Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

TL 2101 MEKANIKA FLUIDA I


MODUL 02
ALAT UKUR DEBIT SALURAN TERTUTUP

Nama Praktikan : Najla Atiqadhia Munir (15316037)


Kelompok : Shift 1 08.00 – 09.30
Tanggal Praktikum : Kamis, 14 September 2017
PJ Modul : - Nurul Rohim (15314042)
- Widyastuti (15315008)
Asisten yang bertugas : - Siti Fatimah (15314029)
- Nurashila Dhiyani (15315006)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2017
A. Tujuan

1. Menentukan debit teoritis (Qteoritis) dari venturimeter dan orificemeter


2. Menentukan nilai koefisien discharge (Cd) dari venturimeter dan
orificemeter

B. Prinsip Percobaan

Pipa venturi merupakan sebuah pipa yang memiliki penampang bagian


tengahnya lebih sempit dan diletakkan mendatar dengan dilengkapi
dengan pipa pengendali (piezometer) untuk mengetahui permukaan air
yang ada sehingga besarnya tekanan dapat diperhitungkan. Dalam pipa
venturi ini luas penampang pipa bagian tepi memiliki penampang yang
lebih luas daripada bagian tengahnya atau diameter pipa bagian tepi lebih
besar daripada bagian tengahnya. Zat cair dialirkan melalui pipa yang
penampangnya lebih besar lalu akan mengalir melalui pipa yang memiliki
penampang yang lebih sempit, dengan demikian maka akan terjadi
perubahan kecepatan. Apabila kecepatan aliran yang melalui penampang
lebih besar adalah VA dan kecepatan aliran yang melalui pipa sempit
adalah VB, maka kecepatan yang lewat pipa sempit akan memiliki laju
yang lebih besar (VA < VB). Dengan cara demikian tekanan yang ada pada
bagian pipa lebih sempit akan menjadi lebih kecil daripada tekanan pada
bagian pipa yang berpenampang lebih besar.

Orifice meter adalah satu set alat yang diletakan di suatu pipa untuk
menghambat aliran fluida dan menimbulkan pressure drop. Pengukuran
laju aliran (flow rate) didapat dari perbedaan tekanan karena adanya
pressure drop tersebut. Metode pengukuran ini disebut inferential atau rate
meter. Jadi tidak langsung mengukur quantity fluida.

C. Teori Dasar
1) Venturimeter
Gambar 1. Venturimeter
Sumber: https://www.engineeringclicks.com/venturimeter/

Venturimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur debit aliran


fluida. Venturimeter terdiri dari sebuah pipa yang memiliki penampang
bagian tengahnya lebih sempit dan diletakkan mendatar. Venturimeter
menggunakan prinsip Bernaulli dan Kontinuitas dengan mengandalkan
perbedaan luas penampang yang daat mengakibatkan perbedaan
kecepatan. Perbedaan luas penampang dari diameter yang lebih kecil
kemudian membesar lagi dilakukan seperlahan atau seideal mungkin untuk
menghindari terjadinya kehilangan tinggi tekan akibat ekspansi atau
kontraksi tiba-tiba. Pada piezometer yang sudah dipasang di tiap bagian
penampang yang berbeda-beda, akan terlihat perbedaan ketinggian sebagai
wujud dari perbedan tekanan air yang melewati penampang (Nurlathifah.
2011).

Venturimeter dapat dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu:


1. Bagian Konvergen
Bagian ini berfungsi untuk meningkatkan kecepatan aliran fluida dan
menurunkan tekanan statiknya.
a. Bagian Inlet
Bagian yang berbentuk lurus dengan diameter yang sama sepert
diameter pipa atau cerobong aliran. Lubang tekanan awal ditempatkan
pada bagian ini.
b. Inlet Cone
Bagian yang berbentuk seperti kerucut yang berfungsi untuk
menaikkan tekanan fluida.
2. Throat (Leher)
Bagian tempat pengambilan beda tekanan akhir bagian ini berbentuk
bulat datar. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengurangi atau
menambah kecepatan dari aliran yang keluar dari inlet cone.
3. Bagian Divergen
a. Outlet Cone
Bagian ini berbentuk kerucut di mana bagian kecil berada pada throat
dan pada outlet cone ini tekanan kembali normal.
b. Bagian Outlet
Bagian yang berbentuk lurus dengan diameter yang sama seperti
diameter pipa atau cerobong aliran. (Kanginan, Marthen. 2006)

Gambar 2. Bagian-bagian Venturimeter


Sumber: http://www.mechanicalbooster.com/2016/06/venturimeter-
principle-construction-working-diagram.html

