Anda di halaman 1dari 3

JAKARTA, Indonesia —Wawancara kerja adalah salah satu tahapan dalam pencarian

kerja yang cukup menantang dan rumit. Karena di tahapan ini, sang penilai bisa melihat
jelas kepribadian dan cara seseorang mempresentasikan dirinya, untuk kemudian
dinilai apakah pantas atau tidak bergabung dengan sebuah perusahaan.

Tahapan ini juga krusial karena akan memperlihatkan siapa dirimu sebagai calon
karyawan di mata perusahaan. Karena itu, persiapkan diri sebak-baiknya jelang
wawancara.

Salah satu persiapan terbaik adalah dengan memahami jenis dan tipe pertanyaan yang
paling sering diajukan dalam wawancara. Tak hanya memahami pertanyaannya tapi
juga mempersiapkan jawabannya dengan baik.

Simak 10 pertanyaan paling umum yang biasanya diajukan saat wawancara kerja dan
cara menjawabnya di bawah ini.

1. Bisakah Anda menceritakan soal diri Anda?

Meski terkesan sederhana dan simpel, pertanyaan ini sangat penting. Kuncinya, jangan
seperti membacakan riwayat hidup. Itu semua sudah ada di CV. Sebaliknya, berikan
informasi-informasi yang tegas dan menarik serta menunjukkan mengapa kamu layak
mendapatkan pekerjaan tersebut.

Mulailah dengan 2 atau 3 pencapaian atau pengalaman terbaikmu dan tutup dengan
pengalaman terkini yang membuatmu memiliki status, pekerjaan atau jabatanmu saat
ini.

2. Kenapa kami harus mempekerjakan Anda?

Mungkin pertanyaan ini terkesan lugas dan tidak neko-neko. Tapi yakinlah, ketika
pertanyaan ini muncul, kamu beruntung. Karena ini adalah waktu yang tepat untuk
"menjual" skill-mu pada sang pewawancara.

Pastikan memberikan jawaban yang mencakup 3 hal penting: kamu bukan hanya
bekerja tapi bisa menghasilkan yang terbaik, kamu bisa dengan mudah beradaptasi
dengan tim dan budaya kerja dan kamu adalah pilihan terbaik dibanding kandidat lain.

3. Apa saja kelebihan yang Anda miliki?

Jawablah pertanyaan ini secara akurat dengan berbagi kekuatanmu yang


sesungguhnya, bukan yang mengada-ada. Kamu juga harus relevan dengan memilih
kelebihan yang paling berhubungan dengan jabatan atau posisi yang diincar. Semua
jawaban juga harus spesifik, jangan generik. Misalnya dari pada menjawab "Mampu
berkomunikasi dengan baik" lebih baik menggantinya dengan "Komunikasi persuasif".

Setelahnya, jangan lupa memberi contoh bagaimana kamu mendemonstrasikan


kelebihan ini dalam kontek profesionalisme.

4. Apa yang jadi kelemahan Anda?

Apa yang sebenarnya ingin diketahui pewawancara lewat pertanyaan ini adalah
seberapa jujur kamu mengenal dirimu sendiri. Jangan menghindar dengan menjawab,
"Saya tidak memiliki kelemahan apapun". Cobalah mencari sesuatu yang bukan jadi
keunggulanmu tapi sedang berusaha kamu perbaiki.

Misalnya, mungkin kamu tidak punya skill public speaking yang baik, tapi diikuti dengan
penjelasan bahwa kamu mulai membiasakan diri lebih banyak bertemu dan berhadapan
dengan orang-orang untuk meningkatkan skill public speaking.

5. Apakah Anda pernah terlibat konflik di pekerjaan lama? Dan seperti apa
Anda menyikapinya?

Sang pewawancara ingin mencari tahu bagaimana caramu menghadapi konflik. Semua
orang bisa terlihat manis dan nyaris sempurna saat wawancara kerja, tapi siapa yang
bisa menebak apa yang akan terjadi jika konflik meradang.

