Tahanan kapal pada suatu kecepatan adalah sebuah gaya fluida yang
bekerja pada arah sejajar kapal sedemikian rupa sehingga melawan gerak kapal .
Tahanan kapal yang diuraikan dalam sejumlah komponen yang berbeda sebagai
akibat interaksi gerak kapal. Sistem sumbu koordinat pada 3 sumbu x,y, dan z.
Gerak kapal dipengaruhi 4 ( empat )gaya yang tidak tergantung satu sama lainnya:
- Gaya berat yaitu massa kali percepatan gravitasi bumi ( mg )
- Gaya hidrostatik ( gaya apung ) FΔ atau γv.
- Resultan gaya hidrodinamika ( F ) merupakan desakan air pada kapal
sebagai akibat gerak lawan air. Gaya F diuraikan dalam 2 ( dua )
komponen yaitu : i) komponen gaya angkat (L) dengan arah tegak lurus
terhadap kecepatan dan ii) komponen tahanan ( R ) atau Drag ( D ) dengan
arah sejajar terhadap kecepatan.
- Gaya dorong ( T ) , sebagai gaya dorong kapal dengan arah berlawanan
dengan tahanan kapal ( R )
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
- Tahanan kapal mempunyai kurva C – Fn, dimana koordinat horizontalnya
Vs
adalah angka froude : Fn =
gL
Sedangkan ordinatnya adalah koefisien tahanan kapal yang didefenisikan
sebagai :
R
C =
0,5 xSxV 2
Dimana :
V = Kecepatan kapal
L = Panjang kapal
g = percepatan grafitasi
S = luas permukaan bidang basah
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Tahanan gesek adalah komponen tahanan yang diperoleh dengan cara
mengintegralkan tegangan tangensial keseluruh permukaan basah kapal menurut
arah gerak kapal. Tahanan gesek terjadi akibat adanya gesekan permukaan badan
kapal dengan media yang dilalulinya. Oleh semua fluida mempunyai viskositas,
dan viskositas inilah yang menimbulkan gesekan tersebut. Penting tidaknya
gesekan ini dalam suatu situasi fisik tergantung pada jenis fluida dan konfigurasi
fisik atau pola alirannya (flow pattern).
Rn = V x L x 𝒗
Koefisien gesek (friction coefficient, Cf )
Slr = Vs x L
Dimana L adalah panjang antara garis tegak kapal (length betwen
perpendiculare).
Aliran Laminer dan Turbulen
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Aliran laminer adalah fluida bergerak dengan sejumlah lapisan tanpa
saling memotong tetapi saling bergeseran pada kecepatan relative yang bervariasi.
Sementara itu aliran turbulen adalah komponen kecepatan fluida yang mempunyai
fluktuasi yang tidak menentu, dimana aliran fluida saling memotong (berbaur)
dalam gerakan ulakan, dalam hal ini kecepatan aliran harus dipandang sebagai
harga rata-rata kecepatan partikel. Faktor yang menentukan laminar dan
turbulennya suatu aliran adalah sangat ditentukan oleh bentuk benda, dimensi,
viskositas fluida dan kecepatannya yang dialami. Dengan bertambahnya
kecepatan maka aliran senantiasa akan berubah dari laminar ke turbulen, melalui
daerah transisi atau pada Rn = 105-106.
Rumus tahanan gesek sebagaimana persamaan dibawah ini
1
RF = CF x ( 2 x ρ x V 2 x S)
Harga CF tergantung pada sifat aliran, Rn, bentuk permukaan, sifat dan keadaan
permukaan fluida.
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
2. Tahanan udara (Air Resistance)
Tahanan udara diartikan sebagai tahanan yang dialami oleh bagian badan
kapal utama yang berada di atas air dan bangunan atas (Superstrukture) karena
gerakan kapal di udara. Tahanan ini tergantung pada kecepatan kapal dan luas
serta bentuk bangunan atas tersebut. Jika angin bertiup maka tahanan tersebut juga
akan tergantung pada kecepatan angin dan arah relatif angin terhadap kapal.
