Anda di halaman 1dari 39

TAHANAN KAPAL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN


BAB II
LANDASAN TEORI

II.1. Definisi Tahanan Kapal

Tahanan kapal pada suatu kecepatan adalah sebuah gaya fluida yang
bekerja pada arah sejajar kapal sedemikian rupa sehingga melawan gerak kapal .
Tahanan kapal yang diuraikan dalam sejumlah komponen yang berbeda sebagai
akibat interaksi gerak kapal. Sistem sumbu koordinat pada 3 sumbu x,y, dan z.
Gerak kapal dipengaruhi 4 ( empat )gaya yang tidak tergantung satu sama lainnya:
- Gaya berat yaitu massa kali percepatan gravitasi bumi ( mg )
- Gaya hidrostatik ( gaya apung ) FΔ atau γv.
- Resultan gaya hidrodinamika ( F ) merupakan desakan air pada kapal
sebagai akibat gerak lawan air. Gaya F diuraikan dalam 2 ( dua )
komponen yaitu : i) komponen gaya angkat (L) dengan arah tegak lurus
terhadap kecepatan dan ii) komponen tahanan ( R ) atau Drag ( D ) dengan
arah sejajar terhadap kecepatan.
- Gaya dorong ( T ) , sebagai gaya dorong kapal dengan arah berlawanan
dengan tahanan kapal ( R )

Gaya gaya tersebut diatas timbul akibat adanya :


- Kecepatan kapal ( V ), relative terhadap air / udara yang dilintasi oleh
kapal.
- Gaya gravitasi yang bekerja pada kapal dan air yang dibebani oleh kapal.
- Gaya aksi yang dihasilkan pendorong kapal ( propeller ).

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
- Tahanan kapal mempunyai kurva C – Fn, dimana koordinat horizontalnya
Vs
adalah angka froude : Fn =
gL
Sedangkan ordinatnya adalah koefisien tahanan kapal yang didefenisikan
sebagai :
R
C =
0,5 xSxV 2
Dimana :
V = Kecepatan kapal
L = Panjang kapal
g = percepatan grafitasi
S = luas permukaan bidang basah

II.2 Komponen Tahanan Kapal


Secara umum komponen tahanan kapal dapat dilihat pada bagan dibawah :

Komponen tahanan yang bekerja pada kapal dalam gerakan mengapung di


air adalah :
a. Tahanan gesek (Fariction resistance)

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Tahanan gesek adalah komponen tahanan yang diperoleh dengan cara
mengintegralkan tegangan tangensial keseluruh permukaan basah kapal menurut
arah gerak kapal. Tahanan gesek terjadi akibat adanya gesekan permukaan badan
kapal dengan media yang dilalulinya. Oleh semua fluida mempunyai viskositas,
dan viskositas inilah yang menimbulkan gesekan tersebut. Penting tidaknya
gesekan ini dalam suatu situasi fisik tergantung pada jenis fluida dan konfigurasi
fisik atau pola alirannya (flow pattern).

gambar : gesekan dan gaya tekanan

Viskositas adalah ukuran tahanan fluida terhadap gesekan bila fluida


tersebut bergerak. Jadi tahanan Viskos (RV) adalah komponen tahanan yang
terkait dengan energi yang dikeluarkan akibat pengaruh viskos. Tahanan gesek ini
dipengaruhi oleh beberapa hal, sebagai berikut :
Angka Renold (Renold’s number, Rn)

Rn = V x L x 𝒗
Koefisien gesek (friction coefficient, Cf )

Cf = 0,75/(logRn-2,0) 2 (Merupakan formula darri ITTC)


Rasio kecepatan dan panjang kapal (speed length ratio, Slr)

Slr = Vs x L
Dimana L adalah panjang antara garis tegak kapal (length betwen
perpendiculare).
 Aliran Laminer dan Turbulen

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Aliran laminer adalah fluida bergerak dengan sejumlah lapisan tanpa
saling memotong tetapi saling bergeseran pada kecepatan relative yang bervariasi.
Sementara itu aliran turbulen adalah komponen kecepatan fluida yang mempunyai
fluktuasi yang tidak menentu, dimana aliran fluida saling memotong (berbaur)
dalam gerakan ulakan, dalam hal ini kecepatan aliran harus dipandang sebagai
harga rata-rata kecepatan partikel. Faktor yang menentukan laminar dan
turbulennya suatu aliran adalah sangat ditentukan oleh bentuk benda, dimensi,
viskositas fluida dan kecepatannya yang dialami. Dengan bertambahnya
kecepatan maka aliran senantiasa akan berubah dari laminar ke turbulen, melalui
daerah transisi atau pada Rn = 105-106.
Rumus tahanan gesek sebagaimana persamaan dibawah ini
1
RF = CF x ( 2 x ρ x V 2 x S)

Harga CF tergantung pada sifat aliran, Rn, bentuk permukaan, sifat dan keadaan
permukaan fluida.

b. Tahanan sisa (Residual Resistante)


Tahanan sisa didefenisikan sebagai kuantitas yang merupakan hasil
pengurangan dari hambatan total badan kapal dengan hambatan gesek dari
permukaan kapal. Hambatan sisa terdiri dari:
1. Tahanan gelombang (Wave Resistance)
Tahanan gelombang adalah hambatan yang diakibatkan oleh adanya
gerakan kapal pada air sehingga dapat menimbulkan gelombang baik pada saat air
tersebut dalam keadaan tenang maupun pada saat air tersebut sedang
bergelombang. Tahanan gelombang adalah komponen tahanan yang dipengaruhi
bentuk lambung akibat gerakan kapal. Besaran tahanan gelombang adalah
sebanding dengan energi yang menimbulkan gelombang (wave) grafitasi.
Komponen ini dapat dipisahkan menjadi dua bagian yaitu tahanan pola
gelombang dan tahanan pemecah gelombang, namun perhitungan tahanan
gelombang kapal dengan mengabaikan tahanan pemecah gelombang.

