I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suatu konsep yang pertama kali disajikan sekitar satu dekade yang lalu yang
sepanjang kehidupan, atau keterkaitan antara gizi buruk pada ibu hamil dan janin
dengan meningkatnya kerentanan terhadap kelebihan gizi dan pola makan yang
pendidikan yang menurun dan pendapatan yang rendah sebagai orang dewasa.
menjadi orang dewasa yang kurang berpendidikan, miskin, kurang sehat dan lebih
rentan terhadap penyakit tidak menular. Oleh karena itu, anak pendek merupakan
prediktor buruknya kualitas sumber daya manusia yang diterima secara luas, yang
datang.
(underweight) secara nasional pada tahun 2013 adalah 19,6%, terdiri dari 5,7 gizi
buruk dan 13,9 gizi kurang. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi nasional
tahun 2007 (18,4%) dan tahun 2010 (17,9%) terlihat meningkat. Perubahan
terutama pada prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4% tahun 2007, 4,9% pada tahun
2010, dan 5,7% tahun 2013. Sedangkan prevalensi gizi kurang naik sebesar 0,9%
dari 2007 dan 2013. Untuk mencapai sasaran MDG tahun 2015 yaitu 15,5%
maka prevalensi gizi buruk-kurang secara nasional harus diturunkan sebesar 4,1%
dalam periode 2013 sampai 2015. Prevalensi nasional yaitu berkisar antara 21,2%
sampai dengan 33,1%. Urutan ke 19 provinsi tersebut dari yang tertinggi sampai
terendah adalah (1) Nusa Tenggara Timur; (2) Papua Barat; (3) Sulawesi Barat;
(4) Maluku; (5) Kalimantan Selatan; (6) Kalimantan Barat; (7) Aceh; (8)
Gorontalo; (9) Nusa Tenggara Barat; (10) Sulawesi Selatan; (11) Maluku Utara;
(12) Sulawesi Tengah; (13) Sulawesi Tenggara; (14) Kalimantan Tengah; (15)
Riau; (16) Sumatera Utara; (17) Papua, (18) Sumatera Barat dan (19) Jambi.
penurunan prevalensi kekurangan gizi sebesar 0,4% dari tahun 2010 yakni 26,5%
menjadi 26,1% tahun 2013. Gambaran status gizi di Provinsi Gorontalo tahun
2013 adalah gizi buruk 6,9%, gizi kurang 19,2%, gizi baik 70,9%, dan gizi lebih
2013 mulai dari yang tetinggi yakni Kabupaten Pohuwato 29,5%, Kabupaten
27,9%, Kabupaten Gorontalo 24,2% dan Kota Gorontalo 22,1%. Sedangkan untuk
balita gizi kurang tertinggi adalah Kabupaten Bone Bolango yakni 23,5%.
Puskesmas Bone yakni 12,16% dan wilayah Puskesmas Suwawa yakni 10,72%.
Khusus untuk wilayah Puskesmas Suwawa terdapat 7,91% balita gizi kurang dan
2,81% balita gizi buruk. Sedangkan prevalensi kekurangan gizi terendah yakni di
pekerjaan ibu dengan status gizi anak usia 4-6 tahun di TK Salomo Pontianak
tahun 2013 (P = 0,805, indeks BMI/U). Ada faktor cofounding yang berkontribusi
mempengaruhi status gizi anak yaitu tingkat pengetahuan ibu. Hal ini ditunjukkan
dengan p value = 0,046 (p < 0,05), terdapat hubungan antara pengetahuan ibu
dengan status gizi anak. Sedangkan faktor cofounding lainnya seperti tingkat
pendidikan ibu tidak memiliki hubungan dengan status gizi anak (p = 5,95).
tentang “Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan dengan Status Gizi
B. Rumusan Masalah
ini adalah:
2. Apakah ada hubungan jenis pekerjaan dengan status gizi Balita di Wilayah
3. Apakah ada hubungan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan dengan status
1. Tujuan Umum:
Bolango.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
b. Bagi ibu
c. Bagi Peneliti
E. Keaslian Penelitian
Sepengetahuan peneliti belum ada yang pernah meneliti judul yang sama
dengan peneliti, namun ada judul yang mirip atau sejenis, yaitu:
Gorontalo.
2. Populasi: Balita
1. Definisi Pendidikan
Negara.
pembelajaran.
e. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca,
adalah:
a. Pendidikan formal.
c. Pendidikan informal.
adalah:
a. Pendidikan Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain sederajat serta
b. Pendidikan Menengah
c. Pendidikan Tinggi
adalah:
a. Pendidikan umum
b. Pendidikan kejuruan
c. Pendidikan akademik
d. Pendidikan profesi
e. Pendidikan vokasi
f. Pendidikan keagamaan
g. Pendidikan khusus
1. Pengertian Pekerjaan
Seseorang yang bekerja akan sering berinteraksi dengan orang lain sehingga
tugas yang dirancang untuk dikerjakan oleh satu orang atau sebagai imbalan
diberikan upah dan gaji menurut kualifikasi dan berat ringannya pekerjaan
tersebut.
2. Jenis Pekerjaan
b. TNI, POLRI
c. Pegawai swasta
d. Wiraswasta
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
Supariasa, dkk (2012) status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan
dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk
variabel tertentu.
sebagai berikut:
a. Antropometri
1) Pengertian
dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
2) Penggunaan
f. Klinis
1) Pengertian
ketidak cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu pula digunakan untuk
riwayat penyakit.
c. Biokimia
1) Pengertian
antara lain: darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh
2) Penggunaan
d. Biofisik
1) Pengertian
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode
2) Penggunaan
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu:
survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Pengertian dan
1) Pengertian
gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi
yang dikonsumsi.
