Case Stroke
Case Stroke
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 DEFINISI
Stroke menurut WHO adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi cerebral,
baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat,
berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya
penyebab selain daripada gangguan vaskular.
Pada stroke, terjadi hipoksia serebrum yang menyebabkan cedera dan
kematian sel-sel neuron. Kerusakan otak karena stroke, terjadi sebagai akibat
pembengkkan dan edema yang timbul dalam 24 – 72 jam pertama setelah kematian
sel neuron.
1.2 EPIDEMIOLOGI
Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga setelah penyakit jantung dan
keganasan.Stroke diderita oleh ± 200 orang per 100.000 penduduk per tahunnya.
Stroke merupakan penyebab utama cacat menahun. Pengklasifikasiannya adalah 65-
85% merupakan stroke non hemoragik (± 53% adalah stroke trombotik, dan 31%
adalah stroke embolik) dengan angka kematian stroke trombotik ± 37%, dan stroke
embolik ± 60%. Presentase stroke non hemoragik hanya sebanyk 15-35%.± 10-20%
disebabkan oleh perdarahan atau hematom intraserebral, dan ± 5-15% perdarahan
subarachnoid.Angka kematian stroke hemoragik pada jaman sebelum ditemukannya
CT scan mencapai 70-95%, setelah ditemukannya CT scan mencapai 20-30%
1.3 PATOFISIOLOGI
1. Hipertensi
Kenaikan tekanan darah 10 mmHg saja dapat meningkatkan resiko terkena stroke
sebanyak 30%. Hipertensi berperanan penting untuk terjadinya infark dan perdarah-an
otak yang terjadi pada pembuluh darah kecil. Hipertensi mempercepat arterioskleosis
sehingga mudah terjadi oklusi atau emboli pada/dari pembuluh darah besar. Hipertensi
secara langsung dapat menyebabkan arteriosklerosis obstruktif, lalu terjadi infark
lakuner dan mikroaneurisma.Hal ini dapat menjadi penyebab utama PIS.Baik hipertensi
sistolik maupun diastolik, keduanya merupakan faktor resiko terjadinya stroke.
2. Penyakit Jantung
Pada penyelidikan di luar negeri terbukti bahwa gangguan fungsi jantung secara
bermakna meningkatkan kemungkinan terjadinya stroke tanpa tergantung derajat
tekanan darah.
Penyakit jantung tersebut antara lain adalah:
- Penyakit katup jantung
- Atrial fibrilasi
- Aritmia
- Hipertrofi jantung kiri (LVH)
- Kelainan EKG
3. Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus merupakan faktor resiko untuk terjadinya infark otak, sedangkan
peranannya pada perdarahan belum jelas. Diduga DM mempercepat terjadinya proses
arteriosklerosis, biasa dijumpai arteriosklerosis lebih berat, lebih tersebar dan mulai
lebih dini.
Infark otak terjadi 2,5 kali lebih banyak pada penderita DM pria dan 4 kali lebih banyak
pada penderita wanita, dibandingkan dengan yang tidak menderita DM pada umur dan
jenis kelamin yang sama.
4. Merokok
Merokok meningkatkan risiko terkena stroke empat kali lipat, hal ini berlaku untuk
semua jenis rokok (sigaret, cerutu atau pipa) dan untuk semua tipe stroke terutama
perdarahan subarachnoid dan stroke infark, merokok mendorong terjadinya
atherosclerosis yang selanjutnya memprofokasi terjadinya thrombosis arteri.
5. Riwayat keluarga.
Kelainan keturunan sangat jarang meninggalkan stroke secara langsung, tetapi gen
sangat berperan besar pada beberapa factor risiko stroke, misalnya hipertensi, penyakit
jantung, diabetes dan kelainan pembuluh darah. Riwayat stroke dalam keluarga
terutama jika dua atau lebih anggota keluarga pernah menderita stroke pada usia 65
tahun.
6. Obat-obatan yang dapat menimbulkan addiksi (heroin, kokain, amfetamin) dan obat-
obatan kontrasepsi, dan obat-obatan hormonal yang lain, terutama pada wanita perokok
atau dengan hipertensi.