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
2. Tahanan udara (Air Resistance)
Tahanan udara diartikan sebagai tahanan yang dialami oleh bagian badan
kapal utama yang berada di atas air dan bangunan atas (Superstrukture) karena
gerakan kapal di udara. Tahanan ini tergantung pada kecepatan kapal dan luas
serta bentuk bangunan atas tersebut. Jika angin bertiup maka tahanan tersebut juga
akan tergantung pada kecepatan angin dan arah relatif angin terhadap kapal.
1
RA = xρ x A X CD X VA2
2

dimana :
VA = Kecepatan angin
CD = Koefisien drag
AP = Luas bagian tangkap angin
ρA = Massa jenis angin (1,23 Kg/m3)

3. Tahanan bentuk
Tahanan ini erat kaitannya dengan bentuk badan kapal, dimana bentuk
lambung kapal yang tercelup di bawah air menimbulkan suatu tahanan karena
adanya pengaruh dari bentuk kapal tersebut.

c. Tahanan tambahan (Added Resistance)


Tahanan ini mencakup tahanan untuk korelasi model kapal. Hal ini akibat
adanya pengaruh kekasaran permukaan kapal, mengingat bahwa permukaan kapal
tidak akan pernah semulus permukaan model. Tahanan tambahan juga termasuk
tahanan udara, anggota badan kapal dan kemudi.
Komponen Tahanan tambahan terdiri dari :
1. Tahanan anggota badan (Appendages Resistance)
Yaitu tahanan dari bos poros, penyangga poros, lunas bilga, daun kemudi
dan sebagainya.
2. Tahanan kekasaran
Yaitu terjadi akibat kekasaran dari korosi air, pengotoran pada badan
kapal, dan tumbuhan laut.

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
3. Hambatan kemudi (Steering Resistance)
Yaitu akibat pemakaian kemudi mengakibatkan timbulnya hambatan kemudi.

II.3. Hambatan, propulsi & motor induk kapal


II.3.1 Perhitungan Hambatan Kapal
Hambatan total kapal terdiri dari beberapa komponen hambatan, yang pertama
yaitu viscous resistance (hambatan kekentalan) yang merupakan penjumlahan dari
friction resistance dengan viscous pressure resistance. Kedua adalah wave
resistance (hambatan yang diakibatkan oleh gelombang kapal).

Metode yang digunakan dalam perhitungan hambatan kali ini adalah : Holtrop &
Mennen Method. Sumber : Principle Naval Architect Vol. II page. 90 – 92.
Dengan rumus hambatan total kapal :

𝑅𝑊
RT = ½ x ρ x V2 x Stot ( CF ( 1 + k ) + CA ) x 𝑊
W

II.3.2 Perhitungan Luas Permukaan Basah Badan Kapal (S)

Menghitung luasan permukaan basah atau terendam oleh air. Notasi dari
permukaan ini dilambangkan dengan S,
Stot = S + Sapp
S = L x ( 2T + B ) x CM 0,5 x ( 0,453 + 0,423 x CB – 0,286 x CM – 0,003 x
B/T + 0,37 x Cwp) + 2,38 x ABT/CB

ABT = Cross sectional area of bulb in FP = 0 jika tidak memakai bulb


Sapp = luasan dari daerah tonjolan (kemudi, boss dan propeller).

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
II.3.3 Perhitungan Koefisien Tahanan Gesek (Cf)
Langkah berikutnya adalah penentuan angka Reynold dan angka Froude.
Data yang diperlukan untuk menghitung angka-angka ini meliputi kecepatan
kapal (v atau Vs), panjang garis air kapal (Lwl), grafitasi (g), dan koefisien
viskositas kinematis (v). Data tersebut kita masukkan dalam rumus:
Rn = v x Lwl / υ

υ = Kinematic viscosity

= 1, 188 x 106 m/s2

Fn = v / (g x Lwl) 1/2

Selanjutnya, dari data perhitungan tersebut dapat ditentukan besarnya koefisien


gesek (CF), yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Cf = 0,075 / (log Rn - 2)2

II.3.4 Perhitungan Koefisien Faktor Bentuk (1 + k)


Setelah menentukan besarnya Koefisien Tahanan Gesek, maka langkah
berikutnya adalah menentukan Koefisien Bentuk. Dalam buku Principles of Naval
Architecture, vol. II, hal. 91 diberikan rumusan baku dari perhitungan Koefisien
Bentuk (1 + k), yaitu:
1 + k1 = 0,93 + 0,487 x c(B/L)1,068 x (T/L)0,461 x (L/LR)0,122 x (L3/∇)0,365
(1–CP) -0,604
Menentukan c
c = 1 + 0,011 x Cstern
cstern = -25, untuk pram dengan gondola
cstern = -10, untuk potongan bentuk V
cstern = 0, untuk bentuk potongan normal
cstern = +10, untuk potongan bentuk U dengan stern Hogner

Selanjutnya dapat ditentukan besarnya L/LR yaitu dengan cara memasukkan


nilai-nilai yang kita peroleh pada perhitungan sebelumnya kedalam rumus berikut:
LR / L = 1 – CP + 0,06 x CP x LCB/ ( 4 x CP – 1 )

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Untuk nilai dari (1 + k2), sesuai dengan data yang ada dalam Tabel 25
buku PNA Vol.2, hal. 92, merupakan fungsi dari tipe tonjolan atau tambahan pada
badan kapal, adalah sebagai berikut:
Type of appendage Value of (1 + k2)

Rudder of single-screw ship 1,3 to 1,5

Spade-type rudders of twin-screw 2,8


ships
Skeg-rudders of twin-screw ships 1,5 to 2,0
Shaft brackets 3,0
Bossings 2,0
Bilge keels 1,4
Stabilizer fins 2,8
Shafts 2,0
Sonar dome 2,7

∑( 1+ 𝑘2 ) 𝑆𝐴𝑃𝑃
( 1 + k2 )eq = ∑ 𝑆𝐴𝑃𝑃

3.5 Perhitungan Koefisien Tahanan Udara (CA)


Tahapan berikutnya adalah menentukan nilai dari Koefisien Tahanan
Udara yang dilambangkan dengan notasi CA , yang dapat dicari dengan persamaan
dibawah ini:
CA = 0,006 (LWL + 100)-0,16 – 0,002 untuk T / LWL > 0,04
CA = 0,006 (LWL + 100)-0,16 – 0,002 + 0,003 (LWL / 7,5)0.5 x CB4 x C2 (0,04 –
T/LWL ) untuk T /LWL < 0,04

3.6 Perhitungan Koefisien Tahanan Gelombang ( RW /W )


Setelah melakukan perhitungan tahanan gesek dan udara maka langkah,
selanjutnya adalah menentukan besarnya nilai Koefisien Tahanan Gelombang dari

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
kapal. Besar nilai tersebut dapat diperoleh sesuai dengan rumus pada Principles of
Naval Architecture, vol. II hal. 92- 94 , sebagai berikut:
RW / W = c1 x c2 x c3 x e –mFn + m2 cos (λ . Fn-2)
Dimana :
Untuk kecepatan rendah [ Fn ≤ 0,4 ]

c1 = 2.223.105 x c43,761 ( T/B )1,08 ( 90 – iE ) -1,38


Dengan :
c4 = B/L untuk 0,11 ≤ B/L ≤ 0,25 ABT
d = 0,9
iE = Half angle of entrance at the load waterline
ABT γB
c2 = e-1,89 x
BT( γB+iE )

