Anda di halaman 1dari 13

KINEMATIKA

Disusun oleh :
Nadira Nisrina N
Rizkia Mutiara

Program studi fisika


Fakultas Matematika dan IPA
Universitas Padjajaran
2016

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik

1 Kinematika
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Risdiana
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap Makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai hal yang bersangkutan tentang penurunan titik beku. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan
yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bandung, 5 Agustus 2016

2 Kinematika
Daftar isi

Kata pengantar ……………………………… 2


Pendahuluan …………………………………. 4
Isi ……………………………………………….. 5
Penutup ………………………………………… 14

3 Kinematika
Bab I
Pendahuluan

I.1. Latar belakang


Dalam kinematika ada dua pembagian yaitu kinematika satu dimensi
dan kinematika dua dimensi. Dengan adanya makalah ini kita dapat mengetahui
definisi dan perbedaan dari keduanya.
I.2. Tujuan Pengamatan
Tujuan pengamatan ini adalah mengetahui pengertian kinematika dan apa
saja yang termasuk ke dalam kinematika satu dimensi serta kinematika dua
dimensi.

Bab II
Isi
II.1. Pengertian kinematika

4 Kinematika
Studi mengenai gerak benda, konsep-konsep gaya dan energi yang
berhubungan, membentuk suatu bidang yang disebut mekanika. Mekanika
biasanya dibagi menjadi dua bagian yaitu kinematika dan dinamika.
Kinematika merupakan cabang dari mekanika klasik yang membahas gerak
benda dan sistem benda tanpa mempersoalkan gaya penyebab gerakan.
II.2. Kinematika satu dimensi
1) Kerangka acuan dan perpindahan
Pengukuran posisis, jarak, dan laju harus dibuat dengan mengacu pada
suatu kerangka acuan. Sebagai contoh ketika anda berada di atas kereta api
yang berjalan dengan laju 80 km/jam. Anda mungkin akan memperhatikan
seseorang yang berjalan melewati anda ke arah depan kereta dengan laju,
katakanlah, 5 km/jam. Tentu saja ini merupakan laju orang tersebut terhadap
kereta sebagai kerangka acuan.
2) Kecepatan rata-rata dan kelajuan rata-rata
Istilah laju menyatakan seberapa jauh sebuah benda berjalan dalam
suatu selang waktu tertentu. Jadi laju rata-rata dapat didefinisikan sebagai
jarak yang ditempuh sepanjang lintasannya dibagi waktu yang diperlukan
untuk menempuh jarak tersebut. :
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ
Laju rata-rata = -
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛

Istilah kecepatan dan laju sering dipertukarkan dalam bahasa sehari-


hari. Tetapi dalam fisika kita membuat perbedan diantara keduanya. Laju
adalah bilangan positif, dengan satuan. Kecepatan, dipihak lain, digunakan
untuk menyatakan baik besar (nilai numerik) mengenai seberapa cepat
sebuah benda bergerak maupun arah geraknya. Kecepatan rata-rata
didefinisikan dalam hubungannya dengan perpindahan, bukan jarak total
yang ditempuh:

5 Kinematika
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛
kecepatan rata-rata = -
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛

untuk membahas gerak satu dimensi sebuah benda pada umumnya,


misalkan pada suatu titik waktu (𝑡1 ) berada pada titik sumbu x (𝑥1 ) pada
sistem koordinat, dan beberapa waktu kemudian, pada waktu 𝑡2 , berada pada
titik 𝑥2 , kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai perpindaha dibagi waktu
yang diperlukan, dapat dituliskan :
𝑥2− 𝑥1 ∆𝑥
v =- =
𝑡2 −𝑡1 ∆𝑡