8. Beberapa penyakit infeksi, misalnya lues, SLE, herpes zooster, juga dapat merupakan
faktor resiko walaupun tidak terlalu tinggi frekuensinya.
Gambaran klinis utama yang dikaitkan dengan insufisiensi aliran darah otak
dapat dihubungkan dengan tanda serta gejala di bawah ini :
1. Arteri vertebralis
a. Hemiplegi alternan
b. Hemiplegi ataksik
2. Arteri karotis interna (sirkulasi anterior ; gejala-gejalanya biasanya unilateral).
Lokasi lesi yang paling sering adalah pada bifurkasio arteria karotis komunis
menjadi arteria karotis interna dan eksterna. Gejala-gejala yaitu :
Buta mutlak sisi ipsilateral
Hemiparese kontralateral
3. Arteri Basilaris
a. Tetraplegi
b. Gangguan kesadaran
c. Gangguan pupil
d. Kebutaan
e. Vertigo
4. Arteria serebri anterior (gejala primernya adalah perasaan kacau)
a. Kelemahan kontralateral lebih besar pada tungkai. Lengan bagian
proksimal mungkin ikut terserang. Gerakan voluntar pada tungkai
terganggu.
b. Gangguan sensorik kontralateral.
c. Demensia, refleks mencengkeram dan refleks patologis
5. Arteria serebri posterior (dalam lobus mesencepalon atau talamus)
a. Koma.
b. Hemiparesis kontralateral.
c. Afasia visual atau buta kata (aleksia).
d. Kelumpuhan saraf otak ketiga – hemianopsia, koreoatetosis.
6. Arteria serebri media
a. Monoparesis atau hemiparesis kontralateral (biasanya mengenai tangan).
b. Kadang-kadang hemianopsia kontralateral (kebutaan).
c. Afasia global (kalau hemisfer dominan yang terkena) ; gangguan semua
fungsi yang ada hubungannya dengan percakapan dan komunikasi.
d. Disfagia.
1.7 DIAGNOSIS
2. Pemeriksaan penunjang
Stroke dengan oklusi pembuluh darah dapat dilakukan pemeriksaan :
a. CT Scan dan MRI
Untuk menetapkan secara pasti letak dan kausa dari stroke. CT scan
menunjukkan gambaran hipodens.
b. Ekokardiografi
Pada dugaan adanya tromboemboli kardiak (transtorakal, atau
transesofageal)
c. Ultrasound scan arteri karotis
Bila diduga adanya ateroma pada arteri karotis. Disini dipakai prinsip
doppler untuk menghasilkan continuous wave untuk mendeteksi derajat
stenosis secara akurat, serta juga pulsed ultrasound device yang dikaitkan
dengan scanner (duplex scan)
d. Intra arterial digital substraction angiografi
Bila pada ultrasound scan terdapat stenosis berat
e. Transcranial Doppler
Dapat untuk melihat sejauh mana anastomosis membantu daerah yang
tersumbat
f. Pemeriksaan darah lengkap
Perlu untuk mencari kelainan pada cairan darah sendiri
Selain itu untuk membedakan stroke iskemik dan hemoragik dapat juga dipakai sistem
skoring yaitu:
1. Gajah mada skoring, skor yag dinilai adalah :
Penurunan kesadaran
Babinsky
Nyeri kepala
2. Siriraj Skor :
3 x aterom) - 12
-1 s/d 1 = CT-scan
1.8 PENATALAKSANAAN
c. Bladder : pasang kateter urin untuk miksi dan mengetahui output cairan.
elektrolit.
Untuk menghindari terjadinya trombus lebih lanjut terdapat dua kelas pengobatan yang
tersedia yaitu anti koagulan dan anti agregasi trombosit.
