laundry, pisahkan
tidak ada benda/kotoran dari antara barang inveksius
tempat pengambilan barang kotor dengan barang yang biasa,
pisahkan barang yang dari
ruangan OK juga dari ruang
anak-anak.
3 Menempatkan linen kotor pada Pada saat pengambilan linen
tempat yang tertutup kotor digunakan trolly yang
tertutup dengan tujuan untuk
mencegah kontaminasi atau
penyebarang kuman atau
bakteri lewat udara pada saat
membawa linen kotor.
Menempatkan inveksius pada
kemasan tertutup tersendiri
terpisah dari bagian linen
lainnya.
4 Membuat catatan dari setiap Dalam mencatat data
ruangan yang menyerahkan linen dibagikan menurut ruangan,
kotor kedalam Delivery Order (DO) jenis barang, kondisi barang
untuk dicatat dalam laporan saat diterima dimasukkan
penerimaan barang kotor setiap dalam Delivery Order (DO)
hari. yang ditanda tangani kedua
belah pihak.
5 Menyerahkan DO ke bagian Menyerahkan DO ke gudang
gudang dan administrasi. untuk membuat Receving
Note (RN) sebagai syarat
pengambilan barang ke
gudang linen dan
mengantarkan linen ke
ruangan serta meminta tanda
tangan RN ke ruangan.
No Langkah Kriteria
1 Pastikan kondisi badan, pakaian dan - Pakaian yang dipakai tidak
tempat pengecekan bersih dari kotor
kotoran - Tangan tidak kotor
- Timbangan dalam kondisi
normal dan bersih
2 Periksa barang yang akan di Periksa barang yang akan
cuci/spool dicuci dengan kondisinya
masing-masing seperti dari sisi :
- Kotoran/noda
- Warna
- Jenis barang
- Inveksius
Mencocokan daftar dan jumlah
barang yang ada dengan DO
yang dibawa Delivery.
Membersihkan barang-barang
tersebut dari kotoran yang
bersifat keras/kerak (contoh,
darah, feces dll)
3 Memisahkan barang-barang dengan Untuk mendapatkan
dasar : kemudahan dalam proses
- Warna selanjutnya sehingga proses
- Jenis/tipe barang pencuciannya akan lebih
- Kotoran/noda cepat dan mudah (ketepatan
- Inveksius/non inveksius waktu dalam proses pencucian
menentukan kecepatan
barang tersebut selesai dalam
waktu yang cepat)
4 Menimbang dan mencatat jumlah Dalam mencatat data
barang, jenis barang dan kondisi dibagikan menurut ruangan,
barang yang diterima jenis barang, kondisi barang
saat diterima, penerimaan
yang ditandatangani kedua
belah pihak sesuai dengan DO
5 Membuat laporan dalam Foam Pengisian Foam Complain (FC)
Complain (FC) apabila ada barang harus tepat untuk
yang rusak. mendapatkan dimana barang
rusak tersebut apakah dari
ruangan atau dari proses.
No Langkah Kriteria
1 Bersihkan mesin sebelum menyalakan - Bersihkan lantai ruangan
panel listrik tempat mesin cuci
- Bersihkan bodi mesin bagian
depan , samping kanan-kiri,
belakang dan atas mesin dari
noda air dan chemical
- Bersihkan badan dan
kenakan pakaian yang telah
dianjurkan :
Pakai apron/celemek
Pakai sarung tangan karet
Pakai sepatu boot karet
Pakai topi
2 Nyalakan panel listrik sampai lampu Tarik MCB mesin ke posisi on
indicator menyala merah/hijau
3 Lakukan tahapan running mesin - Menyalakan mesin untuk
mengetes apakah ada
masalah dengan mesin atau
tidak
- Cuci tabung mesin dengan
menggunakan air bersih dan
putar beberapa saat untuk
menghilangkan bekas
chemical yang masih tersisa.