Yakinkan sang pewawancara bahwa kamu bisa menghadapi segala bentuk situasi
dengan terkendali dan secara profesional dan produktif. Idealnya, menutup jawabanmu
dengan sesuatu yang happy ending sebagai solusi.

6. Bagaimana Anda melihat karier Anda 5 tahun ke depan?

Jujurlah saat menjawab pertanyaan ini. Tak hanya jujur tapi juga spesifik soal tujuan
kariermu. Sang pewawancara ingin mengetahui pakah kamu memiliki ekspektasi yang
masuk akal atau apakah kamu memiliki ambisi untuk bertumbuh dan berkembang
secara karier profesional.

Jawaban terbaik adalah berpikir realistis, kira-kira ke mana kariermu akan bergerak dari
posisi yang ditawarkan. Kalau kamu belum yakin, tidak ada salahnya menjawab apa
adanya, bahwa memang kamu belum yakin dan masih melihat pengalaman nantinya di
pekerjaan ini sebelum kamu bisa membuat keputusan tersebut.

7. Kenapa Anda berhenti (mengundurkan diri) dari pekerjaan lama Anda?


Jika ini bukan wawancara untuk pekerjaan pertamamu, maka bisa dipastikan
pertanyaan ini pasti akan muncul. Intinya, usahakan semua tetap positif. Tidak ada
gunanya menebar aura negatif tentang kantor lamamu. Sebaliknya, sampaikan bahwa
kamu berniat untuk memulai perjalanan baru dengan kesempatan baru.

"Karena saya yakin, saya bisa mendapatkan banyak kesempatan baru di karier saya
selanjutnya dan bukan di perusahaan lama saya," adalah salah satu jawaban paling
bijak untuk pertanyaan ini. Kalau memang kamu diberhentikan atau di-PHK dari kantor
lama, jawab saja sejujurnya.

8. Berapa gaji yang Anda inginkan?

Aturan utama dalam menjawab pertanyaan ini adalah dengan terlebih dahulu
mempersiapkan riset soal kisaran gaji untuk posisi yang kamu lamar. Baiknya, kamu
mengajukan nominal dalam bentuk range. Tentukan range yang masuk akal, sesuai
dengan latar belakang pendidikan, pengalaman dan skill yang kamu miliki.

Kemudian, pastikan sang pewawancara tahu bahwa kamu bisa lebih fleksibel dan
terbuka untuk negosiasi. Sampaikan bahwa kamu tahu skill-mu sangat berharga dan
kamu menginginkan pekerjaan itu dan bersedia bernegosiasi.

9. Apakah Anda berencana menikah (memiliki anak-bagi yang sudah


menikah) dalam waktu dekat?

Pertanyaan-pertanyaan soal status keluarga, gender, agama, usia atau yang lainnya
yang bersifat pribadi sebenarnya terkadang tidak berarti apa-apa. Mungkin si
pewawancara ingin berbicara lebih banyak denganmu.

Jika tipe pertanyaan seperti ini muncul, ada baiknya untuk menjawab dengan santun
dan mengembalikan topik pembicaraan ke arah semula. "Saya belum bisa memastikan
ke depannya. Tapi rencana itu selalu ada. Saya lebih tertarik untuk membahas jalur
karier di perusahaan ini. Bisakah Anda memberitahu saya lebih banyak soal ini?"

10. Ada pertanyaan yang ingin Anda ajukan?

Ini adalah waktu yang tepat untuk mencari tahu lebih banyak soal perusahaan dan
posisi yang kamu inginkan. Mungkin untuk informasi yang lebih umum sudah
dibeberkan saat wawancara berlangsung. Cobalah menanyakan hal-hal yang lebih
spesifik, misalnya, "Apa yang membuat Anda senang bekerja di kantor ini?" atau
"Seperti apa pencapaian terbaru perusahaan ini?"

Anda mungkin juga menyukai