Laju aliran dalam venturimeter dapat dihitung dengan melakukan


penurunan dari persamaan Bernoulli dan persamaan Kontinuitas.
Persamaan Kontinuitas:
vA x AA = AB x v B
V B × AB
vA = ….(1)
AA
Persamaan Bernoulli:
2 2
PA v A P v
+ + zA = B + B + zB
ρg 2g ρg 2g
ketika zA = zB, maka
P A v A2 P B v B2
+ = +
ρg 2 g ρg 2 g
P A −P B v B2−v A2
= …...(2)
ρg 2g
Persamaan (1) dan (2) digabungkan menjadi:
2
V B × AB
P A −P B
=
v B2 − ( AA )
ρg 2g
2
AB
P A −P B
=
1−
( )
AA
× vb
ρg 2g
0.5

[ ]
P −P B 2g
vb = A 2
ρg A
1− B
AA ( )
Luas dari penampang venturimeter dan orificemeter dapat dihitung
dengan cara:
1
A= πd 2
4
Debit teoritis adalah debit yang didapatkan dari hasil perhitungan. Nilai
debit teoritis biasanya lebih tinggi daripada debit aktual karena pada
debit aktual terdapat efisiensi dari alat. Debit teoritis dapat dihitung dari
laju aliran hasil dari persamaan Bernoulli dan luas penampang yang
dilewati fluida, yaitu:
Qteoritis = Ab x vb
Sedangkan rumus dari debit aktual adalah:
Qaktual = Vb/t
Perbandingan antara debit aktual dan debit teoritis disebut sebagai
koefisien discharge. Oleh karena itu nilai koefisien discharge,
didapatkan lewat persamaan:
Q aktual
Cd =
Q teoritis
Apabila dibuat grafik dengan Qaktual sebagai absis dan Qteoritis sebagai
ordinat, maka persamaan yang didapat adalah
Qaktual = Cd x Qteoritis
1
Cd =
m
2) Orificemeter
Pada peralatan pengukur aliran berbasis perbedaan (penurunan)
tekanan, aliran dihitung dengan mengukur pressure drop yang terjadi
pada aliran yang melewati sebuah penghalang yang dipasang dalam
aliran tersebut. Flowmeter berbasis perbedaan tekanan ini didasarkan
pada persamaan Bernoulli dimana sinyal yang terukur (yaitu
penurunan tekanan) merupakan fungsi dari kuadrat kecepatan aliran.
(Robert W.Fox, Alan T. McDonald. Introduction to Fluid Mechanics.
1994; 360).

Dengan menggunakan orificemeter aliran fluida diukur melalui


perbedaan tekanan antara sisi hulu aliran sampai sisi hilir dimana di
bagian tengah antara hulu dan hilir terdapat penghalang berbentuk
orifice yang mengakibatkan aliran menjadi lebih sempit sehingga
mengarahkan aliran untuk menyempit atau memusat. (Robert W.Fox,
Alan T. McDonald. 1994; 363)

Orificemeter merupakan peralatan yang sederhana, murah dan dapat


dibuat untuk berbagai aplikasi dan bermacam-macam fluida. Rasio
antara kapasitas tertinggi terhadap kapasitas terendah yang mampu
diukur (disebut dengan Turn Down Ratio atau Turn Down Rate) lebih
kecil dari 5 : 1. Akurasi orificemeter sangat rendah pada laju aliran
yang rendah. Akurasi yang tinggi tergantung pada bentuk orificemeter,
yaitu yang memiliki sisi tajam terhadap sisi hulu. Kotoran dan keausan
akan menurunkan akurasi orificemeter.
Gambar 3. Orificemeter
Sumber:http://instrumentationandcontrollers.blogspot.co.id/2011//how
-to-measure-flow-using-orifice-meter.html

Plat orifice hanya dapat dipakai untuk menentukan aliran fluida dalam
pipa berdiameter tidak kurang dari satu inchi. Plat orifice ada 3 jenis
sesuai dengan fungsinya, yaitu:
1. Square edge, untuk menakar aliran uap atau air.
2. Conical Entrance, untuk mengukur fluida kental (minyak).
3. Quarter Circle, untuk mengukur fluida kental. (Ferry, 2015).

Prinsip alat ini hampir sama dengan prinsip alat ukur venturimeter.
Penurunan penampang arus aliran melalui orificemeter mengakibatkan
head kecepatan naik dan head tekanan turun. Penurunan tekanan
diantara kedua titik sadap diukur dengan menggunakan manometer.
Persamaan Bernaulli memberikan koreksi peningkatan-peningkatan
head kecepatan dengan penurunan head tekanan.
Jika diasumsikan pipa horizontal dan tidak ada pengaruh viskositasm
maka penetapan persamaan Bernaulli di kedua titik adalah:


Qideal =A 2 v 2= A2
2 ( P1−P2 )
ρ ( 1−β 4 )

Terdapat kerugian head antara titik 1 dan 2 sehingga berlaku


persamaan :
Q= A1 v 1= A 2 v 2
dan
2 2
P1 v 1 P2 v 2
+ = + +h L
γ 2 g γ 2g

Pada gambar di atas, tekanan di vena kontrakta lebih kecil dari tekanan
di titik 1. Pertama disebabkan karena luas vena kontrakta lebih kecil
dari luas awal. A2 dinyatakan dengan A2 = C x A0, dimana C adalah
koefisien kontraksi dengan nilai lebih kecil dari 1.Kedua disebabkan
oleh adanya suati kerugian head yang tidak dapat dihitung secara
teoritis. Jadi, sebuah koefisien discharge orifis Co digunakan untuk
memperhitungkan kedua efek tersebut.

