ü Memfasilitasi ibu untuk merawat bayinya dengan rasa aman, nyaman dan penuh percaya
diri
Perawatan fisik dan pemenuhan kebutuhan dasar pada masa puerperium harus mengarah pada
tercapainya kesehatan yang baik,dengan upaya bidan diarahkan pada identifikasi dan
penatalaksanaan masalah kesehatan yang muncul pada masa nifas tersebut.
Dahulu biasa untuk membatasi diet wanita masa nifas yang melahirkan
pervaginam,tetapi sekarang diet umum yang menarik dianjurkan.Kalau pada akhir 2 jam
setelah melahirkan setelah melahirkan per vaginam tidak ada kemungkinan komplikasi yang
memerlukan anestesi,pasien hendaknya diberikan minum dan makan jika ia lapar dan
haus.Sebaiknya selama menyusui ibu tidak melakukan diet untuk menghilangkan kelebihan
berat badan.Konsumsi makanan dengan menu seimbang,bergizi dan mengandung cukup
kalori berguna untuk produksi ASI dan mengembalikan tenaga setelah persalinan.Jika ibu
menyusui bayi,sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung alkohol.Obat-
obatan dikonsumsi sebatas yang dianjurkan dan tidak berlebihan.Sebaiknya penggunaan oba
tradisional dan obat-obatan selain vitamin dikonsultasikan dengan dokter/bidan.
Ibu menyusui harus:
Jumlah kalori yang dikonsumsi pada ibu menyusui mempengaruhi kuantitas dari ASI yang
diproduksi.Untuk menghasilkan setiap 100 ml susu,ibu memerlukan asupan kalori 85
kalori.Pada saat minggu pertama dari 6 bulan menyusui(ASI ekslusif)jumlah susu yang harus
dihasilkan oleh ibu sebanyak 750 ml setiap harinya.Dan mulai minggu kedua susu yang harus
dihasilkan adalah sejumlah 600 ml,jadi tambahan jumlah kalori yang harus dikonsumsi oleh
ibu adalah 510 kalori.
ü Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,mineral,dan vitamin yang cukup
ü Minum sedikitnya 1-1,5 liter air setiap hari(anjurkan ibu untuk minum setelah setiap kali
selesai menyusui)
Makanan yang dikonsumsi haruslah makanan yang sehat,makanan yang sehat adalah
makanan dengan menu seimbang yaitu yang mengandung unsur-unsur,seperti sumber
tenaga,pengatur dan pelindung.
1. Sumber tenaga(energi)
Sumber tenaga diperlukan untuk pembakaran tubuh, pembentukan jaringan baru serta
penghematan protein (jika sumber tenaga kurang proteindigunakan sebagai cadangan untuk
memenuhi kebutuhan energi). Zat gizi yang termasuk sumber tenaga adalah, yaitu beras,
sagu, jagung dan tepung terigu, havermount dan ubi.
2. Sumber pembangun
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pergantian sel sel yang rusakdan mati. Protein
dari makanan harus diubah menjadi asam amino sebelum diserap dalam darah.
Pencernaannya dibantu oleh enzim dalam lambung dan pankreas sebelumdiserap oleh sel
mukosa usus dan dibawa ke hati (hepar) melalui pembuluh darah (vena porta). Sumber
protein dapat diperoleh dari protein nabati dan hewani. Protein nabati anatara lain ikan,
udang, kerang, kepiting, daging ayam, hati, telur, susu, dan keju. Protein nabati banyak
terkandung dalam kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang merah, kacang hijau,
kacang kedelai, tahu dan tempe. Sumber protein terlengkap terdapat dalam susu, telur, dan
keju. Ketiga makanan tersebut juga mengandung zat kapur, zat besi dan vitamin B.
1. Zat kapur
Zat kapur dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Sumbernya antara lain susu, keju, kacang-
kacangan, dan syuran berdaun hijau.
1. b. Fosfor
Fosfor dibutuhkan untuk pembentukan kerangka dan gigi anak. Sumbernya antara lain susu,
keju, kacang-kacangan dan sayuran berdaun hijau.
1. c. Zat Besi
Tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyusui karena dibutuhkan untuk kenaikan
sirkulasi darah dan sel darah merah sehingga daya angkut oksigen sehingga mencukupi
kebutuhan. Sumber zat besi antara lain kuning telur, hati, daging, kerang, ikan, kacang-
kacangan, dan sayur-sayuran bewarna hijau.
