PENUNTUN PRAKTIKUM Sistem Kedokteran Tropis
PENUNTUN PRAKTIKUM Sistem Kedokteran Tropis
1. PENDAHULUAN
2. METODE
Alat & Lempeng tes (card test) yang dikemas dalam kantong khusus.
Bahan Reagen pereaksi
Mikropipet (20/J
TAHAP ANALITIK
Cara kerja
1. Siapkan kantong tes dan biarkan beberapa saat untuk
penyesuaian dengan suhu ruangan.
2. Buka kantong dan keluarkan lempeng tes. Bila lempeng tes
dikeluarkan, maka tes harus segera dilaksanakan.
3. Beri label (berisi identitas pasien).
4. Pipetkan serum 5 ul ke dalam sumur sampel, atau 10 ul jika
menggunakan Whoole blood.
5. Tambahkan 3 tetes larutan buffer ke dalam su
mur ( lubang ) S.
6. Tunggu sampai 10 - 15 menit, baca hasil tes. Hasil negatif
harus dikonfismasi setelah 30 menit.
2
TAHAP PASCA ANALITIK :
.SUMBER PUSTAKA
1 Kit leaflet - Dengue Whole Blood - Acon
2 Henchal, EA; Putnuk, RJ: The Pathogenesis of Dengue. J. Epidemiol 114.
632
C C C C C
3
TES HIV-1/2
1. PENDAHULUAN
Human immunodeficiency virus tipe 1 (HIV), menyebabkan suatu infeksi
kronik yang mencapai puncaknya, biasanya setelah beberapa tahun
sebagai acquired immunodeficiency syndrome (AIDS)1
HIV adalah suatu retrovirus, mempunyai 2 macam subtipe yaitu HIV-1
dan HIV-2. HIV-1 adalah tipe yang paling sering, agen infeksius dan
menyebar ke seluruh dunia, sedang HIV-2 prevalensi dan virulennya
yang rendah dan terutama terdapat di Afrika Barat dan Portugal. 2
HIV terdiri dari 3 bagian utama yaitu envelope yang merupakan bagian
terluar, caspid (pol) polimerisasi yang meliputi isi virus dan core(gag)
untuk grup antigen protein, merupakan isi virus. Lapisan envelope terdiri
dari lemak ganda yang terbentuk dari membran sel penjamu serta protein
dari sel penjamu. Pada lapisan ini tertanam glikoprotein gp41. Pada
bagian luar glikoprotein ini terikat moleku! gp120. Pada elektroforesis
kompleks antara gp120 dan gp41 membentuk pita gp160. Caspid
merupakan lapisan protein yang dikenal sebagai p17. Pada bagian core
terdapat sepasang RNA rantai tunggal, enzim-enzim yang berperan
dalam replikasi seperti reserve transcriptase (p61), endonuklease (p31),
dan protease (p51) serta protein lainnya terutama p243>4>5'6
Diagnosis infeksi HIV biasanya ditentukan dengan ditemukannya antibodi
terhadap HIV dalam darah penderita. Laboratorium di Indonesia
melakukan tes terhadap HIV untuk menegakkan diagnosis, penapisan
darah transfusi, epidemiologi dan penelitian, setelah menandatangani
inform consent dari V.C.T (Voluntary Conseling and Test)6'7'6 Tes
serologik untuk mendeteksi anti-HIV dapat dikelompokkan menjadi tes
saring dan tes konfirmasi. Yang termasuk tes saring yaitu; tes ElA/Elisa,
dan tes rapid/sederhana , tes konfirmasi yaitu; western blot, IFA. Setelah
tes saring dapat diidentifikasi spesimen yang kemungkinan mengandung
anti-HIV, sedangkan setelah tes konfirmasi dapat diketahui bahwa
spesimen yang reaktif pada tes penyaring mengandung antibodi spesifk
terhadap HIV.6' -8
2. METODE
Prinsip Tes ini menggunakan prinsip
Immunochromatographic (rapit test) yang
mendeteksi antibodi spesifik terhadap HIV-1 dan
5 HIV-2 dalam serum, plasma atau whole blood
manusia. S Rapid test mengandung strip
4
membrane yang diselubungi dengan
recombinant HIV-1 capture antigen (gp41, p24)
pada 2 regio band 1, dan recombinant HIV-2
capture antigen (gp36) pada regio band 2.
Bila ada antibodi spesifik terhadap antigen HIV-1
dan HIV-2 dalam serum/plasma/whole blood
pasien, antibodi ini akan bereaksi dengan
konyugat koloid emas-antigen rekombinan
spesifik untuk HIV-1 (band 1) dan HIV-2 di (band
2) yang berwarna. Di garis T {band 1/band 2)
komplek konyugat-antigen ini akan bereaksi
dengan antigen HIV-1 / antigen HIV-2 yang akan
menampilkan warna pada garis tes HIV-1/HIV-2.
