Wa0044
Wa0044
DISUSUN OLEH :
Erlik Yuliya Sari (201704064)
Fenti Cahyasari
Indah Maharani
Rindi Kurnia
Wahyu Sinaraweti (201704084)
Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun proposal ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam proposal ini akan membahas mengenai “PENYULUHAN
BENDUNGAN ASI”.
Proposal ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan proposal ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
proposal ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan proposal selanjutnya.
Semoga proposal ini dapat memberikan manfaat dan sebagai pustaka untuk para
pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Cover
Bab II : Pembahasan
LAMPIRAN ..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memberikan ASI pada bayi merupakan proses alami sebagai kewajiban
seorang ibu kepada anaknya. Karena ASI merupakan makanan utama untuk bayi umur
0-6 bulan pertama kehidupannya
Menyusui merupakan suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan
makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat. Selain itu,
mempunyai pengaruh biologis serta kejiwaan yang unik terhadap kesehatan ibu dan
bayi. Zat-zat anti infeksi yang terkandung dalam ASI membantu melindungi bayi
terhadap penyakit.
Akan tetapi, menyusui tidak selamanya dapat berjalan dengan normal, tidak
sedikit ibu mengeluh seperti adanya pembengkakan payudara akibat penumpukan
ASI, karena pengeluaran ASI tidak lancar atau pengisapan oleh bayi (Heryani, 2012).
Bendungan ASI dapat terjadi karena adanya penyempitan duktus laktiferus
pada payudara ibu dan dapat terjadi pula bila ibu memiliki kelainan putting susu
misalnya putting susu datar dan terbenam, cekung (Prawirohardjo 2006). ASI yang
menumpuk pada payudara bila tidak dikeluarkan menyebabkan payudara
membengkak dan aerola mamae menjadi lebih menonjol, puting lebih datar dan sukar
diisap bayi. Kulit payudara nampak lebih merah mengkilat, ibu demam, dan payudara
terasa nyeri sekali (Mansjoer, 2006).
Masalah diatas dapat di cegah dengan memberikan KIE tentang perawatan
payudara pada masa nifas sehingga ibu tahu bagaimana cara melakukan perawatan
payudara dengan benar., menyusui dengan teknik yang benar, menggunakan bra yang
menopang, menyusui tanpa dijadwal, keluarkan ASI dengan tangan atau pompa, bila
produksi melebihi kebutuhan bayi. (Rukiyah, 2010)
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bendungan ASI?
2. Apa penyebab dari bendungan ASI?
3. Bagaimana tanda dan gejala bendungan ASI?
4. Bagaimana pencegahan bendungan ASI?
5. Bagaimana penatalaksanaan bendungan ASI?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari bendungan ASI
2. Untuk mengetahui penyebab dari bendungan ASI
3. Untuk memahami tanda dan gejala bendungan ASI
4. Untuk mengetahui cara pencegahan bendungan ASI
5. Untuk mengetahu cara penatalaksanaan terhadap bendungan ASI
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus
laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena
kelainan pada puting susu.
Bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena
peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa
nyeri disertai kenaikan suhu badan (Sarwono,2010)
B. Penyebab
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan bendungan ASI, yaitu:
1. Pengosongan mamae yang tidak sempurna
Dalam masa laktasi, terjadi peningkatan produksi ASI pada Ibu yang produksi ASI-
nya berlebihan. apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu, & payudara tidak
dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI tersebut
jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI).
2. Faktor hisapan bayi yang tidak aktif
Pada masa laktasi, bila Ibu tidak menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika
bayi tidak aktif mengisap, maka akan menimbulkan bendungan ASI).
3. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar
Teknik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet
dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu. Akibatnya Ibu tidak mau
menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI).
4. Puting susu terbenam
Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam menyusu. Karena bayi
tidak dapat menghisap puting dan areola, bayi tidak mau menyusu dan akibatnya
terjadi bendungan ASI).
5. Puting susu terlalu panjang
Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi menyusu karena
bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang sinus laktiferus untuk
mengeluarkan ASI. Akibatnya ASI tertahan dan menimbulkan bendungan ASI).