Dengan :
γB = Effective bulb radius
γB = 0,56 x ABT0,5

c3 = 1 - 0,8 x AT /( B x T x CM)
Dengan :
AT = luar daerah transom yang terbenam di air

m1 = 0,014 x L /T - 1,753∇ 1/3 / L – 4,799 x B/L – c5


Dengan :
c5 = 8,08 x CP – 13,867 x CP2 – 6,984 x CP3 untuk Cp ≤ 0,8
c5 = 0,730 – 0,707 x CP untuk Cp ≥ 0,8

m2 = c6 x 0,4e -0,034Fn^-3,29
Dengan :
c6 = -1,694 untuk L3 / ∇ ≤ 512
λ = 1,446 x CP untuk L / B ≤ 12

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
II.3.5 Perhitungan Gaya Keatas pada Kapal atau Bouyancy ( W )
Salah satu unsur yang perlu dihitung dalam menentukan besarnya tahanan
total adalah gaya keatas yang ditimbulkan oleh fluida yang biasa dikenal dengan
sebutan Bouyancy. Besarnya gaya keatas tersebut di notasikan dalam W, dimana
rumusannya adalah sebagai berikut:
W = 1,025 x ∇ x g
Dimana:
W = Gaya keatas atau Bouyancy
∇ = Volume dari kapal
g = Grafitasi (9,81 m/s2)

II.3.6 Perhitungan Tahanan Total Kapal ( RT )


Tahapan terakhir dalam penentuan besarnya Tahanan Total suatu kapal
adalah mensubtitusikan semua notasi yang kita peroleh dari perhitungan awal.
Setelah mendapatkan nilai dari notasi seluruhnya maka kita dapat menentukan
besarnya Tahanan Totalnya, yaitu dengan rumusan sebagai berikut:
RT = RF (1 + k ) + RAPP + RW + RB + RTR + RA
Dimana:
ρ = massa jenis air laut
Daya efektif pada kapal dapat dicari dengan rumus ;
EHP = RT x v
Dimana :
RT = Tahanan Total Kapal (KN)
v = Kecepatan Kapal (m/s)
Sehingga dengan memasukkannya ke dalam rumus akan didapatkan :
EHP = Rt x v (KW)

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
II.3.6 Pemilihan Motor Induk

Setelah kita mendapatkan besarnya daya effektif dari kapal maka tahap
selanjutnya adalah melakukan perhitungan effesiensi dari mesin yang akan
digunakan sehingga dapat menghasilkan daya yang sesuai dengan kebutuhan.

3.6.1 Efisiensi Propeller (Propulsive Coeficient)


Rumus :

η = ηH x ηo x ηRR
Dimana :
η = ηD : efisiensi propeller (Propulsive Coefisient)

ηH : efisiensi badan kapal


ηH = ( 1-t)/(1-w)

t=kxw
t = trust deduction power
w = wake friction, besarnya dapat dilihat pada table PNA Vol II,hal 185

ηo : efisiensi baling-baling yang terpasang pada bagian belakang kapal

ηRR : efisiensi relatif rotatif


besarnya 1,02 – 1,05 untuk tipe kapal propeller single screw

3.3.2 Delivery Horse Power (DHP)


Selanjutnya adalah perhitungan daya delivery yang dibutuhkan oleh
propeller, yaitu :
DHP = EHP / η [ kW ]

3.3.3 Shaft Horse Power (SHP)

Dari propeller daya/gaya dorong akan diteruskan ke mesin induk melalui


poros(shaft). Di poros tersebut daya akan tereduksi sekitar 0,98 – 0,985. Selain di
poros reduksi juga terjadi pada gear sekitar 0,98.

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
PD
SHP = η [ kW ]
s x ηrg

3.3.4 Break Horse Power (BHP)


Setelah DHP dketahui maka selanjutnya adalah menghitung daya break yang
dibutuhkan oleh mesin yang akan kita pilih, yaitu :
BHP = DHP + x % DHP [ kW ]

x merupakan persentase yang di perhitungkan dengan mengacu pada peletakan


mesin serta daerah pelayarannya (kamar mesin di belakang 3% dan daerah
pelayaran 30%).

II. 4. Metode – Metode Penentuan Tahanan Kapal


Dalam menentukan tahanan suatu kapal, digunakan tiga metode,yaitu :
1. Metode Kapal Pembanding
Dalam metode ini, untuk menetukan tahanan dari suatu kapal dilakukan dengan
cara mengambil suatu contoh kapal dengan type dan ukuran yang sama sehingga
dapat diketahui berapa besar tahanan kapal tersebut.
2. Metode Statistik
Untuk menentukan berapa besar tahanan suatu kapal dengan mengunakan
metode statistik ini dilakukan dengan cara mengambil contoh dari beberapa
kapal pembanding dengan type kapal yang sama. Melalui data statistik maka
akan diperoleh besar tahanan suatu kapal untuk ukuran yang berbeda.
3. Metode Satu persatu
Dalam metode ini, untuk menentukan besar tahanan dari suatu kapal dapat
diperoleh dengan jalan menghitung setiap komponen tahanan yang ada pada suatu
kapal sehingga diperoleh keseluruhan jumlah tahanan kapal tersebut.
Dalam metode satu persatu terbagi lagi menjadi beberapa metode,yaitu :
a. Diagram Taylor dan Gertler
b. Metode Guldhammer
c. Diagram Lapp
d. Metode Yamagata

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
e. Metode Ayre Rammers
f. Metode Holtrop
Namun dalam tugas tahanan kapal ini untuk perhitungan tahanan kapal dengan
ukuran yang telah diberikan akan menggunakan 2 metode,yaitu :
1. Metode Holtrop dan G.G. Mennen
2. Metode Yamagata

1) Metode Holtrop dan G.G. Mennen


 Komponen sama yang dihitung pada metode Guldhamer memiliki nilai
yang sama pada perhitungan Holtrof.
 Prediksi tahanan Kapal ( RT)
RT = RF x (1+k1) + RAPP + Rw + RB + RTR + RA

 Perhitumgan panjang bagian kapal yang mengalami hambatan langsung


(Length Of Run ) ditentukan dengan formula :
LR = LWL x {1 - Cp + [0,06 x Cp x %LCB) / (4 x Cp -1]}

 Perhitungan harga faktor lambung ( 1 + k1 )


