Proposal Fix (Masohi)
Proposal Fix (Masohi)
PROPOSAL PENELITIAN
Saribah Latupono
2011-83-041
FAKULTAS KDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan sarana komunikasi dan teknologi komunikasi elektronik saat ini memang
begitu pesat dan canggih, di berbagi kalangan masyarakat perkotaan hingga pedesaan dan di
negara maju maupun terbelakang telah tersentuh kemajuan dunia komunikasi ini.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini memudahkan seseorang dalam
mencapai keinginannya, salah satu kemajuan dibidang teknologi tersebut ditandai dengan
dengan ukuran besar sekarang telah hadir TV yang dapat di tempelkan di dinding hingga
hadirnya teknologi elektronik yang sering disebut gedget sangat merata di belahan dunia ini.
Kejadian yang terjadi di belahan dunia dapat diketahui oleh masyarakat dunia hanya dalam
hitungan detik, hal ini menjadi salah satu nilai positif yang dapat dipetik dari perkembangan
teknologi saat ini. Seiring dengan itu, nilai negatif tentunya juga berjalan beriringan dengan
sekarang, segala hal bisa dilakukan dengan media elektronik.salah satunya media elektronik
contohnya Pemakaian komputer saat ini sudah semakin luas, hampir setiap kegiatan manusia
tidak terlepas dari pemakaian komputer. Manusia seolah-olah sudah sangat tergantung pada
kantornya, sedangkan bagi pelajar, mereka menggunakan media tersebut untuk mengerjakan
tugas sekolahnya Di negara kita ini sudah mulai banyak sekolah-sekolah yang
tugas-tugas sekolah dapat di kirim melalui email bahkan pendaftaran untuk masuk sekolah
maupun masuk universitas sekarang melalui seleksi, pendaftaran maupun menjalankan tes
Teknologi internet saat ini telah menjadi besar dan sangat berkembang pesat sebagai
alat informasi dan komunikasi yang tidak dapat lagi diabaikan. Dimana internet memiliki
tingkat kecepatan dan interaksi yang dapat dinikmati penggunanya untuk menyiarkan
pesannya tanpa harus terlebih dahulu memikirkan jarak geografis yang jauh. Hal-hal tersebut
dapat terlihat dari semakin banyaknya orang yang lebih memilih mengirim surat atau laporan
melalui email, orang-orang yang lebih memilih belanja online daripada datang langsung
ketoko. Dalam dunia pendidikan pula, teknologi internet hadir sebagai media yang sangat
multifungsi. Berbagai peranan internet antara lain sebagai akses kesumber informasi, alat
bantu pembelajaran, fasilitas pembelajaran dan sebagai infrastruktur system informasi dalam
institusi lembaga pendidikan. Berbagai peranan ini dinilai sangat penting karena dapat
meningkatkan arus informasi dengan sangat cepat dan menjadi poin utama bagi
perkembangan pendidikan di Indonesia di era global saat ini. Yang semua kecanggihan itu
Pada satu sisi, perkembangan dunia iptek telah membawa manfaat bagi kemajuan
masyarakat. Dalam dunia bisnis iptek sangat berpengaruh yang sebelumnya menuntut
kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-
ilmu dan aktifitas manusia. Iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan
dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.1
Alat elektronik yang digunakan tentu saja mempunyai dampat negatif jika intensitas
penggunaannya lebih dari normalnya. Dampak yang dapat memicu terjadinya mata menjadi
kering yakni melaui radiasi yang berasal dari monitor komputer, laptop maupun tablet
komputer ( gedget ). Adapun gelombang gelombang radiasi yang dihasilkan oleh sebuah
monitor diantaranya : Sinar X, Sinar ultraviolet dan gelombang mikro. Karena begitu
kecilnya partikel yang yang di pancarkan oleh radiasi komputer maka di anjurkan agar ketika
Karena dengan menggunakan itu minimal memperkecil radiasi yang di pancarkan komputer
terhadap mata.3
Efek dari radiasi komputer adalah mata menjadi minus (pengeliatan jarak jauh
berkurang), katarak, mata kering dan deminitis, dll. Studi yang dilakukan American
kelelahan mata dan gangguan mata lainnya. Kebanyakan gejala yang dikeluhkan responden
adalah soal kelelahan mata, pandangan menjadi kabur dan mata kering.3