Q=C 0 Qideal =C 0 A 0

2 ( P 1−P2 )
ρ ( 1−β 4 )

D. Data Awal
Massa Beban : 2,5 kg
Suhu Awal : 25,5 ° C
Suhu Akhir : 26 ° C

Tabel 1 Sifat Fisik Air Pada Tekanan Atmosfir Standar Permukaan


Laut

Temperature (°C) Massa Jenis (kg/m3)


0 999,8

5 1000

10 999,7
15 999,1
20 998,2
25 997
30 995,7
40 992,2
50 988
60 983,2
70 977,8
80 971,8
90 965,3
100 958,4
Sumber : Fluid Mechanics with Engineering Applications

Setelah dilakukan regresi polinomial orde 2, didapat bentuk grafik dan


persamaan regresi seperti di bawah ini

Grafik 1 Hubungan Temperature dan Massa Jenis

1010

1000
f(x) = - 0x^2 - 0.07x + 1000.58
990 R² = 1
Massa jenis (kg/m3)

980

970

960

950

940

930
0 20 40 60 80 100 120
Temperature (°C)

Tabel 2. Data Pengukuran Ketinggian Muka Air dan Waktu pada


Venturimeter

∆h A ∆h AB rata- trata-rata
Variasi hA (mm) hB (mm) t (s)
B (mm) rata (mm) (s)
265 250 15 84,56 80,86
1 264 250 14 14,3 76,56
264 250 14 81,47 3
279 245 34 51,42 45,48
2 279 244 35 34,3 36,3
278 244 34 48,74 6
3 300 236 64 64 32,05 33,12
300 236 64 33,02
299 235 64 34,31
6
312 232 80 34,14 31,23
4 311 231 80 80 30,49
311 231 80 29,08 6
303 180 123 20,8 26,32
5 302 180 122 122,6 28,4
303 180 123 29,78 6

Tabel 3. Data Pengukuran Ketinggian Muka Air dan Waktu pada


Orificemeter

∆h
∆h EF rata- trata-rata
Variasi hE (mm) hF (mm) EF t (s)
rata (mm) (s)
(mm)
261 244 17 84,56 80,86
1 262 244 18 17,3 76,56
261 244 17 81,47 3
274 234 40 51,42 45,48
2 274 234 40 40 36,3
275 235 40 48,74 6
295 224 71 32,05 33,12
3 296 223 73 71,6 33,02
295 224 71 34,31 6
308 214 94 34,14 31,23
4 308 214 94 94.3 30,49
308 213 95 29,08 6
298 154 144 20,8 26,32
5 298 155 143 144 28,4
298 153 145 29,78 6

E. Pengolahan Data
1) Perhitungan massa jenis air (dalam grafik adalah sumbu y)

Dari data awal, suhu awal dan suhu akhir dirata-ratakan dan digunakan
sebagai data x, yaitu temperatur, sesuai dengan grafik yang
menunjukkan sumbu x adalah temperatur. Nilai suhu yang didapat
adalah 25.75 °C. Kemudian masukkan nilai x ke dalam persamaan
yang didapat dari grafik di atas untuk mencari nilai massa jenis air
yang digunakan.
y = -0,0036x2 - 0,0675x + 1000,6
y = -0,0036(25.75)2 - 0,0675(25.75) + 1000,6
y = 996,47 kg/m3

Jadi, massa jenis air pada percobaan ini adalah 996,47 kg/m3

2) Perhitungan volume air

M air
Vair =
ρ air

3 x 2.5
Vair =
996,47
Vair = 0,007526 m3

3) Perhitungan Qaktual masing-masing variasi debit berbasis massa


(pengukuran menggunakan hydraulic bench)