4 Masukkan barang yang akan dicuci - Proses warna gelap
sesuai urutan warna : didahulukan agar kimia
- warna gelap, kimia yang digunakan : pemutih tidak mengganggu
Detergen, Alkali, Emulsi, Oxy- pada saat pencucian warna
bleach gelap
Pada suhu 40 - 60 C
0 0 - Chlorin akan merusak warna
- Warna terang kimia yang digunakan : gelap menjadi warna
Detergen, Emulsi, Alkali, Oxy- putih/terang
bleach - Lama pencucian + 15 – 20
Pada suhu 40 - 60 C
0 0 menit
-warna putih - Kotoran tinggi waktu
Detergen, Emulsi, Alkali, pencucian lebih lama
Pemutih/Chlorin
Pada suhu 600 - 900C
No Langkah Kriteria
1 Bersihkan mesin sebelum menyalakan - Bersihkan lantai ruangan
panel listrik tempat mesin tumbler
- Bersihkan bodi mesin bagian
depan , samping kanan-kiri,
belakang termasuk filter
dan saringan
- Bersihkan badan dan
kenakan pakaian yang
telah dianjurkan :
Pakai pakaian bersih
Pakai sarung tangan
karet
Pakai sepatu boot karet
Pakai topi
Kenakan masker
2 Nyalakan panel listrik sampai lampu Tarik MCB mesin ke posisi on
indicator menyala merah/hijau
3 Lakukan tahapan running mesin - Menyalakan mesin
sehingga mesin panas dan
posisi mesin siap untuk
digunakan,
- Elemen elektrikal yang
terpasang sudah dalam
kondisi siap/panas
4 Masukkan barang yang akan - Proses pengeringan
dikeringkan sesuai urutan tebal tipis tergantung dari tebal atau
bahan yang akan dikeringkan, : tipisnya bahan karena
- Bahan tipis / rentan terhadap suhu bahan yang tipis lebih
tinggi pada suhu low/rendah cepat kering dibandingkan
- Kemeja celana panjang dan dengan bahan yang tebal
sejenisnya menggunakan suhu
medium / sedang
- Handuk, bed cover dll
menggunakan suhu tinggi / height
5 Keluarkan barang dari mesin tumbler Tujuan diangin-anginkan
dan angina-anginkan. adalah untuk menghilangkan
Mesin tertentu dapat digunakan panas yang ada sehingga
Cooling Down. barang cepat dingin dan
dapat diproses selanjutnya
selain itu untuk mengantisipasi
No Langkah Kriteria
1 Bersihkan mesin sebelum menyalakan - Bersihkan lantai
panel listrik ruangan tempat mesin
extraktor
- Bersihkan bodi mesin
bagian depan ,
samping kanan-kiri,
belakang termasuk
saluran air buangan
- Bersihkan badan dan
kenakan pakaian yang
telah dianjurkan :
Pakai pakaian bersih
Pakai sepatu boot
karet
Pakai topi
Kenakan masker
2 Nyalakan panel listrik sampai lampu Tarik MCB mesin ke posisi
indicator menyala merah/hijau on
3 Lakukan tahapan runing mesin - Menyalakan mesin
sehingga mesin siap
diopersikan
4 Menyiapkan barang-barang yang akan - Sususn barang yang
di roll/setrika roll di meja awal akan diroll pada meja
memasukkan barang. awal masuk mesin roll,
penyusunan dengan
cara sesuaikan kondisi
barang yang akan
diroll (memanjang atau
melebar) tergantung
kondisi ruangan dan
lebar mesin sesuai
dengan lebar barang
5 Masukkan barang kedalam mesin roll - Sepray melebar sesuai
dengan memegang kedua ujungnya dengan ukurannya dan
dari sisi kanan dan kiri pegang ujung satu
dengan ujung yang
lain (dua oaring) untuk
memudahkan
memasukkan secara
bersamaan
No Langkah Kriteria
1 Pastikan kondisi gudang dalam Diutamakan untuk
keadaan rapi dan bebas serangga membenahi kondisi gudang
(kecoa, tikus dll) setiap ada waktu karena
gudang adalah tempat
berkumpulnya serangga
dan tikus
Jangan menyimpan atau
makan didalam gudang
sebab akan menyebabkan
banyak serangga dan tikus.
2 Periksa barang yang akan masuk Periksa barang yang akan
gudang, kebersihannya, kerapiannya, disimpan dan pisahkan
lembab tidaknya, kerusakan yang barang yang rusak dan
terjadi akhibat dipakai atau dicuci. barang yang baik untuk
memudahkan evaluasi
jumlah barang dalam
pemakaiannya.
