Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era modern ini hampir setiap hal seperti penggunaan teknologi tidak
terlepas dari penggunaan listrik. Penemuan listrik merupakan hal yang sangat
penting untuk menunjang peradaban manusia dan merupakan dasar dari penemuan-
penemuan lainnya seperti induksi elektromagnetik. Beberapa tokoh yang berperan
penting dalam hal kelistrikan adalah Charles Augustine de Coulomb, Count
Alessandro Volta, Hans Christian Oersted dan Andre Marie Ampere, dari beberapa
ilmuan tersebut ilmuan yang memiliki peran penting dalam penemuan kelistrikan
yaitu ilmuan yang berasal dari Inggris yaitu Michel Faraday dan James Clerk
Maxwell.
Induksi elektromagnetik merupakan salah satu cara pembuatan magnet
dengan mengalirkan arus listrik pada konduktor. Jika fluks magnetik yang melalui
suatu rangkaian berubah, maka arus tersebut akan diinduksi di dalam rangkaian
tersebut. Magnet-magnet bergerak relatif terhadap koil-koil kawat untuk
menghasilkan sebuah fluks magnetik untuk menghasilkan sebuah fluks magnetik
yang berubah-ubah terhadap koil. Prinsip dari percobaan ini adalah hukum Faraday
yang mengaitkan induksi pada fluks magnetik yang berubah-ubah. Adapun juga
mesin dalam kelistrikan menggunakan prinsip hukum faraday dalam kerjanya.
Mesin listrik memiliki prinsip kerja adanya medan listrik atau GGL.
Michel Faraday (1791-1867) merupakan seorang ilmuwan
berkebangsaaan Inggris yang membuat hipotesis mengenai bahwa medan magnet
seharusnya dapat menimbulkan arus listrik. Untuk membuktikan kebenaran
hipotesisnya Faraday melakukan sebuah percobaan dimana berdasarkan hasil
percobaannya ditunjukkan bahwa gerakan magnet di dalam kumparan
menyebabkan galvanometer menyimpang jika kutub utara magnet digerakkan
mendekati kumparan jarum galvanometer menyimpang ke kanan. Untuk
Selengkapnya akan dibahas dalam makalah yang berjudul “Hukum Faraday”

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang disampaikan, adapun rumusan masalah yang


dapat dituliskan yaitu:

1.2.1 Bagaimanakah persamaan Hukum Faraday?


1.2.2 Apa yang dimaksud dengan induksi bersama?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan induksi diri?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mendeskripsikan persamaan Hukum Faraday
1.3.2 Untuk mendeskripsikan induksi bersama
1.3.3 Untuk mendeskripsikan induksi diri

1.4 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Memahami dan mampu menerapkan persamaan Hukum Faraday
1.4.2 Memahami dan mampu menerapkan persamaan induksi bersama
1.4.3 Memahami dan mampu menerapkan persamaan induksi diri

1.5 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kajian
pustaka yaitu dengan mengkaji dan menelaah berbagai literatur maupun media-
media informasi lainnya (internet) yang berkaitan dengan masalah yang dibahas
sehingga dapat menambah ketajaman isi makalah ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hukum Faraday


2.1.1 Eksperimen Faraday
Arus listrik dapat menghasilkan medan magnet, hal ini dibuktikan melalui
percobaan Oersted yang selanjutnya besarnya medan magnet dijelaskan dengan
hukum Biot-Savart dan hukum Ampere (JR, 1997). Effendi et al (2007) juga
menyatakan bahwa hasil percobaan Oersted pada tahun 1820 memperlihatkan
bahwa arus listrik dapat menimbulkan medan magnet, kemudian Faraday
mempunyai keyakinan bahwa jika arus listrik dapat menimbulkan medan magnet,
maka medan magnet harus bisa menimbulkan arus. Faraday melakukan eksperimen
dengan susunan peralatan seperti Gambar 1.

