Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS

REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN DENGAN


NON UNION FRAKTUR SUPRAKONDILER FEMUR
DEXTRA DISERTAI KONTRAKTUR

Diajukan Oleh:
Nur Isman (J510 165 061)
Yayuk Wulandari (J510 165 075)

Pembimbing :
dr. Siswarni, Sp. KFR

KEPANITERAAN KLINIK ILMU REHABILITASI MEDIK


RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018

1
LAPORAN KASUS
REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN DENGAN
NON UNION FRAKTUR SUPRAKONDILER FEMUR
DEXTRA DISERTAI KONTRAKTUR

Diajukan Oleh :

Nur Isman (J510 165 061)


Yayuk Wulandari (J510 165 075)

Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari,

Dipersentasikan di hadapan :
dr. Siswarni, Sp. KFR (………………………)

Di bimbing oleh :
dr. Siswarni, Sp. KFR (………………………)

2
STATUS PASIEN

A. Identitas

Nama : Bp. J
Usia : 68 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Piyungan
Pekerjaan : Wiraswasta
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
No RM : ******
Tanggal Masuk RS : 11 Februari 2018

B. Anamnesis

1. Keluhan Utama
Nyeri paha kanan.

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Seorang laki-laki usia 68 tahun datang diantar keluarga ke poli RSO.
DR. R. SOEHARSO untuk memeriksakan keluhan nyeri pada paha
kanan. Nyeri dirasakan pasien setelah jatuh pada tanggal 6 Oktober
2017. Pasien pernah mengalami kecelakaan pada tahun 2004 dan
dilakukan operasi ORIF pada paha kanan pasien. Pada tahun 2007
pasien kembali melakukan operasi ROI di rumah sakit jogja. Setelah itu
pasien bisa berjalan dengan bantuan alat tetapi tidak nyaman. Pasien
juga mengeluhkan kaku pada kaki kanan terutama pada bagian lutut
yang sulit untuk di tekuk dan diluruskan.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengakui pernah mengalami hal serupa sebelumnya setelah


operasi ROI.

3
4. Riwayat Fungsional
Tabel.Riwayat Fungsional
PENILAIAN HASIL
Mobilitas Baik
Pasien terganggu dalam aktifitas, seperti
Aktifitas kehidupan
sehari-hari berjalan, menekuk kaki, buang air, dan lain-lain
Kognisi Baik
Komunikasi Baik
Pekerjaan Pasien merupakan seorang karyawan swasta

5. Riwayat Psikososial
Tabel.Riwayat Psikososial

PENILAIAN HASIL
Dukungan keluarga Baik
Pasien tinggal di rumah bersama istri dan
Situasi lingkungan
anak-anaknya
Riwayat pekerjaan Pasien adalah seorang karyawan swasta
Riwayat psikiatri Tidak ada gangguan mental

6. Riwayat Pengobatan dan Alergi


Pasien tidak memiliki riwayat alergi dan pernah mondok di rumah sakit
karena kecelakaan tahun 2004 lalu.

C. PemeriksaanFisik
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran : Compos mentis (E4V5M6)
b. Berat Badan : 59 kg
c. Tinggi Badan : 160 cm
d. Indeks Massa Tubuh : Ideal (23,04)
e. VAS : 5-6
f. Gait : Tidak dapat dievaluasi

4
g. Postur : Tidak dapat dievaluasi

2. Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 120/70 mmHg
b. Nadi : 90x/menit
c. Suhu : 36,5 C
d. Pernapasan : 20x/menit

3. Kepala
Normocephale, Konjungtiva anemis (-/-), Sclera icteric (-/-), Deviasi
septum nasi (-/-), bibir sianosis (-/-)

4. Leher
Kelenjar getah bening tidak membesar, deviasi trakea (-), kelenjar
tiroid tidak membesar.

5. Thorax
Paru Hasil
Bentuk normal, pengembangan paru simetris, tidak ada
Inspeksi
retraksi dinding dada
Palpasi Fremitus raba simetris
Perkusi Sonor di paru kanan dan kiri
Terdengar suara dasar vesikular (+/+), RBB (-/-), Wheezing
Auskultasi
(-/-)