volume radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh hp, laptop, gedget maupun elektronik
lainnya, maka mengakibatkan kepada hampir sepertiga jumlah penduduk dunia akan
mengalami gangguan pada mata , telinga maupun otak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan internet di dunia ini lebih dari 1 milyar orang. Beberapa gejala pada mata akibat
penggunaan komputer telah ditemukan dan penyebab utamanya adalah radiasi dari monitor
komputer itu sendiri. 90 % kasus yang dilaporkan WHO bahwa dampak dari penggunaan
media elektronik adalah : mata kering, sakit kepala, kabur melihat dekat secara periodik,
kadang-kadang kabur melihat jauh, mata merah, rasa panas, silau dan sebagainya.7
Mata kering menggambarkan suatu keadaan defisiensi air mata baik secara kualitas
maupun kuantitas, terjadi akibat penguapan air mata yang berlebihan. Gejala mata kering
bervariasi pada tiap orang seperti perasaan tidak enak dimata, rasa benda asing, mata merah,
rasa terbakar dan air mata berlebihan. Dr. Stephen Foster, Professor of Ophthalmology,
Harvard Medical School mengatakan bahwa frekuensi penyakit ini adalah 10-30%. Pada
pemakai komputer cenderung untuk mengurangi kedipan sekitar 7 kali permenit, sedangkan
normalnya 22 kali per menit, ini akan meningkatkan evaporasi air mata. Survey yang
dilakukan oleh America Optometrist Associatiom (AOA) menunjukkan bahwa lebih dari 10
juta pemeriksaan mata pertahun di Amerika Serikat dilakukan untuk masalah penglihatan
100 juta orang menggunakan komputer, lebih 50 persen pengguna komputer yang rata-rata
lebih dari 2 jam per hari mengeluhkan mengalami gejala dari mata kering.7 hal yang sama
juga didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh Reddy15et al di student university
Malasya didapatkan bahwa 134 orang (80,7 % ) dari 166 responden yang menggunakan
contact lensa dan bekerja menggunakan komputer lebih dari 2 jam per hari mengeluhkan
Selain lama penggunaan komputer untuk bekerja dan sebagainya, Jarak mata terhadap
monitor juga merupakan hal yang perlu diperhatian karena turut menentukan kenyamanan
pandang mata pekerja, terutama untuk melihat jarak dekat dalam waktu yang cukup lama.
Menurut OSHA disebutkan bahwa jarak mata terhadap layar monitor dengan menggunakan
komputer sekurang-kurangnya adalah 20-40 inch atau 50-100 cm.8 Sedangkan jarak nonton
televisi yang dianjurkan adalah 6 veet atau setara dengan 1,5 meter. Hal ini sesuai dengan
alasan atau penyebab utama terjadinya sindroma mata kering yaitu jarak mata yang terlalu
dekat dengan monitor, atau televisi sehingga mata dipaksa bekerja untuk melihat dari jarak
yang cukup dekat dalam jangka waktu yang cukup lama sedangkan fungsi mata sendiri
sebenarnya tidak dikhususkan untuk melihat dari jarak dekat. Diperberat dengan refleks
Mahasiswa di Fakultas kedokteran dituntut untuk bukan saja kuat dalam teori namun praktik
dan implementasinya ke masyarakat juga harus baik. Berbagai kegiatan dilakukan, dan
semuanya akan dipertanggung jawabkan melalui laporan yang dibuat. Bukan itu saja, jadwal
kuliah yang padat dan mengharuskan proses pembelajaran yang menggunakan laptop sebagai
sarana penunjang dalam proses belajar-mengajar. Dan intensivitasnya lebih dari 2 jam
lamanya penggunaan laptop tersebut. Belum lagi tugas-tugas baik tugas individu maupun
kelompok seperti pembuatan laporan PBL, CSL maupun tugas mandiri lainnya yang
memerlukan peran serta dari media elektronik baik dalam proses penyusunan tugasnya
Referensi dari tugas yang di buat bukan saja di ambil melalui buku-buku di
perpustakaan namun juga dari data terbaru dan dapat diperoleh dari mengakses media sosial
yakni melalui internet atau situs resmi dan valid. Proses pembuatan tugas dan laporan yang
dibuat menggunakan alat bantu dan penunjang yakni alat elektronik baik handpone, gadget,
laptop/komputer untuk menjadi sarana informasi serta penunjang untuk pembuatan tugas
tersebut.
