Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Pengembangan Bahan Ajar & Media Pembelajaran

TUGAS KELOMPOK
Mata Kuliah Perencanaan Pengajaran Matematika
Dosen Pengampuh: Mariyam, S.Pd

Disusun Oleh :
Pendidikan Matematika 4D

Kelompok 5 :

1. Rizan Alfisa
2. Uray Mayang Sari

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


SINGKAWANG
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................
Daftar Isi............................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Tujuan .....................................................................................................1
C. Rumusan Masalah ..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengembangan Bahan Ajar ......................................................................
1. Pengertian Bahan Ajar......................................................................3
2. Jenis Bahan Ajar ...............................................................................3
3. Tujuan & Manfaat Penyusunan Bahan Ajar.....................................3
4. Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar .....................................4
5. Langkah-Langkah Dalam Memilih Bahan Ajar ...............................4
B. Pengembangan Media Pembelajaran ........................................................
1. Pengertian Media Pembelajaran .......................................................8
2. Fungsi Media Pembelajaran .............................................................8
3. Macam-Macam Media Pembelajaran ...............................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya bahan ajar dan media pembelajaran dapat dimanfaatkan
sebaik-baiknya dalam pembelajaran matematika. Keduanya merupakan alat bantu
pembelajaran matematika yang penggunaannya didasarkan pada pertimbangan,
alasan, atau kriteria tertentu, misalnya kesesuaian dengan topik pelajaran,
ketersediaan alat dan fasilitas pendukung, ketersediaan operator, dan ketersediaan
biaya. Perbedaan bahan ajar dan media pembelajaran terletak pada keterkaitannya
dengan materi pelajaran yang diberikan, yaitu terkait tidak langsung dan terkait
langsung.
Media pembelajaran dalam pembelajaran matematika adalah alat bantu
pembelajaran yang digunakan untuk menampilkan, mempresentasikan,
menyajikan, atau menjelaskan bahan pelajaran kepada peserta didik, yang mana
alat-alat itu sendiri bukan merupakan bagian dari pelajaran yang diberikan. Jenis
media dapat dikelompokkan dari aspek-aspek yang berbeda, misalnya (1) dari
bahan berupa media cetak dan media non-cetak, (2) dari tayangan, berupa media
proyeksi dan media non-proyeksi, (3) dari kelistrikan, berupa media elektronik
dan media non-elektronik, dan (4) dari ukuran kemajuan, media sederhana dan
media modern. Alat-alat itu dapat berupa segala bentuk papan (tulis, tempel),
segala bentuk cetakan (LKS, modul, cetakan/pedoman pratikum), segala bentuk
bahan elektronik (kalkulator, radio, TV, film, VCD, DVD, komputer, internet,
LCD).
Bahan ajar dalam pembelajaran matematika adalah alat bantu pembelajaran
yang digunakan terutama untuk menjelaskan konsep dan prosedur matematika.
Alat ini merupakan bagian langsung dari mata pelajaran matematika, dan dapat
dimanipulasikan oleh peserta didik (dibalik, dipotong, digeser, dipindah,
digambar, ditambah, dipilah, dikelompokkan/diklasifikasikan). Penggunaan
dimaksudkan untuk mempermudah peserta didik dalam memahami konsep dan
prosedur matematika.

B. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pengajaran Matematika
2. Sebagai materi diskusi untuk mahasiswa/i
3. Untuk menambah wawasan kita sebagai calon guru dalam merencanakan
kegiatan pembelajaran

1
2

C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bahan ajar?
2. Apa saja jenis-jenis bahan ajar?
3. Apa fungsi dan manfaat dari penyusunan bahan ajar?
4. Apa saja prinsip-prinsip dalam pengembangan bahan ajar?
5. Bagaimana langkah-langkah dalam memilih bahan ajar?
6. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran?
7. Apa fungsi dari media pembelajaran?
8. Apa saja macam-macam atau jenis-jenis dari media pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengembangan Bahan Ajar