Jantung Hasil
Inspeksi Ictus cordis tampak di SIC V
Palpasi Ictus cordis tidak kuat angkat teraba mid clavicula
Batas Jantung :
Batas Kiri Jantung
• Atas : SIC II linea parasternalis sinistra
Perkusi • Bawah : SIC V
Batas Kanan Jantung
• Atas : SIC II linea parasternalis dextra
• Bawah : SIC V linea parasternalis dextra
Auskultasi BJ I/II murni, bising (-), gallop (-)

5
6. Abdomen

Abdomen Hasil
Bentuk sedikit cembung, tidak ada sikatriks,warna
Inspeksi
kecoklatan
Auskultasi Suara peristaltik normal, Suara tambahan (-)
Nyeri tekan (-) di kuadran kanan atas, hepatomegali (-),
Palpasi
splenomegali (-), undulasi (-),
Perkusi Pekak beralih (-), timpani (+)

7. Ekstremitas Superior
Dextra Sinistra
Gerak + +
Kekuatan Shoulder Shoulder
Fleksor :5 Fleksor :5
Ekstensor : 5 Ekstensor : 5
Abduktor : 5 Abduktor : 5
Adduktor : 5 Adduktor : 5
Elbow Elbow
Fleksor : 5 Fleksor : 5
Ekstensor : 5 Ekstensor : 5
Supinator : 5 Supinator : 5
Pronator : 5 Pronator : 5
Wrist Wrist
Fleksor : 5 Fleksor : 5
Ekstensor : 5 Ekstensor : 5
Manus Manus
Digiti I Digiti I
Abduktor : 5 Abduktor : 5
Adduktor : 5 Adduktor : 5
Oposisi : 5 Oposisi : 5
Fleksor MCP/IP : 5 Fleksor MCP/IP : 5
Ekstensor MCP/IP : 5 Ekstensor MCP/IP : 5
Digiti II-V Digiti II-V
Fleksor Fleksor
(MCP/PIP/DIP): 5 (MCP/PIP/DIP): 5
Ekstensor Ekstensor
(MCP/PIP/DIP): 5 (MCP/PIP/DIP): 5
Sensibilitas Normal Normal
Tonus Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi
Refleks Fisiologis +2 +2
Refleks Patologis - -
ROM Shoulder Shoulder
Fleksi : 180° Fleksi : 180°
Ekstensi : 60° Ekstensi : 60°

6
Abduksi : 180° Abduksi : 180°
Adduksi : 45° Adduksi : 45°
Endorotasi : 70° Endorotasi : 70°
Eksorotasi : 90° Eksorotasi : 90°
Elbow Elbow
Fleksi : 150° Fleksi : 150°
Ekstensi : 0° Ekstensi : 0°
Forearm Forearm
Pronasi : 80° Pronasi : 80°
Supinasi : 80° Supinasi : 80°
Wrist Wrist
Ekstensi : 70° Ekstensi : 70°
Fleksi : 80° Fleksi : 80°
Abduksi : 20° Abduksi : 20°
Adduksi : 30° Adduksi : 30°

8. Ekstremitas Inferior
Sinistra Dextra
Gerak + + (terbatas)
Kekuatan Hip Hip
Fleksor :5 Fleksor :4
Ekstensor : 5 Ekstensor :4
Abduktor : 5 Abduktor :4
Adduktor : 5 Adduktor :4
Knee Knee
Fleksor : 5 Fleksor :3
Ekstensor : 5 Ekstensor :3
Ankle Ankle
Dorso fleksor : 5 Dorso fleksor : 4
Plantar fleksor : 5 Plantar fleksor : 4
Tarsus Tarsus
Digiti I-V Digiti I-V : 4
Fleksor : 5 Fleksor : 4
Ekstensor : 5 Ekstensor :4
Sensibilitas Normal Normal
Tonus Normal Normal
Trofi Hipotrofi Hipotrofi
Refleks Fisiologis + SDE
Refleks Patologis - -
ROM Hip Hip
Fleksi : 120° Fleksi : 120°
Ekstensi : 30° Ekstensi : 30°
Abduksi : 45° Abduksi : 45°
Adduksi : 30° Adduksi : 30°
Endorotasi : 45° Endorotasi : 45°