3 Simpan barang sesuai dengan jenis Tempatkan barang yang
barang yang ada dan susun dengan baru dicuci pada bagian
rapi tumpukan paling bawah
sehingga pengambilan
barang bersih akan dimulai
dari bagian atas hal ini
ditujukan agar pemakaian
barang dapat secara
serentak dan tidak terpakai
barang yang sama secara
terus menerus.
4 Keluarkan barang dengan susunan dari Pengeluaran barang dari
atas terlebih dahulu tumpukan atas terlebih
dahulu ditujukan agar
barang yang sudah
tersimpan dalam gudang
bisa dikeluarkan dahulu hal
ini untuk mengurangi
terjadinya resiko kerusakan
karena terlalu lama
disimpan atau kerusakan
karena serangga juga
timbulnya jamur.
sakit
bleach.
Jawaban : Pengaruh yang akan terjadi adalah cepat terjadi kerusakan terutama
Semenjak tahun 1980-an terjadi perubahan kebijakan yang sangat mendasar dimana badan
usaha Rumah Sakit menjadi profit oriented tanpa meninggalkan fungsi sosialnya, era itulah
yang membuat persaingan bisnis rumah sakit menjadi pesat karena munculnya rumah sakit –
rumah sakit swasta baik di kota besar maupun kota-kota kecil sekelas kabupaten dengan
beraneka ragam bisnis bahkan rumah sakit asing juga memasuki pasaran bisnis di Indonesia.
Hampir semua rumah sakit selalu ada pendukung dalam proses pencuciannya, di beberapa
rumah sakit saat pendiriannya memperhitungkan adanya kapasitas laundry, sementara hal
tersebut menumbuhkan investasi tersendiri sehingga ada kalanya dikeluhkan unit laundry
dalam rumah sakit selalu sebagai cost center dimana unit laundry selalu mengeluarkan uang
sementara peranan laundry juga sangat dibutuhkan sebagai sarana pendukung yang penting.
Salah satu cara untuk mengubah image unit laundry rumah sakit dari cost center menjadi
profit oriented adalah dengan melakukan SBU (Strategic Business Unit). Perubahan dari unit
yang selalu mengeluarkan biaya menjadi unit yang dapat menghasilkan tambahan pendapatan
rumah sakit adalah hal yangan sangat menarik. Namun demikian untuk merubah hal tersebut
bukanlah hal yang mudas sebab banyak hal yang harus dipersiapkan dan diperhitungkan
sehingga akan didapatkan hasil yang maksimal.
Sasaran bisnis ini adalah pansa pasar dimana rumah sakit yang tidak memiliki laundry
sendiri, atau rumah sakit yang kelebihan produksi sehingga tidak tercapai produktifitasnya,
sarana apa saja yang dapat mendukung bisnis laundry rumah sakit untuk menjadi profit
oriented adalah :
1. Kapasitas laundry rumah sakit masih mencukupi untuk penambahan produksi.
2. Kemampuan SDM tentang laundry harus profesional.
3. Kemampuan pengelolaan laundry yang merupakan unit tersendiri yang dikelola
secara profesional.
4. Unit laundry memang dibangun untuk menjadi unit profit oriented.
Pada pembahasan dibuku ini telah dikupas secara mendalam tentang laundry rumah sakit
serta managemen dari linen itu sendiri, bagaiman menjalankan usaha unit laundry menjadi
unit yang menghasilkan adalah dengan cara menjual kapasitas mesin yang belum
teroptimalkan, semntara itu dengan kemampuan manegemen pengelolaan linen yang baik
Sejalan dengan hal-hal tersebut diatas maka bisnis laundry dan rental linen merupakan
sasaran bisnis yang menjajikan, sementara sampai dengan Meret 2006 saat buku ini ditulis
market tersebut baru sekitar 15% wilayah JABOTABEK yang tergarap sedangkan peluang
bisnis ini memang sangat menjanjikan apabila dikelola dengan managemen yang benar dan
tepat.
Dasar wilayah yang masih luas apalagi perkembangan rumah sakit semakin pesat sampai
wilayah kabupaten-kabupaten termasuk RSUD-RSUD belum ada pengenalan tentang bisnis
ini, rata-rata di daerah masih berlaku istilah “Tukang Cuci” sehingga kemampuan terhadap
pengembangan hygienis dan bebas dari noda atau bau belum menjamin apakah hal tersebut
dapat dilakukan atau karena adanya linen non standar yang membuat perawatan tersebut jadi
mengalami kesukaran, hal utama adalah SDM yang selalu dinomor duakan dibandingkan
dengan SDM medis membuat kenerja laundry tidak profesional.