Tak sedikit dari mahasiswa yang dalam proses pembelajarannya memanfaatkan
kecanggihan teknologi sekarang ini. Dan banyak yang menggunakan komputer, handpone
maupun gadget berjam - jam demi memperoleh informasi dan mengakses data terkini untuk
dianggap perlu untuk dilakukan penelitian mengenai intensitas penggunaan media elektronik
terhadap kejadian sindroma mata kering di fakultas kedokteran universitas pattimura periode
2016.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan masalah
visual merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi angka kejadian timbulnya sindroma
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum :
2. Tujuan khusus :
mahasiswa
d. Mengetahui distribusi kejadian sindroma mata kering berdasarkan Lama
penggunaan komputer
penggunaan komputer
penggunaan handpone
penggunaan TV
penggunaan TV
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini dapat menjadi sebagai sumbangan informasi bagi pengguna komputer
akan Sindroma Mata Kering yang dapat timbul akibat lama menatap monitor
komputer. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam pengaturan
waktu istirahat dan mengontrol jam penggunaan komputer agar tidak menganggu
2) Di bidang akademik/ilmiah
media elektronik terhadap kejadian Sindroma Mata Kering. Selain itu, penelitian ini
juga dapat digunakan sebagai bahan acuan penelitian lebih lanjut dan memberikan
tambahan kepustakaan karya tulis ilmiah yang bermanfaat bagi institusi dan
mahasiswa.
Memberikan masukan data bagi peneliti lain yang ingin menggali dan memperdalam
4) Untuk peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem lakrimalis mencakup struktur-struktur yang terlibat dalam produksi dan drainase
1. Komponen sekresi, yang terdiri atas kelenjar yang menghasilkan berbagai unsur
pembentuk cairan air mata, yang disebarkan di atas permukaan mata oleh kedipan mata.
2. Komponen ekskresi, yang mengalirkan sekret ke dalam hidung, terdiri dari kanalikuli,
1. Kelenjar Lakrimalis
Volume terbesar air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimal yang terletak di fossa
glandulae lakrimalis di kuadran temporal atas orbita. Duktus kelenjar ini mempunyai
Kelenjar yang berbentuk kenari ini dibagi oleh kornu lateral aponeurosis levator menjadi:
a) Lobus orbita yang berbentuk kenari dan lebih besar, terletak di dalam fossa glandulae
lakrimalis di segmen temporal atas anterior orbita yang dipisahkan dari bagian
palpebra oleh kornu lateralis muskulus levator palpebrae. Untuk mencapai bagian
kelenjar ini dengan pembedahan, harus diiris kulit, muskulus orbikularis okuli, dan
septum orbita.
b) Lobus palpebra yang lebih muara ke forniks temporal superior. Bagian palpebra yang
lebih kecil terletak tepat di atas segmen temporal forniks konjungtiva superior.
Duktus sekretorius lakrimal, yang bermuara pada sekitar 10 lubang kecil, yang
menghubungkan bagian orbita dan bagian palpebra kelenjar lakrimal dengan forniks
kelenjar-utama datang dari nucleus lakrimalis di pons melalui nervus intermedius dan
menempuh suatu jaras rumit cabang maxillaris nervus trigeminus. Denervasi adalah
konsekuensi yang sering terjadi pada neuroma akustik dan tumor-tumor lain di sudut
cerebellopontin.
aksesorius mempunyai peranan penting. Struktur kelenjar Krause dan Wolfring identik
dengan kelenjar utama, tetapi tidak memiliki ductulus. Kelenjar - kelenjar ini terletak di
dalam konjungtiva, terutama di forniks superior Sel-sel goblet uniseluler, yang juga
kelenjar sebasea Meibom dan Zeis di tepian palpebra memberi lipid pada air mata.