7
Eksorotasi :35° Eksorotasi :35°
Knee Knee
Fleksi :140° Fleksi : 130°
Ekstensi : 0° Ekstensi : 30°
Ankle Ankle
Dorsofleksi : 20° Dorsofleksi : 15°
Plantarfleksi : 50° Plantarfleksi: 50°

D. Status Lokalis
Dextra Sinistra
Look Bekas operasi dibalut Dbn
elastic bandage, Udem
(+)
Feel Hangat (+), Nyeri Dbn
Tekan (+)
Movement ROM ROM
Fleksi : 30° Fleksi :140°
Ekstensi : 130° Ekstensi : 0°
Special Test
Varus Test - SDE
Vagus Test - SDE
Anterior Drawer Test - SDE
Posterior Drawer Test - SDE

Antropometri

Trofi Dextra Sinistra

Lingkar Paha
38 cm 34 cm
(15cm diatas tuberositas tibia)

Lingkar betis
32 cm 28 cm
(15cm dibawah tuberositas tibia)

8
Pengukuran : LLD (Leg Length Discrepancy)

LLD Dextra Sinistra

True Leg length 84 cm 89 cm

Apparent leg length test 78 cm 83 cm

E. PemeriksaanPenunjang

1. Foto Rontgen

HasilPemeriksaan

Gambar.Fotorontgen pre-operasi.

9
2. PemeriksaanLaboratorium

Tabel.PemeriksaanLaboratorium
PEMERIKSAAN HASIL PENILAIAN
Hb 12,7 Normal
Hematokrit 40 Normal
Leukosit 4600 Normal
Eritrosit 42 Normal
Trombosit 224000 Normal
Gol.darah A -
Protombin 15.2 Hight
APTT 28.8 Normal
HbsAg Nonreaktif Nonreaktif
GDS 111 Normal
Ureum 34 Normal
Creatinin 0.72 Normal
SGOT 65 Hight
SGPT 32 Normal

F. Diagnosis

1. Diagnosis Medis

Non Union Fraktur Suprakondiler Femur Dextra disertai Kontraktur

2. Diagnosis Fungsional

a. Impairment : Non Union Fraktur Suprakondiler Femur


Dextra disertai Kontraktur

b. Disability : Keterbatasan ADL (Activity Daily Living)

c. Handicap :Tidak bisa bekerja

10
G. Problem RehabilitasiMedik

1. Nyeri

2. Keterbatasan ADL

3. Kontraktur

H. Tujuan Rehabilitasi Medik

1. Mengurangi nyeri dan edema

2. Mengembalikan fungsi agar dapat beraktivitas dengan baik

3. Memperbaiki kontraktur

I. Terapi Medikamentosa

1. Sebelum Operasi

IVFD RL (Intravena Fluid Drip Ringer Laktat)

2. Setelah Operasi
a. Injeksi novalgin ½ amp/8 jam
b. Asam mefenamat 3x250 mg
c. Calcidinsyr 2x1

J. PenatalaksanaanRehabilitasiMedik

1. Sebelum Operasi

a. Edukasi: Persiapanoperasi

b. Fisioterapi: Breathing exercise dan General exercise

11
2. SetelahOperasi

a. Peningkatanfungsi

b. FisioTerapi:
AROM exercisesesuaikondisi: latihan ini dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan
kemampuan menggerakan persendian secara normal danlengkap
untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot. ROM Aktif yaitu
gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan
menggunakan energi sendiri.
Isometric UES: adalah suatu kegiatan terarah untuk melatih kekuatan
otot tanpa mengubah panjangnya. Ciri khasnya adalah menegangkan
otot-otot tanpa menimbulkan gerak. Latihan ini dilakukan dengan
mengencangkan otot-otot melalui kegiatan mendorong atau menarik
benda yang tak bergerak. Latihan isometric yang sederhana
antaralain menekankan kedua tangan kuat-kuat pada kursi yang
sedang diduduki kemudian menariknya ke atas, atau
mengencangkan perut waktu berbaring.