1. d. Yodium
Yodium sangat untuk mencegah timbulnya kelemahan mental (terbelakang) dan kekerdilan
fisik yang serius. Sumber yodium adalah minyak ikan, ikan laut dan garam beryodium.
1. e. Kalsium
Ibu menyusui membutuhkan kalsium untuk pertmbuhan gigi dan anak sebagai sumbernya
yaitu susu dan keju.
ü Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca
persalinan.
ü Minum kapsul vitamin A (200.000 unit)agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya
melalui ASI
2. AMBULASI
ü Perubahan penting mulai terjadi dalam penatalaksanaan masa nifas.Ibu nifas dianjurkan
untuk turun dari tempat tidur dalam 24 jam pertama setelah kelahiran pervaginam.
ü Pada ibu dengan partus normal ambulasi dini dilakukan paling tidak 6-12 jam post
partum,sedangkan pada ibu dengan partus sectio secarea ambulasi dini dilakukan paling tidak
setelah 12 jam post partumsetelah ibu sebelumnya beristirahat(tidur).
ü Ambulasi dilakukan oleh ibu dengan tahapan:miring kiri atau kanan terlebih
dahulu,kemudian duduk dan apabila ibu sudah cukup kuat berdiri maka ibu dianjurkan untuk
berjalan ( mungkin ke toilet untuk berkemih)
ü Banyaknya keuntungan dari ambulasi dini dibuktikan oleh sejumlah penelitian. Para
wanita menyatakan bahwa mereka lebih baik dan lebih kuat setelah ambulasi awal.
ü Dengan ambulasi dini:
– Yang paling penting ambulasi dini juga menurunkan banyak frekuensi trombosis dan
emboli paru pada masa nifas
3.ELIMINASI
Pengeluaran urin akan meningkat pada 24-48 jam pertama sampai sekitar hari ke-5
setelah melahirkan.Ini terjadi karena volume darah ekstra yang dibutuhkan waktu hamil tidak
diperlukan lagi setelah persalinan.Oleh karena itu,ibu belajar berkemih secara spontan setelah
melahirkan.Sebaiknya,ibu tidak menahan buang air kecil ketika ada rasa sakit pada
jahitan.Menahan buang air akan menyebabkan terjadinya bendungan air seni.Keadaan ini
dapat menghambat uterus berkontraksi dengan baik sehingga menimbulkan perdarahan yang
berlebihan.Dengan mengosongkan kandung kemih secara adekuat,tonus kandung kemih
biasanya akan pulih kembali dalam 5-7 hari post partum.
Sulit buang air besar(konstipasi) dapat terjadi karena ketakutan akan rasa sakit,takut
jahitan terbuka,atau karena haemorrhoid.Kesulitan ini dapat dibantu dengan mobilisasi
dini,mengkonsumsi makanan tinggi serat dan cukup minum sehingga bisa buang air besar
dengan lancar.Sebaiknya pada hari kedua ibu sudah bisa buang air besar.Jika sudah pada hari
ketiga ibu masih belum bisa buang air besar,ibu bisa menggunakan pencahar berbentuk
supositoria .Ini penting untuk menghindarkan gangguan pada kontraksi uterus yang dapat
menghambat pengeluaran cairan vagina.
4.KEBERSIHAN DIRI
Untuk mencegah terjadinya infeksi baik pada luka jahitan dan maupun kulit ,maka ibu
harus menjaga kebersihan diri secara keseluruhan.
a. Perawatan Perineum
Sebaiknya,pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi
keringat menjadi banyak (di samping urin).Produksi keringat yang tinggi berguna untuk
menghilangkan ekstra volume saat hamil.Sebaiknya pakaian agak longgar di daerah dada
sehingga payudara tidak tertekan dan kering.Demikian juga dengan pakaian dalam,agar
tidak terjadi iritasi pada daerah sekitarnya akibat lochea.
3. Kebersihan rambut
Setelah bayi lahir mungkin ibu akan mengalami kerontokan pada rambut akibat gangguan
perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan
normal.Jumlah dan lamanya kerontokan berbeda-beda antara Satu wanita dengan wanita
lain.Meskipun demikian,kebanyakan akan p ulih kembali setelah beberapa bulan.Cuci
rambut dengan conditioner yang cukup,lalu sisir menggunakan sisir yang lembut.Hindari
penggunaan pengering rambut.