V air
Qaktual =
t rata−rata

0,007526 m3
Q1 = = 9,307 x 10-5 m3/s
80,863 s

0,007526 m3
Q2 = = 16,545 x 10-5 m3/s
45,486 s

0,007526 m3
Q3 = = 22,719 x 10-5 m3/s
33,126 s

0,007526 m3
Q4 = = 24,093 x 10-5 m3/s
31,236 s

0,007526 m3
Q5 = = 28,587 x 10-5 m3/s
26,326 s

4) Perhitungan V2 (Vb dan Vf)

a) Pengukuran dengan Venturimeter

1. Perhitungan luas penampang piezometer A dan B

A = πr2
 Aa = π x 13 x 10-3 x 13 x 10-3
= 5,306 x 10-4 m2

 Ab = π x 8 x 10-3 x 8 x 10-3
= 2,009 x 10-4 m2

2. Perhitungan Kecepatan Aliran Fluida di Penampang B

Ab
Aa
¿
¿
VB = ¿2
2g
0,5
1−¿
¿
¿

Ab
Aa
¿
¿
VB ¿2
2g
1−¿0,5
¿
¿¿

Pada variasi debit pertama

0,5

[ ]
2g
2
(14,3 x 10−3 )
2,009 x 10−4
VB1 =
1− ( 5,306 x 10−4 )
= 0,529 m/s

Pada variasi debit kedua sampai kelima menggunakan cara


perhitungan yang sama. Data hasil ditampilkan pada Tabel 4

b) Pengukuran dengan Orificemeter

1. Perhitungan luas penampang piezometer E dan F

A = πr2
 Ae = π x 25,5 x 10-3 x 25,5 x 10-3
= 2,041 x 10-3 m2

 Af = π x 10 x 10-3 x 10 x 10-3
= 3,14 x 10-4 m2

2. Perhitungan Kecepatan aliran fluida di penampang F

Af
Ae
¿
¿
VF = ¿2
2g
0,5
1−¿
¿
¿

Af
Ae
¿
¿
VF ¿2
2g
1−¿0,5
¿
¿¿

Pada variasi debit pertama

0,5

[ ]
2g
2
(17 , 3 x 10−3)
3,14 x 10−4
VF1 =
1− ( 2,041 x 10−4 )
= 0,582 m/s

Pada variasi debit kedua sampai kelima menggunakan cara


perhitungan yang sama. Data hasil ditampilkan pada Tabel 5.

5) Perhitungan Qteoritis

a) Pengukuran menggunakan Venturimeter

Qteoritis = AB X VB
Q1 = 2,009 x 10-4 m2 x 0,529 m/s
= 1,062 x 10-4 m3/s

Pada variasi debit kedua sampai kelima menggunakan cara


perhitungan yang sama. Data hasil ditampikan pada Tabel 4.

b) Pengukuran menggunakan Orificemeter

Qteoritis = AF X VF

Q1 = 3,14 x 10-4 m2 x 0,582 m/s


= 1,827 x 10-4 m3/s

Pada variasi debit kedua sampai kelima menggunakan cara


perhitungan yang sama. Data hasil ditampikan pada Tabel 5.

F. Data Akhir

Tabel 4 Hasil Perhitungan Debit dan Kecepatan pada Venturimeter

∆ h AB rata- Qteoritis
Variasi Qaktual (m3/s) VB (m/s)
rata (mm) (m3/s)
1 9,307 x 10-5 14,3 0,529 1,062 x 10-4
2 16,545 x 10-5 34,3 0,820 1,647 x 10-4
3 22,719 x 10-5 64 1,120 2,25 x 10-4
4 24,093 x 10-5 80 1,252 2,515 x 10-4
5 28,587 x 10-5 122,6 1,550 3,113 x 10-4

Tabel 5 Hasil Perhitungan Debit dan Kecepatan pada Orificemeter

∆ h EF rata- Qteoritis
Variasi Qaktual (m3/s) VF (m/s)
rata (mm) (m3/s)
1 9,307 x 10-5 17,3 0,582 1,827 x 10-4
2 16,545 x 10-5 40 0,885 2,778 x 10-4
3 22,719 x 10-5 71,6 1,185 3,720 x 10-4
4 24,093 x 10-5 94,3 1,360 4,270 x 10-4
5 28,587 x 10-5 144 1,680 5,275 x 10-4

G. Analisis A

1) Analisis Cara Kerja


Perlu diperhatikan pada percobaan menghitung Qaktual dengan
menggunakan hydraulic bench, massa air sama dengan 3 kali massa
beban yang di berikan , hal ini didapatkan dari perbandingan panjang
lengan yang diletakkan di beban dengan panjang keseluruhan yaitu LA
: LB = 3 : 1