2) Penggunaan
b. Statistik Vital
1) Pengertian
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan
2) Penggunaan
Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Ganggguan Akibat Kurang
dengannya
c. Memiliki daya tahan tubuh yang kurang, dan rentan terhadap penyakit.
tingkat kecerdasannya.
ditandai dengan aktifitas anak untuk belajar berbicara, lari, dan mulai
makan, pada usia 2 tahunan anak sudah dapat memegang gelas, sendok, dan
Pada usia ini pola perkembangan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, fisik
dan psikis yang menimbulkan perbedaan tampilan dari setiap anak (Istiany
Motorik kasar yang diamati pada anak usia 2-3 tahun memiliki ciri
keseimbangan badan, dan berbain bola. Pada usia 3-4 tahun, kemampuan
bola. Sedangkan pada usia 4-5 tahun, anak sudah pendai bermain bola,
Motorik halus yang diamati pada anak usia 2-3 tahun memiliki ciri:
tetap dalam hampir semua kegiatan, meniru garis (lingkaran, lurus, dan
dengan dorongan dari orang tua anak dapat diajak mendengarkan simbol-
Pada anak usia 3-4 tahun, anak dapat dikenalkan dengan huruf,
c. Perkembangan emosi
D. Kerangka Konsep
PENDIDIKAN
PEKERJAAN
Keterangan :
: Di teliti
: Tidak di teliti
E. Hipotesis Penelitian
H0 : Tidak ada hubungan tingkat pendidikan dengan status gizi balita di wilayah
Ha: Ada hubungan tingkat pendidikan dengan status gizi balita di wilayah kerja
Ha : Ada hubungan jenis pekerjaan dengan status gizi balita di wilayah kerja
Ha : Ada hubungan tingkat pendidikan dan pekerjaan dengan status gizi balita di
A. Jenis Penelitian
bebas pendidikan, dan pekerjaan serta variabel terikat status gizi. Pendekatan
cross sectional menurut Ariyani (2014) adalah suatu penelitian untuk mempelajari
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu pendidikan dan
Tabel 2
Definisi Alat
Variabel Parameter Skala Kategori
Operasional Ukur
Variabel
bebas :
Pendidikan Tingkat Tingkat Kuesioner Ordinal a. Tinggi:
Pendidikan adalah pendidikan Perguruan
pendidikan terakhir ibu. Tinggi
terakhir yang b. Menengah:
ditempuh ibu. SMP - SMA
c. Rendah:SD -
Tidak Sekolah
Variabel
terikat :
Status Gizi Status Gizi
Keadaan tubuh Gizi buruk Lembar Ordinal a. Baik : Status Gizi
balita sebagian Gizi kurang Observasi Baik
akibat konsumsi Gizi baik b. Tidak Baik :
makanan dan Gizi lebih status gizi
penggunaan zat- buruk/kurang/
zat gizi dalam lebih
kehidupan sehari-
hari.
N
n =
1 + N(d)2
Ket:
n = Besar sampel
N = Jumlah Populasi
d² = Tingkat signifikansi = α= 5% atau 0,05
(Nursalam, 2009)
952
n =
1 + 952 (0,05)2
952
n =
1 + 2,38
952
n =
3,38
F. Instrumen Penelitian
penelitian yang digunakan adalah angket. Menurut Ariani (2014) angket adalah
daftar pertanyaan atau kuesioner yang dikirimkan kepada responden untuk diisi,
G. Pengumpulan Data
1. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dengan melakukan
2. Data sekunder adalah data yang berasal dari olahan data primer. Data
1. Pengolahan data
a. Editing
data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
2 Analisis data
a. Analisis univariat
𝑓
𝑃= x 100%
𝑁
b. Analisis bivariat
rumus:
( f0 fh )2
X i 1
2 K
fh
Dimana:
x2 = chi kuadrat
f0 = frekuensi observasi
fh = frekuensi harapan
sebagai berikut:
1)
dimana:
n: derajat kemaknaan
c: banyaknya kolom
r: banyaknya baris
2. Tanpa nama(Anonymity)
memberikan nama responden pada lembar alat ukur hanya menulis kode pada
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
J. Jadwal Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Judul
Penyusunan
proposal
Seminar
proposal
Perbaikan
proposal
Penelitian
Ujian hasil
Sidang
K. Biaya penelitian
Badan Pusat Statistik, KBJI 2002. Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia.
BPS, Jakarta
Khomsan, 2010. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Rajawali Sport. Jakarta.
Napu dan Tambipi, 2008. Bahan Ajar Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas
Daerah Gorontalo. Dalam rangka Penerapan mata pelajaran di
Tingkat SD, SMP dan SMA Provinsi Gorontalo. Dikes Provinsi
Gorontalo. Gorontalo.
Sarifuddin dkk, 2010, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Karya Tulis
Ilmiah, Politeknik Kesehatan Gorontalo, Gorontalo
Supariasa, dkk, 2012. Penilaian Status Gizi. Cetakan 2012. EGC. Jakarta.
Unicev Indonesia, 2012, Ringkasan Kajian Gizi Ibu dan Anak, Unicev
Indonesia. Jakarta.
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
ini kami menyatakan menjadi responden untuk membantu dan berperan serta
Gorontalo, 2014
Responden
Lampiran 2
Kepada Yth
terima kasih.
Gorontalo, 2016
Peneliti
Lampiran 3
LEMBAR KUESIONER
1. Data Umum :
b. Umur :
c. Pendidikan Terakhir :
d. Pekerjaan :
e. Jumlah anak :
f. Alamat :
2. Data Balita :
a. Nama :
b. Tanggal Lahir :
c. Jenis Kelamin :
f. Tinggi/Panjang Badan :