Gambar 1. Skema peralatan ekperimen Faraday


Kumparan pertama (X) dihubungkan ke sebuah baterai dan kumparan
kedua (Y) dihubungkan ke galvanometer. Faraday berharap arus pada kumparan
pertama (X) menghasilkan medan magnet yang cukup besar untuk menghasilkan
arus pada kumparan kedua (Y). Ketika sakelar dihubungkan, jarum galvanometer
menyimpang sesaat dan segera kembali ke posisi nol dan tetap nol ketika arusnya
konstan. Hal tersebut menunjukkan bahwa arus konstan pada kumparan pertama
tidak menghasilkan arus listrik pada kumparan kedua. Ketika sakelar diputus-
sambungkan, jarum galvanometer menyimpang ke kiri dan ke kanan (Saripudin,
Dede, & Adit, 2009). Penjelasan mengenai hasil percobaan Faraday adalah sebagai
berikut. Ketika saklar ditutup, arus mulai naik dari nol menjadi suatu harga tertentu
misalnya 𝑖. Perubahan arus menyebabkan perubahan medan magnet di kumparan
X dari nol menjadi suatu harga tertentu misalnya 𝑩, dimana perubahan medan

3
magnet dirasakan juga di kumparan Y. Perubahan medan magnet di kumparan Y
inilah yang membangkitkan arus pada kumparan Y seperti yang ditunjukkan oleh
galvanometer. Peristiwa timbulnya arus listrik akibat perubahan medan magnet
oleh Faraday dinamakan induksi elektromagnetik dan arus yang timbul dinamakan
arus induksi. Timbulnya arus induksi juga terjadi saat saklar dibuka, dimana terjadi
perubahan arus dikumparan X dari 𝑖 menjadi nol sekaligus menyebabkan terjadinya
medan magnet di X dan Y dari 𝑩 menjadi nol. Perubahan medan magnet
menimbulkan arus induksi di kumparan Y seperti yang ditunjukkan oleh
galvanometer. Arus induksi tidak timbul pada kumparan ketika medan magnet pada
kumparan sudah stabil misalnya sebesar 𝑩 dan terbukti dari tidak adanya perubahan
pada jarum galvanometer (Saripudin, Dede, & Adit, 2009).
Berdasarkan eksperimen tersebut, Faraday menyimpulkan bahwa
perubahan medan magnet menghasilkan arus listrik. Oleh karena arus listrik
mengalir jika ada sumber tegangan, maka perubahan medan magnet menghasilkan
gaya gerak listrik (GGL). Arus dan GGL yang timbul akibat perubahan medan
magnet disebut arus dan GGL induksi, sedangkan peristiwa munculnya arus dan
GGL induksi akibat perubahan medan magnet disebut induksi elektromagnetik.
Saripudin, Dede, dan Adit (2009) menyatakan bahwa eksperimen lanjutan
Faraday dengan menggunakan magnet tetap dan kumparan, seperti diperlihatkan
pada Gambar 2. GGL Induksi muncul pada kumparan ketika magnet digerakkan
keluar masuk kumparan. GGL induksi juga terjadi ketika magnetnya diam dan
kumparannya bergerak maju mundur. Berdasarkan hal tersebut gerakan relatif
antara magnet dan kumparan diperlukan untuk menghasilkan GGL Induksi.

Gambar 2. Ekperimen lanjutan Faraday dengan magnet tetap dan kumparan

4
2.1.2 GGL Induksi
Berdasarkan ekperimen induksi elektromagnetik yang dilakukan oleh
Faraday ditemukan bahwa besaran yang berpengaruh terhadap munculnya arus
induksi adalah fluks magnet. Fluks magnet adalah jumlah garis-garis gaya medan
magnet yang menembus tegak lurus bidang dengan luas tertentu seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3. Fluks magnet memenuhi persamaan sebagai berikut
(Reitz, Frederick, & Robert, 1993). (2.1.1)
𝜙 =𝑩⋅𝑨
Persamaan (2.1.1) secara umum dapat dirumuskan ke dalam bentuk integral sebagai
berikut.