sehingga

Gambar 4. Ilustrasi Perbandingan Lengan hydraulic bench


Sumber: Modul Praktikum

Dari persamaan diatas didapatkan massa beban berbanding terbalik


dengan panjang lengannya, semakin besar massa beban semakin kecil
panjang lengannya. oleh karena itu, lengan yang telah diletakkan beban
mencapai keseimbangan ketika beban yang diletakkan 3 kali lebih
besar dari massa yang diberikan pada lengan yang lebih panjang.
Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya keseimbangan
pada hydraulic bench menunjukkan debit fluida yang keluar semakin
kecil begitu sebaliknya semakin cepat waktu yang dibutuhkan
hydraulic bench mencapai keseimbangannya maka semakin besar atau
kencang debit yang keluar.
Pada percobaan kedua ini, kita mengukur temperatur awal fluida
sebelum percobaan dimulai. Lalu aktifkan hydraulic bench dan
keluarkan udara yang ada di dalam piezometer yang bertujuan untuk
memudahkan pengamatan agar lebih akurat dan pastikan posisi muka
air ada pada ketinggian 280 mm. Pengukuran dilakukan pada lima
variasi debit yang berbeda dengan mengatur valve pada hydraulic
bench dan masing-masing variasi debitnya dilakukan tiga kali
pengukuran waktu (triplo). Pengukuran waktu ini adalah berapa lama
hydraulic bench kembali ke posisi seimbang dimana perhitungannya
dimulai ketika hydraulic bench naik dan di beri beban sebesar 2,5 kg
dan di akhiri ketika hydraulic bench naik kembali. Dilakukan triplo
agar data yang didapat lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pada setiap variasi debit, kita harus mengukur ketinggian air pada
venturimeter (hA dan hB ) serta ketinggian air pada orificemeter (hE
dan hF). Setelah percobaan selesai, ukur kembali temperatur air pada
hydraulic bench agar didapatkan massa jenis fluida yang digunakan
pada percobaan kali ini.

2) Penurunan Rumus

Gambar 5. Prinsip Venturimeter


Sumber: http://www.ilmutekniksipil.com/hidrolika/percobaan-venturi-
meter
Dengan menggunakan persamaan hidrostatik yang diaplikasikan pada
manometer dalam gambar diatas, jatuh tekanan dan kehilangan head
dihubungkan melalui (setelah penyederhanaan) :

Dengan menggabungkan persamaan kontinuitas :

dengan persamaan bernoulli :

perbedaan tekanan, ditekankan sebagai perubahan elevasi

dan mensubtitusikan dari persamaan hidrostatik, maka dapat


ditunjukkan bahwa laju aliran volume melalui venturi meter diketahui
denganB :

3) Koefisien Discharge (Cd)

Di dalam venturi meter dan orificemeter, terdapat kehilangan tekanan


yang kecil akibat efek kekentalan (atau gesekan). Jadi untuk setiap
perbedaan tekanan, laju aliran aktual sedikit lebih kecil dari nilai
teoritis yang didapatkan dengan perhitungan di atas. Untuk setiap Δh,
didefinisikan koefisien discharge (Cd).
Untuk aliran yang melewati orificemeter, nilai dari Cd tergantung pada
bilangan Reynolds (Re) dan rasio diameter orifice dan diameter dalam
dari pipa (β).
Bilangan Reynolds (Re) dirumuskan sebagai berikut,

ρvD 4 ḿ
ℜ= =
μ πμD

Nilai Cd dapat diperoleh dengan persamaan,

91.71 β 2.5
C d=0.5959+ 0.0312 β 2.1−0.184 β8 +
ℜ0.75

Persamaan tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik berikut :

Gambar 6. Diagram Coefficient of Discharge (Cd)


Sumber: http://parra.sdsu.edu/roberson_chapter05-3.html

4) Analisis Grafik
a. Hubunan Antara Massa Jenis dan Temperatur
Grafik 2. Hubungan antara massa jenis dan temperatur
1010

1000
f(x) = - 0x^2 - 0.07x + 1000.58
990 R² = 1

980
Axis Title

970

960
Polynomia l ()
950

940

930
0 20 40 60 80 100 120
Axis Title

Pada grafik diatas, ketika di plotkan ke dalam sebuah grafik, massa


jenis dan temperatur memiliki peramaan garis yaitu y = -0,0036x2 -
0,0675x + 1000,6 dengan R² = 0,9992. Dengan nilai R² = 0,9992 ini
berarti bahwa nilai R adalah 0,9996. Nilai R yang mendekati 1
menunjukan bahwa massa jenis dan temperatur memiliki korelai yang
sangat kuat. Keduanya mampu memengaruhi satu sama lain. Sehingga
dalam percobaan kedua faktor ini menjadi penentu hasil data yang
diperoleh. Selain itu, gradien dari garis yang ditunjukan adalah negatif
sehingga dapat disimpulkan bahwa massa jenis dan temperatur
memiliki korelasi atau hubungan yang berbanding terbalik. Semakin
tinggi suhu atau temperaturnya, maka semakin rendah massa jenisnya.
b. Hubungan Antara Qteoritis terhadap Qtaktual pada venturimeter
Grafik 3. Hubungan antara Qteoritis terhadap Qaktual pada venturimeter
0