4. Kebersihan kulit
Setelah persalinan,ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan
kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada
wajah,kaki,betis dan tangan ibu.Oleh karena itu,dalam minggu-minggu pertama setelah
melahirkan,ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya.Usahakan
mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering.
e. Perawatan Payudara
Perawatan payudara tidak hanya dilakukan sebelum melahirkan tetapi juga dilakukan
setelah melahirkan.Perawatan yang dilakukan terhadap payudara bertujuan untuk
melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga
memperlancar pengeluaran susu.
Agar tujuan perawatan ini dapat tercapai,perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
ü Pemasukan gizi ibu harus lebih baik dan lebih banyak untuk mencukupi produksi ASI
ü Hindari rasa cemas dan stress karena kan menghambat refleks oksitosin.
Perawatan payudara hendaknya dimulai sedini mungki,yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan
dan dilakukan dua kali sehari.
LANGKAH LANGKAH PERAWATAN PAYUDARA
Lakukan pengompresan pada kedua putting susu dan areola mamae dengan
1.
menggunakan kapas yang telah diolesi minyak kelapa/baby oil.
2. Bersihkan putting susu dengan kapas.
3. Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak.
Sokong payudara kanan dengan tangan kiri. Lakukan gerakan kecil dengan dua atau tiga
4 jari tangan mulai dari pangkal payudara dan berakhir dengan gerakan spiral pada daerah
puting susu.
Buatlah gerakan memutar sambil menekan dari pangkal dan berakhir pada puting susu
5 diseluruh bagian payudara dan berakhir pada puting susu di seluruh bagian payudara.
Lakukan gerakan seperti ini pada payudara kiri.
Letakkan kedua telapak tangan diantara dua payudara. Urutlah dari tengah ke atas,
6 kesamping, lalu kebawah sambil mengangkat kedua payudara. Dan lepas keduanya
perlahan
Kedua payudara dikompres dengan waslap hangat selama 2 menit, lalu diganti dengan
7 waslap dingin selama 1 menit, pengompresan dilakukan secara bergantian selama 3 kali
berturut-turut dan akhiri dengan kompres air hangat..
Bantu ibu untuk menggunakan kembali pakaiannya. Dan anjurkan ibu untuk
8
menggunakan BH yang menyokong payudara.
5 . ISTIRAHAT
Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-
lahan,serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
6.SEKSUAL
7.LATIHAN/SENAM NIFAS
Latihan pasca persalinan dikenal sebagai senam nifas sesungguhnya lebih sekedar
mengencangkan kembali otot-otot yang kendur dan membuang lemak tubuh yang tidak perlu,
banyak lagi manfaat yang didapat dari senam ini sehingga bidan perlu memberikan
penjelasan dan petunjuk senam nifas kepada ibu pasca persalinan dan keluarganya. Kondisi
yang kendor setelah melahirkan harus segera dipulihkan, karena selain bayi yang dilahirkan
membutuhkan kasih sayang dari seorang ibunya, juga suami yang kita cintai. Untuk itulah
pemulihan kondisi harus dilakukan seawal mungkin sesuai kondisi.
Mobilisasi dan gerakan-gerakan sederhana sudah dapat dimulai selagi ibu masih berada di
klinik atau Rumah Sakit, supaya involusi berjalan dengan baik dan otot-otot mendapatkan
tonus, elastisitas dan fungsinya kembali.
1. 1. Pemanasan
ü Berdiri tegak
ü Mengangkat kepala
ü Buka kedua kaki, tangan direntang, tekuklah lutut sambil mengangkat tumit, kembali
keposisi semula
1. 2. Peregangan
1. 3. Inti
ü Memutar lengan
ü Memutar pinggang
ü Mengecilkan perut
4. Pendinginan
MANFAAT SENAM NIFAS
a. Membantu penyembuhan rahim, perut dan otot pinggul yang mengalami trauma serta
mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut ke bentuk normal.
8. BONDING ATTACHMENT
Bounding attachment / ikatan batin adalah suatu proses dimana sebagai hasil dari
suatu interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai,
memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
Proses ikatan batin antara ibu dengan bayinya ini diawali dengan kasih sayang terhadap bayi
yang dikandung, dan dapat dimulai sejak kehamilan.
