Anda di halaman 1dari 6

MUHAMMAD FARHAN

17011106
PSIKOLOGI PENDIDIKAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES BELAJAR

Secara garis besar faktor faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan dua kategori, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Yang dimana kedua faktor ini sangat berpengaruh dalam
proses dan menentukan hasil belajar.
Berikut adalah penjabarannya:

1. Faktor internal (psikologis)


Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri setiap individu yang berhubungan erat
dengan jiwa individu/siswa dan keinginan yang meliputi intelegensi, minta, perhatian, bajat,
motif, serta kematangan
a. Intelegensi/ kecerdasan
intelegensi menurut “Claparde dan Stern” adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara
mental terhadap situasi dan kondisi baru. Berbagai macam tes telah dilakukan oleh para ahli
untuk mengetahui tingkat intelegensi seseorang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
tingkat intelegensi seseorang. Oleh karena itu banyak hal atau faktor yang harus kita perhatikan
supaya intelegensi yang kita miliki bisa meningkat.
Menurut pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan intelegensi adalah salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar siswa, intelegensi merupakan dasar yang
potensial bagi pencapaian hasil bejalar. Seseorang yang mempunyai tingkat intelegensi jauh
dibawah normal akan sulit diharapkan untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam proses belajar
dan memahami suatu hal. Artinya hasil bejar yang dicapai sangat bergantung kepada tingkat
intelegensi dan hasil belajar yang dicapai tidak akan melebihi tingkat intelegensinya.
b. Minat dan perhatian
Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertatik pada sesuatu objek atau
menyenangi sesuatu objek ( Sumadi Suryabrata, 1988 : 109 ).
Minat adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu yang merupakan kekuatan di
dalam dan tampak di luar sebagai gerak – gerik. Dalam menjalankan fungsinya minat
berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Manusia memberi corak dan menentukan
sesudah memilih dan mengambil keputusan. Perubahan minat memilih dan mengambil
keputusan disebut keputusan kata hati (Heri, P, 1998)
Menurut Dakir ( 1993 : 114 ) ”Perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi
jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu baik yang ada di dalam maupun
yang ada di luar individu sedangkan pendapat senada dikemukakan oleh Slameto ( 1995 : 105)
Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungan nya dengan pemilihan
rangsangan yang datang dari lingkungannya.

Jadi minat dapat diartikan sebagai kecederungan seseorang terhadap sesuatu, sedangkan
perhatian adalah melihat dan mendengarkan dengan baik dan teliti terhadap sesuatu. Perhatian
dapat dipupuk dengan memberikan stimulus yang baru, beraneka ragam atau berorientatsi tinggi.
Minat mempunyai pengaruh besar terhadap belajar dan berpengaruh langsung terhadap berbagai
faktor lain seperti daya konsentrasi, perhatian, kerajinan, penemuan suatu metode belajar yang
tepat, dan ketabahan dalam menghadapi kesulitan belajar, karena bila bahan belajar yang
dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik baiknya
karena tidak adanyta daya tarik terhadap hal tersebut. Dengan adanya minat siswa terhadap
materi pelajaran akan memberikan hasil positif terhadap hasil atau prestasi belajarnya.

c. Bakat

Menurut Brigham (Dalam Suryabrata 1995)

Bakat merupakan sesuatu yang menjadi titik berat yang sudah dimiliki setiap manusia yang
sudah didapatkan dari latihan latihan tertentu dari peforma ataupun kinerjanya.

Menurut M. Ngalim Purwanto (Menurut Buku Psikologi Pendidikan)

Kata bakat lebih dekat definisinya dengan aptitude yang memiliki arti kecakapan pembawaan,
yang mana mengenai kesanggupan dan potensi tertentu yang dimiliki oleh seseorang.