Kelenjar Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang juga ikut membentuk film air
mata.13 Sekresi kelenjar lakrimal dipicu oleh emosi atau iritasi fisik dan menyebabkan air
aksesorius dikenal sebagai “pensekresi dasar". Sekret yang dihasilkan normalnya cukup
Sistem ekskresi terdiri atas punctum, kanalikuli, sakus lakrimalis, dan duktus
nasolakrimalis.14
1. Punctum Lakrimalis
bagian superior dan inferior dari kelopak mata. Punctum relatif avaskular dari jaringan
sekitarnya, selain itu warna pucat dari punctum ini sangat membantu jika ditemukan
adanya sumbatan. Punctum lakrimalis biasanya tidak terlihat kecuali jika kelopak mata
dibalik sedikit. Jarak superior dan inferior punctum 0,5 mm, sedangkan jarak masing-
masing ke kantus medial kira-kira 6,5 mm dan 6,0 mm. Air mata dari kantus medial
2. Kanalikuli Lakrimalis
Lacrimal ducts (lacrimal canals), berawal pada orifisium yang sangat kecil,
bernama puncta lacrimalia, pada puncak papilla lacrimales, terlihat pada tepi ekstremitas
lateral lakrimalis. Duktus superior, yang lebih kecil dan lebih pendek, awalnya berjalan
naik, dan kemudian berbelok dengan sudut yang tajam, dan berjalan ke arah medial dan
ke bawah menuju lacrimal sac. Duktus inferior awalnya berjalan turun, dan kemudian
hampir horizontal menuju lacrimal sac. Pada sudutnya, duktus mengalami dilatasi dan
disebut ampulla. Pada setiap lacrimal papilla serat otot tersusun melingkar dan
Merupakan ujung bagian atas yang dilatasi dari duktus nasolakrimal, dan terletak
dalam cekungan (groove) dalam yang dibentuk oleh tulang lakrimal dan prosesus
frontalis maksila. Bentuk sakus lakrimalis oval dan ukuran panjangnya sekitar 12-15 mm;
bawah lacrimal sac menuju meatus inferior hidung, dimana saluran ini berakhir dengan
suatu orifisium, dengan katup yang tidak sempurna, plica lakrimalis (Hasneri), dibentuk
oleh lipatan membran mukosa. Duktus nasolakrimal terdapat pada kanal osseus, yang
terbentuk dari maksila, tulang lakrimal, dan konka nasal inferior. Setiap kali berkedip,
palpebra menutup seperti ritsleting, mulai dari lateral, menyebarkan air mata secara
merata di atas kornea, dan menyalurkannya ke dalam sistem ekskresi pada aspek medial
palpebra. Pada kondisi normal, air mata dihasilkan dengan kecepatan yang kira-kira
Dengan demikian, hanya sedikit yang sampai ke sistem ekskresi. Bila sudah
memenuhi sakus konjungtivalis, air mata akan memasuki puncta sebagian karena sedotan
kapiler. Dengan menutup mata, bagian khusus orbicularis pratarsal yang mengelilingi
ampula akan mengencang untuk mencegahnya keluar. Bersamaan dengan itu, palpebra
ditarik ke arah crista lakrimalis posterior, dan traksi fascia yang mengelilingi sakus
dalam sakus. Kerja pompa dinamik ini menarik air mata ke dalam sakus, yang kemudian
berjalan melalui duktus nasolakrimalis karena pengaruh gaya berat dan elastisitas
jaringan, ke dalam meatus inferior hidung. Lipatan-lipatan serupa katup milik epitel
pelapis sakus cenderung menghambat aliran balik udara dan air mata. Yang paling
berkembang di antara lipatan ini adalah “katup” Hasner di ujung distal duktus
nasolakrimalis. Struktur ini penting karena bila tidak berlubang pada bayi, menjadi
Air Mata
Air mata membentuk lapisan tipis setebal 7-10 um Yang menutupi epitel kornea dan
Membasahi dan melindungi permukaan epitel kornea dan konjungtiva yang lembut
antimikroba
Permukaan bola mata dilindungi oleh lapisan air mata yang berfungi untuk
menyediakan permukaan refraktif dalam menjaga tajam penglihatan. Air mata mengandung
protein spesifik seperti lysozym, lactoferin, lipocalin, imunoglobulin A sekretarius dan
fosfolipase A2 yang berperan sehingga dapat melindungi permukaan bola mata. Lapisan air
mata juga berfungsi menyediakan nutrisi dan oksigen untuk kornea yang avaskular. Lapisan
ini membuat lingkungan lembab bagi sel epitel, melicinkan permukaan bola mata sekaligus
melarutkan stimulus yang mengganggu. Ketebalan lapisan air mata sekitar 8-9 μm27,28
Film air mata terdiri atas tiga lapisan .Film air mata ( tebal 10 um ) meutupi permukaan mata
a) Lapisan superfisial adalah film lipid monomolekular yang berasal dari kelenjar
meibom tarsal dan dibawa ke tepi kelopak mata. Diduga lapisan ini menghambat
penguapan dan tnembentuk sawar kedap-air saat palpebra ditutup. Ketebalan lapisan
b) Lapisan aqueous dihasilkan oleh kelenjar lakrimal utama yang terletak dalam orbita
maupun kelenjar lakrimal tambahan seperti kelenjar Krause dan Wolfring pada
antibakterial dan antiviral, serta menjaga regularitas kornea. yang dihasilkan oleh
kelenjar lakrimal mayor dan minor; mengandung substansi larut-air (garam dan
c) Lapisan musinosa dalam terdiri atas glikoprotein dan melapisi sel-sel epitel kornea
dan konjungtiva. Lapisan ini berhubungan dengan permukaan okular dan diproduksi
terutama oleh sel goblet konjungtiva. Ketebalannya 1 μm Membran sel epitel terdiri
atas lipoprotein dan karenanya relatif hidrofobik. Permukaan yang demikian tidak
dapat dibasahi dengan larutan berair saja. Musin diabsorpsi sebagian pada membran
sel epitel kornea dan oleh mikrovili ditambatkan pada sel-sel epitel permukaan. Ini
menghasilkan permukaan hidrofilik baru bagi lapisan akuosa untuk menyebar secara
Gambar 5: Tiga Lapisan Film Air Mata yang Melapisi Lapisan Epitel Superfisial di Kornea
Sumber : http//www.pvamarillo.com
a) Lapisan lipid (atas), diproduksi oleh glandula meibom. Yang mempunyai fungsi
sebagai berikut :
b) Lapaisan akuous (tengah), diproduksi oleh kelejar Krause Wolfring yang mempunyai
fungsi :27
Suplai oksigen
Antimikroba
Membersihkan kotoran
Merupakan titik perbatasan udara/ air mata yang halus untuk distorsi refraksi bebas
Menghilangkan debris dan partikel asing dari permukaan okular melalui aliran air
mata
60% dari protein total air rnata; sisanya globulin dan lisozim yang berjumlah sama banyak.
