Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia
Abstract
___________________________________________________________________
Children’s social adjustment ability depends of parenting pattern. Although many parents consider social
adjustment is unnecessary ability to be concerned. one of the methods to optimalize children’s social adjustment
is by playing. One of appropriate games to play is traditional Javanesse game. The game enables children to
interact with his friend. The aim of this research is to investigate whether the traditional Javanesse game is able
to improve children’s social adjustment in the age 4-5 years old. The method used in this study are
experimental research which employed pretest and posttest control design. From the research it can be
concluded that traditional Javanese is effective to improve children’s social adjustment on the age 4 to 5 years
old. The result can be inferred from the t test of the controlled and experiment group which is 5.056 with ttabel
of 2.779. There are minus point in this study caused by lack of time in conducting the research related to
permission to do it because the appointed school has its own programme in learning and some subjects of the
study at the experiment class did not join the treatment so that the result of this study is not completely
maximum.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6374
Gedung A3 Lantai 1 FIP Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: pgpaud@mail.unnes.ac.id
8
Aulia Rifki Nourovita Putri / Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies 2 (2) (2013)
9
Aulia Rifki Nourovita Putri / Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies 2 (2) (2013)
varians yang sama atau tidak. Untuk 2 printout ialah kolom Sig. Jika nilai pada kolom Sig
menganalisis homogenitas dalam penelitian ini > 0.05 berarti H 0 diterima.
menggunakan uji chi-square test dengan bantuan Ho : varians homogen (σ12 = σ2 )
program SPSS 16. Kolom yang dilihat pada Ha : varians tidak homogen (σ12 ≠ σ22 )
Tabel 4. Persentase Nilai Pre Test Penyesuaian Sosial Pada Kelompok Kontrol
Pada penelitian dapat diketahui bahwa anak berkembang sebesar 28.57%. Kemudian 7.14%
sejumlah 35.72% memasuki tahapawal dalam memasuki tahap konsisten dalam penyesuaian
penyesuaian sosialnya. Selanjutnya 28.57% sosialnya. Hasil secara detail dapat dilihat pada
memasuki tahap muncul. Begitu juga tahap belum tabel 5 dibawah ini.
Tabel 5. Persentase Nilai Post Test Penyesuaian Sosial Pada Kelompok Kontrol
Pada penelitian dapat diketahui bahwa anak berkembang dalam penyesuaian sosialnya.
sejumlah 64.28% memasuki tahap belum Selanjutnya 14.29% memasuki tahap awal dan
11
Aulia Rifki Nourovita Putri / Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies 2 (2) (2013)
Tabel 6. Persentase Nilai Pre Test Penyesuaian Sosial Pada Kelompok Eksperimen
Pada penelitian dapat diketahui bahwa Begitu pula 7.14% memasuki tahap belum
anak sejumlah 42.86% memasuki berkembang dalam penyesuaian sosialnya.
tahapkonsisten dalam penyesuaian sosialnya. Hasil detail dapat dilihat pada tabel 7 dibawah
Selanjutnya 35.71% memasuki tahap muncul. ini.
Adapun dalam tahap muncul sebesar 35.71%.
Tabel 7. Persentase Nilai Post Test Penyesuaian Sosial Pada Kelompok Eksperimen
12
Aulia Rifki Nourovita Putri / Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies 2 (2) (2013)
Tabel 10. Uji Hipotesis Post Test Kelompok Kontrol dan Eksperimen Independent Samples Test
Berdasarkan hasil rata-rata kelompok nilai ttabel 2.779 maka dapat simpulkan bahwa
kontrol 30.28 sedangkan rata-rata kelompok Ho ditolak dan Ha diterima yaitu permainan
eksperimen 45.28. Dengan signifikan 0.001 < tradisional Jawa efektif dalam meningkatkan
0.05 yang berarti tidak homogen sehingga t-test penyesuaian sosial pada anak usia 4-5 tahun.
