Anda di halaman 1dari 10

HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA

Makalah Ini Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Termodinamika Yang


Dibimbing Oleh Supri Jayadi S.Pd

Di Susun Oleh : Kelompok 3


KHUSILA ZULHADI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SAMAWA
SUMBAWA
2013

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Makalah tentang ”Hukum
Termodinamika I“ ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Termodinamika.
Ucapan terimakasih pula kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Khususnya kepada teman-teman yang telah meluangkan waktu dan
pikirannya, baik yang berupa motivasi maupun masukan-masukan guna kesempurnaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempuna. Oleh Karena itu, kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

Sumbawa Besar, ... Maret 2013

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Termodinamika berasal dari bahasa Yunani: thermos = panas and dynamic = perubahan,
dengan kata lain termodinamika adalah fisika energi, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika
berasal. Jadi, secara kompleks termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik
membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja.
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa
teknologi. Selain itu, energi di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat dimusnahkan atau dihilangkan,
yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan
atau penambahan. Hal ini erat hubungannya dengan hukum–hukum dasar pada termodinamika. Dalam
makalah ini kami akan membahas tentang hukum pertama termodinamika dan kapasitas kalor gas.
Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak bergantung kepada
rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka dapat diterapkan ke sistem di mana
seseorang tidak tahu apa pun kecuali perimbangan transfer energi dan wujud di antara mereka dan
lingkungan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian energi dalam dan pernyataan hukum pertama termodinamika?
2. Apa pengertian kapasitas kalor gas?
3. Bagaimana proses Eksternal Work (Kerja Luar) ?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian energi dalam dan pernyataan hukum pertama termodinamika
2. Mengetahui pengertian kapasitas kalor gas
3. Mengetahui proses eksternal work

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Energi Dalam Dan Pernyataan Hukum Pertama Termodinamika


Kalor (Q) merupakan energi yang berpindah dari satu benda ke benda yang lain akibat adanya
perbedaan suhu. Berkaitan dengan sistem dan lingkungan, bisa dikatakan bahwa kalor merupakan
energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau energi yang berpindah dari lingkungan ke sistem
akibat adanya perbedaan suhu. Jika suhu sistem lebih tinggi dari suhu lingkungan, maka kalor akan
mengalir dari sistem menuju lingkungan. Sebaliknya, jika suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu sistem,
maka kalor akan mengalir dari lingkungan menuju sistem.
Jika Kalor (Q) berkaitan dengan perpindahan energi akibat adanya perbedaan suhu, maka Kerja
(W) berkaitan dengan perpindahan energi yang terjadi melalui cara-cara mekanis (mekanis tuh berkaitan
dengan gerak)… Misalnya jika sistem melakukan kerja terhadap lingkungan, maka energi dengan
sendirinya akan berpindah dari sistem menuju lingkungan. Sebaliknya jika lingkungan melakukan kerja
terhadap sistem, maka energi akan berpindah dari lingkungan menuju sistem.
Ketika suatu benda sedang bergerak maka benda tersebut memiliki energi kinetik dan
berdasarkan energi kinetik ini benda dapat melakukan usaha. Serupa dengan itu, benda yang berada
pada pada ketinggian tertentu dari suatu acuan memiliki energi potensial dan berdasarkan energi
potensial ini benda juga dapat melakukan usaha. Kedua macam energi ini disebut energi luar (eksternal
energi). Sebagai tambahan terhadap energi luar ini setap benda memiliki memiliki energi yang tidak
nampak dari luar, energi ini disebut energi dalam.
Dari sudut pandang termodinamika, energi dalam (internal energy) didefinisikan suatu sistem
sebagai jumlah energi kinetik seluruh partikel penyusunnya, ditambah jumlah seluruh energi potensial
dari interaksi antara seluruh partikel itu. Energi dalam merupakan fungsi keadaan sistem, jika keadaan
sistem berubah maka energi dalam juga berubah tetapi energi dalam tidak tergantung pada lintasan yang
ditempuh sistem untuk perubahan keadaan tersebut. Selama terjadi perubahan suatu sistem, energi
dalam dapat berubah dari keadaan awal U1 ke keadaan akhir U2. Jadi, dapat dituliskan perubahan energi
dalam sebagai:

