Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PANCASILA

IMPLEMENTASI NILAI SILA KETUHANAN PADA PANCASILA


DosenPengampu: Halili Hasan, S.Pd., M.A.

Disusun Oleh :

Edi Susuilo (5160811131)

Famhmi Mursila (5160811139)

Dimas Muhammad (5160811160)

Eka Heriyanto (5160811162)

Riyan Septiandri (5160811163)

Andrew Nopen (5160811255)

Lia Anjar Berlianti (5160811325)

Abda (5160811 )

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun sampaikan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan anugrah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Implementasi Nilai Sila Ketuhanan Pada Pancasila”. Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas dari mata kuliah Pendidikan Pancasila. selain itu juga penyusun
mengharapkan nantinya dapat digunakan oleh pembaca atau rekan-rekan sebagai acuan
dalam hal mengetahui dan memperdalam tentang mata kuliah Pendidikan Pancasila.

Dalam menyelesaikan laporan ini, penyusun tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu penyusun sampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Muhammad Yani Bhayusukma, Ph. D., selaku kepala program studi Teknik Sipil.

2. Bapak Halili Hasan, S.Pd., M.A., selaku dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila.

3. Rekan-rekan jurusan Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Teknologi
Yogyakarta yang membantu dalam menyusun makalah ini.

Penyusun dengan segala keterbatasan, menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan penyusun
untuk menyempurnakan makalah ini.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau rekan-rekan dalam penyusunan.

Yogyakarta, 5 Mei 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1. A. Latar Belakang

Pancasila merupakan ideologi bangsa yang digunakan sebagai acuan dalam berbangsa
dan bernegara. Berkurangnya pengetahuan warga negara Indonesia tentang pancasila sangat
berdampak besar bagi kemajuan bangsa. Hal itu tercermin dari segala kalangan baik itu
kalangan pejabat publik, kalangan masyarakat, bahkan para lulusan perguruan tinggi. Banyak
nilai-nilai pancasila yang tidak dipatuhi oleh tiga kalangan diatas, misalnya para pejabat
tinggi mengkorupsi uang Negara yang seharusnya untuk rakyat dan perbaikan infrastruktur
yang ada di Indonesia, demonstrasi anarkis dari para mahasiswa, dan juga tawuran/bentrokan
antar warga. Hal tersebut dikarenakan adanya Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia ini,
namun fungsi-fungsi dan nilai-nilai dari Pancasila itu sendiri tidak dijalankan dalam
kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar dan hanya sebagian orang saja yang menyadari
betapa pentingnya menjalani nilai-nilai Pancasila dan menjalankannya.

1. B. Rumusan Masalah

Apa pengertian nilai?

Bagaimanakah ciri-ciri nilai?

Bagaimanakah macam-macam nilai?

Bagaimanakah implementasi pancasila sebagai sistem nilai terutama mengenai Sila Pertama
“Ketuhanan Yang Maha Esa”?

1. C. Tujuan

Mengetahui pengertian nilai dalam kehidupan berpancasila.

Mengetahui macam-macam nilai.

Mengetahui bagaimana implementasi pancasila sebagai sistem nilai terutama mengenai Sila
Pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Dapat memahami bagaimana upaya mewujudkan kerukunan beragama di Indonesia.

Mengetahui bagaimana cara bertoleransi dan menghargai warga Negara Indonesia yang
berbeda agama dengan kita.

1. D. Manfaat

Dapat merealisasikan nilai-nilai yang ada pada Pancasila ke dalam kehidupan sehari-hari
terutama Pancasila sila ke-satu.
BAB II

PEMBAHASAN
2. A Pengertian Nilai
Kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia (lahir dan batin).Nilai
bersifat abstrak hanya dapat dipahami, dipikirkan, dimengerti dan dihayati oleh manusia.
Nilai berkaitan dengan harapan, cita-cita, keinginan, dan segala sesuatu pertimbangan
batiniah manusia. Nilai dapat bersifat subyektif bila diberikan oleh subyek, dan bersifat
obyektif bila melekat pada sesuatu yang terlepas dari arti penilaian manusia.

Menilai berarti menimbang, artinya menghubungkan sesuatu dengan yang lainnya,


kemudian dengan pertimbangan tersebut dapat diambil keputusan. Nilai mengandung cita-
cita, harapan, dan keharusan.