Terdapat imunoglohulin IgA, IgG, dan IgE. Yang paling banyak adalah IgA, yang berbeda
dari IgA serum karena bukan berasal dari transudat serum saja; IgA juga di produksi sel-sel
plasma di dalam kelenjar lakrimal. Pada keadaan alergi tertentu, seperti konjungtivitis vernal,
kosentrasi IgE dalam cairan air mata meningkat. Lisozim air mata menvusun 21-25% protein
total, bekerja secara sinergis dengan gamma globulin dan faktor anti bakteri non-lisozim lain,
membentuk mekanisme pertahanan penting terhadap infeksi. Enzim air mata lain juga bisa
berperan dalam diagnosis berbagai kondisi klinis tertentu, misalnya, hexoseaminidase untuk
diagnosis penyakit Tay-Sachs.K+, Na+, dan CI- terdapat dalam kadar yang lebih tinggi di air
mata daripada di plasma. Air mata juga mengandung sedikit glukosa (5 mg/dL) dan urea
(0,04mg/dL). Perubahan kadar dalam darah sebanding dengan perubahan kadar glukosa dan
urea dalam air mata. pH rata-rata air mata adalah 7,35, meskipun ada variasi normal yang
besar (5,20-8,35). Dalam keadaan normal, air mata bersifat isotonik. Osmolalitas film air
Refleks berkedip
Setiap 8 detik tanpa di sadari mata kita akan bekedip. Pada saat berkedip maka komposisi
dari tear film akan di keluarkan yakni lipid, aquous dan mucus dikeluarkan yang gunanya
sebagai pelumas bola mata. 3 lapisan cairan terseut keluar dan membasahi kornea
(permukaan dari pada bola mata). Refleks berkedip akan berkurang pada saat kita serius
mengerjakan sesuatu. Contohnya pada saat bermain hp, mengerjakan tugas atau laporan
menggunakan laptop atau komputer berjam-jam, nonton TV. Kondisi-kondisi itulah yang
menyebabkan kita sering kali lupa untuk berkedip sehingga dapat menimbukan mata kering.
Defenisi
Sindroma mata kering atau keratoconjungtivitis sicca ( KCS ) adalah penyakit mata dimana
16
jumlah atau kualitas produksi air mata berkurang atau penguapan air mata film meningkat.
terjemahan dari keratoconjungtivitis sicca dari bahasa latin adalah kekeringan kornea dan
konjungtiva.
Etiologi
Banyak diantara penyebab sindroma mata kering mempengaruhi dari 1 komponen film air
mata atau berakibat perubahan permukaan mata yang secara sekunder menyebabkan film air
mata menjadi tidak stabil. Ciri histopatologik termasuk timbulnya bintik-bintik kering pada
kornea dan epitel konjungtiva. Pembentukan filamen hilangnya sel goblet konjungtiva.
Pembesaran abnormal sel epitel non goblet peningkatan stratifikasi sel. Dan penambahan
keratinasi. 16,17
1. Kongenital
d) Dysplasia ektodermal.