𝜙 = ∫ 𝑩 ⋅ 𝑑𝒂 (2.1.2)
𝑆

Gambar 3. Medan magnet tegak lurus bidang

Secara umum, jika garis gaya medan magnet membentuk sudut 𝜃 dengan normal
bidang seperti Gambar 4, besar fluks magnet memenuhi persamaan sebagai berikut.
𝜙 = 𝐵𝐴 cos 𝜃 (2.1.2)
Besarnya 𝜙 pada persamaan (2.1.2) dalam bentuk integral adalah sebagai berikut.

𝜙 = ∫ 𝐵 𝑑𝑎 cos 𝜃 (2.1.3)
𝑆

5
Keterangan:
𝜙 = fluks magnetik (𝑊𝑒𝑏𝑒𝑟)
𝐵 = medan magnet (𝑇)
𝐴 = luas bidang (𝑚2 )
𝜃 = sudut antara 𝐵 dan garis normal
Persamaan (2.1.2) menunjukkan bahwa fluks magnet dapat berubah dengan cara
mengubah minimum salah satu besaran, antara lain medan magnet 𝑩, luas
penampang kumparan 𝐴, atau sudut 𝜃. Gerakan magnet batang dalam kumparan
pada dasarnya mengubah besar medan magnet yang dilingkupi kumparan.
Perubahan luas kumparan dapat dilakukan dengan menggerakkan batang konduktor
memotong medan magnet. Perubahan sudut 𝜃 dapat dilakukan dengan cara
memutar kumparan dalam medan magnet.

Gambar 4. Medan magnet membentuk sudut 𝜃 dengan normal bidang


Suyoso (2004) menyatakan jika terjadi perubahan fluks magnet pada
kumparan, GGL atau arus induksi akan muncul pada permukaan tersebut. Misalkan
suatu rangkaian tertutup dari kawat penghantar seperti Gambar 5 berada dalam
medan magnet 𝑩, maka fluks magnet yang melalui permukaan S yang dipagari oleh

lingkungan C adalah 𝜙 = ∮𝑆 𝑩 ⋅ 𝑑𝒂. Rangkaian dianggap tidak ada sumber listrik.


𝑑𝜙
Misalkan 𝜙 yang melalui C adalah konstan, maka = 0, maka pada rangkaian
𝑑𝑡

tidak ada arus listrik. Faraday menemukan bahwa jika fluks yang melalui C tidak
𝑑𝜙
konstan, maka ≠ 0 sehingga pada rangkaian dihasilkan arus. Arus tersebut
𝑑𝑡

merupakan induksi akibat perubahan fluks dan disebut arus induksi.

6
Gambar 5. Fluks melalui rangkaian

Munculnya arus induksi disebabkan adanya gaya gerak listrik induksi. Berdasarkan
hasil eksperimennya, Faraday menyatakan “GGL induksi yang terjadi pada loop
tertutup sebanding dengan negatif kecepatan perubahan fluks magnetik terhadap
waktu yang melalui loop itu”. Pernyataan ini dikenal dengan hukum Faraday, secara
matematis besarnya gaya gerak listrik induksi sebagai berikut.
𝑑𝜙
𝜀=− (2.1.4)
𝑑𝑡
Keterangan:
𝜀 = GGL (selisih potensial kutub sumber)

𝑑𝜙
= perubahan fluks terhadap waktu
𝑑𝑡

Persamaan (2.1.3) dikenal dengan hukum Faraday. 𝜀 dinyatakan dalam volt, 𝜀 juga
disebut tegangan induksi. Fluks 𝜙 dapat berubah yang disebabkan medan magnet
𝐵 berubah terhadap waktu, bentuk rangkaian berubah sehingga luas daerah yang
memagari berubah, rangkaian yang digerakkan tranlasi atau rotasi sehingga
besarnya B yang dipagari berbeda atau kombinasi dari efek-efek tersebut. Gaya
gerak listrik pada suatu rangkaian tertutup sebagai berikut,

𝜀 = ∮ 𝑬 ⋅ 𝑑𝒍 (2.1.5)
𝐶

dan

7
(2.1.6)
𝜙 = ∫ 𝑩 ⋅ 𝒏 𝑑𝑎
𝑆

Persamaan (2.1.4) dapat ditulis sebagai berikut.