3) Kecepatan sesaat
Kecepatan sesaat dalam waktu kapanpun adalah kecepatan rata-rata
selama selang waktu yang sangat kecil.
∆𝑥
v =
∆𝑡 ′
kita definisikan kecepatan sesaaat sbagai kecepatan rata-rata pada
limit ∆𝑡 yang menjadi sangat kecil mendekati nol. Dapat didefinisikan
sebagai :
∆𝑥
v = ∆𝑡𝑙𝑖𝑚
→0
∆𝑡 ′

notasi ∆𝑡𝑙𝑖𝑚
→0 berarti rasio ∆𝑥/∆𝑡 akan di evaluasi dengan limit ∆𝑡 mendekati

nol.
Sebagai contoh sebuah mobil mulai dari keadaan diam melaju sampai
50 km/jam, berjalan dengan kecepatan tersebut untuk beberapa saat,
kemudian melambat sampai 20 km/jam dalam kemacetan dan akhirnya
berhenti ditujuan setelah menempuh 15 km dalam 30 menit
4) Percepatan

6 Kinematika
Percepatan menyatakan seberapa cepat kecepatan sebuah benda
berubah. Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perubahan kecepatan
dibagi waktu yang diperlukan untuk perubahan ini :
𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
percepatan rata-rata = -
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛

dalam simbol-simbol percepatan rata-rata a selama selang waktu ∆𝑡 = 𝑡2 −𝑡1


dan pada waktu kecepatan berubah ∆𝑣 = 𝑣2 −𝑣1
𝑣2 −𝑣1 ∆𝑣
a= =
𝑡2 −𝑡1 ∆𝑡

percepatan sesaat, a, dapat didefinisikan sebagai analogi terhadap kecepatan


sesaat, untuk suatu saat tertentu :
∆𝑣
a = ∆𝑡𝑙𝑖𝑚
→0 . ∆𝑡

5) Gerak dengan percepatan konstan


Banyak situasi praktis terjadi ketika percepatan konstan atau
mendekati konstan. Yaitu, jika percepatan tidak berubah terhadap waktu.
Percepatan yang dianggap konstan terhadap waktu akan menjadi :
𝑣 −𝑣𝑜
a=
𝑡

selanjutnya mari kita lihat bagaimana menghitung posisi benda setelah


selang waktu t ketika benda tersebut mengalami percepatan konstan, definisi
kecepatan rata-rata adalah :
𝑥−𝑥𝑜
v= dapat ditulis ulang sebagai 𝑥 = 𝑥𝑜 + 𝒗𝑡
𝑡

dari turunan-turunan rumus diatas akan menghasilkan :


𝑣 = 𝑣𝑜 + 𝑎𝑡
𝟏
𝑥 = 𝑥𝑜 + 𝑣𝑜 𝑡 + 𝑎𝑡
𝟐
𝑣 2 = 𝑣𝑜 2 + 2𝑎(𝑥 − 𝑥𝑜)
7 Kinematika
𝑣 +𝑣𝑜
v=
2

II.3. Kinematika dua dimensi


1. Gerak Parabola
1.1 Definisi
Gerak peluru adalah bentuk dari gerak parabola. Gerak Parabola merupakan gerak
suatu benda yang gerakannya berdimensi 2 (gerak sumbu x dan sumbu y) akibat
kecepatan awal, sudut elevasi dan percepatan gravitasi, sehingga benda tersebut
bergerak secara parabola. Dalam gerak parabola gesekan udara dan efek perputaran
bumi diabaikan serta gravitasi dan berat benda dianggap tetap.
1.2 Persamaan – persamaan Gerak Parabola
Posisi benda yang mengalami gerak parabola (2 dimensi) dengan kecepatan awal Vo,
dapat diberikan dalam masing – masing komponen gerakannya:
𝑥 = 𝑣0 cos 𝛼 𝑡 ........... (1)
𝑦 = 𝑣0 sin 𝛼 − 1⁄2 𝑔𝑡 2 ........... (2)
keterangan: x = jarak tempuh benda secara horizontal
y = jarak tempuh benda secara vertikal