2. Di dapat
a) Penyakit sistemik
1. Sindrom sjorgen
4. Leukemia limfoma
5. Amiloidosis
6. Hemokromatosis
b) Infeksi
1. Trachoma
2. Parotitis epidemika
c) Cedera
2. Iradiasi
d) Medicasi
1. Anti-histamin
1. Avitaminosis A
3. Pemfigoid okuler
4. Konjungtivitis menahun
2. Blepharitis
1. Kelainan palpebra
a. Defek coloboma
1. Gangguan neurologik
2. Hipertiroid
3. Lensa kontak
4. Obat
5. Keratitis herpesimpleks
6. Lepra
E. Lagophtalmus
1. Lagophtalmus nokturna
2. Hipertiroid
3. Lepra
2. Kelainan konjungtiva
a. Pterygium
b. Symblepharon
3. Proptosis 16,17
Epidemiologi
Mata kering merupakan salah satu gangguan yang sering pada mata. Presentase insidensinya
sekitar 10-30 % dari populasi. Terutama pada orang yang usianya lebih dari 40 tahun dan 90
% terjadi pada wanita. Frekuensi insidensia sindrom mata kering lebih banyak terjadi pada
Manifestasi klinis
Pasien dengan mata kering paling sering mengeluh tentang sensasi gatal atau herpasir ( benda
asing). Gejala umum lainnya adalah: gatal, sekresi mukus berlebihan, tidak mampu
menghasilkan air mata, sensasi terbakar, fotosentivitas, merah, sakit, dan sulit menggerakan
palpebra.17 Pada kebanyakan pasien, ciri yang paling khas pada pemeriksaan slitlamp adalah
terputus atau tiadanya meniskus air mata di tepian palpebra inferior. Benang-benang mukus
konjungtiva bulbi tidak tampak kilauan yang normal dan mungkin menebal, edema dan
hiperemik.16
1. Tes schimer
Tes ini dilakukan dengan mengeringkan film air mata dan memasukan strip schimer (
kertas saring Whatman no 41) ke dalam cul de sac konjungtiva unferior pada batas 1/3
tengah dan temporal dari palpebra inferior. Bagian basah yang terpapar diukur 5
menit setelah dimasukan. Panjang bagian basah kurang dari 10 mm tanpa anestesi di
anggap abnormal
Bila dilakukan tanpa anestesi, tes ini mengukur fungsi kelenjar lakrimal utama, yang
aktifitas sekresinya dirangsang oleh iritasi kertas saring itu. Tes schimer yang telah
abnormal. Tes schimer adalah tes saringan bagi penilaian produksi air mata. Dijumpai
hasil false positif dan false negative. Hasil rendah kadang-kadang dijumpai pada
orang normal, dan tes normal dijumpai pada mata kering terutama yang sekunder
memperkirakan kandungan musin dalam cairan air mata. Kekurangan musin mungkin
tidak mempengaruhi tes schimer namun dapat berakibat tidak stabilnya film air mata.
Ini yang menyebabkan lapisan itu mudah pecah, bintik-bintik kering terbentuk dalam
film air mata, sehingga memaparkan epitel kornea atau konjungtiva . proses ini pada
akhirnya merusak sel-sel epitel, yang dapat dipulas dengan bengal rose. Sel-sel epitel
Tear film break-up time dapat diukur dengan meletakan secarik kertas
berflourecein pada konjungtiva bulbi dan meminta pasien berkedip. Film air mata
kemudian diperiksa dengan bentuan saringan cobalt pada slitlamp, sementara pasien
diminta agar tidak berkedip. Waktu sampai munculnya titik-titik kering yang pertama
dalam lapisan flourescein kornea adalah tear film break-up time. Biasanya waktu ini
lebih dari 15 detik, namun akan berkurang nyata oleh anestesia lokal, memanipulasi
mata, atau dengan menahan palpebra agar tetap terbuka. Waktu ini lebih pendek pada
mata dengan defisiensi air pada air mata dan selalu lebih pendek dari normalnya pada
Tes ini berfungsi untuk mengukur kualitas kestabilan air mata. Dikatakan
normal apabila pasien diminta berkedip kemudian kedipan ditahan. Apabila lapisan
air mata tidak mengalami perubahan antara 20-30 detik maka mata dikatakan normal.