Sebagai salah satu SBU laundry memang dapat membuka pangsa pasar tersendiri, sehingga
bermunculan strategi baru dalam bisnis ini, seperti :
1. Pengelolaan laundry secara outsource.
2. Pengelolaan laundry sendiri tetapi sebagai SBU.
3. Laundry diluar rumah sakit sebagai outsource.
4. Rental linen dan laundry.
Dalam perkembangannya maka SDM laundry sangat dibutuhkan sebagai SDM yang
mempunyai profesionalisme yang tinggi dengan pengetahuan yang mendukung sehingga
laundry sebagai SBU (Strategic Business Unit) dapat diperankan sebagi unit usaha mandiri
Jawaban : Untuk mengetahui perkiraan jumlah cucian perhari dari rumah sakit
Bagaimana perhitungan laundry untuk rumah sakit dengan kapasitas 200 bed dengan BOR
60%, 3 kamar operasi dengan frekwensi 6 (enam) kali per-hari, bagaimana cara
perhitungannya dan kebutuhan mesin-mesin laundry, par stock linen serta biaya operasional
yang mendukung seperti pemakaian air dan konsumsi listrik.
1. Perhitungan Linen.
200 bed X BOR 60% = 120 bed
berat rata-rata linen per-bed 3,5 Kg.
Berat linen kotor per-hari rata-rata : 120 bed X 3,5 Kg = 420 Kg/hari.
Jumlah kamar operasi : 3 Unit
Frekwensi operasi : 6 kali
Jumlah operator : 5 orang
Jumlah kebutuhan : 3 X 6 X 5 = 90 set
Berat perset : 4,5 Kg
Berat linen kotor perhari dari OK adalah 90 X 4,5 Kg = 405 Kg
Berat linen kotor perhari + 825 Kg
Pemakaian mesin sebaiknya digunakan sebesar 80% maksimal dari kapasitas mesin
sebenarnya, hal ini ditujukan agar mesin tidak terlalu berat beban yang diterima serta
memberi ruang bebas agar linen yang dicuci dapat berputar dan bergerak sehingga
bantingan dari baling-baling mesin yang ada dalam drum menjadi berfungsi dan
berguna dalam tahapan pencucian linen tersebut.
Konsumsi air yang ditampilkan adalah perkiraan rata-rata dari mesin yang ada
sementara setiap merk mesin belum tentu sama konsumsi airnya maka untuk lebih
jelasnya setiap penawaran mesin pasti diberikan brosur yang dapat dibaca tentang
data teknik pada brosur mesin tersebut tentang penggunaan atau konsumsi air dan
listrik.
Data konsumsi air dapat dipakai untuk mengetahui kebutuhan air setiap mesin
tersebut bekerja hal ini ditujukan untuk mengetahui berapa banyak konsumsi air yang
dibutuhkan untuk memenuhi proses pencucian sehingga dapat dipredisikan berapa
biaya air yang harus dibayarkan apabila menggunakan air dari perusahaan air minu,
sedangkan apabila menggunakan air tanah maka perlu diketahui berapa kebutuhannya
untuk mengukur debit air yang akan diambil dari dalam tanah serta menyediakan
tangki berkapasitas berapa untuk memenuhi kebutuhan air selama sehari agar tidak
terjadi proses pencucian tidak dapat dilakukan karena kekurangan air dari tangki
penampungan air yang sudah dibuat karena tidak ada perhitungan secara tepat dalam
pengadaan mesin-mesin tersebut. Sedangkan persyaratan air yang digunakan adalah
seperti yang telah ditulis diatas tentang pemakian air pada laundry dengan dasar dari
peraturan pemerintah tentang baku mutu air.
Pemakian air dengan dasar baku mutu air adalah untuk mengantisipasi kemungkinan
tercemarnya air yang digunakan dengan kandungan hardness atau kimia air lain yang
akan mempengaruhi hasil pencucian.