Faktor internal lain yang mempengaruhi hasil belajar adalah bakat. Jadi dapat disimpulkan secara
umum bakat merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan belajar seseorang
dalam suatu bidang tertentu. Perlu diketahui bahwa biasanya bakat itu bukan untuk menentukan
mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi
rendahnya kemampuan seseorang disuatu bidang.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai
dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga diartikan sebagai kemampuan
dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan.
Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap informasiyang
berhungan dengan bakat yang dimilkinya. Misalnya, peserta didik yang berbakat dibidang
bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya sendiri.
Kesalahan dalam menentukan bakat sering terjadi dalam proses belajar, disebabkan seseorang
terlalu cepat merasa dirinya tidak berbakat pada suatu bidang. Untuk dapat mengetahui bakat
sendiri, kita dapat mempelajari berbagai bidang ilmu, baik disekolah maupun di lembaga-
lembaga kursus dan tempat lainnya. Karena belajar juga dipengaruhi oleh potensi yang dimilki
setiap individu,maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami
bakat yang dimilki oleh anaknya atau peserta didiknya, antara lain dengan mendukung,ikut
mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan
bakatnya.
Menurut jenisnya bakat terbagi dua, yaitu :
1. Bakat umum

Merupakan kemampuan yang memang berupa potensi dasar yang sifatnya umum, hal ini
dapat diartikan jika semua orang memang memilikinya

2. Bakat Khusus

Merupakan kemampuan yang mana memang berupa potensi khusus, yang berarti tidak semua
orang memilikinya. Misalnya saja bakat olahraga, seni, pemimpin, penceramah, dan masih
banyak lainnya. Bakat bakat khusus ini terdiri dari beberapa, antara lain adalah:

 Bakat verbal, bakat yang ditunjukan dengan konsep dalam bentuk kata kata.
 Bakat Numerikal, bakat mengenai konsep dalam bentuk angka angka.
 Bakat Skolastik, merupakan kombinasi dari kata dan angka. Meliputi kemampuan dalam
menalar, berpikir, mengurutkan, menciptakan hipotesis, pandangan hidup yang sifatnya rasional,
dan lainnya. Kecerdasan ini biasanya ditemukan pada akuntan, ilmuwan, pemograman, dan
sebagainya.
 Bakat Abstrak, bakat yang bukan dalam bentuk angka maupun kata namun lebih dalam
bentuk pola, rancangan, ukuran, bentuk serta posisi posisinya.

 Bakat Mekanik, bakat ini biasanya dalam bentuk prinsip prinsip umum IPA, tata kerja, alat
alat, dan lainnya.
 Bakat Relasi Ruang (Spasial), bakat yang digunakan untuk mengamati serta menceritakan
pola 2 dimensi ataupun berpikir 3 dimensi. Bakat ini akan membuat seseorang memiliki sifat
peka yang tajam kepada dalam detail visual. Biasanya bakat ini dimiliki oleh fotografer, artis,
pilot, arsitek, dan lainnya.
 Bakat kecepatan ketelitian klerikal, bakat yang berupa tulis menulis, meramu dalam
laboraturium, dan lainnya.
 Bakat Bahasa, Bakat yang berupa penalaran analistis bahasa. Biasanya ini dimiliki oleh
penyiaran, editing, hukum, pramuniaga, jurnalistik, dan lainnya.
d. Motif dan Motivasi
Motif dapat diartikan sebagai dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu yang
dikarenakan adanya kebutuhan kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia tersebut. Motif selalu
mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai suatu tujuan.
Motif yang kuat akan berpengaruh terhadap seberapa besar usaha dan kegiatan untuk mencapai
tujuan belajar.
Motif dan motivasi adalah dua hal yang saling beriringan, yang dimaksud motivas menurut para
ahli psikologi motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan
arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Menurut Moekijat (1984) dalam kamus
manajemen motivasi adalah setiap perasaan atau keinginan yang sangat mempengaruhi orang,
sehingga individu didorong untuk bertindak. Motivasi adalah pengaruh, kekuatan yang
menimbulkan kelakuan. Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan
keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang.

Dari sudut sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua factor yang berasal dari dalam diri individu dan
memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar membaca,
maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktifitas
kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah mejadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi
intrinsic memiliki pengaruh yang efektif, karena motivasi intrinsik relaatif lebih lama dan tidak
tergantung pada motivasi dari luar(ekstrinsik).
Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam motivasi intrinsic untuk
belajar anatara lain adalah:

a. Dorongan ingin tahu dan ingin menyelisiki dunia yang lebih luas;
b. Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju;
c. Adanaya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang
penting, misalkan orang tua, saudara, guru, atau teman-teman, dan lain sebaginya.
d. Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna bagi dirinya, dan
lain-lain.