Faktor lambung yang memperlihatkan hubungan tahanan viskositas bentuk
lambung dengan tahanan gesek diformulasikan :

𝐵
( 1 + k1 ) = c13 { 0,93 + c12 x( 𝐿 )0,92497 x ( 0,95 – Cp ) -0,521448 x ( 1 – CP + 0,0225
𝑅
x LCB ) 0,6906 }
Dimana: B = Lebar kapal

Cp = Koefisien prismatic

Lcb = jarak memanjang titik apung

LR = Length of the run

LR dapat diprediksi sebagaimana persamaan :

LR = Lwl x {1 - Cp + [0,06 x Cp x %LCB ) / (4 x Cp -1]}

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Koefisien c12 dapat diprediksi

𝑇 0,022 𝑇
( ) untuk > 0,05
𝐿 𝐿

𝑇 2,078 𝑇
c12 = 48, 20 - 0,02 + 0,48 , untuk 0,02 < < 0,05
𝐿 𝐿

𝑇
0,48 , untuk < 0,02
𝐿

Koefisien C13 dapat diprediksi berdasarkan Cstern sebagaimana persamaan:

c13 = 1 + 0,003 x Cstern

Tabel 4.1 : afterbody form

Afterbody form Cstren


V – shaped section -10
Normal section shape l 0
U-shape section with Hogner 10
stren

Perhitungan Hambatan Gesek ( RF ) ditentukan dengan formula :

RF = CF x 0,5 x ρ x S x VS2

 Perhitungan harga bagian tambahan ( 1 + k2 ) ditentukan dengan formula :


∑( 1+ 𝑘2 ) 𝑆𝐴𝑃𝑃
( 1 + k2 )eq = ∑ 𝑆𝐴𝑃𝑃

Faktor bentuk komponen tahanan tambahan ( 1 + k2 )

Bagian Ada =1,tidak = 0 Faktor Produk

Konvensional stern dan kemudi 1,5

Kemudi dan skeg 2

Kemudi kembar 2,8

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Y Braket 3

Skeg 2

Shaft Bossing 3

Shell Bossing 2

Shaft telanjang 4

Sirip Bilga 2,8

Dome 2,7

Lunas Bilga 1,4

∑1 ∑2 =

 Perhitungan harga bagian tambahan ( RAP ) dapat ditentukan dengan


formula :
RAP =  x 0,5 x Vs2 x As x Cf x (1+k2) (KN)

 Perhitungan tahanan akibat hambatan gelombang ( Rw ) dapat dihitung


dengan formula :
Rw = c1 x c2 x c5 x  x  x g x e {M ( M 2 cos( / Fn2 )
0, 9)
1 / Fn
(KN )

c1 = 2.223.105 x c7 3,786 x (T/B)1,08 / (90 – iE )1,376

𝐵 0,333 𝐵
0,23 ( ) jika 𝐿 < 0,11
𝐿

𝐵 𝐵
c7 = ( 𝐿 ) jika 0,11 < 𝐿 < 0,25

𝐵
0,5 - 0,063 L / B jika 𝐿 > 0,25

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
C3
c2 = [e -1,87 x ] c3 = parameter reduksi tahanan gelombang yang
disebabkan bulbous bow

0,56 x A
BT1,5
c3 =
B x T x ( 0,31 x √ABT +TF - hB )

c5 = 1 – 0,8 x AT / ( B x T x CM )

𝐿 𝐿
λ= 1,446 x Cp - 0,03 x 𝐵 jika < 12
𝐵

𝐿
1,446 xCp - 0,36 jika 𝐵 > 12

m1 = [0,014 x (Lwl / T)] - [1,753 x (1/3/ Lwl )] - [4,493 x (B/ Lwl)] – c16

8,08 x CP – 13,867 x CP2 + 6,984 x CP3 jika CP < 0,8


c16 = 1,730 – 0,707 x CP jika CP > 0,80

m2 = c15 x Cp2 x exp (-0,1Fn-2 )

𝐿3
-1,694 jika < 512
𝛻

𝐿3
c15 = 0,0 jika > 1727
𝛻

1
(𝐿 / 𝛻 3 − 8,0 ) 𝐿3
-1,694 + jika 512 < < 1727
2,36 𝛻

d = -0,9

Selanjutnya iE diprediksi dengan persamaan:

𝐵 𝐿𝑅
iE = 1 + 89 x Exp{ - (𝑇 )0.809 x ( 1 –CWP - 0,023 x LCB ) 0,637x ( ) 0,346 x
𝐵

𝛻
( 100 x 𝐿3 )0,163

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
 Perhitungan tahanan tekanan tambahan dari haluan gembung dekat
permukaan air ( RB ) dapat dihitung dengan formula :
 ABT 2 / 3   Fni3 
RB = 0,11 x ρ x g x  (3 / Pb)   2
(KN )
 e   (1  Fn) 

 Perhitungan tekanan tambahan akibat adanya transom yang terbenam


( RTR ) dapat dihitung dengan formula :
RTR = 0,5 x ρ x V2 x AT x c6

1. Perhitungan koefisien c6
c6 = 0,2 ( 1 - 0,2 F nT ) jika FnT < 5

c6 = 0 jika FnT > 5

2. Perhitungan FnT

Fn T = V / √2 𝑥 𝑔 𝑥 𝐴𝑇 / ( B + B x CWP )

 Perhitungan tahanan akibat korelasi model kapal ( RA )


RA = ½ x ρ x V2 x S x CA ( KN )

1. Perhitungan CA ( Correlation allowance coefficient ( ITTC 1978 ))


CA = 0,006 x (L x 100)-0,162 – 0,00205 + 0,003 √𝐿/7,5 𝑥 CB4 x c2 (0,04
– c4 )
Dimana : c4 = TF / L jika TF / L ≤ 0,04
c4 = 0,04 jika TF / L > 0,04
Kenaikan koeficien CA akibat kecepatan angin yang tinggi pada
ks = 150 μm sesuai ketentuan ITTC 1978
CA = ( 0,105 ks1/3 – 0,006 ) / L 1/3

 Perhitungan tahanan total (RT)


RT = RF (1+k1) + RAPP + Rw + RB + RTR + RA

 Perhitungan Daya efektif dalam satuan KW


PE = RT x Vs ( KW )

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
 Perhitungan daya kuda efektif dalam satuan HP EHP = PE /0,736 (HP)