menggunakan nilai Equal variances not Berdasarkan data hasil penelitian
assumed dengan nilai thitung 5.056 dengan kelompok kontrol dan eksperimen beserta tabel
13
Aulia Rifki Nourovita Putri / Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies 2 (2) (2013)
di atas menunjukkan bahwa permainan Aspek yang keempat yaitu mau menerima
tradisional Jawa efektif dalam meningkatkan peraturan-peraturan. Dalam hal ini permainan
penyesuaian sosial. Hal tersebut dapat dilihat yang terdapat dalam penelitian ini mempunyai
dari nilai rata-rata kelompok yang tidak diberi aturan-aturan sehingga anak akan belajar untuk
perlakuan permainan tradisional Jawa atau menaati aturan dalam permainan. Sesuai
kelompok kontrol terhadap penyesuaian sosial dengan penelitian yang dilakukan Pellegrini
sebesar 30.2857 lebih kecil dibanding dengan (2004) menyatakan bahwa permainan menjadi
rata-rata kelompok yang diberi perlakuan faktor perkembangan yang penting untuk anak.
permainan tradisional Jawa terhadap Permainan pada taman kanak-kanak sampai
penyesuaian sosial sebesar 45.2857. Sehingga sekolah dasar membuat penyesuaian di sekolah
dapat dikatakan bahwa permainan tradisional dan penyesuaian sosial menjadi meningkat.
Jawa efektif dalam meningkatkan penyesuaian
sosial pada anak usia 4-5 tahun.
Hasil pembelajaran tersebut SIMPULAN
menunjukkan bahwa permainan tradisional
Jawa efektif dalam meningkatkan penyesuaian Berdasarkan hasil penelitian yang telah
sosial anak. Hal tersebut disebabkan karena dilakuan maka dapat disimpulkan bahwa
dalam permainan tradisional Jawa, anak permainan tradisional efektif dalam
dimungkinkan lebih banyak bermain secara meningkatkan penyesuaian sosial pada anak
kelompok dan sering berinteraksi dengan teman usia 4-5 tahun di PAUD Karya Bakti
sebaya serta guru yang memberikan arahan Kecamatan Suruh. Hasil uji hipotesis
sehingga anak lebih cepat akrab dan dapat menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha
berkerja sama dengan teman sebayanya. Selain diterima yaitu permainan tradisional Jawa
itu juga anak-anak lebih menyukai kegiatan efektif dalam meningkatkan penyesuaian sosial
yang berbentuk permainan sehingga anak pada anak usia 4-5 tahun.
dalam mengikuti kegiatan yang berbentuk Berdasarkan uji perbedaan dari
permainan tradisional Jawa merasa senang, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
tidak jenuh dan tidak bosan. maka dapat disimpulkan bahwa permainan
Seperti teori yang dikemukakan oleh tradisional Jawa efektif dalam meningkatkan
Schneiders (1964) terdapat aspek-aspek penyesuaian sosial pada anak usia 4-5 tahun.
penyesuaian sosial di lingkungan sekolah
meliputi aspek yang pertama yaitu menjalin DAFTAR PUSTAKA
hubungan baik dengan teman sekelas. Dalam
hal ini sesuai dengan kegiatan pada permainan Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu
tradisional Jawa yaitu pada saat bermain anak Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
dapat berkerjasama dengan temannya, dapat Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan Validitas.
menerima kekalahan maupun kemenangan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Blatchford, dkk. (2002). Playground Games: Their
serta dapat berbagi dalam menjalankan
Social Context incElementary/Junior
permainan. Aspek yang kedua yaitu menjalin
School. London. Jurnal Penelitian.
hungan baik dengan guru. Dalam hal ini pada Cahyono. (2010). Permainan Tradisional.
saat permainan berlangsung, guru akan http://permata-nusantara.blogspot.com. At 7
menjelaskan dan mengarahkan jalannya May 2012.
permainan. Pada saat guru menjelaskan anak Dharmamulya, S. (2008). Permainan Tradisional
akan mendengarkan serta memperhatikan dan Jawa. Yogyakarta: Kepel Press.
bertanya dengan baik kepada guru. Aspek yang Ghozali, I. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate
ketiga yaitu dapat berpartisipasi aktif dalam Dengan Program SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
mengikuti kegiatan. Di dalam permainan
Hayati, S. (2008). Pengaruh Dukungan Sosial
tradisional jawa yang dilakukan dalam
Terhadap Kesepian Pada Anak.
penelitian ini umumnya bermain secara http://repository.upi.edu/operator/upload/
berkelompok, permainan yang ada menarik.
14
Aulia Rifki Nourovita Putri / Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies 2 (2) (2013)
15