Anda di halaman 1dari 26

Asuhan Keperawatan

Growth Hormon (Gangguan Hormon Pertumbuhan)

A. PENGERTIAN
Hormone pertumbuhan (GH) juga dinamakan somatotrofic hormone (SH) atau
somatotropin, merupakan molekul protein kecil yang mengandung 1991 asam amino
dalam satu rantai dan mempunyai berat molekul 22005.
Growth hormone adalah suatu hormone yang diproduksi oleh hipofisis anterior
yang berfungsi meningkatkan pertumbuhan dan metabolism pada sel target. Growth
hormone juga berperan dalam mensintesis somatomedin pada liver untuk menstimulasi
pertumbuhan lempeng epifiseal.
Growth hormone merupakan polipeptida dengan 191-asam amino (BM 21.500)
yang disintesis dan disekresi oleh somatotrof hipofisis anterior. Seperti namanya
hormone pertumbuhan berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan linier yang
diperantarai oleh insulin liked growth factor-1 (IGF-1) yang juga dikenal somatomedin.
(Greenspan & Baxter, 2000).
HORMON PERTUMBUHAN MANUSIA
Hormon pertumbuhan manusia atau yang biasa disebut dengan HGH (Human
Growth Hormon) adalah suatu hormon anabolik yang berperan sangat besar dalam
pertumbuhan dan pembentukan tubuh, terutama pada masa anak-anak dan puberitas.
Growth Hormone berperan meningkatkan ukuran dan volume dari otak,
rambut, otot dan organ-organ di dalam tubuh. Psada orang dewasa GH berperan
terutama untuk menjaga volume dan kekuatan yang cukup dari kulit, otot-otot, dan
tulang. Selain itu GH juga berperan meningkatkan fungsi, perbaikan dan memelihara
kesehatan dari otot, jantung, paru-paru, hati, ginjal, persendian, persarafan tubuh, dan
otak.
Kelenjar yang bertanggung jawab untuk memproduksi HGH (HUMAN GROWTH
HORMONE) adalah kelenjar pituitary. Kelenjar pituitary terletak di bawah otak manusia.
Ukuran dari kelenjar ini adalah sebesar kacang kedelai.
HG diproduksi pada tiga sampai empat jam pertama dari waktu tidur, dan
produksinya mencapai puncak pada masa remaja, hingga mencapai kadar 1500 µg
perhari. Pada pria dan wanita muda dengan usia 25 tahun dan bertumbuh dengan baik,
produksi GH mencapai 350 µg perhari. Secara normal, seseorang akan mengalami
penurunan kadar dari GH sejak usia memasuki 20 tahun yaitu menurun sebesar 14 %
setiap pertumbuhan 10 tahun usia, dan akan memiliki GH dalam jumlah yang sedikit
ataupun tidak sama sekali pada usia 65 tahun.
Tanda-tanda adanya penurunan GH pada orang dewasa diantaranya adalah
rambut yang menipis, kulit menjadi tipis, kering dan mengendur, kedua belah pipi yang
mengendur, gusi yang menyusut, perut yang membesar dan kenyal seperti karet ban,
otot-otot tubuh yang mengendur, merasa lelah dan sulit kembali menjadi bugar walupun
telah beristirahat, perasaan cemas serta khawatir yang dialami terus menerus.
Peningkatan ataupun untuk mempertahankan kadar GH dapat dilakukan secara
alamiah tanpa melalui pemberian obat-obatan. Cara alamiah tersebut dengan
mengonsumsi berupa buah-buahan, daging terutama dari golongan unggas, telur dan
ikan, kurangi konsumsi alkohol, cuka, maupun minuman ataupun makanan yang
mengandung kafein, gula , permen, kue-kue, roti, pasta, sereal dan produk-produk
olahan dari susu.
MANFAAT HGH
1. Anti Penuaan
2. Meningkatkan Tenaga dan Fungsi Otak
3. Menguatkan Fungsi Otak dan Paru-paru
4. Membangun otot
5. Mengurangi Lemak Tubuh
6. Mncegah osteoporosis
7. Meningkatkan sistem Imunisasi
8. Memperbaiki penglihatan dan Daya Ingat
MEKANISME KERJA HGH
HGH (HUMAN GROWTH HORMONE) yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary
pertama-tama mengalir melalui pembuluh darah menuju ke organ hati. Di dalam hati,
HGH HUMAN GROWTH HORMONE) dirubah menjadi IGF-1 (Insulinlike Growth Factor
1). Lalu melalui peredaran darah pula, IGF-1 dialirkan keseluruh organ-organ yang ada
di tubuh manusia. IGF-1 inilah yang bertanggung jawab untuk memelihara seluruh
organ-organ di dalam tubuh manusia. Oleh karena terpeliharanya organ-organ di
dalam tubuh manusia, maka system imunisasi di dalam tubuh manusia juga ikut
terpelihara.