1
RA = xρ x A X CD X VA2
2
dimana :
VA = Kecepatan angin
CD = Koefisien drag
AP = Luas bagian tangkap angin
ρA = Massa jenis angin (1,23 Kg/m3)
3. Tahanan bentuk
Tahanan ini erat kaitannya dengan bentuk badan kapal, dimana bentuk
lambung kapal yang tercelup di bawah air menimbulkan suatu tahanan karena
adanya pengaruh dari bentuk kapal tersebut.
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
3. Hambatan kemudi (Steering Resistance)
Yaitu akibat pemakaian kemudi mengakibatkan timbulnya hambatan kemudi.
Metode yang digunakan dalam perhitungan hambatan kali ini adalah : Holtrop &
Mennen Method. Sumber : Principle Naval Architect Vol. II page. 90 – 92.
Dengan rumus hambatan total kapal :
𝑅𝑊
RT = ½ x ρ x V2 x Stot ( CF ( 1 + k ) + CA ) x 𝑊
W
Menghitung luasan permukaan basah atau terendam oleh air. Notasi dari
permukaan ini dilambangkan dengan S,
Stot = S + Sapp
S = L x ( 2T + B ) x CM 0,5 x ( 0,453 + 0,423 x CB – 0,286 x CM – 0,003 x
B/T + 0,37 x Cwp) + 2,38 x ABT/CB
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
II.3.3 Perhitungan Koefisien Tahanan Gesek (Cf)
Langkah berikutnya adalah penentuan angka Reynold dan angka Froude.
Data yang diperlukan untuk menghitung angka-angka ini meliputi kecepatan
kapal (v atau Vs), panjang garis air kapal (Lwl), grafitasi (g), dan koefisien
viskositas kinematis (v). Data tersebut kita masukkan dalam rumus:
Rn = v x Lwl / υ
υ = Kinematic viscosity
Fn = v / (g x Lwl) 1/2
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Untuk nilai dari (1 + k2), sesuai dengan data yang ada dalam Tabel 25
buku PNA Vol.2, hal. 92, merupakan fungsi dari tipe tonjolan atau tambahan pada
badan kapal, adalah sebagai berikut:
Type of appendage Value of (1 + k2)
∑( 1+ 𝑘2 ) 𝑆𝐴𝑃𝑃
( 1 + k2 )eq = ∑ 𝑆𝐴𝑃𝑃
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
kapal. Besar nilai tersebut dapat diperoleh sesuai dengan rumus pada Principles of
Naval Architecture, vol. II hal. 92- 94 , sebagai berikut:
RW / W = c1 x c2 x c3 x e –mFn + m2 cos (λ . Fn-2)
Dimana :
Untuk kecepatan rendah [ Fn ≤ 0,4 ]
Dengan :
γB = Effective bulb radius
γB = 0,56 x ABT0,5
c3 = 1 - 0,8 x AT /( B x T x CM)
Dengan :
AT = luar daerah transom yang terbenam di air
m2 = c6 x 0,4e -0,034Fn^-3,29
Dengan :
c6 = -1,694 untuk L3 / ∇ ≤ 512
λ = 1,446 x CP untuk L / B ≤ 12
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
II.3.5 Perhitungan Gaya Keatas pada Kapal atau Bouyancy ( W )
Salah satu unsur yang perlu dihitung dalam menentukan besarnya tahanan
total adalah gaya keatas yang ditimbulkan oleh fluida yang biasa dikenal dengan
sebutan Bouyancy. Besarnya gaya keatas tersebut di notasikan dalam W, dimana
rumusannya adalah sebagai berikut:
W = 1,025 x ∇ x g
Dimana:
W = Gaya keatas atau Bouyancy
∇ = Volume dari kapal
g = Grafitasi (9,81 m/s2)
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
II.3.6 Pemilihan Motor Induk
Setelah kita mendapatkan besarnya daya effektif dari kapal maka tahap
selanjutnya adalah melakukan perhitungan effesiensi dari mesin yang akan
digunakan sehingga dapat menghasilkan daya yang sesuai dengan kebutuhan.
