Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KMB 3

CONTOH KASUS

KLOMPOK 4 :

EKA NURBAIZA
JOJOR SIREGAR
MAJADANLIPAH
MUSTIKA AWALIAH
RIZKI PANGESTI
TAJILI ARMAIN
UCI SUARMAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI

(STIKES YARSI) PONTIANAK

2016/2017
Contoh kasus:

Seorang laki-laki berusia 47 tahun dirawat dirumah sakit, mengalami patah tulang
paha kanan 2 bulan yang lalu karena jatuh dari motor, terdapat bekas luka 3 cm saat
kecelakaan tersebut. Menurut keluarga klien, setelah kecelakaan klien langsung
dibawa ke dukun patah, namun setelah beberapa minggu tidak ada perubahan,
sehingga klien langsung dibawa ke rumah sakit. Keluhan klien mengatakan nyeri
saat digerakkan, nyeri hilang timbul pada skala 5 (dari 0-10), terdapat bekas hitam
pada paha sekitar patah, RR: 23x/mnt, Nadi: 88x/mnt, Suhu: 37oC, TD: 110/85
mmHg.

1. Bahas kasus ini untuk setiap keluhan, tanda gejala


2. Apakah prosedur diagnostic yang dilakukan?
3. Apakah yang ada ketahui tentang Non Union dan Mal Union ?
4. Apakah diagnosa keperawatan yang timbul dan prioritaskan ?
5. Buatlah intervensi yang operasional untuk masing-masing diagnosa yang
muncul.
6. Jelaskan langkah-langkah penanganan!

Jawaban:

1. Keluhan klien mengatakan nyeri saat digerakkan, nyeri hilang timbul pada
skala 5 (skala0-10) tanda gejala terdapat bekas hitam pada paha sekitar patah,
RR : 24x/m, N : 88x/m, s : 37,00 , TD : 110/85 mmHg.

2. Prosedur diagnostic :
 Pemeriksaan radiologi, X-Ray, tomografi, myelografi. Arthrografi
 Pemeriksaan Lab : kalsium serum dan fosfor serum, alkaline fosfat,
enzim otot
 Pemeriksaan lainnya : pemeriksaan oorganisme culture dan test
sensitifitas, biopsy tulang dan otot, elektromyografi, artoscopy.

3. Non union dan mal union :


 Non union adalah tidak menyatu atau tidak ada penyatuan dalam waktu 6-
8 bulan. Penyebab terlalu banyak bergerak, kurang asupan nutrisi untuk
tulang (protein, kalsium, magnesium, dan zat mineral lainnya) dan jarang
berjemur.
 Mal union adalah dimana tulang yang patah menyatu dalam waktu yang
tepat (3-6 bulan) tetapi tulangnya menjadi bengkok. Penyebabnya bisa
karena banyak bergerak, pernah terpeleset sehingga fragmen tulangnya
bergeser, sering duduk atau tidur dengan posisi yang tidak tepat.

4. Diagnosa yang muncul adalah


a. Nyeri akut b.d spasme otot dan kerusakan sekunder terhadap fraktur
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromus-
cular
c. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan primer (rusak kulit)
d. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosa dan pengobatan
berhubungan dengan salah menafsirkan informasi

5. Langkah penanganan (intervensi)


a. Nyeri akut b.d spasme otot dan kerusakan sekunder terhadap fraktur
 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
 Berikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk
melakukan aktivitas hiburan
 ajarkan teknik distraksi dan relaksasi nafas dalam
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi analgetik
sesuai indikasi

b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromus-


cular
 Kaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan
peralatan.
 Bantu klien dalam melakukan aktivitas mobilitas
 Ajarkan dan pantau pasien dalam hal penggunaan alat bantu
 Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif
 Kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi

c. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya


pertahanan primer (rusak kulit)
 Monitor tanda dan gejala infeksi
 Inpeksi kulit dan memberan mukosa terhadap kemerahan dan
drainase
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi antibiotic

d. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosa dan pengobatan


berhubungan dengan salah menafsirkan informasi
 Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang
penyakitnya
 Mengidentifikasi pelayanan umum yang tersedia seperti team
rehabilitasi, perawat keluarga (home care)
 Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang
penyakitnya dan kondisinya sekarang
 Kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi

6. Langkah-langkah penanganan fraktur femur


Prisipnya adalah dengan 4 R
a. Rekognisi riwayat kecelakaan atau riwayat terjadinya fraktur harus
diketahui dengan pasti, hal ini untuk menentukan diagnosa dan
tindakan selanjutnya.
b. Reduksi merupakan upaya memanifulasi fragmen tulang agar dapat
kembali seperti semula seoptimal mungkin.
c. Retensi memelihara reduksi sampai penyembuhan
d. Rehabilitasi pencapaian kembali fungsi normalnya.

Anda mungkin juga menyukai