Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Arti dan Ruang Lingkup Aqidah


1. Pengertian Aqidah
Aqidah menurut bahasa berasal dari kata ‫عقيدة‬,‫عقدا‬, ‫يعقد‬,‫عقد‬, yang
artinya simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Sedangkan menurut Istilah
Aqidah adalah keyakinan teguh yang tidak tercampur keraguan dengan
sesuatu apapun.
Sehingga Aqidah Islam dapat didefenisikan yaitu: meyakini
seyakin-yakinnya dan mengikuti segala ajaran yang telah disampaikan
oleh Nabi Muhammad saw sebagai suri tauladan baik melalui Akhlak atau
petunjuk Beliau dari Al-qur'an dan Al-hadits.
Berikut beberapa pengertian aqidah menurut ahli,
a. Hasan al-Banna
Aqaid adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya
oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, yang menjadi
keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keraguraguan
b. Abu Bakar Jabir Al-Jazairy
“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara
umum (axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah.
(kebenaran) itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta
diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangn dengan kebenaran itu.”
c. Imam Al-Ghazali
Menyatakan, apabila Aqidah telah tumbuh pada jiwa seorang
muslim, maka tertanamlah dalam jiwanya rasa bahwa hanya Allah
sajalah yang paling berkuasa, segala wujud yang ada ini hanyalah
makhluk belaka.
d. Ibnu Taimiyah

2
Dalam bukunya “Aqidah al-Wasithiyah” makna aqidah dengan
suatu perkara yang harus dibenarkan dalam hati, dengannya jiwa
yang menjadi tenang sehingga jiwa itu menjadi yakin serta mantap
tidak dipengaruhi oleh keraguan dan tidak dipengaruhi oleh salah
sangka.

2. Ruang Lingkup Aqidah


Menurut sistematika Hasan Al-Banna maka ruang lingkup Aqidah
Islam meliputi :
a. Ilahiyat, yaitu pembahasan tentang segala susuatu yang
berhubungan dengan Tuhan (Allah), seperti wujud Allah, nama
Allah, sifat Allah, Perbuatan Allah dll. Bila Anda melihat mobil
bergerak di depan Anda dari jauh, atau menyaksikan pesawat
terbang melintas di udara, maka dengan yakin Anda mengatakan
bahwa pasti ada sopir yang menyetir mobil dan ada pilot yang
mengendalikan pesawat meskipun Anda tidak melihat mereka
berdua. Karena jika yang mengendalikan mobil atau pesawat itu
tidak ada, mustahil mobil atau pesawat itu dapat melalui rutenya
dengan selamat. Dari contoh di atas kita kaitkan dengan wujud
Allah, kita melihat matahari, bulan, bintang dan planet bergerak
teratur, malam dan siang berganti dengan keteraturan yang amat
detil. Mungkinkah mereka ada dan bergerak sendiri? Tidak
diragukan lagi bahwa semuanya telah diciptakan dan diatur oleh
Allah swt. Jika Allah tidak ada mustahil matahari, bulan, bintang-
bintang, planet, siang, dan malam menjadi ada dan bertahan
dengan pergerakannya yang amat teratur. Dengan demikian pula
tidak akan ada makhluk yang sangat tergantung dengan mereka
semua.

b. Nubuwat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang


berhubungan dengan Nabi dan Rasul, termasuk

3
pembahasan mengenai kitab-kitab Allah, mukjizat rasul dll. Nabi
adalah manusia yang diberikan wahyu kepadanya dengan
membawa syariat untuk diamalkan dan tidak diperintahkan untuk
menyampaikannya. Sedangkan rasul adalah manusia yang
diberikan wahyu kepadanya untuk diamalkan dan diperintahkan
untuk menyampaikannya. Setiap rasul adalah nabi akan tetapi tidak
setiap nabi adalah rasul. Muhamaad saw adalah nabi dan rasul,
firman Allah swt dalam QS Al Ahzab 40: Muhammad itu sekali-
kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi
Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah
Maha mengetahui segala sesuatu.Didalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Ibnu Hibban didalam shahihnya dari Abu Dzar
al Ghifary berkata, ”Aku bertanya kepada Rasulullah saw
berapakah jumlah para nabi?” beliau bersabda: ”124.000.” Lalu
aku bertanya berapa jumlah para rasul?” Maka beliau bersabda:
”313.” Namun demikian hadits ini tidaklah mutawatir sehingga
menjadi tidak shohih, yang akhirnya akan menimbulkan dugaan2
yang tidak berdasar selain dari perkiraan2 saja.
Masih banyak pendapat tentang hal ini dan tidak perlu
disebutkan karena kita tidaklah dibebankan kecuali hanya sebatas
mengetahui para rasul yang disebutkan didalam Al Qur’an al
Karim yang berjumlah 25 orang, yang kebanyakan mereka
disebutkan didalam firman Allah surat al An’am ayat 83 – 86 :Dan
Itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk
menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki
beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi
Maha mengetahui. Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan
Yaqub kepadanya. kepada keduanya masing-masing telah Kami
beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu juga telah Kami beri
petunjuk, dan kepada sebagian dari keturunannya Nuh; yaitu Daud,
Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami

4
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan
Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. semuanya Termasuk orang-orang
yang shaleh. Dan Ismail, Ilyasa', Yunus dan Luth. masing-masing
Kami lebihkan derajatnya di atas umat di masanya.
Daftar kitab Allah SWT beserta Rasul penerima wahyunya :
1. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS berbahasa
Ibrani
2. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS berbahasa Qibti
3. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS berbahasa Suryani
4. Kitab Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
berbahasa Arab
c. Ruhaniyat, yaitu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
alam metafisik seperti malaikat, jin, iblis, setan, roh dll
Metafisika adalah studi keberadaan atau realitas. Cabang utama
metafisika adalahontologi, studi mengenai kategorisasi benda-
benda di alam dan hubungan antara satu dan lainnya. Ahli
metafisika juga berupaya memperjelas pemikiran-pemikiran
manusia mengenai dunia, termasuk
keberadaan, kebendaan, sifat, ruang, waktu, hubungan sebab
akibat, dankemungkinan. Beberapa Tafsiran Metafisika Dalam
menafsirkan hal ini, manusia mempunyai beberapa pendapat
mengenai tafsiran metafisika. Tafsiran yang pertama yang
dikemukakan oleh manusia terhadap alam ini adalah bahwa
terdapat hal-hal gaib (supernatural) dan hal-hal tersebut bersifat
lebih tinggi atau lebih kuasa dibandingkan dengan alam yang
nyata.
d. Sam'iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang bisa
diketahui lewat sam'i, yakni dalil Naqli berupa Al-quran dan as-
Sunnah seperti alam barzah, akhirat dan Azab Kubur, tanda-tanda
kiamat, Surga-Neraka dsb.

5
Mengikut pendapat Imam Ibnu Hajar al-Asqalani di dalam
kitab Fathul Bari beliau mengatakan: “Apa yang dapat dirajihkan
(pendapat yang terpilih) dari himpunan hadis-hadis Rasulullah
Saw. bahwa keluarnya Dajal adalah yang mendahului segala
petanda-petanda besar yang mengakibatkan perubahan besar yang
berlaku dipermukaan bumi ini. Keadaan itu akan disudahi dengan
kematian Nabi Isa alaihissalam (setelah belian turun dari langit).
Kemudian terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya adalah
permulaan tanda-tanda qiamat yang besar yang akan merusakkan
sistem alam cakrawala yang mana kejadian ini akan disudahi
dengan terjadinya peristiwa qiamat yang dahsyat itu. Barangkali
keluarnya binatang yang disebutkan itu adalah terjadi di hari yang
matahari pada waktu itu terbit dari tempat tenggelamnya”.
Pembahasan Aqidah juga dapat mengikuti Arkanul iman yaitu :
1. Kepercayaan akan adanya Allah dan segala sifat-sifatNya
2. Kepercayaan kepada Malaikat (termasuk pembahasan tentang
makhluk rohani lainnya seperti Jin, iblis dan Setan)
3. Kepercayaan kepada kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada
rasul
4. Kepercayaan kepada Nabi dan Rasul
5. Kepercayaan kepada hari akhir serta peristiwa-peristiwa yang
terjadi pada saat itu
6. Kepercayaan kepada takdir (qadha dan qadar) Allah

B. Keyakinan kepada Allah swt


Dalam hidup dibutuhkan keyakinan, apalagi keyakinan yang
bersandar kepada Allah Swt. Sungguh, keyakinan yang bersandar kepada-
Nya ini penting sekali bagi kita yang ingin sukses di kehidupan dunia,
sekaligus sukses dan selamat di kehidupan akhirat kelak.
Seseorang yang menyandarkan keyakinannya kepada Allah, akan
mempunyai semangat dan kekuatan yang luar biasa di dalam berusaha untuk

