1. Judul Jurnal
a. Hubungan Tingkat Kemampuan Activity Of Daily Living (Adl) Dengan Perubahan
Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii Di Wilayah Puskesmas Masaran
b. Jurnal Evaluasi Penggunaan Obat Antidiabetik pada Pasien Diabetes Melitus Tipe-2
di Suatu Rumah Sakit Pemerintah Kota Padang - Sumatera Barat.
c. Pentingnya managemen pelayanan penggunaan obat dan edukasi dalam pengendalian gula
darah pada pasien diabetes militus.
2. Pengarang
a. Arina Maliya dan Ratih Wibawati (Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta)
b. Dedy Almasdy1, Dita Permata Sari1, Suharti1, Deswinar Darwin2, & Nina Kurniasih
c. Annik megawati program studi stikes cendekia utama kudus.
3. Pendapat
Menurut jurnal Hubungan Tingkat Kemampuan Activity Of Daily Living (Adl) Dengan
Perubahan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di Wilayah Puskesmas
Masaran. Diabetes Melitus diketahui sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh
adanya gangguan menahun terutama pada system metabolisme karbohidrat, lemak, dan
juga protein dalam tubuh (Lanywati, 2001). Kalau menurut kami penjelasan tentang
penyakit diabetes itu bukan hanya gangguan menahun karena ada jenis diabetes yang di
derita oleh anak-anak dan orang hamil yang akan kembali normal setelah proses
melahirkan. Seperti yang dijelaskan dalam teory lain diabetes juvenelis yang
bermanifestasi klinis sebelum umur 15tahun (FKUI,1988)dan diabetes gestasional
merupakan diabetes yang timbul selama kehamilan yang dapat mengganggu kesehatan
janin(ADAatau American Diabetes Association.2002)
Aktivitas sehari – hari atau dalam literatur asing disebut Activity of Daily Living
merupakan salah satu alat ukur untuk menilai kapasitas fungsional seseorang yang
seringkali mencerminkan kualitas hidup dan merupakan aktifitas pokok bagi perawatan
diri. Aktifitas sehari-hari (ADS) ini terdiri atas 6 macam kegiatan, yaitu mandi (bathing),
berpakaian (dressing), ke toilet (toileting), berjalan atau pindah posisi (walking&
transfering), kontinensia (continence), makan (feeding) (Tamher S & Noorkasiani,2009).
Untuk teori dari tamher S dan Noorkasiani,2009 ini sangat setuju karena aktifitas sehari-
hari akan mengurangi timbunan lemak hati karena akan diubah menjadi energy untuk otot
meskipun gerakan-gerakan sederhana tapi jika dilakukan dengan berkelanjutan dan rajin
maka itu akan membantu pemenuhan adl pasien.
Sedangkan menurut jurnal Evaluasi Penggunaan Obat Antidiabetik pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe-2 di Suatu Rumah Sakit Pemerintah Kota Padang - Sumatera
Barat. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat menimbulkan komplikasi. Pada
tahap akut, komplikasi diabetes terjadi akibat gangguan metabolik seperti hipoglikemia
atau hiperglikemia sedangkan pada tahap lanjut, gangguan ini terjadi akibat kerusakan
mikrovaskular dan makrovaskular. Ketepatan penggunaan obat ditetapkan berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan terlebih dahulu. menurut Waspadji, penderita DM
dibandingkan dengan penderita non DM mempunyai kecenderungan 2 kali lebih mudah
mengalami trombosis serebral, 25 kali terjadi buta, 2 kali terjadi penyakit jantung
koroner, 17 kali terjadi gagal ginjal kronik, dan 50 kali menderita ulkus diabetikum.
Pengelolaan pasien DM tipe-2 secara umum dapat berupa terapi non farmakologi
dan farmakologi. Terapi non farmakologi meliputi perubahan gaya hidup dengan
melakukan pengaturan pola makan (diet), meningkatkan aktivitas jasmani dan edukasi
berbagai masalah yang berkaitan dengan penyakit diabetes mellitus Sedangkan terapi
farmakologi dilakukan dengan pemberian obat antidiabetik, baik berupa obat antidiabetik
oral maupun insulin. Pada penelitian ini ditemukan interaksi farmakokinetik dan interaksi
farmakodinamik, sedangkan interaksi farmasetik tidak ditemukan. Interaksi
farmakodinamik antara lain terjadi antar insulin dengan ACE-inhibitor (ramipril dan
katopril), yang akan meningkatkan efek hipoglikemik insulin, insulin dengan
deksametason (kortikosteroid) yang akan menurunkan efek hipoglikemik insulin, insulin
dengan betabloker (propanolol) yang akan meningkatkan efek hipoglikemik insulin.
Sedangkan menurut jurnal pentingnya managemen pelayanan penggunaan obat dan
edukasi dalam pengendalian gula darah pada pasien diabetes militus. Dalam mengelola penyakit
diabetes militus langkah awalnya lebih baik menggunakan terapi non farmakologi terlebih dahulu
contoh manajement pola makan atau nutrisi olah raga dan stressor itu sanngat efektif baru
kemudian kalau upaya tersebut gagal bisa menggunakan terapi farmakologi sebagai
penunjangnya. Dari jurnal tersebut bisa dilihat saling terkaitnya antara managemen pelayanan
penggunaan obat dan edukasi dalam pengendalian gula darah pasien diabetes mampu membuat si
penderita bisa dikontrol penyakitnya agar tidak mengarah ke komplikasi.
4. Saran
Pentingnya dalam pemberian edukasi pada pasien bahwa gerakan gerakan pemenuhan
ADL yang dilakukan oleh pasien secara mandiri bisa meningkatkan kemandirian dan
pengontrolan gula darah dan harus ada kesadaran bagi si penderita untuk tetap berupaya
dalam kesembuhan dengan kegiatan fisik yang dilakukan secara mandiri.