Praktikum Hidrogeologi acara keterdapatan air tanah dilakukan dengan
membuat penampang litologi secara vertikal sumur-sumur. Penampang dibuat dengan skala vertikal 1:100 dan skala horizontal 1:5000. Dimana setelah itu dari penampang vertikal dilakukan korelasi tiap sumur sehingga dapat diketahui persebaran litologinya secara lateral. Dimana didapatkan hasil seperti berikut. Pada sumur A dengan elevasi 190 mdpl memiliki susunan litologi dari muda ke tua berupa soil dengan ketebalan 2 m yang merupakan lapukan batuan. Kemudian terdapat lapisan batupasir karbonatan setebal 3 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas dan permeabilitas yang cukup baik maka dapat dikategorikan sebagai akuifer. Namun karena lapisan bagian atas.nya tidak terdapat zona impermeable, maka termasuk sebagai aquifer bebas atau unconfined aquifer karena tidak tertekan. Lalu bagian bawahnya terdapat lapisan batulempung setebal 3 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas yang baik namun permeabilitas yang kurang baik maka dapat dikategorikan sebagai akuiklud. Kemudian terdapat lapisan batupasir setebal 1 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas dan permeabilitas yang cukup baik maka dapat dikategorikan sebagai akuifer. Namun karena lapisan bagian bawah.nya tidak ada informasi akan keterdapatan zona impermeable, maka termasuk sebagai aquifer semiconfined. Sumur B berjarak 400 m dari Sumur A dengan elevasi 200 mdpl memiliki susunan litologi dari muda ke tua berupa soil dengan ketebalan 1 m yang merupakan lapukan batuan. Kemudian terdapat lapisan batulempung setebal 2 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas yang baik namun permeabilitas yang kurang baik maka dapat dikategorikan sebagai akuiklud. Lalu bagian bawahnya terdapat lapisan batupasir setebal 1 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas dan permeabilitas yang cukup baik maka dapat dikategorikan sebagai akuifer. Namun karena lapisan ini bersifat setempat dan tidak terdapat penerusannya, dan berada diantara akuikud maka disebut sebagai akuifer menggantung atau perched aquifer. Kemudian terdapat lapisan batulempung setebal 1 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas yang baik namun permeabilitas yang kurang baik maka dapat dikategorikan sebagai akuiklud. Lalu terdapat lapisan batupasir karbonatan setebal 2 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas dan permeabilitas yang cukup baik maka dapat dikategorikan sebagai akuifer. Karena lapisan bagian atas.nya terdapat akuiklud dan bagian bawahnya terdapat akuifug, maka termasuk sebagai artessian aquifer atau confined aquifer karena tertekan. Kemudian terdapat granit setebal 2 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang tidak memiliki porositas ataupun permeabilitas maka dapat dikategorikan sebagai akuifug. Sumur C berjarak 250 m dari Sumur B dengan elevasi 190 mdpl memiliki susunan litologi dari muda ke tua berupa soil dengan ketebalan 1 m yang merupakan lapukan batuan. Kemudian terdapat lapisan batulempung setebal 4 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas yang baik namun permeabilitas yang kurang baik maka dapat dikategorikan sebagai akuiklud. Lalu terdapat lapisan batupasir karbonatan setebal 3 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas dan permeabilitas yang cukup baik maka dapat dikategorikan sebagai akuifer. Karena lapisan bagian atas.nya terdapat akuiklud dan bagian bawahnya juga terdapat akuiklud, maka termasuk sebagai artessian aquifer atau confined aquifer karena tertekan. Kemudian terdapat lapisan batulempung setebal 2 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas yang baik namun permeabilitas yang kurang baik maka dapat dikategorikan sebagai akuiklud. Kemudian terdapat lapisan batupasir setebal 1 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas dan permeabilitas yang cukup baik maka dapat dikategorikan sebagai akuifer. Namun karena lapisan bagian bawah.nya tidak ada informasi akan keterdapatan zona impermeable, maka termasuk sebagai aquifer semiconfined. Sumur D berjarak 300 m dari Sumur C dengan elevasi 180 mdpl memiliki susunan litologi dari muda ke tua berupa soil dengan ketebalan 2 m yang merupakan lapukan batuan. Kemudian terdapat lapisan batupasir setebal 1 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas dan permeabilitas yang cukup