2. B Ciri-ciri nilai

Sifat-sifat nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah sebagai berikut:

1.Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia

Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek
yang bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai,tetapi kita
tidak bisa mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita indra adalah kejujuran itu.

2.Nilai memiliki sifat normatif

Artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai
memiliki sifat ideal (das sollen). Nilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan
manusia dalam bertindak. Misalnya, nilai keadilan. Semua orang berharap, mendapatkan, dan
berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.

3. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung


nilai

Manusia bertindak berdasarkan dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya,
nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bias mencapai
derajat ketakwaan.

2. C Pancasila sebagai nilai terbagi menjadi 3, yaitu:

1. Nilai Dasar
Nilai dasar sendiri memiliki nilai fundamental, bersifat abstrak dan ontologis. Nilai ini
menuju ke nilai idealis.

2. Nilai Instrumental
Nilai instrumental memiliki pedoman ukuran dan norma yang berupa kebijakan. Nilai
ini lebih menuju ke nilai normatif.
3. Nilai Praktis
Nilai praktis adalah penjabaran nilai instrumental ke dalam kehidupan praktis. Nilai
ini lebih manuju ke nilai realis.

Pancasila Berisikan Tentang Nilai Dasar Fundamental, yaitu:

1. Bersifat abstrak, umum, universal :


Contohnya seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan.

2. Bersifat abstrak umum kolektif :


Berlaku ke bangsa Indonesia.

Pancasila Dalam Nilai Objektif Dan Subjektif

1. Nilai Objektif
Nilai Pancasila yang bersifat fundamental, umum, universal yang bersifat permanen.
Konsekuensinya secara hukum tidak dapat di rubah.

2. Nilai Subjektif
Bergantung pada bangsa Indonesia itu sendiri. Berasal dari bangsa Indonesia, diolah
yang berdasarkan pemikiran kritis dari bangsa Indonesia

Nilai Yang Ada Pada Sila Pancasila

 Sila Pertama : Ketuhanan


Segala penyelenggaraan negara, moral penyelenggara negara harus dijiwai oleh nilai
Ketuhanan.

 Sila Kedua : Kemanusiaan


Negara segala kehidupannya harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.

 Sila Ketiga : Persatuan


Negara mengatasi segala macam golongan, etnis, suku, ras, individu, maupun agama.
Kehidupan harus menunjung tinggi semangat kebersamaan.

 Sila Keempat : Kerakyatan


Negara menjamin kehidupan demokrasi.

 Sila Kelima : Keadilan


Negara dan segala kegiatan hidup harus mewujudkan kehidupan yang adil.

Namun, kali ini kita akan membahas mengenai Implementasi nilai pada sila pertama.

2. D PengertianNilaiKetuhanan Yang Maha Esa

Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan
bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan
bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Nilai Ketuhanan
juga memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati
kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antar umat
beragama.

2. E Arti dan Makna Sila Ketuhanan Yang MahaEsa

·Pengakuan adanya kausa prima (sebab pertama), yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

·Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut


agamanya.

·Tidak memaksa warga negara untuk beragama, tetapi diwajibkan untuk memeluk agama
sesuai keyakinan yang berlaku.

·Atheisme dilarang hidup dan berkembang di Indonesia.

·Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama, toleransi antar umat
dan dalam beragama.

·Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga negara dan
menjadi mediator ketika terjadi konflik antar agama.

Manusia sebagai makhluk yang ada didunia ini seperti halnya makhluk lain
diciptakan oleh penciptanya. Pencipta itu adalah Causa Prima yang mempunyai hubungan
dengan diciptakannya. Jika ditilik secara historis, pemahaman kekuatan di luar diri manusia
dan di luar alam yang ada ini atau adanya sesuatu yang bersifat adikodrati (di atas atau di luar
yang kodrat), dan transenden (yang mengatasi segala sesuatu), sudah dipahami manusia sejak
dahulu. Sejak zaman nenek moyang sudah dikenal paham animisme, dinamisme, sampai
paham politheisme. Kekuatan ini terus saja berkembang di dunia sampai masuknya agama
Hindu, Budha, Islam, dan Nasrani ke Indonesia sehingga kesadaraan akan monotheisme di
masyarakat Indonesia semakin kuat. Oleh karena itu tepatlah jika rumusan pertama Pancasila
adalah Ketuhanan Yang Maha Esa.