Pemakaian air tanah untuk wilayah tertentu juga harus diuji terlebih dahulu sebab
daerah tertentu mempunyai air bagus namun ada yang tidak bagus, beberapa wilayah
Seperti juga mesin cuci maka pemakaian mesin pengering / tumbler / dryer juga
maksimal digunakan adalah 80% dari kapasitas mesin sebenarnya, hal tersebut
memang dianjurkan oleh pihak produsen dengan tujuan agar mesin lebih awet dan
tahan lama, sementara kekurangan beban sebesar 20% tersebut dapat digunakan untuk
peluang bergeraknya linen dalam putaran mesin sehingga proses pengeringannya
lebih cepat dibandingkan apabila kapasitas mesin digunakan 100%.
Pemakian tumbler harus diperhitungkan secara tepat sebab konsumsi listriknya cukup
banyak apabila sistem pemanasnya menggunakan heater elemen listrik, sedangkan
konsumsi listrik pada mesin cuci lebih kecil namun demikian apabila mesin cuci
tersebut dilengkapi dengan pemanas air berupa heater maka saat memanaskan air
untuk proses pencucian juag dibutuhkan konsumsi listrik yang cukub besar.
Flatwork ironer juga akan mengkonsumsi listrik cukup tinggi apabila menggunakan
konsumsi listrik sehingga pemakiannya harus lebih dihemat agar konsumsi listrinya
lebih kecil sehingga biaya produksi dapat ditekan dengan adanya penghematan biaya
listrik.
Dalam melakukan investasi pada pembuatan laundry maka ada hal-hal yang perlu
diperhitungkan dalam pembelian terutama adalah untuk mesin-mesin yang akan digunakan
sebab salah dalam pemilihan mesin akan berakibat biaya operasional yang akan menjadi
besar perbulannya karena keslahan dalam perhitunganinvestasi awal atau karena merasa lebih
murah sehingga mesin tersebut dibeli namun pada saat dioperasionalkan akan terjadi
Buku ini masih banyak kekurangan yang perlu ditambahkan dan masalah yang komplek dari
setiap rumah sakit selalu berbeda untuk itu buku ini hanya menjebatani masalah yang ada
disekitar rumah sakit dan tidak menyangkut kredebilitas rumah sakit tersebut.
Setiap rumah sakit punyak hak dan kewenangan sendiri sehingga tidak ada patokan yang
pasti, namun harapan penulis dengan adanya penyesuaian dan pemahaman bersama maka
akan tercipta keselarasan dalam usaha sehingga tidak ada perbedaan antara rumah sakit satu
dengan yang lainnya untuk linen rumah sakit. Laundry sebagai bagian rumah sakit yang dapat
memberikan masukan pendapatan bagi rumah sakit adalah konsep selanjutnya bagi rumah
sakit yang memberikan fasilitas baik dan besar bagi laundry.
Standarisasi memang akan menjadi hal baru dalam penanganan rumah sakit terutama dalam
manajemen linennya serta penanganan laundrynya yang pasti dengan adanya standarisasi
maka pelayanan rumah sakit akan terangkat juga dari sisi bidang laundrynya akan tertata rapi
dan konsep-konsep yang tepat bukan hanya menjadi bidang yang terlupakan, sebab laundry
merupakan jembatan bagi rumah sakit dalam menyelenggarakan bisnis kesehatan.
Orang-orang laundry adalah dokter-dokter dibidangnya dimana penggunaan alat-alat laundry,
chemical laundry serta pengetahuannya tentang laundry adalah hal mutlak untuk
mendapatkan pekerjaan bidang ini hanya saja kalau pendidikan menjadi dokter sudah banyak
dan diminati banyak orang sedangkan pendidikan bidang laundry belum ada dan orang tidak
tertarik untuk menyelenggarakan pendidikan ini yang ada hanya menjadikan bisnis semata.
Pengetahuan laundry yang turun temurun membuat perkembangan ilmu laundry tidak
berjalan sebagaimana mestinya, dengan perkembangan laundry di negara-negara maju
membuat teknologi laundry di Indonesia menjadi tertinggal sehingga dengan ilmu turun-
temurun tersebut semakin tertinggal teknologi laundry yang ada.
Harapan penulis menjadikan bidang laundry adalah sebuah kancah pendidikan profesi yang
belum tergarap secara benar, semoga ada sebagian orang-orang yang akan menjadikan
pendidikan laundry sebagai media mengkaryakan masyarakat serta generasi muda.