2) Metode YAMAGATA

Metode ini banyak digunakan pada kapal-kapal berukuran kecil serta


komponen-komponen tahanan yang diperhitungkan juga terbatas. Menurut
Yamagata dalam menentukan tahanan kapal diberikan format sebagai berikut :

menentukan dimensi dan kecepatan kapal dalam knot dan m/s


Menentukan angka Reynold
1. Angka Reynold (Rn).
VS X Lwl
Rn =

2. Menentukan Koefisien Tahanan Gesek (Cf).


Cf = 0,075 / (log Rn – 2 )2

3. Menentukan nilai EHPfo


EHPfo = /2 x Vs2 x S x (Cfa +∆Cf)

4. Menentukan Froude Number (Fn)


Vs
Fn =
gxLwl

5. Menentukan Koefisien tahanan sisa (CR ).


Diperoleh dari grafik pada gambar 2.2 yang merupakan fungsi dari Fn dan Cb.

a. Koreksi tahanan sisa akibat Ratio Lebar dan Panjang Kapal (rR)B/L.
Diperoleh dari grafik pada gambar 5.3 yang merupakan fungsi dari Fn
dan Cb. (rR x B/L)/(B/L - 0,135)
b. Koreksi tahanan sisa akibat Ratio Lebar dan Sarat Kapal (rR)B/T.
Diperoleh dari grafik 5.2 yang merupakan fungsi dari Fn dan Cb.
(rR x B/T)/(B/T - 2,25)

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
c. Menentukan Koefisien tahanan sisa total (CR).
CR = CR + (rR)B/L + (rR)B/T

d. Menentukan Nilai EHPr


EHPr = 0,6973 x 𝛻 2/3 x v3 x Cr
e. Menentukan Nilai EHPa.
𝑣 𝐴
EHPa = ρa/2 x A x v2 x CA x 75 = 1500

f. Menentukan Nilai EHPtotal


EHPtotal = EHPfo+ EHPr+ EHP

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB III
PENYAJIAN DATA

III. 1 Ukuran Utama Kapal


a. Panjang garis air ( LWL) = 102,55m
b. Panjang antar dua garis tegak (LBP) = 98,61 m
c. Lebar Kapal (B) = 16,33 m
d. Tinggi Kapal (H) = 8,40 m
e. Sarat Kapal (T) = 6,82 m
f. Kecepatan Kapal (V) = 12 knot

III.2 Koefisien
 Block Coeficient ( Cb )
Berdasarkan buku “Ship Design and Ship Theory” :
( Bassoulis )
Cb = 0,813 x 0,99 x Lbp 0,42 x B -0,3072 x T 0,1721 x V -0,6135
= 0,71
 Midship Coeficient ( Cm ) :
Dalam buku "Ship Design for Efficiency and Economy" hal.34 :
( Van Lammeren )
Cm = 0,9 + ( 0,1 x ( Cb0,5 ))
= 0,986
 Dalam buku "Ship Design for Efficiency and Economy" hal.53 :
( Schekluth )
Cw = ( 1 + ( 2 x Cb )/( Cm0,5 )) / 3
= 0,826
 Horizontal Prismatik Coeficient ( Cph )
Cb
Cph =
Cm
` = 0,72
 Vertikal Prismatik Coefisien (Cpv)

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Cb
Cpv =
Cw

Cpv = 0,86
 Volume Kapal (V)
V = Lwl x B x T x Cb

= 102,55 m x 16,33 m x 6,82 x 0,71

= 8109,30 m3

 Dispacemen (∆)
(BK. Tahanan dan Propulsi Kapal)

Δ = V xγxc; Dimana : γ = 1, 025 ton/m3


= 8109,30 m3 x 1,025 ton/m 3 x 1,008 c = 1,008

= 8374,37 ton

 Luas penampang tengah kapal


(Buku Basic Ship Theory:12)
Am = B x T x Cm
= 16,33 m x 6,82 m x 0,986
= 109,78 m2
 Luas Garis Air (Awl)
(Buku Basic Ship Theory :12)
Awl = Lwl x B x Cwl
= 102,55 m x 16,33 m x 0,826
= 1383,254 m2

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB IV

ANALISA PERHITUNGAN TAHANAN KAPAL

IV. 1. Perhitungan Tahanan Metode Holtrop


Metode Holtrop (Holtrop and Mennen, 1982 dan Holrop, 1984) banyak
digunakan untuk memprediksi tahanan, kapal tipe displacement satu lambung
dengan batasan bilangan Froude (Fn) maksimum 1,00. Formulasi tersebut
didasarkan pada suatu analisa regresi dari 334 model test data pada NSMB
(Netherland Ship model Basin).
a. Penyajian data kapal dan perhitungan :

1. Panjang antara garis tegak (LBP) = 98,61 m


2. Panjang garis air (Lwl) = 102,554 m
3. Lebar Kapal (B) = 16,33 m
4. Tinggi kapal (H) = 8,4 m
5. Sarat Kapal (T) = 6,82 m
6. Displasemen () = 8374,369 ton
7. Volume kapal () = 8109,296 m3
8. Luas Garis Air (Awl) = 1383,313 m2
9. Luas Permukaan Basah (S) = 2434,282 m2
10. Sudut kemiringan entrance () = 25,382 °
11. Kecepatan dinas (Vs) = 12 knot
12. Luas bagian tambahan (As) = 10%.S = 243,428 m2
13. Luas bagian transom yang tercelup (ATS) = 5,867 m2
14. Luas penampang melintang haluan gembung (ABT) = 14,271 m2
15. Tinggi haluan gembung (Hb) = 3,956 m
16. Nilai sarat depan (Td) = 6,82 m
17. Nilai sarat belakang (Tf) = 6,82 m
b. koefisien-koefisien utama

1. Nilai Cb = 0, 71
2. Nilai Cm = 0,986
3. Nilai Cw = 0,826
4. Nilai Cp = 0,72
5. LCB = 1,21

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
6. Kecepatan kapal = 12 knot
7. Kecepatan kapal dalam m/s
1 knots = 0,514 m/s
Vs = V x 0,514
= 12 m/s x 0,514
= 6,168 m/s
8. Panjang garis air (lwl)
Lwl = lbp x 1,04
= 98,61 m x 1,04
= 102,554 m
9. Harga bilang Froud (Fn)
Vs
Fn =
gxLwl
6,168
=  0,195
9,8x102,55
10. Harga bilangan Reynold
Vs x Lwl x 106
Rn =
1,19