η = ηH x ηo x ηRR
Dimana :
η = ηD : efisiensi propeller (Propulsive Coefisient)
t=kxw
t = trust deduction power
w = wake friction, besarnya dapat dilihat pada table PNA Vol II,hal 185
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
PD
SHP = η [ kW ]
s x ηrg
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
e. Metode Ayre Rammers
f. Metode Holtrop
Namun dalam tugas tahanan kapal ini untuk perhitungan tahanan kapal dengan
ukuran yang telah diberikan akan menggunakan 2 metode,yaitu :
1. Metode Holtrop dan G.G. Mennen
2. Metode Yamagata
𝐵
( 1 + k1 ) = c13 { 0,93 + c12 x( 𝐿 )0,92497 x ( 0,95 – Cp ) -0,521448 x ( 1 – CP + 0,0225
𝑅
x LCB ) 0,6906 }
Dimana: B = Lebar kapal
Cp = Koefisien prismatic
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Koefisien c12 dapat diprediksi
𝑇 0,022 𝑇
( ) untuk > 0,05
𝐿 𝐿
𝑇 2,078 𝑇
c12 = 48, 20 - 0,02 + 0,48 , untuk 0,02 < < 0,05
𝐿 𝐿
𝑇
0,48 , untuk < 0,02
𝐿
RF = CF x 0,5 x ρ x S x VS2
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Y Braket 3
Skeg 2
Shaft Bossing 3
Shell Bossing 2
Shaft telanjang 4
Dome 2,7
∑1 ∑2 =
𝐵 0,333 𝐵
0,23 ( ) jika 𝐿 < 0,11
𝐿
𝐵 𝐵
c7 = ( 𝐿 ) jika 0,11 < 𝐿 < 0,25
𝐵
0,5 - 0,063 L / B jika 𝐿 > 0,25
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
C3
c2 = [e -1,87 x ] c3 = parameter reduksi tahanan gelombang yang
disebabkan bulbous bow
0,56 x A
BT1,5
c3 =
B x T x ( 0,31 x √ABT +TF - hB )
c5 = 1 – 0,8 x AT / ( B x T x CM )
𝐿 𝐿
λ= 1,446 x Cp - 0,03 x 𝐵 jika < 12
𝐵
𝐿
1,446 xCp - 0,36 jika 𝐵 > 12
m1 = [0,014 x (Lwl / T)] - [1,753 x (1/3/ Lwl )] - [4,493 x (B/ Lwl)] – c16
𝐿3
-1,694 jika < 512
𝛻
𝐿3
c15 = 0,0 jika > 1727
𝛻
1
(𝐿 / 𝛻 3 − 8,0 ) 𝐿3
-1,694 + jika 512 < < 1727
2,36 𝛻
d = -0,9
𝐵 𝐿𝑅
iE = 1 + 89 x Exp{ - (𝑇 )0.809 x ( 1 –CWP - 0,023 x LCB ) 0,637x ( ) 0,346 x
𝐵
𝛻
( 100 x 𝐿3 )0,163
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Perhitungan tahanan tekanan tambahan dari haluan gembung dekat
permukaan air ( RB ) dapat dihitung dengan formula :
ABT 2 / 3 Fni3
RB = 0,11 x ρ x g x (3 / Pb) 2
(KN )
e (1 Fn)
1. Perhitungan koefisien c6
c6 = 0,2 ( 1 - 0,2 F nT ) jika FnT < 5
2. Perhitungan FnT
Fn T = V / √2 𝑥 𝑔 𝑥 𝐴𝑇 / ( B + B x CWP )
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Perhitungan daya kuda efektif dalam satuan HP EHP = PE /0,736 (HP)
2) Metode YAMAGATA
a. Koreksi tahanan sisa akibat Ratio Lebar dan Panjang Kapal (rR)B/L.
Diperoleh dari grafik pada gambar 5.3 yang merupakan fungsi dari Fn
dan Cb. (rR x B/L)/(B/L - 0,135)
b. Koreksi tahanan sisa akibat Ratio Lebar dan Sarat Kapal (rR)B/T.
Diperoleh dari grafik 5.2 yang merupakan fungsi dari Fn dan Cb.
(rR x B/T)/(B/T - 2,25)
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
c. Menentukan Koefisien tahanan sisa total (CR).