PENYEBAB GANGGUAN GROWTH HORMON


1. Kekurangan growth hormone
Dwarfism (cebol) yaitu gangguan pertumbuhan akibat gangguan pada fungsi
hormon pertumbuhan / growth hormone. Gejalanya berupa badan pendek, gemuk,
muka dan suara imatur (tampak seperti anak kecil), pematangan tulang yang
terlambat, lipolisis (proses pemecahan lemak tubuh) yang berkurang.
Hormon pertumbuhan ini diproduksi oleh somatrotop (bagian dari sel asidofilik)
yang ada di kelenjar hipofisis. Hormon ini merupakan hormon yang penting untuk
pertumbuhan setelah kelahiran dan metabolisme normal karbohidrat, lemak, nitrogen
serta mineral. Hormon ini tidak bekerja secara langsung dalam mempengaruhi
pertumbuhan, tetapi melalui perantaraan suatu peptida yang disebut somatomedin.
Somatomedin yang produksi utamanya di hati ini dipengaruhi juga oleh usia dan
status gizi seseorang. Somatomedin inilah yang akan berikatan dengan reseptor-
reseptor dalam sel tubuh guna merangsang pertumbuhan melalui:
a. Sistesis protein. Hormon pertumbuhan akan meningkatkan produksi protein dan
transportasinya ke sel-sel otot sehingga merangsang pertumbuhan otot dan
jaringan pada umumnya.
b. Metabolisme karbohidrat. Hormon pertumbuhan memiliki efek antagonis
terhadap insulin sehingga meningkatkan kadar gula dalam darah, yang nantinya
akan meningkatkan proses konversi karbohidrat menjadi protein.
c. Metabolisme lemak. Hormon pertumbuhan akan meningkatkan penguraian lemak
tubuh menjadi asam lemak bebas dan gliserol sehingga kadar lemak dalam darah
meningkat.
d. Metabolisme mineral. Hormon pertumbuhan meningkatkan kadar kalsium,
magnesium serta fosfat sehingga merangsang pertumbuhan panjang dari tulang
keras dan pertumbuhan tulang rawan terutama pada anak-anak.
e. Efek mirip prolaktin sehingga merangsang kelenjar payudara dan produksi susu
saat kehamilan.
2. Kelebihan growth hormon
Kelebihan hormon pertumbuhan/growth hormone disebut dengan gigantisme
(berperawakan raksasa). Gigantisme dapat terjadi bila keadaan kelebihan hormon
pertumbuhan terjadi sebelum lempeng epifisis tulang menutup atau masih dalam
masa pertumbuhan. Penyebab kelebihan produksi hormon spertumbuhan terutama
adalah tumor pada sel-sel somatrotop yang menghasilkan hormon pertumbuhan.
Terapi yang paling tepat untuk kelebihan hormon pertumbuhan tak lain adalah
pengangkatan tumor pada hipofisis sedini mungkin untuk mencegah efek negatif
darinya. Terdapat dua terapi yang dapat digunakan yaitu :
a. Terapi reseksi operasi pada adenoma yang memproduksi GH merupakan terapi
pilihan pertama pada akromegali. Angka kesembuhan dengan reseksi ini sekitar
80-90% pada mikroadenoma dan 50% pada makroadenoma
b. Terapi akromegali lain yang juga efektif adalah dengan analog somatostatin
seperti octreotide. Dosis 50-500ug sc tiap 8 jam dikatakan efektif menurunkan
kadar GH selama terapi jangka panjang, namun sekitar 35% pasien tidak
berespon terhadap terapi ini.
EFEK SAMPING PEMBERIAN HGH
HGH yang terlalu banyak dapat menyebabkan sakit kepala (karena tekanan
intrakranial yang meningkat), sindroma carpal tunnel (nyeri pda pergelangan tangan)
,hipertensi (karena air tertahan dalam tubuh), gynecomastia (payudara membesar
pada`pria), respons terhadap insulin sedikit meningkat, penebalan saraf mata dsb.
Biasanya semua gejala akan menghilang setelah pemberian HGH dihentikan
sementara atau dosis dikurangi.
Gigantisme dan akromegali merupakan peningkatan hormone protein dalam
banyak jaringan, meningkatkan penguraian asam lemak dan jaringan adipose dan
kadar glukosa darah.

