Anda di halaman 1dari 9

PENETAPAN KADAR TANIN PADA DAUN SIRIH MERAH

[(Piper crocatum Ruiz dan Pav)] SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis

Tikasari Agustina, Sunyoto, Anita Agustina

INTISARI

Tanin diketahui sebagai salah satu bahan aktif yang terkandung dalam daun
sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav) dan sering digunakan untuk mengatasi
masalah diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar tanin pada daun sirih
merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav).
Penyarian tanin dari sampel daun dilakukan secara maserasi. Kadar tanin
dalam ekstrak yang diproleh ditetapkan dengan metode Spektrofotometri UV-Vis
dengan menggunakan pereaksi Folin denis dan natrium karbonat jenuh yang akan
menghasilkan warna biru. Panjang gelombang maksimum yang digunakan adalah
747,5 nm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sampel diperoleh kadar tanin secara
berturut-turut sebesar 0,25%; 0,25%; 0,25%; 0,26% dan 0,25% dengan kadar rata-
rata 0,25% (b/b).
Kesimpulan dari penelitian ini diperoleh kadar rata-rata tanin dalam daun sirih
merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav) sebesar 0,25 % (b/b).
Kata Kunci : Tanin, Sirih Merah, Kadar, Maserasi, Spektrofotometri UV-Vis.

Tikasari Agustina, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten
42 CERATA Journal Of Pharmacy Science
Tikasari Agustina, dkk., Penetapan Kadar Tanin…

I. PENDAHULUAN
Penggunaan sirih secara tradisional dimanfaatkan dalam menyembuhkan
penyakit seperti sariawan dan sakit gigi. Sementara itu, air rebusan daun sirih
yang bersifat antiseptik dapat berkhasiat sebagai obat kumur, mencegah bau
mulut serta menghilangkan bau badan (Hidayat, 2013).
Kandungan aktif tanaman sirih merah belum diteliti secara detail. Dari
hasil kromatogram diketahui daun sirih merah mengandung flavonoid, senyawa
polifenolad, tanin,dan minyak atsiri (Sudewo, 2010). Tanin tersebar luas dalam
tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus dalam jaringan
kayu.
Beberapa aktivitas cukup penting juga dilaporkan pada tanin :
menghentikan pendarahan dan mengobati luka bakar, menghentikan internal
healing berjalan dan tanin mampu membuat lapisan pelindung luka dan ginjal.
Tanin digunakan sejak lama sebagai pengobatan cepat diare, disentri,
perdarahan, dan mereduksi ukuran tumor. Berbagai virus in aktif dengan
paparan tanin (Saifudin dkk, 2011).
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti daun sirih.
tersebut mengandung tanin yang mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan.
Maserasi dipilih untuk penyarian ekstrak karena meminimalisasi terjadi
kerusakan senyawa tanin. Penetapan kadar tanin dapat dilakukan dengan
menggunakan Spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 190 nm-380
nm (pada daerah ultraviolet) atau panjang gelombang 380 nm-780 nm (pada
daerah cahaya tampak). Penggunaan metode ini karena lebih peka dan sensitive
untuk analisis tanin.

Rumusan Masalah :
berapa kadar tanin yang terdapat dalam daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz
dan Pav)?

Tujuan Penelitian :

untuk menyatakan adanya kandungan tanin dan mengetahui kadar tanin dalam
daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav) secara Spektofotometri UV-
Vis.

Manfaat Penelitian :
memberikan informasi tentang manfaat tanin yang dapat digunakan sebagai obat
diare, setelah diketahui kadarnya, tanin dapat diformulasikan menjadi sediaan
kapsul tablet atau dalam bentuk sediaan lainnya sebagai obat diare untuk
mempermudah proses pengkonsumsian.
CERATA Journal Of Pharmacy Science 43
Tikasari Agustina, dkk., Penetapan Kadar Tanin…

