Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TUGAS KELOMPOK
Mata Kuliah Perencanaan Pengajaran Matematika
Dosen Pengampuh: Mariyam, S.Pd
Disusun Oleh :
Pendidikan Matematika 4D
Kelompok 5 :
1. Rizan Alfisa
2. Uray Mayang Sari
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya bahan ajar dan media pembelajaran dapat dimanfaatkan
sebaik-baiknya dalam pembelajaran matematika. Keduanya merupakan alat bantu
pembelajaran matematika yang penggunaannya didasarkan pada pertimbangan,
alasan, atau kriteria tertentu, misalnya kesesuaian dengan topik pelajaran,
ketersediaan alat dan fasilitas pendukung, ketersediaan operator, dan ketersediaan
biaya. Perbedaan bahan ajar dan media pembelajaran terletak pada keterkaitannya
dengan materi pelajaran yang diberikan, yaitu terkait tidak langsung dan terkait
langsung.
Media pembelajaran dalam pembelajaran matematika adalah alat bantu
pembelajaran yang digunakan untuk menampilkan, mempresentasikan,
menyajikan, atau menjelaskan bahan pelajaran kepada peserta didik, yang mana
alat-alat itu sendiri bukan merupakan bagian dari pelajaran yang diberikan. Jenis
media dapat dikelompokkan dari aspek-aspek yang berbeda, misalnya (1) dari
bahan berupa media cetak dan media non-cetak, (2) dari tayangan, berupa media
proyeksi dan media non-proyeksi, (3) dari kelistrikan, berupa media elektronik
dan media non-elektronik, dan (4) dari ukuran kemajuan, media sederhana dan
media modern. Alat-alat itu dapat berupa segala bentuk papan (tulis, tempel),
segala bentuk cetakan (LKS, modul, cetakan/pedoman pratikum), segala bentuk
bahan elektronik (kalkulator, radio, TV, film, VCD, DVD, komputer, internet,
LCD).
Bahan ajar dalam pembelajaran matematika adalah alat bantu pembelajaran
yang digunakan terutama untuk menjelaskan konsep dan prosedur matematika.
Alat ini merupakan bagian langsung dari mata pelajaran matematika, dan dapat
dimanipulasikan oleh peserta didik (dibalik, dipotong, digeser, dipindah,
digambar, ditambah, dipilah, dikelompokkan/diklasifikasikan). Penggunaan
dimaksudkan untuk mempermudah peserta didik dalam memahami konsep dan
prosedur matematika.
B. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pengajaran Matematika
2. Sebagai materi diskusi untuk mahasiswa/i
3. Untuk menambah wawasan kita sebagai calon guru dalam merencanakan
kegiatan pembelajaran
1
2
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bahan ajar?
2. Apa saja jenis-jenis bahan ajar?
3. Apa fungsi dan manfaat dari penyusunan bahan ajar?
4. Apa saja prinsip-prinsip dalam pengembangan bahan ajar?
5. Bagaimana langkah-langkah dalam memilih bahan ajar?
6. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran?
7. Apa fungsi dari media pembelajaran?
8. Apa saja macam-macam atau jenis-jenis dari media pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
b. Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh.
c. Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi.
d. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan
ajar.
e. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta
didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
f. Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
Manfaat bagi Peserta Didik :
a. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
b. Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan
terhadap kehadiran guru.
c. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus
dikuasainya.
4. Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar
Guru memiliki peranan penting dalam mengembangkan dan memilih bahan
ajar bagi para siswanya. (Bandono (2009) dalam blog Nur Syifa’ (2011))
menjelaskan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan
bahan ajar yaitu :
a. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang konkret untuk
memahami yang abstrak.
b. Pengulangan akan memperkuat pemahaman.
c. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman peserta
didik.
d. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
belajar.
e. Mencapai tujuan seperti naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan
mencapai ketinggian tertentu.
f. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong peserta didik untuk terus
mencapai tujuan.
5. Langkah-Langkah Dalam Memilih Bahan Ajar
Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus
dipelajari siswa hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar
menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis
besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi :
a. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar.
b. Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar.
c. Memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah teridentifikasi.
d. Memilih sumber bahan ajar.
Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi
aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau
5
dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar
kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda
dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar
kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara
terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu fakta, konsep, prinsip dan
prosedur (Reigeluth (1987) dalam Akhmad Sudrajat (2008)). Materi jenis fakta
adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang,
peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya.
Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti/isi. Materi jenis prinsip
berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema. Materi jenis prosedur
berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-
langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel
listrik. Materi pembelajaran aspek afektif meliputi pemberian respon, penerimaan
(apresiasi), internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran aspek psikomotorik
terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.
b. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar
Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta,
konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi.
Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan
mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi
pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi
tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk
keperluan mengajarkannya. Karena setiap jenis materi pembelajaran memerlukan
strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang
berbeda-beda. Misalnya metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah
dengan menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics),
sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”.
c. Memilih sumber bahan ajar
Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan
sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari
berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media
audiovisual, dan sebagainya.
