Anda di halaman 1dari 31

BAGIAN PSIKIATRI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
KASUS PSIKOTIK II
Rabu, 1 November 2017

GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR EPISODE KINI MANIK


DENGAN GEJALA PSIKOTIK (F31.2)
BIPOLAR I DISORDER, MOST RECENT EPISODE (OR
CURRENT) MANIC, SEVERE, SPECIFIED AS WITH PSYCHOTIC
BEHAVIOR (296.44)

Dibawakan oleh :
dr. MIRNA M.ZAIN
(C106216206)

Moderator :
dr. A. Suheyra Syauki, M.Kes, Sp.KJ

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS TERPADU


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017

0
LEMBAR PERSETUJUAN

Telah dipresentasikan Kasus Psikotik II dengan judul “GANGGUAN AFEKTIF


BIPOLAR EPISODE KINI MANIKDENGAN GEJALA PSIKOTIK (F31.2)BIPOLAR I
DISORDER, MOST RECENT EPISODE (ORCURRENT) MANIC, SEVERE, SPECIFIED AS
WITH PSYCHOTICBEHAVIOR (296.44)” pada Konferensi Klinik Bagian Ilmu Kedokteran
Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin pada :

Hari : Rabu
Tanggal : 1 November 2017
Jam : 08.00 WITA – Selesai
Tempat : Ruang Pertemuan Psikiatri RSKD Prov. Sulsel

Makassar, 1November 2017


Moderator,

dr. A. Suheyra Syauki, M.Kes, Sp.KJ

1
STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn.NR
No. RM : 813905
Umur : 20 tahun (21-10-1997)
Agama : Islam
Suku : Makassar
Status Pernikahan : Belum menikah
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat : Jln. Baddo-Baddo Gowa
Masuk Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Sulawesi Selatan untuk kedua kalinya pada
tanggal 1 Oktober 2017, pukul 20.05 WITA, diantar oleh ibu pasien.

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis, dan alloanamnesis dari:
1. Nama : Ny. H
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Alamat : Jln. Baddo-baddo Gowa
Hubungan dengan pasien : Ibu pasien
2. Nama : Tn. M
Umur : 46 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Pegawai Percetakan
Alamat : Jln. Baddo-baddo Gowa
Hubungan dengan pasien : Ayah pasien

2
A. Keluhan Utama
Mengamuk

B. Riwayat Gangguan Sekarang


Pasien mengamuk 2 hari sebelum masuk UGD RSWS. Pasien melempar barang-
barang di rumahnya. Sebelum mengamuk pasien mengeluh nyeri perut, dan merasakan
ada sesuatu yang masuk ke dalam perutnya. Pasien tidak bisa menahan rasa sakitnya,
hingga pasien muntah 4 kali. Kemudian saat nyeri perutnya mulai berkurang pasien mulai
marah-marah, berteriak, melempar barang-barang dan memukul ibunya. Ketika itu karena
mendengar keributan di rumah, tetangga pasien berkumpul hal ini yang membuat ibu dan
ayah pasien tidak nyaman karena dijadikan tontonan sehingga pasien dibawa ke rumah
tantenya di Sungguminasa. Selama di rumah tantenya pasien sering berteriak, berbicara
kotor, berbicara sendiri, tertawa tanpa sebab, menyanyi dengan suara keras dan tidak
tidur, kemudian keluarga memutuskan segera membawa pasien berobat alternatif tetapi
tidak ada perubahan. Saat dibawa berobat alternatif, pasien mengamuk didalam mobil dan
memukul tantenya karena berusaha menahan pasien.
Hari kedua di rumah tantenya, sekitar jam 14.00 WITA pasien lari ke kebun orang
lain di belakang rumah tantenya dan dikejar oleh tetangga. Tetapi tidak ada yang bisa
menangkap pasien, pasien dapat ditenangkan saat habis magrib, dan keluarga
memutuskan membawa pasien ke RSWS.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik seperti infeksi, trauma kapitis,
dan kejang yang mempengaruhi fungsi otak.

2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif


Tidak pernah ada riwayat penyalahgunaan zat psikoaktif sebelumnya seperti
minum alkohol, merokok dan penggunaan zat-zat psikoaktif lainnya.

3. Riwayat Gangguan Psikiatrik Sebelumnya


Perubahan perilaku pertama kali dialami sejak Juli 2016, saat itu pasien
mengikuti ujian kompetensi SMK. Dan salah satu tugassnya adalah tugas
kelompok.Pasien sekelompok dengan temannya yang bernama Nn.R. Pada saat tugas

3
presentasi, teman pasien tidak mmammpu mempresentasikan dengan baik, walaupun
passien sudah mengajarkan dan membuat power pointnya, hal ini membuat pasien
marah. Karena kejadian tersebut teman-teman lainnya selalu mengejek pasien
mengatakan bahwa pasien tidak lulus, dan gurunya juga mengatakan bahwa pasien
tidak lulus karena timnya tidak lulus. Pasien terus mengingat hal ini sehingga saat di
rumahnya pasien lebih banyak diam dan mengurung diri. Pada malam harinya pasien
mulai mengamuk, menghancurkan barang-barang yang didalam kamarnya. Keluarga
pasien membawa pasien berobat alternatif selama 1 hari tetapi karena tidak ada
perubahan kemudian pasien dibawa berobat ke Klinik Waras dan dirawat Selama 3
hari.
Setelah dirawat pasien pulang kerumahnya dan istirahat selama 1 minggu.
Pasien kemudian melanjutkan berobat alternatif selama 1 bulan. Saat itu ibu pasien
melapor ke sekolah pasien menanyakan kenapa pasien sudah dikatakan tidak lulus
padahal nilainya baik, dan saat itu belum UAS. Guru pasien kemudian mengizinkan
pasien untuk mengikuti UAS. Minggu berikutnya pasien mulai masuk sekolah untuk
mengikuti UAS dan Pasien kemudian lulus dan melanjutkan ke perguruan tinggi. Saat
mulai masuk kuliah sekitar bulan September 2016 pasien mulai menjadisusah tidur
dan ibu pasien membawa pasien berobat ke Poliklinik Jiwa RSKD selama 2 bulan
mendapat injeksi Haldol Decanoas. Pada bulan Desember 2016 Pasien selalu merasa
takut jika nilainya rendah. Pasien mengalami penurunan berat badan dan mulai sulit
untuk tidur. pasien hanya dapat tidur 2-3 jam karena mengerjakan tugasnya. Pasien
menjadi pendiam, mengurung diri dan sulit untuk tidur, pasien juga mengaji
semalaman dan tidak mau makan sehingga keluarga memutuskan untuk membawa
pasien untuk dirawat Inap ke RSKD. Selama di RSKD pasien dirawat di Picu Meranti
selama 2 minggu dengan diagnosa Skizofrena Katatonik dan saat pulang pasien
mendapatkan terapi Risperidone 2 mg 2x1. Clozapine 25mg 1x1 dan Trihexyphenydil
2mg 2x1. Saat pulang menurut Ibu pasien, pasien masih lebih banyak diam sekitar 2
minggu. Setelah itu pasien kembali seperti biasanya. Pasien masih sering kontrol ke
Poli RSKD mendapatkan injeksi Haldol decanoas selama 2 bulan. Selama
mengkonsumsi obat pasien mampu berkegiatan seperti biasanya dan kembali untuk
kuliah.
Sampai bulan Maret 2017 pasien teratur minum obat tetapi terputus saat pasien
harus ke Padang lampe untuk mengikuti pasantren selama 40 hari. Selama di Padang
lampe ibu pasien setiap minggu datang menjenguk pasien dan selalu menghawatirkan
4
pasien. Pasien tidak meminum obatnya sejak bulan maret 2017 – September 2017.
Menurut ibu pasien walaupun tidak meminum obatnya pasien tetap aktif dan dapat
mengikuti kuliahnya dengan baik.
Pada bulan September 2017 pasien bertengkar dengan pacarnya, sejak itu
pasien menjadi sering marah-marah. Ketika pulang dari Sholat Id pasien merasa sakit
kepala sehingga pasien pulang lebih cepat ke rumah. Saat keluarga berkumpul tante
pasien yang biasanya akrab tidak menegur pasien, padahal sebelumnya tante pasien
selalu baik pada pasien, dan pasien biasanya mengantarkan tantenya jika ingin keluar
rumah. Sejak itu pasien tidak dapat tidur, kemudian pasien mengamuk dengan
menghancurkan barang-barang dirumahnya, berteriak, mondar-mandir dalam rumah
dan kemudian memukul ibunya sehingga keluarga kemudian memutuskan untuk
membawa pasien ke RSWS untuk Rawat Inap yang pertama kalinya.Selama dirawat
pasien selalu mengatakan tantenya selalu mendatanginya dalam mimpi sehingga
mengatakan bahwa tantenya ingin menjahati dirinya. Pasien dirawat selama 15 hari
dan diberikan terapi Olanzapine, Depakote dan Lorazepam. Selama di rumah pasien
teratur meminum obatnya. Saat kontrol ke poli sekitar akhir September pasien hanya
mendapatkan Olanzapine dan Lorazepam, pasien tidak mengkonsumsi Depakote,
sehingga pada tanggal 1 Oktober 2017, pasien kembali mengamuk sehingga keluarga
memutuskan membawa pasien kembali ke RS WS yang ke 2 kalinya.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir normal, di RS Sejahtera Makassar, ditolong oleh bidan, pada tanggal
21 Oktober 1997. Berat badan lahir 2700 gram, Panjang badan 50 cm. Saat
mengandung pasien,ibu kandung tidak pernah mengalami masalah dalam keluarga atau
pun sakit.Tidak ada penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan selama kehamilan
Ibu.Pada saat bayi, pasien pernah mengalami kejang 1 kali saat pasien umur 5 bulan
karena demam, tetapi pasien tidak dibawa sampai ke RS.

2. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)


Sejak lahir pasien diasuh oleh kedua orang tuanya. Pasien diberikan ASI
ekslusif sampai umur 2 tahun. Perkembangan pasien sama dengan perkembangan
anak-anak pada umumnya. Pasien lebih banyak dirawat oleh ibunya, karena saat itu
ayah pasien lebih sering diluar untuk mencari nafkah. Pasien sudah dapat berbicara
5
sejak umur 1 tahun dan berjalan sejak 9 bulan.Pasien dikenal sebagai anak yang
banyak bicara. Proses toilet training didapatkan pasien saat umur 3 tahun. Saat itu ibu
pasien mengajarkan dengan disiplin.Pada usia ini kedua orang tua pasien sering
memanjakan pasien. Segala hal yang bisa dilakukan pasien selalu dibantu oleh
ibunya.

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11 tahun)


Saat umur 5 tahun pasien mulai sering bermain dengan teman-teman
lingkungannya. Pasien tidak terlalu suka untuk bermain bersama kakaknya, karena
kakak pasien adalah orang yang pendiam. Pasien lebih suka bermain kelereng dan
layang-layang dan sekali-kali bermain bola bersama teman di lingkungannya.
Saat pasien umur 7 tahun pasien mulai masuk SD, saat itu pasien dan kakaknya
sering dititip di rumah ke neneknya yang tinggal di dekat rumahnya, ketika ibu pasien
pergi bekerja. Nenek pasien sangat memanjakan pasien dan kakaknya. Ayah pasien
saat itu sering bekerja di luar kota, sehingga sehingga jarang memikili waktu untuk
bermain dengan anak-anaknya.
Pada usia ini pasien dan aktif dalam kegiatan di sekolah, pasien dikenal sebagai
anak yang berprestasi, selalu mendapatkan ranking 5 besar. Pasien juga dikenal
sebagai anak yang ceria, dan pintar bergaul.
Saat pulang dari sekolah pasien selalu mengerjakan tugas dari sekolah, lalu
bermain bersama dengan teman-teman di lingkungannya. Apabila pasien
mendapatkan juara atau menang dengan prestasinya orang tua pasien selalu memuji
pasien.

4. Riwayat Masa Kanak Akhir (Usia 12-14 tahun)


Pada saat umur 13 tahun pasien masuk SMP.Selama sekolah pasien masih tetap
aktif dalam kegiatan sekolah seperti pramuka, OSIS, dan karate. Pasien berprestasi,
selalu mendapatkan Juara 1 umum di Sekolahnya.Pasien mengalami pubertas di masa
ini, dan di usia ini pasien mendapatkan menarce. Pasien mulai pacaran sejak umur 14
tahun dan selama SMP memiliki 2 orang pacar. Orang tua pasien tidak mengetahui
jika pasien pacaran. Pasien masih suka bermain layang-layang dan kelereng sampai
umur 13 tahun, tetapi berhenti karena di larang oleh orang tuanya dan teman-teman
sebayanya tidak mau lagi menemani pasien untuk bermain. Tetapi pasien masih sering
kumpul-kumpul bersama temannya di lingkungan rumahnya ataupun teman
6
sekolahnya. Saat pasien marah pada temannya pasien lebih sering mendiamkan
temannya, dan tidak mau lagi berteman dengan temannya. Sekali-kali pasien juga
mengajar di tempat pengajian anak di dekat rumahnya.

5. Riwayat Masa Remaja (Usia 15-18 tahun)


Pada umur 15 tahun pasien masuk SMK. Selama SMK pasien mulai
mengurangi kegiatan ektrakurikulernya karena dilarang oleh orangtuanya. Pasien
masih ikut kegiatan pramuka tetapi sudah berkurang karena dilarang oleh orangtuanya
untuk berkemah. Pasien selalu ingin mendaki bersama teman-temannya, tetapi kedua
orang tua pasien tidak mengizinkan untuk mengikuti kegiatan pendakian, pasien
kemudian memohon kepada orang tuanya, hingga akhirnya orang tua pasien
mengizinkan untuk mendaki tetapi hanya boleh sekali. Pasien selama SMK pasien
pernah pacaran sekali. Pasien selama sekolah SMK merupakan murid yang
berprestasi selalu mendapatkan ranking 3 besar. Saat kelas 3 SMK, pasien sempat
mengurung diri, karena diejek oleh temannya dengan mengatakan bahwa dirinya tidak
lulus ujian kompetensi.