6
mencapai keberhasilan. Ia tak mengenal kata putus asa bila di tengah jalan
mengalami halangan atau menghadapi cobaan. Itu semua dikarenakan ia
menyandarkan keyakinannya kepada Allah Yang Maha Kuasa atas segala
sesuatu. Dalam hal ini, marilah kita memperhatikan firman Allah Swt.
berikut:
“Katakanlah: ‘Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan
bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan
penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati
dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang
mengatur segala urusan?’ Maka mereka akan menjawab: ‘Allah.’ Maka
katakanlah: ‘Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?” (QS. Yunus
[10]: 31).
Seseorang yang menyandarkan keyakinannya kepada Allah, apabila ia
mengalami kesuksesan, maka akan ada kesadaran untuk bersyukur kepada-
Nya. Ia menyadari bahwa kesuksesannya karena ada peran Allah Swt. yang
memberikan bantuan atau pertolongan kepadanya. Sebagai manusia, ia
memang berkewajiban untuk berusaha atau berikhtiar dalam meraih
keinginannya. Namun, keberhasilan seseorang sangatlah ditentukan oleh
pertolongan Allah Swt. Inilah keyakinan seseorang yang bersandar kepada
Allah Swt., sehingga bersyukur kepada-Nya adalah sebuah keharusan.
Dengan bersyukur, kesuksesan yang diperolehnya membuatnya semakin
berbahagia.
Orang yang menyandarkan keyakinannya kepada Allah, apabila
mengalamikesuksesan juga tidak membuatnya sombong. Bagaimana bisa
sombong jika di dalam hatinya ia merasa bahwa semua keberhasilannya
adalah anugerah dari Allah Swt. Bila sudah demikian, biasanya ia juga
memiliki sifat mudah berbagi dengan orang lain. Dalam memiliki sesuatu ia
tidak pelit. Mengapa? Karena ia merasa apa yang dimilikinya adalah
anugerah dari Allah maka ia tidak keberatan untuk berbagi dengan sesama
makhluk Allah Swt.
Sebaliknya, orang yang tidak menyandarkan keyakinannya kepada
Allah Swt., apabila mengalami kesuksesan ia sulit untuk bisa bersyukur
kepada-Nya. Karena, ia merasa bahwa kesuksesannya adalah berkat dari
usahanya sendiri. Ia sukses karena memang ia telah berusaha keras. Ia
berhasil karena memang ia mempunyai strategi yang baik. Ia memperoleh
keuntungan yang besar karena memang mempunyai kecerdasan dan

7
berbakat dalam bidang yang digelutinya. Dan sebagainya. Ya, ia memang
mempunyai keyakinan, tapi keyakinan yang kuat pada kemampuannya
sendiri. Maka, wajar apabila ia sulit untuk bersyukur kepada Tuhan. Tapi,
percayalah duhai pembaca tercinta, kebahagiaan yang ia rasakan karena
keberhasilannya tidak bisa sebesar orang yang bersyukur kepada-Nya.
Orang yang demikian, di samping sulit untuk bersyukur, biasanya
akan diiringi rasa percaya diri yang berlebihan, sehingga ia pun mempunyai
sifat sombong, tinggi hati, atau besar kepala. Hal ini bisa terjadi karena ia
merasa bahwa semua kesuksesan yang ia peroleh adalah disebabkan murni
karena kemampuannya. Dan, biasanya, ia akan mempunyai dua sifat
kesombongan sekaligus, yakni sombong kepada Allah Swt. dan sombong
kepada sesama manusia. Lalu, sifat yang biasanya akan mengikutinya adalah
kikir. Mengapa? Karena ia merasa bahwa tidak mudah untuk memperoleh
semua keberhasilannya. Ia berusaha sendiri dengan tak kenal putus asa,
siang dan malam. Maka, segala keberhasilannya akan dinikmatinya sendiri.
Kita sebagai manusia, seharusnya memiliki keimanan yang sangat
kuat terhadap apa yang kita percayai, terutama Agama Islam. Kita harus
memiliki aqidah yang sangat kuat terhadap agama yang kita anut sendiri
tanpa terpengaruh oleh apapun, baik pengaruh dari dalam ataupun dari
luar.

Anda mungkin juga menyukai