Dalam konteks pembelajaran, bahan ajar merupakan komponen yang harus
ada dalam proses pembelajaran, karena bahan ajar merupakan suatu komponen
yang akan/harus dikaji, dicermati, dipelajari, dan dijadikan materi yang akan
dikuasai oleh siswa dan sekaligus dapat memberikan pedoman untuk
mempelajarinya. Tanpa bahan ajar maka pembelajaran tidak akan menghasilkan
apa-apa.
1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun secara
sistematis yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga tercipta lingkungan atau suasana
yang memungkinkan siswa untuk belajar. (Depdiknas (2006:4) dalam blog Nur
Syifa’ (2011)).
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis
materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur),
keterampilan, dan sikap atau nilai. (Akhmad Sudrajat (2008)).
2. Jenis Bahan Ajar
a. Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed) seperti antara
lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart,
foto/gambar, dan non cetak (non printed), seperti model/maket.
b. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact
disk audio.
c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film.
d. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI
(Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran
interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
3. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar
Guru harus memiliki atau menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan :
a. Kurikulum
b. Karakteristik sasaran
c. Tuntutan pemecahan masalah belajar
Oleh karena itu, bahan ajar disusun dengan tujuan :
a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yaitu bahan ajar yang sesuai
dengan karakteristik dan aturan atau lingkungan sosial peserta didik.
b. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar disamping
buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Manfaat bagi guru :
a. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik.

3
4

b. Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh.
c. Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi.
d. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan
ajar.
e. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta
didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
f. Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
Manfaat bagi Peserta Didik :
a. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
b. Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan
terhadap kehadiran guru.
c. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus
dikuasainya.
4. Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar
Guru memiliki peranan penting dalam mengembangkan dan memilih bahan
ajar bagi para siswanya. (Bandono (2009) dalam blog Nur Syifa’ (2011))
menjelaskan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan
bahan ajar yaitu :
a. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang konkret untuk
memahami yang abstrak.
b. Pengulangan akan memperkuat pemahaman.
c. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman peserta
didik.
d. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
belajar.
e. Mencapai tujuan seperti naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan
mencapai ketinggian tertentu.
f. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong peserta didik untuk terus
mencapai tujuan.
5. Langkah-Langkah Dalam Memilih Bahan Ajar
Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus
dipelajari siswa hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar
menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis
besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi :
a. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar.
b. Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar.
c. Memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah teridentifikasi.
d. Memilih sumber bahan ajar.
Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi
aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau
5

dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar
kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda
dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar
kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara
terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu fakta, konsep, prinsip dan
prosedur (Reigeluth (1987) dalam Akhmad Sudrajat (2008)). Materi jenis fakta
adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang,
peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya.
Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti/isi. Materi jenis prinsip
berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema. Materi jenis prosedur
berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-
langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel
listrik. Materi pembelajaran aspek afektif meliputi pemberian respon, penerimaan
(apresiasi), internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran aspek psikomotorik
terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.
b. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar
Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta,
konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi.
Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan
mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi
pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi
tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk
keperluan mengajarkannya. Karena setiap jenis materi pembelajaran memerlukan
strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang
berbeda-beda. Misalnya metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah
dengan menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics),
sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”.
c. Memilih sumber bahan ajar
Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan
sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari
berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media
audiovisual, dan sebagainya.
6

Untuk lebih memahami tentang pengembangan bahan ajar, (Siddiq (2008:50)