2. Faktor eksternal
Disamping adanya beberapa faktor internal seperti diatas, ternyata potensi dalam belajar
dipengaruhi juga oleh faktor eksternal sebagai berikut :
I. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam lingkunganlah anak didik
hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Saling
ketergantungan antara lingkungan biotik dan abiotik tidak dapat dihindari. Itulah hukum alam
yang harus dihadapi oleh anak didik sebagai makhluk hidup yang tergolong kelompok biotik.
Selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan
sosial budaya. Interaksi dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi
kehidupan anak didik. Keduanya mempunyai pengaruh cukup signifikan terhadap kehidupan
anak didik disekolah. Oleh karena kedua lingkungan ini akan dibahas satu demi satu dalam
uraian berikut.
a. Lingkungan Alami
Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik dan berusaha didalamnya.
Pencemaran lingkungan hidup merupakan malapetaka bagi anak didik yang hidup di dalamnya.
Lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan sekolah yang di dalamnya dihiasi dengan
tanaman/pepohonan yang dipelihara dengan baik. Apotik hidup mengelompokan dengan baik
dan rapi sebagai laboratorium alam bagi anak didik. Sejumlah kursi dan meja belajar teratur rapi
yang ditempatkan dibawah pohon-pohon tertentu agar anak didik dapat belajar mandiri di luar
kelas dan berinteraksi dengan lingkungan. Kesejukan lingkungan membuat anak didik betah
tinggal berlama-lama didalamnya. Begitulah lingkungan sekolah yang dikehendaki. Bukan
lingkungan sekolah yang gersang, pengap, tandus dan panas yang berkepanjangan. Oleh karena
itu, pembangunan sekolah sebaiknya berwawasan lingkungan, bukan memusuhi lingkungan.
Pengalaman telah banyak membuktikan bagaimana panasnya lingkungan kelas, di mana suatu
sekolah yang miskin tanaman atau pepohonan di sekitarnya. Anak didik atau siswa gelisah hati
untuk keluar kelas lebih besar daripada mengikuti pelajaran di dalam kelas. Daya konsentrasi
semakin melemah akibat kelelahan yang tak terbendung.
b. Lingkungan Sosial Budaya
Pendapat yang tidak dapat disangkal adalah mereka yang mengatakan bahwa manusia adalah
makhluk homo socius. Semacam makhluk yang berkecendrungan untuk hidup bersama satu
sama lainnya. Hidup dalam kebersamaan dan saling membutuhkan akan melahirkan interaksi
sosial. Saling memberi dan saling menerima merupakan kegiatan yang selalu ada dalam
kehidupan sosial. Berbicara, bersenda gurau, memberi nasihat dan gotong royong interaksi sosial
dalam tatanan kehidupan bermaysrakat.
Sebagai anggota masyarakat anak didik tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial. Sistem
sosial yang terbentuk mengikat perilaku siswa untuk tunduk pada norma-norma sosial, susila dan
hukum yang berlaku dalam masyarakat. Demikian juga halnya di sekolah. Ketika siswa berada
disekolah, maka dia berada dalam sistem sosial di sekolah. Peraturan dan tata tertib sekolah
harus anak didik taati. Pelanggaran yang dilakukan siswa akan dikenakan sanksi sesua dengan
jenis dan berat ringannya pelanggaran. Lahirnya peraturan sekolah bertujuan untuk mengatur dan
membentuk perilaku anak didik yang menunjang keberhasilan belajar di sekolah.

c. Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan
memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak
terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajarsiswa, paling tidak siswa kesulitan ketika
memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum
dimilikinya.
d. Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar.
Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, letak rumah, pengelolaan keluarga, semuannya dapat
memberi dampak terhadap aktivitas belajar . Hubungan anatara anggota keluarga, orangtua,
anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan
baik.

Daftar pustaka :
http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-minat-menurut-para-ahli.html (diakses pada
21/02/2018)
https://dosenpsikologi.com/pengertian-bakat-menurut-para-ahli (diakses pada 21/02/2018)
hasanuddin.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/65/2017/11/Pertemuan-9.doc (diakses pada
21/02/2018)

Anda mungkin juga menyukai