Ikatan batin antara bayi dan orang tuanya berkaitan erat dengan pertumbuhan psikologi sehat
dan tumbuh kembang bayi.
Beberapa pemikiran dasar dari keterkaitan ini antara lain :
– Keterkaitan atau ikatan batin ini tidak dimulai saat kelahiran. Tetapi si ibu telah
memelihara bayinya selama kehamilan, baik si ibu maupun si ayah telah berangan-angan
tentang bayi mereka kelak. Hal ini bisa menjadi perasaan positif, negatif, netral.
– Hubungan antara ibu dan bayi adalah suatu simbiosis yang saling membutuhkan.
Rasa cinta menimbulkan ikatan batin /keterikatan. Untuk memperkuat ikatan ibu dengan bayi
(Marshall Kalus) menyarankan ibu agar menciptakan waktu berduaan bersama bayi untuk
saling mengenal lebih dalam dan menikmati kebersamaan yang disebut babymoon.
Ada tiga bagian dasar periode dimana keterikatan antara ibu dan bayi berkembang
1. Periode prenatal
Merupakan periode selama kehamilan , dalam masa prenatal ini ketika wanita menerima
fakta kehamilan dan mendefinisikan dirinya sebagai seorang ibu, memeriksakan kehamilan,
mengidentifikasi bayinya sebagai individu yang terpisah dari dirinya, bermimpi dan
berfantasi tentang bayinya serta membuat persiapan untuk bayi.
Para peneliti telah memperlihatkan bahwa melodi yang menenangkan dengan ritme yang
tetap, seperti musik klasik atau blues membantu menenangkan kebanyakan bayi, sedang
sebagian besar dari mereka menjadi gelisah dan menendang-nendang jika yang dimainkan
adalah musik rock, ini berarti bahwa para ibu dapat berkomunikasi dengan calon bayinya,
jadi proses pembentukkan ikatan batin yang begitu penting dapat dimulai sejak kehamilan.
Ketika persalinan secara langsung berpengaruh terhadap proses keterkaitan ketika kelahiran
bayi. Keterkaitan pada waktu kelahiran ini dapat dimulai dengan ibu menyentuh kepala
bayinya pada bagian introitus sesaat sebelum kelahiran, bahkan ketika bayi ditempatkan
diatas perut ibu sesaat setelah kelahiran. Perilaku keterikatan ini seperti penyentuhan si ibu
pada bayinya ini dimulai dengan jari-jari tangan (ekstrimitas) bayi lalu meningkat pada saat
melingkari dada bayi dengan kedua tangannya dan berakhir ketika dia melindungi
keseluruhan tubuh bayi dalam rengkuhan lengannya. Perilaku lain dalam periode ini meliputi
kontak mata dan mengahabiskan waktu dalam posisi en face ( tatap muka), berbicara dengan
bayi, membandingkan bayi dengan bayi yang telah diimpikannya selama kehamilan ( jenis
kelamin) dan menggunakan nama pada bayi. Keterkaitan ini menyebabkan respon yang
menciptakan interaksi dua arah yang menguatkan antara ibu dan bayinya hal ini difasilitasi
karena bayi dalam fase waspada selama satu jam pertama setelah kelahiran, ini membuat bayi
reseptif terhadap rangsangan.
Suatu hubungan berkembang seiring berjalannya waktu dan bergantung pada partisipasi
kedua pihak yang terlibat. Ibu mulai berperan mengasuh bayinya dengan kasih sayang.
Kemampuan untuk mengasuh agar menghasilkan bayi yang sehat hal ini dapat menciptakan
perasaan puas, rasa percaya diri dan perasaan berkompeten dan sukses terhadap diri ibu.
Ada ayah yang cepat mendapatkan ikatan kuat dengan bayinya adapula yang membutuhkan
waktu agak lama. Ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi terciptanya bounding salah
satunya keterlibatan ayah saat bayi dalam kandungan. Semakin terlibat ayah, semakin mudah
ikatan terbentuk.
Perawatan fisik dan pemenuhan kebutuhan dasar pada masa puerperium harus mengarah pada
tercapainya kesehatan yang baik,dengan upaya bidan diarahkan pada identifikasi dan
penatalaksanaan masalah kesehatan yang muncul pada masa nifas.