Anti koagulan diberikan pada pasien stroke yang mempunyai risiko untuk terjadi emboli
otak seperti pasien dengan kelainan jantung fibrilasi atrium non valvular, thrombus
mural dalam ventrikel kiri, infark miokard baru & katup jantung buatan. Obat yang
dapat diberikan adalah heparin dengan dosis awal 1.000 u/jam cek APTT 6 jam
kemudian sampai dicapai 1,5 – 2,5 kali kontrol hari ke 3 diganti anti koagulan oral,
Heparin berat molekul rendah (LWMH) dosis 2 x 0,4 cc subkutan monitor trombosit
hari ke 1 & 3 (jika jumlah < 100.000 tidak diberikan), Warfarin dengan dosis hari I = 8
mg, hari II = 6 mg, hari III penyesuaian dosis dengan melihat INR pasien.
Pasien dengan paresis berat yang berbaring lama yang berrisiko terjadi trombosis vena
dalam dan emboli paru untuk prevensi diberikan heparin 2 x 5.000 unit sub cutan atau
LMWH 2 x 0,3 cc selama 7 – 10 hari.
ANAMNESIS : Autoanamnesis
Keluhan Utama :
Lemah anggota gerak kiri sejak 8 jam sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang :
Lemah anggota gerak kiri sejak 8 jam sebelum masuk rumah sakit, terjadi tiba-
tiba saat pasien sedang memasak,pasien merasakan tangan kiri dan tungkai kiri
terasa berat digerakkan, pasien hanya berjalan dengan menyeret tungkai kiri dan
bila memegang benda dengan tangan kiri mudah terlepas.
Selain itu pasien mengeluhkan bicaranya pelo, dan bibirnya agak mencong.
Tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya, pasien langsung dibawa ke RS Dr.
M. Djamil Padang.
Pasien tetap sadar dan berespon terhadap lingkungan sekitar
Nyeri kepala tidak ada, kejang tidak ada,pusing (-)
Demam tidak ada.
Muntah tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat penyakit diabetes melitus, penyakit jantung dan stroke tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga :
Ayah kandung pasien mengalami stroke dan hipertensi
Riwayat Pekerjaan dan Sosial Ekonomi :
Pasien adalah seorang koki di sebuah kapal
Kebiasaan minum kopi 1 gelas per hari sejak 10 tahun yang lalu
Kebiasaan merokok 20 batang per hari sejak 14 tahun yang lau
Aktivitas fisik kurang
PEMERIKSAAN FISIK :
Status Generalis
Keadaan Umum : sedang
Kesadaran : CMC
Keadaan Gizi : Gizi Lebih
Tekana Darah : 220/120 mmHg
Nadi : 84x /menit
Pernapasan : 21x /menit
Suhu : 36,7ºC
Status Internus :
KGB : Leher, aksila dan inguinal tidak membesar
Leher : JVP 5-2 CmH20
Thorak : Paru : Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : fremitus normal kiri sama dengan kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, ronchi (-), wheezing (-)
Jantung : Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 1 jari lateral LMCS RIC V
Perkusi : batas-batas jantung melebar
Auskultasi : irama teratur, bising (-)
Abdomen : Inspeksi : Tidak tampak membuncit
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
Corpus Vertebrae :
Inspeksi : Deformitas (-), Gibbus (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-)
. Status Neurologikus
GCS : E 4 M 6 V 5= 15
Tanda rangsangan meningeal : kaku kuduk (-), Brudzinsky I (-), II (-), Kernig (-
), Laseque (-).
Tanda peningkatan intrakranial : muntah proyektil (-), sakit kepala (-).