6. Riwayat Masa Dewasa


a. Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah di SD Inpres Hombes Armad, SMP Negeri 3 Patalasang,
SMK Negeri 1 patalassang. Selama SD pasien selalu mendapatkan ranking 5 besar,
dan aktif dalam kegiatan ektrakulikuler seperti pramuka, menyanyi, saritilawah. Saat
SMP, pasien selalu mendapatkan ranking 1. Pasien aktif dalam kegiatan pramuka,
OSIS, selalu menjadi sekertaris kelas, dan pasien juga mengikuti karate sampai sabuk
hijau. Saat SMK pasien selalu mendapatkan ranking 3 besar, pasien mulai mengurangi
kegiatan ektrakurikulernya karena dilarang oleh orang tuanya.
Setelah lulus SMK pasien melanjutkan kuliah ke Universitas Muslim Indonesia
Jurusan Teknik Industri. Selama semester 1 dan 2 pasien selalu mendapat IPK 3.
Pasien belum perrnah mengikuti kegiatan kemahasiswaan, Sekarang pasien Semester 3
dan mengambil cuti 6 bulan karena sakit.
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja membantu bapaknya di PercetakanMapaindo yang
merupakan kepunyaan sepupunya ketika libur semester 2 sekitar bulan Juni-Juli 2017,
hasil yang didapatkan digunakan pasien untuk membeli baju untuk lebaran
7
c. Riwayat Pernikahan
Pasien belum pernah menikah.

d.Riwayat Agama
Pasien memeluk agama Islam. Pasien adalah anak yang rajin beribadah, rajin
shalat 5 waktu dan mengaji.
e.Riwayat Militer
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.
f. Riwayat Psikoseksual
Pasien mendapat haid di usia 13 tahun, Pasien pacaran sejak SMP sebanyak 2
kali, SMK 1 kali, dan sekarang pasien sedang berpacaran dengan teman SMP nya,
yang di pacari sejak SMK kelas 3. Pasien belum pernah melakukan hubungan seksual.
g. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah terlibat masalah hukum.
h. Aktivitas Sosial
Pasien sering berkumpul dengan teman-temannya, aktif di lingkungannya, sering
ikut membersihkan masjid. Saat SMP pasien perrnah mengajar mengaji di lingkungan
rumahnya.

7. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak kedua dari dua bersaudara kandung (♀,♀). Pasien ditinggal dan
dibesarkan oleh kedua orang tua kandungnya, neneknya selalu datang menjaga membantu
ibu saat pasien atau kakaknya sedang sakit. Pasien dan kakaknya biasanya dititip di rumah
nenek pasien yang berada dekat dengan rumah pasien, apabila orang tuanya pergi
bekerja.Ayah pasien adalah anak ke 6 dari 7 bersaudara (♀,♀,♂,♀,♀,♂,♂,♂) dan
mengenyam pendidikan sampai SMP. Sekarang bekerja di percetakan Mapaindo yang
merupakan kepunyaan keponakannya. Sebelumnya Ayah pasien pernah bekerja di kebun
milik tetangganya. Kemudian bekerja sebagai buruh banguan dan sering keluar kota.Ayah
pasien adalah orang yang tegas dan penyayang kepada anaknya. Ibu pasien adalah anak ke
3 dari 7 bersaudara (♀,♂,♀,♂,♂,♂,♀) dan mengenyam pendidikaan sampai SD. Ibu
pasien merupakan ibu rumah tangga yang cerewet terhadap anak-anaknya. Ibu pasien
merupakan orang yang ramah dan sering mencemaskan anak-anaknya, selalu ingin
mengetahui apa yang dilakukan anaknya dan teman-temannya. Saat pasien SD ibu pasien
8
pernah bekerja dipelalangan ikan selama 4 tahun sejak itu pasien dan kakaknya sering
dititip pasien ke Nenek pasien, yang tinggal dekat dengan pasien. Kakak pasien berbeda 2
tahun umurnya dari pasien, sekarang sudah menikah dan memiliki 1 orang anak. Kakak
pasien mengenyam pendidikan sampai SMA dan menikah dengan guru karate pasien.
Pasien sering bercerita masalahnya kepada kedua orang tuanya dan kakaknya.Riwayat
gangguan yang sama tidak ditemukan. Keluarga dari ibu pasien, kakak dari ibu pasien,
memiliki sifat yang ramah dan banyak bicara.

GENOGRAM

Keterangan
= Laki – laki

= Perempuan

= Gangguan Jiwa

= Meninggal

= Penderita

= Tinggal satu rumah

8. Situasi Kehidupan Sekarang

9
Saat ini pasien tinggal bersama kedua orang tuanya, kakaknya dan kakak iparnya
beserta keponakannya. Rumahnya adalah rumah semipermanen dengan luas 20x8 m2.
Pasien saat ini mengambil cuti selama 6 bulan dan sekarang di rumah membantu ibunya
dan menjaga keponakannya. Pasien bertetangga dengan rumah tante, dan rumah
neneknya.Secara finansial keluarga pasien sering dibantu oleh sepupu pasien yang
memiliki percetakan tempat bapak pasien bekerja. Sepupu pasienlah yang sekarang
membiayai kuliah pasien dan membiayai pengobatan pasien.

9. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya


Saat ini pasien merasa tidak mengalami gangguan jiwa. Pasien hanya merasa
bahwa dirinya diguna-gunai oleh tantenya. Pasien tidak mengerti mengapa dia di bawa ke
RS. Sejak keluar dari RS pasien hanya membantu ibunya di rumah. Pasien merasa bosan
di rumah dan ingin segera kembali berkuliah.

III. PEMERIKSAAN FISIS DAN NEUROLOGIS(Bangsal Pakis, 6 Oktober 2017)


A. Status Internus
Keadaan umum tidak tampak sakit, gizi cukup, kesadaran composmentis, tekanan
darah 120/70 mmHg, nadi 88 kali/menit,frekuensi pernafasan 20 kali/menit, suhu tubuh
36,5°C, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak icterus,Jantung, dan abdomen,ekstremitas
atas dan bawah tidak ada kelainan.
B. Status Neurologis
Gejala rangsang selaput otak: kaku kuduk (-), Kernig’s sign (-)/(-), pupil bulat dan
isokor 2,5 mm/2,5 mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik keempat
ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan refleks patologis.

IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL(Bangsal Pakis, 6 Oktober 2017)


a. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang perempuan, wajah tampak sesuai dengan umurnya 20-an tahun, memakai
baju kaus kuning, celana hitam, perawakan tubuh gemuk, kulit sawo matang,
perawatan diri kesan kurang.
2. Kesadaran
Berubah
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
10
Hiperaktif
4. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan dengan spontan, lancar, intonasi biasa, kesan
membanjir
5. Sikap terhadap pemeriksa
Cukup kooperatif

b. Keadaan Afektif
1. Mood : Senang
2. Afek : Hipertimia
3. Keserasian : Serasi
4. Empati : Tidak dapat dirabarasakan

c. Fungsi Intelektual (Kognitif)


1. Taraf Pendidikan
Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan tingkat pendidikannya
2. Orientasi
a. Waktu :baik
b. Tempat :baik
c. Orang : baik
3. Daya Ingat
a. Jangka Panjang :baik
b. Jangka Sedang :baik
c. Jangka Pendek :baik
d. Jangka Segera :baik
4. Konsentrasi dan Perhatian
Terganggu
5. Pikiran Abstrak
Baik
6. Bakat Kreatif
Tidak ada
7. Kemampuan Menolong diri sendiri
Cukup

11
d. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
Halusinasi auditorik (+)
Pasien mendengar suara yang dipersepsikan sebagai suara laki-laki dan
perempuan yang ingin mengambil nyawanya yang mengatakan mati, pasien
mendengar suara terutama jika malam hari.
2. Ilusi
Tidak ada
3. Depersonalisasi
Tidak ada
4.Derealisasi
Tidak ada

e. Proses Berpikir
1. Produktivitas : Cukup
2. Kontinuitas : Kadang Irelevan, Flight of Idea
3. Isi Pikiran :
Terdapat gangguan isi pikiran berupa :
Ide-Ide kejaran :
Pasien merasa bahwa tantenya ingin berbuat jahat pada dirinya.
Waham Kebesaran :
Pasien mayakini bahwa dirinya memiliki kekuatan yang dapat menolak jika akan
dimasuki oleh sesuatu yang berniat jahat.

