Anda di halaman 1dari 16

SEROSIS HEPATIS

Disusun Oleh :

Ns. Yusmarni, S.Kep

NIRA: 13710255053

PUSKESMAS ANDALAS PADANG

2016
1
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah yang dibuat ini sesuai untuk memnuhi persyaratan pemenuhan SKP.

Padang, 12 November 2016


Mengetahui

KATA PENGANTAR

2
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ SEROSIS
HEPATIS “.

Makalah ini diajukan untuk melengkapi SKP dalam memenuhi salah satu syarat
pengurusan STR (Surat Tanda Registrasi).

Akhirnya,penulis menyadari masih banyak kekurangan,untuk itu penilis


mengharapkan kritik dan saran demi sempurnanya makalah ini dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR ISI
3
LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR........................................................................... 3

DAFTAR ISI......................................................................................... 4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................. 5
B. Tujuan .......................................................................................... 6
C. Manfaat Penulisan......................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi ......................................................................................... 8
B. Etiologi..................................…………………………................ 8
C. Anatomi Fisiologi.......................................................................... 9
D. Patofisiologi.................................................................................. 10
E. Manifestasi Klinis......................................................................... 11
F. Klasifikasi...................................................................................... 12
G. Penatalaksanaan............................................................................ 12
H. Komplikasi................................................................................... 13

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................... 14
B. Saran............................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I

4
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sirosis hepatis adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis

hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya sebagian fungsi

hepar. Perubahan besar terjadi karena sirosis adalah kematian sel-sel hepar,

terbentuknya sel-sel fibrotic (sel mast), regenerassi sel dan jaringan parut yang

menggantikan sel-sel normal. perubahan ini menyebabkan hepar kehilangan fungsinya

dan distorsi strukturnya (Baradero, 2008).

Angka kejadian serosis hepatis dari hasil otopsi sekitar 2,4% dinegara barat,

sedangkan di Negara Amerika diperkirakan 360 per 100.000 penduduk dan

menimbulkan 35.000 kematian pertahun (Nurdjanah, 2009). Sirosis Hepatis menjadi

beban utama masalah kesehatan global, menurut Global of Disease of Study tahun

2010 kematian yang disebabkan oleh sirosis hepatis meningkat dari sekitar 676.000

penderita pada tahun 1986 meningkat 2% menjadi 1 juta pada tahun 2010 (Mokdad,

2014).

Menurut laporan Rumah Sakit Umum Pemerintah di Indonesia rata-rata

prevalensi sirosis hepatis adalah 3,5% dari seluruh pasien yang di rawat di bangsal

penyakit dalam atau rata-rata 47,4% dari seluruh penderita penyakit hati yang dirawat.

Perbandingan prevalensi penderita sirosis hepatis pada pria dan wanita adalah 2,1 : 1

dan usia rata-rata pendertia sirosis hepatis adalah 49 tahun (PPHI- INA ASL, 2013)

Penyebab utama sirosis hepatis di Amerika adalah hepatitis C (26%), alkoholik

(21%), hepatitis C ditambah dengan alkoholik (15%) dan penyakit lain sekitar 5%.

Hasil dari sebuah penelitian di Indonesia menyebutkan bahwa virus hepatitis B adalah

5
penyebab sirosis hepatis terbesar yaitu sekitar 40-50%, virus hepatitis C 30-40%

sedangkan sekitar 10% penyebabnya tidak diketahui dan alcohol sebagai penyebab

sirosis hepatis di Indonesia mungkin frekuensinya sangat kecil dikarenakan belum ada

pendataan yang akurat (Nu rdjannah, 2009).

Manifesasi utama dan lanjut dari sirosis hepatis adalah ikterus, edema perifer,

kecenderungan pendarahan, eritema palmasis, angioma spidernevi, ensefalopati

hepatic, splenomegali, varises esophagus dan lambung serta manifestasi sirkulasi

kolateral lainnya. Asites dapat dianggap sebagai manifestasi kegagalan hepatoseluler

dan hipertensi portal (Price, 2005). Aasites adalah akumulasi cairan yang bersifat

patologis didalam ronggan peritoneum. Asites adalah salah satu komplikasi utama dari

sirosis hepatis, komplikasi lainya adalah ensefalopati hepatic dan perdarahan varises.

Sekitar 50% penderita sirosis hepatis kompensata tanpa memperlihatkan gejala dari

salah satu komplikasi tersebut, namun perkembangan asites selama 10 tahun akan

muncul dari hasil observasi (Runyon, 2009).

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk menulis kajian teoritis
tentang Serosis Hepatis.
B. Tujuan

1. Khusus

Untuk mengetahui gambaran keseluruhan tentang Serosis Hepatis.

2. Umum

a. Untuk mengetahui definisi Serosis Hepatis

b. Untuk mengetahui etilogi pada pasien Serosis Hepatis.

c. Untuk mengetahui patofisiologi Serosis Hepatis

d. Untuk mengetahui Manifestasi klinis Serosis Hepatis

e. Untuk mengetahui komplikasi Serosis Hepatis


6
f. Untuk mengetahui penatalaksanaan Serosis Hepatis

C. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi yang

berkaitan dengan gambaran keseluruhan tentang Serosis Hepatis. Sebab dengan

mengetahui ini semua kita dapat menghindari dan mengatasi penyakit tersebut.