Sebuah tes sederhana dan murah untuk meneliti mucus konjungtiva dilakukan
ferning ) mikroskopik terlihat pada mata normal. Pada pasien konjungtivitis yang
meninggalkan parut ( pemfigoid mata , sindrom steven johnson, parut konjungtiva
4. Desitologi impresi
Sitologi impresi adalah cara menghitung densitas sel goblet pada permukaan
konjungtiva. Pada orang normal, populasi sel goblet paling tinggi di kuadran infra-
trachoma, pemphigoid mata sicatrik, sindrom steven johnson, dan avitaminosis A16,20,
Bengal rose lebih sensitif dari flourescein. Pewarna ini akan memulas semua sel epitel
Penurunan konsentrasi lisozim air mata umumnya terjadi pada awal perjalanan sindrom
sjorgen dan berguna untuk mendiagnosis penyakit ini. Air mata ditampung pada kertas
schirmer dan di uji kadarnya. Cara paling umum adalah pengujian secara spektrofotometri
16,20
Hiperosmolitas air mata telah dilaporkan pada keratokonjungtivitis sicca dan pemakaian
kontak lens dan diduga sebagai akibat berkurangnya sensitivitas kornea. Laporan-laporan
sicca. Keadaan ini bahkan dapat ditemukan pada pasien dengan schirmer normal dan
1. lactoferin
lactoferin dalam cairan air mata akan rendah pada pasien dengan hiposekresi kelenjar
Terapi
Pasien harus mengerti bahwa mata kering adalah keadaan menahun dan pemulihan total sukar
terjadi, kecuali pada kasus ringan, saat perubahan epitel pada kornea dan konjungtiva masih
reversibel.16
air mata buatan adalah terapi yang kini diberikan kepada pasien dengan kasus sindroma mata
kering. Salep berguna sebagai pelumas jangka panjang, terutama saat tidur. Bantuan
tambahan diperoleh dengan memakai pelembap, kacamata pelembap bilik, atau kacamata
berenang.17
Fungsi utama pengobatan ini adalah penggantian cairan. Pemulihan musian adalah tugas yang
lebih berat. Tahun-tahun belakangan ini, ditambahkan polimer larut air dengan berat molekul
tinggi pada air mata buatan sebagai usaha memperbaiki dan memperpanjang lama
pelembaban permukaan agen mukomimetik lain termasuk Na-hialuronat dan larutan dari
serum pasien sendiri sebagai tetesan mata. Jika mukus itu kental seperti pada sindrom
Topikal Cyclosporin A
Topikal kortikosteroid
Topikal atau sistemik omega 3 fatty acis : omega 3 fatty acid menghambat sintesis
dari mediator lemak dan memblok produksi dari II – I and TNF –alpha. Pasien dengan
kelebihan lipid dalam air mata memerlukan intruksi spesifik untuk menghilangkan
lipid dari tepian palpebra. Mungin diperlukan antibiotik topikal atau sistemik. Vitamin
Semua pengawet kimiawi dalam air mata buatan akan menginduksi sejumlah
toksisitas kornea. Benzalkonium chlorida adalah preparat umum yang paling merusak.
Pasien yang memerlukan beberapa kali penetesan sebaiknya memakai larutan tanpa bahan
pengawet. Bahan pengawet dapat pula menimbulkan reaksi idiosinkrasi. Ini paling serius
dengan timerosal.16
Pasien dengan mata kering oleh sembarang penyebab lebih besar kemingkinan
terkena infeksi. Blepharitis menahun sering terdapat dan harus diobati dengan
memperhatikan higenitas dan memakai antibiotik topikal. Acne rosasea sering terdapat
tindakan bedah pada mata kering adalah pemasangan sumbatan pada punctum yang
bersifat temporer ( kolagen ) atau untuk waktu lebih lama ( silikon ), untuk menahan
secret air mata. Penutupan puncta dan canaliculi secara permanen dapat dilakukan dengan
terapi thermal ( panas ), kauter listrik atau dengan laser.16,17,21 pemasangan sumbat (
punctal plug ) pada lubang saluran pembuangan air mata di sudut kelopak mata.
Tujuannya adalah untuk mengurangi pengaliran ke luar air mata sehingga memperbaiki
lubrikasi permukaan bola mata dengan air mata yang ada. Pada kasus dry eye yang berat
Sumber : http//hasrulbintang.files.wordpresscom
prognosis
secara umum prognosis untuk ketajaman visual pada pasien dengan sindroma mata kering
baik.16
komplikasi
timbul ulkus kornea, penipisan kornea, dan perforasi dan kadang-kadang terjadi infeksi
bakteri sekunder, dan berakibat parut dan vaskularisasi pad kornea yang sangat
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan desain penelitiannya yaitu
pendekatan cross sectional. Artinya penelitian ini meneliti tentang variabel-variabel distribusi
proporsi sindroma mata kering yang dilakukan hanya satu kali, dan pada satu saat.
Pengumpulan data dilaksanakan mulai dari bulan juli sampai bulan september 2016.
pattimura ambon.
1. Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah semua mahasiswa program studi S1 pendidikan
2. Sampel Penilitian
a. Besaran sampel
Jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rumus11:
𝑍𝛼 2 x 𝑃 x 𝑄
𝑛=
𝑑2
Dimana, Z = deviat baku alfa, pada α = 5% (0,05)
= 1,96
Q=1–P
= 1 – 0,5
= 0,5
0,9604
=
0,01
namun harus diekslusi, maka perlu dilakukan koreksi terhadap jumlah sampel minimal
Dengan demikian, jumlah sampel minimal yang dibutuhkan pada penelitian ini sebesar
107 responden.