f. Pengendalian Impuls
Terganggu

g. Daya Nilai dan Tilikan


1.Norma Sosial: Terganggu
2. Uji daya nilai: Terganggu
3.Penilaian Realitas : Terganggu
4. Tilikan : Tilikan 1

h. Taraf Dapat Dipercaya


12
Dapat dipercaya

V.IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Seorang perempuan masuk ke UGD RSWS yang ke dua kalinya dengan keluhan
mengamuk. Pasien mengamuk dengan,melempar barang-barang, berbicara sendiri,
tertawa tanpa sebab dan menyanyi dengan suara keras. Awal perubahan perilaku dialami
sejak Juli 2016, saat itu pasien diejek oleh teman-temannya dikatakan tidak lulus ujian
kompetensi. Pasien terus mengingat hal ini sehingga saat di rumahnya pasien lebih
banyak diam dan mengurung diri. Pada malam harinya pasien mulai mengamuk,
menghancurkan barang-barang yang didalam kamarnya. Keluarga kemudian membawa
pasien berobat ke Klinik Waras. Sejak bulan September 2016 pasien susah tidur sehingga
ibu pasien membawa pasien berobat di poliklinik Jiwa RSKD. Pada bulan Desember
pasien mengalami penurunan berat badan dan sulit untuk tidur. 1 minggu terakhir pasien
hanya dapat tidur 2-3 jam karena mengerjakan tugasnya. Pasien menjadi pendiam,
mengurung diri dan sulit untuk tidur, dan tidak mau makan sehingga pasien dibawa ke
RSKD. Selama di RSKD pasien dirawat di Picu Meranti dengan diagnosa Skizofrenia
Katatonik selama 2 minggu. Saat pulang menurut Ibu pasien, pasien masih lebih banyak
diam sekitar 2 minggu. Setelah itu pasien kembali seperti biasanya. Pasien masih sering
kontrol ke Poli RSKD selama 2 bulan.
Pasien mulai berhenti minum obat sejak maret 2017 - September 201. Dan dapat
mengikuti kuliah dengan baik walaupun tidak meminum obatnya. Pada bulan September
2017 pasien bertengkar dengan pacaranya, sejak itu pasien menjadi gelisah dan bisa tidur,
lalu mengamuk menghancurkan barang-barang. Keluarga kemudian membawa pasien ke
RSWS untuk rawat inap. Pasien dirawat dengan diagnosa Gangguan Afektif Bipolar
dengan Episode kini Manik dan mendapatkan terapi terapi Olanzapine, Depakote dan
Lorazepam.Selama di rumah pasien teratur meminum obatnya. Saatkontrol ke poli sekitar
akhir September pasien hanya mendapatkan Olanzapine dan Lorazepam, pasien tidak
mengkonsumsi Depakote, sehingga pada tanggal 1 Oktober 2017, pasien kembali
mengamuk dan keluarga memutuskan membawa pasien kembali ke RSWS yang ke 2
kalinya. Pasien dirawat selama 2 minggu dengan diagnosa Gangguan Afektif Bipolar
dengan Episode kini Manik dan mendapatkan terapi Quetiapine, Depakote dan
Lorazepam.

13
Pada pemeriksaan status mental tampak seorang perempuan, wajah tampak sesuai
dengan umur 20-an tahun, perawakaan tubuh perawakan tubuh gemuk, kulit sawo
matang, perawatan diri kesan kurang. Kesadaran berubah, perilaku dan aktivitas
psikomotor hiperaktif, menjawab petanyaan kesan membanjir, Sikap terhadap pemeriksa
cukup kooperatif.
Mood senang, afek hipertimia, keserasian serasi, empati tidak dapat dirabarasakan.
Kosentrasi dan perhatian terganggu, pikiran abstrak baik, bakat kreatif tidak ada dan
kemampuan untuk menolong diri sendiri cukup.
Terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik. Ilusi, depersonalisasi,
derealisasi tidak ada. Produktifitas pikir cukup, kontinuitas relevan, flight of idea,dan
terdapat gangguan isi pikir berupa ide-ide kejaran dan waham kebesaran. Pengendalian
impuls terganggu. Pada norma sosial, uji daya nilai dan penilaian realitas terganggu.
Pasien merasa dirinya tidak sakit (Tilikan I).

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK DAN EVALUASI MULTIAKSIAL


Aksis I
Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan
gejala klinis yang bermakna yaitu perilaku gelisah, sering bicara sendiri, ketawa tanpa
sebab, menyanyi dengan suara keras tanpa kenal waktu. Keadaan ini menimbulkan
penderitaan (distress) pada pasien, keluarga, dan masyarakat sekitar serta terdapat hendaya
(dissability) pada fungsi psikososial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga
dapat disimpulkan bahwa pasien menderita gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental ditemukan hendaya berat dalam menilai realita
dimana pasien menyangkal keadaannya yang sakit dan membutuhkan pertolongan, hendaya
berat dalam fungsi mental berupa adanya waham presekutorik dan halusinasi auditorik serta
hendaya berat dalam fungsi sosial berupa ketidakmampuan membina relasi dengan orang
lain sehingga pasien tidak mampu lagi bersosialisasi dengan baik, sehingga didiagnosis
Gangguan Jiwa Psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan,
sehingga kemungkinan adanya gangguan mental organik dapat disingkirkan dan
berdasarkan PPDGJ-III didiagnosis Gangguan Jiwa Psikotik Non Organik.
Dari alloanamnesis, autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental didapatkan adanya
mood yang irritable, banyak bicara, loncat gagasan dan meningkatnya aktivitas psikomotor.
Selain itu, sekitar 1 tahun yang lalu pasien pernah mengalami episode gangguan yang
14
menunjukkan gejala fase depresi. Adanya episode remisi sebelum episode mania, ditandai
ketidakmampuan pasien untuk melanjutkan kuliah. Adanya episode manik yang belangsung
selama 2 minggu sampai 4-5 bulan (rata-rata 4 bulan). Di samping itu, ditemukan juga
adanya gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik, waham kebesaran danIde-ide
kejaransehingga berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa
(PPDGJ III) diagnosis diarahkan padaGangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik
Dengan Gejala Psikotik (F31.2)dan menurutDiagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders Five Edition (DSM V) diagnosis diarahkan pada Bipolar I Disorder with
Psychotic Features (296.44).
Diagnosa banding pasien ini adalah Gangguan Skizoafektif Tipe Manik (F.25.0)
dan Skizofrenia Paranoid (F20.0).
Aksis II
Dari informasi yang didapatkan, pasien selalu menjadi pusat perhatian dari teman-
temannya sehingga mengarah keciri kepribadian histerionik. Mekanisme pertahanan ego
yang sering digunakan adalah represi dan acting out
Aksis III
Tidak ada diagnosa
Aksis IV
Stressor psikososialmasalah pendidikan
Aksis V
GAF Scale saat ini : 50-41 (gejala berat, disabilitas berat)

VII. DAFTAR MASALAH


Organobiologik
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi karena terdapat ketidak
seimbangan neurotransmitter maka pasien memerlukan psikofarmakoterapi.
Psikologik
Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realitas berupa adanya waham
presekutorik dan halusinasi auditorik yang menimbulkan gejala psikis sehingga pasien
memerlukan psikoterapi.
Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu
senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi.

15
VIII. TERAPI
a. Farmakologi
Quetiapine 200 mg /12 jam / oral
Depakote 250 mg / 12 jam / oral
Non Farmakologis
Psikoterapi suportif
Sosioterapi

IX . PROGNOSIS
Ad Vitam : bonam
Ad functionam : dubia et bonam
Ad sanationam : dubia et malam

X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta menilai efektivitas
terapi dan kemungkinan efek samping yang terjadi.
Tanggal 21 Oktober 2017 ( Rumah Pasien )
Pemeriksaan Status Mental
Seorang perempuan, wajah tampak sesuai dengan umurnya 20-an tahun, memakai baju
kaus putih, celana hitam, perawakan tubuh gemuk, kulit sawo matang, perawatan diri kesan
cukup.
Kontak mata (+), verbal (+)
Psikomotor : Tenang
Verbalisasi : Spontan, lancar, intonasi biasa, kesan membanjir.
Afek :Hipertimia
Gangguan Persepsi :Diakui hari ini tidak ada
Arus Pikir : Relevan, Assosiasi longgar
Isi pikir :
Ide-Ide kejaran :
Pasien merasa bahwa tantenya ingin berbuat jahat pada dirinya.
Waham Kebesaran :
Pasien mayakini bahwa dirinya memiliki kekuatan yang dapat menolak jika akan
dimasuki oleh sesuatu yang berniat jahat.
Skor YMRS = 29
16
Terapi
Quetiapine 200 mg /12 jam / oral
Depakote 250 mg / 12 jam / oral

Tanggal 25 Oktober 2017 ( Rumah Pasien )


Pemeriksaan Status Mental
Seorang perempuan, wajah tampak sesuai dengan umurnya 20-an tahun, memakai baju
ungu, celana hitam, perawakan tubuh gemuk, kulit sawo matang, perawatan diri kesan
cukup.
Kontak mata (+), verbal (+)
Psikomotor : Tenang
Verbalisasi : Spontan, lancar, intonasi biasa
Afek :Hipertimia
Gangguan Persepsi :Diakui hari ini tidak ada
Arus Pikir : Relevan, Assosiasi longgar
Isi pikir :
Ide-Ide kejaran :
Pasien merasa bahwa tantenya ingin berbuat jahat pada dirinya.
Waham Kebesaran :
Pasien mayakini bahwa dirinya memiliki kekuatan yang dapat menolak jika akan
dimasuki oleh sesuatu yang berniat jahat.
Skor YMRS = 25
Terapi
Quetiapine 200 mg /12 jam / oral
Depakote 250 mg / 12 jam / oral

XI.DISKUSI
Gangguan bipolar adalah gangguan mood yang kronis dan berat yang ditandai dengan
episode mania, hipomania, campuran atau depresi. Diagnosis gangguan bipolar dibuat
berdasarkan gambaran klinis berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa (PPDGJ III) dan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
Five Edition (DSM V).1
17
Gangguan afektif bipolar bersifat episode berulang (yaitu sekurang-kurangnya dua)
yang menunjukkan suara perasaan (mood) pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu
dan gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan (mood) serta
peningkatan energi dan aktivitas (mania atau hipomania) dan pada waktu lain berupa
penurunan suasana perasaan (mood) serta pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Yang
khas ialah bahwa biasanya dan penyembuhan sempurna antar episode dan insidensi pada
kedua jenis kelamin kurang lebih sama dibanding dengan gangguan suasana perasaan
(mood) lainnya. Dalam perbandingan, jarang ditemukan pasien yang menderita hanya
episode mania yang berulang-ulang; dan karena pasien-pasien tersebut menyerupai (dalam
riwayat keluarga, kepribadian pramobid, usia onset dan prognosis jangka panjang) pasien
yang mempunyai juga episode depresi sekali-kali, maka pasien itu digolongkan sebagai
bipolar.2
Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu
sampai 4-5 bulan (rata-rata sekitar 4 bulan). Depresi cenderung berlangsung lebih lama
(rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi setahun kecuali pada orang lanjut usia.
Kedua macam episode itu sering kali menyusul peristiwa hidup yang penuh stres atau
trauma mental lain akan tetapi adanya stres tidak esensial untuk penegakan diagnosis.
Episode pertama bisa timbul pada setiap usia dari masa kanak sampai tua. Frekuensi
episode dan pola remisi serta kekambuhan masing-masing amat bervariasi, meskipun remisi
cenderung untuk menjadi makin lama makin pendek sedangkan depresinya menjadi lebih
sering dan lebih lama berlangsungnya setelah usia pertengahan.2,3,4
Jenis-jenis gangguan bipolar dibagi menjadi1 :
1. Gangguan Mood Bipolar I
2. Gangguan Mood Bipolar II
3. Siklotimia
Pada pasien ini saai ini dalam episode manik ditandai dengan mood dan afek yang
meningkat selama sekitar 2 minggu, disertai adanya mood irritable, lompat gagasan (flight
of idea) dan lebih banyak berbicara. Sebelumnya pernah mengalami fase depresi ketika
pasien mengalami penurunan mood dan kehilangan minat. Pasien juga memili fase remisi
diantara dua fase ini. Di samping itu, ditemukan juga adanya gangguan persepsi berupa
halusinasi auditorik dan isi pikir waham kebesaran sehingga memenuhi kriteria Gangguan
Afektif Bipolar, episode kini manik dengan gejala Psikotik Berdasarkan Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders (DSM V), dan Pedoman Penggolongan Diagnosis
Gangguan Jiwa (PPDGJ III).3,4
18
Pada pasien ini awal dirawat dengan diagnosa Skizofrenia Katatonik adalah
kemungkinan Gangguan Afektif Bipolar dengan Episode Depresi, tetapi untuk
mendiagnosis bahwa pasien dengan Bipolar membutuhkan waktu sekurang-kurangnya 2
minggu dan memenuhi memenuhi kriteria untuk episode deresif berat dengan gejala
psikotik, sehingga pada fase akut didapatkan dengan kemiripan diagnosis Skizofrenia. Pada
gangguan bipolar, beberapa episode depresi dapat terjadi sebelum episode manik muncul.
Pemberian antidepresan dapat memicu terjadinya episode mania dan hipomania pada pasien
depresi unipolar dan memicu timbulnya gangguan bipolar.2
Medikasi yang diberikan merupakan antipsikotik atipikal yang pada pasien ini
digunakan quetiapin yang merupakan antipsikotik atipikal lini I. Quetiapine merupakan
antagonis receptor serotonin (5HT1A dan 5 HT2A), reseptor dopamine (D1 dan D2)
reseptor histamine (H1), reseptor adrenergik α1 dan α2. Afinitasnya lemah pada reseptor
muskarinik (M1) dan reseptor benzodiazepine. Quetiapine dapat memperbaiki symptom
positif, negative, kognitif dan mood. Quetiapin merupakan salah satu antipsikotik atipikal
yang efektif dalam mengobati gangguan bipolar. Efektif untuk pengobatan Gangguan
Bipolar I dan gangguan bipolar II, episode manik,depresi, campuran, siklus cepat, disertai
ciri psikotik atau tidak, untuk keadaan akut maupun rumatan. Dosis yang digunakan pada
gangguan bipolar dewasa adaah 200-800mg/hari. dan sediaannya 25-100mg dan 200mg dan
300mg tablet XR (50 mg,300mg dan 400mg).6,7
Pemberian asam valproat ditujukan untuk mengatasi gangguan mood/afektif pada
pasien yakni depresi dan manik. Asam valproat diindikasikan pada gangguan afektif bipolar
(kombinasi dengan litium) dan skizoafektif. Obat ini lebih efektif pada rapid cycling yang
terjadi pada pasien dibandingkan litium sehingga dijadikan pilihan utama pada gangguan
afektif dengan ciri rapid cycling. Pembuktian terakhir didapatkan bahwa asam valproat
lebih efektif menangani episode depresi dibandingkan litium dan karbamazepin.
Mekanisme keefektivitasannya dalam gangguan psikiatri masih belum diketahui. Adapun
efek samping yang sering terjadi antara lain gangguan gastrointestinal, hati (hepatitis),
darah (trombositopenia), dan saraf (ataksia, tremor).8,9,10
Diagnosa banding yang dipilih adalah Skizoafektif tipe manik dan Skizofrenia
Paranoid.Pada gangguan bipolar episode manik pada fase akut sering disertai dengan gejala
psikotik yang mempunyai gambarannya sangat mirip dengan skizofrenia.Pada pasien ini
adanya gejala afektif yang menonjol dan disertai dengan waham kebesaran dan halusinasi
yang tidak menonjol. Diagnosis ini hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya
skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan
19
(simultaneously) atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode
penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak
memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode manik atau depresif, sehingga
diferensial diagnosis Skizoafektif tipe manik dapat disingkirkan untuk saat ini.1,2
Pada pasien ini juga di diagnosis banding dengan Skizofrenia Paranoid karena
dapatkannya waham kebesaran, tetapi halusinasi auditorik yang didapatkan tidak terlalu
menonjol. Kultur keluarga pasien sangat mempercayai hal-hal mistis, sehingga saat adanya
halusinasi dan waham keluarga hanya menganggap hal tersebut sebagai persepsi mistis.
Pada skizofrenia paranoid didominasi oleh waham-waham yang relatif stabil, sering kali
bersifat paranoid, biasanya disertai oleh halusinasi-halusinasi, terutama halusinasi
pendengaran, dan gangguan-gangguan persepsi. Gangguan afektif dan pembicaraan serta
gejala-gejala katatonik tidak menonjol. Pada pasien ini didapatkan gejala afektif yang
menonjol sehingga diferensial diagnosis Skizofrenia Paranoid dapat disingkirkan untuk saat
ini.2
Prognosis pasien ini adalah dubia ad bonam, dinilai dengan melihat faktor-faktor
pendukung dan penghambat penyembuhannya.
Faktor Pendukung :
1. Adanya dukungan keluarga
2. Stressor jelas
3. Tidak adanya riwayat keluarga
Faktor penghambat:
1. Pasien merasa tidak sakit
2. Onset usia muda
3. Pasien belum menikah

FORMULASI PSIKODINAMIKA
Pasien tumbuh dan berkembang pada keluarga inti. Mendapat perhatian yang cukup
dari keluarganya, tetapi pasien lebih sering bersama ibunya, karena ayah pasien mencari
nafkah. Fase oral pasien dilalui dengan cukup baik. Pada usia 9 bulan pasien sudah dapat
berjalan dan pada usia 1 tahun pasien sudah dapat berbicara, pasien dikenal sebagai anak
yang banyak bicara. Saat pengajaran toilet training ibu pasien selalu memarahi anaknya jika
didapatkan defikasi dan miksi sembarangan. Ibu pasien adalah orang yang pencemas,
sehingga pada usia ini dalam menjaga anaknya segala sesuatu dibatasi oleh ibunya, segala hal
dibantu, hal ini sesuai teori dari Erik Ericson pada fase anal autonomy vs shame, dimana
20
Anak harus didorong untuk mengalami situasi-situasi yang menuntut otonomi dalam
melakukan pilihan bebas. Bila autonomy tidak terbentuk maka anak akan mempunyai rasa
malu, ragu-ragu dalam kepribadiannya.
Pada usia 4-11 tahun, pasien lebih banyak diasuh oleh neneknya, ketika ibu pasien
bekerja. Nenek pasien sangat memanjakan pasien. Pola asuh permisif yang dilakukan oleh
nenek pasien, menyebabkan pasien menjadi manja, dan, segala hal diperbolehkan untuk di
lakukan. Pada usia ini ayah pasien lebih banyak berada diluar kota, sehingga kurang
berinteraksi dengan pasien. Disini menyebabkan peran bapak kurang. Pada fase phalik
Menurut Sigmund Freud yang juga dikenal dengan fase oedipal besar perannya dalam
perkembangan identitas gender. Pada fase ini peran ayah yang kurang menyebabkan pasien
mengembangkan perilaku seduktif.
Menurut Freud selama masa adolesen, sebagian dari cinta diri atau narsisme
disalurkan ke pilihan objek yang sebenarnya. Pasien yang merupakan murid yang berprestasi,
selalu mendapatkan ranking 3 besar disekolahnya, diejek oleh temannya dengan mengatakan
pasien tidak lulus.Menurut Sigmaund Freud dan Karl Abraham yang menyatakan depresi
dapat terkait dengan kehilangan objek yang nyata atau khayalan, yang disini yaitu self image
pasien yang tinggi.
Pada awal kuliah pasein selalu bersama dengan pacarnya, tetapi kemudian pasien
bertengkar dengan pacarnya. Sesuai teori dari Melanie Klein memahami depresi melibatkan
ekspresi agresi terhadap orang-orang yang dicintai. Juga memandang mania sebagai reaksi
defense terhadap depresi dengan menggunakan defense manik seperti omnipoten, sehingga
orang tersebut memiliki waham kebesaran.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Sylvia D. Elvira, Gitayanti Hadisukanto, Gangguan Bipolar dalam Buku Ajar Psikiatri,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010.

2. Rusdi Maslim, Gangguan Suasana Perasaan (Mood (Afektif)) dalam Buku Saku
Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III, Bagian Ilmu Kedokteran
Jiwa FK-Unika Atma Jaya, Jakarta , 2001.

3. American Psychiatric Association, Bipolar and Related Disorders in Diagnostic and


Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition, American Psychiatric Publishing,
Washington DC, 2013.

4. Puri B.k, Laking P.J, Treasaden I.H, Gangguan Mood dalam Buku Ajar Psikiatri Edisi 2,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2012.

5. Patel R, et al. Do antidepressants increase the risk ofmania and bipolar disorder in
peoplewith depression? A retrospectiveelectronic case register cohort study. BMJ Open
2015

6. Arana G.W, Rosenbaurg, Antipsychotic Drugs in Handbook of Psychiatric Drug Therapy,


Lippincot Williams &Wilkins, Philadelphia, USA, 2005.

7. Nurmiati Amir, Gangguan Mood Bipolar dalam Gangguan Mood Bipolar Kriteria
diagnostic dan Tatalaksana dengan Obat Antipsikotik Atipik, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2010.

22
8. Benjamin Sadock, Virginia Sadock, Norman Sussman, Dopamine Receptor Antagonist :
Typical Antipsychotic, Carbamazepine in Pocket Handbook of Psychiatric Drug
Treatment Fourth Edition, Lippincot Williams &Wilkins, Philadelphia, USA, 2006.

9. Maslim R. Paduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Jakarta : PT Nuh Jaya.
1996.

10. Kaplan HI, BJ Sadock, JA Grebb, Gangguan Mood dan Suasana Perasaan dalam Buku
Ajar Psikiatri Klinis, Edisi 2, EGC, Jakarta, 2014.

IKHTISAR PERJALANAN PENYAKIT

Tahun 2016 Juli 2016


Situasi Kehidupan : Pasien SMK kelas 3 saat itu sedang mengikuti
ujian ujian computerisasi SMK, dan di ejek tidak lulus.
Gejala : pasien menjadi gelisah, marah-marah dan memukul ibunya
Pengobatan : dibawa ke Klinik Waras tetapi ibu pasien lupa obat apa
yang diberikan. Pasien kemudian melanjutkan kontrol ke Poli RSKD
Respon Pengobatan : Cukup membaik
Desember 2016
Situasi Kehidupan : Pasien kuliah Semester 1 saat itu menjadi
mahasiswa baru
Gejala : pasien menjadi sering menyendiri, tidak mau makan, berat
badan menurun
Pengobatan : dibawa ke RSKD dan mendapatkan terapi Risperidon 2
mg 2x1, Clozapin 25 mg 1x1 dan Trihexyphenydil 2 mg 2x1. Pasien
rutin Kontrol poli dan pernah mendapatkan injeksi Haldol decanoas
selama 4 bulan. Pasien rutin minun obat sampai bulan maret
2017.Respon Pengobatan : membaik
Tahun 2017 Situasi Kehidupan : Pasien kuliah semester 3
Gejala : Mengamuk dengan memukul ibunya dengan tangan,
berbicara sendiri, menyanyi dengan suara keras dan tertawa tanpa
sebab.

23
Pengobatan : September 2017 dibawa ke RSWS dan mendapatkan
obat Olanzapine, Depakote dan Lorazepam. Oktober 2017 kembali
rawat inap di RSWS dan mendapatkan terapi Quetiapine, Depakote
dan lorazepam.
Respon pengobatan : Halusinasi dan waham berkurang.

Wawancara I ( Tanggal 6 Oktober 2017 Bangsal Pakis)


Seorang perempuan, wajah tampak sesuai dengan umurnya 20-an tahun, memakai baju kaus
kuning, celana hitam, perawakan tubuh gemuk, kulit sawo matang, perawatan diri kesan
cukup.
D (Dokter) : Selamat Siang N
P (Pasien) : Selamat Siang dok
D : Perkenalkan saya dr. Mirna Bagaimana kabar N hari ini?
P : Baik dokter
D : N sudah makan
P : Sudah dokter
D : Sudah berapa hari ya N dirawat?
P : 6 hari
D : Bisa N ceritakan mengapa N sampai dibawa kesini?
P : Itu saya di kejar dikebun, saya lari trus dikejar lagi, saya lari, trus tidur di kebun.
Sakit perutku itu tiba-tiba, seperti dipukul. Robek kasurku itu dok. Kalo marah to,
kutendang dan kulempar semua. Pintar ka menyanyi dokter, dokter mau dengar?
D : nanti pi baru menyanyi nah, Apa yang sampai buat N marah ?
P : Stttt…..jangan ribut dok.
D : Kenapa jangan ribut?
P : Ada yang mau datang, selalu ada yang mau ganggu, tanteku itu selalu mau jahati ka?
Trus bilang mati…kau, mati kau…
D : Apa N selalu dengar seperti itu kapan?
P : Sering malam, kalau mau tidur. Selalu ada yang mau ganggui dok
24
D : Yang N dengar suaranya N lihat juga orangnya?
P : Tidak dok, itu kirimannya tanteku, dia mau jahati ka. Selalu dia mau celakai saya,
dia mau bunuh. Tapi tidak bisa dimasuki ka. Trus itu tanteku juga banyak yang
tidak suka dok, dia sudah kaya sekarang, padahal jualan kue ji.
D : Bagaimana caranya tantenya N jahati N
P : Saya tau tandanya jika ada yang mau jahati. Tidak bisa saya dijahati. Saya mampu
tolak dok jika ada yang jahati.
D : Jadi N punya kemampuan untuk menolak jika ada yang mau jahati N?
P : Ia dok. Ada yang jagai ka 3 orang. Selalu dijaga, dilindungi. Itu perempuan dan laki-
laki yang mau jahati dok.
D : Bagaimana caranya mau jahati N?
P : Dimasukki dok, kalo sudah dimasuki kadang tidak bisa kutahan. Tetapi ada
kekuatanku dok, Cuma saya yang bisa tahan, pokoknya saya tau dok kalo ada yang
mau jahati ka. Untung sholatku bagus dok. Jadi ndak jadi dimasuki.
D : N punya pacar sekarang?
P : Punya dokter, dari SMP pacaran ki dokter, 2 pacarku waktu SMP, 1 waktu SMK,
lama mi pacaran yang sekarang?
D : berapa lama mi pacaran?
P : 2 tahun, teman SMP ku ji dokter, kenal juga keluarganya.
D : Pernah bermasaalh dengan pacarnya N?
P : Pernah dok, pernah bertengkar tapi tidak ji sekarang. Bae mi, tidak kutau juga
dokter, teman-teman bilang pacaran begitu ji memang, jangan mi tanya lagi dokter
malu-malu ka.
D : N anak ke berapa ya?
P : anak ke 2 dokter, 2 ja bersaudara, kakakku sudah menikah dengan guru karateku.
Ada mi anaknya sekarang.
D : Bagaimana hubungan N dengan kakak?
P : Bae ji
D : N Bisa Hitung jika 100-3 brp?
P : 97 dok
D : Kalau artinya besar pasak daripada tiang apa N?
P : Besar pengeluaran dari pada pemasukkan. Kenapa tanya-tanya begitu dokter?
D : Kalau N temukan dompet di jalan apa yang N lakukan?
P : Dikembalikan dok, tidak boleh diambil.
25
D : Maaf ya N. Apakah N pernah merokok?
P : Tidak dokter
D : Kalo coba obat-obatan pernah?
P : Tidak dokter,
D : Jadi N sama skali tidak pernah coba ya?
P : Iya dokter.
D : N Istirahat saja dulu, terima kasih waktunya ya
P : Ia dokter
D : Selamat siang N
P : Selamat siang

Wawancara II ( Tanggal 21 Oktober 2017 Rumah Pasien)


Seorang perempuan, wajah tampak sesuai dengan umurnya 20-an tahun, memakai baju kaus
putih, celana coklat,perawakan tubuh gemuk, kulit sawo matang, perawatan diri kesan cukup.
D (dokter) : Selamat Siang N
P(Pasien) : Selamat Siang dok
I(Ibu Pasien) : selamat Siang dok
D : Bagaimana kabar N hari ini?
P : Baik dokter
D : Bagaimana tidurnya N?
I : Bagus ji tidurnya dok
D : N masih ingat bagamaina N sampai di rawat di RSWS?
P : Iya masih dokter
D : Bisa N ceritakan?
P : Saat itu sakit perutku sakit serasa ada yang masuk, kembung sampai saya tidak bisa
jalan, pokoknya saya teriak dok.
D : N sadar saat lagi teriak dan marah-marah?
P : sadar dok, kuingat semuanya
I : Saya di pukul waktu itu dok, tetangga kumpul semua di rumah karena ribut jadi saya
bawa N ke rumah tantenya yang di sungguminasa.
D : Selama di rumah tantenya apa yang dilakukan N?
I : Sama ji dok masih teriak-teriak, bicara sendiri, tertawa sendiri, jadi saya bawa
berobat alternatif tapi tenang saat di sana ji dok, pas masuk mobil mengamuk lagi
itu tantenya kena pukul juga dok.
26
D : N ingat waktu itu kejadiannya?
P : Saya ingat dok.
I : Dirumah tantenya lari ke kebun dok tidak ada yang bisa tangkap dok?
D : Lari ke kebun? N bisa ceritakan ?
P : Saya lari dok kekebun belakang rumahnya tanteku, trus lari dikejar tapi tidak ada
yang bisa tangkap dok, trus saya menyanyi panasnya waktu itu dok. Karena sudah
capek sy tidur di tanah dikebun, mau tidur, kudengar suara yang bilang
mati….mati…saya lari lagi, magrib itu saya di tangkap di bawa ke RS hitam kakiku.
D : Tadi N bilang ada suara-suara yang bilang N mati? Bisa ceritakan?
P : Itu suara bilang bilang mati, kubunuh kau, ssssttt jangan keras-keras dok itu
kirimannya tanteku dia mau celakai ka, untung saya sholatku bagus jadi tidak bisa
dicelakai.
D : Bagaimana caranya celakai N?
P :Dimasukki dok, kalo sudah dimasuki kadang tidak bisa kutahan. Tetapi ada
kekuatanku dok, Cuma saya yang bisa tahan, pokoknya saya tau dok kalo ada yang
mau jahati ka. Untung sholatku bagus dok. Jadi ndak jadi dimasuki kak
D : Bagaimana tandanya N dimasuki?
P : Dimasuki begitu saja, saya tau dok tanda-tandanya.
I : Kemarin itu dok kayak orang kesurupan susahnya ditahan, padahal 3 orang laki-laki
tahan ki. Pernah juga itu waktu dirawat habis lipstikku dipakai dok satu badan.
D : Ooo..kenapa sampai N pakai lipstick ibunya 1 badan?
P : Kupakai supaya setannya tidak datang.
D : Bagaimana bisa caranya sampai setan datang?
P : Pokoknya kurasa tanda-tandanya kalau mau datang
D : Bagaimana tanda-tandanya itu?
P : Pokoknya susah dijelaskan
I : Ini awalnya waktu mau lulus SMK dok
D : Bisa N ceritakan bagaimana waktu itu?
P : Itu waktu mau ujian computerisasi, itu temenku memang bodoh sekali dok, sudah
kuajarkan semuanya, masih tetap tidak bisa. Bukannya sombong dokter bisa-bisa ja
juga bagus nilai-nilaiku. Itu temanku ndak mau lagi kutemani, padahal sebelumnya
selalu kutemani dok, pas waktu itu sudah kubuat power point, bagianku sudah
kupresentasikan tapi pas punyanya dia tidak bisa bicara dok, sama sekali tidak bisa
bicara. Diejek-ejek mi temanku bilang tidak lulus, guruku juga bilang begitu.
27
Kuingat-ingat terus sampai dirumah marah-marah mi, kutendang-tendang
sembarang. Dibawa mi saya ke Klinik Waktu itu
D : N ingat apa yang dilakukan waktu di klinik waras?
P : Masih dok, 5 hari 5 malam di Klinik Waras
I : Pulang dari klinik waras, bae-bae mi dok, kudatangi mi sekolahnya kutanyakan
kepada gurunya dok, kenapa anakku dibiang tidak lulus, liat sekarang anakku jadi
stress, jadi di bilang gurunya bawa mi ikut ujian N.
D : Jadi setelah pulang dari N masih ikut ujian dan lulus.
I : Ia dok pas maba masuk lagi rumah sakit di Dadi.
D : Bagaimana itu sampai bisa masuk di RSKD?
I : Itu ini N jadi pendiam, tidak mau makan, tidak mau bicara,mengaji 1 malam jadi
dirawat di Picu Meranti selama 2 minggu.
D : Trus pas pulang bagaimana kondisinya N?
I : Masih diam-diam ji dok tapi sudah bicara, saya juga jadi hati-hati bicara. Tapi ndak
lama ji dok. Masuk mi kuliah kembali
D : Selama kuliah masih teratur minum obat
P : masih ji dok, sempat juga di suntik 4 kali, berhenti minum obat pas ke padang
lampe. Jadi ndak minum obat mi sampai masuk lagi RS sekarang.
D : Selama tidak minum obat yang N rasakan?
P : bae-bae ji dok.
D : Jadi sekarang kan N lagi cuti semester, apa yang N lakukan di rumah?
P : Menyapu, Tidak ada ji dokter, bosan ma di rumah
I : Ku minta cuti ini dokter, supaya berobat sakit-sakit ki
P : Lamanya itu obat diminum dokter.
D : Ia sekarang N minum dulu obatnya, kalo N tidak rajin berobat, bukannya sayang
sudah cuti semester untuk berobat tetapi tidak minum obatnya
P : Ia dokter mau ka rajin minum obat.
D : Makasih ya N atas kerjasamanya, yang rajin ya minum obatnya.
P : Ia dokter.
D : Saya permisi dulu ya selamat sore
P : Ia dokter selamat sore

Wawancara III (Tanggal 25 Oktober 2017 Rumah Pasien)

28
Seorang perempuan, wajah tampak sesuai dengan umurnya 20-an tahun, memakai baju ungu,
celana hitam, perawakan tubuh gemuk, kulit sawo matang, perawatan diri kesan cukup.
D : Assalamualaikum N?
P : Waalaikumsalam dokter.
D : Bagaimana kabarnya N
P : Baik dokter
D : Bagaimana tidurnya?
P : Bagus ji dokter
D : Tidak pernah lagi bangun tengah malam, atau susah untuk memulai tidur?
P : Tidak ji dokter
D : N sudah berapa lama keluar dari RSWS ya
P : Tanggal 16 saya keluar, 2 minggu dirawat. Pernah ka diikat waktu dirawat
D : Kenapa sampai bisa diikat
P : Karena marah-marah ki dokter
D : Bisa N ceritakan kembali kenapa sampai N dibawa ke RSWS?
P : Saya ingat dokter, saya mengamuk waktu itu kupukul mamaku, dibawa ke tanteku
disungguminasa disana saya lari ke kebun belakang rumah tanteku. Dikejar, dibawa
ke RSWS itu hitam kakiku semua dok.
D : Waktu itu apa yang N rasakan?
P : Saya sadar dok, tidak kutau juga dok. Itu tanteku mau guna-gunai dok, mau dijahati
makannya saya begitu, itu yang suara yang bilang mati.
D : Apa N masih sering dengar suara-suara yang sering mengganggu N?
P : Tidak mi dokter, saya kan sholat, mengaji jadi tidak ada lagi yang kuderngar itu….
D : Kalau sekarang apa masih ada yang ingin jahati N?
P : Tidak ada mi dokter,
D : Tante ta yang N bilang bagaimana?
P : Sudah tidak bisa dijahati saya dokter, karena bagus sholatku, mengajiku, jadi tidak
bisa di masuki lagi.
D : Berarti masih ada yang mau jahati N?
P : Tidak mi dokter, tidak ada mi bae mi dokter, saya tau itu dokter kalau ada yang mau
jahati ka, ada tandanya
D : Bagaimana tandanya itu? Bisa N ceritakan
P :Saya ji yang tau dokter.
D : Jadi cuma N yang tau bagaimana caranya ya
29
P : Sekarang tidak bisa mi dia ganggu dokter karena ada 3 orang yang jagai ka.
D : N lihat siapa yang jagai N?
P : Tidak, ada tanteku yang juga bisa rasakan begitu, dia bilang saya dijagai ka, karena
itu tidak ada mi lagi yang ganggu. Sudah mi tanya-tanya yang begitu dokter.
D : Sekarang obatnya tetap diminum N?
P : Ia dokter tetap diminum
D : N saya permisi dulu ya, terima kasih ya atas waktunya.
P : Sama-sama dokter
D : Assalamualaikum
P : Waalaimunsalam

No YMRS 6-10-2017 21-10-2017 25-10-2017

1. Elevated Mood 3 2 2
Increased Motor Activity –
2. Energy 3 2 2

3. Sexual Interest 2 1 1

4. Sleep 2 1 1

5. Irritability 4 4 2

6. Speech (Rate and Amount) 6 4 2

7. Language – Thought Disorder 2 2 2

8. Content 6 6 6

9. Disruptive – Aggressive Behavior 2 2 2

10. Appearance 1 1 1

11. Insight 4 4 4

Jumlah 35 29 25

30

Anda mungkin juga menyukai