BAB II
7
TINJAUAN TEORI

A. Defenisi

Sirosis hepatis adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis

hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya sebagian fungsi

hepar. Perubahan besar terjadi karena sirosis adalah kematian sel-sel hepar,

terbentuknya sel-sel fibrotic (sel mast), regenerassi sel dan jaringan parut yang

menggantikan sel-sel normal. perubahan ini menyebabkan hepar kehilangan fungsinya

dan distorsi strukturnya (Baradero, 2008).

Sirosis hati adalah sekelompok penyakit hati kronik yang mengakibatkan

kerusakan sel hati dan sel tersebut digantikan oleh jaringan parut sehingga terjadi

penurunan jumlah jaringan hati normal. Peningkatan jaringan paruttersebut

menimbulkan distorsi struktur hati yang normal, sehingga terjadi gangguan aliran

darah melalui hati dan terjadinya gangguan fungsi hati (Soemoharjo, 2008).

Sirosis hepatis adalah penyakit kronis progresif dicirikan dengan fibrosis luas

(jaringan parut) dan pembentukan nodul. Sirosis terjadi ketika aliran darah normal

darah, empedu dan metabolism hapatik diubah oleh fibrosis dan perubahan didalam

hepatosit, duktus empedu, jalur vaskuler dan retikuler (Black, 2014)

B. Etiologi

Menurut Baradero (2008), sirosis hepatis dapat disebabkan oleh:

1. Intrahepatik dan ekstrahepatik

8
2. Kolestasis

3. Hepatis virus

4. Hepatotoksit

5. Alkoholisme

6. Malnutrisi

7. Gagal jantung

8. Hepatitis B, C

C. Anatomi fisiologi

Hati adalah kelenjar terbesar didalam tubuh, yang terletak dibagian teratas

dalam rongga abdomen sebelah kanan dibawah diafragma. Hati secara luas dilindungi

iga-iga. Hati terbagi dua belahan utama, kanan dan kiri. Permukaan atas berbentuk

cembung dan terletak dibawah bagian diafragma.

Permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan, fisura transverses.

Permukaannya dilintasi berbagai pembuluh darah yang masuk keluar hati. Fisura

longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri permukaan bawah, sedangkan

ligament falsiformis melakukan hal yang sama dipermukaan atas hati. Selanjutnya hati

dibagi menjadi empat belahan (kanan, kiri, kuadata dan kuadrata). Hati mempunyai

dua jenis persediaan darah, yaitu yang datang melalui arteri hepatica dan melalui vena

porta.

Fungsi hati:

1. Metabolisme karbohidrat

2. Metabolism protein

3. Metabolism lemak

9
4. Detoksifikasi

5. Membentuk sel darah merah bagi janin

6. Menghancurkan sel darah merah

7. Membersihkan bilirubin dari darah (Pearce, 2009)

D. Patofisiologis dan WOC (TERLAMPIR)

Sirosis adalah tahap akhir dari banyak tipe cidera hati. Sirosis hepatis biasanya

memiliki konsistensi noduler, dengan berkas fibrosis (jaringan parut) dan daerah kecil

jaringan regenerasi. Terdapat kerusakan hepatoksit. Perubahan bentuk hati mngubah

aliran system vaskuler dan limfatik serta jalur duktus empedu. Periodeeksarsebersi

ditandai dengan stasis empedu, endapan jaundis.

Hipertensi vena porta berkembang ada sirosis berat. Vena porta menerima

darah dari usus dan limpa. jadi peningkatan didalam tekanan vorta menyebabkan

aliran balik meningkat pada tekanan resisten dan pelebaran vena esophagus,

umbilicus, dan vena rektus superior, yang mengakibatkan perdarahan varises, asites

akibat pergeseran hidrostastik atau osmotic mengarah pada akumulasi cairan didalam

peritoneum dan bersihan sampah metabolic protein tidak tuntas dengan akibat

meningkat ammonia, selanjutnya mengarah kepada ensefalopati hepatikum.

Kelanjutan proses sebagai akibat penyebab tidak diketahui atau

penyalahgunaan alcohol biasanya menyebabkan kematian dan ensefalopati hepatikum.

infeski bakteri (gram negatif), peritonitis (bakteri), hepatoma (tumor hati), atau

komplikasihipertensi porta (Black, 2014)

10
E. Manifestasi klinis

Tanda dan gejala terjaadinya sirosis hepatis menurut Black (2014),

adalaha sebagai berikut:

1. Gangguan proses detoksifikasi obat dan racun.

2. Pembengkakan atau penumpukan cairan pada kaki (edema) dan asites

3. Hipertensi porta

4. Hipoalbumin

5. Hiperaldosteronisme; penderahan gi muncul dari varises usofagus (pembesarab

vena)