6,168 m/s x 102,554 m x 106


=
1,19

= 531.972.941

c. Perhitungan Tahanan Gesek


1) Harga Koefisien gesek (formula ITTC 1957)
Cf = 0, 075/ ( log Rn – 2 )2
= 0,075 / ( l0g 531.972.941 – 2) 2
= 0,002
2) Perhitungan Panjang Bagian Kapal yang Mengalami Hambatan Langsung
(LR : Length Of The Run)
LR = Lwl x{1 - Cp + [0,06 x Cp x %LCB)/(4 x Cp -1]}
= 102,554 m {1- 0,72 + [0,06 x 0,72 x 1,21 )/(4 x 0,72 -1]}
= 31,564 m
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
3) Menentukan nilai C12
𝑇 𝑇
Untuk > 0,05 maka c12 = ( 𝐿 ) 0,223
𝐿

6,82 m
c12 = = 0, 547
102,55 m

4) Menentukan nilai c13


c13 = 1 +0,003 x CStern
c13 = 1 + 0,003 x 10
= 1,03

5) Perhitungan Harga Faktor Lambung

Faktor lambung yang memperlihatkan hubungan tahanan viskositas bentuk


lambung dengan tahanan gesek diformulasikan :

(1+k1) = C13 x {0,93+C12 (B/Lwl)]1,068 x (T/Lwl)0,461 x (Lwl/LR)0,122 x

(Lwl3/)0,349/ (1 – Cp)0,604)}

= 1,03 x {0,93+ 0,547 x (16,33m / 102,55m)]1,068 x (6,82/102,55m)0,461.

(102,55m / 31,564)0,122 x (102,55m3 / 8109,297 m3)0,349/ (1 – 0,72 )0,604)}

= 1,181

6) Harga Hambatan gesek (Rf) ditentukan dengan formula ;

RF = /2 x Vs2 x S x Cf x (1+k1) ,Dimana  = 1,025 ton/m3

= ( 1,025 ton/m3 / 2) x (6,168 m/s)2 x (2434,282 m2) x (0,002) x (1,181)

= 78,812 KN

d. Perhitungan bagian tambahan (RAPP)


1) Harga factor bagian hambatan
Tahanan tambahan yang digunakan adalah rudder behind stern, shaft brackets,
shaft, bilge keels.

∑( 1+ k2 ) SAPP
( 1 + k2 )eq =
∑ SAPP

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

9,9
=
4
= 2,475
2) Perhitungan harga bagian tambahan ( R APP ) dapat ditentukan dengan
formula

RAP = /2 x vs2 x As x Cf x (1+k2)

= ( 1,025 ton/m3 / 2) x (6,168 m/s)2 x 243,428 m2 x 0,002 x 2,475

= 19,506 KN

e. Perhitungan Tahanan pembentuk gelombang


{m1 / Fn0 , 9 ) ( m2 cos( / Fn2 )
Rw = c1 x c2 x c5 x  x  x g x e

1. Harga koefisien 
Untuk Lwl/B ≤ 12 rumus  = {(1,446 x Cp) – (0,03 x Lwl/B)

 = {(1,446 x Cp)– (0,03 x Lwl/B)

= [(1,446 x 0,72 ) – (0,03 x 102,55 m / 16,33 m)]

= 0,852

2. Harga koefisien C7
c7 = B/L ketika 0,11 < B/L < 0,25
16,33 m
c7 = = 0,159
102,55 m

3. Penentuan sudut entrance


𝐵
iE =1 + 89 x Exp{- (𝑇 )0,809 x ( 1 –CWP )0,305 (1 – CP – 0,023 x
𝐿𝑅 𝛻
LCB )0,637 x ( ) 0,346 x ( 100 x 𝐿3 )0,163
𝐵

=1 + 89exp [ -(102,55m/16,33m)0,809 x ( 1 – 0,826 ) 0,305 ( 1 – 0,72 –


0,023 x 1,21)0,637 (31,564 / 16,33 m )0,346 ( 100 x (8109,297 m3 /
102,55 m)3)0,163]

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
= 25,382 °

4. Harga koefisien c1(parameter reduksi tahanan gelombang yang disebabkan


angel of entrance)
B/LWL = 16,33/102,55 = 0,15
Untuk 0,11 < B/Lwl ≤ 0, 25 , maka rumus c1 adalah

c1 = 2.223.105 (B/Lwl)3,786 x (T/B)1,08 / (90-) -1,376

= 2.223.105 (16,33 m /102,55 m)3,786 x ( 6,82 m / 16,33 m ) /

( 90° - 25,382°)

= 2,667

5. Harga koefisien c3
0,56 x A
BT1,5
c3 =
B x T x ( 0,31 x √ABT +TF - hB )

0,56 x ( 14,2711 )^1,5


c3 =
16,33 m x 6,82 m ( 0,31 x √14,2711m + 6,82 m-3,9556 m

= 0,007
6. Harga koefisien c2 ( parameter reduksi tahanan gelombang yang
disebabkan bulbous bow
Ditentukan oleh rumus

= [e -1,89
C3
c2 ]
C3
c2 = 1/[e 1,89 ]

= 1 / [ e 1,89 x √0,007

c2 = 0,613

7. Harga koefisien c5 (parameter reduksi tahanan gelombang yang


disebabkan transom stren)
c5 = 1 - 0,8 AT / (B x T x Cm)
= 1 - 0,8 x 5,867 m2 / ( 16,33 m x 6,82 m x 0,986 )
= 0,957

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

8. Harga koefisien C16


c16= 8,08 x Cp – 13,867 x Cp2 + 6,984 x Cp3 Cp < 0,8
c16 = 8,08 x 0,72 – 13,867 x ( 0,72 )2 + 6,984 ( 0,72 )3
= 1,236

9. Harga koefisien m1
Jika fn < 0,55
m1 = [0,014 x (Lwl/T)] - [1,753 x (1/3/Lwl)] - [4,493 x (B/Lwl)] - c16

1/3
= [0,014 x (102,55 m / 6,82 m )] - [1,753 x ( 8109,297 /

102,55 m)] - [4,493 x (16,33 m/102,55 m)] - 1,236

= - 2,131

10. Harga koefisien c15


Untuk Lwl 3/  < 512, c15 = - 1,694
11. Harga Koefisien m2
m2 = c15 x Cp2 x exp (- 0,1Fn-2 )
= -1,694 x (0,72 ) 2 x exp (- 0,1 x ( 0,194 ) -2
= - 0,063
12. Tahanan Pembentuk Gelombang :
{m1 / Fn0 , 9 )  ( m2 cos( / Fn2 )
Rw = c1 x c2 x c5 x  x  x g x e

= (2,667 ) x (0,613 ) x (0,957 ) x 8109,297 m3 x 1,025 ton/m3 x


2
9,8 m/s2 x e (- 2,131/ (0,195)0,9 + (- 0,063 cos (0,852 / 0,195 )