dalam blog Nur Syifa’ (2011)) mengemukakan bahwa bahan ajar memiliki
perbedaan bila dibandingkan dengan buku teks, yaitu :
a. Buku teks diperuntukkan untuk umum, sementara bahan ajar diperuntukkan
bagi siswa tingkat pendidikan tertentu.
b. Format sajian berbeda antara buku teks dengan bahan ajar. Buku teks
menggunakan format sekuensial teori, sedangkan bahan pembelajaran
menggunakan format sekuensial kurikulum sekolah.
c. Bahasa yang digunakan dalam buku teks lebih formal ilmiah, sedangkan dalam
bahan ajar menggunakan bahasa komunikatif, yaitu bahasa yang sesuai dengan
audience pembelajaran.
d. Buku teks tidak dilengkapi berbagai komponen pembelajaran, sedangkan
bahan ajar dilengkapi komponen pembelajaran yang lain. Misalnya, dilengkapi
dengan petunjuk belajar, tujuan pembelajaran, kegiatan belajar/uraian materi,
rangkuman, latihan-latihan, evaluasi, umpan balik, kunci jawaban soal.
e. Tujuan buku teks untuk dikuasainya materi teori dan ilmu pengetahuan,
sedangkan tujuan bahan ajar agar dikuasainya kompetensi suatu mata
pelajaran.
f. Buku teks tidak banyak diperlukan ilustrasi yang mendetail, tetapi untuk bahan
ajar sangat diperlukan ilustrasi yang mendetail.
g. Buku teks tidak memerlukan latihan, tugas, dan tes formatif, sedangkan dalam
bahan ajar komponen tersebut sangat diperlukan.
h. Buku teks disusun dengan ber bab-bab, sedangkan bahan ajar disusun untuk
kompetensi mata pelajaran yang sangat terbatas.
Buku teks tidak memiliki sifat yang dimiliki oleh bahan ajar. Bahan ajar
memiliki sifat khusus, menyesuaikan dengan penggunanya, komponen
pembelajaran lengkap, dan berorientasi pada silabus atau kurikulum sekolah.
Salah satu bentuk dari bahan ajar adalah bahan ajar cetak. Selain mutlak
menggunakan teknologi cetak, bahan ajar cetak memiliki karakteristik harus
mampu membelajarkan sendiri para siswa (self-instructional). Artinya bahan ajar
cetak harus mempunyai kemampuan menjelaskan yang sejelas-jelasnya untuk
membantu siswa dalam proses pembelajaran, baik dalam bimbingan guru maupun
secara mandiri.
Bahan ajar cetak bersifat lengkap (self-contained) artinya memuat hal-hal
yang sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Hal-hal tersebut adalah tujuan
pembelajaran/kompetensi, prasyarat yaitu materi-materi pelajaran yang
mendukung atau perlu dipelajari terlebih dahulu sebelumnya, prosedur
pembelajaran, materi pembelajaran yang tersusun sistematis, latihan/tugas-tugas,
soal-soal evaluasi beserta kunci jawaban dan tindak lanjut yang harus dikerjakan
oleh siswa.
Selain karakteristik yang telah disebutkan di atas, bahan ajar cetak juga
memiliki karakteristik mampu membelajarkan peserta didik (self-instructional
material), artinya dalam bahan pembelajaran cetak harus mampu memicu siswa
untuk aktif dalam proses belajarnya bahkan membelajarkan siswa untuk dapat
menilai kemampuan belajarnya sendiri.
7