Nervi cranialis :
N. I : tidak ada gangguan penciuman
N. II : tajam penglihatan, lapangan penglihatan, melihat warna
tidak ada gangguan
N. III, IV, VI : pupil isokor kanan dan kiri, bulat, Ф 3 mm, reflek
cahaya (+/+), gerakan bola mata bebas ke segala arah
NV : bisa membuka mulut, menggerakkan rahang ke kiri dan ke
kanan
N. VII : raut muka asimetris, plica nasolabialis kiri lebih datar dibanding
kanan
N. VIII : fungsi pendengaran baik
N. IX, X : arcus faring simetris, uvula ditengah, nadi teratur, reflek muntah
(+)
N. XI : gerakan mengangkat bahu baik
N. XII : lidah deviasi ke kiri
Motorik
a. Ekstremitas superior kanan kiri
- Pergerakan aktif aktif
- Kekuatan 555 444
- Trofi eutrofi eutrofi
- Tonus eutonus eutonus
b. Ekstremitas inferior kanan kiri
- Pergerakan aktif aktif
- Kekuatan 555 444
- Trofi eutrofi eutrofi
- Tonus eutonus eutonus
Sensorik
Eksteroseptif dan proprioseptif baik
Refleksfisiologis
Reflek biceps ++/+++
Reflek triceps ++/+++
Reflek KPR ++/+++
Reflek APR ++/+++
Reflek patologis :
Reflek Hoffman Trommer -/-
Reflek Babinsky Group -/-
FungsiOtonom
Miksi : normal terkontrol
Defekasi : normal terkontrol
Sekresi keringat : dalam batas normal
Penilaian Stroke :
1. Gajah Mada Skor : Penurunan kesadaran (-)
Nyeri kepala (-)
Reflek Babinsky (-)
Kesan : Stroke Iskemik Akut
HASIL LABORATORIUM :
Darah :
Hb : 14,3 gr%
Leukosit : 11700/mm
Ht : 45 %
Trombosit : 175.000/mm 3
GDS : 127 mg%
Ureum : 42 mg%
Kreatinin : 2,3 mg%
K : 3,7 mEq/L
Na : 137 mEq/L
Cl : 105 mg/dl
Hasil Brain CT-SCAN tanpa kontras : tidak tampak lesi hipodens dan hiperdens di
supratentorial dan infratentorial
DIAGNOSIS :
Diagnosis Klinik : Hemiparese sinistra + parese N VII, XII (S) tipe sentral
Diagnosis Topik : Sub Korteks serebri Hemisfer dektra
Diagnosis Etiologi : Tromboemboli Serebri
Diagnosis sekunder : Hipertensi Emergency II
AKI RIFLE I ec dehidrasi
TERAPI :
Umum :
Elevasi kepala 30o
O2 3l/i
IVFD RL 8 jam/kolf
Diet MB RG II
Khusus :
Brain Act 2x500 mg
Aspilet 2x80 mg p.o
Amlodipin 1x10 mg
PEMERIKSAAN ANJURAN :
1. Pemeriksan labor lengkap (trigliserida,LDL,HDL,kolestrol)
2. EKG
3. Ro foto thoraks
4. Brain CT Scan tanpa kontras
FOLLOW UP :
25 februari 2013
S : lemah pada tangan kiri dan kaki kiri
O : kesadaran: komposmentis
TD : 190/120 mmHg Nadi: 86x/menit, teratur
Nafas : 23x/menit Suhu: 36,6°C
Status Internus : cardiomegali
Status Neurologis
GCS 15,Tanda rangsangan meningeal(-), tanda peningkatan TIK (-)
Saraf kranial :
Pupil isokor 3mm/3mm, reflek cahaya +/+, reflek kornea +/+, gerak boa mata
bebas kesegala arah, plica nasolabialis kiri lebih datar, deviasi lidah ke kiri,
reflek muntah (+)
Motorik :
Kekuatan otot 555 444
555 444
Sensorik dan otonom dalam batas normal
Refleks Fisiologis : ++/+++ Patologis : -/-
A :
Diagnosis Klinik : Hemiparese sinistra + parese N VII, XII (S) tipe sentral
Diagnosis Topik : Korteks serebri Hemisfer dektra
Diagnosis Etiologi : Tromboemboli Serebri
Diagnosis Sekunder : Hipertensi Emergency
AKI RIFLE I
P : Lanjut
26 februari 2013
S : lemah pada tangan kiri dan kaki kiri
O : kesadaran: komposmentis
TD : 170/100 mmHg Nadi: 88x/menit, teratur