II. METODE PENELITIAN


Jenis Penelitian :
yang digunakan adalah penelitian observasional. Variabel yang digunakan
adalah variabel tunggal. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah kadar
tanin dalam daun sirih merah (Piper crocatom Ruiz dan Pav).
Populasi dan Sampel :
Populasi dalam penelitian ini adalah simplisia daun sirih merah (Piper
crocatum Ruiz dan Pav) dari Merapi Farma Herbal Jl. Kaliurang Km. 21,5
Hargobinangun, Pakem Sleman Yogyakarta, yang berumur 4-6 bulan.
Banyaknya ekstrak yang akan diteliti 250 gram. Sampel yang digunakan
berupa simplisia kering daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav)
yang berumur 4-6 bulan sebanyak 250 gram yang diekstrak dengan metode
maserasi dan diperoleh sampel ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum
Ruiz dan Pav) seberat 18,66 gram.
Alat dan Bahan Penelitian :
Daun sirih merah ( Piper crocatum Ruiz dan Pav) yang diperoleh dari Merapi
Farma Herbal, Asam tanat, folin denis, Natrium karbonat anhidrat, aquades.
Alat yang dipakai adalah Spektrofotometri UV-Vis, seperangkat alat gelas,
seperangkat alat maserasi, sonikator dan penangas air.

Jalannya Penelitian
1. Pengumpulan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun sirih merah
(Piper crocatum Ruiz dan Pav) yang sudah kering yang diperoleh dari
Merapi Farma Herbal Jl. Kaliurang Km. 21,5 Hargobinangun, Pakem
Sleman Yogyakarta.
2. Pembuatan serbuk
Pembuatan simplisia daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav)
dilakukan dengan cara dibuat serbuk dengan menggunakan blender.
3. Pembuatan ekstrak Daun Sirih Merah
Pembuatan ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav)
dibuat dengan metode maserasi. Caranya : sebanyak 250,0 gram serbuk
kering dimasukkan maserator atau toples kaca, dilarutkan dengan etanol
96% sebanyak 7 kali bobot serbuk dan diaduk, kemudian dimaserasi dalam
maserator tertutup dan diaduk dengan mesin pengaduk selama 10 jam.
Setelah itu menyari maserat dari ampas dengan corong bucner. Maserat
diendapkan 2 hari, kemudian memisahkan maserat dari endapan dengan
hati-hati. Setelah itu menguapkan maserat dalam alat evaporator. Setelah
itu diuapkan dalam cawan porselin dengan pemanasan di atas penangas
sambil diangin-anginkan dengan kipas angin (Andriyani dkk, 2010).
44 CERATA Journal Of Pharmacy Science
Tikasari Agustina, dkk., Penetapan Kadar Tanin…

4. Pembuatan Larutan Pereaksi


a. Larutan Folin
Larutan folin diambil sebanyak 1,0 ml. Kemudian ditambahkan
aquabidest hingga volume 10,0 ml dan disonikasi hingga homogen.
b. Larutan Na Karbonat jenuh
Tiap 100,0 ml aquabidestilata ditambahkan dengan 7,50 gram Na
Karbonat anhidrat, kemudian dipanaskan pada suhu 600C. (Andriyani
dkk, 2010).
c. Larutan standar Asam tanat 1 mg/ml
Sebanyak 10,0 mg Asam tanat dilarutkan dalam 10,0 ml
aquabidestilata. Larutan standar ini harus selalu dibuat baru tiap kali
melakukan pengujian (Andriyani dkk, 2010).
5. Uji Kualitatif Tanin
Tabung reaksi yang bersih dan kering disiapkan sebanyak 2 buah
dimana satu untuk standart dan satu untuk sampel. Masukkan 300 µl larutan
standar tanin dan tabung kedua diisi 300 µl sampel. Masing-masing tabung
ditambahkan dengan larutan folin sebanyak 1,5 ml gojog dan didiamkan
selama 3 menit. Kemudian masing-masing tabung ditambahkan dengan
larutan Na2CO3 sebanyak 1,2 ml gojog dan didiamkan. Perubahan warna
biru yang terjadi menunjukkan adanya kandungan tanin.
6. Penetapan Panjang Gelombang Serapan Maksimum
Larutan baku tanin 300 µl dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ke
dalam tabung reaksi tersebut ditambahkan 1,5 ml pereaksi folin gojog dan
didiamkan selama 3 menit. Tambahkan kembali masing-masing tabung 1,2
ml larutan Na2CO3 gojog dan diamkan. Kemudian serapannya dibaca pada
panjang gelombang antara 400-800 nm untuk memperoleh panjang
gelombang dengan serapan maksimum (Kharismawati dkk, 2009).
7. Penentuan Operating Time (OT)
Dipipet 300 µl larutan standar asam tanat dengan seksama, kemudian
dimasukkan dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 1,5 ml pereaksi
Folin denis dan 1,2 ml larutan Na2CO3 gojog dan diamkan selama 5 menit
dan diuji serapannya selama 1 jam pada panjang gelombang 760 nm
(Andriyani dkk, 2010).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
1. Determinasi Tanaman
Langkah pertama yang dikerjakan sebelum bagian daun sirih
merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav) dikumpulkan adalah determinasi
tanaman. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa tanaman yang
diteliti benar tanaman sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav)
sehingga menghindari kesalahan dalam pengambilan sampel.
Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Sistematik Tumbuhan
Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada.
CERATA Journal Of Pharmacy Science 45
Tikasari Agustina, dkk., Penetapan Kadar Tanin…