CR = CR + (rR)B/L + (rR)B/T
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB III
PENYAJIAN DATA
III.2 Koefisien
Block Coeficient ( Cb )
Berdasarkan buku “Ship Design and Ship Theory” :
( Bassoulis )
Cb = 0,813 x 0,99 x Lbp 0,42 x B -0,3072 x T 0,1721 x V -0,6135
= 0,71
Midship Coeficient ( Cm ) :
Dalam buku "Ship Design for Efficiency and Economy" hal.34 :
( Van Lammeren )
Cm = 0,9 + ( 0,1 x ( Cb0,5 ))
= 0,986
Dalam buku "Ship Design for Efficiency and Economy" hal.53 :
( Schekluth )
Cw = ( 1 + ( 2 x Cb )/( Cm0,5 )) / 3
= 0,826
Horizontal Prismatik Coeficient ( Cph )
Cb
Cph =
Cm
` = 0,72
Vertikal Prismatik Coefisien (Cpv)
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Cb
Cpv =
Cw
Cpv = 0,86
Volume Kapal (V)
V = Lwl x B x T x Cb
= 8109,30 m3
Dispacemen (∆)
(BK. Tahanan dan Propulsi Kapal)
= 8374,37 ton
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB IV
1. Nilai Cb = 0, 71
2. Nilai Cm = 0,986
3. Nilai Cw = 0,826
4. Nilai Cp = 0,72
5. LCB = 1,21
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
6. Kecepatan kapal = 12 knot
7. Kecepatan kapal dalam m/s
1 knots = 0,514 m/s
Vs = V x 0,514
= 12 m/s x 0,514
= 6,168 m/s
8. Panjang garis air (lwl)
Lwl = lbp x 1,04
= 98,61 m x 1,04
= 102,554 m
9. Harga bilang Froud (Fn)
Vs
Fn =
gxLwl
6,168
= 0,195
9,8x102,55
10. Harga bilangan Reynold
Vs x Lwl x 106
Rn =
1,19
= 531.972.941
6,82 m
c12 = = 0, 547
102,55 m
(Lwl3/)0,349/ (1 – Cp)0,604)}
= 1,181
= 78,812 KN
∑( 1+ k2 ) SAPP
( 1 + k2 )eq =
∑ SAPP
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
9,9
=
4
= 2,475
2) Perhitungan harga bagian tambahan ( R APP ) dapat ditentukan dengan
formula
= 19,506 KN
1. Harga koefisien
Untuk Lwl/B ≤ 12 rumus = {(1,446 x Cp) – (0,03 x Lwl/B)
= 0,852
2. Harga koefisien C7
c7 = B/L ketika 0,11 < B/L < 0,25
16,33 m
c7 = = 0,159
102,55 m
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
= 25,382 °
( 90° - 25,382°)
= 2,667
5. Harga koefisien c3
0,56 x A
BT1,5
c3 =
B x T x ( 0,31 x √ABT +TF - hB )
= 0,007
6. Harga koefisien c2 ( parameter reduksi tahanan gelombang yang
disebabkan bulbous bow
Ditentukan oleh rumus
= [e -1,89
C3
c2 ]
C3
c2 = 1/[e 1,89 ]
= 1 / [ e 1,89 x √0,007
c2 = 0,613
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
9. Harga koefisien m1
Jika fn < 0,55
m1 = [0,014 x (Lwl/T)] - [1,753 x (1/3/Lwl)] - [4,493 x (B/Lwl)] - c16
1/3
= [0,014 x (102,55 m / 6,82 m )] - [1,753 x ( 8109,297 /
= - 2,131
= 12,408 KN
= 1,246
= 26, 666 KN
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
2. Perhitunga CA ( koefisien tahanan angin )
CA = 0,006 x (L x 100)-0,16 - 0,002 + 0,003 √L /7,5 x CB4 x c2(0,04 – c4 )
CA = 0,001
= 4,169 KN
EHP = RT x Vs
= 1014,440 KW
= 1014,440 KW x 1,341 Hp / KW
= 1360,386 Hp
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
hambatan gelombang dan hambatan udara. Berikut format perhitungan tahanan
kapal dalam penenrtuan EHP metode ini :