Nafas : 21x/menit Suhu: 36,6°C
Status Neurologis
GCS 15,Tanda rangsangan meningeal(-), tanda peningkatan TIK (-)
Saraf kranial :
Pupil isokor 3mm/3mm, reflek cahaya +/+, reflek kornea +/+, gerak bola
mata bebas kesegala arah, plica nasolabialis kiri lebih datar, deviasi lidah ke
kiri, reflek muntah (+)
Motorik :
Kekuatan otot 555 555
555 555
Sensorik dan otonom dalam batas normal
Refleks Fisiologis : ++/++ Patologis : -/-
Diagnosis Klinik : Hemiparese sinistra + parese N VII, XII (S) tipe sentral
Diagnosis Topik : Korteks serebri Hemisfer dektra
Diagnosis Etiologi : Tromboemboli Serebri
Diagnosis Sekunder : Hipertensi Stage II
P : -Lanjut
27 februari 2013
S : lemah pada tangan kiri dan kaki kiri
O : kesadaran: komposmentis
TD : 160/100 mmHg Nadi: 84x/menit, teratur
Nafas : 19x/menit Suhu: 36,5°C
Status Neurologis
GCS 15,Tanda rangsangan meningeal(-), tanda peningkatan TIK (-)
Saraf kranial :
Pupil isokor 3mm/3mm, reflek cahaya +/+, reflek kornea +/+, gerak bola
mata bebas kesegala arah, plica nasolabialis kiri lebih datar, deviasi lidah ke
kiri, reflek muntah (+)
Motorik :
Kekuatan otot 555 555
555 555
Sensorik dan otonom dalam batas normal
Refleks Fisiologis : ++/++ Patologis : -/-
Diagnosis Klinik : Hemiparese sinistra + parese N VII, XII (S) tipe sentral
Diagnosis Topik : Korteks serebri Hemisfer dektra
Diagnosis Etiologi : Tromboemboli Serebri
Diagnosis Sekunder : Hipertensi Stage II
P : -Lanjut
BAB III
DISKUSI
Telah dirawat seorang pasien laki-laki umur 36 tahun di bangsal Neurologi RS.
M. Djamil Padang dengan Diagnosis Klinik Hemiparese sinistra + parese N VII, XII (S)
tipe sentral, Diagnosis Topik Korteks serebri Hemisfer dektra, Diagnosis Etiologi
Tromboemboli Serebri, Diagnosis sekunder Hipertensi Emergency dan AKI RIFLE I
Dari anamnesis didapatkan pasien mengalami lemah anggota gerak kiri sejak 5
jam sebelum masuk RS dan terjadi tiba-tiba. lengan kiri dan tungkai kiri terasa berat,
pasien berjalan dengan menyeret tungkai kiri. Selain itu pasien mengeluhkan bicaranya
pelo, dan bibirnya agak mencong . Pasien tetap sadar .Nyeri kepala,kejang, demam dan
muntah tidak ada. Pasien menyangkal mengenai riwayat hipertensi
Dari anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan maka pada pasien ini dan
berdasarkan algoritma skor gajah mada dan siriraj skor didapatkan kesan stroke iskemik
akut atau stroke infark. Pada pasien juga ditemukan bibir mencong k, bicara pelo, plica
nasolabialis kiri lebih datar dibanding kanan, lidah deviasi ke kiri yang mengarah
kepada diagnosis klinik parese N VII dan N XII.
Pada pasien diberikan terapi umum Umum Elevasi kepala 30o , O2 3l/i , IVFD RL 8
jam/kolf, Diet MB RG II. Terapi khusus Brain Act 2x500 mg, Aspilet 2x80 mg
p.o,Amlodipin 1x10 mg
DAFTAR PUSTAKA
2.Toole J.F.: Cerebrovascular disorder. 4th edition, Raven Press, New York, 1990.6.
3.Pusinelli W.: Pathophysiology of acute ischemic stroke. Lancet 1992, 339: 533-6.7.
7.Gilroy J. Basic Neurology. Third Edition. Mc Graw Hill. New York, 2000 ; 225 -
30611.
10.Adam HP, Del Zoppo GJ, Kummer RV. Management of stroke. 2nd Ed,
Professionalcommunications inc New York, 2002