Energi dalam (U) atau energi internal disebut juga energi termal. Ketika pada volume tetap
dipanaskan, suhu gas akan bertambah. Akibatnya, tekanan gas bertambah. Saat dipanaskan, molekul-
molekul gas mendapat energi sehingga energi kinetik molekul-molekul gas bertambah. Tentu saja
kecepatan rata-rata molekul juga bertambah dan frekuensi tumbukan molekul dengan dinding bertambah.
Hal ini menyebabkan tekanan gas bertambah. Gejala ini menunjukkan energi dalam gas bertambah. Jika
ditambahkan sejumlah panas Q ke sistem dan sistem tidak menghasilkan kerja selama proses, energi
dalam meningkat setara dengan jumlah Q, yaitu :

Jika sebuah sistem melakukan kerja dengan berekspansi terhadap lingkungannya dan tidak ada
panas yang ditambahkan selama proses, energi meninggalkan system dan energi dalam berkurang.
Sehingga jika W positif, delta U negatif dan begitu sebaliknya. Maka Jika baik perpindahan
panas maupun kerja terjadi, perubahan total dari energi dalam adalah :

atau
Keterangan:
Q = kalor yang diserap
= perubahan energi dalam
W = usaha (kerja) luar yang dilakukan

Q positif, sistem menerima kalor.


Q negatif, sistem melepas kalor.
W positif, sistem melakukan usaha.
W negatif, sistem menerima usaha.
positif, terjadi penambahan energi dalam pada sistem.
negatif, terjadi penurunan energi dalam pada sistem.

Dari rumus di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum ketika panas Q ditambahkan ke
sistem, sebagian dari energi yang ditambahkan ini tetap tinggal di dalam sistem, mengubah energi
dalam sebanyak sisanya meninggalkan sistem lagi ketika sistem melakukan kerja W terhadap
lingkungannya. Karena W dan Q dapat bernilai positif, negatif atau nol, maka dapat bernilai positif,
negatif atau nol untuk proses yang berbeda.
Persamaan di atas merupakan hukum pertama termodinamika (first law of thermodynamics).
”Jika energi panas yang diberikan sistem dikurangi dengan usaha yang dilakukan oleh sistem sama
dengan perubahan energi dalam sistem”. Dengan demikian, hukum pertama termodinamika menyatakan
bahwa sejumlah kalor (Q) yang diterima dan usaha (W) yang dilakukan terhadap suatu gas dapat
digunakan untuk menambah energi dalam
Untuk mengukur Q dan W pada berbagai keadaan dan berbagai lintasan guna mempelajari
apakah bergantung pada lintasan atau tidak, kita melakukan percobaan (laporan praktikum terlampir).
Hasil percobaan menunjukkan hasil yang jelas: walau Q dan W bergantung pada lintasan,,
tapi.................................................................................
Perubahan energi-dalam suatu sistem selama proses termodinamik apapun bergantung hanya pada
keadaan awal dan akhir, tidak pada lintasan yang menghubungkan kedua keadaan.
Hukum pertama termodinamika sejauh ini bisa dinyatakan dapat mewakili
kekekalan energi untuk proses termodinamik. Tapi aspek tambahan yang penting dari hukum pertama ini
adalah kenyataan bahwa energi dalam bergantung hanya pada keadaan suatu sistem. Pada perubahan
keadaan, perubahan energi dalam tidak bergantung pada lintasan.

2.2. Usaha Pada Berbagai Proses Termodinamika


Hukum pertama termodinamika terjadi pada proses termodinamika yang sering terjadi pada
keadaan praktis. Proses-proses ini dapat diringkas sebagai “tanpa perpindahan panas” atau adiabatik,
“volume konstan” atau isokhorik, “tekanan konstan” atau isobarik, dan “suhu konstan” atau isotermal.

1. Proses Adiabatik
Sebuah proses adiabatik (adiabatic process) didefinisikan sebagai proses tanpa perpindahan
panas yang masuk atau keluar dari sistem: Q = 0. Kita dapat mencegah panas mengalir, baik dengan
membungkus sistem dengan bahan isolator termal, maupun dengan melakukan proses secara sanagt
cepat sehingga tidak cukup waktu untuk terjadinya aliran panas. Dari hukum pertama kita temukan
bahwa untuk setiap proses adiabatik:
Ketika sistem berekspansi secara adiabatik, W adalah positif (sistem melakukan kerja terhadap
lingkungannya), maka adalah negatif dan energi dalam berkurang. Ketika sistem dikompersi secara
adiabatik, W adalah negatif (kerja dilakukan terhadap sistem oleh lingkungan) dan U meningkat. Pada
banyak (tapi tidak seluruhnya) sistem kenaikan energi dalam terjadi bersamaan dengan kenaikan suhu.