2. Hasil Ekstraksi
Ekstraksi eksatrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan
Pav) dilakukan dengan metode maserasi selama 10 jam dihasilkan
ekstrak sebanyak 18,66 gram. Ekstrak tersebut memiliki bau wangi khas
sirih merah, rasa sangat pahit dan warna coklat.
3. Hasil Identifikasi Kualitatif Tanin
Untuk mengetahui tanin yang terkandung dalam daun sirih merah
(Piper crocatum Ruiz dan Pav), maka uji kualitatif dilakukan dengan
menyamakan warna antara larutan standar tanin dengan larutan sampel.
Adanya warna biru menunjukkan adanya tanin yang terkandung dalam
daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav).
4. Panjang Gelombang dan Serapan Maksimum
Panjang Gelombang (nm) Absorbansi

752,0 0,471
747,5 0,472
744,0 0,472
732,0 0,471
714,0 0,471
675,0 0,541
588,5 0,414
541,5 0,428
539,0 0,428
508,0 0,437
Sumber Data: Data Primer 2014
Dari tabel diatas. didapat absorbansi maksimum yaitu 0,472
dengan panjang gelombang 747,5 nm
5. Penetapan Operating Time (OT)
Dari hasil percobaan menunjukkan absorbansi stabil mulai menit ke 59.
6. Pembuatan Kurva Baku
Hasil konsentrasi dan absorbansi larutan kurva baku dapat dilihat pada
tabel 4.2: Kurva Baku
Konsentrasi (ppm) Absorbansi
20 0,287
30 0,368
40 0,439
50 0,549
60 0,649
Sumber Data: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh y = 0,00905x + 0,0968 dengan nilai
r = 0,993
46 CERATA Journal Of Pharmacy Science
Tikasari Agustina, dkk., Penetapan Kadar Tanin…

7. Penetapan Kadar Tanin


Hasil penetapan kadar tanin pada sampel daun sirih merah (Piper
crocatum Ruiz dan Pav) dapat dilihat pada tabel berikut:
Hasil Penetapan Kadar
Rep. Vol.(ml) X Berat Sampel Faktor Kadar (%)
(µg) pengenceran
I 1750 51,668 250000000 7 0,25
II 1750 51,337 250000000 7 0,25
III 1750 51,558 250000000 7 0,25
IV 1750 53,215 250000000 7 0,26
V 1750 51,668 250000000 7 0,25
x 0,25
SD 0,0036
(Sumber Data: Data Primer 2014)

B. Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini untuk menyatakan adanya kandungan tanin dan
mengetahui kadar tanin dalam daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav)
secara Spektofotometri UV-Vis. Penelitian ini dilaksanakan Laboratorium
Penelitian Terpadu Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan pada Bulan
Maret - Mei 2014.
Penelitian ini menggunakan daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan
Pav) yang sudah kering yang diperoleh dari Merapi Farma Herbal Jl. Kaliurang
Km. 21,5 Hargobinangun, Pakem Sleman Yogyakarta. Daun sirih merah (Piper
crocatum Ruiz dan Pav) yang digunakan berumur 4-6 bulan sebanyak 250
gram karena pada umur tersebut tanaman telah memiliki ukuran daun yang
optimal, sudah cukup tua, warnanya mengkilap dan bahan aktifnya sudah tinggi.
Pengeringan sampel daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav) dengan
cara diangin-anginkan selama 5 hari dan dikeringkan dengan mesin pengering
pada suhu 400C.
Daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav) mengandung tanin
(Agoes, 2012). Tanin adalah salah satu senyawa metabolit sekunder yang
terdapat pada tanaman dan disintesis oleh tanaman (Hidayat, 2013). Sifat tanin
biasanya higroskopis, larut dalam air panas membentuk larutan koloid bukan
larutan sebenarnya, larut dalam pelarut organik yang polar dan dapat
diendapkan dengan penambahan asam mineral atau garam (Robinson, 1995).
Daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav) diserbuk dengan
menggunakan blender dan dihasilkan serbuk sebanyak 250,0 gram. Simplisia
daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav) yang sudah kering dibuat
serbuk dengan menggunakan blender, karena dengan penyerbukan akan
memperluas permukaan serbuk dan memperluas area kontak antara serbuk
simplisia dengan cairan penyari, sehingga kandungan zat aktifnya banyak
tersari.
CERATA Journal Of Pharmacy Science 47
Tikasari Agustina, dkk., Penetapan Kadar Tanin…