B. FUNGSI HORMON PERTUMBUHAN (GH)


Adapun fungsi dari hormone pertumbuhan itu sendiri ialah :
1. Peningkatan tinggi badan
2. Meningkatkan retensi kalsium, kekuatan dan peningkatan mineralisasi tulang
3. Meningkatkan massa otot selama pembentukan sel otot baru
4. Membantu result;lipolisis penurunan jaringan adiposa (pd tubuh yg gemuk)
5. Meningkatkan sintesa protein dan menstimulasi pertumbuhan pd organ dalam,
kecuali otak
6. Menurunkan pengambilan glukosa oleh berlawanan dg efek insulinliver
7. Meningkatkan glukoneogenesis liver
8. menstimulasi sistem imun
C. ETIOLOGI
Penyebab gigantisme dan akromegali dapat digolongkan sebagai berikut:
1. GA (Gigantisme Akromegali) Primer atau Hipofisis, dimana penyebabnya
adalah adenoma hipofisis.
2. GA Sekunder atau Hipotalamik, disebabkan oleh karena hipersekresi GHRH
dari Hipotalamus.
3. GA yang disebabkan oleh karena tumor ektopik (paru, pancreas, dll) yang
mensekresi HP atau GHRH.
D. PATOFISIOLOGI
Melihat besarnya tumor adenoma hipofisis dapat dibedakan dalam dua bentuk
yakni, mikro adenoma dengan diameter lebih kecil dari 10 mm dan makro adenoma
kalau diameternya lebih dari 10 mm.
Adenoma hipofisis merupakan penyebab paling sering. Tumor pada umumnya
dijumpai disayap lateral sella tursica. Kadang-kadang tumor ektopik dapat pula dijumpai
digaris migrasi rathke pouch yaitu disinus sfenoidalis dan di daerah para farings.
Akromegali yang disebabkan oleh karena GHRH (Growth Hormone Realising
Hormon) sangat jarang (kurang dari 1%). Namun secara klinis keadaan ini sulit
dibedakan dengan akromegali yang disebabkan oleh karena adeno hipofisis.
Perbedaannya hanya dibuat atas dasar pemeriksaan histopatologis yang mendapatkan
adanya hyperplasia dan bukan adanya adenoma. Penyebab lain adalah tumor Is Let
Sel pancreas yang menghasilkan HP (Isolated Ectopic Production Of GH).
E. MANIFESTASI KLINIK
Gambaran klinis akibat pembesaran tumor :
1. Pembesaran keatas (Superior)
- Sakit kepala
- Gangguan penglihatan
2. Pembesaran ke lateral
- Kelumpuhan saraf III, IV, V, dan VI
- Penyumbatan pembuluh darah (sinus kavenosus)
- Kejang (temporal lobe seizures)
3. Pertumbuhan ke inferior (dasar sella)
- CSF Rinorea
4. Pertumbuhan ke anterior
- Perubahan kepribadian (frontal lobe type personality changes)
5. Infark (pituitary appoplexia)
F. PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan adalah:
1) Menormalkan tubuh kembali kadar GH atau IGF1/SM-C
2) Memperkecil tumor atau menstabilkan besarnya tumor
3) Menormalkan fungsi hipofisis
4) Mencegah komplikasi akibat kelebihan kadar GH/IFG1 atau SM-C akibat
pembesaran tumor.