3. F Implementasi Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Penerapan Implementasi Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

1. Melaksanakan ibadah kepada Allah seperti salat fardu, salat sunnah, puasa, zakat, dan
lain-lain.

2. Adanya mata kuliah agama yang dijadikan mata kuliah wajib untuk mahasiswa.

3. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan Agama yang dianutnya.

4. Hormat menghormati antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-
beda, sehingga terbina kerukunan hidup.

5. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan


kepercayanya.
6. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain/memberikan
kebebasan kepada setiap orang untuk memeluk agama sesuai dengan kepercayaan masing-
masing.
7. Kita tidak boleh ribut ketika orang yang beragama lain melaksanakan ibadahnya .
8. Tidak boleh minum/menelan obat-obat terlarang, misalnya pil ectasy, nipam, shabu-
shabu dan lain sebagainya termasuk yang di dalamnya.
9. Senantiasa berteman dengan pemeluk agama lain seperti berteman dengan orang yang
seagama.

Pelanggaran Implementasi Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

1. KonflikPoso
Serangkaian kerusuhan yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah yang melibatkan
kelompok Muslim dan Kristen. Kerusuhan ini dibagi menjadi tiga bagian . Kerusuhan
Poso I (25 – 29 Desember 1998), Poso II ( 17-21 April 2000), dan Poso III (16 Mei – 15
Juni 2000). Pada 20 Desember 2001 Keputusan Malino ditandatangani antara kedua
belah pihak yang bertikai dan diinisiasi oleh Jusuf Kalla dan Susilo Bambang
Yudhoyono.

2. Penistaan Agama

Penistaan agama adalah penghinaan agama. Artinya, aktivitas yang dilakukan dengan
maksud menghina, merendahkan atau menjelekkan sebuah agama. Dan atau penistaan
agama adalah tindakan, perkataan, dan perbuatan dan sebagainya dari diri atau kelompok
satu agama yang berusaha ikut campur dan/atau mengurusi agama lain.
BAB III

PENUTUPAN

Kesimpulan
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi
manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan
manusia. Pancasila memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat diantaranya,yaitu nilai itu suatu realitas
abstrak dan ada dalam kehidupan manusia, nilai memiliki sifat normatif, dan nilai berfungsi
sebagai daya dorong/motivator.

Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental.
Nilai-nilai dasar dari Pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan Yang
Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/perwakilan, dan nilai
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Saran
Kita sebagai warga Negara Indonesia yang baik harusnya bias menjaga nama baik bangsa
Indonesia dengan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dengan baik dan benar dalam
kehidupan kita sehari-hari.

Pancasila adalah dasar negara yang mempunyai nilai-nilai yang luhur bagi bangsa
Indonesia yang terbentuk melalui proses yang panjang oleh para pendahulu bangsa dan tidak
dapat ditemukan pada negara lain. Namun pada saat ini nilai-nilai dari Pancasila sudah
mengalami pergeseran, untuk itu sebaiknya sebagai generasi muda kita tetap menjaga nilai-
yang terkandung dalam Pancasila sebagai jalan untuk mencapai tujuan nasional.

Dan saling menghargai dan menghormati adalah cara dan jalan satu-satu yang terbaik
untuk kita agar hidup kita damai dan tentram tanpa ada permasalahan antara umat beragama,
maupun suku, etnis maupun ras.
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan. 2001. Pendidikan Pancasila. Yogjakarta: Penerbit Paradigma.

Notonagoro.1973. Filsafat Pendidikan Nasional Pancasila. Yogyakarta: FIP IKIP


YOGYAKARTA

FIP IKIP YOGYAKARTA. 1967. Pancasila Dasar Filsafat Negara RI. Yogyakarta: UGM.

Pranarka, AMW. 1985. Sejarah Pemikiran Pancasila. Jakarta: CSIS.

Rukiyati. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : UNY Press.

Heru susanto,dkk.2002. Sari Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradikma.

http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-pancasila-sebagai-sistem-nilai-secara-lengkap/,
diakses tanggal 5 Mei 2017 pada pukul 17:03 WIB.

http://nencyhardini.blogspot.co.id/2012/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html, diakses tanggal 5


Mei 2017 pada pukul 17:20 WIB.

https://allexcip.wordpress.com/2012/10/20/pancasila-sebagai-sistem-nilai/, diakses tanggal 5


Mei 2017 pada pukul17:35 WIB.

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=93059&val=4999, diakses tanggal 5 Mei


2017 pada pukul18 :23 WIB.

Anda mungkin juga menyukai