Data :
Lbp = 98,61 m
Lwl = 102,5544 m
B = 16,33 m
H = 8,4 m
T = 6,82 m
V = 12 knot
Δ = 8312.029418 Ton
∇ = 8109,3 m³
G = 9,8 m/s²
Kp = 1
Kb = 0,9
Ks = 1,025
Z = 4
Cb = 0,71
Cm = 0,9857
Cw = 0,83
Cph = 0,72
Cpv = 0,86
L/B = 6,039
B/T = 2,394
∇2/3 = 403.635 m2
T/B = 0,418
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Mencari nilai Fn
𝑉 6,713 m/s
= = 0,1947
√L x g √102,55 m x 9,8 m⁄s 2
= 2302,790 m2
Atau :
∇2/3 𝐿 𝐵
Smld = 1,003 x (0,3 x 𝐵 x 0,5 𝑥 +c)
𝑇
8109,297m³
= ( 0,3 x 6,039 + 0,5 x 2,394 + 2,95 )
1,003
= 2385,908 m2
= 2344,349 m2
Sapp = 15 % x mean
= 0,15 x 1344,348 m2
= 351,652 m2
= 2344,349 m2 + 351,652 m2
= 2696,001 m2
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
2. Menentukan nilai Cfo
0,075
Cfo = V x L x106
(log10 -2)^2
1,19
0,075
= 6,713 m/s2 x106
(log10 -2)^2
1,19
= 1,666
3. Menentukan nilai ΔCf
Pada buku Yamagata hal 23 nilai ΔCf untuk 90 m < Lbp < 180 m adalah
ΔCf = ( 5 – Lbp /30 ) x 10-4
= ( 5 – 98,61 m / 30 ) x 10-4
= 0,0002
4. Perhitungan daya efektif akibat tahanan gesek
𝑉
EHPfo = 1/2 x ρ x S x V2 x ( Cfo + ΔCf ) 75 KP
= 812,545 HP
B. Perhitungan daya efektif akibat Tahanan tambahan
1. Menentukan nilai koefisien tahanan tambahan
Nilai diperoleh dari Fig 41 dalam jurnal “Power Prediction Based on
Modified Yamagata Resistance Chart and Newly Intruduced Thrust
Deductionb and Wake Factor “
Cro = 0,0050
( ∆ 𝐶𝑟 )𝐵/𝐿
2. Menentukan nilai 𝐵
−0,1350
𝐿
( ∆ 𝐶𝑟 )𝐵/𝐿
Nilai 𝐵 diperoleh Fig 42 dalam jurnal “Power Prediction
−0,1350
𝐿
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
( ∆ 𝐶𝑟 )𝐵/𝐿 𝐵
( ΔCr )B/L = 𝐵 x 𝐿
− 0,1350 = ( 0,06 x 0,0306 ) = 0,002
−0,1350
𝐿
( ∆𝐶𝑟 )𝐵/𝑇
4. Menentukan nilai 𝐵
−2,25
𝑇
( ∆𝐶𝑟 )𝐵/𝑇
Nilai 𝐵 = 0,001
−2,25
𝑇
( ∆𝐶𝑟 )𝐵/𝑇 𝐵
( ∆𝐶𝑟 )𝐵/𝑇 = 𝐵 x – 2,25
−2,25 𝑇
𝑇
= 51,241 HP
= 1289,376 HP
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Lampiran
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
REKAP PERHITUNGAN HOLTROP
V 10 11 12 13 14
FN 5,144 5,658 6,174 6,872 7,202
Rf 58,042 66,974 78,812 91,546 105,168
Rapp 13,870 16,576 19,506 22,658 26,029
Rw 2,212 5,138 12,408 20,482 42,703
RB 20,366 23,567 26,666 29,637 32,467
Rtr 7,955 8,566 8,509 9,006 8,729
RA 2,895 3,503 4,169 4,893 239,765
Rtotal 113,463 774,051 1014,218 1302,421 1726,694
EHP 782,694 1038,019 1360,088 1746,574 2315,538
DHP 1730,032 2266,813 2910,957 3859,225 3937,984
BHP 1331,113 1765,339 2313,075 2970,365 3937,984
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan “Tahanan Kapal “, Metode Yamagata dan
Metode Holtrop diambil kesimpulan sebagai berikut :
SUTYANI
D33116006
TAHANAN KAPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
4. Berdasarkan tabulasi perhitungan tahanan kapal Metode Yamagata dan
Metode Holtrop dapat disimpulkan bahwa “ semakin besar kecepatan kapal,
semakin besar pula tahanan kapal tersebut (RT) sehingga EHP dan BHP juga
semakin besar.
V.2. Saran
SUTYANI
D33116006