Metode yang digunakan untuk menyari tanin adalah maserasi dengan


mesin pengaduk. Penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus menerus,
waktu proses maserasi dapat dipersingkat menjadi 10 jam. Pengadukan
diperlukan untuk melarutkan konsentrasi larutan di luar butir serbuk simplisia.
Hingga dengan pengadukan tersebut tetap terjaga oleh adanya derajat perbedaan
konsentrasi sehingga yang sekecil-kecilnya antara larutan sel dengan larutan sel
(Anonim, 1986). Hasil penyarian dengan cara maserasi perlu dibiarkan dalam 2
hari, waktu tersebut untuk mengendapkan zat-zat yang tidak diperlukan tapi ikut
terlarut dalam cairan penyari (Anonim, 1986).
Maserasi merupakan cara penyarian sederhana. Simplisia memungkinkan
untuk direndam dalam menstruum sampai meresap dan melunakkan susunan
sel, sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut (Ansel, 1989). Ekstraksi
dihasilkan ekstrak sebanyak 18,66 gram. Ekstrak tersebut memiliki bau wangi
khas sirih merah, rasa sangat pahit dan warna coklat.
Setelah itu dilakukan uji kualitatif untuk mengetahui tanin yang
terkandung dalam daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav), maka uji
kualitatif dilakukan dengan menyamakan warna antara larutan standar tanin
dengan larutan sampel. Adanya warna biru menunjukkan adanya tanin yang
terkandung dalam daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav).
Uji kuantitatif dengan metode spektrofotometri UV-Vis dilakukan
sebagai berikut:
1. Panjang Gelombang Maksimum
Penetapan panjang gelombang maksimum bertujuan agar pengukuran
pada panjang gelombang serapan maksimum akan menghasilkan serapan
maksimum pula. Hasil penetapan panjang gelombang maksimum larutan
standar asam tanat adalah 747,5 nm dengan absorbansi maksimum yaitu
0,472. Panjang gelombang ini digunakan untuk mengukur absorbansi tanin.
2. Operating Time
Untuk mendapatkan optimasi pada penetapan kadar maka dilakukan
penetapan operating time terlebih dahulu. Operating time adalah waktu yang
tepat untuk membaca serapan larutan yang diperiksa pada saat absorbansinya
stabil. Pada kurva operating time dimulai dari saat reaksi dilakukan sampai
diperoleh absorbansi yang stabil selama 60 menit. Sampel yang digunakan
adalah larutan yang berwarna sehingga dapat diketahui pada menit keberapa
terjadi kestabilan.
Dari hasil percobaan menunjukkan absorbansi stabil mulai menit ke 59.
3. Penentuan Kurva Baku
Pembuatan kurva baku bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
konsentrasi asam tanat dengan serapan. Sumber dari larutan standar 1000
µg/ml kemudian dibuat seri larutan dengan konsentrasi 20;30;40;50 dan 60
µg/ml. Data yang diperoleh dibuat suatu regresi linier dan dibuat kurva
hubungan antara konsentrasi vs serapan. Hasil perhitungan didapatkan harga
regresi (r) = 0,993, a = 0,096, b = 0,009. Dari data yang diperoleh dibuat
48 CERATA Journal Of Pharmacy Science
Tikasari Agustina, dkk., Penetapan Kadar Tanin…