Salah satu bentuk bahan ajar cetak adalah LKS (Lembar Kerja Siswa).
(Siddiq (2008:122) dalam blog Nur Syifa’ (2011)) menjelaskan bahwa LKS
dikemas dengan hanya menekankan pada latihan, tugas atau soal-soal saja.
Walaupun hanya menekankan pada hal tersebut, LKS tetap menyajikan uraian
materi namun disajikan secara singkat. Soal-soal yang disajikan dalam LKS harus
benar-benar dikembangkan berdasarkan pada analisis tujuan
pembelajaran/kompetensi yang telah dijabarkan kedalam indikator pencapaian.
Agar tetap mampu membelajarkan secara baik, LKS tidak hanya memuat
serangkaian soal dan tugas tetapi juga menyediakan rambu-rambu pengerjaannya
sehingga siswa benar-benar dapat mempelajari bahan ajar melalui soal-soal dan
tugas. Selain itu kesimpulan disetiap akhir pokok bahasan juga tetap harus
disampaikan sebagai perulangan dan penguatan materi untuk siswa.
(Siddiq (2008:127) dalam blog Nur Syifa’ (2011)) menjelaskan bahwa dalam
pengembangan bahan ajar cetak, termasuk LKS, harus menempuh tahap-tahap
berikut :
a. Menyusun Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) bahan ajar
tercetak yang akan dikembangkan.
GBPP bahan pembelajaran cetak adalah rumusan tujuan
pembelajaran/kompetensi dan pokok-pokok materi yang akan dikembangkan ke
dalam bahan ajar cetak. Di dalam GBPP bahan ajar cetak harus memuat standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, topik/pokok bahasan, sub pokok
bahasan, estimasi waktu dan daftar pustaka yang akan digunakan.
b. Menulis bahan ajar dengan mengikuti strategi instruksional tertentu.
Bahan ajar ditulis dengan menggunakan strategi instruksional yang sama
seperti yang digunakan pengajaran di dalam kelas biasa. Menulis bahan ajar
berarti mengajarkan mata pelajaran melalui tulisan. Oleh karena itu, prinsip-
prinsip yang digunakan dalam menulis bahan ajar sama halnya dengan prinsip-
prinsip pengajaran biasa. Perbedaannya adalah bahasa yang digunakan bersifat
setengah formal dan setengah lisan, bukan bahasa buku teks yang bersifat sangat
formal.
c. Meninjau kembali, melakukan uji coba lapangan dan merevisi bahan ajar
sebelum digunakan di lapangan.
Hal yang sangat perlu diperhatikan dalam mengembangkan bahan ajar LKS
adalah pada pengembangan GBPP bahan ajar cetak yang telah dikembangkan
sebelumnya, terutama pada analisis kompetensi sampai pada indikator
ketercapaiannya. Pengembangan indikator dalam GBPP haruslah benar-benar
mewakili standar kompetensi dan kompetensi dasarnya, karena nantinya indikator
inilah yang akan dijadikan panduan dalam membuat soal-soal.
Materi yang disajikan dalam LKS bukanlah pemaparan secara menyeluruh
tetapi hanya berupa ringkasan saja, namun pada bagian materi tertentu yang
memiliki tingkat kesulitan yang tinggi maka pemaparan materi lebih difokuskan.
Perlu diperhatikan, bahwa latihan dan soal-soal yang dikembangkan harus
menggunakan berbagai bentuk dan teknik yang beraneka ragam sehingga tidak
membosankan. Harus dicantumkan pula langkah-langkah pengerjaannya jika soal
tersebut berbentuk esai dan penugasan.
8

B. Pengembangan Media Pembelajaran


Kegiatan belajar mengajar merupakan rutinitas biasa yang dilakukan di dalam
kelas, yang mana kegiatan ini dilaksanakan setiap harinya, keberhasilan kegiatan
ini sesungguhnya menjadi tanggung jawab seorang guru, apabila seorang siswa
gagal dalam suatu mata pelajaran maka kegagalan tersebut juga karena gurunya.
1. Pengertian Media Pembelajaran
Secara harfiah media diartikan sebagai medium atau perantara. Dalam
kaitannya dengan proses komunikasi pembelajaran, media diartikan sebagai
wahana penyalur pesan pembelajaran. Beberapa ahli dan asosiasi telah
mengemukakan pengertian tentang media pembelajaran ini, antara lain sebagai
berikut.
(NEA (1969) dalam Hernawan, dkk (2010:11.18) mengartikan media
pembelajaran sebagai sarana komunikasi, baik dalam bentuk cetak maupun
pandang dengar, termasuk perangkat kerasnya.
(Wilbur Schramm (1977) dalam Hernawan, dkk (2010:11.18) mendefinisikan
media pembelajaran sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan pembelajaran.
(Miarso (1980) dalam Hernawan, dkk (2010:11.18) menegaskan bahwa
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak didik sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Jadi, dapat disimpulkan secara lebih sederhana bahwa media pembelajaran
adalah sarana untuk menyalurkan pesan atau informasi dari guru ke siswa atau
sebaliknya.
2. Fungsi Media Pembelajaran
Dalam pembelajaran, media memiliki banyak fungsi/kegunaan, antara lain
untuk mengatasi berbagai hambatan proses komunikasi, sikap pasif siswa dalam
belajar, dan mengatasi keterbatasan fisik kelas.
Kegunaan media dalam mengatasi hambatan proses komunikasi antara lain
untuk mengatasi verbalisme (ketergantungan untuk menggunakan kata-kata lisan
dalam memberikan penjelasan), artinya dengan kata-kata lisan yang mungkin
abstrak dapat digambarkan dan dibantu dengan penggunaan media sehingga
verbalisme dapat diminimalkan atau bahkan ditiadakan, seperti pepatah a picture
worth a thousand words (satu gambar senilai dengan seribu kata). Misalnya,
menunjukkan gambar seekor dinosaurus akan lebih membuat siswa tahu bentuk
dinosaurus, daripada jika Anda hanya menceritakannya saja.
Berkaitan dengan keterbatasan fisik kelas, media memiliki kegunaan untuk
memeperkecil objek yang terlalu besar (dapat dibantu dengan media slide atau
model), memperbesar objek yang terlalu kecil (dapat dibantu dengan
mikroproyektor, gambar, atau film), menyederhanakan objek yang terlalu rumit
(dapat dibantu dengan diagram, bagan), dan menggambarkan objek yang terlalu
luas, misalnya gempa bumi atau iklim (dapat dibantu dengan media film, gambar).
Dalam mengatasi sikap pasif siswa, media pembelajaran juga memiliki
berbagai kegunaan, antara lain menimbulkan kegairahan belajar,
memfokuskan/menarik perhatian, memungkinkan atau setidaknya mendekatkan
9

