Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KE BRANGKAR
Posted on 19 Juni 2009 by andaners
1. Pengertian:
1. Tujuan:
memindahkan pasien antar ruangan untuk tujuan tertentu (misalnya pemeriksaan diagnostik,
pindah ruangan, dll.)
1. Prosedur :
1. Ikuti protokol standar
2. Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap tempat
tidur
3. Dua atau tiga orang perawat menghadap ke tempat tidur/pasien
4. Silangkan tangan pasien ke depan dada
5. Tekuk lutut anda , kemudian masukkan tangan anda ke bawah tubuh pasien
6. Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/bahu dan bawah pinggang,
perawat kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien,
sedangkan perawat ketiga meletakkan tangan dibawah pinggul dan kaki.
7. Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama dan pindahkan ke brankar
8. Atur posisi pasien, dan pasang pengaman.
9. Lengkapi akhir protokol
Sumber;
A. Pendahuluan
Tulang yang paling kuat ditubuh manusia adalah tulang panjang, dan yang paling kuat
diantaranya adalah tulang paha (femur). Otot-otot yang yang beraksi pada tulang tulang
tersebut juga paling kuat.
Dengan demikian maka pengangkatan harus dilakukan dengan tenaga terutama pada paha,
dan bukan dengan membungkuk.
Diantara kelompok otot, maka kelompok fleksor lebih kuat dibandingkan kelompok
ekstensor. Dengan demikian pada saat mengangkat tandu, tangan harus menghadap ke depan,
dan bukan kebelakang. Semakin dekat akan kesumbu tubuh, semakin ringan pengangkatan.
Dengan demikian maka usahakan agar tubuh sedekat mungkin kebeban (tandu dan
sebagainya) yang akan diangkat. Kaki menjadi tumpuan utama saat mengangkat. Jarak antara
kedua kaki yang paling baik saat mengangkat adalah berjarak sebahu kita. Kenali
kemampuan diri sendiri bila merasa tidak mampu, mintalah pertolongan petugas lain, dan
jangan memaksakan mengangkat karena akan membahayakan penderita, pasangan dan kita
sendiri.
2. Kedua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit didepan kaki sebelahnya
3. Berjongkok, jangan membungkuk, saat mengangkat, punggung harus selalu dijaga lurus
4. Tangan yang memegang menghadap kedepan. Jarak antara kedua tangan yang memegang
(misalnya tandu) minimal 30 cm
5. Tubuh sedekat mungkin kebeban yang harus diangkat. Bila terpaksa, jarak maksimal
tangan kita ketubuh kita adalah 50 cm
a. Emergensi
b. Non emergensi
2. Ketidak mampuan menjaga penderita terhadap bahaya lain pada TKP (benda jatuh dan
sebagainya)
Apapun cara pemindahan penderita, selalu ingat kemungkinan pada patah tulang leher
(vertikal) bila penderita trauma.
1. Pemindahan emergensi
a. Tarikan baju
Kedua tangan penderita harus diikat untuk mencegah naik kearah kepala waktu baju ditarik.
Bila tidak sempat, masukkan kedua tangan dalam celananya sendiri.
b. Tarikan selimut
c. Tarikan lengan
Dari belakang penderita, kedua lengan paramedik masuk dibawah ketiak penderita,
memegang
d. Ekstrikasi cepat
Dilakukan pada penderita dalam kendaraan yang harus dikeluarkan secara cepat.
2. Pemindahan Non-emergensi
Dalam keadaan ini dapat dilakukan urutan pekerjaan normal, seperti kontrol TKP, survai
lingkungan, stabilisasi kendaraan dan sebagainya.
Oleh 2 atau 3 petugas, harus diingat bahwa cara ini tidak boleh dilakukan bila ada
kemungkinan fraktur servikal. Prinsip pengangkatan tetap harus diindahkan.
Sering dilakukan dirumah sakit. Juga tidak boleh dilakukan bila ada dugaan fraktur vertikal.
d. Brankar berjalan dengan kaki penderita didepan kepala, kepala dibelakang, supaya
penderita dapat melihat arah perjalanan brankar. Posisi ini dibalik bila akan naik tangga
(jarang terjadi).
Sewaktu dalam ambulan menjadi terbalik, kepala didepan (dekat pengemudi) supaya
paramedik dapat bekerja (bila perlu intubasi dan sebagainya)
Pada wanita inpartu, posisi dalam ambulan boleh dibalik, supaya paramedik dapat membentu
partus.
Alat yang sangat bermanfaat untuk pemindahan penderita. bila ada dugaan fraktur vertikal,
maka alat yang dipilih adalah LSB (long spine board). Harus diingat bahwa tandu sekop
bukan alat transportasi dan hanya alat pemindah. Waktu proses pengangkatan, sebaiknya 4
petugas, masing-masing satu pada sisi tandu sekop, karena kemungkinan akan melengkung
(alat ini mahal harganya, karena terbuat dari logam khusus).
Sebenarnya bukan alat pemindahan, tetapi alat fiksasi. Sekali penderita di fiksasi atas LSB
ini. Tidaka akan diturunkan lagi, sampai terbukti tidak ada fraktur vertikal, karena itu harus
terbuat dari bahan yang tidak akan mengganggu pemeriksaan ronsen.
Pemindahan penderita ke atas LSB memerlukan tehnik khusus yaitu memakai “log roll”
setelah penderita diatas LSB selalu dilakukan “Strapping”, lalu LSB diletakkan diatas
stretcher.
Lebih merupakan alat ekstrikasi. Setelah selesai ekstriksi, tetap penderita harus diletakkan
pada alat pemindah yang lain.