= 12,408 KN

f. Perhitungan tahanan kapal akibat adanya Haluan Gembung ( RB)

R B = 0,11 exp( - 3 PB -2) Fni3 ABT 1,5 g / ( 1 + Fni2 )

1. Perhitungan PB ( koefisien akibat kemunculan bow )


PB = 0,56 √ABT / ( TF - 1,5 hB )
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
= 0,56 √ 14.271 m2 / ( 6,82 m - 1,5 x 3,9556 m )
= 2,386

2. Perhitungan Froud Number bagian yang tercelup

Fni = Vs / √𝑔 𝑥 (𝑇𝐹 – ℎ𝐵 – 0,25 𝑥 √(𝐴𝐵𝑇 ) + 0,15 𝑥 𝑉 2

= 6,168m/s / √9,8 𝑚/𝑠 2 𝑥 (6,82 𝑚 – 3,9556 𝑚 – 0,25 𝑥 √14,271 𝑚2 ) + 0,15 𝑥 ( 6,168𝑚/𝑠)2

= 1,246

3. Harga tahanan akibat adanya haluan gembung


RB = 0,11 exp ( -3 x PB -2) Fni3 x ABT1,5 x ρ x g / ( 1 + Fni 2)

= 0,11 exp ( -3 x( 2,386)-2 ) ( 1,246 )3 x ( 14.271 m2 )1,5 x 1,025

ton/m3 x 9,8 m/s2 / ( 1+ (1,246) 2 )

= 26, 666 KN

g. Perhitungan Hambatan Akibat Adanya Buritan Transom ( RTR )


RTR = 0,5 ρ V2 AT c6
1. Perhitungan Fni
FnT = v / √ 2 x g x AT ( B + B x Cwp )
= 6,168 m/s / √2 x 9,8 m/s2 x5,867m2 / (16,33 m+16,33m x 0,826)
= 3,143
2. Perhitungan c6
c6 = 0,21 x ( 1 – 0,2FnT ) untuk FnT < 5
c6 = 0,21 x ( 1 – 0,2(3,143))
= 0,074
3. Perhitungan Tahanan
RTR = 1/2 x ρ x V2 x AT x c6
= 0,5 x 1,025 ton/m3 x (6,168 m/s )2 x 5,867 m2 x 0,074
= 8,509 KN

h. Perhitungan tahanan akibat korelasi model kapal


RA = 1/2 x ρ x v2 x S x CA
1. Perhitungan koefisien tunjangan korelasi ( c4 )
Tf
c4 = 0,04 umtuk L

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
2. Perhitunga CA ( koefisien tahanan angin )
CA = 0,006 x (L x 100)-0,16 - 0,002 + 0,003 √L /7,5 x CB4 x c2(0,04 – c4 )

CA = 0,006 x ( 102,55m + 100) -0,16 – 0,002 + 0,003(√102,55 m/7,5) x 0,714 ) x

0,613 (0,04 - 0,04)

CA = 0,001

3. Perhitungan tahanan akibat korelasi model kapal


RA = 1/2 x ρ x v2 x S x CA

RA = 1/2 x 1,3 ton/m3 x (6,1728 m/s)2 x 2677,710 m2 x (0,001)

= 4,169 KN

i. Perhitungan tahanan total ( RT )


RT = RF ( 1+ k ) + RAP + RW + RB + RTR + RA
RT = 78,812 KN (1,181) + 19,506 KN + 12,408 KN + 26, 666 KN +
8,509 KN + 4,169 KN
= 164,335 KN
j. Perhitungan Daya Efektif ( EHP )

EHP = RT x Vs

= 164,335 KN x 6,173 m/s

= 1014,440 KW

= 1014,440 KW x 1,341 Hp / KW

= 1360,386 Hp

IV. 2. Perhitungan Tahanan Metode Yamagata


Perhitungan tahanan metode Yamagata diperkenalkan oleh seorang ilmuan
Jepang bernama Dr. Yamagata. Beliau mengistimasi daya efektif kapal demgan
terlebih dahulu menghitung tahanan kapalnya. Ada empat hambatan kapal yang
dihitung dalam estimasi daya yaitu : Hambatan gesek, hambatan bentuk,

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
hambatan gelombang dan hambatan udara. Berikut format perhitungan tahanan
kapal dalam penenrtuan EHP metode ini :

Data :

Lbp = 98,61 m

Lwl = 102,5544 m

B = 16,33 m

H = 8,4 m

T = 6,82 m

V = 12 knot

Δ = 8312.029418 Ton

∇ = 8109,3 m³

G = 9,8 m/s²

Kp = 1

Kb = 0,9

Ks = 1,025

Z = 4

Cb = 0,71

Cm = 0,9857

Cw = 0,83

Cph = 0,72

Cpv = 0,86

L/B = 6,039

B/T = 2,394

∇2/3 = 403.635 m2
T/B = 0,418

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

Mencari nilai Fn

𝑉 6,713 m/s
= = 0,1947
√L x g √102,55 m x 9,8 m⁄s 2

A. Perhitungan daya efektif akibat tahanan gesek


1. Menentukan luas bidang basah
Smld = Lbp x B X ( 1,22 B/T x 0,46 ) ( Cb + 0,765 )

= ( 98,61 m ) x ( 16,33 m ) ( 1,22 x 1,4176 x 0,46 )(0,71 + 0,765 )

= 2302,790 m2

Atau :

∇2/3 𝐿 𝐵
Smld = 1,003 x (0,3 x 𝐵 x 0,5 𝑥 +c)
𝑇

8109,297m³
= ( 0,3 x 6,039 + 0,5 x 2,394 + 2,95 )
1,003

= 2385,908 m2

Mean = (2302,790 m2 + 2385,908 m2) / 2

= 2344,349 m2

Sapp = 15 % x mean

= 0,15 x 1344,348 m2

= 351,652 m2

Luas bidang basah total

Stotal = mean + Sapp

= 2344,349 m2 + 351,652 m2

= 2696,001 m2
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
2. Menentukan nilai Cfo
0,075
Cfo = V x L x106
(log10 -2)^2
1,19

0,075
= 6,713 m/s2 x106
(log10 -2)^2
1,19

= 1,666
3. Menentukan nilai ΔCf
Pada buku Yamagata hal 23 nilai ΔCf untuk 90 m < Lbp < 180 m adalah
ΔCf = ( 5 – Lbp /30 ) x 10-4
= ( 5 – 98,61 m / 30 ) x 10-4
= 0,0002
4. Perhitungan daya efektif akibat tahanan gesek
𝑉
EHPfo = 1/2 x ρ x S x V2 x ( Cfo + ΔCf ) 75 KP