baik maka dapat dikategorikan sebagai akuifer. Namun karena lapisan bagian atas.nya tidak terdapat zona impermeable, maka termasuk sebagai aquifer bebas atau unconfined aquifer karena tidak tertekan. Lalu terdapat lapisan batulempung setebal 2 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas yang baik namun permeabilitas yang kurang baik maka dapat dikategorikan sebagai akuiklud. Kemudian terdapat lapisan batupasir karbonatan setebal 3 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas dan permeabilitas yang cukup baik maka dapat dikategorikan sebagai akuifer. Karena lapisan ini berada diantara lapisan akuiklud, maka termasuk sebagai artessian aquifer atau confined aquifer karena tertekan. Lalu terdapat lapisan batulempung setebal 2 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas yang baik namun permeabilitas yang kurang baik maka dapat dikategorikan sebagai akuiklud. Sumur E berjarak 250 m dari Sumur D dengan elevasi 170 mdpl memiliki susunan litologi dari muda ke tua berupa soil dengan ketebalan 1 m yang merupakan lapukan batuan. Kemudian terdapat lapisan batupasir setebal 3 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas dan permeabilitas yang cukup baik maka dapat dikategorikan sebagai akuifer. Namun karena lapisan bagian atas.nya tidak terdapat zona impermeable, maka termasuk sebagai aquifer bebas atau unconfined aquifer karena tidak tertekan. Lalu terdapat lapisan batulempung setebal 2 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas yang baik namun permeabilitas yang kurang baik maka dapat dikategorikan sebagai akuiklud. Kemudian terdapat lapisan batupasir karbonatan setebal 2 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas dan permeabilitas yang cukup baik maka dapat dikategorikan sebagai akuifer. Karena lapisan ini berada diantara lapisan akuiklud, maka termasuk sebagai artessian aquifer atau confined aquifer karena tertekan. Lalu terdapat lapisan batulempung setebal 3 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas yang baik namun permeabilitas yang kurang baik maka dapat dikategorikan sebagai akuiklud. Kemudian terdapat lapisan batupasir setebal 1 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas dan permeabilitas yang cukup baik maka dapat dikategorikan sebagai akuifer. Namun karena lapisan bagian bawah.nya tidak ada informasi akan keterdapatan zona impermeable, maka termasuk sebagai aquifer semiconfined. Sumur F berjarak 200 m dari Sumur E dengan elevasi 190 mdpl memiliki susunan litologi dari muda ke tua berupa soil dengan ketebalan 2 m yang merupakan lapukan batuan. Kemudian terdapat lapisan batupasir setebal 2 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas dan permeabilitas yang cukup baik maka dapat dikategorikan sebagai akuifer. Namun karena lapisan bagian atas.nya tidak terdapat zona impermeable, maka termasuk sebagai aquifer bebas atau unconfined aquifer karena tidak tertekan. Lalu terdapat lapisan batulempung setebal 3 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas yang baik namun permeabilitas yang kurang baik maka dapat dikategorikan sebagai akuiklud. Kemudian terdapat lapisan batupasir karbonatan setebal 2 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas dan permeabilitas yang cukup baik maka dapat dikategorikan sebagai akuifer. Karena lapisan ini berada diantara lapisan akuiklud, maka termasuk sebagai artessian aquifer atau confined aquifer karena tertekan. Lalu terdapat lapisan batulempung setebal 3 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas yang baik namun permeabilitas yang kurang baik maka dapat dikategorikan sebagai akuiklud. Kemudian terdapat lapisan batupasir setebal 1 m, dimana karena sifat fisik batuan ini yang memiliki porositas dan permeabilitas yang cukup baik maka dapat dikategorikan sebagai akuifer. Namun karena lapisan bagian bawah.nya tidak ada informasi akan keterdapatan zona impermeable, maka termasuk sebagai aquifer semiconfined. Berdasarkan dari analisis diatas dapat diketahui potensi akan akuifer yang paling baik jika dimanfaatkan air tanahnya. Dimana akuifer yang paling berpotensi apabila ketebalan lapisan akuifernya cukup tebal sehingga dapat menampung air dengan volume yang cukup banyak. Selain itu untuk mendapatkan air tanah yang berkualtas cukup baik, maka sistem akuifer tersebut harus tertutup atau confined aquifer sehingga tak mudah dipengaruhi oleh air permukaan. Kadar karbonatan pada aquifer dapat pula mengubah kualitas air tanah menjadi kurang baik. Selain itu agar akumulasi air tanah tidak mudah habis maka jarak lokasi sumur harus jauh dari zona recharge. Dan juga harus memperhatikan arah aliran air pada akuifer menuju ke suatu lokasi, agar apabila air dieksploitasi maka masih banyak sumber air yang mensuplai daerah tersebut. Sehing