𝑑
∮ 𝑬 ⋅ 𝑑𝒍 = − ∫ 𝑩 ⋅ 𝒏 𝑑𝑎 (2.1.7)
𝐶 𝑑𝑡
𝑆

Teorema Stokes digunakan untuk mengubah bentuk integral garis dari E menjadi
integral permukaan dari 𝛁 × 𝑬. Hasil pengubahan ini adalah sebagai berikut.

𝜕𝑩
∫ 𝛁 × 𝑬 . 𝒏 𝑑𝒂 = − ∫ ⋅ 𝒏 𝑑𝑎 (2.1.8)
𝜕𝑡
𝑺 𝑆

Persamaan ini digunakan untuk semua permukaan S yang tetap berarti

𝜕𝑩
𝛁×𝑬 =− (2.1.9)
𝜕𝑡

Persamaan (2.1.9) merupakan bentuk diferensial dari hukum Faraday. Tanda


negatif pada hukum Faraday menunjukkan bahwa arah dari gaya gerak listrik
sedemikian rupa sehingga berlawanan terhadap penyebab timbulnya ggl induksi
tersebut. Jika salah satu kutub magnet didorong masuk ke dalam kumparan, arus
yang disebabkan oleh gaya gerak listrik induksi menimbulkan medan magnet yang
menolak kutub tersebut. Semua gejala ini mengikuti hukum Lenz yang dinyatakan
sebagai berikut: Didalam kasus dari perubahan dalam sistem magnetik, maka
sesuatu yang terjadi cenderung untuk melawan perubahan.

Salah satu contoh penerapan hukum Faraday pada konduktor yang


bergerak di medan magnet yang tegak lurus terhadap konduktor seperti Gambar 6.

Gambar 6. Konduktor PQ bergerak memotong tegak lurus


8
medan magnet
Suatu konduktor berada pada titik PQ bergerak menuju P’Q’ menyapu luasan
sebesar 𝑙𝑥. Besar fluks magnetik yang dilalui adalah

𝜙 = ∫ 𝑩 ⋅ 𝑑𝒂
𝑆

𝜙 = ∫𝑆 𝑩 ⋅ 𝒏𝑑𝒂, dimana 𝑩//𝒏

𝜙 = ∫ 𝐵𝑑𝑎

𝜙 = 𝐵 ∫ 𝑑𝑎

(2.1.10)
𝜙 = 𝐵𝑙𝑥

Gaya gerak listrik induksi yang timbul adalah:

𝑑𝜙
𝜀=−
𝑑𝑡

𝑑𝐵𝑙𝑥
𝜀=−
𝑑𝑡

𝑑𝑥
𝜀 = −𝐵𝑙
𝑑𝑡

𝜀 = −𝐵𝑙𝑣 (2.1.11)

Tanda negatif pada persamaan (2.1.11) berarti searah jarum jam. Hal itu juga
menunjukkan arus induksi. Berdasarkan persamaan (2.1.10) dapat diketahui bahwa
𝜙 bertambah ketika 𝑥 bertambah, juga dari persamaan (2.1.11) dapat dinyatakan
bahwa besar gaya gerak listrik induksi tetap ketika 𝑣 konstan, tetapi ketika 𝑥
bertambah beberapa penghantar yang dikandung dalam rangkaian sedemikian rupa
sehingga resistansinya akan bertambah. Oleh karena itu, arus induksi akan
berkurang ketika luas atau area yang dibatasi oleh rangkaian bertambah.

9
2.2 Induktansi Bersama

Induktansi merupakan kemampuan dari kumparan untuk menghasilkan


GGL akbibat perubahan fluks magnetik. Induktansi dibedakan menjadi dua yaitu
induktansi bersama dan induktansi diri. Induktansi bersama timbul ketika dua buah
kumparan saling menginduksi satu sama lain.

Misalkan dua rangkaian kawat Cj dan Ck dengan arus pada masing-masing


rangkaian yaitu Ij dan Ik seperti pada Gambar 7.