interaksi langsung dengan lingkungan nyata, memberikan perangsang yang sama


untuk mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
Jika Anda ingin mengajarkan tentang kebudayaan masyarakat Aceh
sebaiknya Anda menunjukkan berbagai gambar tentang pakaian, rumah, atau foto
perkawinan orang Aceh. Gambar-gambar tersebut akan lebih menarik minat siswa
untuk mempelajari kebudayaan Aceh dibandingkan dengan jika Anda hanya
menyajikan cerita dengan berceramah saja. Atau jika ingin menjelaskan tentang
bangun ruang, akan lebih efektif jika menggunakan media.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi utama media
pembelajaran ada tiga yaitu :
a. Memotivasi minat atau tindakan
b. Menyampaikan informasi
c. Memberi instruksi
3. Macam-Macam Media Pembelajaran
Secara sederhana media pembelajaran dapat dipilah menjadi tiga bagian saja,
yaitu sebagai berikut.
a. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan
indera penglihatan. Jenis media inilah yang sering digunakan oleh guru-guru
untuk membantu menyampaikan isi atau materi pelajaran. Media visual ini terdiri
atas media yang tidak dapat diproyeksikan (non projected visual) dan media yang
dapat diproyeksikan (projected visual). Media yang dapat diproyeksikan ini dapat
berupa gambar diam (still pictures) atau bergerak (motion pictures). Contoh dari
media visual adalah tabel, poster, foto, dan slide.
b. Media Audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif
(hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Program kaset suara dan
program radio adalah bentuk dari media audio. Penggunaan media audio dalam
kegiatan pembelajaran pada umumnya untuk melatih keterampilan yang
berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. Dari sifatnya yang
auditif, media ini mengandung kelemahan yang harus diatasi dengan cara
memanfaatkan media lainnya.
c. Media Audio Visual
Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual
atau biasa disebut media pandang-dengar. Apabila Anda menggunakan media ini
akan semakin lengkap dan optimal penyajian bahan ajar kepada para siswa. Selain
itu, media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas
guru. Dalam hal ini, guru tidak selalu berperan sebagai penyaji materi
(narasumber) karena penyajian materi dapat digantikan oleh media. Oleh sebab
itu, peran guru beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan
bagi para siswa untuk belajar. Contoh dari media audiovisual diantaranya program
video/televisi pendidikan, video/televisi instruksional, dan program slide suara
(soundslide), dan pembelajaran dengan komputer.
10

Sedangkan berdasarkan fungsinya media pembelajaran dapat berbentuk :