Sampai dengan Maret 2006 belum terfikirkan adanya pendidikan khusus menjadikan laundry
sebagai sarana pendidikan yang menjanjikan, rata-rata laundry adalah salah satu bagian dari
disiplin ilmu dalam perhotelan dibawah bagian Housekeeping. Namun apabila dibeberapa
hotel bintang 5 (lima)/Diamon akan terdapat 2 (dua) manager yaitu manager Housekeeping
LAMPIRAN :
3 Medium Soil White Cool Hile - 0 2 Warm Low 1 0 4 Warm Hile - 0 2 Warm Hile - 0 2 Warm Hile - 0 3 OK
4 Medium Soil Color Cool Hile - 0 2 Warm Low 1 0 4 Warm Hile - 0 2 Warm Hile - 0 2 Warm Hile - 0 3 OK
5 Heavy Soil White Cool Hile - 0 2 Warm Low 1 0 4 Warm Hile - 0 2 Warm Hile - 0 2 Warm Hile - 0 3 OK
6 Heavy Soil Color Cool Hile - 0 2 Warm Low 1 0 4 Warm Hile - 0 2 Warm Hile - 0 2 Warm Hile - 0 3 OK
FORMULA CHEMICAL
No Klasifikasi
Disinfektan Emulsi Alkali Detergen Chlorin Oxybleach Sour Softener
KELUAR MASUK
MASUK KELUAR
KELUAR
Contoh : FIFO ( Pengambilan dan Pengeluaran Barang dari Gudang
Gambar Kiri : Masukkan linen baru dicuci dibawah tumpukan linen yang ada dan
mengambil linen baru dari tumpukan paling atas
Gambar Kanan : Masukkan linen baru dicuci diatas tumpukan linen yang ada dan
mengambil linen baru dari tumpukan paling bawah
KEPERAWATAN
MEKANIK/TEKNISI
Keterangan :
Laundry : Keperawatan :
1. Mencuci Linen Kotor 1. Pemakaian Linen Bersih
2. Menghitung kebutuhan linen 2. Par stok Linen/kebutuhan linen
3. Melaporkan kelayakan pakai 3. Menerima laporan kelayakan
linen yang beredar pakai linen beredar
4. Menerima dan mencuci ulang 4. Menengembalikan linen masih
linen yg belum bersih kotor
5. Memberikan laporan perbulan 5. Menerima laporan bulanan
tetang kondisi linen yang tentang kondisi linen yang
beredar beredar
6. Melaporkan kerusakan dan 6. Menerima laporan linen yang
kehilangan linen setiap rusak dan hilang selama dalam
bulannya peredaran
Laundry : Pengadaan Linen :
1. Melaporkan kebutuhan linen 1. Menerima laporan par stok
MANAGER
LAUNDRY
KEUANGAN
LAUNDRY
SUPERVISOR
LAUNDRY
DIREKTUR
RUMAH SAKIT
PANITIA
PENGADAAN
LINEN
MANAGER
KEPERAWATAN
UNIT
LAUNDRY
MANAGER
TEKNIK/UMUM
USER/
PEMAKAI
LINEN
LINEN ROOM
IGD
D
I
S
T
R
LINEN ROOM I
POLIKLINIK B
U
S
I
/
P
LINEN ROOM
E
MCU
N
G
A
M
B
LINEN ROOM I
KAMAR OPERASI L
A
N
&
P
E
LINEN ROOM N
ICU G
N
T
A
R
A
LINEN ROOM
N
RAWAT INAP
WASHING DISTRIBUSI
PRE-WASHING LINEN
ROOM
MAIN FINISHING
WASH
FILL / ROLL
PEMBILASAN I IRONER
FILL / TUMBLER
PEMBILASAN II
FILL / EXTRAKTOR
PEMBILASAN III
i. Laundry and Dry Cleaning, Richard Sihite, S. Sos, Penerbit SIC Surabaya Cetakan 5,
2000.
ii. Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit, Depatermen Kesehatan RI Direktorat
Jenderal Pelayanan Medik, 2004.
iii. Panduan CSSD Modern (Central Sterile Suplly Department), E. Taufik Hidayat, Penerbit
Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta, Cetakan 1, Maret 2003.
iv. Pelatihan Managemen Linen dan Laundry di Rumah Sakit, Pokja Kajian Pelayanan
Kesehatan, Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia, 7 – 8 Oktober 1997
v. Treaning Marketing PT. Lestari Dini Tunggul Februari 2006.
vi. Pengenalan Lapangan Rumah Sakit Meilia Cibubur, Maret 2006.