6. Pengeluaran ASI
Bendungan juga dapat terjadi pada ibu yang ASI nya tidak keluar sama
sekali(agalaksia), ASI sedikit (oligolaksia) dan ASI terlalu banyak (poligalaksia)
tapi tidak dikeluarkan/ disusukan.
D. Pencegahan
Adapun beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya bendungan ASI
adalah:
1. Perawatan Payudara pada Masa Nifas.
2. Menyusui bayi segera setelah lahir, bila memungkinkan tanpa dijadwal (on-
demand).
3. Keluarkan ASI dengan pompa /tangan bila produksi ASI terlalu berlebihan bagi
kebutuhan bayi (ASI dapat disimpan di Kulkas).
4. Pada payudara yang putting susunya terbenam/datar, dapat dilakukan diperbaiki
dengan melakukan gerakat Hoffman, yaitu dengan meletakkan kedua jari telunjuk/
ibu jari di areola mammae kemudian di masase ke arah berlawanan saat kehamilan
7 bulan dan dilakukan 2 kali sehari sebanyak masing-masing 30 kali ,dan dapat
dengan menggunakan bantuan pompa putting pada minggu terakhir kehamilan .
5. Pada payudara dengan putting susu lecet dapatdilakukan hal berikut untuk
mencegah bendungan ASI.
6. Menyusui dengan tehknik yang baik dan benar.
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada bendungan ASI yaitu dengan cara:
1. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya, dapat dilakukan pemijatan ringan
sebelum menyusui
2. A n j u r k a n i b u u n t u k m e l a k u k a n p e r a w a t a n p a y u d a r a
3. Lakukan pengompresan dengan air hangat sebelum menyusui dan kompres dingin
sesudah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri masing – masing selama 5 menit
4. Gunakan BH yang menopang yang pas menopang payudara
5. Berikan analgesik dan antipiretik untuk mengurangi rasa nyeri dan
menurunkan panas.
6. Terkadang perlu diberikan stilbestol / lynoral 3 kali sehari 1 mg selama 2-3 hari
(untuk mengurangi produksi ASI)
Jika ibu menyusui:
a) Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar
kemudian perlahan-lahan bergerak ke arah puting susu dan lebih berhati-
hati pada area yang mengeras.
b) Menyusui sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin, susui
bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya, karena bayi
akan menyusui dengan penuh semangat pada awal sesi menyususi,
sehingga bisa mengeringkannya dengan efektif.
c) Lanjutkan dengan mengeluarkan ASI dari payudara itu setiap kali selesai
menyusui jika bayi belum benar-benar menghabiskan isi payudara yang
sakit tersebut.
d) Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat pada
payudara yang sakit beberapa kali dalam sehari (atau mandi dengan air
hangat beberapa kali), lakukan pemijatan dengan lembut di sekitar area
yang mengalami penyumbatan kelenjar susu dan secara perlahan-lahan
turun ke arah puting susu.
e) Kompres dingin pada payudara di antara waktu menyusui.
f) Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
g) Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.
Jika ibu tidak menyusui:
a) Gunakan bra yang menopang
b) Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi bengkak dan nyeri
c) Berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam
d) Jangan dipijat atau memakai kompres hangat pada payudara.
e) Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.
BAB III
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
2. Menjelaskan
penyebab bendungan 2. Menyimak dan
ASI memperhatikan
3. Menjelaskan tanda
dan gejala bendungan
ASI 3. Menyimak dan
memperhatikan
4. Menjelaskan
penanganan
bendungan ASI
4. Memperhatikan
5. Menjelaskan
penatalaksanaan
bendungan ASI
5. Memperhatikan
Penutup 5 menit 1. Memberikan pertanyaan 1. Memberikan Tanya jawab
kepada ibu. pertanyaan
2. Mengklasifikasikan 2. Mendengarkan
jawaban ibu.
3. Menyimpulkan. 3. Mendengarkan
3.7 Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Terdapat kesempatan oleh penyaji untuk menyajikan SAP tentang bendungan ASI
3. Evaluasi Hasil
Arief, Mansjoer dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta : Media
Aesculaplus
LAMPIRAN