Gerak Parabola memiliki persamaan – persamaan kecepatan yang diturunkan dari


pesamaan jarak diatas:
𝑑𝑥
𝑣𝑥 = = 𝑣0 cos 𝛼 𝑡 ........... (3)
𝑑𝑡
𝑑𝑦
𝑣𝑦 = 𝑑𝑥 = 𝑣0 sin 𝛼 − 𝑔𝑡 ........... (4)

Pada saat benda di titik puncak kecepatannya sama dengan nol pada sumbu y,
sehingga dari persamaan tersebut dapat menentukan waktu benda sesaat dititik
puncak.
𝑣𝑦 = 𝑣0 sin 𝛼 − 𝑔𝑡
8 Kinematika
0 = 𝑣0 sin 𝛼 − 𝑔𝑡
𝑔𝑡 = 𝑣0 sin 𝛼
𝑉𝑜 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝑡= ............ (5)
𝑔

Kemudian pers (5) disubstitusikan dengan pers (1) dan (2) sehingga mengasilkan
posisi puncak gerak parabola:
𝑥 = 𝑣0 cos 𝛼 𝑡
𝑉𝑜 𝑠𝑖𝑛𝛼
= 𝑣0 cos 𝛼 𝑔
sin 𝛼 cos 𝛼
= 𝑣02 ......... (6)
𝑔

𝑦 = 𝑣0 sin 𝛼 − 1⁄2 𝑔𝑡 2
𝑉𝑜 𝑠𝑖𝑛𝛼
= 𝑣0 sin 𝛼 − 1⁄2 𝑔( )²
𝑔

𝑣02 𝑠𝑖𝑛2 𝛼
= 𝑣0 sin 𝛼 − 1⁄2 𝑔 𝑔2

𝑣02 𝑠𝑖𝑛²𝛼 𝑣02 𝑠𝑖𝑛2 𝛼


= − 1⁄2
𝑔 𝑔

𝑉𝑜 2 𝑠𝑖𝑛²𝛼
= ......... (7)
2𝑔

2. Kecepatan Relatif

Apakah yang dimaksud dengan kecepatan relatif?

Seperti yang telah dipelajari bahwa gerak dan kecepatan adalah relatif. Kecepatan
adalah vektor sehingga dapat bernilai positif atau negatif.

Misalnya, benda yang bergerak ke atas mempunyai kecepatan positif, sedangkan


benda yang jatuh ke bawah mempunyai kecepatan negatif.
Kecepatan relatif merupakan kecepatan suatu benda bila ditinjau darisudut
pandang yang berbeda atau kecapatan suatu benda terhadap benda lain.
Kecepatan relatif adalah selisih dua buah kecepatan,
V12 = V1 - V2

9 Kinematika
dibaca sebagai kecepatan relatif obyek 1 terhadap obyek 2. Kecepatan umumnya
direferensikan terhadap suatu titik tetap berkecepatan nol.

Kecepatan relatif yang merupakan konsep yang ditawarkan oleh Galileo dan
dikenal dengan istilah tranaformasi Galileo.