6. Hipoprotombinemia

7. Trombositopenemia, dan

8. Hipertensi porta dan sering mengakibatkan ensefalopati.

9. Splenomegali ()pembesaran limpa)

10. Anemia

11. Leukopnia

12. Spider angiomata (spidernevi)

13. gejala lain seperti:kebingungan atau keterlambatan didalam berfikir, lemah,

warna tinja hitam/ pucat, hilangnya nafsu makan, mual, muntah dara, nafsu

makan menurun, mimisan, gusi berdaah dan hilangnya berat badan (PPHI- INA

ASL, 2013)

11
F. Klasifikasi

Berikut ini adalah empat tipe sirosis hepatis menurut (Black, 2014):

1. Alkoholik (Sejarahnya disebut sirosis Laennec atau sirosis mikronodular atau

porta)

2. Postnekrotik (Serosis makronedular atau dipicu toksin)

3. Biller

4. Kardiak

Menurut Baradero (2008), ada empat macam klasifikasi sirosis hepatis, yaitu:

1. Sirosis laennec, sirosis ini disebabkan oleh alkoholisme dan malnutrisi. Pada tahap

ini, hepar membesar dan mengeras. Namun, pada akhir tahap akhir hepar mengecil

dan nodular.

2. Sirosis pascanekrotik. Terjadi nekrosis yang berat pada sirosis ini karena

hepatotoksin biasanya berasal dari hepatitis virus. Hepar mengecil dan banyak

mengandung nodular dan jaringan fibrosa

3. Sirosis bilier. Penyebabnya adalah obstruksi empedu didalam hepar dan duktus

koledukud komunis (duktus sistikus)

4. Sirosis jantung. Penyebabnya adalah gagal jantung sisi kanan (gagal jantung

kongestif).

G. Penatalaksanaan

Tidak ada tindakan spesifik untuk sirosis.Tindakan medis diarahkan pada

faktor-faktor penyebab, seperti menangani alkoholisme, malnutrisi, obstruksi bilier,

toksin, masalah jantung, dan sebagainya. Tindakan medis yang lain disesuaikan

dengan tanda tanda yang timbul, minsalnya

1. antihistamin untuk pruritus

12
2. Kalium untuk hipokalemia

3. Diuretik untuk edema

4. Vitamin, seperti asam folat, tiamin, vitamin k dan sebagainya (Baradero, 2008).

H. Komplikasi

Gangguan fungsi hati akibat sirosis hepatis menurut Soemaharjo (2008):

1. Gangguan fungsi protein tubuh, faktor-faktor pembekuan empedu dan berbagai

macan enzim

2. Gangguan metabolism kolesterol

3. Gangguan penyimpanan energy (glikogen)

4. Gangguan metabolism karbohidrat

5. Gangguan regulasi berbagai macam hormon

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sirosis hati adalah sekelompok penyakit hati kronik yang mengakibatkan

kerusakan sel hati dan sel tersebut digantikan oleh jaringan parut sehingga terjadi

penurunan jumlah jaringan hati normal. Peningkatan jaringan paruttersebut

menimbulkan distorsi struktur hati yang normal, sehingga terjadi gangguan aliran

darah melalui hati dan terjadinya gangguan fungsi hati

Hati adalah kelenjar terbesar didalam tubuh, yang terletak dibagian teratas

dalam rongga abdomen sebelah kanan dibawah diafragma

Permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan, fisura

transverses. Permukaannya dilintasi berbagai pembuluh darah yang masuk keluar

hati. Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri permukaan bawah,

sedangkan ligament falsiformis melakukan hal yang sama dipermukaan atas hati.

Selanjutnya hati dibagi menjadi empat belahan (kanan, kiri, kuadata dan

kuadrata)

B. Saran

Diharapkan kepada petugas kesehatan yang lain terutama perawat dapat

mengaplikasikan teori tentang Sirosis Hepatis ini dalam menerapkan asuhan

keperawatan kepada pasien nantinya. Karena makalah ini tidak luput dari

14
kekurangan di harapkan perawat yang lain mampu menyempurnakanya dengan

pembuatan materi yang sama sesuai dengan perkembangan teori yang ada pada

saat sekarang ini.

15
Daftar Pustaka

Baradero. 2008. Klien Gangguan Hati: Seri Asuhan Keperawatan. EGC : Jakarta

Black, J. M & Hawks, J. H. 2014. Keperawatan medical bedah. EGC : Jakarta

Mukherjee. 2012. Hepatitis C. Http://emidicine.medscape.com/articel/177792-


overview#aw2aab6b2b5aa. diakses pada tanggal 25 April 2015

Nguyen, T dkk. 2011. Penyakit Hati. didalam William. F dkk. Patofisiologi


Penyakit Pengantar Menuju Kedokteran Klinis. EGC : Jakarta

Nurdjanah. 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam (Ed,4). Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam FK UI. Jakarta

WHO. Hepatitis B. Http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs164/en/.


diakses pada tanggal 25 April 2015

16

Anda mungkin juga menyukai