a. Alat Peraga
Alat peraga adalah sebuah benda yang dirancang dan dibuat dengan tujuan
untuk mempermudah proses pembelajaran.
Fungsi alat peraga yaitu :
(i) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
(ii) Salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru karena merupakan
bagian yang integral dari situasi mengajar.
(iii) Penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
(iv) Penggunaannya bukan semata-mata alat hiburan (pelengkap).
(v) Untuk mempercepat proses pembelajaran (menangkap pengertian).
(vi) Untuk mempertinggi mutu pembelajaran.
Jenis alat peraga dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
(i) Alat peraga dua dan tiga dimensi
Contoh : bagan, grafik, poster, gambar mati, peta datar, peta timbul, globe,
papan tulis.
(ii) Alat peraga yang diproyeksikan
Contoh : film, slide dan filmstrip.
Prinsip-prinsip penggunaan alat peraga yaitu :
(i) Menentukan alat peraga dengan tepat.
(ii) Menetapkan /memperhitungkan subjek dengan tepat.
(iii) Menyajikan alat peraga dengan tepat.
(iv) Menempatkan atau memperlihatkan alat peraga tepat waktu, tempat dan
situasi yang tepat.
b. Sarana
Sarana juga merupakan media pembelajaran yang fungsi utamanya sebagai
alat bantu untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan
sarana tersebut diharapkan dapat memperlancar kegiatan belajar mengajar. Contoh
media pembelajaran yang berbentuk sarana adalah papan tulis, penggaris, jangka,
timbangan, LK (Lembar Kerja), LT (Lembar Tugas).
(1) LK (Lembar Kerja)
LK adalah lembaran yang di gunakan siswa agar kegiatan belajar mengajar
lebih efektif dan efisien. Adapun di LK biasanya tercantum :
(i) Identitas (baik kelompok maupun individu) yaitu mencakup nama, kelas,
dan semester.
(ii) Tanggal mengisi LK.
(iii) Waktu yang ditetapkan dalam mengisi LK yang di sesuaikan dengan bobot
materinya.
(iv) Pokok bahasan yang dibicarakan.
(v) Uraian kegiatan yang biasanya merupakan petunjuk atau tuntunan yang di
berikan guru untuk para siswa.
(vi) Evaluasi yang betujuan untuk mengetahui seberapa jauh siswa dapat
menyerap materi yang diberikan.
11

(2) LT (Lembar Tugas)


LT adalah lembaran sarana yang dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar. Dalam penggunaan LT siswa tidak lagi mendapatkan bimbingan dari
guru artinya siswa dilepas untuk mengerjakan tugasnya secara mandiri. Adapun
didalam LT terdapat :
(i) Identitas (baik kelompok maupun individu) yaitu mencakup nama, kelas,
dan semester.
(ii) Tanggal mengisi LT.
(iii) Waktu yang ditetapkan dalam mengisi LT.
(iv) Pokok bahasan.
(v) Uraian kegiatan yang biasanya merupakan petunjuk atau tuntunan yang di
berikan guru untuk para siswa.
(vi) Evaluasi yang berisi tugas-tugas atau soal-soal yang harus dikerjakan oleh
siswa tanpa bantuan guru.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun secara
sistematis yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga tercipta lingkungan atau suasana
yang memungkinkan siswa untuk belajar. (Depdiknas (2006:4) dalam blog Nur
Syifa’ (2011)). Jenis-jenis bahan ajar dapat berupa visual, audio, audio visual,
serta multimedia interaktif.
Sedangkan media pembelajaran adalah sarana untuk menyalurkan pesan atau
informasi dari guru ke siswa atau sebaliknya. Macam-macam media pembelajaran
secara sederhana dapat dikelompokkan menjadi media visual, media audio, dan
media audio visual.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://mmenoell.blogspot.co.id/2011/12/pengembangan-bahan-ajar-
matematika.html. diakses pada 13 Maret 2016, jam 13.00 WIB

https://akhmadsudrajat,wordpress.com/2008/03/03konsep-pengembangan-bahan-
ajar-2/. diakses pada 13 Maret 2016, jam 13.15 WIB

http://bandono.web.id/2009/04/02/pengembangan-bahan-ajar.php.
diakses pada 13 Maret 2016, jam 13.20 WIB

http://p4tkmatematika.org/downloads/sd/MediaPembelajaran.pdf.
diakses pada 16 Maret 2016, jam 10.55 WIB

Hernawan, Asep Herry, dkk.2010.Pengembangan Kurikulum dan


Pembelajaran.Jakarta: Universitas Terbuka

Muhsetyo, Gatot.2009.Pembelajaran Matematika SD.Jakarta: Universitas


Terbuka

http://weblog-pendidikan.blogspot.com/2009/08/alat-peraga-dalam
pembelajaran.html. diakses pada 16 Maret 2016, jam 23.00 WIB

13

Anda mungkin juga menyukai