Contoh proses adiabatik dalam kehidupan sehari-hari adalah penggunaan pompa sepeda motor

2. Proses Isokhorik
Proses isokhorik (isokhorik process) adalah proses volume konstan. Ketika volume suatu sistem
termodinamik konstan, sistem tidak melakukan kerja pada lingkungannya. Maka W = 0, dan aplikasi
hukum pertama termodinamika menghasilkan:

Persamaan di atas menyatakan bahwa jika kalor diberikan ke suatu sistem pada volum tetap, seluruh
kalor digunakan untuk menaikkan energi dalam sistem.

Pada suatu proses isokhorik, semua energi yang ditambahkan sebagai panas akan tinggal di
dalam sistem sebagai kenaikan energi dalam. Ada beberapa jenis kerja yang tidak melibatkan perubahan
volume. Contohnya, kita dapat melakukan kerja pada cairan dengan mengaduknya. Pada sejumlah
literatur, “isokhorik” digunakan dengan pengertian bahwa tidak ada kerja yang dilakukan.

3. Proses Isobarik
Proses isobarik (isobaric process) adalah proses tekanan konstan. Secara umum, tidak satupun
dari ketiga kuantitas adalah nol pada proses isobarik. Ditinjau dari persamaan gas ideal:

PV = nRT dengan P = tetap


Proses ini sesuai dengan hukum Gay-Lussac dan Charles. Usaha luar yang dilakukan lingkungan
adalah:

Aplikasi hukum pertama termodinamika menghasilkan:


dengan,

Contoh yang berkaitan dengan proses isobarik yaitu air mendidih pada tekanan konstan.

4. Proses Isotermal
Proses isotermal (isotermal process) adalah proses suhu konstan. Agar proses menjadi
isotermal, setiap aliran panas yang masuk atau keluar sistem harus berlangsung dengan cukup lambat
sehingga kesetimbangan termal terjaga. Secara umum, tidak satupun kuantitas adalah
nol pada proses isotermal.

Pada sejumlah kasus khusus, energi dalam sistem bergantung hanya pada suhu, tidak pada
tekanan atau volume. Sistem yang paling dikenal memiliki sifat khusus ini adalah gas ideal. Jika suhu
konstan, energi dalam juga konstan;
. Sehingga semua energi yang masuk ke sistem sebagai panas Q harus keluar sistem
lagi sebagai kerja W yang dilakukan oleh sistem. Menurut persamaan umum gas ideal untuk perubahan
volume gas pada proses isotermal dapat dirumuskan:

Aplikasi hukum pertama termodinamika pada proses isotermal adalah:


Contohnya pada popcorn di dalam panci, panas ditambahkan ke dalam sistem dan sistem melakukan
kerja pada lingkungannya dengan mengangkat tutup panci.

2.3. Kapasitas Kalor Gas


Pada proses merebus air, dua buah sistem (api/gas dan air) yang berbeda suhunya digabungkan.
Telah diketahui bahwa temperatur akhir yang dicapai oleh kedua sistem akan berada di antara
temperatur awal kedua sistem. Proses perpindahan kalor dari suatu benda ke benda lain menyangkut
perpindahan energi dapat dihitung secara pasti.
Sejumlah kalor Q yang diterima gas dapat digunakan untuk melakukan usaha W dan
menambah energi dalam gas.

Dari hukum pertama termodinamika di atas dapat diturunkan:

sehingga dengan C adalah kapasitas kalor gas.

Kapasitas kalor suatu gas (C) adalah jumlah kalor yang diperlukan (Q) untuk menaikkan suhu gas satu
kelvin (10Celcius). Hal ini dapat dirumuskan:

Q = jumlah kalor yang diterima ( Joule, J )


= perubahan suhu gas ( kelvin, K )
C = kapasitas kalor gas ( J.K-1 )

Kalor yang diberikan kepada gas untuk menaikkan suhunya dapat dilakukan pada tekanan konstan
(proses isobarik) atau pada volume konstan (proses isokhorik). Karena itu, ada dua jenis kapasitas kalor
yang dikenal pada gas, yaitu kalor gas pada tekanan konstan C p dan kapasitas kalor gas pada volume
konstan Cv.