G. PEMERIKSAAN LAB.
Tumor hipofisis saat ini dapat diketahui melalui pemeriksaan :
- CT Scan dan dilanjutkan dengan pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance
Imaging), yang mempunyai kepekaan tinggi untuk mendiagnosis adanya tumor
hipofisis (baik mikro maupun makro adenoma)
- Laboratorium darah yaitu pemeriksaan darah yang mengukur kadar GH akan
menunjang diagnosis gigantisme dan akromegali.

1. Gigantisme

a. Definisi

Gigantisme hipofisis seringkali terjadi sebagai akibat dari sekresi GH


berlebihan sebagai akibat tumor hipofisis dengan onset terjadinya pada anak-anak
sebelum epifisis menutup. Gigantisme biasanya menyerang pada anak-anak umur
6-15 tahun.

Gigantisme merupakan peningkatan hormon protein dalam banyak jaringan,


meningkatkan penguraian asam lemak dan jaringan adipose dan kadar glukosa
darah. Gigantisme terjadi pada periode anak-anak ketika skeleton masih
berpotensi untuk tumbuh, atau pada pra pubertas.

Penyakit ini berlangsung lambat dan baru diketahui setelah penderita


memasuki usia menengah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi Growth
Hormone (GH) yang berlebihan dan terjadi sebelum dewasa atau sebelum proses
penutupan epifisis.

Penyebab gigantisme yang paling sering adalah adenoma kelenjar pituitary,


tetapi gigantisme telah di amati pada anak laki-laki berusia 2,5 tahun dengan
tumor hipotalamus yang mugkin mensekresi GHRH, terutama pada pancreas yg
telah mensekresi dengan sejumlah besar GHRH (Arvin, 2000).

b. Etiologi

Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini dapat


diakibatkan tumor hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan hipotalamus
yang mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan. Gigantisme dapat terjadi
bila keadaan kelebihan hormone pertumbuhan terjadi sebelum lempeng epifisis
tulang menutup atau masih dalam masa pertumbuhan. Penyebab kelebihan
produksi hormone pertumbuhan terutama adalah tumor pada sel-sel somatrotop
yang menghasilkan hormone pertumbuhan.

Adenoma hipofisis merupakan penyebab yang paling sering. Tumor pada


umumnya dijumpai di sayap lateral sella tursica, tetapi gigantisme telah diamati
pada anak laki-laki berusia 2,5 tahun dengan tumor hipotalamus yang mungkin
mensekresi GHRH.

c. Manifestasi Klinis

Beberapa penderita memiliki masalah penglihatan dan perilaku. Pada


kebanyakkan kasus yang terekam Pertumbuhan abnormal menjadi nyata pada
masa pubertas, tetapi keadaan ini telah ditegakkan seawal masa bayi baru lahir
pada seorang anak dan pada usia 1 bulan. Pada gigantisme, jaringan lunak
seperti otot dan lainnya tetap tumbuh. Gigantisme dapat disertai gangguan
penglihatan bila tumor membesar hingga menekan khiasma optikum yang
merupakan jalur saraf mata.

Berikut ini adalah gejala gigantisme yang disebabkan oleh kelebihan sekresi
GH:

1. Tanda-tanda intoleransi glukosa.


2. Hidung lebar, lidah membesar dan wajah kasar
3. Mandibula tumbuh berlebihan
4. Gigi menjadi terpisah-pisah
5. Jari dan ibu jari tumbuh menebal
6. Kelelahan dan kelemahan
7. Kehilangan penglihatan pada pemeriksaan lapang pandang secara seksama
karena khiasma optikum saraf mata tertekan.
d. Pemeriksaan Diagnostik

Dapat dilakukan dengan Pemeriksaan fisik Tinggi tubuh abnormal, CT Scan


dan MRI kelenjar hipofisis. Diagnosis gigantisme ditegakkan berdasarkan atas
temuan klinis, laboratorium, dan pencitraan.