0
f(x) = 1.05x
R² = 1
0

Axis Title 0

0 Qteo thd Qa ktu


Li near (Qteo thd Qaktu)
0

0
0 0 0 0 0 0
Axis Title

Dari grafik diatas yang merupakan grafik korelasi Qaktual oleh


Hydraulic Bench terhadap Qteoritis oleh pengukuran menggunakan beban
massa didapat persamaan garis berikut :
y = 1,0458x

R2 = 0,9817

Dapat dikatakan bahwa nilai R yang mendekati 1 menunjukan bahwa


debit aktual hydraulic bench memiliki korelasi yang sangat erat
dengan debit teoritis. Hal ini mengingat bahwa debit air yang
digunakan kedua metode ini adalah debit air yang sama. Sehingga
sudah memang seharusnya hasil kedua debit aktual ini saling
memengaruhi.
Dari persamaan y = 0,9544x didapat nilai koefisien discharge pada
venturimeter, yaitu

1 1
C d Venturimeter = = = 0,956
m 1,0458
Nilai Cd yang semakin mendekati 1 berarti nilai debit aktual semakin
mendekati nilai debit teoritis. Nilai Cd yang didapatkan adalah
0.9562057 sehingga data pada percobaan ini cukup valid dan berarti
venturimeter tepat digunakan untuk mengukur debit.

c. Hubungan antara Qaktual dengan ∆ h AB rata-rata pada venturimeter

Grafik 4. Hubungan antara Qaktual dengan ∆ h AB rata-rata pada


venturimeter
0

0
f(x) = 0 x^0.53
R² = 0.98
0

0
Axis Title

0 Qaktual thd del taH


Power (Qaktual thd del taH)
0

0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14
Axis Title

Dari grafik di atas didapat nilai R mendekati nilai 1, yang berarti


terdapat korelasi yang kuat antara ∆ h yang didapat pada pengukuran
piezometer pada venturimeter dengan Qaktual yang didapat pada
percobaan. Semakin besar nilai Qaktual nya, semakin tinggi juga nilai
perbedaan ∆ h yang didapat, yang berarti perbedaan tekanan antara
penampang besar dan penampang kecil semakin besar. Grafik di atas
menggunakan regresi power yang dari situ dapat ditentukan galat dari
koefisien discharge yang sudah diapatkan sebelumnya.

Dari grafik dan hasil regresi dengan persamaan power, didapatkan


persamaan, yaitu:
y = 0,0009 x0.5253
Sedangkan berdasarkan rumus Qaktual adalah
Qaktual = Cd.Qteoritis
= Cd.AB.vB
0.5

[ ( )]
2g
. 2
= Cd.AB A ΔhAB rata−rata
0.5
1− B .

AA

Jika dibandingkan, maka


Qaktual rumus = Qaktual regresi
0.5

[ ( )]
2g
. 2
Cd.AB AB . Δh
0.5
= 0,0009 Δh 0.5253
1−
AA

Δh 0.5 = Δh 0.5253

0,5 ≈ 0,5253
Nilai pangkat dari hasil regresi mendekati dengan nilai teoritis sehingga
data dalam percobaan cukup valid.

d. Hubungan Antara Qteoritis dan Qaktual pada Orificemeter

Grafik 5. Hubungan antara Qteoritis dan Qaktual pada Orificemeter

0
f(x) = 1.76x
R² = 1
0
Axis Title

0
Qteo thd Qa ktua l
0 Li near (Qteo thd Qaktua l )

0
0 0 0 0 0 0
Axis Title

Dari grafik diatas yang merupakan grafik korelasi Qaktual oleh hydraulic
bench terhadap Qteoritis pada orificemeter oleh pengukuran menggunakan
beban massa didapat persamaan garis berikut :
y = 1,7639x
R2 = 0,973

Dapat dikatakan bahwa nilai R yang mendekati 1 menunjukan bahwa


debit aktual hydraulic bench memiliki korelasi yang sangat erat dengan
debit teoritis. Hal ini mengingat bahwa debit air yang digunakan kedua
metode ini adalah debit air yang sama. Sehingga sudah memang
seharusnya hasil debit aktual dan debit teoritis ini saling memengaruhi.
Dari persamaan y = 1,7639x didapat nilai koefisien discharge pada
orificemeter, yaitu

1 1
C d Orificemeter= = = 0,5669
m 1,7639
Nilai Cd yang semakin mendekati 1 berarti nilai debit aktual semakin
mendekati nilai debit teoritis. Nilai Cd yang didapatkan adalah 0.5669
sehingga data pada percobaan ini kurang valid dan berarti orificemeter
kurang tepat digunakan untuk mengukur debit.

e. Hubungan Antara Qaktual dengan ∆ h EF rata-rata pada Orificemeter

Grafik 6. Hubungan antara Qaktual dengan ∆ h EF rata-rata pada


Orificemeter

0
f(x) = 0 x^0.53
R² = 0.98
0

0
Axis Title

0
Power ()
0

0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Axis Title
Dari grafik dan hasil regresi dengan persamaan power, didapatkan
persamaan, yaitu:
y = 2E-05x 0,5314
Sedangkan berdasarkan rumus Qaktual adalah
Qaktual = Cd.Qteoritis
= Cd.AB.vB
0,5

[ ( )]
2g
. 2
= Cd.AB A Δh 0,5
1− B .