1. Kapasitas kalor pada tekanan konstan ( Cp )


Cp didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat satu kelvin pada tekanan
konstan. Kalor yang diterima gas untuk melakukan usaha dan menambah energi dalam gas. Secara
maematis:

.......................(1)

2. Kapasitas kalor pada volume konstan ( Cv )

Cv didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat satu kelvin pada volume
konstan. Kalor yang diterima gas untuk menaikkan energi dalam dan usahanya sama dengan nol.

Dengan demikian,

..............(2)

Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh bahwa:

Contoh Soal:
1. Kapasitas kalor sejumlah gas ideal pada volume tetap sebesar 32,4 JK-1. Tekanan gas tersebut 5 x 105
N/m2 dan volumenya 4 x 10-1 m3. Ketika suhunya berubah 400 K, volumenya berubah 8 x 10 -1 m3.
Tentukan kapasitas kalor gas tersebut pada tekanan tetap!
Penyelesaian:
Diketahui: Jawab:
Cv = 32,4 JK-1 Qp – Qv = W
P1 = 5 x 105 N/m2
V1 = 4 x 10-3 m3
= 400 K
V2 = 8 x 10-3 m3

Ditanyakan: Cp

Jadi, Kapasitas kalor gas tersebut adalah 37,4 JK -1.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Ketika suatu benda sedang bergerak maka benda tersebut memiliki energi kinetik dan
berdasarkan energi kinetik ini benda dapat melakukan usaha. Serupa dengan itu, benda yang berada
pada pada ketinggian tertentu dari suatu acuan memiliki energi potensial dan berdasarkan energi
potensial ini benda juga dapat melakukan usaha. Kedua macam energi ini disebut energi luar (eksternal
energi). Sebagai tambahan terhadap energi luar ini setap benda memiliki memiliki energi yang tidak
nampak dari luar, energi ini disebut energi dalam.
energi dalam (internal energy) didefinisikan suatu sistem sebagai jumlah energi kinetik seluruh
partikel penyusunnya, ditambah jumlah seluruh energi potensial dari interaksi antara seluruh partikel itu.
Energi dalam merupakan fungsi keadaan sistem, jika keadaan sistem berubah maka energi dalam juga
berubah tetapi energi dalam tidak tergantung pada lintasan yang ditempuh sistem untuk perubahan
keadaan tersebut. Selama terjadi perubahan suatu sistem, energi dalam dapat berubah dari keadaan
awal U1 ke keadaan akhir U2. Jadi, dapat dituliskan perubahan energi dalam sebagai:
Hukum pertama termodinamika (first law of thermodynamics). ”Jika energi panas yang diberikan
sistem dikurangi dengan usaha yang dilakukan oleh sistem sama dengan perubahan energi dalam
sistem”. Dengan demikian, hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa sejumlah kalor (Q) yang
diterima dan usaha (W) yang dilakukan terhadap suatu gas dapat digunakan untuk menambah energi
dalam.
Usaha pada berbagai proses termodinamika, meliputi isobarik (tekanan konstan), isokhorik
(volume konstan), isotermik (suhu konstan), dan adiabatik (tanpa panas). Keempat proses ini memiliki
aplikasi masing-masing dalam kehidupan sehari-hari, proses ini merupakan salah satu penerapan
termodinamika yang dapat dilihat secara jelas.
Pada proses merebus air, dua buah sistem (api/gas dan air) yang berbeda suhunya digabungkan.
Telah diketahui bahwa temperatur akhir yang dicapai oleh kedua sistem akan berada di antara
temperatur awal kedua sistem. Proses perpindahan kalor dari suatu benda ke benda lain menyangkut
perpindahan energi dapat dihitung secara pasti. Sejumlah kalor Q yang diterima gas dapat digunakan
untuk melakukan usaha W dan menambah energi dalam gas.

3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan
referensi dalam memahami dunia fisika khususnya mengenai termodinamika. Makalah ini juga dapat
dijadikan sebagai bahan ajar dalam memberikan pengajaran kepada murid-murid Anda. Dan mudah-
mudahan dapat bermanfaat dalam kehidupan Anda.

Anda mungkin juga menyukai