Pada sumur 1 pada kedalaman 14-17 mdpl terdapat lapisan litologi
batupasir karbonatan merupakan akuifer dimana pada litologi batupasir karbonatan memiliki permeabilitas yang baik untuk menyimpan dan mengalirkan air, lalu ditutup oleh lapisan dibawahnya yang merupakan litologi batulempung pada kedlaman 11-14 mdpl dimana batulempung yang merupakan lapisan yang dapat menyimpan tetapi hanya bisa mengalirkan dalam jumlah yang sedikit merupakan akuiklud. Lalu pada kedalaman 10-11 mdpl terdapat batupasir dimana batupasir dapat menyimpn dan mengairkan air dengan baik. Berdasarkan jenis akuifernya pada kedalaman 14-17 mdpl merupakan unconfined akuifer dimana tidak ada yang menghambat akuifer untuk menyimpan dan mengalirkan air, lapisan litologi batupasor karbonatan dimana muka airtanah merupakan bidang batas sebelah atas dari zona jenuh air. Lalu pada lapisan 10-14 mdpl terdapat lapisan batulempung lalu dibawahnya terdapat litlogi batupasir merupakan confined akuifer atau akifer tertekan dimana airtanah yang berada pada litologi batupasir tertutup oleh lapisan diatasnya yang merupakan lapisan kedap air atau impermeabel. Pada sumur 2 pada kedalaman 16-17 mdpl terdapat litologi batupasir yang bisa menyimpan dan mengalirkan air dengan baik. Dimana pada lapisan 17-19 mdpl dan lapisan 15-16 mdpl terdapat lapisan batulempung yang merupakan lapisan yang dapat menyimpan tetapi hanya bisa mengalirkan dalam jumlah yang sedikit merupakan akuiklud. Pada lapisan kedalaman 13-14 mdpl merupakan lapisan batupasir karbonatan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air dengan baik merupakan akuifer, lalu pada lapisan 11-13 mdpl merupakan granit dimana granit tidak dapat menyimpan dan mengalirkan air merupakan akuifug. Berdsarkan jenis akuifernya pada kedalaman 16-17 terdapat batupasir yang merupakan percher akuifer dimana pada lapisan batupasir yang terkepung oleh lapisan batulempung sehingga airtanah terkepung di dalam batupasir dan terpisah dari air tanah induknya sehingga terlihat sepeti akuifer menggantung. Lalu pada kedalaman 11-15 mdpl terdapat litologi batupasir karbonatan dibawahnya terdapat intrusi batuan beku berbentuk dike karena memotong perlapisan sehingga tidak ada intrusi lainnya pada sumur lain yang jaraknya relatif dekat, karena adanya intursi dimana intrusi mengakibatkan rekahan- rekahan sehingga air yang tertampung pada batupasir karbonatan bocor melalui rekahan pada intrusi sehinnga merupakan jenis akuifer bocor atau leakage akuifer. Pada sumur 3 pada kedalaman 14-18 mdpl terdapat lapisan batulempung yang merupakan lapisan yang dapat menyimpan tetapi hanya bisa mengalirkan dalam jumlah yang sedikit merupakan akuiklud. Pada kedalaman 11-13 mdpl terdapat litologi batupasir karbonatan yang bisa menyimpan dan mengalirkan air dengan baik merupakan akuifer. Pada kedalaman 9-11 mdpl terdapat lapisan batulempung yang merupakan lapisan yang dapat menyimpan tetapi hanya bisa mengalirkan dalam jumlah yang sedikit merupakan akuiklud. Padakedalaman 8-9 mdpl terdapat litologi batupasir yang bisa menyimpan dan mengalirkan air dengan baik merupakan akuifer. Berdasaarkan jenis akuifernya pada kedalaman 11-13 mdpl dimana litologi batupasir karbonatan dimana perlapisan diatas dan dibawahnya batulempung merupakan jenis akuifer tertekan atau confined akuifer dimana air tanah tertekan oleh lapisan kedp dibawahnya. Pada sumur 4 pada kedalaman 15-16 mdpl terdapat litologi batupasir yang bisa menyimpan dan mengalirkan air dengan baik merupakan akuifer. Pada 13-15 terdapat lapisan batulempung yang merupakan lapisan yang dapat menyimpan tetapi hanya bisa mengalirkan dalam jumlah yang sedikit merupakan akuiklud. Pada 10-13 terdapat litologi batupasir karbonatan yang bisa menyimpan dan mengalirkan air dengan baik merupakan akuifer. Pada 8-10 terdapat lapisan batulempung yang merupakan lapisan yang dapat menyimpan tetapi hanya bisa mengalirkan dalam jumlah yang sedikit merupakan akuiklud. Pada