AA

Jika dibandingkan, maka


Qaktual rumus = Qaktual regresi
0,5

[ ( )]
2g
. 2
Cd.AB AB . Δh
0,5
= 2E-05 Δh 0, 5314
1−
AA

Δh 0,5 0, 5314
= Δh
0,5 ≈ 0,5314
Nilai pangkat dari hasil regresi mendekati dengan nilai teoritis sehingga
data dalam percobaan cukup valid. Ditinjau dari nilai R2, nilai yang
didapatkan adalah 0,9762. R2 adalah faktor korelasi, yaitu jika R2
semakin mendekati 1, maka data yang ada semakin mendekati dengan
hasil regresi. Nilai R2 yang didapat pada percobaan mendekati 1
sehingga data Δh dan debit aktual sudah akurat. Keduanya
berhubungan secara eksponensial, yaitu 0.5.

Venturimeter dan orificemeter memiliki perbedaan pada struktur


penampangnya. Pada venturimeter, luas penampang berubah secara
perlahan-lahan sedangkan pada orificemeter luas penampangnya
berubah secara tiba-tiba. Berdasarkan nilai perhitungan koefisien
discharge, nilai Cd dari venturimeter lebih mendekati 1 dibandingkan
dengan orificemeter yang hanya sekitar 0.5. Hal ini berarti,
venturimeter lebih cocok untuk digunakan dalam pengukuran debit.
Nilai debit aktual dari venturimeter hampir sama dengan nilai debit
teoritis. Galat yang didapatkannya sangat kecil.

Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa hasil Qteoritis pada venturimeter
mendekati nilai Qaktual nya, namun hasil Qteoritis pada orificemeter tidak
terlalu mendekati nilai nilai Qaktual nya .Jika dibandingkan dengan
diagram Cd orificemeter literatur diatas nilai koefisiensi discharge alat
ukur orificemeter mendekati nilai Cd = 0,65 dan nilai koefisien
discharge alat ukur venturimeter mendekati nilai Cd = 0,97-0,98
sedangkan nilai yang penulis dapatkan dalam percobaannya yaitu 0,956
untuk venturimeter dan 0,5669 untuk orificemeter. Ini menandakan
venturimeter mendekati nilai literatur, hal ini berbeda dengan
orificemeter yang jauh dari nilai literatur di atas, Dapat dikatakan
venturimeter lebih mendekati akurat. Faktor perbedaan nilai koefisien
discharge pada setiap alat ukur dapat dipengaruhi oleh karakteristik alat
tersebut terhadap jenis fluida yang dilaluinya, hal ini dapat dilihat dari
dimensi alat ukur yang berbeda seperti jarak antar diameter pipa besar
yang menyempit ke pipa kecil. Pada venturimeter jarak antar pipa
tersebut konstan menyempit mengikuti diameter pipa kecil berbeda
dengan orificemeter yang tidak ada jarak sama sekali antar perubahan
diameter pipa hal ini dapat berpengaruh terhadap kecepatan fluida saat
melalui alat ukur dan nilai bilangan Reynolds semakin tinggi bilangan
Reynolds maka nilai Cd semakin kecil dalam hal ini akan menetukan
pula nilai entrance losses

Debit perhitungan pada venturimeter dan orificemeter berbeda dengan


Qaktual. Hal ini dikarenakan, pada alat pengukur rotameter terjadi
perubahan debit secara signifikan yang menyebabkan piezometer
berubah secara drastis. Pada rotameter juga terdapat lumut-lumut yang
dapat memperlambat laju aliran dan memperlambat putaran rotameter.
Kesalahan dalam praktikum ini dapat ditentukan oleh kesalahan dalam
pengukuran seperti kesalahan pembacaan (paralaks) dan kesalahan
pemberhentian stopwatch, yang jika waktu nya semakin cepat semakin
rentan akan kesalahan. Dapat disebabkan juga karena ketidaktepatan
dalam pembacaan ketinggian pada hA, hB, hE, dan hF oleh faktor tidak
stabilnya ketinggian air yang selalu berubah-ubah, sehingga hasil
perubahan ketinggian tidak akurat dan dapat mempengaruhi
perhitungan VB atau VF dan dapat juga mempengaruhi perhitungan
Qteoritis. Selain karena faktor pengamat, ketidakakuratan hasil
perhitungan juga dapat disebabkan endapan mikroorganisme dan bahan
pipa tersebut dalam hal ini koefisien hazen wiliams pada pipa
venturimeter, orificemeter maupun manometer yang dapat
menyebabkan terjadinya gesekan yang dapat mempengaruhi nilai major
losses serta adanya peralatan accessories seperti valve dan elbow yang
dapat mempengaruhi nilai minor losses antara fluida dengan permukaan
pipa atau selang. Faktor jumlah percobaan pada setiap variasi juga
dapat mempengaruhi perbedaan tinggi masing-masing alat ukur
semakin banyak data percobaan yang diperoleh maka semakin akurat
juga hasil data yang dapat dihitung.

