Anda di halaman 1dari 1

MENGAPA KAMI DIPANGGIL DENGAN SEBUTAN “KAK”?

Sejak lama, panggilan di Gerakan Pramuka adalah "kakak' dan "adik". Khususnya untuk golongan
Pramuka Penggalang (11-15 tahun), Penegak (16-20 tahun), Pandega (21-25 tahun), dan orang
dewasa di dalam Gerakan Pramuka (di atas 25 tahun). Kecuali untuk Pramuka Siaga (7-10 tahun)
yang memanggil para Pembinanya dengan sebutan Ayahanda/Yanda serta Ibunda/Bunda.
Masih untuk Pramuka Siaga, mereka juga memanggil para asisten Pembina atau Pembantu
Pembina, dengan sebutan Pakcik yang artinya Bapak Kecil) dan Bucik yang artinya Ibu Kecil.
Selain itu, panggilannya tetap sama, adik-adik peserta didik memanggil Pembina Pramuka dengan
sebutan kakak, dan para Pembina memanggil para peserta didik dengan sebutan adik. Namun
sekitar sepuluh tahun terakhir ini, atau paling tidak dimulai tahun 2000-an, mulai muncul istilah
atau panggilan baru, yang sayangnya makin ke sini makin mengemuka, yaitu "kanda" dan "dinda".

Padahal panggilan tersebut bukan merupakan panggilan dalam Gerakan Pramuka. Saya mencoba
bertanya kepada sejumlah Pembina Pramuka, dan mendapatkan informasi bahwa itu adalah
panggilan di sebuah organisasi pemuda. Bila informasi ini benar, agak mengherankan kalau para
anggota Gerakan Pramuka sekarang justru melupakan panggilan resmi di lingkungannya dan
beralih menggunakan panggilan dari organisasi lain.

Padahal Gerakan Pramuka dengan jumlah anggota mencapai sekitar 20 juta orang merupakan
organisasi kepanduan dengan jumlah anggota terbesar di dunia. Jumlah Pramuka/Pandu di
seluruh dunia mencapai 50 juta orang yang tersebar di 170 negara dan teritori, dan 20 juta di
antaranya ada di Indonesia. Berarti hampir 50 persen jumlah Pramuka/Pandu ada di Indonesia.

Padahal pula, dibandingkan organisasi-organisasi yang memiliki anggota kaum muda di seluruh
Indoensia, bisa jadi Gerakan Pramuka juga yang terbanyak anggotanya. Lalu, kenapa justru
memilih menggunakan panggilan dari organisasi lain, atau katakanlah seolah kurang bangga dengan
panggilan yang sudah ada.

Ada yang mengemukakan, panggilan "kakak' dan "adik' memang benar, tetapi panggilan "kanda" dan
"dinda" juga tak salah. Padahal sepanjang pengetahuan saya, panggilan resmi tetaplah kakak dan
adik, bukan kanda dan dinda. Persoalannya maukah kita taat mengikuti aturan yang berlaku di
Gerakan Pramuka.

Aturan apa? Antara lain termaktub dalam Keputusan Kwartir Nasional Nomor 231 Tahun 2007
tentang Petunjuk Penyelenggaraan (Jukran) Gugusdepan Gerakan Pramuka. Dalam Jukran yang
ditetapkan di Jakarta pada 30 November 2007 itu, dijelaskan secara lengkap mengenai panggilan
dari Gerakan Pramuka.

Pada Jukran tersebut dalam Bab V yang membahas hubungan Pembina dengan Peserta Didik,
disebutkan antara lain bahwa hubungan itu diwujudkan dalam panggilan sebagai berikut:
1. Ibunda atau Ayahanda, disingkat Bunda atau Yanda untuk Pembina Siaga;
2. Bucik atau Pakcik untuk Pembantu Pembina Siaga;
3. Kakak disingkat Kak untuk Pembina Penggalang dan para Pembantu Pembina Penggalag;
4. Kakak disingkat Kak untuk Pembina Penegak dan para Pembantu Pembina Penegak;
5. Kakak disingkat Kak untuk Pembina Pandega.
Jadi sudah jelas, marilah kita bangga dengan panggilan resmi di Gerakan Pramuka, kakak dan adik
sekalian.

Anda mungkin juga menyukai