1. Pemeriksaan kadar GH

Jika pasien diduga gigantisme, kadar GH pasien harus diperiksa untuk


menentukan apakah terjadi perubahan. Namun, pengukuran tunggal dari
tingkat darah GH tidak cukup untuk mendiagnosis gigantisme: Karena GH
disekresikan oleh pituitari dalam impuls, atau dalam jumlah banyak, sehingga
konsentrasi GH dalam darah dapat berubah-ubah dari menit ke menit.
2. Pemeriksaan kadar IGF-1
Dokter juga dapat mengukur kadar IGF-I yang meningkat sebagai akibat
kenaikan kadar GH pada orang dengan gigantisme. Karena kadar IGF-I jauh
lebih stabil daripada kadar GH, IGF-1 lebih sering digunakan untuk memastikan
diagnosis pada gigantisme. Peningkatan kadar IGF-I hampir selalu
menunjukkan gigantisme.

e. Tujuan dari penatalaksanaan gigantisme ini adalah:

1. Mengurangi peroduksi hormon berlebih menjadi normal


2. Mengurangi tekanan karena pertambahan masa tumor hipofisis yang dapat
menekan area otak di sekitar tumor.
3. Mengembalikan funsi normal hipofisis dan menangani terjadinya kekurangan
hormon.
4. Menangani gejala gigantisme

2. Akromegali

a. Pengertian

Akromegali adalah pertumbuhan berlebihan akibat pelepasan hormon


pertumbuhan yang berlebihan dan terjadi pada usia 30-50 tahun. Akromegali
adalah pertumbuhan berlebih akibat pelepasan hormon pertumbuhan yang
berlebihan terjadi setelah epifisis tulang menutup. Akromegali adalah penyakit
menahun yang disebabkan adenoma pada hipofisis dan dapat memberikan
kelainan neurologic dan metabolik. Akromegali ditandai dengan membesarnya
ujung anggota badan, seperti hidung, dagu, telinga, dan kaki.

b. Etiologi

Acromegali selain disebabkan oleh tumor hipofisis bisa juga disebabkan oleh
tumor pankreas, paru-paru, dan bagian lain dari otak. Tumor ini juga
mengakibatkan kelebihan GH, baik karena mereka menghasilkan GH diri sendiri
atau, lebih sering, karena mereka menghasilkan GHRH, hormon yang
merangsang pituitari untuk membuat GH. (U.S. Department of Health and Human
Services, 2008)

d. Manifestasi Klinis

1. Gambaran tulang wajah menjadi kasar, tangan dan kakinya membengkak


2. Kelenjar sebasea dan kelenjar keringat produksi meningkat menyebabkan
keringat berlebihan dan bau badan yang menyengat
3. Tulang rawan pada pita suara bisa menebal sehingga suara menjadi dalam
dan serak.
4. Lidah membesar dan lebih berkerut-kerut.
5. Sering ditemukan nyeri sendi, jantung biasanya membesar dan fungsinya
sangat terganggu sehingga terjadi gagal jantung
6. Sering sakit kepala hebat, pada wanita memiliki siklus menstruasi yang tidak
teratur, dan pada wanita bahkan menghasilkan air susu meskipun tidak
sedang dalam masa menyusui (galaktore) karena terlalu banyaknya hormon
pertumbuhan maupun hormon prolaktin.
7. Pada pria menjadi impoten. Kadang pelepasan hormon pertumbuhan yang
berlebihan terjadi pada masa kanak-kanak.
8. Hipertensi, gondok, gangguan visual lapang pandang.

e. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan kadar IGF-1


Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan diperkuat oleh tingginya
kadar hormon pertumbuhan atau IGF-I (insulin-like growth factor I) dalam darah.
a. Kadar prolaktin serum : ACTH, GH
b. Foto tengkorak
c. CT Scan otak
f. Penatalaksanaan
Untuk menghentikan atau mengurangi produksi hormon pertumbuhan yang
berlebihan, maka tumor diangkat atau dihancurkan melalui pembedahan atau terapi
penyinaran. Terapi penyinaran menggunakan penyinaran berkekuatan tinggi; terapi ini
tidak terlalu menimbulkan trauma dan biasanya tidak mempengaruhi pembentukan
hormon hipofisa lainnya. Suntikan okreotid bisa membantu menghalangi pembentukan
hormon pertumbuhan. Obat lainnya yang juga membantu adalah bromokriptin.

g. Tujuan pengobatan adalah :

1) Menormalkan tubuh kembali kadar GH atau IGF1/SM-C

2) Memperkecil tumor atau menstabilkan besarnya tumor

3) Menormalkan fungsi hipofisis

4) Mencegah komplikasi akibat kelebihan kadar GH/IFG1 atau SM-C akibat


pembesaran tumor.
Asuhan Keperawatan

Gangguan Growth Hormon

A. Gigantisme

Pengkajian

1. Anamnesa
 Identitas

Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,


pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan
penanggung biaya.

2. Keluhan Utama

Keluhan utama pasien dengan gigantisme adalah pertumbuhan organ tubuh


yang berlebih serta postur tubuh yang tinggi.

3. Riwayat penyakit sekarang

Berisi tentang kapan terjadinya gigantisme, apa yang dirasakan klien dan apa
saja yang sudah dilakukan untuk mengatasi sakitnya.

4. Riwayat penyakit dahulu

Adanya riwayat tumor hipofisis atau penyakit lain yang berkaitan dengan
gigantisme.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ada anggota keluarga pasien yang mengalami gigantisme.


6. Riwayat Psikososial

Berhubungan dengan perasaan dan emosi yang di alami pasien mengenai


sakitnya dan tanggapan keluarga tentang penyakitnya

7. Pemeriksaan Fisik
 B1 ( Sistem pernafasan)
 B2 ( sistem kardiovaskuler)
Nadi menurun ( N=60-100x/menit), hipertensi, hipertrofi jantung,

 B3 ( sistem persyarafan)

Sakit kepala, gangguan penglihatan

 B4 ( Sistem perkemihan)

 B5 ( Sistem Pencernaan)

Anorexia, disfagia

 B6 ( Sistem Muskuloskeletal)

Lemah, lipatan kulit kasar, kulit tebal, turgor jelek

8. Pemeriksaan Diagnostik
9. Pemeriksaan fisik Tinggi tubuh abnormal
10. CT Scan dan MRI kelenjar hipofisis
11. Pemeriksaan kadar GH

B. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan citra tubuh b/d tahap perkembangan.


2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum.
3. Harga diri rendah situasional b/d gangguan citra tubuh.
4. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b/d defisiensi stimulasi
No. Tujuan dan KH Intervensi NIC Rasional
(NOC)
1. Tujuan :  Kaji secara verbal dan Memberikan kesempatan
non verbal respon klien untuk mengidentifikasi rasa
 Body Image
terhadap tubuhnya. takut dan pandangannya
 Self esteem
 Monitor frekuensi terhadap perubahan
mengkritik dirinya penampilan.
KH :
 Dorong klien
 Body image mengungkapkan
positif perasaannya
 Mampu  Fasilitasi kontak
mengidentifik dengan individu lain
asi kekuatan dalam kelompok kecil.
personal  Jelaskan tentang
 Mendiskripsik pengobatan,
an secara perawatan, kemajuan
faktual dan prognosis
perubahan penyakit.
fungsi tubuh.
 Mempertahan
kan interaksi
sosial