Gambar 7. Posisi dan elemen arus dari dua rangkaian kawat

Elemen garis dIj dan dIk ditempatkan dengan vektor posisi 𝒓𝑗 dan 𝒓𝑘 , terhadap titik
O sehingga jarak antara keduanya 𝑹𝑗𝑘 = |𝒓𝑗 − 𝒓𝑘 |. Arus Ik menghasilkan medan
magnet 𝑩𝑘 dan medan magnet tersebut melalui permukaan Sj yang dibatasi oleh Cj,
sehingga fluks yang melewati Cj adalah

𝜙𝑘−𝑗 = ∮ 𝑩𝑘 . 𝑑𝒂𝑗 (2.2.1)


𝑠𝑗

Jika 𝐴̂𝑘 (𝒓𝑗 ) adalah potensial vektor yang dihasilkan oleh rangkaian Ck dititik 𝒓𝑗 ,
dari rangkaian Cj, maka fluks yang melalui Cj yang disebabkan Ck dapat dinyatakan
juga dengan persamaan:

10
𝜙𝑘−𝑗 = ∮ (∇ × 𝑨𝑘 )𝑑𝒂𝑗 (2.2.2)
𝑠𝑗

Dengan teorema Stokes persamaan (2.2.2) dapat dituliskan

𝜙𝑘−𝑗 = ∮ 𝑨𝑘 . 𝑑𝒍𝑗
𝐶𝑗

𝜇 𝐼𝑘 𝑑𝑙𝑘
Karena 𝑨𝑘 = 4𝜋0 ∮𝐶𝑘 , maka
𝑅𝑗𝑘

𝜇0 𝐼𝑘 𝑑𝒍𝑗 . 𝑑𝒍𝑘 (2.2.3)


𝜙𝑘−𝑗 = ∮ ∮
4𝜋 𝐶𝑗 𝐶𝑘 𝑅𝑗𝑘

Berdasarkan persamaan (2.2.3) terlihat bahwa fluks yang melalui Cj adalah


sebanding terhadap arus Ik dalam Ck. Jika faktor kesebandingan disimbolkan dengan
Mjk dan disebut induktansi bersama (mutual induktance) dari rangkaian j dan k,
maka persamaan (2.2.3) dapat dituliskan:

𝜙𝑘−𝑗 = 𝑀𝑗𝑘 𝐼𝑘 (2.2.4)

dengan

𝜇0 𝑑𝒍𝑗. 𝑑𝒍𝑘 (2.2.5)


𝑀𝑗𝑘 = ∮ ∮
4𝜋 𝐶𝑗 𝐶𝑘 𝑅𝑘𝑗

Apabila ingin dihitung fluks di dalam Ck yang disebabkan arus Ij dalam Cj maka
dapat dinyatakan:

𝜙𝑗−𝑘 = 𝑀𝑘𝑗 𝐼𝑗 (2.2.6)

𝜇0 𝑑𝒍𝑘. 𝑑𝒍𝑗 (2.2.7)


𝑀𝑘𝑗 = ∮ ∮
4𝜋 𝐶𝑘 𝐶𝑗 𝑅𝑗𝑘

Tetapi karena 𝑑𝒍𝑘. 𝑑𝒍𝑗 = 𝑑𝒍𝑗. 𝑑𝒍𝑘 , 𝑅𝑘𝑗 = 𝑅𝑗𝑘 = |𝒓𝑗 − 𝒓𝑘 |,

maka:

11
𝑀𝑘𝑗 = 𝑀𝑗𝑘 (2.2.8)

Hal tersebut menjelaskan bahwa fluks melalui Cj oleh arus Ik dalam Ck sama dengan
fluks melalui Ck oleh arus Ij dalam Cj.

Secara keseluruhan, timbulnya gaya gerak listrik induksi dalam salah satu
rangkaian lain dapat dituliskan dengan lebih mudah dalam bentuk induktansi
bersama. Jika persamaan (2.2.4) disubstitusikan dalam persamaan:

𝜙 = ∫ 𝑩. 𝑛̂𝑑𝑎 (2.2.9)
𝑠

dimana persamaan (2.2.9) merupakan persamaan untuk fluks magnetik, maka akan
diperoleh:

𝑑𝜙𝑘−𝑗
𝜀𝑘𝑗 = −
𝑑𝑡

𝑑𝑙𝑘
𝜀𝑘𝑗 = −𝑀𝑗𝑘 (2.2.10)
𝑑𝑡

Selama rangkaian diasumsikan dalam keadaan diam sehingga Mjk adalah konstan.
Gaya gerak listrik induksi di Ck dapat diperoleh dari persamaan (2.2.10) dengan
menukar indeks j dan k (Suyoso, 2004).