Wama merah pada garis tes menunjukkan hasil
tes positif. Garis tes yang tidak berwarna
menunjukkan hasil tes negatif.
Garis kontrol pada jendela "C" akan berwarna
merah, baik garis T berwarna atau tidak, dan
menunjukkan bahwa prosedur kerja adalah benar
5
1. Siapkan kantong tes dan biarkan beberapa
Cara kerja saat untuk penyesuaian dengan suhu ruangan.
2. Buka kantong dan keluarkan lempeng tes.
3. Bila lempeng tes dikeluarkan, maka tes harus
segera dilaksanakan. Ben label (berisi identitas
pasien).
4. Pipetkan 1 tetes serum/plasma atau 2 tetes
whole blood dan masukkan ke lubang "S"
5. Tambahkan 1 tetes buffer Reagen pereaksi
pada lubang yang sama untuk serum atau 2
tetes buffer jika menggunakan whole blood.
6. Tunggu sampai 10 menit, baca hasil tes.
6
Hasil Invalid (cacat) Arti
Setelah 15 menit tidak Prosedur tes tidak
ada garis merah baik benar, tes harus diulang
digaris 1,2 maupun di dengan lempeng tes
garis C(Gbr 5) yang baru
C C C C C
2 T 2 T 2 T 2 T
2 T
1 1 1
1 1
S S S S S
7
TES ANTI LEPTOSPIRA
1. PENDAHULUAN
Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh leptospira.
Terdapat beberapa spesies Leptospira dan dapat bersifat saprotik atau
parasitik. Manusia dapat terinfeksi jika terpapar oleh air yang
terkontaminasi oleh urin hewan pembawa leptospira melalui luka pada
kulit, atau mukosa mulut, hidung atau konjungtiva. Diagnosis dapat
ditegakkan dengan melihat Leptrospira secara mikroskopik pada urin
dan darah penderita atau mengisolasi pada tes kultur atau tes serologic
2. PRINSIP
Prinsip Tes ini menggunakan prinsipImmunochromatographic
(rapid test) yang mendeteksi antibodi spesifik (IgM)
terhadap Leptospira dalam serum, plasma atau whole
blood manusia. Bila ada antibodi spesifik terhadap
Leptospira dalam serum/plasma/whole blood pasien,
antibodi ini akan bereaksi dengan konyugat koloid
emas-antigen rekombinan spesifik untuk Leptospira
yang berwarna. Di garis T komplek konyugat-antigen ini
akan bereaksi dengan antigen Leptospira yang akan
menampilkan warna pada garis T. Warna merah pada
garis tes menunjukkan hasil tes positif. Garis tes yang
tidak berwarna menunjukkan hasil tes negatif. Garis
kontrol pada jendela "C" akan berwarna merah, baik
garis T berwarna atau tidak, dan menunjukkan
prosedur kerja adalah benar.
Persiapan pasien Pengambilan darah dilakukan pada fase akut dan
konvalesen
Persiapan sampel Sampel yang digunakan dapat berupa serum, plasma
atau sampel whole blood. Jika tes akan ditunda,
serum/plasma/whole blood bisa disimpan dalam
lemari pendingin pada suhu 2-8°C selama 3 hari; atau
dibekukan pada suhu -20°C untuk 3 bulan atau suhu -
70°C untuk waktu lebih lama. Sampel beku yang telah
diluluhkan tidak boleh disimpan-bekukan lagi. Sampel
yang hemolisis, membeku, terkontaminasi atau
lipemik tidak boleh digunakan untuk test. Sampel tidak
boleh dihangatkan.
Sampen yang mengandung partikel narus disentrifus
lebih dulu dan cairan supernatan yang jernih dipakai
untuk melakukan tes.
8
Alat & Bahan Lempeng tes yang dikemas dalam kantong khusus.
Reagen pereaksi Mikropipet(10L)
PASCAANALITIK
Interpretasi Hasil negatif Arti
hasil Dua garis berwarna merah Tidak ada antibodi
(pink) pada garis kontrol C. spesifik terhadap
Lihat Gbr.1) Leptospira, atau virus
jumlah antibodi masih
sedikit
Hasil Positif Arti
Dua garis merah pada Ada antibodi terhadap
garis T dan C (Lihat Leptospira
Gbr.2).
9
3.SUMBER PUSTAKA
1 Kit leaflet - Anti Leptospira Antigen Cassette- Focus Diagnostic
C T
C T
A B
A B
Gambar 2
Gambar 1
S
S
C T
A B
Gambar 3
10
TES RAPID MALARIA Pf/Pv
1. PENDAHULUAN
Malaria merupakan salah satu penyakit parasit yang bersifat fatal ditandai
dengan demam, menggigil dan anemia, yang dapat ditransmisi dari
individu satu ke individu lainnya melalui gigitan nyamuk anopheles.
Terdapat 4 jenis malaria yang dapat menginfeksi manuaisa yaitu:
Plasmodium Falciparum, P. vivax, P. Ovate dan P. Malariae. Infeksi P.