2. Tujuan :  Bantu klien untuk Meningkatkan


mengidentifikasi perasaan
 Energi
aktifitas yang mampu kompetensi/ harga diri
conservation
dilakukan dan mendorong
 Aktivity
 Bantu untuk memilih kemandirian.
tolerance
aktifitas konsisten yang
 Self care :
sesuai dengan aktifitas
ADLs fisik, psikologi dan
sisoal.
KH :
 Bantu pasien atau
keluarga untuk
 Berpartisipasi
mengidentifikasi
dalam
kekuarangan dalam
aktifitas fisik
beraktifitas.
tanpa disertai
peningkatan  Monitor respon fisik,

TD, N, RR emosional sosial dan

 Mampu spiritual

melakukan
aktifitas
sehari-hari
(ADLs)
secara
mandiri
 TD normal
 Energi
psikomotor
 Level
kelemahan
 Mampu
berpindah :
dengan atau
tanpa
bantuan alat
 Status kardio
vulmonari
adekuat
3. Tujuan :  Dorong pasien Mempertahankan
mengidentifikasi penampilan yang dapat
 Body image,
kekuatan dirinya. meningkatkan citra diri.
disiturbed
 Ajarkan keterampilan
 Coping,
perilaku yang positif
ineffective
melalui bermain peran,
 Personal
model peran, diskusi
identity,
 Dukung pasien untuk
disturebed
menerima tantangan
 Health
baru
behavior, risk
 Kaji alasan untuk
 Self esteem
mengkeritik atau
situasional,
menyalahkan diri
low
sendiri

KH :  Kolaborasi dengan
sumber-sumber lain
 Menunjukkan (petugas dinas social,
penilaian perawat spesialis klinis,
pribadi dan layanan
tentang keagamaan).
harga diri
 Mengungkap
kan
penerimaan
diri
 Komunikasi
terbuka
 Mengatakan
optimisme
tentang masa
depan
 Menggunaka
n strategi
koping efektif

4. Tujuan : Peningkatan Pasien mengetahui


perkembangan anak
 Growth and mengenai masalah,
dan remaja
development,
penanganan,
delayed  Kaji faktor
perkembangan, dan
 Nutrision penyebab
prognosis penyakit.
imbalance gangguan
less than perkembangan
body anak
requirements  Identifikasi dan
gunakan sumber
KH :
pendidikan

 Anak berfunsi untuk

optimal memfasilitasi

sesuai perkembangan

tingkatannya anak yang

 Keluarga dan optimal

anak mampu  Berikan

menggunaka reinforcement

n koping positip atas hasil

terhadap yang dicapai

tantangan anak.

karena  Dorong

adanya melakukan

ketidakmamp perawatan

uan sendiri

 Kematangan  Ciptakan
fisik wanita: lingkungan yang
perubahan aman.
fisik normal
pada wanita
yang terjadi
dengan
transisi dari
masa kanak-
kanak ke
dewasa
 Kemtangan
fisik pria :
perubahan
fisik normal
pada pria
yang terjadi
dengan
transisi dari
masa kanak-
kanak ke
dewasa
 Status nutrisi
seimbang
B. Akromegali

1. Pengkajian
2. Anamnesis
3. Identitas

Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan,
dan penanggung biaya.

4. Keluhan utama

Pada akromegali umumnya memperlihatkan adanya pembesaran tangan dan


kaki

5. Riwayat masuk

Pasien datang dengan keluhan pertumbuhan tubuh yang abnormal serta


pembesaran yang abnormal pada wajah, kedua kaki dan tangan. Pada
akromegali klien mengeluhkan tulang mengalami kelainan bentuk, gambaran
tulang wajah kasar, tangan dan kakinya membengkak

6. Pemeriksaan fisik

 B1 (Sistem Pernafasan)

Tidak terjadi perubahan pola napas, bunyi napas normal, gangguan napas
biasanya terjadi akibat adanya proses pembesaran tumor hipofisis.

 B2 (Sistem kardiovaskuler)

Hipertrofi jantung

 B3 (Sistem Persyarafan)
Nyeri kepala bitemporal, gangguan penglihatan disertai hemi-anopsia
bitemporal

 B4 (Sistem Perkemihan)

Penurunan libido, impotensi, infertilitas, nyeri senggama pada wanita, batu


ginjal.