= (1/2 ) x ( 1,025 ton/m3) x (2696,001 m2) ( 6,713 m/s)2 x (1,666


6,713 m/s
+ 0,0002 ) 𝑥 ( )(1)
75

= 812,545 HP
B. Perhitungan daya efektif akibat Tahanan tambahan
1. Menentukan nilai koefisien tahanan tambahan
Nilai diperoleh dari Fig 41 dalam jurnal “Power Prediction Based on
Modified Yamagata Resistance Chart and Newly Intruduced Thrust
Deductionb and Wake Factor “
Cro = 0,0050
( ∆ 𝐶𝑟 )𝐵/𝐿
2. Menentukan nilai 𝐵
−0,1350
𝐿

( ∆ 𝐶𝑟 )𝐵/𝐿
Nilai 𝐵 diperoleh Fig 42 dalam jurnal “Power Prediction
−0,1350
𝐿

Based on Modified Yamagata Resistance Chart and Newly Intruduced


Thrust Deductionb and Wake Factor “
( ∆ 𝐶𝑟 )𝐵/𝐿
𝐵 = 0,06
−0,1350
𝐿

3. Menentukan nilai ( ΔCr )B/L

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
( ∆ 𝐶𝑟 )𝐵/𝐿 𝐵
( ΔCr )B/L = 𝐵 x 𝐿
− 0,1350 = ( 0,06 x 0,0306 ) = 0,002
−0,1350
𝐿

( ∆𝐶𝑟 )𝐵/𝑇
4. Menentukan nilai 𝐵
−2,25
𝑇

Nilai diperoleh dari Fig. 43 dalam jurnal “Power Prediction Based on


Modified Yamagata Resistance Chart and Newly Intruduced Thrust
Deductionb and Wake Factor “

( ∆𝐶𝑟 )𝐵/𝑇
Nilai 𝐵 = 0,001
−2,25
𝑇

5. Menentukan nilai ( ∆𝐶𝑟 )𝐵/𝑇

( ∆𝐶𝑟 )𝐵/𝑇 𝐵
( ∆𝐶𝑟 )𝐵/𝑇 = 𝐵 x – 2,25
−2,25 𝑇
𝑇

= (0,001 ) x (0,144) = 0,0001

6. Menentuka nilai Cro + ∑ΔCr

Cro + ∑ΔCr = (0,005 + 0,002 ) = 0,007

7. Menentukan nilai koefisien tahanan tambahan


Cro = (Cro + ∑ΔCr ) Kb x Ks
= ( 0,007 ) (0,9 ) x (1,025 )
= 0,006

8. Menghitung daya efektif tahanan Tambahan


EHPr = 0,697 x ∇2/3 x V3 x Cr
= (0,697) (403,635 m2) (235,205 m3 ) (0,006)
= 425,590 HP
9. Menentukan luas bidang tangkap angin
Perhitungan luas bidang tangkap angin ( A ) dengan menggunakan
metode perhitungan simpson
A = 326,784m2
10. Perhitungan daya efektif akibat tahanan angin
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
EHPa = A /1.500 x V3
= 326,784 m2/1.500 x (6,173 m/s)3

= 51,241 HP

11. Perhitungan daya efektif total


EHP = EHPfo + EHPr + EHPa
= ( 812,545 HP + 425,590 HP + 51,241 HP )

= 1289,376 HP

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Lampiran

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
REKAP PERHITUNGAN HOLTROP

V 10 11 12 13 14
FN 5,144 5,658 6,174 6,872 7,202
Rf 58,042 66,974 78,812 91,546 105,168
Rapp 13,870 16,576 19,506 22,658 26,029
Rw 2,212 5,138 12,408 20,482 42,703
RB 20,366 23,567 26,666 29,637 32,467
Rtr 7,955 8,566 8,509 9,006 8,729
RA 2,895 3,503 4,169 4,893 239,765
Rtotal 113,463 774,051 1014,218 1302,421 1726,694
EHP 782,694 1038,019 1360,088 1746,574 2315,538
DHP 1730,032 2266,813 2910,957 3859,225 3937,984
BHP 1331,113 1765,339 2313,075 2970,365 3937,984

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB V

PENUTUP

V.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan “Tahanan Kapal “, Metode Yamagata dan
Metode Holtrop diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengalisaan dasar dalam menentukan tahanan kapal dengan menggunakan


Metode Yamagata dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
 Semua data mengacu pada kecepatan suatu kapal.
 Koefisien bentuk (Cb), ratio B/L, ratio B/T digunakan sebagai parameter.
 Penentuan terdiri atas : Friction Resistance Coeficient (CF), Residu
Resistance (RR) ,Resistance resist (rR’)
2. Pengalisaan dasar dalam menentukan tahanan kapal dengan menggunakan
Metode Holtrop dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
 Semua data mengacu pada kecepatan suatu kapal.
 Komponen terdiri dari tahanan-tahanan yang terjadi pada kapal
 Variabel bentuk kapal dihaluan
 Variabel komponen kapal tambahan (1+K2)
 Variabel komponen dari luas tambahan kapal
3. Secara Umum, tahanan suatu kapal dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu :
 Bentuk badan kapal.
 Kondisi daerah pelayaran.
 Bentuk permukaan kulit kapal.
 Variabel gelombang.
 Variabel cuaca.
 Dan lain-lain.

SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
4. Berdasarkan tabulasi perhitungan tahanan kapal Metode Yamagata dan
Metode Holtrop dapat disimpulkan bahwa “ semakin besar kecepatan kapal,
semakin besar pula tahanan kapal tersebut (RT) sehingga EHP dan BHP juga
semakin besar.

5. Berdasarkan tabulasi perhitungan tahanan kapal Metode Yamagata dan


Metode Holtrop Brake Horse Power (BHP) yang terbesar dari tabulasi
perhitungan pada kecepatan 6 knot , yakni :
EHP ( Holtrop ) = 1360,088 HP

EHP ( yamagata ) = 1289,376 HP

V.2. Saran

Adapun saran-saran praktikan setelah menyelesaikan tugas “ Tahanan Kapal


“ adalah sebagai berikut :
 Masih banyak contoh laporan yang salah dan antara contoh laporan
yang satu dengan contoh laporan yang lain memiliki cara yang berbeda
(tidak sama).
 Masih perlu adanya penambahan literatur-literatur, buku pedoman
sehingga dapat lebih memperlancar proses penyalesaian tugas.
Utamanya mengenai hal grafik perhitungan yang digunakan.

SUTYANI
D33116006

Anda mungkin juga menyukai