2.3 Induktansi Diri


Induktansi diri merupakan sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen
yang menyebabkan timbulnya GGL di dalam rangkaian yang disebabkan oleh
perubahan arus yang melewati rangkaian tersebut. Induktansi diri dapat dijelaskan
dengan meninjau Gambar 8

12
Gambar 8. Kumparan dengan medan Magnet

Kumparan dengan arus 𝑰𝟏 akan timbul medan magnet 𝑩 dengan arah dari
bawah keatas dengan kumparan yang mendatar (Sujanem & Ngurah, 2001). Bila 𝑰𝟏
berubah terhadap waktu maka 𝑩 juga berubah terhadap waktu, secara sistematis
dapat ditulis menjadi:
𝑑𝑰𝟏 𝑑𝑩 (2.3.1)

𝑑𝑡 𝑑𝑡
Putaran kawat searah dengan 𝑰𝟏 sehingga arah induktansinya berlawanan
dengan putaran kawat, sesuai hukum Faraday, sehingga berlaku:
𝑑𝑩
𝑬𝒎𝒇 ∞ − (2.3.2)
𝑑𝑡
atau
𝑑𝑰𝟏
𝑬𝒎𝒇 ∞ −
𝑑𝑡 (2.3.3)
dapat ditulis menjadi

𝑑𝑰𝟏
𝑬𝒎𝒇 ∞ − 𝐿 (2.3.4)
𝑑𝑡
karena kawat yang digunakan satu maka 𝑬𝒎𝒇 merupakan induktansi pada diri
sendiri dan disebabkan oleh dirinya sendiri, inilah yang disebut induktansi sendiri,
serta L merupakan koefisien induktansi diri. yang memiliki satuan henry (H), yang
didefinisikan sebagai satuan untuk menyatakan besarnya induktansi suatu
rangkaian tertutup yang menghasilkan ggl satu volt bila arus listrik di dalam
rangkaian berubah secara seragam dengan laju satu ampere per detik.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang disajikan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut.

1. Hukum Faraday menyatakan “GGL induksi yang terjadi pada loop tertutup
sebanding dengan negatif kecepatan perubahan fluks magnetik terhadap waktu
yang melalui loop itu”. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut.
𝑑𝜙
𝜀=−
𝑑𝑡
2. Induktansi bersama timbul ketika dua buah kumparan saling menginduksi satu
sama lain. Timbulnya gaya gerak listrik induksi dalam salah satu rangkaian lain
dapat dituliskan dengan lebih mudah dalam bentuk induktansi bersama, dengan
persamaan
𝑑𝑙𝑘
𝜀𝑘𝑗 = −𝑀𝑗𝑘
𝑑𝑡

3. Induktansi diri merupakan sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen yang
menyebabkan timbulnya GGL di dalam rangkaian yang disebabkan oleh
perubahan arus yang melewati rangkaian tersebut. Persamaan untuk induktansi
diri yaitu
𝑑𝑰𝟏
𝑬𝒎𝒇 ∞ − 𝐿
𝑑𝑡

3.2 Saran
Saran yang penulis dapat sampaikan kepada pembaca agar pembaca selalu
memperluas pengetahuan, dan pemahaman tidak hanya terpaku dari satu sumber,
tetapi dari berbagai sumber yang relevan seperti buku, ensiklopedia dan lain-lain,
karena pada dasarnya ilmu pengetahuan digunakan untuk membantu ataupun
mempermudah kerja manusia, maka yang terpenting bagi pembaca selain
mengetahui dan memahami, adalah dapat menerapkan apa yang telah dipelajarinya
dalam kehidupan sehari-hari.

14

Anda mungkin juga menyukai