Falcifarum yang paling sering kemudian infeksi P. Vivax. Pada manusia,
sporozoit parasit ini bermigrasi ke hati tempat parasit menjadi matang dan
keluar dalam bentuk yang berbeda yaitu merozoit
3. METODE
Prinsip Tes ini menggunakan prinsip Immunochromatographic
(rapid test) yang mendeteksi antibodi spesifik (IgG,
IgM dan IgA) terhadap P. Falcifarum (Pf) dan P. Vivax
(Pv) dalam serum, plasma atau whole blood manusia.
Rapid test Malaria Pf/Pv Cassette mengandung strip
membrane yang diselubungi dengan recombinant
malaria P.falciparum capture antigen pada regio band
1, dan recombinant malaria P. vivax capture antigen
pada regio band 2
Bila ada antibodi spesifik terhadap antigen Pf dan
antigen Pv dalam serum/plasma/whole blood pasien,
antibodi ini akan bereaksi dengan konyugat koloid
emas-antigen rekombinan spesifik untuk Pf (regio band
1) dan Pv di (regio band 2) yang berwarna. Di garis T
(band 1/band 2) komplek konyugat-antigen ini akan
bereaksi dengan antigen Pf / antigen Pv yang akan
menampilkan warna pada garis tes Pf / Pv. Warna
merah pada garis tes menunjukkan hasil tes positif.
Garis tes yang tidak berwarna menunjukkan hasil tes
negatif. Garis kontrol pada jendela "C" akan berwarna
merah, baik garis T berwarna atau tidak, dan
menunjukkan bahwa prosedur kerja adalah benar.
Persiapan Pasien Tidak ada persiapan khusus.
Persiapan sampel Persiapan Sampel yang digunakan dapat berupa
serum, plasma atau sampel whole blood. Jika tes akan
ditunda, serum/plasma/whole blood bisa disimpan
dalam lemari pendingin pada suhu 2-8°C selama 3
hari; atau dibekukan pada suhu -20°C untuk 3 bulan
atau suhu -70°C untuk waktu lebih lama. Sampel beku
yang telah diluluhkan tidak boleh disimpan-bekukan
lagi. Sampel yang hemolisis, membeku,
11
terkontaminasi, lipemik tidak boleh digunakan untuk
test, tidak boleh dihangatkan. Sampel yang
mengandung partikel harus disentrifus lebih dulu dan
cairan supernatan yang jernih dipakai untuk
melakukan tes
Alat & Bahan Lempeng tes yang dikemas dalam kantong khusus.
Reagen pereaksi Mikropipet(10L, 20L)
12
Hasil Invalid (cacat) Arti
Setelah 15 menit tidak ada Prosedur tes tidak
garis merah baik digaris T benar, tes harus diulang
di garis C(Gbr 5) dengan lempeng tes
yang baru
C C C C C
Pv Pv Pv Pv Pv
T T T T T
Pf Pf Pf Pf Pf
S S S S S
13
TES RUMPLE LEEDE
A. Pra Analitik
1. Persiapan pasien: tidak memerlukan persiapan khusus
2. Prinsip:
Terhadap kapiler diciptakan suasana anoksia dengan jalan
membendung aliran darah vena. Terhadap anoksia dan
penambahan tekanan internal akan terlihat kemampuan
kapiler bertahan . Jika ketahanan kapiler turun akan timbul "'
Petechiae "' di kulit.
B. Analitik
Cara Kerja : 1.Pasang manset tensimeter pada lengan atas . Carilah
tekanan sistolik (TS) dan tekanan diastolik (TD).
2. Buat lingkaran pada bagian volar lengan bawah :
- Radius 3 cm
- Titik pusat terletak 2 cm di bawah garis lipatan siku.
3. Pasang lagi tensimeter dan buatlah tekanan sebesar 1/2
X (TS+TD) pertahankan tekanan ini selama 5 menit.
4. Longgarkan manset lalu perhatikan ada tidaknya
petechieae dalam lingkaran yang telah dibuat
C. Pasca Analitik
Nilai Rujukan : < 10 : Normal ( Negatif)
10 - 20 : Dubia ( Ragu – ragu )
> 201 : Abnormal ( Positif )
Tes Rumple Leede merupakan tes yang sederhana untuk melihat
gangguan pada vaskuler maupun trombosit. Tes Rumple Leede akan
positif bila ada gangguan pada vaskuler maupun trombosit.
14
PENYUSUNAN LAPORAN
JUDUL TES
I.PENDAHULUAN
II. METODE
1. TES………………..
1.2 ANALITIK
Cara Kerja
Nilai Rujukan
Interpretasi
III. DISKUSI
IV. KEPUSTAKAAN
15
KARTU KONTROL
PRAKTIKUM SISTEM INFEKSI TROPIS
BAGIAN ILMU PATOLOGI KLINIK
Nama : .....................................................
Kelompok : .....................................................
Pembimbing : .....................................................
Koordinator Praktikum,