Cara pengambilan sampel yang dipakai pada penelitin ini adalah stratified
random sampling secara proportional karena dilihat dari masing-masing angkatan
dari 2012,2013,2014 dan 2015 berdasarkan populasi total (jumlah seluruh mahasiswa
fakultas kedokteran universitas pattimura tahun ajaran SMP Negeri1 Masohi tahun
ajaran 2014/2015).
Angkatan 2013 :
Angkatan 2014 :
Angkatan 2015 :
Ket : 2012 56 orang, 2013 61 orang, 2014 64 orang, 2015 66 orang.
2. Melakukan randomisasi (pemilihan secara acak) dari jumlah sampel yang sudah
didapat dari masing-masing angkatan yakni 2012, 2013, 2014, 2015 sehingga
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada populasi.11 Kriteria
Kriteria eksklusi adalah sebagian subyek yang memenuhi kriteria inklusi yang harus
E. Variabel Penelitian
a. Variabel utama:
b. Variabel tambahan:
1. Jenis kelamin
2. Angkatan
Angkatan
Lama penggunaan
Sindroma mata komputer
kering
Jarak penggunaan
komputer
Lama penggunaan
Keterangan: handpone
= Variabel terikat ha
= Variabel bebas
Lama penggunaan
TV
Jarak penggunan TV
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer berupa data hasil
pemeriksaan klinis sindroma mata kering dengan menggunakan kuisioner yang di isi oleh
I. Pengolahan Data
1. Editing
Merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau
dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data
terkumpul.
2. Coding
3. Entry data
Adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam komputer sesuai
4. Cleaning data
Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dimasukan, apakah ada
J. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara, data yang telah terkumpul akan diolah dengan
menggunakan Stastical Program for Social Science (SPSS). Data yang telah diolah akan
dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel. Informasi yang disajikan
Penentuan populasi
Setiap penelitian yang menggunakan subjek manusia harus mengikuti aturan etik dalam
hal ini adalah adanya persetujuan. Etika pada penelitian antara lain: Lembar persetujuan
(Informed Consent) yang merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
yang akan dilakukan. Peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada alat ukur
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian baik
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan
waktu penelitian
kegiatan
2016
April Mei Juni Juli Agustus September Oktober
KKN
Seminar proposal
Perbaikan proposal
Penelitian
Penyusunan skripsi
Ujian skripsi
DAFTAR PUSTAKA
17. Ilyas Sidarta. Ilmu penyakit mata edisi ketiga. Jakarta: balai penerbit FK UI. 2009
18. Wijana N. Ilmu penyakit mata. Jakarta : abadi tegal. 1993
19. Moss S. Klein R.klein B. Prevalence and risk factor for dry eye syndrome. American
20. Sastrawan D,dkk. Standar pelayanan medis mata. Departemen ilmu kesehatan mata
21. Ac. Guyton 1991. Fisiologi kedokteran edisi II. Jakarta.EGC. buku kedokteran
22. OSHA. 1997. Working Safely with Video Display Terminals. U.S. Department of
Labor Occupational Safety and Health Administration. Available from
http://www.osha.gov/publications/osha3092.pdf
23. American Academy of Ophthalmology Staff. 2011-2012c. Orbit, Eyelid and Lacrimal
System. United State of America: American Academy of Ophthalmology. p. 243-246
24. Bhatnagar, K.R., Sapovadia, A., Gupta, D., Kumar, P., Jasani, H. 2014. Dry Eye
Syndrome : A rising occupational hazard in tropical countries. Medical Journal of Dr
D.Y. Patil University;7(1):13-18.
25. Lemp, M.A. 2008. Perspective Advances in Understanding and Managing Dry Eye
Disease. American Journal of Ophthalmology, 146(3): 350-356.
26. Gipson et al., 2003; Tsubota et al., 2008; American Academy of Ophthalmology,
2011-2012a).
27. Tsubota, K. Tseng, S.C., and Nordlund, M.L. 2008 Anatomy and Physiology of the
Ocular Surface. In Holland, E.J., Mannis, M.J.3rd.Ocular Surface Disease : Medical
and Surgical Management. Newyork, Springer, chap 1,p 9-12
28. Ni Made Ayu Surasmiati. Thesis Hba1c yang tinggi sebagai faktor risiko rendahnya
sekresi air mata pasien diabetes melitus pasca fakoemulsifikasi. Maret 2014
29. New zealand Association of Optometricsts.
Search