H. Analisis B

a. Dalam bidang Teknik Lingkungan, venturimeter digunakan utnuk


menentukan besarnya debit air yang didistribusikan kepada konsumen
khususnya oleh PDAM dan menghitung laju aliran air yang diperlukan
dalam sistem perpipaan berdasarkan perbedaan tinggi sehingga dapat
ditentukan Headlosses dan Energylosses guna menentukan skala
pembangunan bangunan penghilang tekanan pada saluran pipa tertutup
dari bangunan penangkap sumber air hingga saluran distribusi ke
pemukiman agar tekanan yang diberikan tidak melampaui batas yang
telah ditentukan yang dapat berakibat pada kerusakan pipa serta
menghitung kapasitas pompa air yang akan digunakan

Gambar 7. Pipa Venturimeter Gambar 8. PDAM


Sumber: http://www.fluidictechniques.com/venturi.htm
http://pdamkotasamarinda.co.id/berita/136

b. Dalam bidang Teknik Lingkungan, Orificemeter dapat digunakan


dalam survey perencanaan pembangunan bangunan air di lapangan
untuk mengukur aliran fluida misal di sungai, danau atau waduk
dimana lokasi aliran air tersebut akan dialirkan melewati bangunan
penyadap air sehingga dapat ditentukan jumlah saluran penyadap air
yang ideal yang selanjutnya akan menuju bak penampung air sebelum
melalui proses pengolahan kualitas air

Gambar 9. Orificemeter pada Perencanaan Pembangunan


Sumber: http://www.yaga.no/produkt/dp/orifice/index.php
c. Dalam bidang Teknik Lingkungan, Venturimeter dan Orificemeter
dapat juga digunakan dalam survey perencanaan instalasi pengolahan
air limbah baik domestik maupun pada limbah industri.

Gambar 10. Sistem


Pengolahan Limbah
Sumber: https://www.farmasi-id.com/sistem-pengolahan-limbah-
industri-farmasi/

I. Kesimpulan
Kesimpulan berdasarkan hasil percobaan kali ini dapat dijelaskan sebagai
berikut
1. Debit teoritis aliran fluida pada venturimeter berdasarkan perhitungan
dan percobaan yang sudah dilakukan adalah pada variasi pertama yaitu
1,062 x 10-4 m3/s, pada variasi kedua adalah 1,647 x 10-4 m3/s, pada
variasi ketiga adalah 2,25 x 10-4 m3/s, pada variasi keempat adalah
2,515 x 10-4 m3/s, dan pada variasi kelima adalah 3,113 x 10-4 m3/s.

2. Debit teoritis aliran fluida pada orrificemeter berdasarkan perhitungan


dan percobaan yang sudah dilakukan adalah pada variasi pertama yaitu
1,827 x 10-4 m3/s, pada variasi kedua adalah 2,778 x 10-4 m3/s, pada
variasi ketiga adalah 3,72 x 10-4 m3/s, pada variasi keempat adalah 4,27
x 10-4 m3/s, dan pada variasi kelima adalah 5,275 x 10-4 m3/s.

3. Besar koefisien discharge venturimeter adalah 0,956

4. Besar koefisien discharge orificemeter adaah 0,5669


J. Daftar Pustaka
Giles, Ranald V. 196. Seri Buku Schaum. Mekanika Fluida dan Hidraulika.
Guildford:Erlangga.
Victor, Stereten L. 1996. Fluid Mechanics. USA: McGraw Hill Book
Company

Steerter, Victor L. & E. Benjamin Wylie. 1999. Mekanika Fluida Edisi


Delapan jilid I. Jakarta : Penerbit Erlangga.

http://distantina.staff.uns.ac.id/files/2009/09/2-bab-i-pendahuluan-
nme1.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18295/3/Chapter%20II.pdf

http://www.cs.cdu.edu.au/homepages/jmitroy/eng243/VenturiMeter.pdf

http://www.thepetrostreet.com/database/orifice_plate.pdf

Anda mungkin juga menyukai