6
Salah satu bentuk bahan ajar cetak adalah LKS (Lembar Kerja Siswa).
(Siddiq (2008:122) dalam blog Nur Syifa’ (2011)) menjelaskan bahwa LKS
dikemas dengan hanya menekankan pada latihan, tugas atau soal-soal saja.
Walaupun hanya menekankan pada hal tersebut, LKS tetap menyajikan uraian
materi namun disajikan secara singkat. Soal-soal yang disajikan dalam LKS harus
benar-benar dikembangkan berdasarkan pada analisis tujuan
pembelajaran/kompetensi yang telah dijabarkan kedalam indikator pencapaian.
Agar tetap mampu membelajarkan secara baik, LKS tidak hanya memuat
serangkaian soal dan tugas tetapi juga menyediakan rambu-rambu pengerjaannya
sehingga siswa benar-benar dapat mempelajari bahan ajar melalui soal-soal dan
tugas. Selain itu kesimpulan disetiap akhir pokok bahasan juga tetap harus
disampaikan sebagai perulangan dan penguatan materi untuk siswa.
(Siddiq (2008:127) dalam blog Nur Syifa’ (2011)) menjelaskan bahwa dalam
pengembangan bahan ajar cetak, termasuk LKS, harus menempuh tahap-tahap
berikut :
a. Menyusun Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) bahan ajar
tercetak yang akan dikembangkan.
GBPP bahan pembelajaran cetak adalah rumusan tujuan
pembelajaran/kompetensi dan pokok-pokok materi yang akan dikembangkan ke
dalam bahan ajar cetak. Di dalam GBPP bahan ajar cetak harus memuat standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, topik/pokok bahasan, sub pokok
bahasan, estimasi waktu dan daftar pustaka yang akan digunakan.
b. Menulis bahan ajar dengan mengikuti strategi instruksional tertentu.
Bahan ajar ditulis dengan menggunakan strategi instruksional yang sama
seperti yang digunakan pengajaran di dalam kelas biasa. Menulis bahan ajar
berarti mengajarkan mata pelajaran melalui tulisan. Oleh karena itu, prinsip-
prinsip yang digunakan dalam menulis bahan ajar sama halnya dengan prinsip-
prinsip pengajaran biasa. Perbedaannya adalah bahasa yang digunakan bersifat
setengah formal dan setengah lisan, bukan bahasa buku teks yang bersifat sangat
formal.
c. Meninjau kembali, melakukan uji coba lapangan dan merevisi bahan ajar
sebelum digunakan di lapangan.
Hal yang sangat perlu diperhatikan dalam mengembangkan bahan ajar LKS
adalah pada pengembangan GBPP bahan ajar cetak yang telah dikembangkan
sebelumnya, terutama pada analisis kompetensi sampai pada indikator
ketercapaiannya. Pengembangan indikator dalam GBPP haruslah benar-benar
mewakili standar kompetensi dan kompetensi dasarnya, karena nantinya indikator
inilah yang akan dijadikan panduan dalam membuat soal-soal.
Materi yang disajikan dalam LKS bukanlah pemaparan secara menyeluruh
tetapi hanya berupa ringkasan saja, namun pada bagian materi tertentu yang
memiliki tingkat kesulitan yang tinggi maka pemaparan materi lebih difokuskan.
Perlu diperhatikan, bahwa latihan dan soal-soal yang dikembangkan harus
menggunakan berbagai bentuk dan teknik yang beraneka ragam sehingga tidak
membosankan. Harus dicantumkan pula langkah-langkah pengerjaannya jika soal
tersebut berbentuk esai dan penugasan.
8
A. Kesimpulan
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun secara
sistematis yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga tercipta lingkungan atau suasana
yang memungkinkan siswa untuk belajar. (Depdiknas (2006:4) dalam blog Nur
Syifa’ (2011)). Jenis-jenis bahan ajar dapat berupa visual, audio, audio visual,
serta multimedia interaktif.
Sedangkan media pembelajaran adalah sarana untuk menyalurkan pesan atau
informasi dari guru ke siswa atau sebaliknya. Macam-macam media pembelajaran
secara sederhana dapat dikelompokkan menjadi media visual, media audio, dan
media audio visual.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://mmenoell.blogspot.co.id/2011/12/pengembangan-bahan-ajar-
matematika.html. diakses pada 13 Maret 2016, jam 13.00 WIB
https://akhmadsudrajat,wordpress.com/2008/03/03konsep-pengembangan-bahan-
ajar-2/. diakses pada 13 Maret 2016, jam 13.15 WIB
http://bandono.web.id/2009/04/02/pengembangan-bahan-ajar.php.
diakses pada 13 Maret 2016, jam 13.20 WIB
http://p4tkmatematika.org/downloads/sd/MediaPembelajaran.pdf.
diakses pada 16 Maret 2016, jam 10.55 WIB
http://weblog-pendidikan.blogspot.com/2009/08/alat-peraga-dalam
pembelajaran.html. diakses pada 16 Maret 2016, jam 23.00 WIB
13