persamaan y= 0,00905x + 0,0964 yang menunjukkan lineritas yang sangat


baik. Dari kurva baku yang diperoleh dapat digunakan untuk menetapkan
kadar tanin dalam daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav).
4. Penetapan Kadar
Penetapan kadar tanin dilakukan dengan metode spektrofotometri
Uv-Vis. Untuk dapat dibaca serapannya pada daerah panjang gelombang
ultraviolet visibel maka tanin harus direaksikan dengan reagen pembentuk
warna, yaitu folin denis. Pembentukan warnanya berdasarkan reaksi reduksi
oksidasi, dimana tanin sebagai reduktor. Folin denis sebagai oksidator, tanin
yang teroksidasi akan mengubah fosmolibdat dalam folin denis menjadi
fosfolibdenim yang berwarna biru yang dapat menyerap sinar pada daerah
panjang gelombang ultraviolet visibel. Semakin banyak tanin yang
terkandung semakin banyak fosmolibdat yang tereduksi menjadi molibdenim
sehingga terbentuk warna biru denagn nilai serapan yang semakin besar
(Andriyani dkk, 2010). Persamaan reaksinya:

OH O
H3(PMo13O4o)
Atau
H3PO4(MoO3)13 H2O H2(PMO13O4o)
+ + + +
( Folin Denis) (Kompleks
Molybdenum
Blue)
Golongan Fenol O

Gambar 4.1. Reaksi Reduksi Oksidasi pada Tanin


Hasil penetapan kadar tanin dari penelitian ini diperoleh kadar tanin
dalam daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav) sebesar 0,25%;
0,25%; 0,25%; 0,26% dan 0,25% dengan kadar rata-rata 0,25% (b/b).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN :
Hasil penetapan kadar tanin dari penelitian ini diperoleh kadar rata-rata tanin
dalam daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav) sebesar 0,25 % (b/b).

Saran : Perlu penelitian lebih lanjut tentang efektifitas daun sirih merah (Piper
crocatum Ruiz dan Pav) sebagai anti diare dengan uji antibakteri, perlu penelitian
lebih lanjut tentang perbandingan penetapan kadar tanin daun sirih merah (Piper
crocatum Ruiz dan Pav) dengan bagian tanaman yang lain, perlu penelitian lebih
lanjut tentang penetapan kadar senyawa lain seperti flavonoid, senyawa polifenolad
dan minyak atsiri yang terdapat pada tanaman daun sirih merah (Piper crocatum
Ruiz dan Pav).
CERATA Journal Of Pharmacy Science 49
Tikasari Agustina, dkk., Penetapan Kadar Tanin…

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Azwar. 2012. Tanaman Obat Indonesia. Salemba Medika : Jakarta

Andriyani, Dewi, Pri Iswati Utami, Binar Astrining Dhiani. 2010. Penetapan Kadar
Tanin Daun Rambutan (Nephelium lappaceum.L) secara
Spektrofotometri Ultraviolet Visibel. Jurnal Pharmacy Vol.07 No.02
Agustus 2010.

Anonim. 1978. Materi Medika. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta

Anonim. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Anonim. 2009. Farmakope Herbal Indonesia. Edisi I. Menteri Kesehatan Republik


Indonesia : Jakarta

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Universitas
Indonesia : Jakarta

Hidayat, Taufik.2013. Sirih Merah Budidaya & Pemanfaatan untuk Obat. Pustaka
Baru Press : Yogyakarta

Kharismawati, Mufti, Pri Iswati Utami, Retno Wahyuningrum. 2009. Penetapan


Kadar Tanin dalam Infusa Daun Salam (Syzygium polyanthum (wight.)
Walp)) Secara Spektrofotometri Sinar Tampak. Jurnal Pharmacy Vol.06
No. 01 April 2009.22-27

Mursyidi. 1990. Analisa Metabolit Sekunder. Pusat Laboratorium Umum


Bioteknologi UGM : Yogayakarta

Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi. Edisi VI.
ITB : Bandung

Saifudin, Aziz, Viesa Rahayu, Hilwan Yuda Teruna. 2011. Standarisasi bahan Obat
Alam. Edisi I. Graha Ilmu : Yogyakarta

Sudewo, Bambang. 2010. Basmi Penyakit dengan Sirih Merah. Agromedia


Pustaka : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai