Gagal ginjal akut didefinisikan sebagai penurunan fungsi ginjal mendadak yang
menyebabkan ketidakmampuan pengaturan asam, elektrolit, dan pembuangan metabolism
asam dan air.1,2,3,4 Dalam bahasa Inggris istilah yang digunakan saat ini adalah acute kidney
injury (menggantikan acute kidney failure), untuk menggambarkan bahwa kondisi ini
reversible.2
Epidemiologi
Data jumlah gagal ginjal akut pada anak menunjukkan angka yang berbeda-beda. Hal ini
terjadi karena terdapat perbedaan criteria dan variasi daerah sendiri. Menurut data yang ada di
Indonesia, bila menggunakan criteria kebutuhan terapi pengganti ginjal(renal replacement
theraphy), angka kejadian di Pediatric Intensive Care Unit kurang dari 1-2%. Tetapi apabila
menggunakan criteria peningkatan kadar kreatinin serum dua kali lipat, maka jumlah
meningkat menjadi 1-21%.1 Pada studi lainnya menunjukkan angka 3-10% di PICU.3
Etiologi
Tabel 1. Etiologi umum gagal ginjal akut pada anak diklasifikasikan menurut letaknya.4
Penyebab gagal ginjal akut sangat bervariasi, serta tidak terbatas pada kelainan instrinsik
ginjal saja.1,2,3,4Untuk memudahkan maka penyebab gagal ginjal dapat diklasifikasikan
menurut letaknya, yaitu: pre-renal, renal, dan post-renal.(Tabel 1).1,2,3,4
Klasifikasi
Terdapat criteria klasifikasi untuk mengkategorikan seorang anak yang mengalami gagal
ginjal akut. Kriteria yang umum dipakai di seluruh dunia adalah pediatric RIFLE. Klasifikasi
tersebut dapat dilihat pada table 2.
Gambaran Klinis
Gambaran klinis gagal ginjal akut pada anak bervariasi pada penyebabnya. Pada pre-renal,
biasanya dapat ditemukan takikardi, mukosa kering, dan perfusi perifer buruk. Pada kasus
akibat glomerulonefritis atau nekrosis tubular akut dapat ditemukan edema, rales, dan gallop
S3 pada bunyi jantung. Semua tanda tersebut menunjukkan adanya kelebihan cairan tubuh.
Pada anamnesis juga perlu dicari pencetus, misalnya obat.5
Pemeriksaan Penunjang
Secara umum pemeriksaan penunjang berfungsi untuk menentukan status fungsi ginjal dan
mencari penyebab gagal ginjal.
Untuk menentukan fungsi ginjal, pemeriksaan yang digunakan adalah mengukur kreatinin
serum. Akan tetapi pemeriksaan ini kurang sensitif. Beberapa biomarker yang sedang diteliti
sebagai ukuran fungsi ginjal adalah neutrophil gelatinase-associated lipocalin (NGAL) dan
cystatin C NGAL, interleukin-18 (IL-18), dan kidney injury molecule-1 (KIM-1).5(table 3)
Tabel 5. Hasil urinalisis beberapa penyebab gagal ginjal akut. Terlihat bahwa dengan
urinalisis kita dapat melihat banyak indicator yang dapat membedakan beberapa penyakit.
Pemeriksaan darah juga berfungsi untuk mencari etiologi. Pemeriksaan yang sering
digunakan adalah kreatinin, nitrogen urea, elektrolit, natrium, kalium, bikarbonat, fosfor,
kalsium, glukosa, albumin, hemoglobin, dan trombosit. 1,2,3,5
Pemeriksaan radiologi digunakan untuk mencari kelainan anatomis. Ultrasonografi ginjal dan
saluran kemih digunakan untuk melihat adanya nekrosis tubular akut(terlihat peningkatan
eksogenitas, hilangnya diferensiasi korteks-medula), glomerulonefritis(terlihat
glomerulomegali), dan obstruksi(dilatasi ureter). CT scan dan MRI digunakan untuk melihat
kelainan pembuluh darah ginjal. 1,5
Tatalaksana
Tatalaksana gagal ginjal akut pada anak secara garis besar dapat dibagi menjadi suportif dan
tatalaksana etiologi.
Tatalaksana suportif dimulai dengan mengetahui status keseimbanagn cairan tubuh pasien.
Jika tidak terdapat kelebihan cairan, maka cairan normosalin 20ml/kgBB perlu diberikan
secara intravena dlaam 30 menit. Setelah volume intravascular cukup maka terapi diuretic
dimulai. Diuretik yang diberikan pertama kali adalah mannitol (0,5g/kgBB) atau
furosemide(2-4mg/kgbb) secara intravena bolus sekali. Jika output urin tidak meningkat,
maka pertimbangkanlah pemberian infus diuretik kontinu. Jika beberapa kali pemberian
diuretic tidak berhasil, maka hentikan.
Pada gagal ginjal sering kali terdapat kelainan elektrolit dan asam basa, misalnya:
Gambar 1. Pendekatan klinis pada pasien anak dengan gagal ginjal akut.
Prognosis
Prognosis anak dengan gagal ginjal akut berbeda menurut etiologi dan keparahannnya.
Mortalitas anak dengan gagal ginjal akibat glomerulonefritis paska infeksi kurang dari 1 %,
sedangkan akibat gagal multiorgan mencapai 90%. 5Pengamatan selama 3-5 tahun pasien
PICU yang mengalami gagal ginjal akut menunjukkan kesintasan 80%.1