 B5 (Sistem Pencernaan)

Pembesaran hati dan kelenjar ludah

 B6 (Sistem muskuloskeletal)

Pasien cepat lelah, otot proximal lemah, turgor kulit buruk, kulit
mengeluarkan keringat berlebih, nyeri sendi.

7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan kadar IGF-1
b. Kadar prolaktin serum : ACTH, GH
c. Foto tengkorak
d. CT Scan otak
e. Tes supresi dengan Dexamethason
f. Tes toleransi glukosa

C. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan citra tubuh b/d tahap perkembangan.


2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum.
3. Harga diri rendah situasional b/d gangguan citra tubuh.
No. Tujuan dan KH Intervensi NIC Rasional
(NOC)
1. Tujuan :  Kaji secara verbal dan Memberikan kesempatan
non verbal respon klien untuk mengidentifikasi rasa
 Body Image
terhadap tubuhnya. takut dan pandangannya
 Self esteem
 Monitor frekuensi terhadap perubahan
mengkritik dirinya penampilan.
KH :
 Dorong klien
 Body image mengungkapkan
positif perasaannya
 Mampu  Fasilitasi kontak
mengidentifik dengan individu lain
asi kekuatan dalam kelompok kecil.
personal  Jelaskan tentang
 Mendiskripsik pengobatan,
an secara perawatan, kemajuan
faktual dan prognosis
perubahan penyakit.
fungsi tubuh.
 Mempertahan
kan interaksi
sosial

2. Tujuan :  Bantu klien untuk Meningkatkan


mengidentifikasi perasaan
 Energi
aktifitas yang mampu kompetensi/ harga diri
conservation
dilakukan dan mendorong
 Aktivity
 Bantu untuk memilih kemandirian.
tolerance
aktifitas konsisten yang
 Self care :
sesuai dengan aktifitas
ADLs fisik, psikologi dan
sisoal.
KH :
 Bantu pasien atau
keluarga untuk
 Berpartisifasi
mengidentifikasi
dalam
kekuarangan dalam
aktifitas fisik
beraktifitas.
tanpa disertai
peningkatan  Monitor respon fisik,

TD, N, RR emosional sosial dan

 Mampu spiritual

melakukan
aktifitas
sehari-hari
(ADLs)
secara
mandiri
 TD normal
 Energi
psikomotor
 Level
kelemahan
 Mampu
berpindah :
dengan atau
tanpa
bantuan alat
 Status kardio
vulmonari
adekuat
3. Tujuan :  Dorong pasien Mempertahankan
mengidentifikasi penampilan yang dapat
 Body image,
kekuatan dirinya. meningkatkan citra diri.
disiturbed
 Ajarkan keterampilan
 Coping,
perilaku yang positif
ineffective
melalui bermain peran,
 Personal
model peran, diskusi
identity,
 Dukung pasien untuk
disturebed
menerima tantangan
 Health
baru
behavior, risk
 Kaji alasan untuk
 Self esteem
mengkeritik atau
situasional,
menyalahkan diri
low
sendiri

KH :  Kolaborasi dengan
sumber-sumber lain
 Menunjukkan (petugas dinas social,
penilaian perawat spesialis klinis,
pribadi dan layanan
tentang keagamaan).
harga diri
 Mengungkap
kan
penerimaan
diri
 Komunikasi
terbuka
 Mengatakan
optimisme
tentang masa
depan
 Menggunaka
n strategi
koping efektif
DAFTAR PUSTAKA

Corwin J, Elizabeth. 2000. Patofisiologi. Jakarta : EGC

Davey, Patrick. 2005. At A Glance Medicine. Jakarta : Erlangga

Doenges E, Marilyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Guyton Arthur C. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta : EGC

Suddart & Bruner. 2000. Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8. Jakarta : EGC

Suyono Slamet. 2001. Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Wilson & Price. 2005. Patofisiologi dan Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, edisi 6.
Jakarta :EGC
Tugas Endokrin

Tentang Gangguan Growth Hormon (GH)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :


1.

Anda mungkin juga menyukai