Wrist Pumping

c. OT :Latihan ADL (modifikasi)

Sasarandariterapikerjainiadalah agar
pasienmandiridalammelakukanself
caredanaktifitaskehidupansehari-
harisertadapatmelakukantugassesuaidenganfungsi.

d. OP :Brace ataupenjepitmerupakanortotis yang


digunakanuntuksegmentubuh yang lemahatau yang
memerlukanimmobilisasi.

12
K. Edukasi

Latihan ROM aktif : shoulder dan elbow non weigbaring 3 bulan

L. Prognosis

1. Quo ad vitam : ad bonam

2. Quo ad sanationam : ad bonam

3. Quo ad funcionam : ad bonam

M. Proyeksi Kasus

Seorang laki-laki usia 68 tahun datang diantar keluarga ke poli RSO.


DR. R. SOEHARSO untuk memeriksakan keluhan nyeri pada paha kanan.
Nyeri dirasakan pasien setelah jatuh pada tanggal 6 Oktober 2017. Pasien
pernah mengalami kecelakaan pada tahun 2004 dan dilakukan operasi ORIF
pada paha kanan pasien. Pada tahun 2007 pasien kembali melakukan operasi
ROI di rumah sakit jogja. Setelah itu pasien bisa berjalan dengan bantuan
alat tetapi tidak nyaman. Pasien juga mengeluhkan kaku pada kaki kanan
terutama pada bagian lutut yang sulit untuk di tekuk dan diluruskan.

Pasien mengakui pernah mengalami hal serupa sebelumnya setelah


operasi ROI. Pasien tidak memiliki riwayat alergi dan pernah mondok di
rumah sakit karena kecelakaan tahun 2004 lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD: 120/70, Nadi: 90x/m, Suhu: 36,5 C, dan pernapasan 20x/m.
Kepala, Leher, Paru- paru, Jantung, Abdomen, dan ekstremitas semua
dalam batas normal. Pada status lokalis pada bagian kaki kanan atas
didapatkan bekas operasi dibalut elastic bandage, oedem, terasa hangat,
nyeri tekan dan didaptkan keterbatasan ROM.

13
Terapi medikamentosa sebelum operasi dapat diberikan IVFD RL
(Intravena Fluid Drip Ringer Laktat). Sedangkan setelah operasi dapat
diberikan obat untuk mengatasi nyeri pada pasien ini seperti penggunaan
obat golongan NSAID berupa asam mefenamat dan novalgin, serta
diberikan calcidin untuk vitamin tulang. Untuk rencana rahabilitasi medik
seblum operasi dapat diberikan edukasi persiapan operasi dan fisioterapi
breathing exercise dan general exercise. Sedangkan setelah operasi
dilakukan peningkatan fungsi dengan diberikan edukasi menjalankan
fisioterapi AROM exercise sesuai kondisi, Isometric UES dan wrist
pumping. Serta latihan ADL (Modifikasi).

Hal yang paling penting adalah pemberian edukasi yang tepat pada
pasien agar rasa nyeri yang didapatkan dari fraktur dapat diminimalisir.
Pasien dapat diminta untuk mengurangi kegiatan yang dapat membebani
sakit pada kaki kanan. Pasienjugaharusdiberikanpengetahuan yang
baikmengenaicaramelatihkekuatanototshoulderdan elbow non weigbaring 3
bulanpascaoperasi.

14

Anda mungkin juga menyukai