2. 1. Transformasi Galileo

Konsep Newton tentang alam telah memberikan suatu kerangka nilai dasar yang
membantu dalam memahami sejumlah besar gejala alam. Konsep tentang alam
ini, yang sebenarnya berasal dari Galileo, mengatakan bahwa ruang dan waktu
adalah mutlak. Dalam hal ini Galileo mengatakan bahwa sebuah benda yang diam
cenderung diam kecuali jika padanya dikenakan gaya luar. Asas ini yang disebut
dengan asas kelembaman Galileo jika diuji dalam sebuah kerangka acuan yang
mengalami percepatan, seperti sebuah mobil yang berhenti mendadak, atau sebuah
komedi putar yang sangat cepat perputarannya, akan didapati bahwa asas ini tidak
berlaku. Jadi hukum-hukum Newton (termasuk asas kelembaman) tidak berlaku
dalam kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap. Kerangka acuan
yang bergerak dengan kecepatan tetap ini disebut sebagai kerangka acuan inersial.
Peristiwa-peristiwa yang diamati dari berbagai kerangka inersial dapat tampak
berbeda bagi masing-masing pengamat dalam tiap kerangka itu, akan tetapi semua
akan berpendapat bahwa hukum-hukum Newton, kekekalan energi dan seterusnya
tetap berlaku dalam setiap kerangka acuan. Perbandingan pengamatan-
pengamatan yang dilakukan dalam berbagai kerangka inersial, memerlukan
transformasi Galileo, yang menyatakan bahwa kecepatan relatif (relatif terhadap
tiap kerangka inersial) mematuhi aturan berikut ini:
Jika seorang pengamat O, dalam salah satu kerangka inersial mengukur kecepatan
sebuah benda v, maka pengamat O’ dalam kerangka inersial yang lain, yang
bergerak dengan kecepatan u relatif terhadap O, akan mengukur bahwa benda
yang sama ini bergerak dengan kecepatan relatif:
V’ = V – U

10 Kinematika
2. 2. Cara Menghitung Kecepatan Relatif

Untuk menghitung kecepatan relatif dapat digunakan ketentuan sebagai berikut.

Kecepatan relatif benda A terhadap benda B = VA – VB;


kecepatan relatif benda B terhadap benda A = VB – VA.

Arah kecepatan benda-benda itu perlu diperhatikan. Arah ke kanan diberi nilai
positif dan arah sebaliknya (kiri) diberi nilai negatif.

2. 3. Contoh Soal Kecepatan Relatif

Mobil sedan bergerak dengan kecepatan 70 km/jam ke utara. Mobil truk bergerak
ke utara dengan kecepatan 40 km/jam. Pengendara sepeda bergerak ke selatan
dengan kecepatan 10 km/jam.

Berapakah kecepatan relatif


a. sedan terhadap truk;
b. truk terhadap sedan;
c. sepeda terhadap sedan;
d. truk terhadap sepeda?

Pembahasan
Diketahui:
sedan = VA = 70 km/jam
truk = VB = 40 km/jam
sepeda = VC = -10 km/jam (arah berlawanan)

Ditanyakan:

11 Kinematika
a. Vrelatif sedan – truk = ...?
b. Vrelatif truk – sedan = ...?
c. Vrelatif sepeda – sedan = ...?
d. Vrelatif truk – sepeda = ...?

Jawab:
a. Vrelatif sedan – truk = VA – VB
= 70 – 40
= 30 km/jam

b. Vrelatif truk – sedan = VB – VA


= 40 – 70
= 30 km/jam

c. Vrelatif sepeda – sedan = VC - VA


= -10 – 70
= -80 km/jam

d. Vrelatif truk – sepeda = VB – VC


= 40 – (-10)
= 50 km/jam

12 Kinematika
Bab III
Penutup
III.1. Kesimpulan
Kinematika merupakan cabang dari mekanika klasik yang membahas gerak
benda dan sistem benda tanpa mempersoalkan gaya penyebab gerakan yang terbagi
menjadi dua yaitu kinetika dua dimendi dan kinetika satu dimensi.
Yang termasuk kinematika satu dimensi adalah kecepatan rata-rata, laju rata-
rata, percepatan, dan percepatan konstan. Sedangkan yang termasuk dalam
kinematika dua dimensi adalah gaya parabola dan kecepatan sesaat.

Daftar pustaka
Rezki Pratama. Tugas Fisika Dasar 1. 2015
http://www.guruipa.com/2016/07/pengertian-kecepatan-relatif-cara-menghitung-
dan-contoh-soal-kecepatan-relatif.html?m=1
http://ikafis.org/2015/03/konsep-dasar-kecepatan-relatif/
Giancoli, Douglas C. 2001, Fidika Jilid 1 (Edisi Lima) Erlangga

13 Kinematika

Anda mungkin juga menyukai